1. Sistem manajemen mutu kerja proyek membantu mengontrol kualitas proyek dengan membuat pedoman, rencana, dan prosedur pengendalian dokumen, serta audit mutu internal.
2. Tim proyek memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang ditetapkan, seperti tim fungsional yang mengelola organisasi sehari-hari dan tim tugas khusus yang dibentuk untuk proyek tertentu.
3. Manajemen pelaksanaan kerja proy
2. A. Sistem manajemen mutu kerja proyek
Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) adalah bagian sistem
manajemen organisasi yang memfokuskan perhatian (mengarahkan dan
mengendalikan) pada pencapaian hasil berkaitan dengan sasaran mutu dalam rangka
memenuhi persyaratan pelanggan/penerima manfaat.
Selama pelaksanaan Sistem Mananajeman Mutu, prosedur-prosedur yang akan
dikembangkan, antara lain; Panduan Mutu, Rencana Mutu, Prosedur Pengendalian
Dokumen, Pengendalian Bukti Kerja, Audit Mutu Internal, Produk Tidak Sesuai (PTS),
Tindakan Koreksi (TK), Tindakan Pencegahan (TP), Pemantauan dan Pengukuran Proses
dan Produk, Pengadaan Barang dan Jasa, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana dan
Tinjauan (Review) Design. (Pengadaan, 2014)
3. B. Tanggung jawab tim kerja proyek
Agar semua anggota tim dapat mengoptimalkan semua potensi yang ada
dalam dirinya, maka perlu diketahui tipe-tipe tim yang cocok dengan kualifikasi
anggota tim tersebut, serta tugas dan tanggung jawab masing-masing tim
tersebut.
1. Tim Formal
Adapun yang termasuk ke dalam tipe tim formal yaitu sebagai berikut:
a. Tim fungsional
Yaitu tim permanen yang dibentuk oleh organisasi untuk meraih sejumlah
tujuan organisasi dengan jangka waktu yang tidak terbatas. Tim ini dipimpin oleh
seorang kepala eksekutif yang anggotanya dipilih berdasarkan bidang keahliannya.
4. Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
1. Mengelola kegiatan organisasi sehari-hari,
2. Melakukan pertemuan secara berkala untuk membahas rencana kerja,
3. Menerima laporan dari bawahan dalam rangka mengontrol, menyusun,
merencanakan, dan
4. Melaksanakan tugas pekerjaan tim.
b. Tim pendukung formal
Tim yang memberi dukungan dan layanan seperti keuangan, sistem informasi,
administrasi, dan personalia. Tugas dan tanggung jawabnya antara lain: bertugas
dan bertanggung jawab penuh terhadap beban kerja rutin, meningkatkan
produktivitas.
5. 2. Tim informal
Sebuah tim atau grup informal atau grup kepentingan (informal or
interest group) diciptakan oleh anggota-anggotanya sendiri untuk
meraih tujuan-tujuan yang belum tentu relevan dengan tujuan-tujuan
organisasi. Tim ini juga tidak memiliki jangka waktu yang spesifik.
Contoh: sekelompok karyawan yang makan siang bersama
setiap hari, berdiskusi tentang bagaimana cara memperbaiki
produktivitas kerja. Namun, saat makan siang selesai, karyawan
tersebut akan mencari teman lain atau aktivitas lain.
6. 3. Tim Tugas
Sebuah tim tugas diciptakan oleh organisasi untuk meraih tujuan dengan
lingkup yang relatif sempit dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Organisasi
menentukan anggota tim tugas dan melimpahkan sejumlah target dengan ruang
lingkup yang relatif sempit, seperti pengembangan produk baru atau
pengevaluasian prosedur penyampaian keluhan yang telah diusulkan. Adapun
termasuk ke dalam tipe tim tugas yaitu sebagai berikut:
Tim proyek, yaitu tim yang dibentuk selama berlangsungnya suatu proyek
tertentu. Tim ini tergantung pada saling pengertian antaranggota dan
pelaksanaan kerja yang teratur. Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
menentukan pembagian kelompok dan tugas serta perencanaan yang rinci
dengan penuh disiplin.
7. Tim perubahan, yaitu tim yang terdiri dari para ahli yang ditujukan untuk
membuat perubahan dengan kemampuan kolektif. Tim ini dipimpin oleh orang
yang percaya akan perubahan dengan dedikasi yang tinggi terhadap
organisasinya. Tugas dan tanggung jawabnya antara lain: mempengaruhi
budaya perusahaan untuk mencapai peningkatan hasil dengan menerapkan
metode baru.
Tim khusus, yaitu badan otonom yang terpisah dari organisasi, seringkali
berkedudukan di lokasi yang jauh. Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
berkonsentrasi pada tugas-tugas tertentu, membentuk anggota tim yang
fleksibel, indepencient, dan tangguh untuk mengejar hasil optimal, bukan
sekedar prediksi atau perkiraan.
8. Tim gugus tugas sementara, yaitu tim yang dibentuk untuk mempelajari atau
memecahkan masalah tertentu dan melaporkannya kepada pimpinan. Tugas dan
tanggung jawabnya antara lain: membangun sistem IT baru, menghilangkan
kemandekan produksi dengan melibatkan diri dalam tugas-tugas serupa, biasanya
bekerja dalam tenggat waktu yang ketat dan menggunakan proses informal dan
menciptakan alternatif. (TugasSekolah, 2016)
9. 1. Definisi (Definition)
PM adalah orang yang mengatur diambil atau tidaknya suatu
keputusan. Hal ini mungkin mempengaruhi wawancara dengan user
dan membantu dalam pembuatan dokumentasi. PM dibantu oleh PL
yang akan memberikan bantuan teknis, seperti persiapan rencana
proyek. Ketika semuanya sudah selesai PM yang akan menghitung
seluruh total pengeluarannya, membuat jadwalnya dan mencari
tenaga kerjanya.
Setelah proposal disetujui, PM biasanya membuat ProjectFile
(PF). File proyek akan menjadi pusat untuk semua hal mengenai
dokumen proyek, termasuk laporan keadaan, waktu pertemuan,
mernbuat memo, dll.
10. 2. Analisis (Analysis)
PM harus membuat beberapa bagian mengenai spesifikasi fungsional :
pengantar, spesifikasi perubahan, penerimaan (masukan dari PL secara
rinci), hubungi dan kondisi, jaminan dan semuanya tentang pengaruh
sistem yang baru dalam lingkungan user.
PM akan memastikan bahwa FS (prototipe sistem) dapat selesai pada
waktunya (sebagian besar masukan dari user diterima pada waktunya).
Negosiasi antara FS dengan klien, menghasilkan kesepakatan. Bagian
tersulit adalah membuat user memahami bahwa perubahan FS tidak
selamanya dan segala perubahan disetujui oleh tim teknik. (untoro, 2013)
11. C. Manajemen pelaksana kerja proyek
Fase ini melibatkan pelaksanaan setiap kegiatan dan tugas yang tercantum dalam
Rencana Proyek. Sementara kegiatan dan tugas-tugas yang sedang dijalankan,
serangkaian proses manajemen yang dilakukan untuk memantau dan mengontrol
kiriman menjadi output oleh proyek.
Meliputi identifikasi perubahan, risiko dan isu-isu, review kualitas dan pengukuran
setiap makhluk penyampaian dihasilkan terhadap kriteria penerimaan. Setelah
semua kiriman telah diproduksi dan pelanggan telah menerima akhir proyek siap
untuk penutupan. (Sipil, 2013)
12. D. Realisasi produk
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui signifikansi pengaruh implementasi Realisasi Produk dalam Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yang terdiri dari enam sub variabel yaitu
Perencanaan realisasi produk, proses yang terkait dengan pelanggan, desain dan
pengembangan, pembelian, produksi dan penyediaan jasa, dan pengendalian
peralatan pemantauan dan pengukuran secara bersama-sama terhadap prestasi
belajar siswa.
2. Mengetahui signifikansi pengaruh variabel perencanaan realisasi produk terhadap
prestasi belajar siswa.
13. 3. Mengetahui signifikansi pengaruh variabel proses yang terkait dengan pelanggan
terhadap prestasi belajar siswa.
4. Mengetahui signifikansi pengaruh variabel desain dan pengembangan terhadap
prestasi belajar siswa.
5. Mengetahui signifikansi pengaruh variabel pembelian terhadap prestasi belajar
siswa.
6. Mengetahui signifikansi pengaruh variabel produksi dan penyediaan
jasa terhadap prestasi belajar siswa.
7. Mengetahui signifikansi pengaruh variabel pengendalian peralatan pemantauan
dan pengukuran terhadap prestasi belajar siswa.
14. E. Analisis, pengukuran dan perbaikan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan Key Performance Indicator(KPI) mana yang tidak
memenuhi target dalam penerapkan tiap perspektif.
2. Mengetahui tingkat kinerja sumber daya manusia dengan
menggunakan metode Human Resources Scorecard (HRSC) di PT.
Sura Indah Wood ndustries (SIWI)
3. Memberi usulan perbaikan kinerja untuk nilai KPI yang tidak
memenuhi target
15. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini
adalah :
1. Dengan adanya penelitian ini peneliti dapat menambah wawasan,
pengetahuan tentang pengukuran kinerja dalam dunia industri.
2. Peneliti juga dapat belajar dan menerapkan metode Human
Resourced Scorecard serta mengimplementasikan pendidikan yang
dicapai di perguruan tinggi.