3. Kompresi dimulai.
Piston dari Titik Mati Bawah (TMB)
silinder terisi udara dan kedua katup
masuk dan keluar tertutup, udara
terjebak dan dikompresi di dalam
silinder.
Injeksi.
Pada akhir langkah kompresi, bahan
bakar diinjeksikan dan pembakaran
terjadi.
Ekspansi.
Gas hasil pembakaran
mengakibatkan ekspansi dan piston
bergerak mundur, kira – kira pada
akhir langkah katup keluar
terbuka, dan gas buang keluar.
4. ENGINE RATING
PERFORMANCE MESIN
KONSUMSI BAHAN BAKAR
KONSUMSI MINYAK LUMAS
NOISE
5. ENGINE RATING
Daya (rating) umunya dinyatakan sebagai
sebuah continuous power output pada
kecepatan mesin tertentu dan umumnya
disebut sebagai maximum continuous rating
(MCR)
6. PERFORMANCE MESIN
Batas operasi untuk sebuah mesin dibatasi dengan
stress mekanis pada roda gigi, bantalan beban, dan
lama pemakaian piston ring dan cylinder liner.
Operasi melebihi batas tenaga (MCR) dan rate
MEP merupakan overload. Operasi dengan
overload menghasilkan tambahan stress dan
temperatur yang lebih tinggi pada cylinder
head, liner dan piston crown dan ini adalah kondisi
yang sering mengarah ke beban panas (thermal
load)
7. KONSUMSI BAHAN BAKAR
Besarnya SFC umunya ditetapkan
berdasarkan hasil pengukuran di test
bed, pada distillate fuel, dan kondisi yang
terkontrol berdasarkan ketetapan tentang
power test code.
8. KONSUMSI MINYAK LUMAS
Besarnya konsumsi minyak lumas umumnya 0,5%-1%
besarnya konsumsi bahan bakar
Pada crosshead engine dan trunk piston engine,
dilengkapi dengan system minyak lumas silinder yang
terpisah dengan yang lain, range pemakaiannya 0,7-
1,4g/b KW-h
Pada trunk piston engine, yang system minyak lumas
silinder tak terpisah 1,5g.b kw-h
Pada crosshead engine jarang diadakan pergantian pada
kondisi operasi normal
Pada trunk piston engine harus diadakan pergantian
secara rutin karena adanya kontaminasi minyak lumas
karena pembakaran
9. NOISE
Kebisingan berkaitan dengan mesin diesel
dapat dibedakan dalam kebisingan
structureborne dan airborne yang dihasilkan
oleh mesin itu sendiri, dan kebisingan yang
disebabkan oleh system udara masuk dan
keluar.
10. - Profil operasi mesin
- Berat mesin, volume ruang mesin &
konfigurasi
- Kualitas bahan bakar
- Konsumsi bahan bakar
- Biaya tambahan
- Ketentuan tentang pemeliharaan
- Biaya saat ini dan mendatang
- Keandalan mesin
- Trade off study
11. SISTEM PENDUKUNG :
1. SISTEM BAHAN BAKAR
2. SISTEM UDARA BERTEKANAN
3. SISTEM MINYAK LUMAS
4. SISTEM PENDINGIN AIR TAWAR
5. SISTEM AIR LAUT
12. SISTEM BAHAN BAKAR
Sistem bahan bakar mesin diesel harus mampu menangani blended
fuel oil dan heavy oil lain dan dapat menangani bahan bakar hasil
destilasi.
Untuk clean distillate fuel yang digunakan untuk mesin diesel, cukup
melewati settling tank dan filter, tanpa treatment yang lain. Dalam
operasi normal, bahan bakar melewati day tank (tangki harian)
kemudian disalurkan ke mesin dengan melewati purifier minimal 2
(dua) buah baik seri atau parallel
Heavy fuel, perlu dipanasi sampai mendekati 100⁰C untuk
memfasilitasi pembersihan (purification) dan bahanbakar yang panas
ini masuk ke day tank, yang mungkin menyebabkan temperature naik
melebihi titik bakar. Untuk itu perlu ada installasi yang dipasang untuk
mendinginkan, yang diletakan pada pipa pengeluaran.
13. SISTEM UDARA BERTEKANAN
Sistem udara tekan untuk mesin induk dan
bantu
Udara tekan untuk instrumentasi dan control
Udara tekan untuk pelayanan di kapal
lainnya
14. SISTEM MINYAK LUMAS
Minyak lumas keluar dari roda
gigi dan saluran pendinginan
menuju dasar dari crankcase,
mengalir ke dalam tempat
pengumpul yang dibangun
didalam double bottom di
bawah mesin, dari situ diisap
pompa sirkulasi untuk
didistribusi lagi lewat sebuah
filter dan pendingin
15. SISTEM PENDINGIN AIR TAWAR
1. Jacket water cooling system
2. Piston cooling water system
3. Injector cooling system
4. Diesel generator cooling system
16. Jacket water cooling system
fresh water cooling system tidak tergantung
pada lubricating oil cooler dan charge air
cooler, yang mana dalam hal ini langsung
didinginkan dengan air laut.
17. Piston cooling water system
sejumlah crosshead engine menggunakan
system pendinginan air, terpisah dari jacket
water system
18. Injector cooling system
Dalam beberapa hal injector didinginkan hanya
melewati konduksi ke head (cylinder
head), dalam kasus yang lain injector
didinginkan dengan air yang merupakan
bagian dari jacket cooling system yang lain
didinginkan dengan minyak lumas dalam
system tertutup.
19. Diesel generator cooling system
Mesin bantu umumnya mempunyai self
containing cooling circuit, dengan charge air
cooler, cylinder jacket, dan lubricating – oil
cooler disirkulasi dengan sebagai pompa
pendingin pada tiap-tiap mesin.
20. SISTEM AIR LAUT
Sistem air laut termasuk pelayanan
pendinginan ruang mesin dan system
pelayanan seperti ballast dan system
pemadam, Air laut masuk melalui system
sea chest sebelah atau atau bawah pada
tempat yang berlawanan (kiri atau kanan).