SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
TEORI DESENTRALISASI DAN
OTONOMI DAERAH
• Pokok-pokok Bahasan :
1) Pengertian Desentralisasi
2) Asas-asas dalam desentralisasi
3) Kelebihan dan Kekurangan Desentralisasi
4) Jenis-jenis desentralisasi
5) Desentralisasi dan otonomi
6) Implementasi desentralisasi di Indonesia
7) Prospek desentralisasi dan otonomi daerah di
Indonesia.
• Pemahaman tentang desentralisasi dapat ditarik dari tiga sumber grand
theory yakni :
- teori pendelegasian kewenangan dilihat dari ilmu administrasi publik;
- teori pembagian kekuasaan atau pemisahan kekuasaan dilihat dari ilmu
negara/ilmu pemerintahan
- berdasarkan teori pembagian kekuasaan/pemisahan kekuasaan
menurut pandangan Montesqieu dengan trias politicanya maupuna
catur prajanya Van Vollen Hoven , kemudian dilakukan pembagian
kekuasaan secara internal di dalam tubuh negara, dengan dua model
yakni di negara unitaris dan di negara federalis.
- teori eklektik yang menggabungkan antara teori pembagian kekuasaan
dan teori pendelegasian kewenangan.
POLA PENYERAHAN KEWENANGAN PEMERINTAHAN DI
NEGARA FEDERALIS DAN UNITARIS
NEGARA FEDERAL

NEGARA UNITARIS

PEM
FEDERAL

PEM PUSAT

NEGARA
BAGIAN

NEGARA
BAGIAN

/PROV

/PROV

DAERAH
OTONOM

DAERAH
OTONOM
• Di negara federalis, kekuasaan pemerintahan NEGARA
BAGIAN/PROVINSI sangat luas mencakup kekuasaan eksekutif, legislatif
dan yudikatif.
• Di bawah pemerintah nasional terdapat entitas yang lebih kecil
berbentuk negara bagian (spt USA) atau provinsi (spt Canada).
• Di negara unitaris, kekuasaan pemerintahan yang ditransfer ke
daerah/local government hanyalah kekuasaan eksekutif.
• Dilihat dari isi transfer kewenangan pemerintahannya, negara unitaris
dapat dikelompokkan menjadi tiga klaster yakni:
a) negara unitaris yang sentralistik (spt China);
b) negara unitaris yang terdesentralisasi (spt Peranis, Jepang);
c) negara unitaris yang ultra-desentralistik (spt Indonesia, Philipina,
Pakistan, Eithopia).
A.

Pengertian Desentralisasi

1. Menurut Rondinelli & Cheema (1983 : 18):
 dari sudut pandang kebijakan dan administrasi :
“Desentralisasi adalah transfer perencanaan, pengambilan keputusan, atau otoritas
administrative dari pemerintah pusat kepada organisasinya di lapangan, unit -unit
administrative lokal, organisasi semi otonom dan organisasi parastatal,
pemerintahan lokal, atau organisasi nonpemerintah”.

2. Litvack & Seddon (1999 :2) mengemukakan bahwa desentralisasi adalah : “
transfer of authority and responsibility for public function from central to
sub-ordinate or quasi-independent government organization or the
private sector “.
3.

UU Nomor 22 Tahun 1999, pasal 1 huruf (e) menyebutkan bahwa desentralisasi
adalah : “ penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah
Otonom dalam kerangka NKRI”. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah
adalah kesatuan masyarakat hukum yg mempunyai batas daerah tertentu yang
berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan NKRI
(pasal 1 huruf I UU 22/1999).
INTISARI DESENTRALISASI :
1) Adanya transfer kewenangan dan tanggung jawab;
2) Mengenai fungsi-fungsi publik;
3) Dari Pemerintah Pusat;
4) Kepada suatu entitas, yang dapat berbentuk :
- Organisasi pemerintah subnasional;
- Badan pemerintah semi-otonom;
- Organisasi dan atau Pejabat pemerintah pusat di luar
ibukota Negara;
- Organisasi nonpemerintah.
Dalam konteks UU Nomor 22 Tahun 1999, desentralisasi diberikan kepada
DAERAH OTONOM, bukan hanya kepada PEMERINTAH DAERAH saja.

 Diperlukan desentralisasi internal dari Pemerintah Daerah kepada unitunit yang ada di dalam tubuh pemerintah daerah itu sendiri dan atau
kepada badan-badan semi otonom spt BUMD, Badan otorita serta kepada
Organisasi nonpemerintah seperti sekolah, LSM, lembaga kesenian dlsb 
menghadirkan otonomi.

HAKIKAT OTONOMI DAERAH ADALAH :
“MENYELESAIKAN MASALAH SETEMPAT DENGAN CARA
SETEMPAT OLEH ORANG SETEMPAT”.
B. Pertimbangan Perlunya Kebijakan Desentralisasi
Rondinelli & Cheema (1983 : 14-16) mengemukakan berbagai variasi
argumentasi perlunya pendesentralisasian perencanaan pembangunan
dan administrasi di negara berkembang yaitu :
1) Menjadi sarana utk mengatasi berbagai keterbatasan
pengendalian terpusat perencanaan nasional dengan cara delegasikan
kewenangan yg lbh besar utk perencanaan pembangunan dan
manajemen kepada pejabat-pejabat yang bekerja di lapangan, dekat
dengan masalah.

2) Memotong berbagai prosedur yang menghambat, ciri dari perencanaan
dan manajemen terpusat.
3) Dengan mendesentralisasikan fungsi-fungsi dan tugas pejabat
pemerintah pada aras lokal, pemahaman dan kepekaan kpd masalah
dan kebutuhan lokal akan dapat ditingkatkan.
4. Memungkinkan penetrasi politik dan administrasi dengan lebih baik
mengenai kebijakan pemerintah pusat pada wilayah yang dapat
dikendalikan dari pusat.
5. Memungkinkan perwakilan yang lebih besar dari berbagai variasi
politik, agama, etnik, dan kelompok suku di dalam pembuatan
kebijakan pembangunan, sehingga memungkinkan keadilan yg lebih
besar di dalam alokasi sumberdaya dan investasi pemerintah.
6) Membuka kesempatan pengembangan kapabilitas administrasi yang
lebih besar bagi institusi pemerintahan lokal dan swasta di propinsi
dan kabupaten/kota.
7) Efisiensi pemerintah pusat dapat ditingkatkan karena pekerjaanpekerjaan rutin dpt ditangani secara efektif oleh staf lapangan atau
pejabat lokal.
8) Memberikan sebuah struktur bagi berbagai kementerian dan lembaga
pemerintah pusat utk melakukan aktivitas pembangunan serta
koordinasi dengan pemimpin lokal dan organisasi nonpemerintah di
berbagai daerah.
9) Sebuah struktur pemerintahan yg terdesentralisasi diperlukan utk
melembagakan partisipasi warganegara dalam perencanaan
pembangunan dan manajemen.
10) Dengan menciptakan berbagai alat-alat alternative pengambilan
keputusan, desentralisasi barangkali dapat mempengaruhi atau
mengendalikan kegiatan pembangunan yg dilakukan oleh elit local, yg
biasanya tidak simpatik pada kebijakan pembangunan secara
terpusat.
11) Desentralisasi dapat membuat administrasi menjadi lebih luwes,
innovative dan kreatif.
12) Desentralisasi perencanaan pembangunan & fungsi manajemen
memungkinkan pemimpin lokal untuk menentukan pelayanan dan
fasilitas secara lebih efektif dg komunitas.
13) Desentralisasi dapat meningkatkan stabilitas politik dan persatuan
nasional dengan memberi kesempatan kepada kelompok-kelompok yang
berbeda untuk mengambil keputusan pembangunan.

14) Desentralisasi dapat meningkatkan jumlah pemberian pelayanan barang
dan jasa publik, dan dengan biaya yang lebih rendah.
DIMENSI DAN DERAJAT DESENTRALISASI
Desentralisasi penting utk :
- Stabilitas politik;
- Pemberian pelayanan yg efektif;
- Pengurangan kemiskinan;
- Keadilan. (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 155).

Dimensi Desentralisasi :
- Geografis;
- Fungsional;
- Politik/administratif;
- Fiskal. (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 155).
Derajat desentralisasi :
- Dekosentrasi;
- Delegasi;
- Devolusi. (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 155).

Desentralisasi geografis :
Membagi wilayah negara kedalam wilayah yg lebih kecil dan
menjadikannya menjadi batas yurisdiksi kewenangannya.
Kriteria yg digunakan dpt berupa jumlah penduduk, bahasa dan tradisi,
skala ekonomi.

Desentralisasi fungsional :
Distribusi kewenangan dan tanggung jawab negara ke dalam entitas
pemerintahan yang berbeda fungsinya, misalnya distrik pelayanan,
daerah otonom dlsb. Dlm praktek, desentralisasi geografis dan
desentralisasi fungsional dipadukan jadi satu.
Desentralisasi politik dan administratif :
Derajat desentralisasi administratif mempunyai kaitan erat dgn
struktur politik negara. Desentralisasi politik memindahkan kekuasaan
pengambilan keputusan pada pemerintahan yg lebih rendah,
mendorong warganegara dan perwakilan yg dipilih utk berpartisipasi
dlm proses pembuatan keputusan. Di dlm struktur desentralisasi yg
penuh, pemerintah tingkat bawah menyusun dan menjalankan
kebijakan secara bebas tanpa campur tangan dari pemerintah yang
lebih tinggi.
Desentralisasi administratif melibatkan disain peran organisasional,
identifikasi tugas-tugas administratif khusus yg diperlukan utk
menjalankan peran tsb. Peran administratif misalnya inovasi
kebijakan, perencanaan, manajemen keuangan, manajemen
operasional dlsb.

Secara alamiah, perbedaan antara desentralisasi politik dan
administratif menjadi kabur di dalam praktek.
Desentralisasi Fiskal :
Mencakup transfer tanggungjawab pengeluaran dan pendapatan dari
pemerintah pusat kpd pem. Sub nasional.
Bentuk desentralisasi fiskal a.l :
a. pembiayaan sendiri atau menutupi biaya melalui
pengenaan retribusi (user charges);
b. Pembiayaan bersama atau produksi bersama dgn sektor
swasta;
c. Perluasan pajak lokal dan pendapatan bukan pajak;
d. Transfer antarpemerintah;
e. Pinjaman lokal. (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 157).
DERAJAT DESENTRALISASI
 dpt diukur melalui perluasan otonomi dari entitas
subnasional dari pemerintah pusat.

* Dekonsentrasi
Adalah pengalihan beban administratif dari kantor-kantor
pemerintah pusat yang berlokasi di ibukota negara kpd staf
lapangan bawahan yg berada di propinsi atau distrik. tidak
mencakup transfer kewenangan membuat keputus an dan
otonomi dr pemerintah pusat.
Dekonsentrasi dpt mrpkn langkah awal utk desentralisasi.
* Delegasi :
Derajat yg lebih intensif dari dekonsentrasi adalah delegasi.
Organisasi yg dpt menerima delegasi adalah :
a. secara teknis dan administratif mampu utk menjalankan
fungsi-fungsi spesifik;
b. mungkin dibebaskan dari aturan pemerintah pusat
mengenai pengaturan personilnya;
c. dimungkinkan utk mengenakan pungutan secara
langsung terhadap pelayanan yg diberikan;
d. memiliki kewenangan yg luas utk merencanakan dan
melaksanakan keputusan tanpa supervisi langsung dr
departemen di tingkat pusat; (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001
: 158).

-

Contoh : KAPET (Kawasan Pembangunan Terpadu), Otorita
Batam dlsb.
• Devolusi :
Menggambarkan adanya tingkatan tertinggi kebebasan di
dalam mengambil keputusan dan melibatkan pelepasan
berbagai fungsi kpd pemerintah subnasional.
Utk kepentingan devolusi perlu dibentuk pemerintahan
subnasional yg otonom dg ciri-ciri :
a. memiliki status korporasi;
b. merekrut sendiri stafnya;
c. memiliki batas-batas geografis yang secara
jelas dan legal diakui;
d. mengembangkan pendapatan utk membiayai fungsifungsi yg dijalankannya;
e. dapat melakukan hubungan timbal balik dengan unit lain
di dalam sistem pemerintahan, dimana unit itu mrpkn
bagian didalamnya. (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 158 - 159).
PENDEKATAN DI DALAM MEMBAGI TERITORIAL SUBNASIONAL

Approaches to Dividing Geographic Territory
Approach
Functional
Community
Efficiency
Managerial
Technical

Social

Key Feature
Matches area to function
Gives primary consideration to social geography
Consider performance
Consider management capacity of government
organization
Consider the landscape or economy of the
country- climate, topography, soil conditions,
etc.
Considers the natural formation of inhabitants in
geographic areas.

---------------Source : B.C. Smith, Decentralization : The Territorial Dimensions of the State, 1985.
citation from Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 164; Table 5.1).
Di Indonesia, pembagian teritorial pemerintahan
subnasional pada umumnya menggunakan pendekatan :
1) sejarah (bekas kerajaan besar dan kecil);
2) fungsional (daerah kota dan kabupaten);
3) ekonomis (terutama utk daerah otonom baru);
4) administratif ( utk daerah otonom baru terutama utk mempersempit
rentang kendali pemerintahan);

5) etnis;
6) politis;
7) gabungan.
DILEMA YANG DIHADAPI
•
•

Desentralisasi di Indonesia menimbulkan otonomi bagi kesatuan masyarakat hukum
subnasional di tingkat Propinsi, Kabupaten maupun Kota.
Otonomi daerah berisi 4 (empat) hak dasar yakni :
a. hak untuk memilih pemimpinnya sendiri secara bebas;
b. hak untuk memiliki dan mengelola sumber keuangan dan kekayaannya sendiri
secara bebas;
c. hak untuk membuat aturan hukumnya sendiri secarabebas;
d. hak untuk mempunyai pegawainya sendiri secara bebas.
Kebebasan tsb tidak bersifat mutlak melainkan dibatasi
oleh:
* peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya,
* kepentingan nasional;
* kepentingan umum.
* kepatutan.
•

Dalam pemilihan kepala daerah tidak pernah dimasukkan syarat pro
lingkungan, pro pembangunan berkelanjutan bagi bakal calon KDH/Wakil
KDH, melainkan lebih dituntut kemampuannya untuk menaikkan
pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Padahal Kepala
Daerah memegang peranan kunci di dalam pembangunan berkelanjutan.

•

Di dalam membuat aturan, Daerah Otonom seringkali lebih bersifat egokedaerahan, mengabaikan kepentingan daerah lain maupun kepentingan
nasional. Wawasan kebangsaan sebagian para penyelenggara
negara/daerah menunjukkan gejala penurunan.

•

Di dalam mengelola sumber keuangan dan kekayaan daerah, yang nampak
dalam pikiran pembuat kebijakan, legislator maupun para perencana
adalah angka-angka yang terus meningkat, tanpa mempertimbangkan
daya dukung masyarakat dan daya dukung alam. Alam yang lebih banyak
diam kemudian paling mudah dieksploitasi untuk memenuhi keinginan
manusia yang tidak ada batasnya. Manusia sudah melupakan fungsi,
karena lebih mengejar gengsi. ( Bandingkan dengan kearifan lokal Suku
Baduy).
•

Pada sisi lain, sumber daya alam yang dijadikan sumber keuangan jumlah dan
jenisnya sangat terbatas, dan tidak bertambah banyak. Sumber daya alam tsb ada
yang dapat diperbaharui, ada yang tidak.

•

Dilema yang muncul adalah :
* pertumbuhan ekonomi vs pelestarian lingkungan;
* kepentingan daerah vs kepentingan daerah lain maupun
kepentingan nasional;
* pemenuhan fungsi vs pemenuhan gengsi;
* pemenuhan kebutuhan vs pemenuhan keinginan;
* kepentingan individu vs kepentingan umum;
* pandangan pragmatis vs pandangan idealis;
* kepentingan sesaat vs kepentingan jangka panjang;
* pertimbangan politis vs pertimbangan lingkungan.
•

Keberhasilan pembangunan daerah yang berkelanjutan dalam rangka
desentralisasi, ditentukan oleh :
a. pembuat kebijakan;
b. legislator;
c. perencana;
d. pelaksana teknis;
e. pemerhati lingkungan;
f. pengawas lingkungan;
g. pelaku ekonomi.
Dampak Desentralisasi
1.

Dampak Positif

a. Dengan luasnya kewenangan bagi Daerah untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, Daerah dapat lebih leluasa untuk meraih
kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan.
b. Dengan adanya perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah yang relatif lebih
maju dibandingkan masa lalu, Daerah memiliki sumber dana yang relatif
memadai untuk membuat masyarakat sejahtera.
Masalahnya lebih terletak pada cara untuk mengalokasikan dana yang ada
(manajemen pengeluaran). Selama ini Pemerintah Daerah lebih banyak
menaruh perhatian pada manajemen penerimaan.
c. Muncul pusat-pusat pertumbuhan baru;
d. Muncul kebanggaan kedaerahan;
e. Terpenuhinya sebagian kebutuhan dasar masyarakat seperti pendidikan,
kesehatan, penciptaan lapangan pekerjaan, fasilitas umum dlsb.
f. Terbangunnya secara bertahap sumberdaya manusia Daerah yang berkualitas.
2. Dampak Negatif
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Pengurasan sumber daya alam dan sumber potensi masyarakat untuk
mengejar pertumbuhan dan kemajuan;
Konflik kepentingan antar daerah;
Pembangunan berorientasi kepentingan jangka pendek dan berskala
lokal;
Dominasi pertimbangan politik;
Kesenjangan antardaerah dan antarmasyarakat;
Kerusakan lingkungan yang berdampak pada timbulnya bencana alam
dan munculnya varian penyakit baru.
Hilangnya flora dan fauna khas, yang dapat menjadi sumberdaya alam
terbarukan.
Erosi wawasan kebangsaaan.
Muncul penyakit moral yang baru yakni PEMBOROSAN.
Jalan keluarnya :
a.
b.
c.
d.

Membangun tanpa merusak;
Membangun berbasis pada sumberdaya alam yang dimiliki;
Membangun dengan bersahabat dengan alam, serta berupaya sedikit
mungkin memanipulasi alam;
Membangun dengan menggunakan tiga modal (intelektual, sosial,
kapital) secara sinergis dan harmonis.

More Related Content

What's hot

AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAFajar Dolly
 
Perbandingan administrasi negara amerika serikat Vs indonesia
Perbandingan administrasi negara amerika serikat Vs indonesiaPerbandingan administrasi negara amerika serikat Vs indonesia
Perbandingan administrasi negara amerika serikat Vs indonesiaSiti Sahati
 
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahArief H
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik93220872
 
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted GaeblerBhaskoro Utomo
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARAPLUR
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahSiti Sahati
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Oswar Mungkasa
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Tri Widodo W. UTOMO
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Dadang Solihin
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Clean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan Implementasi
Clean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan ImplementasiClean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan Implementasi
Clean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan ImplementasiDadang Solihin
 

What's hot (20)

Masalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi DaerahMasalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi Daerah
 
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakanPertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
 
Perbandingan administrasi negara amerika serikat Vs indonesia
Perbandingan administrasi negara amerika serikat Vs indonesiaPerbandingan administrasi negara amerika serikat Vs indonesia
Perbandingan administrasi negara amerika serikat Vs indonesia
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
 
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Clean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan Implementasi
Clean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan ImplementasiClean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan Implementasi
Clean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan Implementasi
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 

Viewers also liked

Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangAulia Hamunta
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanMuhammad Fahri
 
Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Ridel Torar
 
Tugas pelayanan prima jalur pendidikan
Tugas pelayanan prima jalur pendidikanTugas pelayanan prima jalur pendidikan
Tugas pelayanan prima jalur pendidikanadi
 
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan SentralisasiKonsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasifathir fajar sidiq
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
 
Skripsi peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Skripsi  peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desaSkripsi  peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Skripsi peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desaOperator Warnet Vast Raha
 
Perkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerahPerkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerahsamiaji
 
Desentralisasi Secara Luas dan Sempit
Desentralisasi Secara Luas dan SempitDesentralisasi Secara Luas dan Sempit
Desentralisasi Secara Luas dan SempitEnchink Qw
 
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesiaKebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesiaSyaifOer
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahSilvia Ellen
 
Otonomi Daerah dalam Kerangka NKRI
Otonomi Daerah dalam Kerangka NKRIOtonomi Daerah dalam Kerangka NKRI
Otonomi Daerah dalam Kerangka NKRImarwahmoniCha
 
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatPemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatsamiaji
 
URGENSI DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN DALA...
URGENSI DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN DALA...URGENSI DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN DALA...
URGENSI DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN DALA...Deddy Supriady Bratakusumah
 
Tanyajawab pemberdayaan
Tanyajawab pemberdayaanTanyajawab pemberdayaan
Tanyajawab pemberdayaanHadi Purwanto
 
Belajar dasar-dasar-microsoft-excel-2007
Belajar dasar-dasar-microsoft-excel-2007Belajar dasar-dasar-microsoft-excel-2007
Belajar dasar-dasar-microsoft-excel-2007putriagung2
 
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAHOTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAHDadang Solihin
 

Viewers also liked (20)

Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
 
Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1
 
Tugas pelayanan prima jalur pendidikan
Tugas pelayanan prima jalur pendidikanTugas pelayanan prima jalur pendidikan
Tugas pelayanan prima jalur pendidikan
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan SentralisasiKonsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
Konsep Desentralisasi Dan Sentralisasi
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Skripsi peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Skripsi  peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desaSkripsi  peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
Skripsi peranan kepala desa dalam melaksanakan tugas administrasi desa
 
Perkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerahPerkembangan otonomi daerah
Perkembangan otonomi daerah
 
Desentralisasi Secara Luas dan Sempit
Desentralisasi Secara Luas dan SempitDesentralisasi Secara Luas dan Sempit
Desentralisasi Secara Luas dan Sempit
 
Perbedaan Negara dengan Pemerintahan
Perbedaan Negara dengan PemerintahanPerbedaan Negara dengan Pemerintahan
Perbedaan Negara dengan Pemerintahan
 
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesiaKebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
 
Otonomi Daerah dalam Kerangka NKRI
Otonomi Daerah dalam Kerangka NKRIOtonomi Daerah dalam Kerangka NKRI
Otonomi Daerah dalam Kerangka NKRI
 
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatPemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
 
URGENSI DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN DALA...
URGENSI DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN DALA...URGENSI DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN DALA...
URGENSI DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN DALA...
 
Tanyajawab pemberdayaan
Tanyajawab pemberdayaanTanyajawab pemberdayaan
Tanyajawab pemberdayaan
 
Belajar dasar-dasar-microsoft-excel-2007
Belajar dasar-dasar-microsoft-excel-2007Belajar dasar-dasar-microsoft-excel-2007
Belajar dasar-dasar-microsoft-excel-2007
 
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAHOTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
 

Similar to Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008

PEMDA OTDA 2.pptx
PEMDA OTDA 2.pptxPEMDA OTDA 2.pptx
PEMDA OTDA 2.pptxReisdro
 
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiMakalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiSeptian Muna Barakati
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaindraagus
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasiarievv
 
Masalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahMasalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahIhrom Lestari
 
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka Prawita
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomijenis6575
 
Desentralisasi dan dekonsentrasi
Desentralisasi dan dekonsentrasiDesentralisasi dan dekonsentrasi
Desentralisasi dan dekonsentrasiPutri Aisyah
 
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Researcher Syndicate68
 
Makalah konsep dasar keperawatan desentralisasi pembangunan kesehatan
Makalah konsep dasar keperawatan desentralisasi pembangunan kesehatanMakalah konsep dasar keperawatan desentralisasi pembangunan kesehatan
Makalah konsep dasar keperawatan desentralisasi pembangunan kesehatanSeptian Muna Barakati
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)JanuarRobiansyah
 

Similar to Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008 (20)

Konsep desentralisas
Konsep desentralisasKonsep desentralisas
Konsep desentralisas
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
 
PEMDA OTDA 2.pptx
PEMDA OTDA 2.pptxPEMDA OTDA 2.pptx
PEMDA OTDA 2.pptx
 
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiMakalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesia
 
Nama kelompok 4
Nama kelompok 4Nama kelompok 4
Nama kelompok 4
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
Masalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahMasalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerah
 
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemda
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomi
 
Denis anggun
Denis anggunDenis anggun
Denis anggun
 
Desentralisasi dan dekonsentrasi
Desentralisasi dan dekonsentrasiDesentralisasi dan dekonsentrasi
Desentralisasi dan dekonsentrasi
 
Presentasi ppkn
Presentasi ppknPresentasi ppkn
Presentasi ppkn
 
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
Hukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah DaerahHukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah Daerah
 
Makalah konsep dasar keperawatan desentralisasi pembangunan kesehatan
Makalah konsep dasar keperawatan desentralisasi pembangunan kesehatanMakalah konsep dasar keperawatan desentralisasi pembangunan kesehatan
Makalah konsep dasar keperawatan desentralisasi pembangunan kesehatan
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Ppkn materi 9
Ppkn materi 9Ppkn materi 9
Ppkn materi 9
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008

  • 2. • Pokok-pokok Bahasan : 1) Pengertian Desentralisasi 2) Asas-asas dalam desentralisasi 3) Kelebihan dan Kekurangan Desentralisasi 4) Jenis-jenis desentralisasi 5) Desentralisasi dan otonomi 6) Implementasi desentralisasi di Indonesia 7) Prospek desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia.
  • 3. • Pemahaman tentang desentralisasi dapat ditarik dari tiga sumber grand theory yakni : - teori pendelegasian kewenangan dilihat dari ilmu administrasi publik; - teori pembagian kekuasaan atau pemisahan kekuasaan dilihat dari ilmu negara/ilmu pemerintahan - berdasarkan teori pembagian kekuasaan/pemisahan kekuasaan menurut pandangan Montesqieu dengan trias politicanya maupuna catur prajanya Van Vollen Hoven , kemudian dilakukan pembagian kekuasaan secara internal di dalam tubuh negara, dengan dua model yakni di negara unitaris dan di negara federalis. - teori eklektik yang menggabungkan antara teori pembagian kekuasaan dan teori pendelegasian kewenangan.
  • 4. POLA PENYERAHAN KEWENANGAN PEMERINTAHAN DI NEGARA FEDERALIS DAN UNITARIS NEGARA FEDERAL NEGARA UNITARIS PEM FEDERAL PEM PUSAT NEGARA BAGIAN NEGARA BAGIAN /PROV /PROV DAERAH OTONOM DAERAH OTONOM
  • 5. • Di negara federalis, kekuasaan pemerintahan NEGARA BAGIAN/PROVINSI sangat luas mencakup kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif. • Di bawah pemerintah nasional terdapat entitas yang lebih kecil berbentuk negara bagian (spt USA) atau provinsi (spt Canada). • Di negara unitaris, kekuasaan pemerintahan yang ditransfer ke daerah/local government hanyalah kekuasaan eksekutif. • Dilihat dari isi transfer kewenangan pemerintahannya, negara unitaris dapat dikelompokkan menjadi tiga klaster yakni: a) negara unitaris yang sentralistik (spt China); b) negara unitaris yang terdesentralisasi (spt Peranis, Jepang); c) negara unitaris yang ultra-desentralistik (spt Indonesia, Philipina, Pakistan, Eithopia).
  • 6. A. Pengertian Desentralisasi 1. Menurut Rondinelli & Cheema (1983 : 18):  dari sudut pandang kebijakan dan administrasi : “Desentralisasi adalah transfer perencanaan, pengambilan keputusan, atau otoritas administrative dari pemerintah pusat kepada organisasinya di lapangan, unit -unit administrative lokal, organisasi semi otonom dan organisasi parastatal, pemerintahan lokal, atau organisasi nonpemerintah”. 2. Litvack & Seddon (1999 :2) mengemukakan bahwa desentralisasi adalah : “ transfer of authority and responsibility for public function from central to sub-ordinate or quasi-independent government organization or the private sector “. 3. UU Nomor 22 Tahun 1999, pasal 1 huruf (e) menyebutkan bahwa desentralisasi adalah : “ penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka NKRI”. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yg mempunyai batas daerah tertentu yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan NKRI (pasal 1 huruf I UU 22/1999).
  • 7. INTISARI DESENTRALISASI : 1) Adanya transfer kewenangan dan tanggung jawab; 2) Mengenai fungsi-fungsi publik; 3) Dari Pemerintah Pusat; 4) Kepada suatu entitas, yang dapat berbentuk : - Organisasi pemerintah subnasional; - Badan pemerintah semi-otonom; - Organisasi dan atau Pejabat pemerintah pusat di luar ibukota Negara; - Organisasi nonpemerintah.
  • 8. Dalam konteks UU Nomor 22 Tahun 1999, desentralisasi diberikan kepada DAERAH OTONOM, bukan hanya kepada PEMERINTAH DAERAH saja.  Diperlukan desentralisasi internal dari Pemerintah Daerah kepada unitunit yang ada di dalam tubuh pemerintah daerah itu sendiri dan atau kepada badan-badan semi otonom spt BUMD, Badan otorita serta kepada Organisasi nonpemerintah seperti sekolah, LSM, lembaga kesenian dlsb  menghadirkan otonomi. HAKIKAT OTONOMI DAERAH ADALAH : “MENYELESAIKAN MASALAH SETEMPAT DENGAN CARA SETEMPAT OLEH ORANG SETEMPAT”.
  • 9. B. Pertimbangan Perlunya Kebijakan Desentralisasi Rondinelli & Cheema (1983 : 14-16) mengemukakan berbagai variasi argumentasi perlunya pendesentralisasian perencanaan pembangunan dan administrasi di negara berkembang yaitu : 1) Menjadi sarana utk mengatasi berbagai keterbatasan pengendalian terpusat perencanaan nasional dengan cara delegasikan kewenangan yg lbh besar utk perencanaan pembangunan dan manajemen kepada pejabat-pejabat yang bekerja di lapangan, dekat dengan masalah. 2) Memotong berbagai prosedur yang menghambat, ciri dari perencanaan dan manajemen terpusat. 3) Dengan mendesentralisasikan fungsi-fungsi dan tugas pejabat pemerintah pada aras lokal, pemahaman dan kepekaan kpd masalah dan kebutuhan lokal akan dapat ditingkatkan.
  • 10. 4. Memungkinkan penetrasi politik dan administrasi dengan lebih baik mengenai kebijakan pemerintah pusat pada wilayah yang dapat dikendalikan dari pusat. 5. Memungkinkan perwakilan yang lebih besar dari berbagai variasi politik, agama, etnik, dan kelompok suku di dalam pembuatan kebijakan pembangunan, sehingga memungkinkan keadilan yg lebih besar di dalam alokasi sumberdaya dan investasi pemerintah. 6) Membuka kesempatan pengembangan kapabilitas administrasi yang lebih besar bagi institusi pemerintahan lokal dan swasta di propinsi dan kabupaten/kota. 7) Efisiensi pemerintah pusat dapat ditingkatkan karena pekerjaanpekerjaan rutin dpt ditangani secara efektif oleh staf lapangan atau pejabat lokal.
  • 11. 8) Memberikan sebuah struktur bagi berbagai kementerian dan lembaga pemerintah pusat utk melakukan aktivitas pembangunan serta koordinasi dengan pemimpin lokal dan organisasi nonpemerintah di berbagai daerah. 9) Sebuah struktur pemerintahan yg terdesentralisasi diperlukan utk melembagakan partisipasi warganegara dalam perencanaan pembangunan dan manajemen. 10) Dengan menciptakan berbagai alat-alat alternative pengambilan keputusan, desentralisasi barangkali dapat mempengaruhi atau mengendalikan kegiatan pembangunan yg dilakukan oleh elit local, yg biasanya tidak simpatik pada kebijakan pembangunan secara terpusat.
  • 12. 11) Desentralisasi dapat membuat administrasi menjadi lebih luwes, innovative dan kreatif. 12) Desentralisasi perencanaan pembangunan & fungsi manajemen memungkinkan pemimpin lokal untuk menentukan pelayanan dan fasilitas secara lebih efektif dg komunitas. 13) Desentralisasi dapat meningkatkan stabilitas politik dan persatuan nasional dengan memberi kesempatan kepada kelompok-kelompok yang berbeda untuk mengambil keputusan pembangunan. 14) Desentralisasi dapat meningkatkan jumlah pemberian pelayanan barang dan jasa publik, dan dengan biaya yang lebih rendah.
  • 13. DIMENSI DAN DERAJAT DESENTRALISASI Desentralisasi penting utk : - Stabilitas politik; - Pemberian pelayanan yg efektif; - Pengurangan kemiskinan; - Keadilan. (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 155). Dimensi Desentralisasi : - Geografis; - Fungsional; - Politik/administratif; - Fiskal. (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 155).
  • 14. Derajat desentralisasi : - Dekosentrasi; - Delegasi; - Devolusi. (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 155). Desentralisasi geografis : Membagi wilayah negara kedalam wilayah yg lebih kecil dan menjadikannya menjadi batas yurisdiksi kewenangannya. Kriteria yg digunakan dpt berupa jumlah penduduk, bahasa dan tradisi, skala ekonomi. Desentralisasi fungsional : Distribusi kewenangan dan tanggung jawab negara ke dalam entitas pemerintahan yang berbeda fungsinya, misalnya distrik pelayanan, daerah otonom dlsb. Dlm praktek, desentralisasi geografis dan desentralisasi fungsional dipadukan jadi satu.
  • 15. Desentralisasi politik dan administratif : Derajat desentralisasi administratif mempunyai kaitan erat dgn struktur politik negara. Desentralisasi politik memindahkan kekuasaan pengambilan keputusan pada pemerintahan yg lebih rendah, mendorong warganegara dan perwakilan yg dipilih utk berpartisipasi dlm proses pembuatan keputusan. Di dlm struktur desentralisasi yg penuh, pemerintah tingkat bawah menyusun dan menjalankan kebijakan secara bebas tanpa campur tangan dari pemerintah yang lebih tinggi. Desentralisasi administratif melibatkan disain peran organisasional, identifikasi tugas-tugas administratif khusus yg diperlukan utk menjalankan peran tsb. Peran administratif misalnya inovasi kebijakan, perencanaan, manajemen keuangan, manajemen operasional dlsb. Secara alamiah, perbedaan antara desentralisasi politik dan administratif menjadi kabur di dalam praktek.
  • 16. Desentralisasi Fiskal : Mencakup transfer tanggungjawab pengeluaran dan pendapatan dari pemerintah pusat kpd pem. Sub nasional. Bentuk desentralisasi fiskal a.l : a. pembiayaan sendiri atau menutupi biaya melalui pengenaan retribusi (user charges); b. Pembiayaan bersama atau produksi bersama dgn sektor swasta; c. Perluasan pajak lokal dan pendapatan bukan pajak; d. Transfer antarpemerintah; e. Pinjaman lokal. (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 157).
  • 17. DERAJAT DESENTRALISASI  dpt diukur melalui perluasan otonomi dari entitas subnasional dari pemerintah pusat. * Dekonsentrasi Adalah pengalihan beban administratif dari kantor-kantor pemerintah pusat yang berlokasi di ibukota negara kpd staf lapangan bawahan yg berada di propinsi atau distrik. tidak mencakup transfer kewenangan membuat keputus an dan otonomi dr pemerintah pusat. Dekonsentrasi dpt mrpkn langkah awal utk desentralisasi.
  • 18. * Delegasi : Derajat yg lebih intensif dari dekonsentrasi adalah delegasi. Organisasi yg dpt menerima delegasi adalah : a. secara teknis dan administratif mampu utk menjalankan fungsi-fungsi spesifik; b. mungkin dibebaskan dari aturan pemerintah pusat mengenai pengaturan personilnya; c. dimungkinkan utk mengenakan pungutan secara langsung terhadap pelayanan yg diberikan; d. memiliki kewenangan yg luas utk merencanakan dan melaksanakan keputusan tanpa supervisi langsung dr departemen di tingkat pusat; (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 158). - Contoh : KAPET (Kawasan Pembangunan Terpadu), Otorita Batam dlsb.
  • 19. • Devolusi : Menggambarkan adanya tingkatan tertinggi kebebasan di dalam mengambil keputusan dan melibatkan pelepasan berbagai fungsi kpd pemerintah subnasional. Utk kepentingan devolusi perlu dibentuk pemerintahan subnasional yg otonom dg ciri-ciri : a. memiliki status korporasi; b. merekrut sendiri stafnya; c. memiliki batas-batas geografis yang secara jelas dan legal diakui; d. mengembangkan pendapatan utk membiayai fungsifungsi yg dijalankannya; e. dapat melakukan hubungan timbal balik dengan unit lain di dalam sistem pemerintahan, dimana unit itu mrpkn bagian didalamnya. (Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 158 - 159).
  • 20. PENDEKATAN DI DALAM MEMBAGI TERITORIAL SUBNASIONAL Approaches to Dividing Geographic Territory Approach Functional Community Efficiency Managerial Technical Social Key Feature Matches area to function Gives primary consideration to social geography Consider performance Consider management capacity of government organization Consider the landscape or economy of the country- climate, topography, soil conditions, etc. Considers the natural formation of inhabitants in geographic areas. ---------------Source : B.C. Smith, Decentralization : The Territorial Dimensions of the State, 1985. citation from Vista-Baylon dlm Campo & Sundaram, 2001 : 164; Table 5.1).
  • 21. Di Indonesia, pembagian teritorial pemerintahan subnasional pada umumnya menggunakan pendekatan : 1) sejarah (bekas kerajaan besar dan kecil); 2) fungsional (daerah kota dan kabupaten); 3) ekonomis (terutama utk daerah otonom baru); 4) administratif ( utk daerah otonom baru terutama utk mempersempit rentang kendali pemerintahan); 5) etnis; 6) politis; 7) gabungan.
  • 22. DILEMA YANG DIHADAPI • • Desentralisasi di Indonesia menimbulkan otonomi bagi kesatuan masyarakat hukum subnasional di tingkat Propinsi, Kabupaten maupun Kota. Otonomi daerah berisi 4 (empat) hak dasar yakni : a. hak untuk memilih pemimpinnya sendiri secara bebas; b. hak untuk memiliki dan mengelola sumber keuangan dan kekayaannya sendiri secara bebas; c. hak untuk membuat aturan hukumnya sendiri secarabebas; d. hak untuk mempunyai pegawainya sendiri secara bebas. Kebebasan tsb tidak bersifat mutlak melainkan dibatasi oleh: * peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya, * kepentingan nasional; * kepentingan umum. * kepatutan.
  • 23. • Dalam pemilihan kepala daerah tidak pernah dimasukkan syarat pro lingkungan, pro pembangunan berkelanjutan bagi bakal calon KDH/Wakil KDH, melainkan lebih dituntut kemampuannya untuk menaikkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Padahal Kepala Daerah memegang peranan kunci di dalam pembangunan berkelanjutan. • Di dalam membuat aturan, Daerah Otonom seringkali lebih bersifat egokedaerahan, mengabaikan kepentingan daerah lain maupun kepentingan nasional. Wawasan kebangsaan sebagian para penyelenggara negara/daerah menunjukkan gejala penurunan. • Di dalam mengelola sumber keuangan dan kekayaan daerah, yang nampak dalam pikiran pembuat kebijakan, legislator maupun para perencana adalah angka-angka yang terus meningkat, tanpa mempertimbangkan daya dukung masyarakat dan daya dukung alam. Alam yang lebih banyak diam kemudian paling mudah dieksploitasi untuk memenuhi keinginan manusia yang tidak ada batasnya. Manusia sudah melupakan fungsi, karena lebih mengejar gengsi. ( Bandingkan dengan kearifan lokal Suku Baduy).
  • 24. • Pada sisi lain, sumber daya alam yang dijadikan sumber keuangan jumlah dan jenisnya sangat terbatas, dan tidak bertambah banyak. Sumber daya alam tsb ada yang dapat diperbaharui, ada yang tidak. • Dilema yang muncul adalah : * pertumbuhan ekonomi vs pelestarian lingkungan; * kepentingan daerah vs kepentingan daerah lain maupun kepentingan nasional; * pemenuhan fungsi vs pemenuhan gengsi; * pemenuhan kebutuhan vs pemenuhan keinginan; * kepentingan individu vs kepentingan umum; * pandangan pragmatis vs pandangan idealis; * kepentingan sesaat vs kepentingan jangka panjang; * pertimbangan politis vs pertimbangan lingkungan.
  • 25. • Keberhasilan pembangunan daerah yang berkelanjutan dalam rangka desentralisasi, ditentukan oleh : a. pembuat kebijakan; b. legislator; c. perencana; d. pelaksana teknis; e. pemerhati lingkungan; f. pengawas lingkungan; g. pelaku ekonomi.
  • 26. Dampak Desentralisasi 1. Dampak Positif a. Dengan luasnya kewenangan bagi Daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, Daerah dapat lebih leluasa untuk meraih kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan. b. Dengan adanya perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah yang relatif lebih maju dibandingkan masa lalu, Daerah memiliki sumber dana yang relatif memadai untuk membuat masyarakat sejahtera. Masalahnya lebih terletak pada cara untuk mengalokasikan dana yang ada (manajemen pengeluaran). Selama ini Pemerintah Daerah lebih banyak menaruh perhatian pada manajemen penerimaan.
  • 27. c. Muncul pusat-pusat pertumbuhan baru; d. Muncul kebanggaan kedaerahan; e. Terpenuhinya sebagian kebutuhan dasar masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, penciptaan lapangan pekerjaan, fasilitas umum dlsb. f. Terbangunnya secara bertahap sumberdaya manusia Daerah yang berkualitas.
  • 28. 2. Dampak Negatif a. b. c. d. e. f. g. h. i. Pengurasan sumber daya alam dan sumber potensi masyarakat untuk mengejar pertumbuhan dan kemajuan; Konflik kepentingan antar daerah; Pembangunan berorientasi kepentingan jangka pendek dan berskala lokal; Dominasi pertimbangan politik; Kesenjangan antardaerah dan antarmasyarakat; Kerusakan lingkungan yang berdampak pada timbulnya bencana alam dan munculnya varian penyakit baru. Hilangnya flora dan fauna khas, yang dapat menjadi sumberdaya alam terbarukan. Erosi wawasan kebangsaaan. Muncul penyakit moral yang baru yakni PEMBOROSAN.
  • 29. Jalan keluarnya : a. b. c. d. Membangun tanpa merusak; Membangun berbasis pada sumberdaya alam yang dimiliki; Membangun dengan bersahabat dengan alam, serta berupaya sedikit mungkin memanipulasi alam; Membangun dengan menggunakan tiga modal (intelektual, sosial, kapital) secara sinergis dan harmonis.