2. Anggota Kelompok
Pelatihan dan Pengembangan
T. Dani Hadyansyah P 116100031
Muhammad Fajri 116100035
Furnawan 116100037
Yuki Alqadri 116100024
Ahsani Taqwim 116100036
X Anggota Kelompok
4. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan Pengembangan
Menurut Schuler & Jackson 2006, Mondy 2008
•Pelatihan bertujuan meningkatkan kinerja jangka pendek
dalam pekerjaan (jabatan) tertentu yang diduduki saat ini
dengan cara meningkatkan kompetensi (Pengetahuan dan
Keterampilan) para karyawan
•Pengembangan mengacu pada aktivitas-aktivitas yang
diarahkan untuk meningkatkan kompetensi selama periode
waktu lebih panjang yang melampaui jabatan saat ini guna
mengantisipasi kebutuhan masa depan organisasi yang
terus berkembang dan berubah
X
5. Faktor penyebab perlunya pelatihan
Pelatihan dan Pengembangan
Kualitas Angkatan Kerja
Persaingan Global
Perubahan yang cepat dan terus – menerus
Masalah Alih teknologi
Perubahan Demografi
X
6. PROSES PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Pelatihan dan Pengembangan
LINGKUNGAN EKSTERNAL
LINGKUNGAN INTERNAL
Menentukan Kebutuhan-
PROSES PELATIHAN Kebutuhan Spesifik
Pelatihan dan
DAN Pengembangan
PENGEMBANGAN
Menetapkan Tujuan-Tujuan
Spesifik Pelatihan dan
Pengembangan
Memilih Metode dan Sistem
Penyampaian Pelatihan dan
Pengembangan
Mengimplementasikan
Program-Program Pelatihan
dan Pengembangan
Mengevaluasi Program-
Program Pelatihan dan
Pengembangan
(Mondy 2008)
X
7. Tahap-Tahap Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan Pengembangan
(Menurut Werther & Davis 1996)
1. Analisis kebutuhan
2. Penetapan tujuan pelatihan dan pengembangan
3. Penyusunan isi program
4. Penerapan prinsip-prinsip pembelajaran
5. Pemilihan metode pelatihan dan pengembangan
6. Evaluasi pelatihan dan pengembangan
X
8. Metode-Metode Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan Pengembangan
1. Metode On-the-Job 2. Metode Off-the-Job
• Pelatihan Instruksi Kerja • Ceramah dan Presentasi Video
• Rotasi Jabatan •Vestibule Training
• Magang dan Coaching • Role Playing dan Behavior Modeling
• Studi Kasus
• Simulasi
• Belajar Mandiri dan Pembelajaran Terprogram
• Action Learning
• Business Game
X
9. Metode-Metode Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan Pengembangan
Metode On-the-Job
Pelatihan Instruksi Kerja: Karyawan langsung
belajar menjalankan pekerjaannya saat ini.
Rotasi Jabatan: Karyawan berpindah-pindah
dari satu jabatan ke jabatan lainnya.
Magang dan Coaching: Dengan magang
Karyawan belajar pada karyawan lain yang
lebih berpengalaman. Coaching mirip dengan
magang karena seorang coach (pembimbing)
berusaha memberi contoh untuk ditiru
karyawan yang sedang dilatih (trainee).
X
10. Metode-Metode Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan Pengembangan
Metode Off-the-Job
Ceramah dan Presentasi Video: Ceramah dan metode off-the-job lainnya lebih
mengandalkan komunikasi.
Vestibule Training: Pelatihan yang
menggunakan tiruan dari situasi kerja yang
sesungguhnya.
Role Playing dan Behavior Modeling: Dalam
role playing (bermain peran) para karyawan
mencoba memainkan peran tertentu yang ada
dalam situasi kerja yang nyata. Dalam behavior
modeling para karyawan berusaha meniru
perilaku kerja tertentu sampai mereka benar-
benar menguasai.
X
11. Metode-Metode Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan Pengembangan
Metode Off-the-Job
Studi Kasus: Dengan studi kasus para karyawan
mempelajari situasi nyata atau rekaan yang
bisa terjadi dalam pekerjaan mereka.
Simulasi: Simulasi biasanya menggunakan
mesin canggih yang bisa memunculkan situasi
kerja yang nyata. Mesin itu disebut simulator.
Belajar Mandiri dan Pembelajaran
Terprogram: Para karyawan bisa mempelajari
sendiri pekerjaannya dengan bantuan bahan-
bahan instruksional yang dirancang sedemikian
rupa.
X
12. Metode-Metode Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan Pengembangan
Metode Off-the-Job
Business game (permainan bisnis):
metode pelatihan dan pengembangan yang memungkinkan para
peserta untuk mengambil peran-peran yang diinginkan dan
bersaing satu sama lain dengan memanipulasi faktor-faktor yang
dipilih dalam suatu situasi bisnis tertentu.
Action Learning:
Dalam action learning sekelompok kecil karyawan harus
memecahkan sebuah masalah nyata yang terjadi dalam
organisasi.
X
13. Proses pelatihan yang kreatif
Pelatihan dan Pengembangan
Setiap organisasi atau perusahaan pada saat melaksanakan pelatihan akan
dihadapkan pada pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :
1. Pelatihan apa yang
dibutuhkan?
5. Bagaimana cara 2. Siapa yang harus
mengetahui dilatih?
efektivitas
pelatihan?
4. Bagaiman cara 3. Dimana tempat
pemberian pelatihan ?
pelatihan?
X
14. What will we get from the training?
Pelatihan dan Pengembangan
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatlian. Menurut
(Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis pelatihan yang
dapat diselenggarakan:
1. Pehtihan Keahlian.
2. Pelatihan Ulang.
3. Pelatihan Lintas Fungsional.
4. Pelatihan Tim.
5. Pelatihan Kreatifitas.
X
15. Jenis pelatihan dan pengembangan
Pelatihan dan Pengembangan
a. Pelatihan.
Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan
saat ini.
Sasaran: Peningkatan kinerja jangka pendek.
Orientasi: Kebutuhan jabatan sekarang.
Efek terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif rendah.
b. Pengembangan.
Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan
yang akan datang.
Sasaran: Peningkatan kinerja jangka panjang.
Orientasi: Kebutuhan perubahan terencana atau tidak terencana.
Efek terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif tinggi.
X
16. Ukuran untuk Mengevaluasi Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan Pengembangan
Opini Peserta: Menanyakan opini para peserta agar memperoleh respons dan
saran untuk perbaikan, terutama dalam tingkat kepuasan peserta.
Tingkat Pembelajaran: Mengukur peningkatan kompetensi peserta dengan
membandingkan hasil tes sebelum dan sesudah pelatihan.
Perubahan Perilaku: Mengevaluasi kemampuan pelatihan dalam mengarahkan
para peserta untuk mengubah perilaku mereka di tempat kerja. Metode penilaian
umpan balik 360-derajat (didiskusikan pada handout yang lain) sering digunakan
untuk mengukur perubahan perilaku.
Pencapaian Tujuan Pelatihan dan Pengembangan: Mengevaluasi sampai di
mana program-program tersebut telah mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan
dan secara nyata berdampak pada kinerja.
Benchmarking: Proses memonitor dan mengukur proses-proses internal suatu
perusahaan –seperti operasi– dan kemudian membandingkan data tersebut dengan
informasi dari perusahaan-perusahaan yang unggul dalam bidang-bidang tersebut.
Benchmarking untuk pelatihan dan pengembangan umumnya berfokus pada
ukuran-ukuran seperti biaya pelatihan, rasio staf pelatihan terhadap seluruh
karyawan, dan baru tidaknya sistem-sistem penyampaian yang digunakan.
X
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatlian. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan:1. Pehtihan Keahlian.Pelatihan keahlian (skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.Contoh:2. Pelatihan Ulang.Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internetContoh:3. Pelatihan Lintas Fungsional.Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.Contoh:4. Pelatihan Tim.Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.Contoh:5. Pelatihan Kreatifitas.Pelatihan kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatlian. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan:1. Pehtihan Keahlian.Pelatihan keahlian (skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.Contoh:2. Pelatihan Ulang.Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internetContoh:3. Pelatihan Lintas Fungsional.Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.Contoh:4. Pelatihan Tim.Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.Contoh:5. Pelatihan Kreatifitas.Pelatihan kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatlian. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan:1. Pehtihan Keahlian.Pelatihan keahlian (skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.Contoh:2. Pelatihan Ulang.Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internetContoh:3. Pelatihan Lintas Fungsional.Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.Contoh:4. Pelatihan Tim.Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.Contoh:5. Pelatihan Kreatifitas.Pelatihan kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.