2. 2
Objek penelitian kelembagaan:
• Secara garis besar, objek penelitian kelembagaan
dapat dibagi 3 aras, yaitu:
1. Lembaga (sisi internal lembaga), misalnya dengan
metode Rapid Organizational Assessment (ROA)
2. Eksternal lembaga (institutional environment)
3. Objek khusus sebagai entry point, misalnya
pengelolaan satu kawasan hutan, satu desa/komunitas
tertentu, dll dengan fokus pada kelembagaan.
• Untuk penelitian eksternal, cakupan bisa berdasar
geografis (Community Profile), dan berdasar jenis
lembaga (secara horizontal dan vertikal)
3. 3
Topik penelitian:
Terkait dengan internal lembaga, misalnya:
• Perubahan kelembagaan (institutional change)
• Mengukur kapasitas kelembagaan (Institutional Capacity) pada komunitas lokal
• Pengkajian kelembagaan (institutional assessment)
• Pengembangan kelembagaan
Terkait dengan aspek ekternal lembaga, misalnya:
• Rekayasa kelembagaan (institutional arrangements) oleh pemerintah dan
masyarakat
• Peran institusi lokal terhadap sumberdaya hutan (misalnya terjadinya
deforestation)
• Kebijakan nasional dan lokal dalam pengembangan kelembagaan
• Persepsi pengambil kebijakan terhadap pengembangan kelembagaan
Terkait dengan karakteristik komunitas, misalnya:
• Keberadaan lembaga dalam komunitas
• Peranan komunitas dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya
hutan.
• Manajemen pengelolaan sumber daya hutan berbasis komunitas
• Konflik dalam pengelolaan hutan
• Heterogitas, Group Size, dan aksi kolektif dalam komunitas
4. 4
Terkait dengan sosiokultural yang hidup di
masyarakat, misalnya:
• Norman dan aturan-aturan (rules) yang dipedomani
masyarakat dalam mengelola hutannya
• Pengetahuan lokal (indigenous knowledge) dalam
pengelolaan sumberdaya hutan
• Perilaku kolektif masyarakat dan pengaruhnya
terhadap manajemen sumberdaya hutan
• Hak penguasaan (Property Rights) dalam
pengelolaan hutan
Terkait dengan kebijakan, misalnya:
1. Kebijakan pengelolaan hutan (nasional vs lokal,
tekstual vs faktual, dst)
2. Review terhadap kebijakan pengelolaan hutan dan
pengembangan kelembagaan
5. 5
Metode penelitian:
• Review dan survey
• Sensus dan studi kasus
• Metode PRA, PAR, PRA, dll.
• Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif
• Teknik pengumpulan data: dokumen, literatur,
wawancara, pengamatan objek visual, dll.
• Analisis data: kuantitatif dan kualitatif
• Penyajian data (laporan): deskriptif dan
analisis
6. 6
Studi kasus:
• = salah satu strategi dalam penelitian kualitatif
yang dapat dipilih apabila pokok pertanyaan
dalam penelitian berkenaan dengan
bagaimana (how) dan mengapa (why)
• Dipilih bila peneliti hanya memiliki sedikit
peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa
yang akan diselidiki, dan
• Bilamana fokus penelitian terletak pada
fenomena kontemporer dalam konteks
kehidupan nyata (Yin, 1997).
7. 7
Contoh beberapa metode:
(1) Institutional Assessment:
• = suatu pendekatan komprehensif untuk mempelajari kinerja
dan kapasitas kelembagaan
• Menggunakan pendekatan deskriptif
• Berbagai faktor yang diperhatikan:
1. kondisi lingkungan eksternal lembaga (aturan, birokrasi,
poitik, ekonomi, sosial, stakeholder, dll)
2. faktor-faktor kelembagaan (institutional factors), meliputi
historik, misi, kultur, kepemimpinan, struktur, SDM dan
keuangan, dll.
3. hubungan antar lembaga (inter-institutional linkages).
• Dapat dilakukan oleh lembaga itu sendiri atau oleh pihak luar.
• Dapat dilakukan secara lengkap, atau hanya pada faktor-
faktor pokok saja.
8. 8
(2) PRA:
Metode-metode lapang yg diterapkan:
(1) team contract bagi tim untuk menginap di lokasi, melakukan diskusi
malam dan brainstorming pagi;
(2) the nigh halt, karena hubungan yang baik akan terjalin jika tinggal di
desa, serta tidur dan makan sebagaimana masyarakat setempat;
(3) work sharing;
(4) penulisan laporan “kasar” secara cepat di lapang (rapid report
writing);
(5) presentasi bersama;
(6) melakukan transect walks dan observasi secara langsung;
(7) pembuatan rangking kesejahteraan dan beberapa peta sosial;
(8) wawancara semi terstruktur;
(9) wawancara berantai;
(10)pembuatan peta dan model secara partisipatif;
(11)pembuatan kalender musiman dan profil aktifitas warga;
(12)penyusunan sejarah lokal;
(13)pembuatan diagram venn dan jaringan; serta
(14)pembuatan matriks dan rangking.
9. 9
(3) Analisis Jaringan Sosial (Social Network
Analysis):
• = “…. maps relationships between individuals in social network”
• = pemetaan dan pengukuran hubungan dan interaksi dalam
sebuah kesatuan komunitas lokal yang melibatkan orang,
kelompok masyarakat, informasi dan beragam pelayanan sosial
didalamnya.
• Misalnya, lembaga-lembaga tingkat lokal dapat digambarkan
dengan lingkaran-lingkaran, sedangkan garis-garis yang
menghubungkan lingkaran tersebut menunjukkan keterkaitan
antara lembaga-lembaga yang bersangkutan.
• Jaringan (network) = segenap jalinan interaksi beserta dinamika
dan keberfungsian diantara elemen-elemen tersebut.
• Pendekatan untuk menggambarkan dan mengidentifikasi kualitas
dari jaringan tersebut dapat menggunakan Metode Asesmen
Cepat dan Partisipatif (MACPA) atau Participatory Rapid
Assessment (PARA).
10. 10
(4) Analisis Dampak Sosial (Social Impact Analysis)
• SIA = merupakan teknik yang menggunakan metode campuran (mixed-
methods technique) untuk mempelajari (examining) berbagai dampak
positif dan negatif dari suatu kebijakan.
• Ia melihat tiga hal, yaitu: (1) dampak dari kebijakan terhadap
masyarakat, (2) dampak dari para stakeholders pada perubahan, dan
(3) bagaimana masyarakat merespon peluang yang diciptakan dari
suatu kebijakan baru.
• Tujuan dari SIA adalah untuk menetapkan siapa yang “untung” dan
“rugi” akibat dari sebuah kebijakan, secara langsung maupun tidak
langsung.
• Menggunakan metode yang beragam.
• Pengkajian dampak (impact assessment) dilakukan untuk mempelajari
efek positif dan negatif pada kalangan yang berbeda, sedangkan analisa
oportunitas (opportunity analysis) dilakukan untuk mempelajari
bagaimana stakeholders memilih respon terhadap efek tertentu.
• SIA sering menggunakan pendekatan partisipatif, untuk
menggambarkan persepsi dan pengalaman dari kalangan yang terkena
dampak.
• Hal ini menyediakan sebuah pemahaman dalam konteks sosial,
kelembagaan dan solusi (coping strategies) yang akan mempengaruhi
perilaku sosial dan dampak kebijakan.
• Metode kualitatif umum dilakukan dalam SIA.
11. 11
Beragam teknik pengumpulan data:
(1) Participant Observation
• Ini merupakan metode yg umum untuk
mengumpulkan data kualitatif, dalam konteks
participant observation
• Peneliti mesti menjadi pelaku (participant)
dalam kultur dan konteks masyarakat yang ia
teliti.
• Membutuhkan jangka waktu yang panjang,
karena peneliti harus dapat diterima sebagai
bagian yg alamiah (as a natural part) dari
komunitas, dan aktivitasnya terlihat seperti hal
yang alamiah belaka.
12. 12
(2) Semi-structured Interviews
• Kelebihannya adalah berbiaya rendah, dan cepat.
• Sumber data dapat berupa individual maupun group.
• Menggunakan interview guide, dengan jumlah point tidak banyak (10
sampai 15 point) agar wawancara menjadi fokus.
• Agar tercapai kedekatan dengan nara sumber, gunakan bahasa dan kultur
setempat.
• Wawancara dapat dilakukan di tingkat instansi pemerintah dan juga di
petani.
• Dapat juga digunakan untuk “… assessments of the capacity and character
of organizations or institutions, to verifications of macro-economic data
about the state of local socio-economic conditions, or to efforts to
understand the basic mind set of intended beneficiaries.
• Dalam konteks monev, wawancara ini dapat menggali persepsi pelaksana
dan peserta proyek.
• Sangat berguna untuk membandingkan persepsi antar golongan dan strata
dalam masyarakat (laki-laki vs perempuan, kaum tua vs muda, pemilik
lahan vs penggarap, petani vs pedagang, dst.).
13. 13
Menyiapkan Semi-structured Interviews:
• Pedoman wawancara disusun atas topik-topik umum
dan spesifik.
• Tambahkan kolom ceklist pada pedoman
wawancara, agar tidak ada informasi yang terlewat.
• Tetapkan jumlah sampel, keragaman, dan jumlah
wawancara yg akan dilakukan.
• Lakukan pre-test terhadap pedoman wawancara.
• Peneliti menuliskan jawaban pada buku kecil
(notes).
• Setiap selesai wawancara, segera elaborasi data yg
sudah diperoleh dengan tujuan riset.
• Siapkan rencana lapang day by day.
14. 14
(3) Wawancara tidak terstruktur (unstructured
interviewing):
• Wawancara dapat dilakukan kepada
responden individual maupun grup.
• Wawancara “mengalir” menurut
perkembangan antara peneliti dan responden,
tidak kaku.
• Sangat bermanfaat untuk menggali data
terhadap suatu objek secara luas (exploring a
topic broadly), bukan untuk membanding.
• Analisa data menjadi lebih sulit, karena sulit
membandingkan informasi antar responden.
15. 15
(4) Focus Group Discussion (FGD):
• Tergolong sebagai semi-structured group meetings antara
peneliti dengan masyarakat berkenaan dengan satu topik
tertentu.
• Objek dapat berupa anggota komunitas, stakeholders, pelaksana
proyek, maupun para pengambil kebijakan.
• Wawancara terhadap pengurus dan anggota suatu lembaga
dapat untuk mengukur institutional capacity
• Berbiaya rendah, padahal mampu menggali data dari berbagai
sisi
• Akan lebih baik bila peserta diskusi memiliki latar belakang
homogen.
• Kuncinya adalah pada jumlah peserta dan kemampuan fasilitator
(peneliti) dalam memandu diskusi.
• Merupakan metode yg baik untuk mengumpulkan data untuk
menyusun rencana kegiatan, dan monev
• FGD tidak bermaksud untuk melakukan pemecahan masalah
atau menghasilkan keputusan.
16. 16
Persiapan untuk melakukan FGD:
• Identifikasi informasi apa yang akan digali.
• Tetapkan fokus diskusi dan cakupannya
(scope of investigation).
• Lakukan desk review
• Tetapkan kriteria peserta FGD sesuai dengan
kebutuhan data
• Siapkan interview materials
• Susun jadwal diskusi, fasilitator, pencatat,
dan peserta (homogenous group
participants).
17. 17
(5) Wawancara mendalam (in-depth
interviews)
• Dapat berupa wawancara individual maupun grup
• Dapat berbentuk pertemuan kelompok, dengan
peserta agak banyak dan heterogen
• Gunakan lebih banyak open-ended questions tentang
topik tertentu.
• Upayakan pula para peserta banyak berkomunikasi di
antara mereka sendiri dibandingkan dengan peneliti.
• Pencatatan data dapat berupa stenography, audio
recording, video recording atau catatan.
• Tujuan diskusi adalah untuk membicarakan suatu ide
baru atau tentang fenomena tertentu yang sedang
terjadi.
18. 18
Contoh analisa data:
Analisa data kualitatif:
• Menerapkan multi-metode dalam pengumpulan data berupa
wawancara, pengamatan langsung, dan studi dokumen (Creswell,
1994; Yin, 1997).
• Menurut Denzim dan Lincoln (1994: 4-6), kata “kualitatif” menekankan
kepada proses dan makna dengan menganalisis dan memahami pola
dan proses sosial masyarakat, yang diakui tidak akan dapat diukur dan
diuji secara tepat (rigorously examined) dalam konteks kuantitas,
jumlah, intensitas, dan frekwensi.
• Analis data kualitatif = terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi data (Miles dan Huberman, 1992: 15-21).
• Reduksi data merupakan pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis lapangan.
• Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memungkinkan penarikan kesimpulan.
• Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif dengan pengkategorian
jawaban dan ditampilkan dalam tabel-tabel atau matrik.
19. 19
Pokok penelitian Data yang dikumpulkan Metode pengumpulan
Gambaran fisik daerah
penelitian
Kondisi geografi, iklim, dan fasilitas sosial
ekonomi.
Pengamatan visual,
wawancara informan kunci,
data sekunder.
Keragaan sosial ekonomi
masyarakat
Jenis-jenis usaha ekonomi, ---pendidikan,
bahasa, pemukiman, suku-suku, agama,
prasarana peribadatan, tenaga kerja.
Pengamatan visual,
wawancara informan.
Proses pembentukan desa Sejarah kedatangan penduduk, penyebab, dan
lokasi yang ditinggali.
Wawancara informan kunci.
Kondisi dan potensi
sumber-sumber agraria
Luas dan ragam sumber agraria (di desa dan
kehutanan), kualitas, dan penggunaan.
Pengamatan visual,
wawancara informan.
Struktur agraria Komposisi pemilikan, penguasaan (penyewaan,
penyakapan, dll), dan pengusahaan.
Wawancara informan kunci
dan responden.
Pembentukan struktur
agraria
Cara memperoleh tanah, transaksi tanah antar
penduduk, dan perubahan penggunaan.
Wawancara responden dan
informan.
Keamanan sosial ekonomi. Pendapatan dan pengeluaran rumah tangga,
kewajiban sosial, kekerabatan, administrasi dan
hukum tanah.
Wawancara informan
Prospek keberlanjutan
ekosistem
Status stabilitas sumber-sumber agraria,
perubahan tegakan hutan, debit sungai, dll.
Pengamatan visual, dan
wawancara informan.
Contoh matrik berisi pokok penelitian, jenis data dan metode pengumpulan
data (Judul “Pembentukan Struktur Agraria):
20. 20
Form Informasi yang dikumpulkan
Site Overview Form site overview map, local wage rated, local units of measurement, exchange rates, recent
policy changes, interview information
Forest Form size, ownership, internal differentiation, products harvested, uses of products, master species
list, changes in forest area, appraisal of forest condition
Forest Plot Form tree, shrub, and sapling size, density, and species type within 1, 3, and 10 meter circles for a
random sample of plots in each forest, and general indications regarding forest condition
Settlement Form socio-demographic information, relation to markets and administrative centers, geographic
information about the settlement
User Group Form size, socioeconomic status, attributes of specific forest user groups
Forest User Group Relationship Form products harvested by user groups from specific forests and their uses
Forest Products Form details on three most important forest products (as defined by the user group), temporal
harvesting patterns, alternative sources and substitutes, harvesting tools and techniques, and
harvesting rules
Forest Association Form institutional information about forest association (if one exists at the site), including
association's activities, rules structure, membership, record keeping
Non-Harvesting Organization Form information about organizations that make rules regarding a forest(s) but do not use the forest
itself, including structure, personnel, resource mobilization, and record keeping
Organizational Inventory and
Interorganizational Arrangements
Form
information about all organizations (harvesting or not) that relate to a forest, including
harvest and governance activities
Contoh: Form pengumpulan data dan informasi yang dikumpulkan