O slideshow foi denunciado.
Seu SlideShare está sendo baixado. ×

Lapsus_Choledocolithiasis + Cholesistitis_Syahda Nabilla Aristawidya.pptx

Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Próximos SlideShares
Diet penyakit kantung empedu
Diet penyakit kantung empedu
Carregando em…3
×

Confira estes a seguir

1 de 43 Anúncio

Mais Conteúdo rRelacionado

Semelhante a Lapsus_Choledocolithiasis + Cholesistitis_Syahda Nabilla Aristawidya.pptx (20)

Mais recentes (20)

Anúncio

Lapsus_Choledocolithiasis + Cholesistitis_Syahda Nabilla Aristawidya.pptx

  1. 1. Oleh : Syahda Nabilla Aristawidya NIM 212011101007 Dokter Pembimbing : dr. Ali Santosa, Sp.PD LAB/KSM ILMU PENYAKIT DALAM RSD DR. SOEBANDI JEMBER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2022 LAPORAN KASUS Choledocolithiasis + Cholesistitis
  2. 2. 1. Nama : Ny. S 2. Jenis kelamin : Perempuan 3. Tanggal Lahir : 30 Desember 1960 4. Umur : 62 tahun 5. Alamat : Dusun Krajan II Lumajang 6. Pekerjaan : IRT 7. Agama : Islam 8. Status : Menikah 9. Pelayanan : Umum 10. Tanggal MRS : 12 September 2022 11. Tanggal pemeriksaan : 14 September 2022 12. No.RM : 353355 I. Identitas Pasien
  3. 3. II. Anamnesis Keluhan Utama Nyeri perut kanan atas Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke IGD RSD dr. Soebandi dengan keluhan lemas disertai nyeri perut. Nyeri perut sebelah kanan atas sejak 2 minggu lalu. Pasien mengatakan nyeri perut tiba-tiba muncul, pernah menjalar ke punggung dan semakin memberat dalam 3 hari terakhir, terutama dirasakan setelah pasien makan makanan berlemak (daging). Pasien juga mengeluhkan mual, muntah (-), mata dan seluruh badan kuning, gatal di seluruh badan. Terdapat keluhan demam, yang tidak terlalu tinggi. BAB berwarna seperti dempul, BAK berwarna gelap seperti air teh. Pasien mengaku suka makanan berlemak seperti gorengan, jerohan dan santan. Keluarga pasien juga mengatakan bahwa pasien mengalami penurunan nafsu makan. Tidak ada keluhan nyeri dada, sesak nafas, penurunan berat badan.
  4. 4. II. Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah merasakan keluhan serupa sebelumnya. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal Riwayat diabetes militus : disangkal Riwayat B20 : disangkal Riwayat alergi : disangkal Riwayat penyakit kuning : disangkal Riwayat operasi : (-) Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluarga dengan penyakit serupa disangkal. Riwayat Pengobatan Pasien berobat ke poli penyakit dalam di RSUD Pasirian
  5. 5. II. Anamnesis Riwayat Sosial Lingkungan dan Ekonomi Pasien tinggal bersama keluarganya yang terdiri dari pasien, anak dan suaminya, 2 cucu sehingga dalam 1 rumah berjumlah 5 orang. Pasien merupakan seorang nenek yang membantu anaknya jualan gorengan di rumah. Pasien sudah menopause, tidak mengonsumsi pil KB. Pasien mengaku suka makan makanan berlemak seperti gorengan, jerohan, dan santan. Pola makan pasien teratur yaitu makan 3x sehari dengan porsi cukup. Menu makanan sehari-hari yaitu nasi, tahu, tempe, ayam, ikan, dan jarang mengonsumsi sayur. Kesan : Pasien memiliki kebiasaan pola diet yang kurang baik sehingga berisiko menyebabkan penyakit yang diderita saat ini.
  6. 6. III. Anamnesis Sistem Kepala, mata, hidung, mulut, tenggorokan Sakit kepala (-), jejas (-), mimisan (-), Penglihatan kabur (-), mata kuning (+) Nyeri telan (-) benjolan di leher (-) Sistem Respirasi Sesak nafas (-), batuk (-), batuk darah (-), mengi (-) Sistem Gastrointestinal mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+), nyeri perut kanan atas (+) terutama jika dipicu oleh makan makanan berlemak Sistem Muskuloskeletal Atrofi (-), deformitas (-), nyeri otot (-), nyeri sendi (-). Sistem integumentum turgor kulit normal, sianosis (-), kulit kuning (+), ruam (-), gatal (+) Sistem Genitourinaria BAK pekat sepertu teh, nyeri saat BAK (-), BAB seperti dempul (+) Sistem Kardiovaskular Berdebar (-), nyeri dada (-)
  7. 7. IV. Pemeriksaan Fisik Status Generalis Keadaan Umum : Lemah Kesadaran : compos mentis, GCS 4-5-6 Vital Sign : TD : 100/80 mmHg HR : 68 x/menit RR : 20 x/menit Tax : 37 oC SpO2 : 97% (room air) VAS : 6 BB : 76 kg TB : 150 cm IMT : 33,9% status gizi : obesitas
  8. 8. IV. Pemeriksaan Fisik Status Lokalis Kepala Bentuk : normocephal Rambut : putih, lurus, pendek Mata : anemis (-/-), ikterus (+/+), edema palpebra (-/-), refleks cahaya (+/+) Hidung : sekret(-), pernafasan cuping hidung(-) Telinga : sekret (-), perdarahan (-) Mulut : sianosis (-), perdarahan gusi (-) Kesan : pemeriksaan daerah kepala pada mata terdapat ikterus Leher : Simetris, deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-), tiroid membesar (-), nyeri tekan (-) Kesan : pemeriksaan fisik leher dalam batas normal.
  9. 9. IV. Pemeriksaan Fisik Thorax Cor Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V MCL Sinistra Perkusi : redup di ICS IV MCL D s/d ICS V MCL Sinistra Auskultasi : S1S2 tunggal, e/g/m : -/-/- Pulmo Kesan: pemeriksaan fisik jantung, paru dalam batas normal.
  10. 10. IV. Pemeriksaan Fisik Abdomen Inspeksi : Cembung, soepl Auskultasi : bising usus (+) 12x/menit Perkusi : timpani Palpasi : soepel, murphy sign (+), nyeri tekan (+) hipokondrium kanan, suprapubik (-), nyeri ketok CVA (-), hepatomegali (-), splenomegali (-) Kesan : Pemeriksaan abdomen terdapat abnormalitas pada bilier Ekstremitas Superior : akral hangat +/+, edema -/-, Inferior : akral hangat +/+, edema -/- Kesan : ekstremitas dalam batas normal
  11. 11. V. Pemeriksaan Penunjang ● USG Abdomen (01 September 2022 di RSUD Pasirian) Kesan: Dilatasi IHBD, CBD dan hydrops GB e.c Choledocolithiasis, uk -/+ 0,69 cm dan sludge di CBD
  12. 12. V. Pemeriksaan Penunjang ● Darah lengkap (12 September 2022 di RSD dr.Soebandi)
  13. 13. V. Pemeriksaan Penunjang ● MRCP (16 September 2022 di RSUD Soebandi) Kesan : Choledocolithiasis dengan obstruksi CBD
  14. 14. VI. Diagnosis Kerja Obstructive Jaundice Choledocolithiasis Cholesistitis Diagnosis banding : Cholangitis Pankreatitis akut Cholangiocarcinoma
  15. 15. VII. Planning - Planing diagnostik  Pemeriksaan laboratorium (DL, LVT, RFT, UL, Profil lipid)  USG Abdomen  MRCP - Planning terapi  Inf. PZ 20 tpm  Inj. Levofloxacin 500 mg/24 jam  Inj. Metronidazole 500 mg/8 jam  Inj. Santagesik 1 g/8 jam  Inj. Pantoprazole 40 mg/24 jam  p/o UDCA 3x250 mg  p/o Cetirizine 1x10 mg  co bedah umum
  16. 16. VII. Planning - Planing monitoring  Observasi vital sign pasien  Observasi keluhan dan keadaan umum  Observasi DL, RFT, LFT - Planing edukasi  Istirahat yang cukup  Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien kepada keluarga terkait penyebab, perjalanan, perawatan, prognosis, komplikasi, pencegahan komplikasi  Menjelaskan kepada pasien terkait diet rendah lemak, rendah kolesterol.  Menjaga pola hidup, olahraga, menjaga berat badan ideal.
  17. 17. IX. Follow Up
  18. 18. Tinjauan Pustaka
  19. 19. Anatomi Kandung Empedu
  20. 20. Anatomi Kandung Empedu
  21. 21. Fisiologi Kandung Empedu
  22. 22. Fisiologi Kandung Empedu
  23. 23. Fisiologi Kandung Empedu
  24. 24. Fisiologi Kandung Empedu Empedu diproduksi oleh sel hepatosit sebanyak 500-1000 ml/hari. Diluar waktu makan, empedu disimpan untuk sementara di dalam kandung empedu, dan di sini mengalami pemekatan sekitar 50%. Fungsi primer dari kandung empedu adalah memekatkan empedu dengan absorpsi air dan natrium. Empedu melakukan dua fungsi penting yaitu: 1. Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak 2. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan yang penting dari darah, antara lain bilirubin, suatu produk akhir dari penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol yang di bentuk oleh sel- sel hati. Pengosongan kandung empedu dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin, hal ini terjadi ketika makanan berlemak masuk ke duodenum sekitar 30 menit setelah makan. Dasar yang menyebabkan pengosongan adalah kontraksi ritmik dinding kandung empedu. Normalnya kandung empedu kosong secara menyeluruh dalam waktu sekitar 1 jam.
  25. 25. Lesmana, L. A. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Penyakit Batu Empedu. Jakarta: Interna Publishing. Miura, F., Okamoto, K., Takada, T., et al. 2018. Tokyo Guidelines 2018: initial management of acute biliary infection and flowchart for acute cholangitis. J Hepatobiliary Pancreat Sci (2018) 25:31–40. Purnomo B. 2015. Dasar-Dasar Urologi. Edisi III. Jakarta: Sagung Seto.
  26. 26. Lesmana, L. A. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Penyakit Batu Empedu. Jakarta: Interna Publishing.. Purnomo B. 2015. Dasar-Dasar Urologi. Edisi III. Jakarta: Sagung Seto.
  27. 27. Lesmana, L. A. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Penyakit Batu Empedu. Jakarta: Interna Publishing.. Purnomo B. 2015. Dasar-Dasar Urologi. Edisi III. Jakarta: Sagung Seto.
  28. 28. Etiopatogenesis Etiologi batu empedu belum diketahui sepenuhnya, akan tetapi faktor predisposisi terpenting yaitu adanya gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi empedu, stasis empedu, dan infeksi kandung empedu. • Perubahan komposisi empedu merupakan faktor penting dalam pembentukan batu empedu. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa hati penderita batu empedu kolesterol menyekresi empedu yang sangat jenuh dengan kolesterol. Kolesterol yang berlebihan ini akan mengendap di dalam kandung empedu (dengan cara yang belum dimengerti sebelumnya) untuk membentuk batu empedu. • Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan komposisi kimia, dan pengendapan unsur. Gangguan kontraksi kandung empedu atau adanya spasme sfingter Oddi atau keduanya yang dapat menyebabkan stasis. Faktor hormonal dikaitkan dengan perlambatan pengosongan kandung empedu dan menyebabkan tingginya insidensi pada kelompok ini. • Infeksi bakteri dalam saluran empedu. Adanya mukus meningkatkan viskositas empedu dan unsur sel atau bakteri yang berperan sebagai pusat presipitasi
  29. 29. Manifestasi Klinik Manifestasi Klinis dapat bersifat asimptomatis dan gejala muncul saat terjadi inflamasi dan obstruksi ketika batu bermigrasi ke duktus sistikus. Keluhan khas berupa kolik bilier dengan karakteristik sebagai berikut: • Nyeri kuadran kanan atas atau epigastrium • Kadang menjalar ke area interskapularis, skapula kanan atau bahu • Episodik, remiten, mendadak • Berlangsung 15 menit-5jam • Hilang perlahan dengan sendirinya • Mual muntah • Dicetuskan dengan makan makanan berlemak, konsumsi makanan dalam porsi besar setelah puasa berkepanjangan atau dengan makan normal, sering pada malam hari. • Nyeri menetap >5jam atau disertai demam yang mengindikasikan kolesistitis akut atau komplikasi lainnya Pada anamnesis didapatkan gejala nyeri pada kuadran kanan atas yang menjalar sampai punggung kanan yang berlangsung menetap. Keluhan tersebut muncul secara tiba-tiba dan bisa menetap beberapa menit sampai setengah jam.
  30. 30. Diagnosis Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang • Asimptomatik. • Keluhan mungkin timbul berupa dispepsia yang kadang disertai intolerensi terhadap makanan berlemak. Pada simptomatik dirasakan keluhan kolik bilier. • Pada batu kandung empedu  jika ditemukan kelainan biasanya berhubungan dengan komplikasi. Tanda murphy sign positif (nyeri tekan bertambah ketika pasien menarik napas panjang sehingga pasien berhenti menarik napas) karena kandung empedu yang meradang tersentuh. • Pada batu saluran empedu  tidak menimbulkan gejala dalam fase tenang. • Muncul sklera ikterik. • USG • Foto Polos Abdomen • Kolesistografi • CT Scan Abdomen • ERCP(Endoskopic Retrograde Cholangiopancreatography) • MRCP(Magnetic Resonance Cholangiopancreatography) Pada anamnesis pasien didapatkan intoleransi terhadap makanan berlemak serta adanya kolik bilier Pada pemeriksaan fisik didapatkan murphy sign (+). Pada pemeriksaan penunjang yaitu USG Abdomen ditemukan dilatasi CBD dan sludge GB
  31. 31. Algoritma Ikterik
  32. 32. Algoritma Koledokolitiasis PPK RSCM
  33. 33. Tatalaksana 1. Pasien Asimtomatis Intervensi gaya hidup  olahraga, menurunkan berat badan dan diet rendah kolesterol. 2. Pasien Simtomatis • Terapi farmakologis • Prosedur invasif minimal dengan ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography) dengan sfingterotomi endoskopik. • Intervensi bedah (kolesistektomi laparoskopi)
  34. 34. Komplikasi • Kolangitis akut, • Mukokel, • Empiema hingga gangren pada kandung empedu, • Pankreatitis akut, • Keganasan kandung empedu.
  35. 35. Daftar Pustaka ● IDI (Ikatan Dokter Indonesia). 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta. ● Lesmana, L. A. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Penyakit Batu Empedu. Jakarta: Interna Publishing. ● Miura, F., Okamoto, K., Takada, T., et al. 2018. Tokyo Guidelines 2018: initial management of acute biliary infection and flowchart for acute cholangitis. J Hepatobiliary Pancreat Sci (2018) 25:31–40. ● Purnomo B. 2015. Dasar-Dasar Urologi. Edisi III. Jakarta: Sagung Seto. ● Price, A dan Sylvia. 2006. Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC. ● Pridady, F.X. 2014. Kolesistitis Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. ● Seputra, K. P., Tarmono B. S., Noegroho C. A., Mochtar I. W., Johan R., Agus R.A.H. Hamid, dan I Wayan Y. 2020. Panduan Tata Laksana Infeksi Saluran Kemih dan Genitalia Pria 2020. IAUI (Ikatan Ahli Urologi Indonesia). ● Sukandar, E. 2014. Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Dewasa Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. ● Sjamsuhidajat R, De Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. ● Tanto, C. 2014. Kapita selekta kedokteran: edisi 4 jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
  36. 36. Terima kasih

×