Anúncio
2546-3242-1-PB.pdf
2546-3242-1-PB.pdf
2546-3242-1-PB.pdf
2546-3242-1-PB.pdf
Anúncio
2546-3242-1-PB.pdf
2546-3242-1-PB.pdf
Próximos SlideShares
98 532-1-pb98 532-1-pb
Carregando em ... 3
1 de 6
Anúncio

Mais conteúdo relacionado

Similar a 2546-3242-1-PB.pdf(20)

Anúncio

2546-3242-1-PB.pdf

  1. Khoirun Nisa | Karakteristik Infeksi Dengue Dengan Kebocoran Plasma Di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2018-2019 Medula | Volume 9| Nomor 3| Oktober 2019 |520 Karakteristik Infeksi Dengue Dengan Kebocoran Plasma Di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2018-2019 Khoirun Nisa Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Infeksi dengue adalah infeksi dengan gejala asimptomatik atau hanya berupa demam yang tidak khas. Kebocoran plasma adalah salah satu gejala penting demam berdarah dengue (DBD) yang membedakan dengan demam dengue (DD). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik infeksi dengue dengan kebocoran plasma di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2018-2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh dari rekam medik pasien dengan sampel sebanyak 72 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pada penelitian ini didapatkan distribusi pasien infeksi dengue dengan manifestasi kebocoran plasma terbanyak adalah asites sebanyak 34 orang (47.2%) dan untuk efusi pleura sebanyak 20 orang (27.8%) serta 18 orang (25%) pasien tidak mengalami kebocoran plasma. Jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sejumlah 41 orang (56.9%) sedangkan laki-laki adalah 31 orang (43.1%). Tertinggi menurut usia adalah 6-10 tahun sebanyak 29 orang (40.3%). Demam terbanyak yang mengalami kebocoran plasma adalah pada hari ke 3-5 sejumlah 53 orang (73.6%) sedangkan pada hari ke 6-7 sebanyak 19 orang (26.4%). Nilai hematokrit 35-45% sebanyak 42 orang (58.3%). Kadar hemoglobin 12-15 gr/dL sebanyak 36 orang (50%). Nilai trombosit <150.000/uL sebanyak 70 orang (97.2%) dan tidak didapatkan pasien dengan nilai trombosit >450.000/uL. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik infeksi dengue dengan kebocoran plasma di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2018-2019 terbanyak adalah asites, jenis kelamin perempuan, kelompok usia 6-10 tahun, lama demam 3-5 hari, nilai hematokrit 35-45%, kadar hemoglobin 12-15g/dL dan nilai trombosit <150.000/uL Kata kunci : Demam, karakteristik infeksi dengue, kebocoran plasma Characteristic of Dengue Infection with Plasma Leakage at RSUD Dr.H. Abdul Moeloek in 2018-2019 Abstract Dengue infection is an infection with asymptomatic symptoms or non-typical fever. Plasma leakage is one of the important symptoms of dengue hemorrhagic fever (DHF) which differentiate it from dengue fever (DF). The purpose of this study was to determine how the characteristic of dengue infection with plasma leakage at RSUD Dr.H. Abdul Moeloek in 2018-2019. This research is a descriptive study with cross sectional approach. Data obtained from medical records and the number of samples is 72 samples included in the inclusion criteria. In this study it was found that the distribution of dengue infection patients with the most manifestations of plasma leakage was ascites as many as 34 people (47.2%) and pleural effusion as many as 20 people (27.8%) and 18 people (25%) patients did not experience plasma leakage. The most gender are 41 women (56.9%) while men are 31 people (43.1%). The highest according to age is 6-10 years as many as 29 people (40.3%). The most fever that had plasma leakage was on 3-5 days with 53 people (73.6%) while on 6-7 days there were 19 people (26.4%). Hematocrit value of 35-45% is 42 people (58.3%). Hemoglobin levels 12-15 g/dL as many as 36 people (50%). Platelet values <150,000 / uL were 70 peoples (97.2%) and there are no patients with platelet values> 450,000 / uL. The conclusion of this study is the characteristics of dengue infection with plasma leakage in RSUD Dr.H. Abdul Moeloek In 2018-2019 the most are ascites, female sex, age group of 6-10 years, duration of fever 3-5 days, hematocrit value of 35-45%, hemoglobin level 12-15g/dL and platelet value <150,000 / uL. Keywords: Characteristic of dengue infection, fever, plasma leakage Korespondensi: Khoirun Nisa, alamat Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No.1. Bandar Lampung, HP 082269176794, E-mail nisya1khoirun@gmail.com
  2. Khoirun Nisa | Karakteristik Infeksi Dengue Dengan Kebocoran Plasma Di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2018-2019 Medula | Volume 9| Nomor 3| Oktober 2019 |521 Pendahuluan Infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Manifestasi klinik dari infeksi dengue bervariasi meliputi demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD) dan dengue syok syndrome (DSS) 1 . Virus dengue termasuk dalam genus flavivirus, family flaviviridae yang terdiri dari 4 serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Virus ini dapat masuk ketubuh manusia lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk penular ini ditemukan hampir diseluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut 2 . Negara- negara di Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat menjadi daerah endemis infeksi dengue. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya 1 . WHO mencatat bahwa negara Indonesia merupakan negara dengan kasus DBD tertinggi se-Asia Tenggara 3 . Di Indonesia terdapat 11 (33%) provinsi yang termasuk dalam resiko tinggi DBD 4 . Di Indonesia, infeksi dengue pertama kali dilaporkan di Surabaya pada tahun 1968 dan di tahun 1980 seluruh provinsi di Indonesia kecuali Timor-Timor telah terjangkit penyakit dengue. Penyebaran infeksi dengue di luar Jawa terjadi di tahun 1972 di Sumatra Barat dan Lampung 2 . Di Provinsi Lampung penyebaran infeksi dengue makin luas dan cenderung meningkat sehingga berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Berdasarkan data kesehatan Provinsi Lampung tahun 2015, angka kesakitan/ insidensi rate (IR) akibat infeksi dengue di Provinsi Lampung tiap tahunnya berfluktuasi. Angka kesakitan/Insidensi Rate (IR) DBD di Provinsi Lampung tahun 2011 sebesar 20,03% per 100.000 penduduk dengan angka kematian/Case Fatality Rate (CFR) 1,3%. Pada tahun 2012 terdapat peningkatan angka kesakitan yaitu menjadi 68.44% per 100.000 penduduk dan penurunan angka kematian yaitu 0,88%. Kemudian pada tahun 2013 angka kesakitan turun menjadi 58,08% per 100.000 penduduk dengan angka kematian 0,98%. Pada tahun 2014 angka kesakitan mengalami penurunan kembali menjadi 16,80% per 100.000 penduduk tetapi angka kematian meningkat menjadi 1,63%. Pada tahun 2015 angka kesakitan meningkat menjadi 36,91% per 100.000 penduduk dan penurunan angka kematian yaitu 1,00% 5 . Gejala klinis infeksi dengue dapat bersifat asimptomatik atau hanya berupa demam yang tidak khas. Kebocoran plasma adalah salah satu gejala penting demam berdarah dengue (DBD) yang membedakan dengan demam dengue (DD). Kebocoran plasma ditandai dengan Peningkatan nilai hematokrit >20% dibandingkan dengan usia dan jenis kelamin, penurunan nilai hematokrit >20% setelah pemberian cairan yang adekuat, tanda-tanda kebocoran plasma seperti hipoproteinemia, asites dan efusi pleura. Kebocoran plasma akan menyebabkan syok, disfungsi sirkulasi dan penurunan perfusi organ. Kondisi syok pada DBD berhubungan dengan angka kematian yang tinggi jika syok tidak di tangani dengan baik dan menjadi profound shock dan dapat berakhir dengan kematian6 . Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti karakteristik pasien infeksi dengue dengan kebocoran plasma di di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2018-2019 Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengambilan data secara cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di bagian rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H. Abdul Moeloek pada bulan Oktober— Desember tahun 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan diagnosis infeksi dengue di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H. Abdul Moeloek pada Januari 2018—Oktober 2019 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien yang telah didiagnosis secara klinik dan laboratorium menderita demam berdarah dengue dan pasien yang memiliki hasil pemeriksaan darah rutin sedangkan kriteria eklusi penelitian ini yaitu
  3. Khoirun Nisa | Karakteristik Infeksi Dengue Dengan Kebocoran Plasma Di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2018-2019 Medula | Volume 9| Nomor 3| Oktober 2019 |522 pasien yang memiliki riwayat kelainan darah seperti thalassemia, anemia dan pasien dengan penyakit infeksi lainnya misalnya thypoid. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 72 sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Data pada penelitian ini menggunakan data sekunder berupa rekam medik dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H. Abdul Moeloek tahun 2017— 2018. Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data diolah dengan menggunakan program komputer dengan beberapa langkah, yaitu: coding, data entry, verifikasi dan output computer. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang dilakukan untuk menggambarkan distribusi dan frekuensi. Hasil Tabel 1. Distribusi Karakteristik umum dan laboratorium subjek penelitian Frekuensi % Kebocoran plasma Asites 34 47.2 Efusi pleura 20 27.8 Tidak Kebocoran Plasma 18 25 Jenis Kelamin Laki Laki 31 43.1 Perempuan 41 56.9 Usia (tahun) 1-5 27 37.5 6-10 29 40.3 11-15 16 22.2 Demam hari ke 3-5 53 73.6 6-7 19 26.4 Hematokrit (%) <35 15 20.8 35-45 42 58.3 >45 15 20.8 Hemoglobin (gr/dL) < 12 9 12.5 12-15 36 50 >15 27 37.5 Trombosit (/uL) <150.000 70 97.2 150.000-450.000 2 2.8 Tabel 2. Distribusi rata-rata demam, usia dan nilai laboratorium subjek penelitian Mean Median Standar Deviasi Nilai Minimum Nilai Maksimum Demam Hari Ke 4.61 4 1.327 3 8 Usia (tahun) 7.58 7 3.653 2 15 Hemoglobin (gr/dL) 14.335 14.7 2.0754 9.7 18.7 Hematokrit (%) 41.21 42 6.205 26 53 Trombosit (/uL) 54.569 44.5 39.856018 7.000 256.000
  4. Khoirun Nisa | Karakteristik Infeksi Dengue Dengan Kebocoran Plasma Di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2018-2019 Medula | Volume 9| Nomor 3| Oktober 2019 |523 Pembahasan Pada penelitian ini, didapatkan bahwa manifestasi kebocoran plasma terbanyak adalah asites sebanyak 47.2% sedangkan efusi pleura sebanyak 27.8%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suzzana bahwa hasil ultrasonography asites adalah sebesar 65.71% sedangkan efusi pleura adalah sebesar 54.28%7 . Kebocoran plasma ditandai dengan hemokonsentrasi, efusi pleura, asites dan hipoalbuminemia8 . Komplek virus dan antibodi akan mengaktifkan sistem komplemen dengan mensekresikan C3a dan C5a, yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah sehingga terjadi ekstravasasi plasma dari intravaskuler menuju ekstravaskuler yang menyebabkan kebocoran plasma9 . Pada penelitian ini didapatkan pasien yang mengalami kebocoran plasma adalah pasien dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 56.9% dan pada laki-laki sebesar 43.1%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ghinanti, dkk bahwa pasien DBD perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu 20 pasien atau sebesar 52.6%10 . Pada umunya laki- laki dan perempuan memilliki perbandingan yang sama dalam hal infeksi dengue. Di Indonesia tidak ada perbedaan bermakna antara pasien DBD laki-laki dan pasien DBD perempuan dan dilaporkan tidak ada kejadian bermakna pada kejadian syok anak laki-laki dan perempuan11 . Kelompok umur 6-10 tahun adalah kelompok umur terbanyak yang mengalami kebocoran plasma. Rata-rata usia pasien yang mengalami kebocoran plasma adalah 7.58 tahun dengan standar deviasi 3.653. Usia termuda pasien yang mengalami kebocoran plasma adalah 2 tahun dan paling tua adalah 15 tahun. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Artawan, dkk. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa penderita infeksi dengue terbanyak adalah usia 5-10 tahun (51.9%)12 . Kelompok Usia <10 tahun rentan terkena infeksi dengue disebabkan karena faktor daya tahan tubuh yang masih rendah13 . Menurut WHO usia <12 tahun memiliki aktivitas yang dominan di luar rumah seperti bermain atau sekolah dan kondisi ini akan meningkatkan resiko terkena gigitan nyamuk penular DBD bahkan multibiting yang dapat menjadi resiko infeksi sekunder DBD13 Pasien DBD paling banyak mengalami kebocoran plasma pada demam hari ke 3-5 sebanyak 73.6%. Rata-rata pasien mengalami kebocoran plasma adalah pada hari ke-4.61. Pada penelitian ini pasien paling cepat mengalami kebocoran plasma adalah pada hari ke-3 sedangkan paling lama pada hari ke-8. Kebocoran plasma pada pasien DBD terjadi pada fase kritis14 . Tanda awal fase kritis yaitu penurunan suhu tubuh menjadi 37,5-380 C dan biasanya terjadi pada hari ke 3-7 demam. Periode kebocoran plasma berlangsung secara signifikan selama 24-48 jam dan dapat disertai peningkatan permeabilitas kapiler dan hemokonsentrasi.3 . Rata-rata nilai hematokrit pasien DBD dengan kebocoran plasma adalah 41.21%. Pada penelitian ini nilai hematokrit 35-45% merupakan presentase hematokrit terbanyak yaitu 58.3 %. Nilai hematokrit terendah pasien DBD dengan kebocoran plasma adalah 26% dan nilai hematokrit tertinggi adalah 53%. .Hal ini sejalan dengan penelitian Wardhy yang menggambarkan bahwa sebagian besar pasien DBD memiliki nilai hematokrit normal yaitu sebesar 75%15 . Hematokrit dapat kembali normal atau lebih rendah karena efek pemberian cairan16 . Pada penelitian ini didapatkan kadar hemoglobin terbanyak pasien DBD dengan kebocoran plasma adalah 12-15 gr/dL dengan presentase 50%. Kadar hemoglobin pasien dengan kebocoran plasma terendah adalah 9.7 gr/dL sedangkan yang tertinggi adalah 18.7 gr/dL. dan rata-rata nilai hemoglobin pasien adalah 14.335 gr/dL. Hal ini sesuai dengan penelitian Hardi yang menyatakan bahwa kadar hemoglobin terbanyak adalah kadar hemoglobin dalam rentan normal yaitu sebesar 64.9%17 Pada fase awal atau fase tanpa syok kadar hemoglobin pada hari-hari pertama biasanya normal atau sedikit menurun. Tetapi kemudian kadarnya kan naik sejalan dengan peningkatan
  5. Khoirun Nisa | Karakteristik Infeksi Dengue Dengan Kebocoran Plasma Di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2018-2019 Medula | Volume 9| Nomor 3| Oktober 2019 |524 hematokrit yang merupakan kelainan hematologi awal pada DBD18 . Pada penelitian ini sebanyak 97.2 pasien mengalami trombositopenia yaitu trombosit kurang dari 150.000/uL dan tidak didapatkan pasien dengan nilai trombosit >450.000/uL. Nilai trombosit terendah pasien DBD dengan kebocoran plasma adalah 7.000/uL sedangkan yang tertinggi adalah 256.000/uL. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Acivrida bahwa penderita DBD yang mengalami trombositopenia sebesar 99%4 . Trombositopenia dapat terjadi karena dua mekanisme yaitu pertama disebabkan karena supresi sumsum tulang dan kedua adalah destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit19 . Gambaran sumsum tulang pada awal infeksi akan menunjukan keadaan hiposeluler dan supresi megakariosit. Setelah keadaan nadir tercapai akan terjadi peningkatan hematopoiesis. Pada saat trombositopenia kadar trombopoietin dalam darah meningkat sebagai mekanisme kompensasi terhadap trombositopenia9 . Teori secondary heterologous infection menyatakan bahawa peningatan agregasi trombosit mengakibatkan penghancuran trombosit oleh reticuloendotelhelial system (RES) sehingga terjadi trombositopenia19 . Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa manifestasi kebocoran plasma terbanyak pada DBD adalah asites dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan. Kelompok umur yang paling sering mengalami DBD dengan kebocoran plasma adalah usia 6-10 tahun dan paling banyak terjadi pada hari ke 3-5. Nilai hematokrit pasien DBD dengan kebocoran plasma yang memiliki frekuensi terbanyak adalah 35-45%. Kadar hemoglobin dengan frekuensi terbanyak adalah 12-15 gr/dL dan nilai trombosit pasien DBD dengan kebocoran plasma terbanyak adalah kurang dari 150.000/uL . Daftar Pustaka 1. Utari FP, Efrida, Kadri H. Perbandingan Nilai Hematokrit dan Jumlah Trombosit antara Infeksi Dengue Primer dan Dengue Sekunder pada Anak di RSUP. Dr. M. Djamil. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;7(1):118- 123. 2. Sukohar A. Demam Berdarah (DBD). Medula. 2014;2(2):1-15. 3. Charisma AM. Gambaran Hasil Pemeriksaan Jumlah Trombosit dan Nilai Hematokrit pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) Di RSU Anwar Medika Periode Februari-Desember 2016. Journal of Pharmacy and Science. 2017;2(2):15-19. 4. Hasan M. Profil Provinsi Gorontalo. Pemprov Lampung. 2015;(44):20. 5. Pangaribuan A, Prawirohartono EP, Laksanawati IS. Faktor Prognosis Kematian Sindrom Syok Dengue. Sari Pediatri. 2016;15(5):332. 6. Suzanna Ndraha, Anthony Hadi Wibowo, Nicholas Wijayanto, Fatin Amirah, Putri Chairan NP. Pola Klinis dan Peningkatan Enzim Hati Pasien DBD di RSUD Koja. Jurnal Kedokteran Meditek. 2017;23(61):9-14. 7. Hutabarat NI, Butarbutar MH. Hubungan Prilaku Keluarga dengan Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Parsikkaman. Journal of Healthcare Technology and Medicine. 2019;5(1):34-44. 8. Prayoga MJ, Tjiptaningrum A. Pengaruh Pemberian Angkak ( Beras Fermentasi Monascus purpureus ) dalam Meningkatkan Kadar Trombosit pada Penderita Demam Berdarah Dengue. Majority. 2016;5(5):6-13. 9. Ghinanti Hanandhia Anbaratika, Sri Yuliawati M. Hubungan Antara Serotipe Dengue Dengan Manifestasi Klinis Ruam Pada Pasien DBD di RSUD Wonosari Yogyakarta Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2016;4(4):379-386. 10. Ichwani AS, Wibawa HA. Prediksi Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan Faktor Cuaca Menggunakan Metode Extreme Learning Machine (Studi
  6. Khoirun Nisa | Karakteristik Infeksi Dengue Dengan Kebocoran Plasma Di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2018-2019 Medula | Volume 9| Nomor 3| Oktober 2019 |525 Kasus Kecamatan Tembalang). Jurnal iptek. 2018;23(1):45-52. 11. Artawan, I Made Dwi Lingga Utama, I Wayan Gustawan IKS. Karakteristik pasien anak dengan infeksi dengue di RSUP Sanglah tahun 2013-2014. 2016;51(2):158- 162. 12. Pongsilurang CM, Sapulete MR, Kaunang WPJ. Pemetaan kasus demam berdarah dengue di kota manado. Jurnal kedokteran komunitas dan tropik. 2015;3(2):66-72 13. Yati AW, Nababan RM. Hubungan Kadar Kolesterol Total dan Kadar Albumin dengan Kebocoran Plasma pada Demam Berdarah. Majority. 2017;6(3):148-152 14. World Health Organization. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. 2011. 15. Wardhy Arief Hidayat, Rismawati Yaswir. Hubungan Jumlah Trombosit dengan Nilai Hematokrit pada Penderita Demam Berdarah Dengue dengan Manifestasi. 2017;6(2):446-451. 16. World Health Organization. Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention And Control. 2009. 17. Hardi J, Rambert G, Manoppo F. Kadar Hemoglobin Dan Uji Tourniquet Pada Pasien Anak Dengan Infeksi Virus Dengue Di Manado. jurnal e-Biomedik. 2015;3(1):1- 4. 18. Mayasari R, Sitorus H, Salim M, Oktavia S, Supranelfy Y, Wurisastuti T. Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue pada Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Prabumulih Periode Januari–Mei 2016. Media Litbangkes. 2019;29(1):39-50. 19. Iryani T, Soleha TU, Kedokteran F, et al. Manfaat Angkak terhadap Kenaikan Trombosit pada Penderita DBD. Majority. 2016;5(5):1-5
Anúncio