Modul ini membahas tentang pendidikan anak berkesulitan belajar dan anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar biasa. Modul ini menjelaskan tentang definisi, penyebab, dan jenis kesulitan belajar, karakteristik anak berkesulitan belajar, intervensi untuk anak berkesulitan membaca, menulis, dan matematika, serta identifikasi dan asesmen anak berkebutuhan khusus.
1. PENDIDIKAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR &
MENDIDIK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI
SD BIASA
(MODUL 8 & MODUL 9)
Disusun Oleh Kelompok 7:
Miftahul Jannah (856835179)
Eni Ismawati (857045691)
Retno Riviani Putri (857046622)
Ainun Naim (857046758)
Rantiana Sera (859542896)
2. MODUL 08 PENDIDIKAN ANAK
BERKESULITAN BELAJAR
KB 1. DEFENISI, PENYEBAB, DAN JENIS-JENIS KESULITAN BELAJAR
A. Definisi Kesulitan Belajar
Anak berkesulitan belajar adalah anak yang mengalai kesulitan dalam tugas-tugas
akademiknya yang disebabkan oleh gangguan dalam psikologis dasar, sehingga
berakibatnya terlambatnya dalam melaksanakan tugas akademik.
B. Klasifikasi Kesulitan Belajar
Kirk dan Galagher menjelaskan bahwa kesulitan belajar dibagi dalam 2 kategori :
a. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan:
Gangguan perhatian, ingatan, motorik,persepsi, berbahasa dan berpikir
b. Kesulitan belajar akademik :
Kesulitan belajar membaca, menulis, berhitung
3. C. Penyebab Kesulitan Belajar
1) Faktor organis/biologis, disebabkan disfungsi syaraf pusat
2) Faktor genetik, disebabkan keturunan dari orang tua
3) Faktor lingkungan, disebabkan karena lingkungan keluarga kurang
mendukung
4 hal penyebab kesulitan belajar menurut ahli diagnostik :
1) Kondisi fisik
2) Faktor lingkungan
3) Faktor motivasi
4) Kondisi psikologis
4. KB 2. KARAKTERISTIK ANAK
BERKESULITAN BELAJAR
A. Karakteristik Anak Berkesulitan
Belajar Secara Umum
1. Masalah persepsi dan koordinasi
2. Gangguan dalam perhatian dan
hiperaktif
3. Gangguan dalam mengingat dan
berpikir
4. Kurang mampu dalam penyesuaian diri
5. Gejala siswa tidak aktif
6. Hasil belajar rendah
B. Karakteristik Anak Kesulitan
Membaca
1. Gangguan membaca lisan
Anak yang kesulitan belajar kurang percaya
diri untuk mengucapkan kata-kata dengan
lisan.
2. Gangguan ingatan jangka pendek
Anak yang kesulitan membaca mengalami
kesulitan merelam huruf yaitu mengeja huruf
secara teratur
3. Gangguan pemahaman
Menunjukan kelemahan pemahaman dan
pendekatan melalui teks akan membuat anak
5. 1. Menulis dengan Tangan
AB belajar memiliki masalah dalam
menulis tangan :
- menulis dng lambat
- jarak tulisannya rapat
- salah dlm menulis huruf
- kesulitan mengikuti garis lurus
- tulisannya terlalu miring
- tulisan tidak terbaca
2. Mengeja
Kesulitan mengeja yang muncul
a) penambahan huruf yang tidak diperlukan
(bandung~bandunga)
b) penghilangan huruf ( bandung ~
badung)
c) muncul pola bicara (bandung~
embandung)
d) Muncul penggantin huruf (roti-wroti)
e) Memutar balikkan huruf dalam kata (ibu-
ubi)
f) Memutar balikkan penempatan konsonan
(berjalan-bejrlan)
g) Memutar balikkan suku kata (laba-bala)
C. Karakteristik khusus anak berkesulitan menulis
6. 3. Menulis ekspresif
Yaitu mengungkapkan pikiran
dan perasaan melalui tulisan
yang dapat dipahami oleh para
pembaca yang ditandai dengan
kurang terampil mengungkapkan
pikiran melalui tulisannya.
4. Karakteristik anak berkesulitan
Matematika berhitung
a) kesulitan mengenal simbol
seperti : +,-,x,=,<,>
b) kesulitan mengoperasikan
hitungan
c) Sering salah membilang secara
urut
d) Ketidaksesuaian dalam
menghitung benda secara
berurutan sambil menyebutkan
bilangannya.
e) Sering salah membedakan angka
f) Sulit membedakan bangun-
bangun geometri.
7. KB 3. INTERVENSI ANAK BERKESULITAN BELAJAR
A. INTERVENSI TERHADAP ANAK BERKESULITAN MEMBACA
1. Tipe (bentuk) kesulitan membaca
• a. Kurang mengnal huruf
• b. Bingung lurutan letak huruf
• c. Menambah suara yang tidak ada
• d. Menghilangkan huruf yang sudah ada
• e.mengganti kata
• f. Mengulang kata
• g. Menambah kata yang tidak ada pada bacaan
• h. Menghilangkan kata yang ada pada bacaan
8. 2. Assesmen kemampuan membaca
• a. Asesmen formatif
• Asesmen formatif tes yang dipergunakam untuk melakukan asesmen secara formatif meliputi :
• 1. tes survei
• 2. tes diagnostik
• 3. tes hasil
• b. Asesmen informatif
• Asesment informatif dapat dipergunakan sebagai berikut.
• 1. informal reading inventories (IRI)
• Tahapan tes ini adalah
• a.siswa diminta untuk membaca satu set daftar kata
• b.siswa mulai membaca suatu wacana yang terdiir dari beberapa bagian
• c.siswa harus menjawab pertanyaan yang bersifat pemahaman
• d.kemampuan membaca lisan dan kesusuaian dalam menjawab pertanyaan pemahaman ditentukan dengan
kesuksesan pada 90% untuk ketepatan pengucapan kata dan 75% untuk pertanyaan pemahaman.
• e.membaca dalam hati dan lisan dilakukan berganti-ganti dari satu bagian ke bagian berikutnya.
2. Cloze Procedure
3. Asesmen minat membaca
9. 3. Prosedur Intervensi Kesulitan Membaca
intervensi terhadap siswa kesulitan membaca dilakukan melalui tahapan berikut.
1. identifikasi masalah
2. diagnosis
3. penyusunan program layanan
4.evaluasi
4. Pendekatan dan teknik dalam intervensi kesulitan membaca
1. teknik gilingham dan stilman
a. Mengenal huruf
b. Merangkai huruf menjadi kata
c. Membaca kalimat dan cerita
2. teknik fernal
teknik ini terdiri dari empat tahapan
1. tahap satu siswa memilih kata yang dipelajari, tiap kata dituliskan dengan kerayon pada kertas dengan tulisan
miring
2. tahap dua siswa masuk tahap ini jika sudah terbukti tidak memerlukan selusur lagi. Kata yang dipelajari berasal dari
kata-kata yang tidak dikenal yang telah ditulis oleh siswa.
3. tahap tiga siswa mempelajari kata dengan melihat dan mengucapkannya
4. tahap empat siswa diharapkan mengenal kembali kata-kata baru dan memahaminya setiap kali kata itu muncul
10. B. INTERVENSI TERHADAP ANAK BERKESULITAN MENULIS
Dalam uraian ini akan membahas tentang intervensi bagi anak-anak yang mengalami kesulitan belajar menulis
antara lain :
1. tipe-tipe kesulitan menulis
a. Kesalahan dalam menuliskan bentuk huruf
b. Ukuran huruf yang tidak normal seperti kekecilan dan sebaliknya
c. Ukuran huruf tidak proposional tidak sesuai dengan besarnya kolom
d. Bentuk huruf yang tidak menentu
e. Menulis tidak lancar, tersendat-sendat atau terlalu lambat
f. Kesalahan dalam menuliskan angka
g. Tulisan terlalu miring
h. Kesulitan menentukan besarnya jarak per huruf
i. Berantakan
j. Ketidakmampuan untuk menulis tepat pada garis horizontal
k. Pensil terlalu ditekan atau kurang sekali menekan
l. kotor
11. 2. Asesmen Kesulitan Menulis
asesmen kesulitan menulis dapat dilakukan dengan menggunakan asesmen formal dan informal
a. Asesmen formal
intrumen disusun untuk mengasesmen kemampuan menulis pada sembilan tugas berikut :
1. menulis dari kiri ke kanan, 2. memegang pensil, 3. menulis nama depan, 4. mempertaahankan posisi menulis
yang tepat,
5. menulis huruf yang diminta, 6. menyalin kata-kata, 7. menyalin tulisan dari papan tulis 8. Tidak melebihi
garis,
9. menulis nama akhir
b. Asesmen Informal
1. observasi
2. menganalisis pola-pola kesalahan tulisan
12. 3. DIAGNOSTIK DAN REMEDIASI
a. Menulis dengan tangan (hand writing)
contoh, apabila tulisan anak terlalu kecil, kemungkinan disebabkan oleh
kurangnya pemahaman siswa tentang fungsi garis untuk tulisan pada buku
dan gerakan jari yang terlalu kaku. Untuk membantu mengatasi
permasalah tersebut, kita harus membuat program pengajaran remidi
tentang konsep ukuran dengan menjelaskan fungsi garis pada setiap buku.
Disamping itu, kita harus memperhatikan penekanan pada gerakan lengan,
posisi tangan dan pensil, posisi lengan dan meja, yang memungkinkan
anak menulis dengan leluasa.
13. 3. DIAGNOSTIK DAN REMEDIASI
. Mengeja
Teknik untuk mengajarkan mengeja pada anak berkesulitan mengajar,
antara lain adalah teknik modeling dan imitasi.
Menulis ekspresif (expressive writing)
Menulis ekspresif adalah mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui
tulisan. Pada umumnya anak mengalami kesulitan dalam menulis ekspresif
terutama bagi anak berkesulitan belajar. Oleh karna itu menulis ekspresif
ini perlu diajarkan dan dilatihkan secara khusus.
14. INTERVENSI TERHADAP ANAK
BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA
1. pola-pola kekeliruan khusus
a. Jumlah angka satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan penempatan nilai
b. Keseluruhan angka dijumlahkan
c. Ketika kolom puluhan dijumlahkan, angka kesatuan hasil penjumlahan bilangan
satuan tidak turut dijumlahkan melainkan dijumlahkan sebagai ratusan
d. Angka dijumlahkan dari kiri ke kanan dan bila jumlahnya lebih dari 10, kesatuan
angka tersebut dibawa pada kolom sebelah kanan serta tidak memperhatikan
penempatan nilai
e. Setiap bilangan yang lebih kecil merupakan pengurang dari bilangan yang lebih
besar tanpa memperhatikan penempatan bilangan tersebut
15. INTERVENSI TERHADAP ANAK
BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA
f. Melakukan peminjaman angka, yang sebenarnya tidak diperlukan
g. Apabila peminjaman angka diperlukan lebih dari satu kali, anak tidak
melakukan pengurangan bilangan pada kolom kedua
h. Kesatuan angka hasil perkalian bilangan satuan ditambahkan pada
bilangan puluhan dan diikutkan pada operasi perkalian.
i. Kesatuan angka hasil perkalian bilangan satuan, tidak ditambahkan pada
hasil perkalian bilangan puluhan
j. Antara pembagi dan yang dibagi, terbalik
16. INTERVENSI TERHADAP ANAK
BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA
2. Assesmen Kesulitan Belajar Matematika
a. Teknik Wawancara Diagnostik (diagnostic interview)
Teknik wawancara diagnostic dapat menghasilkan informasi yang penting untuk menentukan
keterampilan matematika apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Dengan
teknik ini, guru melakukan identifikasi masalah-masalah khusus, pola-pola kesalahan, atau
strategi pemecahan masalah dalam berhitung.
b. Teknik test survey yang dibuat guru
Tes yang dibuat guru sangat penting untuk pengajaran matematika secara individual. Teknik ini
memungkinkan guru untuk melakukan identifikasi masalah, menentukan tingkat pemahaman
dan memonitor kemajuan siswa. Untuk mengidentifikasi bidang permasalahan secara khusus,
guru dapat membuat suatu bentuk test survey, dengan soal-soal yang mencakup beberapa
tingkat kesulitan.
17. INTERVENSI TERHADAP ANAK
BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA
3. Pengajaran Remedi
Untuk melakukan pengajaran kepada anak yang mengalami berkesulitan
belajar matematika, guru melakukan pengajaran remidi, yaitu apabila
sudah diketahui letak kesalahan, maka pelajaran tersebut diulang kembali
dengan memberikan cara cara yang sangat mendasar yang diawali dari
tingkat kongkret sampai ke tingkat abstrak. Pengajaran remedial tersebut,
antara lain mencakup nilai tempat, penjumlahan, dan pengurangan.
4. Pengurangan
Untuk masalah pengurangan, pengetahuan penjumlahan dapat digunakan
18. MODUL 9
KB. 1. IDENTIFIKASI & ASESMEN ABK
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
19. A. IDENTIFIKASI ABK
• Tujuan utama identifikasi adalah mengenal atau menemukan anak yang
menyandang kelainan dan jenis kelainan yang disandangnya. Identifikasi
didasarkan pada asumsi bahwa anak-anak yang menyandang kelainan
menunjukan penampilan atau prilaku yang sedikit banyak berbeda dari yang
semestinya
• Guru harus mampu mengamati anak secara cermat, dan menguasai
karakteristik yang ditampilkan pleh masing-masing jenis ABK
• Diperlukan pengetahuan tentang berbagai jenis dan gradasi (tingkat) kelainan
anak, diantaranya adalah kelainan fisik, mental intelektual, social, emosional
• Perilaku atau penampilan inilah yang harus diamati sebagai dasar untuk
melakukan deteksi atau identifikasi
20. TEKNIK MENGINDENTIFIKASI ABK
1. Teknik observasi
Dapat dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja.
Lengkapi diri dg lembar observasi yg memuat karakteristik fisik dan
semua jenis sebagai indikator perilaku.
Proses Identifikasi
Melihat Gejala Observasi Cermat Dugaan
22. 2. Teknik wawancara
Setelah melakukan observasi, ada kemungkinan kita belum
dapat membuat dugaan apakah anak tersebut mempunyai
kelainan atau tidak karena data yangkita kumpulkan kurang
lengkap. Untuk melengkapinya kita dapat
melakukanwawancara dengan orang tua siswa, teman-teman
anak tersebut atau dengan guru lain.
Gunakan lembar observasi sebagai acuan dan fokuskan pada
data yang telah Anda peroleh karena tujuan memang untuk
menguji apakah dugaan Anda benar atau salah.
3. Tes sederhana
tes tertulis atau tes perbuatan yang dibuat sendiri oleh
guru.
23. Keberhasilan identifikasi tergatung dari:
- banyaknya faktor, antara lain mantapnya pengetahuan
guru tentang karakteristik ABK dari berbagai jenis.
- Kepekaan guru terhadap munculnya gejala
Jika berdasarkan pengamatan, wawancara atau tes
sederhana tersebut, guru menyimpulkan bahwa anak
menyandang keluarbiasaan maka langkah selanjutnya
adalah menetapkan tingkat keluarbiasaan yang
disandang (asesmen)
24. B. ASESMEN
• Kata asesmen berasal dari bahasa inggris assesment, yang secara
harfiah berarti penafsiran atau penilaian. Assesmen dapat diartikan
sebagai menilai atau menaksir kemampuan yang dimilki oleh anak
sehingga hasil assesmen dapat digunakan untuk menaksir bantuan yang
diperlukan oleh anak
• Asesmen adalah proses yang sistematis untuk mengumpulkan informasi
tentang perilaku anak yang berkaitan dg pendidikan, yg hasilnya akan
digunakan untuk penempatan & pengembangan program pendidikan
untuk anak tersebut.
• Asesmen ini bersifat individual, maka alat asesmen untuk setiap anak
berbeda sesuai dengan dugaan keluarbiasaan sebagai hasil identifikasi.
25. KODE ETIK ASESMEN
5 kode etik yang harus dipegang teguh dalam melakukan asesmen yang di ungkapkan
Mclaghlin & lewis ( 1983:608 )
1. tanpa kebocoran dlm pengadministrasian (harus cermat, akurat dlm pengumpulan
info, pencatatan hasil tes, & identitas siswa)
2. tanpa jalan pintas (langkah-langkah harus diikuti secara cermat, tidak ada langkah
yang dilewati)
3. objektif dlm memberi skor (tidak ada kecurangan)
4. anggota tim wajib ikut dalam pertemuan yang mebahas berbagai aspek asesmen
5. tidak diskriminatif (semua siswa harus diperlakukan sama dalam asesmen)
27. Mengidentifikasi Jenis Layanan Pendidikan
Yang Dibutuhkan Abk
• Kebutuhan layanan antara satu ABK dengan ABK lain hamper tidak ada yang sama.
Hasil asesmen merupakan rujukan utama dalam menentukan kebutuhan layanan
Pendidikan bagi ABK.
• Penafsiran hasil asesmen dapat dilakukan Bersama sesame teman guru, kepala
sekolah, atau dengan teman guru Pendidikan khusus yang dikenal. Penafsiran harus
dilakukan dengan cermat karena penafsiran yang keliru akan menghasilkan jenis
layanan Pendidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan ABK.
28. Penafsiran Kebutuhan Layanan
• Agar penafsiran atau perkiraan dapat berlangsung secara terarah, berikut Langkah-Langkah yang perlu
dipertimbangkan:
1. Tetapkan kemampuan yang semestinya dikuasai anak.
2. Deskripsikan kemampuan yang dimiliki anak berdasarkan hasil asesmen.
3. Bandingkan kemampuan yang dimiliki anak dengan kemampuan yang seharusnya dia kuasai
4. Gambarkan kesenjangan antara kemampuan yang dimiliki anak dengan kemampuan yang harus dia miliki
5. Berdasarkan kesenjangan tersebut tafsirkan kebutuhan program layanan untuk mencapai kemampuan yang
semestinya
29. Mengembangkan Program Layanan
• Hasil asesmen dan segala usaha untuk menafsirkan kebutuhan layanan bagi ABK yang ada di
kelas kita tidak akan ada artinya jika kita tidaklanjuti dengan pengembangan program.
• Program yang disusun berupa Program Pengajaran Individual (PPI). Karena program tersebut
memang diperuntukan bagi anak secara individual
• Format PPI hampir sama dengan format Rencana Pembelajaran yang kita buat setiap hari.
Bedanya PPI hanya diperuntukkan bagi seorang siswa yang identitasnya dicantumkan secara
jelas, sedangkan rencana pembelajaran yang biasa kita kembangkan dibuat untuk satu kelas.
30. • Contoh format PPI (dapat dilihat pada modul hal. 9.26)
Program Pengajaran Individual
Nama Siswa :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Bidang Kesulitan:
Kemampuan yang semestinya dikuasai :
……………………………………………………………..
Kemampuan nyata yang dikuasai :
………………………………………………………………
Informasi lain yang relevan :
………………………………………………………………
Tujuan Umum :
………………………………………………………………
Tujuan Khusus :
………………………………………………………………
31. Materi Pelajaran :
………………………………………………
Media dan Sumber :
………………………………………………
………………………………………………
Kegiatan belajar :
……………………………………………….
……………………………………………….
Penilaian :
Prosedur : ……………………………….
Jenis dan Alat Penilaian :
……………………………………………….
Mengetahui, Guru Pembimbing,
Kepala Sekolah /Anggota lainnya _______________
32. Pelaksanaan Program
Dengan berpedoman PPI yang telah dikembangkan, maka program pelayanan Pendidikan dapat
dilaksanakan. Namun ada hal-hal yang harus dipersiapkan, antara lain:
• Jadwal pelaksanaan harus disiapkan sesuai dengan rencana pada PPI
• Materi pelajaran, serta media yang akan digunakan, seperti kartu kata, kalimat, dan paragraf, serta
rekaman bacaan harus disiapkan secara tuntas
• Pemberitahuan kepada Orang Tua harus dilakukan sebelum pelaksanaan dimulai (penting agar
Orang Tua mendapat info yang benar tentang kegiatan sekolah yang harus dijalani anaknya)
• Jika guru akan dibantu oleh anggota tim lain, misalnya guru lain, tim harus menetapkan langkah-
langkah pelaksanaan dan peran masing-masing anggota tim.
33. Penilaian Program Pelayanan Pendidikan
• Program yang telah dilaksanakan haruslah dinilai efektif bagi anak ABK
• Penilaian terutama ditekankan pada dampak program terhadap anak, berdasarkan hasil
observasi/catatan setiap latihan dan hasil tes terakhir
• Hasil tes akhir dibandingkan dengan tujuan yang harus dikuasai anak.
• Seandainya tujuan tersebut belum dapat dikuasai maka setiap komponen program harus dinilai
sumbangannya terhadap pencapaian tujuan tersebut.
34. Kemungkinan penilaian atau pertimbangan yang dapat dilakukan dalam menilai sumbangan tiap komponen
program antara lain:
1. Mungkin tujuan yang kita tetapkan terlalu tinggi bagi anak
2. Mungkin materi yang kita siapkan kurang menarik bagi anak, atau kurang relevan dgn tujuan yang
akan dicapai.
3. Bagaimana kesesuaian latihan atau kegiatan belajar dengan kemampuan anak? Mungkin
terlampau berat atau anak sudah lelah ketika melakukan latihan tersebut. Atau bagaimanakah
suasana latihan secara keseluruhan?. Apakah anak merasa gembira atau merasa tertekan ketika
melakukan Latihan?
4. Bagaiman kualitas tes yg kita berikan? Apakah sudah sesuai untuk mengukur tujuan yang ingin
dicapai ataumungkin ada hambatan dalam pelaksanaan?
Dengan mengajukan pertimbangan di atas dan menelaah hasil observasi, kita dapat menetapkan kefektifan
program layanan Pendidikan bagi ABK.
35. SEKIAN DAN TERIMA KASIH
• Sumber: Modul Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (PDGK4407)
Universitas Terbuka