SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
BAB 1
PENDAHULUAN
I.

Tujuan Percobaan
Dalam praktikum mahasiswa diharapkan:
1. Terampil bekerja dengan beberapa hewan percobaan, yaitu mencit dan
tikus putih.
2. menghayati secara lebih baik berbagai prinsip farmakologi yang
diperoleh secara teoritis.
3. menghargai hewan percobaan karena perannya dalam mengungkapkan
fenomena-fenomena kehidupan.

II.

Tinjauan Pustaka
Farmakologi merupakan sifat dari mekanisme kerja obat pada sistem
tubuh termasuk menentukan toksisitasnya. Jalur pemakaian obat yang
meliputi secara oral, rektal, dan parenteral serta yang lainnya harus
ditentukan dan ditetapkan petunjuk tentang dosis-dosis yang dianjurkan
bagi pasien dalam berbagai umur, berat dan status penyakitnya serta teknik
penggunaannya atau petunjuk pemakaiannya.
Dalam arti luas farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa
terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Dalam
ilmu kedokteran senyawa tersebut disebut obat, dan lebih menekankan
pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat. Karena
itu dikatakan farmakologi merupakan seni menimbang ( the art of
weighing). Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk
mencegah,

mengobati,

mendiagnosis

penyakit/gangguan,

atau

menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya membuat seseorang infertil,
atau melumpuhkan otot rangka selama pembedahan hewan coba.
Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu ilmu
cara membuat, menformulasi, menyimpan dan menyediakan obat.
Hewan coba / hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium
adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik.
Hewan percobaan digunakan untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau
obat pada manusia. Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian
ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun yang lalu. Sebagai pola
kebijaksanaan pembangunan nasional bahkan internasional, dalam rangka
keselamatan umat manusia di dunia adalah adanya Deklarasi Helsinki.
Deklarasi ini berisi tentang segi etik percobaan yang meng-gunakan
manusia antara lain dikatakan perlunya diakukan percobaan pada hewan,
sebelum percobaan di bidang biomedis maupun riset lainnya dilakukan
atau diperlakukan terhadap manusia, sehingga dengan demikian jelas
hewan per-cobaan mempunyai mission di dalam keikutsertaannya
menunjang program keselamatan umat manusia melalui suatu penelitian
biomedis.
Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Hewan Percobaan
Penanganan hewan percobaan hendaklah dilakukan dengan penuh rasa
kasih sayang dan berprikemanusiaan. Di dalam menilai efek farmakologis
suatu senyawa bioaktif dengan hewan percobaan dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain :
1. Faktor internal pada hewan percobaan sendiri : umur, jenis kelamin,
bobot badan, keadaan kesehatan, nutrisi, dan sifat genetik.
2. Faktor–faktor lain yaitu faktor lingkungan, keadaan kandang, suasana
kandang,

populasi

dalam

kandang,

keadaan

ruang

tempat

pemeliharaan, pengalaman hewan percobaan sebelumnya, suplai
oksigen dalam ruang pemeliharaan, dan cara pemeliharaan.
3. Keadaan faktor–faktor ini dapat merubah atau mempengaruhi respon
hewan

percobaan

terhadap

senyawa

bioaktif

yang

diujikan.

Penanganan yang tidak wajar terhadap hewan percobaan dapat
mempengaruhi hasil percobaan, memberikan penyimpangan hasil. Di
samping itu cara pemberian senyawa bioaktif terhadap hewan
percobaan tentu mempengaruhi respon hewan terhadap senyawa
bioaktif yang bersangkutan terutama segi kemunculan efeknya. Cara
pemberian yang digunakan tentu tergantung pula kepada bahan atau
bentuk sediaan yang akan digunakan serta hewan percobaan yang akan
digunakan. Sebelum senyawa bioaktif dapat mencapai tempat
kerjanya, senyawa bioaktif harus melalui proses absorpsi terlebih
dahulu.

A. Penanganan Umum Beberapa Hewan Coba
Berbeda dengan bahan kimia yang merupakan bahan mati,
percobaan dengan hewan percobaan yang hidup memerlukan perhatian
dan penanganan / perlakuan yang khusus.
1. Mencit (Mus musculus).
Mencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak
digunakan di dalam laboratorium farmakologi dalam berbagai bentuk
percobaan. Hewan ini mudah ditangani dan bersifat penakut, fotofobik,
cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi. Aktivitasnya di
malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi
aktivitasnya
1.1.Cara Memegang mencit
Mencit dapat dipegang dengan memegang ujung ekornya
dengan tangan kanan, biarkan menjangkau / mencengkeram alas yang
kasar (kawat kandang). Kemudian tangan kiri dengan ibu jari dan jari
telunjuk menjepit kulit tengkuknya seerat / setegang mungkin. Ekor
dipindahkan dari tangan kanan, dijepit antara jari kelingking dan jari
manis tangan kiri. Dengan demikian, mencit telah terpegang oleh
tangan kiri dan siap untuk diberi perlakuan.
1.2.Pemberian perlakuan terhadap hewan coba mencit
a. Cara pemberian oral:
Pemberian secara oral pada mencit dilakukan dengan alat suntik
yang dilengkapi jarum/kanula oral (berujung tumpul). Kanula ini
dimasukkan ke dalam mulut, kemudian perlahan-lahan diluncurkan
melalui langit-langit ke arah belakang sampai esophagus kemudian
masuk ke dalam lambung. Perlu diperhatikan bahwa cara
peluncuran/pemasukan kanus yang mulus disertai pengeluaran
cairan sediaannya yang mudah adalah cara pemberian yang benar.
Cara pemberian yang keliru, masuk ke dalam saluran pernafasan
atau paru-paru dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan
kematian.
b. Cara pemberian intra peritoneal
Mencit

dipegang pada kulit

punggungnya

sehingga kulit

abdomennya tegang, kemudian jarum disuntikkkan dengan
membentuk sudut 100 dengan abdomen pada bagian tepi abdomen
dan tidak terlalu ke arah kepala untuk menghindari terkenanya
kandung kemih dan hati.
c. Cara pemberian subkutan:
Penyuntikkan dilakukan di bawah kulit pada daerah kulit tengkuk
dicubit di antara jempol dan telunjuk kemudian jarum ditusukkan
di bawah kulit di antara kedua jari tersebut.
d. Cara pemberian intramuskular:
Penyuntikan dilakukan ke dalam otot pada daerah otot paha.
e. Cara pemberian intravena:
Penyuntikan dilakukan pada vena ekor. Hewan dimasukkan ke
dalam kandang individual yang sempit dengan ekor dapat
menjulang ke luar. Dilatasi vena untuk memudahkan penyuntikan,
dapat dilakukan dengan pemanasan di bawah lampu atau dengan
air hangat
2. Tikus Putih (Rattus norvegiens)
Tikus berukuran lebih besar daripada mencit dan lebih
cerdas. Umumnya tikus putih ini tenang dan demikian mudah
digarap. Tidak begitu bersifat fotofobik dan tidak begitu cenderung
berkumpul sesamanya seperti mencit. Aktivitasnya tidak begitu
terganggu oleh kehadiran manusia di sekitarnya. Bila diperlakukan
kasar atau mengalami defisiensi makanan, tikus akan menjadi
galak dan sering dapat menyerang si pemegang.
2.1. Cara Memegang Tikus
Seperti halnya pada mencit, tikus dapat ditangani dengan
memegang ekornya dengan menarik ekornya, biarkan kaki tikus
mencengkeram alas yang kasar (kawat kandang), kemudian secara
hati–hati luncurkan tangan kiri dari belakang ke arah kepalanya
seperti pada mencit tetapi dengan kelima jari, kulit tengkuk
dicengkeram, cara lain yaitu selipkan ibu jari dan telunjuk menjepit
kaki kanan depan tikus sedangkan kaki kiri depan tikus di antara jari
tengah dan jari manis. Dengan demikian tikus akan terpegang dengan
kepalanya di antara jari telunjuk dan jari tengah. Pemegangan tikus ini
dilakukan dengan tangan kiri sehingga tangan kanan kita dapat
melakukan perlakuan.
2.2. Pemberian Perlakuan terhadap Hewan Coba Tikus
Cara-cara pemberian oral, ip, sk, im, dan iv dapat dilakukan,
seperti pada mencit. Penyuntikan secara iv dapat pula dilakukan pada
vena penis tikus jantan dengan bantuan pembiusan hewan percobaan.
Penyuntikan sk dapat dilakukan pula pada daerah kulit abdomen.
B. Bobot Badan hewan Coba yang Digunakan
Di dalam penggunaan, hewan percobaan yang digunakan dapat
berdasarkan kriteria bobot badannya di samping usianya. Farmakope
Indonesia edisi III-1979 mengemukakan kriteria bobot beberapa hewan
percobaan yang digunakan dalam uji hayati.
Mencit : 17-25 gram
Kelinci : 15-20 kg
Tikus : 150-200 gram
Kucing : tidak kurang lima kg
Marmot : 300-500 gram
Merpati : 100-200 gram
C.

Perhitungan Dosis VAO =

Table perbandingan luas Permukaan Hewan percobaan untuk konversi
Hewan
dan BB Menci

Tikus

Marmut Kelinci Kucing Kera

Anjing Manusia

rata-rata

t 20 g

200 g

400 g

1,5 kg

2 kg

4 Kg

12 Kg

70 Kg

1,0

7,0

29.7

27.8

29.7

64.1

124.2

387.9

0.14

1

1.74

3.33

4.2

9.2

17.8

56

400 g

0.08

0.57

1

2.25

2.4

5.2

10.2

31.5

Kelinci

0.04

0.25

0.44

1

1.06

2.4

4.5

14.2

Mencit
20 g
Tikus
200 g
Marmut
1,5 kg
Kucing
2 kg
Kera

0.03

0.23

0.41

0.92

1

2.2

4.1

13

0.016

0.11

0.19

0.42

0.45

1

1.9

6.1

0.008

0.06

0.1

0.22

0.24

0.52

1

3.1

0.031

0.07

0.013

0.16

0.32

1

4

Kg
Anjing
12 Kg
Manusia
70 Kg

0.0026 0.018
III.

Bahan dan Alat

Alat yang digunakan:
-

Saraung Tangan

-

Suntik

Bahan yang dipakai:
-

IV.

Larutan oral
Mencit dan tikus putih

Cara Kerja

A.

Mencit

1.

Cara memperlakukan mencit
Mencit diangkat dengan memegangnya pada ujung ekornya dengan
tangan kanan. Dengan tangan kiri, kulit tengkuknya dijepit diantara
telunjuk dan ibu jari. Kemudian ekornya dipindahkan dari tangan
kanan keantara jari manis dan jari kelingking tangan kiri, hingga
mencit cukup erang untuk dipegang. Pemberian obat dapat dimulai.

2.

Cara pemberian obat :

a.

Oral
Diberikan dengan menggunakan alat suntik yang dilengkapi
dengan jarum oral. Kanulla dimasukkan kedalam mulut, kemudian
perlahan-lahan dimasukkan melalui tepi langit-langit ke belakang
sampai esophagus.

b.

Subkutan
Diberikan dibawah kulit pada daerah tengkuk.

c.

Intravena
Penyuntikan dilakukan melalui venna ekor menggunakan jarum
nomor 24.
d.

Intramaskular
Menggunakan jarum nomor 24 disuntikkan kedalam otot paha.

e.

Intraperitoneal
Hewan dipegang punggungnya sehingga kulit abdomeennya
menjadi tegang. Pada saat penyuntikan kepala mencit lebih rendah
dari abdomennya. Jarmm disuntikkan dengan membentuk sudut
10° dengan abdomen agak menepi dari garis tengah untuk
menghindari terkenanya kandung kencing. Jangan pula terlalu
tinggi agar tidak mengenai hati.

B.

Tikus

1.

Cara memperlakukan tikus
Tikus diangkat daari kandangnya dengan memegang tubuh/ekor
tikus dari belakang, kedian diletakkan diatas permukaan yang
kasar. Tangan kiri diluncurkan dari belakang tubuhnya menuju
kepala dan ibu jari diselipkan kedepan untuk menjepit kaki kanan
tikus antara ibu jari dan telunjuk. Dipegang pada baagian belakang
untuk pemberian obat

2.

Cara pemberian obat
Oral, subkutan, intravena, intramuscular, maupun intraperitoneal,
dapat diberikan dengan cara yang sama seperti pada mencit.
Penyuntikan subkutan dapat pula dibawah kulit abdomen atau
tengkuk.
V.

Hasil dan Pembahasan
- Hasil
1.

Diketahui:

: 20 gram = 0.02 Kg

Dosis

: 100 mg/Kg BB

Konsentrasi obat
Ditanya:

Berat Badan mencit

: 10 mg/mL

Volume Administrasi Obat ?

Penyelesaian : VAO (mL)= BB (kg) X Dosis (mg/Kg bb)
Konsentrasi obat (mg/mL)
= 0.02 Kg X 100 mg/Kg bb
10 mg/mL
= 0,2 mL
2.

Diketahui:

: 20 gram = 0.02 Kg

Dosis

: 100 mg/Kg BB

Konsentrasi obat
Ditanya:

Berat Badan mencit

: 2 mg/mL

Volume Administrasi Obat ?

Penyelesaian : VAO (mL)= BB (kg) X Dosis (mg/Kg bb)
Konsentrasi obat (mg/mL)
= 0.02 Kg X 100 mg/Kg bb
2 mg/mL
= 1 mL
3.

Diketahui:

Berat Badan mencit

: 25 gram

= 0.025 Kg

Dosis

: 2 mg/g BB= 2 mg/0,02 kg
=100 mg/kg BB

Konsentrasi obat
Ditanya:

: 10 mg/mL

Volume Administrasi Obat ?

Penyelesaian : VAO (mL)= BB (kg) X Dosis (mg/Kg bb)
Konsentrasi obat (mg/mL)
= 0.025 Kg X 100 mg/Kg bb
10 mg/mL
= 0,25 ml
4.

Diketahui:

Berat Badan mencit

: 20 gram = 0.02 Kg
Dosis
VAO
Ditanya:

: 100 mg/Kg BB
: Standar 1 % BB

konsentrasi ?

Penyelesaian : C = BB x dosis
VAO
= 0,02 Kg X 100 mg/Kg BB
0.2
= 10 mg/ml
5.

Diketahui

Ditanya

:Dosis untuk Manusia= 100mg/Kg BB

: dosis untuk mencit ?

Penyelesaian : Dosis Absolute

=100 mg/kg BB X 70
=7000 mg/70 Kg BB

Dengan mengambil factor konversi = 0.0026 dari table,maka:
Dosis untuk Mencit

= 7000 mg Kg BBX 0.0026
=18,2 mg/20 gram BB
= 910 mg/Kg BB

6.

Diketahui

Ditanya

:Dosis untuk mencit = 200mg/Kg BB

: dosis untuk manusia ?

Penyelesaian : Dosis mencit Absolute =200 mg/kg BB X 0.02 Kg
=4 mg/ Kg BB
Dengan mengambil factor konversi = 387.9 dari table,maka:
Dosis untuk Manusia = 4 mg /Kg BBX 387.9
=1551.6 mg/70 Kg BB
=88.66 mg/Kg BB
7.

Diketahui

Ditanya

:Dosis untuk manusia = 1000mg/70Kg BB

: a. dosis untuk mencit ?
b. dosis untuk mencit ke tikus ?
c. dari mencit ke mencit 25 gram ?

Penyelesaian :
a.

Dosis mencit =1000 mg/70kg BB X 0.0026
= 2.6 mg/20 g
=130 mg/Kg BB

b.

Dosis ke tikus = 2.6 mg/20 g X 7.0 = 18.2 mg/200 g

c.

Ke mencit 25 g = 25 X 2.6 mg
20
= 3.25 mg /25 g
= 130 mg/Kg BB

8.

Diketahui

:Dosis untuk manusia = 500mg/50 Kg BB= 700

mg/70 Kg
Ditanya

: dosis untuk mencit 25 g ?

Penyelesaian : Dosis manusia Absolute = 700mg/70kg BB
Dengan mengambil factor konversi = 0.0026 dari table,maka:
Dosis untuk Mencit 20 g = 700 mg /Kg BBX 0.0026
=1.82 mg/ 20 g
Untuk mencit 25 g = 1.82 mg X 25 g =2.275 mg/25 g
/KgBB

-

= 91 mg

20

Pembahasan
Mencit dan tikus putih adalah hewan percobaan yang sering
dan banyak digunakan di dalam laboratorium farmakologi dalam
berbagai bentuk percobaan. Hewan ini mudah ditangani dan bersifat
penakut fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi.
Aktivitasnya di malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan
mengurangi aktivitasnya.
Percobaan kali ini adalah membahas tentang bagaimana cara
penanganan hewan coba sebelum kita melakukan pemberian obat
terhadap hewan coba maka dari itu kita harus mengetahui bagaimana
cara penanganan hewan coba yang baik dan benar terlebih dahulu.
VI.

Kesimpulan
Kesimpulan dari pratikum kali ini adalah :
1.

Mencit dan tikus adalah hewan yang secara fisiologi hampir

menyerupai dengan manusia dan hewan mamalia lainnya sehingga
memungkinkan untuk dijdikan hewan percobaan.
2.

Tikus dapat dipegang dengan cara memegang ekornya dengan

menarik ekornya, biarkan kaki tikus mencengkeram alas yang kasar
(kawat kandang), kemudian secara hati–hati luncurkan tangan kiri dari
belakang ke arah kepalanya seperti pada mencit tetapi dengan kelima jari,
kulit tengkuk dicengkeram, cara lain yaitu selipkan ibu jari dan telunjuk
menjepit kaki kanan depan tikus sedangkan kaki kiri depan tikus di antara
jari tengah dan jari manis.
3.

Mencit dapat dipegang dengan memegang ujung ekornya dengan

tangan kanan, biarkan menjangkau / mencengkeram alas yang kasar
(kawat kandang). Kemudian tangan kiri dengan ibu jari dan jari telunjuk
menjepit kulit tengkuknya seerat / setegang mungkin. Ekor dipindahkan
dari tangan kanan, dijepit antara jari kelingking dan jari manis tangan kiri
4.

Beberapa cara atau rute pemberian obat, yaitu : oral, subkutan,

intravena, intramaskular,intraperitoneal.
5.

Faktor internal pada hewan percobaan sendiri : umur, jenis

kelamin, bobot badan, keadaan kesehatan, nutrisi, dan sifat genetik.
VII.

Jawaban pertanyaan-pertanyaan
Pertanyaan :

1.

Sebutkan keuntungan dan kerugian pemakaian masing-masing hewan
percobaan!

2.

Mencit adalah hewan yang paling banyak digunakan dalam eksperimen
laboratories, mengapa?

3.

Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam memilih spesies hewan
percobaan untuk suatu penelitian laboratories yang bersifat krining
ataupun suatu efek khusus?

4.

Kemukakan tiga factor lain yang dapat memodifikasi respon hewna
percobaan terhadap obat dengan memberikan cnth-contoh!

5.

Bagaimana secara teoritis atau praktis pengaruh faktor-faktor tersebut
turut doperhatikan ketika memberikan obat kepada seserang?

Jawaban :
1.

Keuntungan
Mencit

Tikus

Mudah ditangani

Mudah ditangani

Mudah
dikembangbiakan
Mudah dipelihara

Mudah dikembangbiakan

Reaksi obat yang
digunakan kebadannya
cepat terlihat

Reaksi obat yang digunakan
ke badannya cepat terlihat

Kerugian
Mencit

Mudah dipelihara

Tikus

Aktivitas terganggu bila ada
manusia

Lebih resisten terhadap
infeksi

Untuk pemberian oral agak
sulit dilakukan karena
ukurannya yang kecil

Galak
2.

Karena mencit memiliki kesamaan secara fisiologis dengan manusia
maupun hewan lainnya, seperti hewan mamalia sehingga cocok digunakan
sebagai hewan penelitian. Selain itu mudah dalam penanganan, siklus
hidup pendek, pengadaan hewan yang tidak sulit, dan pola reproduksi
mencit yang singkat.

3.

-Mudah untuk dipelihara
-Menggunakan hewan yang dapat bereproduksi secara cepat dan banyak.
-Perhitungan dewasa kelamin harus tepat
-Tingkat kematian hewan rendah
-Jumlah konsumsi pakan dan minum
-Memperhatikan umur penyapihan
-Memperhatikna rasio kawin

4.

Dosis, konsentrasi, dan takaran pemakain
Contohnya benzodiazepine, yang diberikan dengan maksud untuk efek
antiansietas atau hipnotik-sedatifs. Jika dosis, konsentrasi atau takaran
pemakain tidak diberikan secara tepat atau bahkan melebihi yang
ditentukan dapat menunjukkan reaksi paradoksal seperti, perilaku agresif
dan hiperaktif.
Kloramfenikol yang diberikan untuk penceegahan infeksi, dalam dosis
atau tkaran yang berlebih dapat menyebabkan keracunan fatal akibat
belum aktifnya enzim-enzim dihati sehingga bersifat toksik.

5.

Jika dosis, konsentrasi dan takaran pemakaian tidak diberikan secara tepat
dan sesuai prosedur kepada seseorang, maka efek terapi obat tidak akan
tercapai. Bahkan jika itu diberikan melewati batas yang ditentukan bisa
menyebabkan efek toksivitas terhadap seseorang. Jadi salah satu factor
tersebut harus diperhatikan ketika memberikan obat kepada seseorang.
VIII.

Daftar Pustaka

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi,IV, Depkes RI, Jakarta, hal.
Ansel, Howard.C., 1989 Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas
Indonesia Press, Jakarta,hal.
Katzung, Bertram. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika,
Jakarta, hal.
Priyanto, 2008, Farmakologi Dasar Edisi II, Depok: Leskonfi
http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/search/label/Farmakologi%20Klinik

More Related Content

What's hot

Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairMina Audina
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanMina Audina
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitFaradina Kusumasdiyanti
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraCitra pharmacist
 
Laporan praktikum farmakologi ld 50
Laporan praktikum farmakologi ld 50Laporan praktikum farmakologi ld 50
Laporan praktikum farmakologi ld 50Siska Hermawati
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 

What's hot (20)

Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
 
Tanin
TaninTanin
Tanin
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citra
 
Laporan praktikum farmakologi ld 50
Laporan praktikum farmakologi ld 50Laporan praktikum farmakologi ld 50
Laporan praktikum farmakologi ld 50
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 

Similar to laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN

Similar to laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN (20)

Penanganan_Hewan_Percobaan.docx
Penanganan_Hewan_Percobaan.docxPenanganan_Hewan_Percobaan.docx
Penanganan_Hewan_Percobaan.docx
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 
Makalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan cobaMakalah penanganan hewan coba
Makalah penanganan hewan coba
 
Mencit (mus musculus) sebagai hewan coba
Mencit (mus musculus) sebagai hewan cobaMencit (mus musculus) sebagai hewan coba
Mencit (mus musculus) sebagai hewan coba
 
Monyet sebagai hewan coba
Monyet sebagai hewan cobaMonyet sebagai hewan coba
Monyet sebagai hewan coba
 
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakan
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakanMakalah teknologi penaganan dan pengolahan pakan
Makalah teknologi penaganan dan pengolahan pakan
 
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 201401 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Materi 4
Materi 4Materi 4
Materi 4
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
Padlan
PadlanPadlan
Padlan
 
Pa
PaPa
Pa
 
ciri - ciri mahluk hidup
ciri - ciri mahluk hidupciri - ciri mahluk hidup
ciri - ciri mahluk hidup
 
Pencernaan, Manfaat Reptil - Irin.pptx
Pencernaan, Manfaat Reptil - Irin.pptxPencernaan, Manfaat Reptil - Irin.pptx
Pencernaan, Manfaat Reptil - Irin.pptx
 
Rangkuman ipa biologi 1 smp
Rangkuman ipa biologi 1 smpRangkuman ipa biologi 1 smp
Rangkuman ipa biologi 1 smp
 
laporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencitlaporan singkat anfiswan mencit
laporan singkat anfiswan mencit
 
LKS 3
LKS 3LKS 3
LKS 3
 
Biologi bab 6 kelas XI
Biologi bab 6 kelas XIBiologi bab 6 kelas XI
Biologi bab 6 kelas XI
 

Recently uploaded

LEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdf
LEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdfLEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdf
LEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdfAdelaWintarsana2
 
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKcontoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKTaufik241763
 
PPT CAMPURAN homogen dan heterogen n.pdf
PPT CAMPURAN homogen dan heterogen n.pdfPPT CAMPURAN homogen dan heterogen n.pdf
PPT CAMPURAN homogen dan heterogen n.pdfsilvyanilusi
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfatsira1
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamabdulhamidalyFKIP
 
BEDAH KISI-KISI SOAL ASESMEN SUMATIF SEKOLAH 2024.pptx
BEDAH KISI-KISI SOAL ASESMEN SUMATIF SEKOLAH 2024.pptxBEDAH KISI-KISI SOAL ASESMEN SUMATIF SEKOLAH 2024.pptx
BEDAH KISI-KISI SOAL ASESMEN SUMATIF SEKOLAH 2024.pptxmichellesirait1
 
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docxKISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docxrulimustiyawan37
 
Materi Rotasi Bumi Kelas 6 Sekolah Dasar
Materi Rotasi Bumi Kelas 6 Sekolah DasarMateri Rotasi Bumi Kelas 6 Sekolah Dasar
Materi Rotasi Bumi Kelas 6 Sekolah Dasarmuhldorianto
 
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridAksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridDonyAndriSetiawan
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahkrisdanarahmatullah7
 
sifat sifat rasul rasul allah yang wajibpptx
sifat sifat rasul rasul allah yang wajibpptxsifat sifat rasul rasul allah yang wajibpptx
sifat sifat rasul rasul allah yang wajibpptxjusriadi72
 
Modul Akuntansi keuangan menengah 2 bab 16
Modul Akuntansi keuangan menengah 2 bab  16Modul Akuntansi keuangan menengah 2 bab  16
Modul Akuntansi keuangan menengah 2 bab 16AryaMahardhika3
 
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdfPTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdfSMP Hang Kasturi, Batam
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024ssuser82320b
 
,..........Penyalahgunaan Narkotika.pptx
,..........Penyalahgunaan Narkotika.pptx,..........Penyalahgunaan Narkotika.pptx
,..........Penyalahgunaan Narkotika.pptxfurqanridha
 
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxMATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxSuarniSuarni5
 
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfDOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfssuserb45274
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptxanisakhairoza
 

Recently uploaded (20)

LEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdf
LEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdfLEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdf
LEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdf
 
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKcontoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
 
PPT CAMPURAN homogen dan heterogen n.pdf
PPT CAMPURAN homogen dan heterogen n.pdfPPT CAMPURAN homogen dan heterogen n.pdf
PPT CAMPURAN homogen dan heterogen n.pdf
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
 
BEDAH KISI-KISI SOAL ASESMEN SUMATIF SEKOLAH 2024.pptx
BEDAH KISI-KISI SOAL ASESMEN SUMATIF SEKOLAH 2024.pptxBEDAH KISI-KISI SOAL ASESMEN SUMATIF SEKOLAH 2024.pptx
BEDAH KISI-KISI SOAL ASESMEN SUMATIF SEKOLAH 2024.pptx
 
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docxKISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
 
Materi Rotasi Bumi Kelas 6 Sekolah Dasar
Materi Rotasi Bumi Kelas 6 Sekolah DasarMateri Rotasi Bumi Kelas 6 Sekolah Dasar
Materi Rotasi Bumi Kelas 6 Sekolah Dasar
 
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridAksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
 
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptxDEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
 
sifat sifat rasul rasul allah yang wajibpptx
sifat sifat rasul rasul allah yang wajibpptxsifat sifat rasul rasul allah yang wajibpptx
sifat sifat rasul rasul allah yang wajibpptx
 
Modul Akuntansi keuangan menengah 2 bab 16
Modul Akuntansi keuangan menengah 2 bab  16Modul Akuntansi keuangan menengah 2 bab  16
Modul Akuntansi keuangan menengah 2 bab 16
 
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdfPTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
 
Persiapandalam Negosiasi dan Loby .pptx
Persiapandalam  Negosiasi dan Loby .pptxPersiapandalam  Negosiasi dan Loby .pptx
Persiapandalam Negosiasi dan Loby .pptx
 
,..........Penyalahgunaan Narkotika.pptx
,..........Penyalahgunaan Narkotika.pptx,..........Penyalahgunaan Narkotika.pptx
,..........Penyalahgunaan Narkotika.pptx
 
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxMATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
 
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfDOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
 

laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN I. Tujuan Percobaan Dalam praktikum mahasiswa diharapkan: 1. Terampil bekerja dengan beberapa hewan percobaan, yaitu mencit dan tikus putih. 2. menghayati secara lebih baik berbagai prinsip farmakologi yang diperoleh secara teoritis. 3. menghargai hewan percobaan karena perannya dalam mengungkapkan fenomena-fenomena kehidupan. II. Tinjauan Pustaka Farmakologi merupakan sifat dari mekanisme kerja obat pada sistem tubuh termasuk menentukan toksisitasnya. Jalur pemakaian obat yang meliputi secara oral, rektal, dan parenteral serta yang lainnya harus ditentukan dan ditetapkan petunjuk tentang dosis-dosis yang dianjurkan bagi pasien dalam berbagai umur, berat dan status penyakitnya serta teknik penggunaannya atau petunjuk pemakaiannya. Dalam arti luas farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Dalam ilmu kedokteran senyawa tersebut disebut obat, dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat. Karena itu dikatakan farmakologi merupakan seni menimbang ( the art of weighing). Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya membuat seseorang infertil, atau melumpuhkan otot rangka selama pembedahan hewan coba. Farmakologi mempunyai keterkaitan khusus dengan farmasi, yaitu ilmu cara membuat, menformulasi, menyimpan dan menyediakan obat.
  • 2. Hewan coba / hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan percobaan digunakan untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia. Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun yang lalu. Sebagai pola kebijaksanaan pembangunan nasional bahkan internasional, dalam rangka keselamatan umat manusia di dunia adalah adanya Deklarasi Helsinki. Deklarasi ini berisi tentang segi etik percobaan yang meng-gunakan manusia antara lain dikatakan perlunya diakukan percobaan pada hewan, sebelum percobaan di bidang biomedis maupun riset lainnya dilakukan atau diperlakukan terhadap manusia, sehingga dengan demikian jelas hewan per-cobaan mempunyai mission di dalam keikutsertaannya menunjang program keselamatan umat manusia melalui suatu penelitian biomedis. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Hewan Percobaan Penanganan hewan percobaan hendaklah dilakukan dengan penuh rasa kasih sayang dan berprikemanusiaan. Di dalam menilai efek farmakologis suatu senyawa bioaktif dengan hewan percobaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : 1. Faktor internal pada hewan percobaan sendiri : umur, jenis kelamin, bobot badan, keadaan kesehatan, nutrisi, dan sifat genetik. 2. Faktor–faktor lain yaitu faktor lingkungan, keadaan kandang, suasana kandang, populasi dalam kandang, keadaan ruang tempat pemeliharaan, pengalaman hewan percobaan sebelumnya, suplai oksigen dalam ruang pemeliharaan, dan cara pemeliharaan. 3. Keadaan faktor–faktor ini dapat merubah atau mempengaruhi respon hewan percobaan terhadap senyawa bioaktif yang diujikan. Penanganan yang tidak wajar terhadap hewan percobaan dapat mempengaruhi hasil percobaan, memberikan penyimpangan hasil. Di samping itu cara pemberian senyawa bioaktif terhadap hewan
  • 3. percobaan tentu mempengaruhi respon hewan terhadap senyawa bioaktif yang bersangkutan terutama segi kemunculan efeknya. Cara pemberian yang digunakan tentu tergantung pula kepada bahan atau bentuk sediaan yang akan digunakan serta hewan percobaan yang akan digunakan. Sebelum senyawa bioaktif dapat mencapai tempat kerjanya, senyawa bioaktif harus melalui proses absorpsi terlebih dahulu. A. Penanganan Umum Beberapa Hewan Coba Berbeda dengan bahan kimia yang merupakan bahan mati, percobaan dengan hewan percobaan yang hidup memerlukan perhatian dan penanganan / perlakuan yang khusus. 1. Mencit (Mus musculus). Mencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di dalam laboratorium farmakologi dalam berbagai bentuk percobaan. Hewan ini mudah ditangani dan bersifat penakut, fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi. Aktivitasnya di malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi aktivitasnya 1.1.Cara Memegang mencit Mencit dapat dipegang dengan memegang ujung ekornya dengan tangan kanan, biarkan menjangkau / mencengkeram alas yang kasar (kawat kandang). Kemudian tangan kiri dengan ibu jari dan jari telunjuk menjepit kulit tengkuknya seerat / setegang mungkin. Ekor dipindahkan dari tangan kanan, dijepit antara jari kelingking dan jari manis tangan kiri. Dengan demikian, mencit telah terpegang oleh tangan kiri dan siap untuk diberi perlakuan. 1.2.Pemberian perlakuan terhadap hewan coba mencit
  • 4. a. Cara pemberian oral: Pemberian secara oral pada mencit dilakukan dengan alat suntik yang dilengkapi jarum/kanula oral (berujung tumpul). Kanula ini dimasukkan ke dalam mulut, kemudian perlahan-lahan diluncurkan melalui langit-langit ke arah belakang sampai esophagus kemudian masuk ke dalam lambung. Perlu diperhatikan bahwa cara peluncuran/pemasukan kanus yang mulus disertai pengeluaran cairan sediaannya yang mudah adalah cara pemberian yang benar. Cara pemberian yang keliru, masuk ke dalam saluran pernafasan atau paru-paru dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan kematian. b. Cara pemberian intra peritoneal Mencit dipegang pada kulit punggungnya sehingga kulit abdomennya tegang, kemudian jarum disuntikkkan dengan membentuk sudut 100 dengan abdomen pada bagian tepi abdomen dan tidak terlalu ke arah kepala untuk menghindari terkenanya kandung kemih dan hati. c. Cara pemberian subkutan: Penyuntikkan dilakukan di bawah kulit pada daerah kulit tengkuk dicubit di antara jempol dan telunjuk kemudian jarum ditusukkan di bawah kulit di antara kedua jari tersebut. d. Cara pemberian intramuskular: Penyuntikan dilakukan ke dalam otot pada daerah otot paha. e. Cara pemberian intravena: Penyuntikan dilakukan pada vena ekor. Hewan dimasukkan ke dalam kandang individual yang sempit dengan ekor dapat menjulang ke luar. Dilatasi vena untuk memudahkan penyuntikan,
  • 5. dapat dilakukan dengan pemanasan di bawah lampu atau dengan air hangat 2. Tikus Putih (Rattus norvegiens) Tikus berukuran lebih besar daripada mencit dan lebih cerdas. Umumnya tikus putih ini tenang dan demikian mudah digarap. Tidak begitu bersifat fotofobik dan tidak begitu cenderung berkumpul sesamanya seperti mencit. Aktivitasnya tidak begitu terganggu oleh kehadiran manusia di sekitarnya. Bila diperlakukan kasar atau mengalami defisiensi makanan, tikus akan menjadi galak dan sering dapat menyerang si pemegang. 2.1. Cara Memegang Tikus Seperti halnya pada mencit, tikus dapat ditangani dengan memegang ekornya dengan menarik ekornya, biarkan kaki tikus mencengkeram alas yang kasar (kawat kandang), kemudian secara hati–hati luncurkan tangan kiri dari belakang ke arah kepalanya seperti pada mencit tetapi dengan kelima jari, kulit tengkuk dicengkeram, cara lain yaitu selipkan ibu jari dan telunjuk menjepit kaki kanan depan tikus sedangkan kaki kiri depan tikus di antara jari tengah dan jari manis. Dengan demikian tikus akan terpegang dengan kepalanya di antara jari telunjuk dan jari tengah. Pemegangan tikus ini dilakukan dengan tangan kiri sehingga tangan kanan kita dapat melakukan perlakuan. 2.2. Pemberian Perlakuan terhadap Hewan Coba Tikus Cara-cara pemberian oral, ip, sk, im, dan iv dapat dilakukan, seperti pada mencit. Penyuntikan secara iv dapat pula dilakukan pada vena penis tikus jantan dengan bantuan pembiusan hewan percobaan. Penyuntikan sk dapat dilakukan pula pada daerah kulit abdomen.
  • 6. B. Bobot Badan hewan Coba yang Digunakan Di dalam penggunaan, hewan percobaan yang digunakan dapat berdasarkan kriteria bobot badannya di samping usianya. Farmakope Indonesia edisi III-1979 mengemukakan kriteria bobot beberapa hewan percobaan yang digunakan dalam uji hayati. Mencit : 17-25 gram Kelinci : 15-20 kg Tikus : 150-200 gram Kucing : tidak kurang lima kg Marmot : 300-500 gram Merpati : 100-200 gram C. Perhitungan Dosis VAO = Table perbandingan luas Permukaan Hewan percobaan untuk konversi Hewan dan BB Menci Tikus Marmut Kelinci Kucing Kera Anjing Manusia rata-rata t 20 g 200 g 400 g 1,5 kg 2 kg 4 Kg 12 Kg 70 Kg 1,0 7,0 29.7 27.8 29.7 64.1 124.2 387.9 0.14 1 1.74 3.33 4.2 9.2 17.8 56 400 g 0.08 0.57 1 2.25 2.4 5.2 10.2 31.5 Kelinci 0.04 0.25 0.44 1 1.06 2.4 4.5 14.2 Mencit 20 g Tikus 200 g Marmut
  • 8. III. Bahan dan Alat Alat yang digunakan: - Saraung Tangan - Suntik Bahan yang dipakai: - IV. Larutan oral Mencit dan tikus putih Cara Kerja A. Mencit 1. Cara memperlakukan mencit Mencit diangkat dengan memegangnya pada ujung ekornya dengan tangan kanan. Dengan tangan kiri, kulit tengkuknya dijepit diantara telunjuk dan ibu jari. Kemudian ekornya dipindahkan dari tangan kanan keantara jari manis dan jari kelingking tangan kiri, hingga mencit cukup erang untuk dipegang. Pemberian obat dapat dimulai. 2. Cara pemberian obat : a. Oral Diberikan dengan menggunakan alat suntik yang dilengkapi dengan jarum oral. Kanulla dimasukkan kedalam mulut, kemudian perlahan-lahan dimasukkan melalui tepi langit-langit ke belakang sampai esophagus. b. Subkutan Diberikan dibawah kulit pada daerah tengkuk. c. Intravena Penyuntikan dilakukan melalui venna ekor menggunakan jarum nomor 24.
  • 9. d. Intramaskular Menggunakan jarum nomor 24 disuntikkan kedalam otot paha. e. Intraperitoneal Hewan dipegang punggungnya sehingga kulit abdomeennya menjadi tegang. Pada saat penyuntikan kepala mencit lebih rendah dari abdomennya. Jarmm disuntikkan dengan membentuk sudut 10° dengan abdomen agak menepi dari garis tengah untuk menghindari terkenanya kandung kencing. Jangan pula terlalu tinggi agar tidak mengenai hati. B. Tikus 1. Cara memperlakukan tikus Tikus diangkat daari kandangnya dengan memegang tubuh/ekor tikus dari belakang, kedian diletakkan diatas permukaan yang kasar. Tangan kiri diluncurkan dari belakang tubuhnya menuju kepala dan ibu jari diselipkan kedepan untuk menjepit kaki kanan tikus antara ibu jari dan telunjuk. Dipegang pada baagian belakang untuk pemberian obat 2. Cara pemberian obat Oral, subkutan, intravena, intramuscular, maupun intraperitoneal, dapat diberikan dengan cara yang sama seperti pada mencit. Penyuntikan subkutan dapat pula dibawah kulit abdomen atau tengkuk.
  • 10. V. Hasil dan Pembahasan - Hasil 1. Diketahui: : 20 gram = 0.02 Kg Dosis : 100 mg/Kg BB Konsentrasi obat Ditanya: Berat Badan mencit : 10 mg/mL Volume Administrasi Obat ? Penyelesaian : VAO (mL)= BB (kg) X Dosis (mg/Kg bb) Konsentrasi obat (mg/mL) = 0.02 Kg X 100 mg/Kg bb 10 mg/mL = 0,2 mL 2. Diketahui: : 20 gram = 0.02 Kg Dosis : 100 mg/Kg BB Konsentrasi obat Ditanya: Berat Badan mencit : 2 mg/mL Volume Administrasi Obat ? Penyelesaian : VAO (mL)= BB (kg) X Dosis (mg/Kg bb) Konsentrasi obat (mg/mL) = 0.02 Kg X 100 mg/Kg bb 2 mg/mL = 1 mL 3. Diketahui: Berat Badan mencit : 25 gram = 0.025 Kg Dosis : 2 mg/g BB= 2 mg/0,02 kg =100 mg/kg BB Konsentrasi obat Ditanya: : 10 mg/mL Volume Administrasi Obat ? Penyelesaian : VAO (mL)= BB (kg) X Dosis (mg/Kg bb) Konsentrasi obat (mg/mL) = 0.025 Kg X 100 mg/Kg bb 10 mg/mL = 0,25 ml 4. Diketahui: Berat Badan mencit : 20 gram = 0.02 Kg
  • 11. Dosis VAO Ditanya: : 100 mg/Kg BB : Standar 1 % BB konsentrasi ? Penyelesaian : C = BB x dosis VAO = 0,02 Kg X 100 mg/Kg BB 0.2 = 10 mg/ml 5. Diketahui Ditanya :Dosis untuk Manusia= 100mg/Kg BB : dosis untuk mencit ? Penyelesaian : Dosis Absolute =100 mg/kg BB X 70 =7000 mg/70 Kg BB Dengan mengambil factor konversi = 0.0026 dari table,maka: Dosis untuk Mencit = 7000 mg Kg BBX 0.0026 =18,2 mg/20 gram BB = 910 mg/Kg BB 6. Diketahui Ditanya :Dosis untuk mencit = 200mg/Kg BB : dosis untuk manusia ? Penyelesaian : Dosis mencit Absolute =200 mg/kg BB X 0.02 Kg =4 mg/ Kg BB Dengan mengambil factor konversi = 387.9 dari table,maka: Dosis untuk Manusia = 4 mg /Kg BBX 387.9 =1551.6 mg/70 Kg BB =88.66 mg/Kg BB 7. Diketahui Ditanya :Dosis untuk manusia = 1000mg/70Kg BB : a. dosis untuk mencit ? b. dosis untuk mencit ke tikus ? c. dari mencit ke mencit 25 gram ? Penyelesaian :
  • 12. a. Dosis mencit =1000 mg/70kg BB X 0.0026 = 2.6 mg/20 g =130 mg/Kg BB b. Dosis ke tikus = 2.6 mg/20 g X 7.0 = 18.2 mg/200 g c. Ke mencit 25 g = 25 X 2.6 mg 20 = 3.25 mg /25 g = 130 mg/Kg BB 8. Diketahui :Dosis untuk manusia = 500mg/50 Kg BB= 700 mg/70 Kg Ditanya : dosis untuk mencit 25 g ? Penyelesaian : Dosis manusia Absolute = 700mg/70kg BB Dengan mengambil factor konversi = 0.0026 dari table,maka: Dosis untuk Mencit 20 g = 700 mg /Kg BBX 0.0026 =1.82 mg/ 20 g Untuk mencit 25 g = 1.82 mg X 25 g =2.275 mg/25 g /KgBB - = 91 mg 20 Pembahasan Mencit dan tikus putih adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di dalam laboratorium farmakologi dalam berbagai bentuk percobaan. Hewan ini mudah ditangani dan bersifat penakut fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi. Aktivitasnya di malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi aktivitasnya. Percobaan kali ini adalah membahas tentang bagaimana cara penanganan hewan coba sebelum kita melakukan pemberian obat terhadap hewan coba maka dari itu kita harus mengetahui bagaimana cara penanganan hewan coba yang baik dan benar terlebih dahulu.
  • 13. VI. Kesimpulan Kesimpulan dari pratikum kali ini adalah : 1. Mencit dan tikus adalah hewan yang secara fisiologi hampir menyerupai dengan manusia dan hewan mamalia lainnya sehingga memungkinkan untuk dijdikan hewan percobaan. 2. Tikus dapat dipegang dengan cara memegang ekornya dengan menarik ekornya, biarkan kaki tikus mencengkeram alas yang kasar (kawat kandang), kemudian secara hati–hati luncurkan tangan kiri dari belakang ke arah kepalanya seperti pada mencit tetapi dengan kelima jari, kulit tengkuk dicengkeram, cara lain yaitu selipkan ibu jari dan telunjuk menjepit kaki kanan depan tikus sedangkan kaki kiri depan tikus di antara jari tengah dan jari manis. 3. Mencit dapat dipegang dengan memegang ujung ekornya dengan tangan kanan, biarkan menjangkau / mencengkeram alas yang kasar (kawat kandang). Kemudian tangan kiri dengan ibu jari dan jari telunjuk menjepit kulit tengkuknya seerat / setegang mungkin. Ekor dipindahkan dari tangan kanan, dijepit antara jari kelingking dan jari manis tangan kiri 4. Beberapa cara atau rute pemberian obat, yaitu : oral, subkutan, intravena, intramaskular,intraperitoneal. 5. Faktor internal pada hewan percobaan sendiri : umur, jenis kelamin, bobot badan, keadaan kesehatan, nutrisi, dan sifat genetik.
  • 14. VII. Jawaban pertanyaan-pertanyaan Pertanyaan : 1. Sebutkan keuntungan dan kerugian pemakaian masing-masing hewan percobaan! 2. Mencit adalah hewan yang paling banyak digunakan dalam eksperimen laboratories, mengapa? 3. Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam memilih spesies hewan percobaan untuk suatu penelitian laboratories yang bersifat krining ataupun suatu efek khusus? 4. Kemukakan tiga factor lain yang dapat memodifikasi respon hewna percobaan terhadap obat dengan memberikan cnth-contoh! 5. Bagaimana secara teoritis atau praktis pengaruh faktor-faktor tersebut turut doperhatikan ketika memberikan obat kepada seserang? Jawaban : 1. Keuntungan Mencit Tikus Mudah ditangani Mudah ditangani Mudah dikembangbiakan Mudah dipelihara Mudah dikembangbiakan Reaksi obat yang digunakan kebadannya cepat terlihat Reaksi obat yang digunakan ke badannya cepat terlihat Kerugian Mencit Mudah dipelihara Tikus Aktivitas terganggu bila ada manusia Lebih resisten terhadap infeksi Untuk pemberian oral agak sulit dilakukan karena ukurannya yang kecil Galak
  • 15. 2. Karena mencit memiliki kesamaan secara fisiologis dengan manusia maupun hewan lainnya, seperti hewan mamalia sehingga cocok digunakan sebagai hewan penelitian. Selain itu mudah dalam penanganan, siklus hidup pendek, pengadaan hewan yang tidak sulit, dan pola reproduksi mencit yang singkat. 3. -Mudah untuk dipelihara -Menggunakan hewan yang dapat bereproduksi secara cepat dan banyak. -Perhitungan dewasa kelamin harus tepat -Tingkat kematian hewan rendah -Jumlah konsumsi pakan dan minum -Memperhatikan umur penyapihan -Memperhatikna rasio kawin 4. Dosis, konsentrasi, dan takaran pemakain Contohnya benzodiazepine, yang diberikan dengan maksud untuk efek antiansietas atau hipnotik-sedatifs. Jika dosis, konsentrasi atau takaran pemakain tidak diberikan secara tepat atau bahkan melebihi yang ditentukan dapat menunjukkan reaksi paradoksal seperti, perilaku agresif dan hiperaktif. Kloramfenikol yang diberikan untuk penceegahan infeksi, dalam dosis atau tkaran yang berlebih dapat menyebabkan keracunan fatal akibat belum aktifnya enzim-enzim dihati sehingga bersifat toksik. 5. Jika dosis, konsentrasi dan takaran pemakaian tidak diberikan secara tepat dan sesuai prosedur kepada seseorang, maka efek terapi obat tidak akan tercapai. Bahkan jika itu diberikan melewati batas yang ditentukan bisa menyebabkan efek toksivitas terhadap seseorang. Jadi salah satu factor tersebut harus diperhatikan ketika memberikan obat kepada seseorang.
  • 16. VIII. Daftar Pustaka Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi,IV, Depkes RI, Jakarta, hal. Ansel, Howard.C., 1989 Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas Indonesia Press, Jakarta,hal. Katzung, Bertram. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika, Jakarta, hal. Priyanto, 2008, Farmakologi Dasar Edisi II, Depok: Leskonfi http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/search/label/Farmakologi%20Klinik