SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 30
Ir. SIHAR N M P SIMAMORA, MT.
                                 Program studi Teknik Komputer
                             Departemen Teknologi Informasi
                                                    Bandung 2008




DAFTAR PUSTAKA


       Gilmore, Charles M., “Microprocessors: Principles
       and Applications, Second Edition”, McGraw-Hill,
       1996.
       Nashelsky, Louis, “Introduction to Digital Computer
       Technology – Second Edition”, John Wiley & Sons,
       Inc., 1977.
       Stallings,    W.,    “Computer          Organization   and
       Architecture,       4th      edition:      Designing    for
       Performance”, Prentice-Hall Inc., 1998.
       Tanembaum, Andrew S., “Structured Computer
       Organization,        3rd       edition”,      Prentice-Hall
       International Editions, 1999.



Representasi Data                                               1
Wear, Larry L.,”COMPUTERS, An Introduction to
       Hardware     and   Software   Design”,   McGraw-Hill,
       1991.




                                                   Overview



Setiap informasi yang diolah oleh sistem komputer adalah
berbasis digital. Untuk itu dibutuhkan sebuah perhitungan
matematika dasar dalam memahami dan mengerjakan setiap
mekanisme yang dilakukan oleh sistem komputer. Karena setiap
pengolahan informasi oleh sistem komputer tak lain diproses
menggunakan cara arithmatika.




Representasi Data                                         2
Salah satu unit dalam Central Processing Unit (CPU) sebuah
sistem komputer sederhana adalah unit ALU (Arithmetic and
Logic Unit). Ada empat operasi dasar yang dilakukan oleh unit
ALU, yaitu ADDed (penjumlahan), SUBtract (pengurangan),
MULtiplication (perkalian), dan DIVision (pembagian). Bila skema
operasi arithmatika manusia menggunakan basis bilangan 10
(DECimal), maka mesin menggunakan basis bilangan biner
(basis biangan 2) yang disebut BINary. Agar memudahkan dalam
melakukan perhitungan, terlebih harus dipahami konversi
antara basis bilangan yang digunakan manusia (DECimal) dan
basis bilangan yang digunakan mesin (BINary, OCTadecimal,
HEXadecimal).



3.1   Sistem Basis Bilangan


Bahasa alamiah (bahasa manusia) mengenal sistem bilangan
dalam basis 10 (disebut Desimal); sedangkan bahasa mesin
mengenal sistem bilangan dalam tiga basis, yakni: Basis
Bilangan 2 (Binary-digit, biasanya digunakan dalam komunikasi
data), Basis Bilangan 8 (Octadecimal, biasanya digunakan dalam
pengalamatan di memori), dan Basis Bilangan 16 (Hexadecimal,
biasanya digunakan dalam pengalamatan di memori dan urusan
pengkodean warna).


Untuk urusan kode warna dapat dibuktikan pada contoh script
berikut ini menggunakan tags HTML (Hyper-Text Mark-up
Language):

<body bgcolor=#aa7733>
<center>

Representasi Data                                             3
<font color=#99eecc face=tahoma size=7>POLTEK TELKOM</font>
</center>
</body>


Buka notepad dan tuliskan script tersebut. Setelah selesai, klik
Save As dengan nama file diapit oleh tanda double-quotation
(misalkan: “warna.htm”). Setelah itu simpankan ke folder My
Documents dengan nama warna.htm; lalu buka Windows
ExplorerMy Documents dan klik dua kali pada file warna.htm
maka akan tertampil sebuah page HTML dengan latar belakang
dan teks warna yang berbeda.
♣Hint: bila web-browser yang digunakan adalah Internet Explorer v6.0
ke atas biasanya setiap script tidak akan langsung dijalankan; oleh
sebab itu, klik kanan pada pesan yang muncul dan pilih “Allow Blocked
Content…”


Klasifikasi sistem basis bilangan dalam sistem komputer
modern:
   DECimal : basis bilangan ini terdiri dari rentang angka 0 s.d
   9, selengkapnya → 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9. Dengan demikian
   dapat disimpulkan setelah angka 9 adalah gabungan dari
   reset angka 1 dengan rentang 0 s.d 9 dan seterusnya.
   Contoh: (23)10 = 2310 = DEC23
            (907)10 = 90710 = DEC907


   BINary digit / BIT (disebut juga Bilangan Biner) : basis
   bilangan ini hanya terdiri dua bilangan yaitu 0, 1.
   Contoh: (101)2 = 1012       ⇒ panjang data = 3 bit
            (0010)2 = 00102    ⇒ panjang data = 4 bit


   OCTadecimal : basis bilangan ini terdiri dari rentang: 0 s.d 7,
   selengkapnya: 0,1,2,3,4,5,6,7.

Representasi Data                                                  4
Contoh: (23)8 = 238 = 023
   Untuk lebih memahami basis bilangan 8 ini, berikut adalah
   contoh script:
   <script language=JavaScript>
   document.writeln(023);
   </script>
   Simpankan script tersebut pada folder My Document dengan
   nama oktal.htm; lalu untuk menjalankannya, buka Windows
   ExplorerMy      Documents dan klik dua kali pada file
   tersebut.


   HEXadecimal : basis bilangan ini terdiri dari 15 deret yang
   terbagi dua, yakni 10 deret alphanumerik: 0 s.d 9 dan 5
   deret alphabetikal: a s.d f. Mengapa deret alphabetikal
   disertakan, disebabkan secara teori matematika jam-jam-an,
   sistem basis bilangan 16 tak lain adalah sistem jam-16,
   maka              terdiri              dari          numerik:
   0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15. Dengan alasan mulai
   numerik 10 s.d 15 melebihi dua digit, maka digunakan deret
   alphabetikal untuk menggantikan kelima numerik ini.
   Contoh: (a2)16 = A216 = 0xA2 = 0xa2
   Untuk lebih memahami basis bilangan 16 ini, berikut adalah
   contoh script:
   <script language=JavaScript>
   document.writeln(0xa2);
   </script>
   Simpankan script tersebut pada folder My Document dengan
   nama    heksal.htm;     lalu   untuk    menjalankannya,   buka
   Windows ExplorerMy Documents dan klik dua kali pada
   file tersebut




Representasi Data                                              5
3. 1. 1. Konversi Basis Bilangan N ke Decimal
Misalkan, sebuah bilangan dalam basis bilangan 10 diketahui
sebagai berikut:
231
maka dituliskan: (231)10 atau 2310 atau DEC231.
Jika diuraikan dalam basis bilangan 10, maka numerik 231
dituliskan sebagai berikut:
(231)10 = 2-ratusan + 2-puluhan + 1-satuan
         = 2* 10 + 2* 10 + 2* 10
                    2                1          0


Ingat!
 Setiap bilangan dipangkatkan dengan 0 hasilnya 1
 Setiap bilangan dipangkatkan dengan 1 hasilnya bilangan itu
  sendiri



Berdasar pendekatan di atas, dapat dilakukan konversi Basis
Bilangan N ke dalam DECimal.


   Biner ke Desimal
   Dirumuskan:
              N
   DEC ←     ∑a 2
             i =0
                        i
                            i
                                ; i = 0,1,2,…,N

                                 a = 0 atau 1


   Contoh: (0101)2 = (...)10
   Solusi:
   (0101)2 = 0* 2 + 1* 2 + 0* 2 + 1* 2
                            3            2      1   0

             = 0 + 4 + 0 + 1 = 510
             = DEC5



Representasi Data                                         6
Oktadesimal (Oktal) ke Desimal
   Dirumuskan:
              N
   DEC ←     ∑a 8
             i =0
                    i
                        i
                            ; i = 0,1,2,…,N

                                a = 0,1,2,3,4,5,6,7


   Contoh: (1105)8 = (...)10
   Solusi:
   (1105)8 = 1* 8 + 1* 8 + 0* 8 + 5* 8
                        3           2          1           0


             = 512 + 64 + 0 + 5 = 58110
          = DEC581
   Dapat dibuktikan pada script JavaScript berikut ini:
   okt1105.htm
   <script language=JavaScript>
   document.writeln(01105);
   </script>


   Heksadesimal (Heksal) ke Desimal
   Dirumuskan:
              N
   DEC ←     ∑ a 16
             i =0
                    i
                            i
                                ;           i = 0,1,2,…,N

                                a = 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,a,…,e,f


   Contoh: (10c)16 = (...)10
   Solusi:
   (10c)16 = 1* 16 + 0* 16 + c* 16
                            2           1          0


             = 1* 16 + 0* 16 + 12* 16
                        2               1              0


             = 256 + 0 + 12 = 26810
          = DEC268
   Dapat dibuktikan pada script JavaScript berikut ini:

Representasi Data                                                 7
hex10c.htm
   <script language=JavaScript>
   document.writeln(0x10c);
   </script>




3. 1. 2. Konversi Decimal ke Basis Bilangan N
Untuk mendapatkan algoritma-nya, secara sederhana dilakukan
sebagai berikut:
Misalkan: DEC231, jika diuraikan ke dalam Basis Bilangan 10
maka:
231 ÷ 10             = 23 sisa 1     ⇒ Least Significant Digit (LSD)
 23 ÷ 10             = 2 sisa 3
   2 ÷ 10            = 0 sisa 2      ⇒ Most Significant Bit (MSB)
Dituliskan: 23110 atau (231)10
Cara lain dapat digunakan model berikut ini:




                    Gambar 3.1 Alur Konversi DEC ke Basis 10


Dengan algoritma yang sama, seperti di atas dapat dilakukan
untuk basis bilangan berikut ini:


   Desimal ke Basis Bilangan 2 (DEC ⇒ BIN)
   Contoh: Tentukan DEC2121 dalam Biner.
    212110 = (...)2
    Solusi:

Representasi Data                                                   8
2121 ÷ 2 = 1060 sisa 1 ⇒ Least Significant Bit (LSB)
   1060 ÷ 2 = 530 sisa 0
    530 ÷ 2 = 265 sisa 0
    265 ÷ 2 = 132 sisa 1
    132 ÷ 2 =       66 sisa 0
      66 ÷ 2 =      33 sisa 0
      33 ÷ 2 =      16 sisa 1
      16 ÷ 2 =       8 sisa 0
       8 ÷ 2 =       4 sisa 0
       4 ÷ 2 =       2 sisa 0
       2 ÷ 2 =       1 sisa 0
       1 ÷ 2 =       0 sisa 1 ⇒ Most Significant Bit (MSB)
   Dituliskan: 1000 0100 10012

   Desimal ke Basis Bilangan 8 (DEC ⇒ OCT)
   Contoh: Tentukan DEC2121 dalam Oktal.
    212110 = (...)8
    Solusi:
    2121 ÷ 8 = 265 sisa 1 ⇒ Least Significant Digit (LSD)
     265 ÷ 8 = 33 sisa 1
       33 ÷ 8 =      4 sisa 1
        4 ÷ 8 =      0 sisa 4 ⇒ Most Significant Digit (MSD)
    Dituliskan: 04111 atau 41118
    Dalam script JavaScript persoalan tersebut bisa dibuktikan
    sebagai berikut:
    oktal.html
   <script language=JavaScript>
   document.writeln(04111);
   </script>


   Desimal ke Basis Bilangan 16 (DEC ⇒ HEX)
   Contoh: Tentukan DEC2121 dalam Heksal.
    212110 = (...)16
    Solusi:
    2121 ÷ 16      = 132 sisa 9 ⇒ Least Significant Digit (LSD)
     132 ÷ 16      = 8 sisa 4
        8 ÷ 16     = 0 sisa 8 ⇒ Most Significant Bit (MSB)

Representasi Data                                            9
Dituliskan: 0x849 atau 84916
   Dalam script JavaScript persoalan di atas bisa dibuktikan
   sebagai berikut:
   heksal.htm
   <script language=JavaScript>
   document.writeln("Hasilnya = ",0x849);
   </script>




3. 1. 2. Konversi antar Basis Bilangan N
Misalkan:
Carilah: 0xE2 = (...)8
Solusi:
   Algoritma konvensional → basis bilangan yang diketahui
   dikonversikan        terlebih   dahulu   ke   basis   bilangan   10
   (DECimal), lalu hasil dalam DEC tersebut dikonversikan ke
   basis bilangan yang diinginkan.




              Gambar 3.2 Skema Konversi Konvensional


   Lebih jelasnya sebagai berikut:
   Jika A adalah numerik dalam basis bilangan Nx yang
   diketahui, dan B adalah numerik basis bilangan Ny yang
   dicari maka:
      Konversikan A ke dalam DEC
     Jawab:
     A = 0xe2 = (...)10
     0xe2 = e* 16 + 2* 16
                    1          0



Representasi Data                                                   10
= 14*16 + 2*1 = (226)10
             = DEC226
      Hasil numerik dalam DEC, dikonversikan ke basis bilangan
     Ny; didapatkan B.
     Jawab:
     DEC226 = B = (...)8
      226 ÷ 8 = 28 sisa 2 ⇒ Least Significant Digit (LSD)
        28 ÷ 8 = 3 sisa 4
         3 ÷ 8 = 0 sisa 3       ⇒ Most Significant Digit (MSD)
     Dituliskan: 0342 atau 3428
      Dan B adalah konversi A dalam basis bilangan Ny
     Jawab:
     B = 0342 = 0xe2


   Algoritma BCD8421 → algoritma ini bekerja berdasar sistem
   kode binary terhadap decimal; dimana setiap digit dalam
   sebuah numerik basis bilangan N (N≠DEC) saling bersifat
   independent,       sehingga      dapat      dilakukan      fractional
   (pemecahan/pemilahan).
   Algoritma      BCD8421        digunakan       untuk      memudahkan
   pengkonversian antar basis bilangan yang digunakan dalam sistem
   komputer (basis bilangan dalam bahasa mesin), khususnya dari
   biner ke oktal atau heksal; maupun antar sebaliknya.
   Dasar utama Algoritma BCD8421 adalah pemilahan setiap digit
   sebuah bit ke dalam partisi-partisi deret biner. Jika dikonversikan ke
   dalam heksal, maka partisi dirangkai sepanjang 4 digit (16=24),
   sedangkan jika dikonversikan ke dalam oktal, maka partisi
   dirangkai sepanjang 3 digit (8=23).
   Contoh:
     Heksal:
     101101102 = 1011 0110
     partisi-y = 0110 = 0 + 1.22 + 1.21 + 0 = 6
     partisi-z = 1011 = 1.23 + 0 + 1.21 + 1.20 = 11 = B
     maka dituliskan menjadi: B616 atau b616 atau 0xb6

Representasi Data                                                     11
dengan kata lain, (10110110)2 = 0xb6 = DEC182


     Oktal:
     101101102 = 010 110 110 (bila kosong, isikan dengan 0)
     partisi-y = 110 = 1.22 + 1.21 + 0 = 6
     partisi-z = 110 = 1.22 + 1.21 + 0 = 6
     partisi-w = 010 = 0.22 + 1.21 + 0 = 2
     maka dituliskan menjadi: 2668 atau 02668
      dengan kata lain, (10110110)2 = 02668 = DEC182


   ♠perhatikan partisi-y menempati posisi LSB / LSD


   Untuk kasus di atas penyelesaiannya dapat diuraikan sebagai
   berikut:
   0xe2 = (...)8
   Jika A1 adalah numerik dalam basis bilangan N (N bisa HEX
   atau OCT), dan B1 adalah numerik dalam basis bilangan M (M
   bisa OCT atau HEX), maka:
      Nyatakan setiap digit A1 dalam desimal-nya
      Jawab:
      A1 = 0xe2
      Partisi-y = 2
      Partisi-z = e = 14
      Kelompokkan setiap digit satu kelompok, dan konversikan
      dalam biner dengan panjang setiap kelompok 4bit (untuk
      HEX) atau 3bit (untuk OCT)
      Jawab:
      Partisi-y = 2 = 0010
      Partisi-z = e = 14 = 1110
      Hasil biner lalu digabung, dan dikelompokkan kembali
      dengan panjang 4bit (untuk HEX) atau 3bit (untuk OCT).


Representasi Data                                              12
Jawab:
       Partisi-z di-concatenate-kan dengan Partisi-y, menjadi:
       11100010
       dilakukan fractional kembali sebagai berikut:
       11100010 →         011 100 010
       partisi-y = 010
       partisi-z = 100
       partisi-w = 011
       Konversikan setiap partisi kedalam desimal (khusus ke
       dalam bentuk HEX, konversikan setiap desimal ke dalam
       padanan konversinya, yaitu: A←10, B←11, dst…), lalu di-
       concatenate-kan kembali.
       Jawab:
       partisi-y = 010 = 2
       partisi-z = 100 = 4
       partisi-w = 011 = 3
       di-concatenate-kan menjadi: 342 ⇒ 0342
       Maka didapatkan B1 sebagai konversi A1 dalam basis
       bilangan M.
       Jawab:
       B1 = 0342 = (342)8 = 0xe2


Latihan:
- Gunakan algoritma BCD8421 untuk menyelesaian persoalan
 berikut:
 (11011)2 = (...)16 = (...)8 ,
 dan       buktikan   bahwa      hasil   HEX   dan   OCT   tersebut
 menghasilkan nilai DEC yang sama.


Secara terdeskripsi, penyelesaian kasus di atas dapat dilihat
sebagai berikut:
Representasi Data                                                13
Solusi:




       Gambar 3.3 Skema Penyelesaian Algoritma BCD8421



3.2    Bilangan Pecahan (Floating-point Number)
Jika sebelumnya, pembahasan lebih berfokus pada seputar
bilangan bulat (integer number system), maka pembahasan
selanjutnya akan beralih pada bilangan pecahan (floting-point
number) khususnya untuk konversi antara basis bilangan di
lingkungan bahasa mesin dengan DEC, sebagai basis bilangan
di    lingkungan    user.   Kadangkala   di   beberapa   literatur
menyebutnya Fractional Binary Number.


Sebagai catatan, jika user mengenal bilangan ½ atau 0.5, maka
dalam sistem komputer bilangan yang dikenal umumnya
menggunakan 0.5 dibandingkan ½.



Representasi Data                                              14
Jika user ingin memberi input: ½, maka diketikkan atau
dituliskan ( 1 ), artinya bilangan 1 diapit oleh tanda ‘(’ dan ‘)’.
             2                     2

Dasar   bagaimana    melakukan     konversi   Basis   Bilangan   N
(BIN,OCT,HEX) ke DECimal pada bentuk pecahan tetap berdasar
pada bagaimana melakukan konversi pada bentuk bilangan
bulat (integer) yang sebelumnya telah dipaparkan.


Lebih jelasnya, dapat disajikan sebagai berikut:
   Konversi Pecahan BIN ⇒ DEC
   Contoh:
   1101.1012 = (…)10
   Solusi:
    1101.1012 = 0.1012 + 11012
                 = Bag.1 + Bag.2
    Eksekusi Bag.1:
    0.1012 = (…)10
             = 1.2-1 + 0 + 1.2-3
             = 0.5 + 0.125
             = 0.62510
    Eksekusi Bag.2:
    11012 = (…)10
             = 1.23 + 1. 22 + 0 + 1.20
             =8+4+1
             = 1310
   Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara
   menjumlahkannya seperti berikut ini:
   Bag.1 + Bag.2 = 0.62510 + 1310 = 13.62510
   maka, didapatkan:
   1101.1012 = (13.625)10



   Konversi Pecahan OCT ⇒ DEC

Representasi Data                                                15
Contoh:
   057.11 = 57.118 = (…)10
   Solusi:
   57.118        = 0.118 + 578
                 = Bag.1 + Bag.2
    Eksekusi Bag.1:
    0.118 = (…)10
             = 1.8-1 + 1.8-2
             = 0.125 + 0.015625
             = 0.14062510
    Eksekusi Bag.2:
    578      = (…)10
             = 5. 81 + 7.80
             = 40 + 7
             = 4710
   Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara
   menjumlahkannya seperti berikut ini:
   Bag.1 + Bag.2 = 0.14062510 + 4710 = 47.14062510
   maka, didapatkan:
   57.118 = (47.140625)10



   Konversi Pecahan HEX ⇒ DEC
   Contoh:
   0x57.11 = 57.1116 = (…)10
   Solusi:
   57.1116     = 0.1116 + 5716
               = Bag.1 + Bag.2
   Eksekusi Bag.1:
   0.1116 = (…)10
           = 1.16-1 + 1.16-2
           = 0.0625 + 0.00390625
           = 0.0664062510

Representasi Data                                    16
Eksekusi Bag.2:
    5716     = (…)10
             = 5. 161 + 7.160
             = 80 + 7
             = 8710
   Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara
   menjumlahkannya seperti berikut ini:
   Bag.1 + Bag.2 = 0.0664062510 + 8710 = 87. 0664062510
   maka, didapatkan:
   57.1116 = (87. 06640625)10

   Selanjutnya, bagaimanakah melakukan konversi sebaliknya,
   bentuk    pecahan,    dari   DECimal       ke   Basis   Bilangan   N
   (BIN,OCT,HEX), adalah seperti juga dilakukan pada bentuk
   bilangan bulat (integer).

   Konversi Pecahan DEC ⇒ BIN
   Contoh:
   13.62510 = (…)2
   Solusi:
   13.62510     = 0.62510 + 1310
                = Bag.1 + Bag.2
    Eksekusi Bag.1:
   0.62510 = (…)2

                        0.625      0.25            0.50        0.00
                            2         2               2           2
                         1.25      0.50            1.00        0.00

                                                               selesai
                         1         0               1

                                (0.101)
                                          2
Representasi Data                                                     17
Eksekusi Bag.2:
   1310      = (…)2
   13 ÷ 2 = 6 sisa 1 ⇒ Least Significant Bit (LSB)
    6 ÷ 2 = 3 sisa 0
    3 ÷ 2 = 1 sisa 1
    1 ÷ 2 = 0 sisa 1 ⇒ Most Significant Bit (MSB)
   dituliskan menjadi: 11012

   Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara
   menjumlahkannya seperti berikut ini:
   Bag.1 + Bag.2 = 0.1012 + 11012 = 1101.1012
   maka, didapatkan:
   1101.1012 = (13.625)10


   Konversi Pecahan DEC ⇒ OCT
   Contoh:
   47.14062510 = (…)8
   Solusi:
   47.14062510 = 0.14062510 + 4710
               = Bag.1 + Bag.2

   Eksekusi Bag.1:
   0.14062510 = (…)8


             0.140625     0.125      0.00
                    8         8         8
                1.125         1.00   0.00

                                     selesai
                1             1

                    (0.11)
Representasi Data         8                          18
Eksekusi Bag.2:
   4710      = (…)8
   47 ÷ 8 = 5 sisa 7               ⇒ Least Significant Digit (LSD)
    5 ÷ 8 = 0 sisa 5               ⇒ Most Significant Digit (MSD)
   dituliskan menjadi: 578

   Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara
   menjumlahkannya seperti berikut ini:
   Bag.1 + Bag.2 = 0.118 + 578 = 57.118
   maka, didapatkan:
   47.14062510 = (57.11)8




   Konversi Pecahan DEC ⇒ HEX
   Contoh:
   87.0664062510 = (…)16
   Solusi:
   87.0664062510 = 0.0664062510 + 8710
                 = Bag.1 + Bag.2

   Eksekusi Bag.1:
   0.0664062510                    = (…)16


    0.06640625        0.0625           0.00
            16            16             16
             1.0625         1.00       0.00

                                       selesai
             1              1

                 (0.11)
                       16
Representasi Data                                                    19
Eksekusi Bag.2:
   8710      = (…)16
   87 ÷ 16 = 5 sisa 7 ⇒ Least Significant Digit (LSD)
    5 ÷ 16 = 0 sisa 5 ⇒ Most Significant Digit (MSD)
   dituliskan menjadi: 5716

   Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara
   menjumlahkannya seperti berikut ini:
   Bag.1 + Bag.2 = 0.1116 + 5716 = 57.1116
   maka, didapatkan:
   47.14062510 = (57.11)16



   Berikutnya, akan dibahas bagaimana melakukan konversi
   bentuk pecahan dari Basis Bilangan N ke Basis Bilangan M,
   antara basis bilangan dalam bahasa mesin.

   Misalkan: Bagaimanakah untuk OCT ⇒ BIN
   Contoh:
   10.238 = (…)2
   Solusi:
   Lakukan dengan dua kali proses, yaitu:
      Proses-1: OCT⇒DEC
      Proses-2: DEC⇒BIN
   Jawab:
      OCT⇒DEC
       10.238 = 0.238 + 108
               = Bag.1 + Bag.2
       Eksekusi Bag.1:
Representasi Data                                        20
0.238 = (…)10
                  = 2.8-1 + 3.8-2
                  = 0.25 + 0.046875
                  = 0.29687510
          Eksekusi Bag.2:
          108 = (…)10
                = 1. 81 + 0.80
                =8+0
                = 810
          Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara
          menjumlahkannya seperti berikut ini:
          Bag.1 + Bag.2 = 0.29687510 + 810 = 8.29687510
          maka, didapatkan:
          8.29687510 = (…)2

      OCT⇒BIN
       8.29687510 = 0.29687510 + 810
                   = Bag.1 + Bag.2
       Eksekusi Bag.1:
       0.29687510           = (…)2


     0.296875      0.59375    0.1875       0.375      0.75   0.50      0.00
            2            2         2           2         2      2         2
      0.59375       1.1875     0.375           0.75   1.50   1.00      0.00

                                                                       selesai
      0             1          0               1      0      1


                              (0.010101)
                                           2

          Eksekusi Bag.2:
          810 = (…)2
          8 ÷ 2 = 4 sisa 0             ⇒ Least Significant Bit (LSB)
          4 ÷ 2 = 2 sisa 0
          2 ÷ 2 = 1 sisa 0

Representasi Data                                                      21
1 ÷ 2 = 0 sisa 1 ⇒ Most Significant Bit (MSB)
         dituliskan menjadi: 10002

         Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara
         menjumlahkannya seperti berikut ini:
         Bag.1 + Bag.2 = 0.0101012 + 10002 = 1000.0101012
        maka, didapatkan:
         8.29687510 = (1000.010101)2 = (00001000.010101)2
      atau dengan kata lain, maka didapatkan:
      10.238 = 8.29687510 = 1000.0101012

        Untuk mendapatkan konversi Bilangan Pecahan HEX ⇒
        BIN, algoritmanya seperti mendapatkan konversi Bilangan
        Pecahan OCT ⇒ BIN, yakni konversikan terlebih dahulu ke
        dalam DEC.



3.3     Representasi Data dalam sistem komputer
Secara umum, data yang dimasukkan seorang user ke dalam
komputer diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
• Angka → disebut dengan alphanumerik, misalkan: -2, 0.5, -
   9.72, 89, dsb.
• Karakter (huruf) → disebut dengan alphabetikal, yakni terdiri
   26 mulai dari a, b, c, ..., w, x, y, z.
• Simbol → sejumlah tanda di luar alphanumerik              dan
  alphabetikal, misalkan: !, *, $, >, ≠, ≥, ÷, ♣, ⊕.
Pada sistem komputer modern, sebuah data direprentasikan
dalam Basis Bilangan Biner, Oktadesimal, dan Heksadesimal,
sehinga dibutuhkan sebuah blok pen-dekode (decoder) agar
data-data yang telah diolah dan diproses oleh sistem komputer
dapat disajikan dalam bentuk yang dipahami oleh user. Untuk

Representasi Data                                            22
itu dibutuhkan standar sistem kode dalam sistem komputer.
Umumnya dalam sistem komputer modern sistem kode yang
digunakan adalah American Standard Code for Information
Interchange (ASCII) 8bit.




              Gambar 3.4 Skema Representasi Data


Agar dapat memahami perihal ASCII 8 bit dapat digunakan
contoh script berikut ini yang ditulis menggunakan JavaScript
sebagai berikut:
ascii8bit.htm
<script language=JavaScript>
   document.writeln("<font face=tahoma size=5>Menampilkan
karakter ASCII dari kode 32 sampai dengan 255<br></font>");
   document.writeln("<table border=1><tr><td>Kode ke-
i</td><td>Karakter yang ditampilkan</td></tr>");
   for(i=32;i<256;i++) {

document.writeln("<tr><td>"+i+"</td>"+"<td>"+String.fromChar
Code(i)+"</td></tr>");
  }
  document.writeln("</table>");
</script>


Simpankan script tersebut di My        Document dengan nama
ascii8bit.htm, lalu untuk menjalankannya buka Windows
ExplorerMy         Document   dan   klik   dua   kali   pada   fle



Representasi Data                                               23
ascii8bit.htm,        maka      akan     tertampil     karakter     yang
dikenal/digunakan oleh komputer.




                                                          Rangkuman




1. Basis bilangan pada sistem komputer modern menggunakan
   basis bilangan 2 (biner, BInary digiT); khususnya dalam hal
   berkomunikasi      antar    devices/host), Basis Bilangan 16
   (HEXadecimal), dan Basis Bilangan 8 (OCTadecimal), yang
   digunakan untuk pengalamatan data atau instruksi di
   memory.
2. Sistem Komputer mengenal data yang di-input-kan dalam
   representasi: BIN (BINary), HEX (HEXadecimal), dan OCT
   (OCTal).    Oleh    sebab     itu   dibutuhkan      encoder     untuk
   mengubah input dari user ke representasi data yang dikenal
   oleh sistem komputer.
3. Setiap     karakter      pada       sistem    komputer         modern
   direpresentasikan dengan panjang 8bit yang disebut byte
   (alasannya karena sistem komputer menggunakan Sistem
   Pengkodean       ASCII     8bit).   Walapun       sebenarnya     ASCII
   menggunakan pengkodean karakter 7 bit, namun komputer
   tetap menyimpan dalam format pengelompokan 8 bit.
   Sehingga,     kesimpulannya         sistem    komputer         modern
   menggunakan sistem pengkodean ASCII 8bit.



Representasi Data                                                     24
4. Bilangan yang dikenal dalam sistem komputer adalah Heksal
   (Heksadesimal) yang merupakan sistem bilangan dengan
   basis 16; Bilangan Oktal (oktadesimal) yang merupakan
   sistem bilangan dengan basis 8, dan Bilangan Biner (Binary
   digiT).
5. Bilangan yang digunakan user (manusia) adalah berbasis 10
   (DECimal).




Representasi Data                                         25
Kuis Benar Salah


1.   Jika user memberi input berupa karakter ‘A’, maka
     komputer bisa mengenalnya dengan karakter ‘a’, karena
     pada dasarnya sama.
2.   Pernyataan ini: (10)10 = (10)16 , adalah benar.
3.   Semua sistem komputer modern, tanpa menggunakan
     encoder, mengenal data dalam bentuk karakter.
4.   Setiap data hasil pengolahan sistem komputer selalu
     direpresentasikan dalam bentuk numerik.
5.   Semua       perangkat   mikroelektronika     berbasis   sistem
     komputer tidak selalu membutuhkan decoder.
6.   Bilangan 8 dikenal dalam Basis Bilangan 8.
7.   Setiap encoder membutuhkan data dalam biner.
8.   Tidak semua sistem komputer dapat mengenal data
     numerik.
9.   0x10 dalam desimal senilai dengan 10.
10. Tidak semua sistem komputer dapat mengenal data
     karakter.




Representasi Data                                               26
Pilihan Ganda




Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat!

       Perbedaan mendasar antara perangkat mikroelektronika
1.     berbasis komputer dengan tidak berbasis komputer
       adalah: _____________
       A.terletak   pada   basis       D.       tidak   mengenal
         bilangan yang dikenal           encoder
       B.dapat digunakan untuk
         menampilkan                   E.hanya          mengenal
         penjumlahan        data         decoder dan tipe data
         desimal                         numerik
       C.tidak mengenal basis
         bilangan biner


2.     Numerik 0x10 senilai dengan nilai:_________
       A.010                           D. 0010
       B.DEC010                        E.000100002
       C.(20)16


3.     Kode ASCII DEC55 adalah karakter__________
       A. 07                           D. H
       B. 7                            E. h

Representasi Data                                             27
C. &


4.     0x55 dalam oktal senilai dengan:_______
       A. 085                              D. (55)2
       B. 055                              E. (88)8
       C. 0125


       Nilai heksadesimal berikut yang lebih besar dari nilai
5.     DEC54 adalah:____
       A. 0x36                             D. 0xA1
       B. 0x1A                             E. 0x15
       C. 0x27


       Karakter     ‘&’   dalam   Sistem   Pengkodean    ASCII   8bit
6.     direpresentasikan sebagai kode: ______________
       A. 038                              D. 10110010
       B. 0x38                             E. DEC38
       C. 083


7.     Dalam desimal, (1010.1011)2 senilai dengan:___
       A. 010.6855                         D. 9.6857
       B. 0x10.6857                        E. 96.857
       C. 10.6875


       Data berikut ini tidak dikenal oleh sistem komputer,
8.     kecuali:
       A. ♣                          D. 25
       B. 011001                     E.    A
       C. ¥


9.     0x20.10 = (…)2
Representasi Data                                                28
A. 11011111.1000            D. 00100000.0001
       B. 00101111.0001            E. 10101010.1000
       C. 01010101.1000


       Sebuah karakter dalam ASCII direpresentasikan dengan
10.    panjang:________
       A. 8 bit                    D. 16 bit
       B. 4 bit                    E. 8 byte
       C. 7 byte




Representasi Data                                      29
Latihan




   1. Kerjakan persoalan berikut ini:
       a) 0x34 = (...)10
       b) 101010102 = (...)16
   2. Jelaskan mengapa sistem komputer tidak mengenal
       statement berikut:
       ‘Selamat pagi Indonesia.’
   3. Carilah nilai konversi bilangan DEC13.375 ke dalam
       bentuk:
       a. Oktal
       b. Biner
   4. Jelaskan mengapa numerik 8 tidak dikenal dalam
       Oktadesimal.
   5. Gunakan Bahasa Prmograman C++ untuk menampilkan
       karakter ASCII 8bit dari kode 97 s.d 122.




Representasi Data                                            30

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (11)

6 sistem bilangan
6 sistem bilangan6 sistem bilangan
6 sistem bilangan
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilangan
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo
 
Bab 7 double_linked_list
Bab 7 double_linked_listBab 7 double_linked_list
Bab 7 double_linked_list
 
Algoritma dan Matematika_tif305_reg-sns
Algoritma dan Matematika_tif305_reg-snsAlgoritma dan Matematika_tif305_reg-sns
Algoritma dan Matematika_tif305_reg-sns
 
AOK 02
AOK 02AOK 02
AOK 02
 
Bab8.array
Bab8.array Bab8.array
Bab8.array
 
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilanganMetode dan Teknik Konversi Basis bilangan
Metode dan Teknik Konversi Basis bilangan
 
Sistem bilangan
Sistem bilanganSistem bilangan
Sistem bilangan
 
Asyiknya Belajar Struktur Data di Planet C++
Asyiknya Belajar Struktur Data di Planet C++Asyiknya Belajar Struktur Data di Planet C++
Asyiknya Belajar Struktur Data di Planet C++
 
11
1111
11
 

Destaque

L'interopérabilité et l'implémentation de la norme
L'interopérabilité et l'implémentation de la normeL'interopérabilité et l'implémentation de la norme
L'interopérabilité et l'implémentation de la normeADBS
 
WM Dergi - 11.SAYI
WM Dergi - 11.SAYIWM Dergi - 11.SAYI
WM Dergi - 11.SAYIWM Dergi
 
LiveSource Presentation for NTMA 2013
LiveSource Presentation for NTMA 2013LiveSource Presentation for NTMA 2013
LiveSource Presentation for NTMA 2013MFG.com
 

Destaque (6)

Talleresbd
TalleresbdTalleresbd
Talleresbd
 
L'interopérabilité et l'implémentation de la norme
L'interopérabilité et l'implémentation de la normeL'interopérabilité et l'implémentation de la norme
L'interopérabilité et l'implémentation de la norme
 
Qp work order
Qp work orderQp work order
Qp work order
 
WM Dergi - 11.SAYI
WM Dergi - 11.SAYIWM Dergi - 11.SAYI
WM Dergi - 11.SAYI
 
LiveSource Presentation for NTMA 2013
LiveSource Presentation for NTMA 2013LiveSource Presentation for NTMA 2013
LiveSource Presentation for NTMA 2013
 
Turismo y trabajo justo
Turismo y trabajo justoTurismo y trabajo justo
Turismo y trabajo justo
 

Semelhante a Number Systems in Computer Systems

Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statementAlgoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statementS N M P Simamora
 
Pengantar VBscript Pangalengge Educations
Pengantar VBscript Pangalengge EducationsPengantar VBscript Pangalengge Educations
Pengantar VBscript Pangalengge Educationsstaffpengajar
 
Latihan01 d76 politel_r01122007
Latihan01 d76 politel_r01122007Latihan01 d76 politel_r01122007
Latihan01 d76 politel_r01122007staffpengajar
 
02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputerArman Tan
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1personal
 
Diktat elektronika digital i
Diktat elektronika digital iDiktat elektronika digital i
Diktat elektronika digital iRizma Ariyani
 
Materi 4-dan-resume-materi-1-3
Materi 4-dan-resume-materi-1-3Materi 4-dan-resume-materi-1-3
Materi 4-dan-resume-materi-1-3Ismanu Rahadi
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhboAhMad FirMan
 
Representasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerRepresentasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerFarichah Riha
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3adealfarisi
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2adealfarisi
 

Semelhante a Number Systems in Computer Systems (20)

Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statementAlgoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
 
Pengantar VBscript Pangalengge Educations
Pengantar VBscript Pangalengge EducationsPengantar VBscript Pangalengge Educations
Pengantar VBscript Pangalengge Educations
 
fti305_op_sns
fti305_op_snsfti305_op_sns
fti305_op_sns
 
Latihan01 d76 politel_r01122007
Latihan01 d76 politel_r01122007Latihan01 d76 politel_r01122007
Latihan01 d76 politel_r01122007
 
02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1
 
Diktat elektronika digital i
Diktat elektronika digital iDiktat elektronika digital i
Diktat elektronika digital i
 
ppt BAB 1.pptx
ppt BAB 1.pptxppt BAB 1.pptx
ppt BAB 1.pptx
 
Materi 4-dan-resume-materi-1-3
Materi 4-dan-resume-materi-1-3Materi 4-dan-resume-materi-1-3
Materi 4-dan-resume-materi-1-3
 
1sistem bilangan-dhbo
1sistem bilangan-dhbo1sistem bilangan-dhbo
1sistem bilangan-dhbo
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo
 
Representasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam KomputerRepresentasi Data dalam Komputer
Representasi Data dalam Komputer
 
Digital 1
Digital 1Digital 1
Digital 1
 
Algoritma Symboolon
Algoritma SymboolonAlgoritma Symboolon
Algoritma Symboolon
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 

Mais de S N M P Simamora

konsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instructionkonsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instructionS N M P Simamora
 
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1S N M P Simamora
 
sns_paper complement_r010110
sns_paper complement_r010110sns_paper complement_r010110
sns_paper complement_r010110S N M P Simamora
 
Cover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma SymboolonCover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma SymboolonS N M P Simamora
 
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi KomputerSilabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi KomputerS N M P Simamora
 
Konsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem KomputerKonsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem KomputerS N M P Simamora
 
Silabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem OperasiSilabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem OperasiS N M P Simamora
 
Teknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan KarakteristiknyaTeknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan KarakteristiknyaS N M P Simamora
 
Model Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan LogaritmaModel Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan LogaritmaS N M P Simamora
 
Konsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan MatriksKonsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan MatriksS N M P Simamora
 
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi InformasiTelekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi InformasiS N M P Simamora
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptS N M P Simamora
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptS N M P Simamora
 
UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi InformasiUBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi InformasiS N M P Simamora
 

Mais de S N M P Simamora (20)

Power over-ethernet
Power over-ethernetPower over-ethernet
Power over-ethernet
 
konsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instructionkonsep mnemonic-instruction
konsep mnemonic-instruction
 
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
Organisasi Komputer bhn kuliah m10 r1
 
sns_paper complement_r010110
sns_paper complement_r010110sns_paper complement_r010110
sns_paper complement_r010110
 
Cover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma SymboolonCover paper Algoritma Symboolon
Cover paper Algoritma Symboolon
 
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi KomputerSilabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
Silabus TIK-2303 Arsitektur & Organisasi Komputer
 
Wireless Sensor Network
Wireless Sensor NetworkWireless Sensor Network
Wireless Sensor Network
 
Konsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem KomputerKonsep Process dalam Sistem Komputer
Konsep Process dalam Sistem Komputer
 
ADICT 2012 Presentation
ADICT 2012 PresentationADICT 2012 Presentation
ADICT 2012 Presentation
 
Cloud Computing
Cloud ComputingCloud Computing
Cloud Computing
 
Silabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem OperasiSilabus TIK-3601 Sistem Operasi
Silabus TIK-3601 Sistem Operasi
 
Teknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan KarakteristiknyaTeknologi Wireless dan Karakteristiknya
Teknologi Wireless dan Karakteristiknya
 
Model Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan LogaritmaModel Eksponensial dan Logaritma
Model Eksponensial dan Logaritma
 
Formula Matematika
Formula MatematikaFormula Matematika
Formula Matematika
 
Konsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan MatriksKonsep dan Terapan Matriks
Konsep dan Terapan Matriks
 
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi InformasiTelekomunikasi dan Teknologi Informasi
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan Script
 
Bahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan ScriptBahasa Pemrograman dan Script
Bahasa Pemrograman dan Script
 
UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi InformasiUBB105 Pengantar Teknologi Informasi
UBB105 Pengantar Teknologi Informasi
 
KOM356 Jaringan Komputer
KOM356 Jaringan KomputerKOM356 Jaringan Komputer
KOM356 Jaringan Komputer
 

Último

Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxMata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxoperatorsttmamasa
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsBismaAdinata
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 

Último (20)

Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptxMata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
Mata Kuliah Etika dalam pembelajaran Kristen.pptx
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 

Number Systems in Computer Systems

  • 1. Ir. SIHAR N M P SIMAMORA, MT. Program studi Teknik Komputer Departemen Teknologi Informasi Bandung 2008 DAFTAR PUSTAKA Gilmore, Charles M., “Microprocessors: Principles and Applications, Second Edition”, McGraw-Hill, 1996. Nashelsky, Louis, “Introduction to Digital Computer Technology – Second Edition”, John Wiley & Sons, Inc., 1977. Stallings, W., “Computer Organization and Architecture, 4th edition: Designing for Performance”, Prentice-Hall Inc., 1998. Tanembaum, Andrew S., “Structured Computer Organization, 3rd edition”, Prentice-Hall International Editions, 1999. Representasi Data 1
  • 2. Wear, Larry L.,”COMPUTERS, An Introduction to Hardware and Software Design”, McGraw-Hill, 1991. Overview Setiap informasi yang diolah oleh sistem komputer adalah berbasis digital. Untuk itu dibutuhkan sebuah perhitungan matematika dasar dalam memahami dan mengerjakan setiap mekanisme yang dilakukan oleh sistem komputer. Karena setiap pengolahan informasi oleh sistem komputer tak lain diproses menggunakan cara arithmatika. Representasi Data 2
  • 3. Salah satu unit dalam Central Processing Unit (CPU) sebuah sistem komputer sederhana adalah unit ALU (Arithmetic and Logic Unit). Ada empat operasi dasar yang dilakukan oleh unit ALU, yaitu ADDed (penjumlahan), SUBtract (pengurangan), MULtiplication (perkalian), dan DIVision (pembagian). Bila skema operasi arithmatika manusia menggunakan basis bilangan 10 (DECimal), maka mesin menggunakan basis bilangan biner (basis biangan 2) yang disebut BINary. Agar memudahkan dalam melakukan perhitungan, terlebih harus dipahami konversi antara basis bilangan yang digunakan manusia (DECimal) dan basis bilangan yang digunakan mesin (BINary, OCTadecimal, HEXadecimal). 3.1 Sistem Basis Bilangan Bahasa alamiah (bahasa manusia) mengenal sistem bilangan dalam basis 10 (disebut Desimal); sedangkan bahasa mesin mengenal sistem bilangan dalam tiga basis, yakni: Basis Bilangan 2 (Binary-digit, biasanya digunakan dalam komunikasi data), Basis Bilangan 8 (Octadecimal, biasanya digunakan dalam pengalamatan di memori), dan Basis Bilangan 16 (Hexadecimal, biasanya digunakan dalam pengalamatan di memori dan urusan pengkodean warna). Untuk urusan kode warna dapat dibuktikan pada contoh script berikut ini menggunakan tags HTML (Hyper-Text Mark-up Language): <body bgcolor=#aa7733> <center> Representasi Data 3
  • 4. <font color=#99eecc face=tahoma size=7>POLTEK TELKOM</font> </center> </body> Buka notepad dan tuliskan script tersebut. Setelah selesai, klik Save As dengan nama file diapit oleh tanda double-quotation (misalkan: “warna.htm”). Setelah itu simpankan ke folder My Documents dengan nama warna.htm; lalu buka Windows ExplorerMy Documents dan klik dua kali pada file warna.htm maka akan tertampil sebuah page HTML dengan latar belakang dan teks warna yang berbeda. ♣Hint: bila web-browser yang digunakan adalah Internet Explorer v6.0 ke atas biasanya setiap script tidak akan langsung dijalankan; oleh sebab itu, klik kanan pada pesan yang muncul dan pilih “Allow Blocked Content…” Klasifikasi sistem basis bilangan dalam sistem komputer modern: DECimal : basis bilangan ini terdiri dari rentang angka 0 s.d 9, selengkapnya → 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9. Dengan demikian dapat disimpulkan setelah angka 9 adalah gabungan dari reset angka 1 dengan rentang 0 s.d 9 dan seterusnya. Contoh: (23)10 = 2310 = DEC23 (907)10 = 90710 = DEC907 BINary digit / BIT (disebut juga Bilangan Biner) : basis bilangan ini hanya terdiri dua bilangan yaitu 0, 1. Contoh: (101)2 = 1012 ⇒ panjang data = 3 bit (0010)2 = 00102 ⇒ panjang data = 4 bit OCTadecimal : basis bilangan ini terdiri dari rentang: 0 s.d 7, selengkapnya: 0,1,2,3,4,5,6,7. Representasi Data 4
  • 5. Contoh: (23)8 = 238 = 023 Untuk lebih memahami basis bilangan 8 ini, berikut adalah contoh script: <script language=JavaScript> document.writeln(023); </script> Simpankan script tersebut pada folder My Document dengan nama oktal.htm; lalu untuk menjalankannya, buka Windows ExplorerMy Documents dan klik dua kali pada file tersebut. HEXadecimal : basis bilangan ini terdiri dari 15 deret yang terbagi dua, yakni 10 deret alphanumerik: 0 s.d 9 dan 5 deret alphabetikal: a s.d f. Mengapa deret alphabetikal disertakan, disebabkan secara teori matematika jam-jam-an, sistem basis bilangan 16 tak lain adalah sistem jam-16, maka terdiri dari numerik: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15. Dengan alasan mulai numerik 10 s.d 15 melebihi dua digit, maka digunakan deret alphabetikal untuk menggantikan kelima numerik ini. Contoh: (a2)16 = A216 = 0xA2 = 0xa2 Untuk lebih memahami basis bilangan 16 ini, berikut adalah contoh script: <script language=JavaScript> document.writeln(0xa2); </script> Simpankan script tersebut pada folder My Document dengan nama heksal.htm; lalu untuk menjalankannya, buka Windows ExplorerMy Documents dan klik dua kali pada file tersebut Representasi Data 5
  • 6. 3. 1. 1. Konversi Basis Bilangan N ke Decimal Misalkan, sebuah bilangan dalam basis bilangan 10 diketahui sebagai berikut: 231 maka dituliskan: (231)10 atau 2310 atau DEC231. Jika diuraikan dalam basis bilangan 10, maka numerik 231 dituliskan sebagai berikut: (231)10 = 2-ratusan + 2-puluhan + 1-satuan = 2* 10 + 2* 10 + 2* 10 2 1 0 Ingat! Setiap bilangan dipangkatkan dengan 0 hasilnya 1 Setiap bilangan dipangkatkan dengan 1 hasilnya bilangan itu sendiri Berdasar pendekatan di atas, dapat dilakukan konversi Basis Bilangan N ke dalam DECimal. Biner ke Desimal Dirumuskan: N DEC ← ∑a 2 i =0 i i ; i = 0,1,2,…,N a = 0 atau 1 Contoh: (0101)2 = (...)10 Solusi: (0101)2 = 0* 2 + 1* 2 + 0* 2 + 1* 2 3 2 1 0 = 0 + 4 + 0 + 1 = 510 = DEC5 Representasi Data 6
  • 7. Oktadesimal (Oktal) ke Desimal Dirumuskan: N DEC ← ∑a 8 i =0 i i ; i = 0,1,2,…,N a = 0,1,2,3,4,5,6,7 Contoh: (1105)8 = (...)10 Solusi: (1105)8 = 1* 8 + 1* 8 + 0* 8 + 5* 8 3 2 1 0 = 512 + 64 + 0 + 5 = 58110 = DEC581 Dapat dibuktikan pada script JavaScript berikut ini: okt1105.htm <script language=JavaScript> document.writeln(01105); </script> Heksadesimal (Heksal) ke Desimal Dirumuskan: N DEC ← ∑ a 16 i =0 i i ; i = 0,1,2,…,N a = 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,a,…,e,f Contoh: (10c)16 = (...)10 Solusi: (10c)16 = 1* 16 + 0* 16 + c* 16 2 1 0 = 1* 16 + 0* 16 + 12* 16 2 1 0 = 256 + 0 + 12 = 26810 = DEC268 Dapat dibuktikan pada script JavaScript berikut ini: Representasi Data 7
  • 8. hex10c.htm <script language=JavaScript> document.writeln(0x10c); </script> 3. 1. 2. Konversi Decimal ke Basis Bilangan N Untuk mendapatkan algoritma-nya, secara sederhana dilakukan sebagai berikut: Misalkan: DEC231, jika diuraikan ke dalam Basis Bilangan 10 maka: 231 ÷ 10 = 23 sisa 1 ⇒ Least Significant Digit (LSD) 23 ÷ 10 = 2 sisa 3 2 ÷ 10 = 0 sisa 2 ⇒ Most Significant Bit (MSB) Dituliskan: 23110 atau (231)10 Cara lain dapat digunakan model berikut ini: Gambar 3.1 Alur Konversi DEC ke Basis 10 Dengan algoritma yang sama, seperti di atas dapat dilakukan untuk basis bilangan berikut ini: Desimal ke Basis Bilangan 2 (DEC ⇒ BIN) Contoh: Tentukan DEC2121 dalam Biner. 212110 = (...)2 Solusi: Representasi Data 8
  • 9. 2121 ÷ 2 = 1060 sisa 1 ⇒ Least Significant Bit (LSB) 1060 ÷ 2 = 530 sisa 0 530 ÷ 2 = 265 sisa 0 265 ÷ 2 = 132 sisa 1 132 ÷ 2 = 66 sisa 0 66 ÷ 2 = 33 sisa 0 33 ÷ 2 = 16 sisa 1 16 ÷ 2 = 8 sisa 0 8 ÷ 2 = 4 sisa 0 4 ÷ 2 = 2 sisa 0 2 ÷ 2 = 1 sisa 0 1 ÷ 2 = 0 sisa 1 ⇒ Most Significant Bit (MSB) Dituliskan: 1000 0100 10012 Desimal ke Basis Bilangan 8 (DEC ⇒ OCT) Contoh: Tentukan DEC2121 dalam Oktal. 212110 = (...)8 Solusi: 2121 ÷ 8 = 265 sisa 1 ⇒ Least Significant Digit (LSD) 265 ÷ 8 = 33 sisa 1 33 ÷ 8 = 4 sisa 1 4 ÷ 8 = 0 sisa 4 ⇒ Most Significant Digit (MSD) Dituliskan: 04111 atau 41118 Dalam script JavaScript persoalan tersebut bisa dibuktikan sebagai berikut: oktal.html <script language=JavaScript> document.writeln(04111); </script> Desimal ke Basis Bilangan 16 (DEC ⇒ HEX) Contoh: Tentukan DEC2121 dalam Heksal. 212110 = (...)16 Solusi: 2121 ÷ 16 = 132 sisa 9 ⇒ Least Significant Digit (LSD) 132 ÷ 16 = 8 sisa 4 8 ÷ 16 = 0 sisa 8 ⇒ Most Significant Bit (MSB) Representasi Data 9
  • 10. Dituliskan: 0x849 atau 84916 Dalam script JavaScript persoalan di atas bisa dibuktikan sebagai berikut: heksal.htm <script language=JavaScript> document.writeln("Hasilnya = ",0x849); </script> 3. 1. 2. Konversi antar Basis Bilangan N Misalkan: Carilah: 0xE2 = (...)8 Solusi: Algoritma konvensional → basis bilangan yang diketahui dikonversikan terlebih dahulu ke basis bilangan 10 (DECimal), lalu hasil dalam DEC tersebut dikonversikan ke basis bilangan yang diinginkan. Gambar 3.2 Skema Konversi Konvensional Lebih jelasnya sebagai berikut: Jika A adalah numerik dalam basis bilangan Nx yang diketahui, dan B adalah numerik basis bilangan Ny yang dicari maka: Konversikan A ke dalam DEC Jawab: A = 0xe2 = (...)10 0xe2 = e* 16 + 2* 16 1 0 Representasi Data 10
  • 11. = 14*16 + 2*1 = (226)10 = DEC226 Hasil numerik dalam DEC, dikonversikan ke basis bilangan Ny; didapatkan B. Jawab: DEC226 = B = (...)8 226 ÷ 8 = 28 sisa 2 ⇒ Least Significant Digit (LSD) 28 ÷ 8 = 3 sisa 4 3 ÷ 8 = 0 sisa 3 ⇒ Most Significant Digit (MSD) Dituliskan: 0342 atau 3428 Dan B adalah konversi A dalam basis bilangan Ny Jawab: B = 0342 = 0xe2 Algoritma BCD8421 → algoritma ini bekerja berdasar sistem kode binary terhadap decimal; dimana setiap digit dalam sebuah numerik basis bilangan N (N≠DEC) saling bersifat independent, sehingga dapat dilakukan fractional (pemecahan/pemilahan). Algoritma BCD8421 digunakan untuk memudahkan pengkonversian antar basis bilangan yang digunakan dalam sistem komputer (basis bilangan dalam bahasa mesin), khususnya dari biner ke oktal atau heksal; maupun antar sebaliknya. Dasar utama Algoritma BCD8421 adalah pemilahan setiap digit sebuah bit ke dalam partisi-partisi deret biner. Jika dikonversikan ke dalam heksal, maka partisi dirangkai sepanjang 4 digit (16=24), sedangkan jika dikonversikan ke dalam oktal, maka partisi dirangkai sepanjang 3 digit (8=23). Contoh: Heksal: 101101102 = 1011 0110 partisi-y = 0110 = 0 + 1.22 + 1.21 + 0 = 6 partisi-z = 1011 = 1.23 + 0 + 1.21 + 1.20 = 11 = B maka dituliskan menjadi: B616 atau b616 atau 0xb6 Representasi Data 11
  • 12. dengan kata lain, (10110110)2 = 0xb6 = DEC182 Oktal: 101101102 = 010 110 110 (bila kosong, isikan dengan 0) partisi-y = 110 = 1.22 + 1.21 + 0 = 6 partisi-z = 110 = 1.22 + 1.21 + 0 = 6 partisi-w = 010 = 0.22 + 1.21 + 0 = 2 maka dituliskan menjadi: 2668 atau 02668 dengan kata lain, (10110110)2 = 02668 = DEC182 ♠perhatikan partisi-y menempati posisi LSB / LSD Untuk kasus di atas penyelesaiannya dapat diuraikan sebagai berikut: 0xe2 = (...)8 Jika A1 adalah numerik dalam basis bilangan N (N bisa HEX atau OCT), dan B1 adalah numerik dalam basis bilangan M (M bisa OCT atau HEX), maka: Nyatakan setiap digit A1 dalam desimal-nya Jawab: A1 = 0xe2 Partisi-y = 2 Partisi-z = e = 14 Kelompokkan setiap digit satu kelompok, dan konversikan dalam biner dengan panjang setiap kelompok 4bit (untuk HEX) atau 3bit (untuk OCT) Jawab: Partisi-y = 2 = 0010 Partisi-z = e = 14 = 1110 Hasil biner lalu digabung, dan dikelompokkan kembali dengan panjang 4bit (untuk HEX) atau 3bit (untuk OCT). Representasi Data 12
  • 13. Jawab: Partisi-z di-concatenate-kan dengan Partisi-y, menjadi: 11100010 dilakukan fractional kembali sebagai berikut: 11100010 → 011 100 010 partisi-y = 010 partisi-z = 100 partisi-w = 011 Konversikan setiap partisi kedalam desimal (khusus ke dalam bentuk HEX, konversikan setiap desimal ke dalam padanan konversinya, yaitu: A←10, B←11, dst…), lalu di- concatenate-kan kembali. Jawab: partisi-y = 010 = 2 partisi-z = 100 = 4 partisi-w = 011 = 3 di-concatenate-kan menjadi: 342 ⇒ 0342 Maka didapatkan B1 sebagai konversi A1 dalam basis bilangan M. Jawab: B1 = 0342 = (342)8 = 0xe2 Latihan: - Gunakan algoritma BCD8421 untuk menyelesaian persoalan berikut: (11011)2 = (...)16 = (...)8 , dan buktikan bahwa hasil HEX dan OCT tersebut menghasilkan nilai DEC yang sama. Secara terdeskripsi, penyelesaian kasus di atas dapat dilihat sebagai berikut: Representasi Data 13
  • 14. Solusi: Gambar 3.3 Skema Penyelesaian Algoritma BCD8421 3.2 Bilangan Pecahan (Floating-point Number) Jika sebelumnya, pembahasan lebih berfokus pada seputar bilangan bulat (integer number system), maka pembahasan selanjutnya akan beralih pada bilangan pecahan (floting-point number) khususnya untuk konversi antara basis bilangan di lingkungan bahasa mesin dengan DEC, sebagai basis bilangan di lingkungan user. Kadangkala di beberapa literatur menyebutnya Fractional Binary Number. Sebagai catatan, jika user mengenal bilangan ½ atau 0.5, maka dalam sistem komputer bilangan yang dikenal umumnya menggunakan 0.5 dibandingkan ½. Representasi Data 14
  • 15. Jika user ingin memberi input: ½, maka diketikkan atau dituliskan ( 1 ), artinya bilangan 1 diapit oleh tanda ‘(’ dan ‘)’. 2 2 Dasar bagaimana melakukan konversi Basis Bilangan N (BIN,OCT,HEX) ke DECimal pada bentuk pecahan tetap berdasar pada bagaimana melakukan konversi pada bentuk bilangan bulat (integer) yang sebelumnya telah dipaparkan. Lebih jelasnya, dapat disajikan sebagai berikut: Konversi Pecahan BIN ⇒ DEC Contoh: 1101.1012 = (…)10 Solusi: 1101.1012 = 0.1012 + 11012 = Bag.1 + Bag.2 Eksekusi Bag.1: 0.1012 = (…)10 = 1.2-1 + 0 + 1.2-3 = 0.5 + 0.125 = 0.62510 Eksekusi Bag.2: 11012 = (…)10 = 1.23 + 1. 22 + 0 + 1.20 =8+4+1 = 1310 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.62510 + 1310 = 13.62510 maka, didapatkan: 1101.1012 = (13.625)10 Konversi Pecahan OCT ⇒ DEC Representasi Data 15
  • 16. Contoh: 057.11 = 57.118 = (…)10 Solusi: 57.118 = 0.118 + 578 = Bag.1 + Bag.2 Eksekusi Bag.1: 0.118 = (…)10 = 1.8-1 + 1.8-2 = 0.125 + 0.015625 = 0.14062510 Eksekusi Bag.2: 578 = (…)10 = 5. 81 + 7.80 = 40 + 7 = 4710 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.14062510 + 4710 = 47.14062510 maka, didapatkan: 57.118 = (47.140625)10 Konversi Pecahan HEX ⇒ DEC Contoh: 0x57.11 = 57.1116 = (…)10 Solusi: 57.1116 = 0.1116 + 5716 = Bag.1 + Bag.2 Eksekusi Bag.1: 0.1116 = (…)10 = 1.16-1 + 1.16-2 = 0.0625 + 0.00390625 = 0.0664062510 Representasi Data 16
  • 17. Eksekusi Bag.2: 5716 = (…)10 = 5. 161 + 7.160 = 80 + 7 = 8710 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.0664062510 + 8710 = 87. 0664062510 maka, didapatkan: 57.1116 = (87. 06640625)10 Selanjutnya, bagaimanakah melakukan konversi sebaliknya, bentuk pecahan, dari DECimal ke Basis Bilangan N (BIN,OCT,HEX), adalah seperti juga dilakukan pada bentuk bilangan bulat (integer). Konversi Pecahan DEC ⇒ BIN Contoh: 13.62510 = (…)2 Solusi: 13.62510 = 0.62510 + 1310 = Bag.1 + Bag.2 Eksekusi Bag.1: 0.62510 = (…)2 0.625 0.25 0.50 0.00 2 2 2 2 1.25 0.50 1.00 0.00 selesai 1 0 1 (0.101) 2 Representasi Data 17
  • 18. Eksekusi Bag.2: 1310 = (…)2 13 ÷ 2 = 6 sisa 1 ⇒ Least Significant Bit (LSB) 6 ÷ 2 = 3 sisa 0 3 ÷ 2 = 1 sisa 1 1 ÷ 2 = 0 sisa 1 ⇒ Most Significant Bit (MSB) dituliskan menjadi: 11012 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.1012 + 11012 = 1101.1012 maka, didapatkan: 1101.1012 = (13.625)10 Konversi Pecahan DEC ⇒ OCT Contoh: 47.14062510 = (…)8 Solusi: 47.14062510 = 0.14062510 + 4710 = Bag.1 + Bag.2 Eksekusi Bag.1: 0.14062510 = (…)8 0.140625 0.125 0.00 8 8 8 1.125 1.00 0.00 selesai 1 1 (0.11) Representasi Data 8 18
  • 19. Eksekusi Bag.2: 4710 = (…)8 47 ÷ 8 = 5 sisa 7 ⇒ Least Significant Digit (LSD) 5 ÷ 8 = 0 sisa 5 ⇒ Most Significant Digit (MSD) dituliskan menjadi: 578 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.118 + 578 = 57.118 maka, didapatkan: 47.14062510 = (57.11)8 Konversi Pecahan DEC ⇒ HEX Contoh: 87.0664062510 = (…)16 Solusi: 87.0664062510 = 0.0664062510 + 8710 = Bag.1 + Bag.2 Eksekusi Bag.1: 0.0664062510 = (…)16 0.06640625 0.0625 0.00 16 16 16 1.0625 1.00 0.00 selesai 1 1 (0.11) 16 Representasi Data 19
  • 20. Eksekusi Bag.2: 8710 = (…)16 87 ÷ 16 = 5 sisa 7 ⇒ Least Significant Digit (LSD) 5 ÷ 16 = 0 sisa 5 ⇒ Most Significant Digit (MSD) dituliskan menjadi: 5716 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.1116 + 5716 = 57.1116 maka, didapatkan: 47.14062510 = (57.11)16 Berikutnya, akan dibahas bagaimana melakukan konversi bentuk pecahan dari Basis Bilangan N ke Basis Bilangan M, antara basis bilangan dalam bahasa mesin. Misalkan: Bagaimanakah untuk OCT ⇒ BIN Contoh: 10.238 = (…)2 Solusi: Lakukan dengan dua kali proses, yaitu: Proses-1: OCT⇒DEC Proses-2: DEC⇒BIN Jawab: OCT⇒DEC 10.238 = 0.238 + 108 = Bag.1 + Bag.2 Eksekusi Bag.1: Representasi Data 20
  • 21. 0.238 = (…)10 = 2.8-1 + 3.8-2 = 0.25 + 0.046875 = 0.29687510 Eksekusi Bag.2: 108 = (…)10 = 1. 81 + 0.80 =8+0 = 810 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.29687510 + 810 = 8.29687510 maka, didapatkan: 8.29687510 = (…)2 OCT⇒BIN 8.29687510 = 0.29687510 + 810 = Bag.1 + Bag.2 Eksekusi Bag.1: 0.29687510 = (…)2 0.296875 0.59375 0.1875 0.375 0.75 0.50 0.00 2 2 2 2 2 2 2 0.59375 1.1875 0.375 0.75 1.50 1.00 0.00 selesai 0 1 0 1 0 1 (0.010101) 2 Eksekusi Bag.2: 810 = (…)2 8 ÷ 2 = 4 sisa 0 ⇒ Least Significant Bit (LSB) 4 ÷ 2 = 2 sisa 0 2 ÷ 2 = 1 sisa 0 Representasi Data 21
  • 22. 1 ÷ 2 = 0 sisa 1 ⇒ Most Significant Bit (MSB) dituliskan menjadi: 10002 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.0101012 + 10002 = 1000.0101012 maka, didapatkan: 8.29687510 = (1000.010101)2 = (00001000.010101)2 atau dengan kata lain, maka didapatkan: 10.238 = 8.29687510 = 1000.0101012 Untuk mendapatkan konversi Bilangan Pecahan HEX ⇒ BIN, algoritmanya seperti mendapatkan konversi Bilangan Pecahan OCT ⇒ BIN, yakni konversikan terlebih dahulu ke dalam DEC. 3.3 Representasi Data dalam sistem komputer Secara umum, data yang dimasukkan seorang user ke dalam komputer diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu: • Angka → disebut dengan alphanumerik, misalkan: -2, 0.5, - 9.72, 89, dsb. • Karakter (huruf) → disebut dengan alphabetikal, yakni terdiri 26 mulai dari a, b, c, ..., w, x, y, z. • Simbol → sejumlah tanda di luar alphanumerik dan alphabetikal, misalkan: !, *, $, >, ≠, ≥, ÷, ♣, ⊕. Pada sistem komputer modern, sebuah data direprentasikan dalam Basis Bilangan Biner, Oktadesimal, dan Heksadesimal, sehinga dibutuhkan sebuah blok pen-dekode (decoder) agar data-data yang telah diolah dan diproses oleh sistem komputer dapat disajikan dalam bentuk yang dipahami oleh user. Untuk Representasi Data 22
  • 23. itu dibutuhkan standar sistem kode dalam sistem komputer. Umumnya dalam sistem komputer modern sistem kode yang digunakan adalah American Standard Code for Information Interchange (ASCII) 8bit. Gambar 3.4 Skema Representasi Data Agar dapat memahami perihal ASCII 8 bit dapat digunakan contoh script berikut ini yang ditulis menggunakan JavaScript sebagai berikut: ascii8bit.htm <script language=JavaScript> document.writeln("<font face=tahoma size=5>Menampilkan karakter ASCII dari kode 32 sampai dengan 255<br></font>"); document.writeln("<table border=1><tr><td>Kode ke- i</td><td>Karakter yang ditampilkan</td></tr>"); for(i=32;i<256;i++) { document.writeln("<tr><td>"+i+"</td>"+"<td>"+String.fromChar Code(i)+"</td></tr>"); } document.writeln("</table>"); </script> Simpankan script tersebut di My Document dengan nama ascii8bit.htm, lalu untuk menjalankannya buka Windows ExplorerMy Document dan klik dua kali pada fle Representasi Data 23
  • 24. ascii8bit.htm, maka akan tertampil karakter yang dikenal/digunakan oleh komputer. Rangkuman 1. Basis bilangan pada sistem komputer modern menggunakan basis bilangan 2 (biner, BInary digiT); khususnya dalam hal berkomunikasi antar devices/host), Basis Bilangan 16 (HEXadecimal), dan Basis Bilangan 8 (OCTadecimal), yang digunakan untuk pengalamatan data atau instruksi di memory. 2. Sistem Komputer mengenal data yang di-input-kan dalam representasi: BIN (BINary), HEX (HEXadecimal), dan OCT (OCTal). Oleh sebab itu dibutuhkan encoder untuk mengubah input dari user ke representasi data yang dikenal oleh sistem komputer. 3. Setiap karakter pada sistem komputer modern direpresentasikan dengan panjang 8bit yang disebut byte (alasannya karena sistem komputer menggunakan Sistem Pengkodean ASCII 8bit). Walapun sebenarnya ASCII menggunakan pengkodean karakter 7 bit, namun komputer tetap menyimpan dalam format pengelompokan 8 bit. Sehingga, kesimpulannya sistem komputer modern menggunakan sistem pengkodean ASCII 8bit. Representasi Data 24
  • 25. 4. Bilangan yang dikenal dalam sistem komputer adalah Heksal (Heksadesimal) yang merupakan sistem bilangan dengan basis 16; Bilangan Oktal (oktadesimal) yang merupakan sistem bilangan dengan basis 8, dan Bilangan Biner (Binary digiT). 5. Bilangan yang digunakan user (manusia) adalah berbasis 10 (DECimal). Representasi Data 25
  • 26. Kuis Benar Salah 1. Jika user memberi input berupa karakter ‘A’, maka komputer bisa mengenalnya dengan karakter ‘a’, karena pada dasarnya sama. 2. Pernyataan ini: (10)10 = (10)16 , adalah benar. 3. Semua sistem komputer modern, tanpa menggunakan encoder, mengenal data dalam bentuk karakter. 4. Setiap data hasil pengolahan sistem komputer selalu direpresentasikan dalam bentuk numerik. 5. Semua perangkat mikroelektronika berbasis sistem komputer tidak selalu membutuhkan decoder. 6. Bilangan 8 dikenal dalam Basis Bilangan 8. 7. Setiap encoder membutuhkan data dalam biner. 8. Tidak semua sistem komputer dapat mengenal data numerik. 9. 0x10 dalam desimal senilai dengan 10. 10. Tidak semua sistem komputer dapat mengenal data karakter. Representasi Data 26
  • 27. Pilihan Ganda Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat! Perbedaan mendasar antara perangkat mikroelektronika 1. berbasis komputer dengan tidak berbasis komputer adalah: _____________ A.terletak pada basis D. tidak mengenal bilangan yang dikenal encoder B.dapat digunakan untuk menampilkan E.hanya mengenal penjumlahan data decoder dan tipe data desimal numerik C.tidak mengenal basis bilangan biner 2. Numerik 0x10 senilai dengan nilai:_________ A.010 D. 0010 B.DEC010 E.000100002 C.(20)16 3. Kode ASCII DEC55 adalah karakter__________ A. 07 D. H B. 7 E. h Representasi Data 27
  • 28. C. & 4. 0x55 dalam oktal senilai dengan:_______ A. 085 D. (55)2 B. 055 E. (88)8 C. 0125 Nilai heksadesimal berikut yang lebih besar dari nilai 5. DEC54 adalah:____ A. 0x36 D. 0xA1 B. 0x1A E. 0x15 C. 0x27 Karakter ‘&’ dalam Sistem Pengkodean ASCII 8bit 6. direpresentasikan sebagai kode: ______________ A. 038 D. 10110010 B. 0x38 E. DEC38 C. 083 7. Dalam desimal, (1010.1011)2 senilai dengan:___ A. 010.6855 D. 9.6857 B. 0x10.6857 E. 96.857 C. 10.6875 Data berikut ini tidak dikenal oleh sistem komputer, 8. kecuali: A. ♣ D. 25 B. 011001 E. A C. ¥ 9. 0x20.10 = (…)2 Representasi Data 28
  • 29. A. 11011111.1000 D. 00100000.0001 B. 00101111.0001 E. 10101010.1000 C. 01010101.1000 Sebuah karakter dalam ASCII direpresentasikan dengan 10. panjang:________ A. 8 bit D. 16 bit B. 4 bit E. 8 byte C. 7 byte Representasi Data 29
  • 30. Latihan 1. Kerjakan persoalan berikut ini: a) 0x34 = (...)10 b) 101010102 = (...)16 2. Jelaskan mengapa sistem komputer tidak mengenal statement berikut: ‘Selamat pagi Indonesia.’ 3. Carilah nilai konversi bilangan DEC13.375 ke dalam bentuk: a. Oktal b. Biner 4. Jelaskan mengapa numerik 8 tidak dikenal dalam Oktadesimal. 5. Gunakan Bahasa Prmograman C++ untuk menampilkan karakter ASCII 8bit dari kode 97 s.d 122. Representasi Data 30