2. Pendahuluan
• Memasang instalasi listrik dengan benar untuk rumah
memerlukan teknik perencanaan yang tepat agar instalasi
terjamin keamanannya.
• Aspek pemilihan bahan seperti kabel, pipa kabel,
MCB/sekering, isolator dll harus diperhitungkan tingkat
kualitasnya.
• Semakin baik kualitas bahan yang dipilih, maka akan
memberikan jaminan keamanan dari segala resiko bahaya
listrik terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya.
• Banyak masalah kebakaran terjadi karena :
1. Penggunaan kabel yang tidak tepat
2. Kualitas pemasangan kabel listrik yang kurang baik
seperti sambungan yang longgar.
3. Pembagian beban tiap group yang tidak seimbang
untuk sistem 3 fasa.
3. Penghantar
• Arus yang mengalir dalam suatu penghantar
menimbulkan panas. Agar suhu penghantar tidak
terlalu tinggi, maka arusnya harus dibatasi.
• Untuk membatasi arus pada penghantar, maka
digunakan pengaman lebur ( sekring) dan saklar arus
maksimum (MCB).
• Rugi tegangan antara Kwh-Meter dan setiap titik pada
keadaan tetap dengan beban penuh, tidak boleh
melebihi 5%.
• Penggunaan pipa dan kabel harus sesuai dengan tabel
“Diameter Dalam Minimum Pipa Instalasi Untuk
Pemasangan Kabel Jenis NYA”
5. • Jumlah kabel yang boleh dipasang dalam dalam satu
pipa instalasi tidak boleh melebihi ketentuan dalam
tabel di bawah ini:
Jumlah kabel rumah
Dalam pipa
Faktor pengisian
maksimum
1 50%
2 33,33 %
3 atau lebih 40%
dimana :
" "
100%
" "
Jml luas penampang luar semua kabel
faktor pengisian x
luas penampang dalam dari pipa
6. Aturan Penggunaan Kabel NYA
• Untuk pemasangan tetap dalam jangkauan tangan, NYA harus
dilindungi pipa instalasi
• Di ruang lembab, NYA harus di pasang dalam pipa PVC
• NYA tidak boleh dipasang langsung menempel pada plesteran
atau kayu dan atau ditanam langsung di dalam plesteran
tetapi harus dilindungi dengan pipa instalasi
• Kalau dipasang diluar jangkauan tangan, NYA boleh dipasang
terbuka dengan mengunakaan isolator jepit atau isolator rol;
cara pemasangannya harus sedemikian hingga ada jarak
bebas minimal 1 cm terhadap dinding dan terhadap bagian
lain dari bangunan atau konstruksi.
• NYA tidak bolah digunakan di ruangan basah, di alam terbuka.
• NYA boleh digunakan di dalam alat listrik, perlengkapan
hubung bagi dan sebagainya.
7. Aturan Penggunaan Kabel NYM
• NYM boleh dipasang langsung menempel pada
plesteran kayu atau ditanam langsung dalam plesteran,
juga di ruang lembab atau basah, di tempat kerja atau
gudang
• NYM juga boleh dipasang langsung pada bagian-bagian
lain dan bangunan kontruksi, rangka dan sebagainya,
asalkan cara pemasangannya tidak merusak selubung
luar kabelnya.
• NYM tidak boleh dipasang di dalam tanah.
• Untuk pemasangannya digunakan klem dengan jarak
antara yang cukup rapat, sehingga kabelnya terpasang
rapi, lurus dan tidak melendut.
• Kalau dipasang di ruang lembab harus digunakan kotak
sambung yang kedap air dan kedap lembab.
8. Perhitungan Luas Penampang Penghantar satu
fasa
• Rumus untuk menghitung kebutuhan luas
penampang kabel satu fasa :
Kemudian tentukan ukuran kabel berdasarkan
tabel 1 dan Tabel 2.
P
V x
I
Cos
11. Contoh :
Suatu instalasi listrik rumah tinggal dengan daya
terpasang 900 Watt. Tentukanlah besarnya KHA dari
kabel yang akan dipakai?
Jawaban :
P = 900 W, V = 220 Volt, untuk beban perumahan
dianggap bahwa faktor daya = 1,0.
900
2
4 9
20
0
1
,
x
I A
12. • Kemudian cari ukuran kabel pada tabel 2 untuk
arus sebesar 4,09 Ampere.
• Dari tabel 1 diperoleh kabel ukuran 1,5 mm2
dengan arus maksimum 19 A.
• Penghantar ukuran 1,5 mm2 pada umumnya
digunakan untuk saluran cabang ke titik beban
lampu.
• Pada rumah tinggal sederhana, penghantar pada
saluran utama minimum digunakan ukuran 2,5
mm2, KHA 25A dengan alasan keamanan dan
pertambahan beban rumah tangga.
13. Identifikasi Warna Penghantar
Pada instalasi 1 fasa, warna yang harus digunakan
untuk fasa-fasa adalah:
1. Fasa : Hitam
2. Fasa Netral : Biru
3. Grounding : Hijau strep kuning
14. Kotak Hubung Bagi
• Instalasi rumah sederhana hanya memiliki satu
perlengkapan hubung bagi dengan satu saklar
atau MCB.
• Kotak PHB harus dipasang minimum 1,5 m di atas
lantai di tempat yang mudah dicapai dari jalan
masuk bangunan.
• KHA dari saklar masuk harus sekurang-kurangnya
sama dengan arus nominal pengamannya (MCB).
• Pada setiap saluran fasa keluar dari PHB harus
dipasang pengaman arus, bukan pada saluran
netralnya.
16. Analisa Kebutuhan Bahan
1. Pelajari Denah rumah
2. Tentukan posisi letak lampu, saklar, dan stop
kontak.
3. Hitung kapasitas lampu berdasarkan Intensitas
Pencahayaan tiap ruang/kamar.
4. Gambarkan wiring diagram dengan group atau
tidak
5. Hitung Total Daya Pemakaian tiap group
6. Hitung arus saluran tiap group
7. Tentukan jenis Kabel
8. Tentukan kapasitas MCB utama dan MCB group
17. Denah tata letak peralatan listrik
Ukuran 5 x 9 m dengan tinggi 4m
20. Total Beban Tiap Group
Beban Group 1 :
P1= 3. 20 + 1. 40 + 6. 200 = 60 + 40 + 1200 = 1300 W
Beban Group 2 :
P2 = 2. 20 + 6. 200 = 40 + 1200 = 1240 W
Total daya = 1300 + 1240 = 2540 W atau 3175 VA
Group Lampu
20 W
Lampu
40 W
Stop
Kontak
200 W
Total
Daya
(watt)
VA(cos
φ= 0,8)
Arus
(Ampere)
1 3 1 6 1480 1300 8,41
2 2 6 1260 1240 7,16
Total Daya 2800 2540 11,55
21. Pembagian Beban Tiap Group
Berdasarkan hasil perhitungan, maka besarnya
daya yang terpasang adalah :
16 x 220 = 3500 VA
22. Menentukan Ukuran Kabel
• Meteran ke PHB, KHA 16 A : NYM 3 x 2,5 mm2
• Saluran Utama, KHA 10 A : NYA, 1 x 2,5 mm2
• Lampu 20 W dan 40 W :
I= 40/220 = 0,18, NYA 1 x 1,5 mm2
• Stop Kontak : NYM 3 x 2,5 mm2 (Aturan)
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa
kebutuhan bahan.
23. Praktikum (Nilai UTS)
Tempat : Lab. Teknik Elektro
Kelompok Hari/Jam Waktu
I Jumat,
8 Des 2017
12.00 sampai
selesai
II Senin,
12 Des 2017
12.00 sampai
selesai
III Selasa,
13 Des 2017
12.00 sampai
selesai