SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 38
Baixar para ler offline
SRI MULYANTI,S.Kep.Ners
Seks adalah topik yang dianggap tabu untuk diperbincangkan
oleh orang dewasa
Perlu bagi perkembangan manusia
Karena KESEHATAN SEKSUALITAS
merupakan suatu KESEJAHTERAAN
1. Kekhawatiran mencakup melakukan kembali
hubungan sex setelah melahirkan
2. Kenormalan perkembangan sex
3. Ansietas terhadap efek obat antihipertensif
pada fungsi sexsual
Untuk itu perawat perlu mengetahui
pengetahuan dasar tentang sexsualitas
Sexsualitas memiliki aspek kehidupan dan di ekspresikan melalui belajar
perilaku
Sexsualitas bukan semata- mata bagian instrinsik dari seseorang tetapi juga
melaus berhubungan dengan orang lain
Keintiman dan kebersamaan fisik merupakan kebutuhan sosial dan biologis
sepanjang kehidupan
KESEHATAN SEKSUAL pengintegrasian aspek somatik, emosional,
intelektual dan sosial darikehidupan seksual dengan cara yang positif
memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dengan cinta
(WHO,1975)
SEKSUAL YANG SEHAT
Meliputi :
 Bebas dari gangguan fisik maupun
psikologis.
 Bersikap positif terhadap seksual.
 Mempunyai pengetahuan yang akurat
tentang seksualitas.
 Kesesuaian antara jenis kelamin, identitas,
dan peran
HUBUNGAN SEKSUAL
 Merupakan hubungan biologis yang paling
intim antara dua individu yang mempunyai
tujuan
Mendapatkan keturunan (reproduksi)
Memenuhi kebutuhan biologis (rekreasi)
PERILAKU SEKS BEBAS
 Dapat terjadi kehamilan
 Dapat terjadi kanker
 Terjangkit penyakit menular seksual
(PMS)
Syphilis
Gonorrhoe
Kondiloma akuminata
 dll
ORGAN SEKSUAL WANITA
 Alat kelamin luar
 Labia majora
 Labia minora
 Clitoris
 Hymen
 Pubis
 Breast
 Alat kelamin dalam
 Vagina
 Cervik
 Uterus : 3 lapisan
-. Perimetrium
-. Myometrium
-. Endometrium
 Ovarium
 Tuba Falofi
ORGAN SEKSUAL LAKI-LAKI
 Penis
 Testis (2 bh): yg memproduksi
-. sperma, untuk laki-laki yg
fertile mengeluarkan ± 120 –
160 jt / ejakulasi.
-. Tertosteron yg bertanggung jawab
untuk suara yg berat, rambut pd
tubuh, pertumbuhan janggut.
 Scrotum
TUBUH MANUSIA MEMILIKI
ZONA EROTIC
 Alat genital
 Kulit
 Paha
 Bibir
 Telinga
 Buah dada
Bila dirangsang menyebabkan sexual
arousal & desire (keinginan)
EKPRESI SEKSUAL
 Masturbasi
 Kunilingus/oral seks
 Sodomi
 Sadisme
 Masokosme
EKPRESI SEKSUAL
 Dipengaruhi oleh :
Sentuhan
Bau
Penglihatan
Suara
Perasaan
Fikiran
Fantasy
=
SEKS digunakan untuk mengacu pada bagian fisik dari
berhubungan yaitu aktivitas seksual genital
Untuk memberikan label JENDER, baik pria atau wanita
SEKSUALITAS
Lebih luas
Diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis
kelamin yang berbeda dan atau sama
Mencakup pikiran,pengalaman, pelajaran,ideal, nilai, fantasi, dan emosi
Berhubungan dengan bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka
dan bagaimana mereka mengkomunikasikan peran tersebut
kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukan seperti
sentuhan, ciuman, pelukan dan senggama seksual
Melalui perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, etiket,
berpakaian dan pembendaharaan kata ( Denney dan Quadagno,
1992)
Seksualitas mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengalaman hidup
yang berbeda anatara pria dan wanita
DIMENSI seksualitas dan
kesehatan seksual
DIMENSI SOSIOKULTURAL
DIMENSI ETIKA DAN AGAMA
DIMENSI PSIKOLOGIS
DIMENSI BIOLOGIS
DIMENSI SOSIOKULTURAL
Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan
kultural yang menentukan apakah perilaku yang diterima di
dalam kultur
Keragaman kultur akan menciptakan variabilitas yang luas
dalam norma seksual dan menghadirkan keyakinan dan
nilai yang luas
Lingkungan agama; mendorong/melarang pola
seksualitas tertentu
Masyrakat memainkan peran yang sangat kuat dalam
membentuk/menghambat prkembangan dan ekspresi
seksual anggotanya sehingga mempunyai norrma/ aturan
sendiri
DIMENSI ETNIK DAN
AGAMA
Memiliki keyakinan dan
nilai yangberbeda sesuai
dengan agama yang
dianut dan sesuai dengan
dimana individu berada
DIMENSI PSIKOLOGIS
Berhubungan dengan perilaku
Kadang orang tua akan
memperlakukan anak
wanita berbeda dengan
pria
DIMENSI
BIOLOGIS
IDENTITAS
BIOLOGIS
oDitentukan pada
masa konsepsi
perbedaan antara
wanita dan pria
oKromosom X dan Y
oHormon seks juga
akanmembedakan
antara wanita dan
pria
IDENTITAS JENDER
Rasa menjadi maskulin
atau feminin
Ditanamakan dari
masa bayi dengan cara
menyeseuaikan
perilaku mereka untuk
berhubungan dengan
bayi wanita atau pria
PERAN JENDER
Cara seseorang bertindak
sebagai wanita/pria
Dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan kultural
ORIENTASI SEKSUAL
Preferensi yang jelas, persisten dan erotik seseorang
untuk jenis kelaminnya/orla
Heteroseksual
Homoseksual/Lesbian
Biseksual ; melakukan hubungan dg 2 jenis kelamin
Homofobia; rasa takut yang tidak rasional tentang
homoseksualitas ditunjukkan oleh sebagian
masyarakat yangmengakibatkan aktivitas agresi,
tindak kekerasan dan pelecehan secara verbal
VARIASI dalam EKSPRESI SEKSUAL
• Transeksual adalah orang yang identitas seksual atau
jendernya berlawanan dengan seks biologisnya
• DISFORIA JENDER perasaan “terperangkap”
misal : seorang laki-laki berpikir tentang dirinya sebagai
wanita dalam tubuh pria atau seorang wanita
menggambarkan dirinya sebagai pria yang terperangkap
dalam tubuh wanita
• TRANSVESTITIE adalah pria heteroseksual yang
secara periodik berpakaian seperti wanita untuk
pemuasan psikoogis dan seksual lingkupnya
bersifat pribadi dan rahasia
PERKEMBANGAN SEKSUAL
MASA BAYI
 Bayi laki- laki maupun wanita dilahirkan dengan
kapasitas untuk kesenangan dan respons seksual
 Genitalia bayi sensitif terhadap sentuhan sejak lahir
 Stimulasi bayi laki- laki berespon dengan ereksi
penis dan bayi wanita dengan lubrikasi vaginal
 Perilaku dan respon ini tidak berhubungan dengan
kontak psikologis erotik
 Stimulasi yang diberikan seperti menyusu,
memeluk, dan menyentuh atau membuai
akanmembentu bayi dalam mendefinisikan
kenyamanan dan kesenangan
MASA USIA BERMAIN DAN
PRASEKOLAH
 Anak usia 1 – 5/6 tahun menguatkan rasa indentitas jender
 Membedakan perilaku sesuai jender yang didefinisikan secara
sosial
 Proses pembelajaran ini terjadi dalam perjalanan interaksi
normal orang dewasa- anak dari boneka yang diberikan
kepada anak, pakaian yang dikenakan, permainan yang
dimainkan dan respon yang dihargai
 Anak menirukan perilaku orang dewasa yang berjenis kelamin
sama dan mempertahankan atau memodifikasi perilaku
yang didasarkan pada umpan balik orang tua
 Eksplorasi tubuh terus berlanjut mencakup mengelus diri
sendiri, manipulasi genital,memeluk boneka, hewan
peliharaan atau orang di sekitar mereka
MASA USIA SEKOLAH
Anak-anak dari usia 6 – 10 tahun, edukasi dan penekanan
tentang seksualitas datang dari orang tua dan gurunya tetapi lebig
signifikan dari kelompok sebayanya
Stimulasi diri seperti masturbasi namun hal ini tidak memberikan
efek fisik atau emosional yang membahayakan
Anak- anak akan terus mempertanyakan tentang seks dan
menunjukkan kemandirian mereka dengan menguji perilaku
sesuai
Anak- anak usia ini mempunyai keinginan dan kebutuhan privasi
Anak usia 10 tahun baik laki maupun wanita sebagian mengalami
perubhan pubertas dimana tubuh mereka mengalami
perubahan, mengalamai menstruasi
Usia sekolah dini, anak harus diberi informasi untuk berhjati- hati
terhadap potensial penganiayaan seksual
MASA PUBERTAS DAN MASA REMAJA
 Awitan pada anak gadis biasanya ditandai dengan perkembangan
payudara, putting dan aerola ukurannya meningkat, kadar
esterogen meningkat mempengaruhi genital, uterus mulai
membesar dan terjadi peningkatan lubrikasi vaginal dapat terjadi
secara spontan atau akibat perangsangan seksual. Vagina
memanjang dan rambut pubis dan aksila mulai tumbuh. Menarche
sangat bervariasi mungkin dapat usia 8 tahun sampai 16 tahun
 Awitan pada anak laki- laki diantadi dengan peningkatan ukuran
penis, testis, prostat Ejakulasi pada anak laki- laki tidak terjadi
sampai organ seksnya matur yaitu usia 12 – 14 tahun dapat
ditandai dengan adanya mimpi basah. Perkembangan genital,
rambut pubis, wajah dan tubuh mulai tumbuh
 Perubahan emosi selama pubertas dan masa remaja sama
dramatisnya seperti perubahan fisik. Mulai tanggung jawab dan
asimilasi pengharapan masyarakat
MASA DEWASA
 Masa dewasa mencapai masturasi tetapi terus
,mengesplorasi dan menemukan maturasi emosional
dalam hubungan
 Masa dewasa berperan dalam melahirkan anak atau
membesarkan anak
 Keintiman dan seksualitas merupakan masalah
 Dalam mengembangkan hubungan yang intim secara
seksual aktif harus belajar tehnik stimulasi dan respon
seksual yang memuaskan bagi pasangannya
 Pada akhir masa dewasa, individu menyesuaikan diri
terhadap perubahan sosial dan emosi sejalan dengan
anak- anak mereka meninggalkan rumah
MASA DEWASA TUA (LANSIA)
 Seksualitas dalam usia tua beralih menjadi
penekanan pada pertemanan, kedekatan fisik,
komunikasi intim dan hubungan fisik mencari
kesenangan
 Proses penuaan mempengaruhi perilaku seksual
 Masa dewasa harus menyesuaikan tindakan
seksual dan bereaspon terhadap penyakit kronis,
medikasi, sakit dan nyeri atau masalah
kesehatan lainnya
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SEKSUALITAS
 Perkembangan manusia berpengaruh
terhadap psiko-sosial, emosional, dan
biologis
 Kultur / budaya
 Agama
 Etika
 Gaya hidup
 Orientasi seksual
 Status kesehatan
ORIENTASI SEKSUAL
 Merujuk kepada pasangan sex seseorang
 Heteroseksual
 Homoseksual, laki-laki disebut gay, untuk
perempuan disebut lesbian.
 Transeksual, seseorang yang merasa
terperangkap dalam tubuh yang salah (beda
sex)
 Biseksual
Dysfungsi seksual
 Laki-laki
 Impoten
 Ejakulasi prematur
 Wanita
 Menghalangi keinginan seksual
 Dyspareunia
 Vaginismus
PENYAKIT/STRESS AKAN
MEMPENGARUHI KEMAMPUAN
SEKSUAL SESEORANG
 Nyeri kronis
 Diabetes melitus
 Penyakit kardio vaskular
 Hypertensi
 Infark miocardial
 Penyakit-penyakit sendi
 Pembedahan/ body image
 Gangguan mental
 Penyakit menular seksual
 Obat-obatan
FAKTOR PSIKOSOSIAL YANG
MEMPENGARUHI FUNGSI SEKSUAL
 Perubahan body imqage
 Menurunnya harga diri
 Perubahan peran
 Sikap
 Kepercayaan-kepercayaan dan
miskonsepsi
 Cemas dan depresi
PERAWAT SBG ROLE MODEL
 Sikap, prasangka thd seksual akan dapat
dibaca oleh klien, melalui cara perawat
bertindak, berbicara, menghindar, dan
pada waktu berbicara.
 Tingkat pengetahuan perawat ttg
seksualitas, menghambat / meningkatkan
diskusi
 Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi
organ reproduksi, respon seksual, ekspresi
seksual dapat membantu pengkajian yang
efektif
 Perawat harus merasa nyaman dengan
dirinya
PENGKAJIAN
 Riwayat seksual
 Klien yang menerima perawatan kehamilan,
infertility, kontrasepsi.
 Klien yang mengalami disfungsi seksual /
problem
 Klien yang mempunyai penyakit-penyakit
yang akan mempengaruhi fungsi seksual
FOKUS PENGKAJIAN
 Riwayat reproduksi
 Riwayat penyakit seksual
 Sexual self care behaviors : PAP Smear,
mamogram
 Sexual self concept
 Sexual identity
 Sexual body image
 Sexual self esteem
 Sexual role performance
 Fungsi sexual
 Pemeriksaan fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Dysfungsi seksual : impotence
sehubungan dengan penggunaan obat
anti hypertensi
 Dysfungsi seksual : dyspareunia
sehubungan dengan efek proses
menopause
 Perubahan pola seksual sehubungan
dengan kehilangan privacy karena
hospitalilasi
 Perubahan pola seksual hilang keinginan
sehubungan dengan perubahan body
image karena pembedahan
 Gangguan rasa nyaman: nyeri
sehubungan dengan abduksi pinggul pada
posisi seksual
 Kurangnya pengetahuan metoda
kontrasepsi.
IMPLEMENTASI
 Menciptakan hubungan saling percaya
antara perawat-klien
 Pendidikan / pengajaran
 Mitos-mitos tentang sex
 Pemeriksaan sendiri (sarari) buah dada
 Kontrasepsi : sistem kalender, coitus
interuptus, barrier methods (kondom )
SEKSUALITAS DAN KESEHATAN

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fulldewisetiyana52
 
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingValny Majid
 
Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasDoraSinurat
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanAde Rahman
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidanadeputra93
 
Siklus respon seksual
Siklus respon seksualSiklus respon seksual
Siklus respon seksualSulistia Rini
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanadeputra93
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiWidiastutiwiwi
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Rahayu Pratiwi
 
Teori Etika Keperawatan
Teori Etika KeperawatanTeori Etika Keperawatan
Teori Etika KeperawatanMrirfan
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasirudi mirino
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyIrwanBudiana2
 
01 model-konsep-teori-keperawatan okew
01 model-konsep-teori-keperawatan okew01 model-konsep-teori-keperawatan okew
01 model-konsep-teori-keperawatan okewAde Rahman
 
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan KomplikasiKonsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasipjj_kemenkes
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidanceAmalia Senja
 
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiProses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiAnnisa Setia Candra
 
Kebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitKebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitdinda putri
 

Mais procurados (20)

Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal full
 
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
 
Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitas
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
Komunikasi Terapeutik Pada Remaja
Komunikasi Terapeutik Pada RemajaKomunikasi Terapeutik Pada Remaja
Komunikasi Terapeutik Pada Remaja
 
1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan1. falsafah dan definisi bidan
1. falsafah dan definisi bidan
 
Siklus respon seksual
Siklus respon seksualSiklus respon seksual
Siklus respon seksual
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatan
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
Teori Etika Keperawatan
Teori Etika KeperawatanTeori Etika Keperawatan
Teori Etika Keperawatan
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasi
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safety
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
01 model-konsep-teori-keperawatan okew
01 model-konsep-teori-keperawatan okew01 model-konsep-teori-keperawatan okew
01 model-konsep-teori-keperawatan okew
 
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan KomplikasiKonsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidance
 
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiProses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
 
Kebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitKebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlit
 

Semelhante a SEKSUALITAS DAN KESEHATAN

Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual ShendiFlat
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitasKANDA IZUL
 
Konsep seksualitas.pptx
Konsep  seksualitas.pptxKonsep  seksualitas.pptx
Konsep seksualitas.pptxEndahSari28
 
635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdfFauzia22
 
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK Falanni Firyal Fawwaz
 
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...PuputPamela
 
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual RemajaKespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual RemajaNuranisah D.
 
Proposal seminarsponsorship
Proposal seminarsponsorshipProposal seminarsponsorship
Proposal seminarsponsorshipDhiimas Dhim
 
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJA
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJAKESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJA
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJAJek Amidos Pardede
 
PERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
PERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSIPERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
PERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSISellvia Rahmi
 
KESEHATAN REMAJA.pptx
KESEHATAN REMAJA.pptxKESEHATAN REMAJA.pptx
KESEHATAN REMAJA.pptxRadityaAngga4
 
106464226 2010 d
106464226 2010 d106464226 2010 d
106464226 2010 dTiTo Saint
 
KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptxRisma94
 
KONSEP TUMBANG - BARU.ppt
KONSEP TUMBANG - BARU.pptKONSEP TUMBANG - BARU.ppt
KONSEP TUMBANG - BARU.pptRasyAlam
 
PPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptx
PPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptxPPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptx
PPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptxmercyrambalangi
 
makalah konsep seksual - d3 keperawatan
makalah konsep seksual - d3 keperawatan makalah konsep seksual - d3 keperawatan
makalah konsep seksual - d3 keperawatan siakadurban
 
Peran Ibu Dalam Mendampingi Anak Perempuan Dimasa Premenstruasi
Peran Ibu Dalam Mendampingi Anak Perempuan Dimasa PremenstruasiPeran Ibu Dalam Mendampingi Anak Perempuan Dimasa Premenstruasi
Peran Ibu Dalam Mendampingi Anak Perempuan Dimasa PremenstruasiRadio Pengajian
 

Semelhante a SEKSUALITAS DAN KESEHATAN (20)

Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
Konsep seksualitas.pptx
Konsep  seksualitas.pptxKonsep  seksualitas.pptx
Konsep seksualitas.pptx
 
635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf
 
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK MEMPERKENALKAN  ORGAN  REPRODUKSI  PADA  ANAK
MEMPERKENALKAN ORGAN REPRODUKSI PADA ANAK
 
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
 
Modul gangguan seksualitas
Modul gangguan seksualitasModul gangguan seksualitas
Modul gangguan seksualitas
 
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual RemajaKespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
Kespro Remaja : Perilaku Seksual Remaja
 
Proposal seminarsponsorship
Proposal seminarsponsorshipProposal seminarsponsorship
Proposal seminarsponsorship
 
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_okAspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
 
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJA
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJAKESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJA
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA REMAJA
 
PPT MIRANDA ISU2 KEL 1.pptx
PPT MIRANDA ISU2 KEL 1.pptxPPT MIRANDA ISU2 KEL 1.pptx
PPT MIRANDA ISU2 KEL 1.pptx
 
PERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
PERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSIPERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
PERILAKU SEKSUAL PADA REMEJA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
 
KESEHATAN REMAJA.pptx
KESEHATAN REMAJA.pptxKESEHATAN REMAJA.pptx
KESEHATAN REMAJA.pptx
 
106464226 2010 d
106464226 2010 d106464226 2010 d
106464226 2010 d
 
KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
 
KONSEP TUMBANG - BARU.ppt
KONSEP TUMBANG - BARU.pptKONSEP TUMBANG - BARU.ppt
KONSEP TUMBANG - BARU.ppt
 
PPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptx
PPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptxPPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptx
PPT_SEKS_BEBAS_EDIT_pptx.pptx
 
makalah konsep seksual - d3 keperawatan
makalah konsep seksual - d3 keperawatan makalah konsep seksual - d3 keperawatan
makalah konsep seksual - d3 keperawatan
 
Peran Ibu Dalam Mendampingi Anak Perempuan Dimasa Premenstruasi
Peran Ibu Dalam Mendampingi Anak Perempuan Dimasa PremenstruasiPeran Ibu Dalam Mendampingi Anak Perempuan Dimasa Premenstruasi
Peran Ibu Dalam Mendampingi Anak Perempuan Dimasa Premenstruasi
 

Mais de siakadurban

Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatanPerspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatansiakadurban
 
makalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatan
makalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatanmakalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatan
makalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatansiakadurban
 
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatankonsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatansiakadurban
 
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep dirimakalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep dirisiakadurban
 
Makalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyamanMakalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyamansiakadurban
 
Power point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatPower point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatsiakadurban
 
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuhmakalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuhsiakadurban
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitsiakadurban
 
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusiaoksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusiasiakadurban
 
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitusGizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitussiakadurban
 
gizi diet pada bayi dan anak
gizi diet  pada bayi dan anakgizi diet  pada bayi dan anak
gizi diet pada bayi dan anaksiakadurban
 
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan ototMusculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan ototsiakadurban
 
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusiaPower point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusiasiakadurban
 
kelenjar Endokrin - hormon
kelenjar Endokrin - hormonkelenjar Endokrin - hormon
kelenjar Endokrin - hormonsiakadurban
 

Mais de siakadurban (14)

Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatanPerspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
 
makalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatan
makalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatanmakalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatan
makalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatan
 
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatankonsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
 
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep dirimakalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
 
Makalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyamanMakalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyaman
 
Power point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatPower point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahat
 
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuhmakalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusiaoksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
 
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitusGizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitus
 
gizi diet pada bayi dan anak
gizi diet  pada bayi dan anakgizi diet  pada bayi dan anak
gizi diet pada bayi dan anak
 
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan ototMusculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
 
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusiaPower point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
 
kelenjar Endokrin - hormon
kelenjar Endokrin - hormonkelenjar Endokrin - hormon
kelenjar Endokrin - hormon
 

SEKSUALITAS DAN KESEHATAN

  • 2. Seks adalah topik yang dianggap tabu untuk diperbincangkan oleh orang dewasa Perlu bagi perkembangan manusia Karena KESEHATAN SEKSUALITAS merupakan suatu KESEJAHTERAAN
  • 3. 1. Kekhawatiran mencakup melakukan kembali hubungan sex setelah melahirkan 2. Kenormalan perkembangan sex 3. Ansietas terhadap efek obat antihipertensif pada fungsi sexsual Untuk itu perawat perlu mengetahui pengetahuan dasar tentang sexsualitas
  • 4. Sexsualitas memiliki aspek kehidupan dan di ekspresikan melalui belajar perilaku Sexsualitas bukan semata- mata bagian instrinsik dari seseorang tetapi juga melaus berhubungan dengan orang lain Keintiman dan kebersamaan fisik merupakan kebutuhan sosial dan biologis sepanjang kehidupan KESEHATAN SEKSUAL pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual dan sosial darikehidupan seksual dengan cara yang positif memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dengan cinta (WHO,1975)
  • 5. SEKSUAL YANG SEHAT Meliputi :  Bebas dari gangguan fisik maupun psikologis.  Bersikap positif terhadap seksual.  Mempunyai pengetahuan yang akurat tentang seksualitas.  Kesesuaian antara jenis kelamin, identitas, dan peran
  • 6. HUBUNGAN SEKSUAL  Merupakan hubungan biologis yang paling intim antara dua individu yang mempunyai tujuan Mendapatkan keturunan (reproduksi) Memenuhi kebutuhan biologis (rekreasi)
  • 7. PERILAKU SEKS BEBAS  Dapat terjadi kehamilan  Dapat terjadi kanker  Terjangkit penyakit menular seksual (PMS) Syphilis Gonorrhoe Kondiloma akuminata  dll
  • 8. ORGAN SEKSUAL WANITA  Alat kelamin luar  Labia majora  Labia minora  Clitoris  Hymen  Pubis  Breast  Alat kelamin dalam  Vagina  Cervik  Uterus : 3 lapisan -. Perimetrium -. Myometrium -. Endometrium  Ovarium  Tuba Falofi
  • 9. ORGAN SEKSUAL LAKI-LAKI  Penis  Testis (2 bh): yg memproduksi -. sperma, untuk laki-laki yg fertile mengeluarkan ± 120 – 160 jt / ejakulasi. -. Tertosteron yg bertanggung jawab untuk suara yg berat, rambut pd tubuh, pertumbuhan janggut.  Scrotum
  • 10. TUBUH MANUSIA MEMILIKI ZONA EROTIC  Alat genital  Kulit  Paha  Bibir  Telinga  Buah dada Bila dirangsang menyebabkan sexual arousal & desire (keinginan)
  • 11. EKPRESI SEKSUAL  Masturbasi  Kunilingus/oral seks  Sodomi  Sadisme  Masokosme
  • 12. EKPRESI SEKSUAL  Dipengaruhi oleh : Sentuhan Bau Penglihatan Suara Perasaan Fikiran Fantasy
  • 13. =
  • 14. SEKS digunakan untuk mengacu pada bagian fisik dari berhubungan yaitu aktivitas seksual genital Untuk memberikan label JENDER, baik pria atau wanita SEKSUALITAS Lebih luas Diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda dan atau sama Mencakup pikiran,pengalaman, pelajaran,ideal, nilai, fantasi, dan emosi Berhubungan dengan bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan peran tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukan seperti sentuhan, ciuman, pelukan dan senggama seksual Melalui perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, etiket, berpakaian dan pembendaharaan kata ( Denney dan Quadagno, 1992) Seksualitas mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang berbeda anatara pria dan wanita
  • 15. DIMENSI seksualitas dan kesehatan seksual DIMENSI SOSIOKULTURAL DIMENSI ETIKA DAN AGAMA DIMENSI PSIKOLOGIS DIMENSI BIOLOGIS
  • 16. DIMENSI SOSIOKULTURAL Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan apakah perilaku yang diterima di dalam kultur Keragaman kultur akan menciptakan variabilitas yang luas dalam norma seksual dan menghadirkan keyakinan dan nilai yang luas Lingkungan agama; mendorong/melarang pola seksualitas tertentu Masyrakat memainkan peran yang sangat kuat dalam membentuk/menghambat prkembangan dan ekspresi seksual anggotanya sehingga mempunyai norrma/ aturan sendiri
  • 17. DIMENSI ETNIK DAN AGAMA Memiliki keyakinan dan nilai yangberbeda sesuai dengan agama yang dianut dan sesuai dengan dimana individu berada DIMENSI PSIKOLOGIS Berhubungan dengan perilaku Kadang orang tua akan memperlakukan anak wanita berbeda dengan pria
  • 18. DIMENSI BIOLOGIS IDENTITAS BIOLOGIS oDitentukan pada masa konsepsi perbedaan antara wanita dan pria oKromosom X dan Y oHormon seks juga akanmembedakan antara wanita dan pria IDENTITAS JENDER Rasa menjadi maskulin atau feminin Ditanamakan dari masa bayi dengan cara menyeseuaikan perilaku mereka untuk berhubungan dengan bayi wanita atau pria PERAN JENDER Cara seseorang bertindak sebagai wanita/pria Dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kultural ORIENTASI SEKSUAL Preferensi yang jelas, persisten dan erotik seseorang untuk jenis kelaminnya/orla Heteroseksual Homoseksual/Lesbian Biseksual ; melakukan hubungan dg 2 jenis kelamin Homofobia; rasa takut yang tidak rasional tentang homoseksualitas ditunjukkan oleh sebagian masyarakat yangmengakibatkan aktivitas agresi, tindak kekerasan dan pelecehan secara verbal
  • 19. VARIASI dalam EKSPRESI SEKSUAL • Transeksual adalah orang yang identitas seksual atau jendernya berlawanan dengan seks biologisnya • DISFORIA JENDER perasaan “terperangkap” misal : seorang laki-laki berpikir tentang dirinya sebagai wanita dalam tubuh pria atau seorang wanita menggambarkan dirinya sebagai pria yang terperangkap dalam tubuh wanita • TRANSVESTITIE adalah pria heteroseksual yang secara periodik berpakaian seperti wanita untuk pemuasan psikoogis dan seksual lingkupnya bersifat pribadi dan rahasia
  • 20. PERKEMBANGAN SEKSUAL MASA BAYI  Bayi laki- laki maupun wanita dilahirkan dengan kapasitas untuk kesenangan dan respons seksual  Genitalia bayi sensitif terhadap sentuhan sejak lahir  Stimulasi bayi laki- laki berespon dengan ereksi penis dan bayi wanita dengan lubrikasi vaginal  Perilaku dan respon ini tidak berhubungan dengan kontak psikologis erotik  Stimulasi yang diberikan seperti menyusu, memeluk, dan menyentuh atau membuai akanmembentu bayi dalam mendefinisikan kenyamanan dan kesenangan
  • 21. MASA USIA BERMAIN DAN PRASEKOLAH  Anak usia 1 – 5/6 tahun menguatkan rasa indentitas jender  Membedakan perilaku sesuai jender yang didefinisikan secara sosial  Proses pembelajaran ini terjadi dalam perjalanan interaksi normal orang dewasa- anak dari boneka yang diberikan kepada anak, pakaian yang dikenakan, permainan yang dimainkan dan respon yang dihargai  Anak menirukan perilaku orang dewasa yang berjenis kelamin sama dan mempertahankan atau memodifikasi perilaku yang didasarkan pada umpan balik orang tua  Eksplorasi tubuh terus berlanjut mencakup mengelus diri sendiri, manipulasi genital,memeluk boneka, hewan peliharaan atau orang di sekitar mereka
  • 22. MASA USIA SEKOLAH Anak-anak dari usia 6 – 10 tahun, edukasi dan penekanan tentang seksualitas datang dari orang tua dan gurunya tetapi lebig signifikan dari kelompok sebayanya Stimulasi diri seperti masturbasi namun hal ini tidak memberikan efek fisik atau emosional yang membahayakan Anak- anak akan terus mempertanyakan tentang seks dan menunjukkan kemandirian mereka dengan menguji perilaku sesuai Anak- anak usia ini mempunyai keinginan dan kebutuhan privasi Anak usia 10 tahun baik laki maupun wanita sebagian mengalami perubhan pubertas dimana tubuh mereka mengalami perubahan, mengalamai menstruasi Usia sekolah dini, anak harus diberi informasi untuk berhjati- hati terhadap potensial penganiayaan seksual
  • 23. MASA PUBERTAS DAN MASA REMAJA  Awitan pada anak gadis biasanya ditandai dengan perkembangan payudara, putting dan aerola ukurannya meningkat, kadar esterogen meningkat mempengaruhi genital, uterus mulai membesar dan terjadi peningkatan lubrikasi vaginal dapat terjadi secara spontan atau akibat perangsangan seksual. Vagina memanjang dan rambut pubis dan aksila mulai tumbuh. Menarche sangat bervariasi mungkin dapat usia 8 tahun sampai 16 tahun  Awitan pada anak laki- laki diantadi dengan peningkatan ukuran penis, testis, prostat Ejakulasi pada anak laki- laki tidak terjadi sampai organ seksnya matur yaitu usia 12 – 14 tahun dapat ditandai dengan adanya mimpi basah. Perkembangan genital, rambut pubis, wajah dan tubuh mulai tumbuh  Perubahan emosi selama pubertas dan masa remaja sama dramatisnya seperti perubahan fisik. Mulai tanggung jawab dan asimilasi pengharapan masyarakat
  • 24. MASA DEWASA  Masa dewasa mencapai masturasi tetapi terus ,mengesplorasi dan menemukan maturasi emosional dalam hubungan  Masa dewasa berperan dalam melahirkan anak atau membesarkan anak  Keintiman dan seksualitas merupakan masalah  Dalam mengembangkan hubungan yang intim secara seksual aktif harus belajar tehnik stimulasi dan respon seksual yang memuaskan bagi pasangannya  Pada akhir masa dewasa, individu menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial dan emosi sejalan dengan anak- anak mereka meninggalkan rumah
  • 25. MASA DEWASA TUA (LANSIA)  Seksualitas dalam usia tua beralih menjadi penekanan pada pertemanan, kedekatan fisik, komunikasi intim dan hubungan fisik mencari kesenangan  Proses penuaan mempengaruhi perilaku seksual  Masa dewasa harus menyesuaikan tindakan seksual dan bereaspon terhadap penyakit kronis, medikasi, sakit dan nyeri atau masalah kesehatan lainnya
  • 26. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKSUALITAS  Perkembangan manusia berpengaruh terhadap psiko-sosial, emosional, dan biologis  Kultur / budaya  Agama  Etika  Gaya hidup  Orientasi seksual  Status kesehatan
  • 27. ORIENTASI SEKSUAL  Merujuk kepada pasangan sex seseorang  Heteroseksual  Homoseksual, laki-laki disebut gay, untuk perempuan disebut lesbian.  Transeksual, seseorang yang merasa terperangkap dalam tubuh yang salah (beda sex)  Biseksual
  • 28. Dysfungsi seksual  Laki-laki  Impoten  Ejakulasi prematur  Wanita  Menghalangi keinginan seksual  Dyspareunia  Vaginismus
  • 29. PENYAKIT/STRESS AKAN MEMPENGARUHI KEMAMPUAN SEKSUAL SESEORANG  Nyeri kronis  Diabetes melitus  Penyakit kardio vaskular  Hypertensi  Infark miocardial  Penyakit-penyakit sendi  Pembedahan/ body image  Gangguan mental  Penyakit menular seksual  Obat-obatan
  • 30. FAKTOR PSIKOSOSIAL YANG MEMPENGARUHI FUNGSI SEKSUAL  Perubahan body imqage  Menurunnya harga diri  Perubahan peran  Sikap  Kepercayaan-kepercayaan dan miskonsepsi  Cemas dan depresi
  • 31. PERAWAT SBG ROLE MODEL  Sikap, prasangka thd seksual akan dapat dibaca oleh klien, melalui cara perawat bertindak, berbicara, menghindar, dan pada waktu berbicara.  Tingkat pengetahuan perawat ttg seksualitas, menghambat / meningkatkan diskusi
  • 32.  Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi organ reproduksi, respon seksual, ekspresi seksual dapat membantu pengkajian yang efektif  Perawat harus merasa nyaman dengan dirinya
  • 33. PENGKAJIAN  Riwayat seksual  Klien yang menerima perawatan kehamilan, infertility, kontrasepsi.  Klien yang mengalami disfungsi seksual / problem  Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi fungsi seksual
  • 34. FOKUS PENGKAJIAN  Riwayat reproduksi  Riwayat penyakit seksual  Sexual self care behaviors : PAP Smear, mamogram  Sexual self concept  Sexual identity  Sexual body image  Sexual self esteem  Sexual role performance  Fungsi sexual  Pemeriksaan fisik
  • 35. DIAGNOSA KEPERAWATAN  Dysfungsi seksual : impotence sehubungan dengan penggunaan obat anti hypertensi  Dysfungsi seksual : dyspareunia sehubungan dengan efek proses menopause  Perubahan pola seksual sehubungan dengan kehilangan privacy karena hospitalilasi
  • 36.  Perubahan pola seksual hilang keinginan sehubungan dengan perubahan body image karena pembedahan  Gangguan rasa nyaman: nyeri sehubungan dengan abduksi pinggul pada posisi seksual  Kurangnya pengetahuan metoda kontrasepsi.
  • 37. IMPLEMENTASI  Menciptakan hubungan saling percaya antara perawat-klien  Pendidikan / pengajaran  Mitos-mitos tentang sex  Pemeriksaan sendiri (sarari) buah dada  Kontrasepsi : sistem kalender, coitus interuptus, barrier methods (kondom )