2. Karakteristik
Strukturalisme
1. Kedalaman makna menjelaskan
makna permukaan
Contoh: I buy a book
Intonasi: Deep Structure
1. Kedalaman makna terstruktur
2. Analisnya objektif
3. Menganggap budaya seperti bahasa
4. Diluar ruang lingkup humanisme
5. Ferdinand de Saussure
Dianggap sebagai orang yang cerdas
Menjadi terkenal setelah kematiannya
Course in General Linguistics
Bersikeras membedakan langue (language)
dengan parole (speech)
Kata-katanya bersifat kenabian
6. Biografi
Lahir di Brussel, Belgia pada tanggal 28 Nov.
1908 dan meninggal pada tanggal 30 Okt. 2009
Merupakan seorang filsuf dan antropolog
Dikenal sebagai Bapak Strukturalisme
Pemikirannya dipengaruhi oleh Marx, Freud,
dan geologi
Teori Strukturalisme
Berpendapat bahwa dalam segala
keanekaragaman budaya tentu ada sebuah
struktur pembentuk yang sifatnya universal,
sama dimanpun dan kapanpun.
Claude Lévi-strauss
7. The Structural Analysis of Kinship
Di akhir tahun 1940an, Levi-Strauss menerbitkan buku yang
berjudul “The Elementary Structures of Kinship” yang membahas
tentang hubungan kekeluargaan dengan lebih menganalisa
struktur dibanding substansi yang ada di dalamnya.
8. Di dalam esainya yang menganalisis tentang mitos, ia berpendapat bahwa
mitos merupakan bahasa yang terdiri dari elemen-elemen seperti fonem yang terangkai
dan terbangun menjadi makna, begitu pula mitologi dibangun oleh mytheme-mytheme
yang membentuk makna dan pola yang semakin kompleks. Dua mytheme yang saling
bertolak belakang disebutnya sebagai oposisi biner, yang menunjukkan suatu dilema
yang terus digeluti oleh budaya atau masyarakat tersebut.
Contoh:
Baik vs. Jahat
Protagonis vs. Antagonis
9. Kelebihan dan Kekurangan
(+) 1. Mampu memetakan pola perilaku manusia di dalam budaya
2. Menunjukkan bahwa untuk memahami budaya diperlukan
pendalaman terhadap makna dan pengalaman pribadi
(-) 1. Menganggap budaya sebagai abstraksi yang muncul tanpa
intervensi manusia
2. Subjektivisme
3. Salah dalam memahami konsep-konsep linguistik
Negative
Positive
11. Prinsip Semiotika Menurut Roland Barthes
Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure.
Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan
interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural
penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi
yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya.
Gagasan Barthes ini dikenal dengan “order of signification”.
13. Roland Barthes juga menganalisis tentang sejumlah
fenomena budaya pop dalam:
Mythologies,
The Fashion System,
Camera Lucida
peristiwa sehari-hari, foto, atau gaya berpakaian juga dapat
dianalisis dengan kajian semiotik yang memiliki makna konotasi
dan denotasi.
14. Profil Singkat
Seorang antropolog materialis asal Amerika
(bisa juga disebut Marxist-Strukturalis)
Mendapat gelar Ph.D di Universitas Columbia
Lahir pada tahun 1930 dan masih aktif sebagai antropolog
Pada tahun 1960-an ia pernah tinggal di Paris dan terpengaruh oleh Claude Lévi
Strauss
Seorang anti-war (menentang imperialisme) dan dipengaruhi oleh strukturalisme
kultural
16. STRUKTURALISME
MENURUT SAHLINS
Sahlins lebih menyorot
strukturalisme dalam konteks
budaya dan ekonomi.
Ia mengatakan bahwa practical
interest membentuk aksi
manusia dalam ekonomi.
Beliau juga mengatakan bahwa
tatanan kultural diwujudkan
sebagai tatanan komoditi.
Produksi ekonomi adalah
reproduksi budaya di sistem
objek.
Produksi
Ekonomi
Preferen
si
Konsum
er
Kode
Kultural
17. Kultural Kode di Masyarakat Barat
(Amerika)
Daging Penambah Tenaga
Apakah Amerika Serikat mempunyai dominansi di industri
daging? (daging sapi, babi, kuda, anjing)
dikodekan
sebagai
lapensée bourgeoise oleh Strauss
Inedible Edible
JENIS
DAGING
Sifatyangdapatdimakanbergantungpadakemanusiaan.
18. Lini Masa Strukturalisme
• Levi-Strauss
berkembang pesat
• Barthes (konsep
Mitos)
1950an
• Puncaknya
Strukturalisme
• (The Savage Mind)
1960an • Struktural Marxisme
(oleh Althusser)
• Asimilasi Teori Straus
(teori Durkheim,
Bourdieu)
1970an
• Munculnya Post-
Strukturalisme
1980an