1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengenai masalah hukum jual beli darah masih banyak terjadi konteversi dikalangan
ulama dan pengarang-pengarang buku. Pendapat pertama mengatakan bahwa darah yang
dikenakan biaya oleh tim medis seharusnya tidak boleh dilakukan karena semua bagian tubuh
manusia termasuk darah adalah mulia,sehinngga tidak boleh diperjualbellikan. Pendapat
kedua mengatakan bahwa darah tersebut boleh dikenakan biaya, biaya tersebut untuk
administrasi, gaji pegawai Rumah Sakit dan Yasasan yang bergerah dalam pengadaan darah
(PMI). Bila dilihat dari sudut pandang pemerintah itu sendiri, pemerintah telah membuat
peratutan pemerintah khusus dalam menangani masalah Transfusi Darah dari mulai memberi
perintah kepada Menteri Kesehatan, melakukan pengasan sampai memberikan subsidi silang
bagi yang benar-benar tidak mampu. Untuk menyelamatkan jiwa seseorang, islam tidak
membedakan agama/kepercayaan, suku/budaya untuk menerima/memberikan darah kepada
mereka yang non muslim
Menyumbangkan darahnya kepada seseorang yang membutuhkan adalah pekerjaan
kemanusiaan yang sangat mulia. Karena dengan mendonorkan sebagian darahnya berarti
seseorang telah memberikan pertolongan kepada orang lain, sehingga seseorang selamat dari
ancaman yang membawa kepada kematian. Donor darah diperbolehkan jika dengan
mendonorkan darahnya itu tidak membahayakan pihak pendonor. Tapi jika membawa bahaya
atau mengancam keselamatan pihak donor, maka haram bagi seseorang untuk mendonorkan
darahnya. Dalam hal ini donor darah yang diberikan hanya sebatas untuk keperluan
menolong resepien yang membutuhkannya. Orang yang menyumbangkan darahnya itu
semata-mata untuk menolong orang lain yang memerlukannya. Berarti niat pendonor hanya
untuk kerja kemanusiaan, ia tidak mengharapkan imbalan berupa materi dari resepien, ini
dalam hukum Islam diperbolehkan tapi jika darahnya itu diperjual belikan hukumnya haram.
B.
Tujuan
1.untuk mengetahui pengertian transfusi darah dan donor darah
2.untuk mengetahui pandagan islam terhadap transfusi darah dan donor darah
ii
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Transfusi Darah Dan Donor Darah
1. Pengertian Transfusi darah
Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis produk dari satu
orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi darah dapat menyelamatkan
jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan darah besar karena trauma, atau dapat
digunakan untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi.
Transfusi darah juga dapat digunakan untuk mengobati anemia berat atau trombositopenia
yang disebabkan oleh penyakit darah. Orang yang menderita hemofilia atau penyakit sel sabit
mungkin memerlukan transfusi darah sering. Awal transfusi darah secara keseluruhan
digunakan, tapi praktek medis modern umumnya hanya menggunakan komponen darah.
2. Macam-Macam Transfusi darah
a. Transfusi sel darah merah
Istilah “transfusi darah” seringkali diartikan secara luas oleh dokter jika yang
dimaksudkan mereka adalah transfusi sel darah merah. Keluhan terhadap kelemahan
linguistik ini adalah bahwa darah seringkali ditransfusikan tanpa perhatian yang cukup pada
kebutuhan spesifik penderita atau terhadap kemungkinan efek membahayakan dari transfusi.
b. Transfusi trombosit dan granulosit
Transfusi trombosit dan granulosit diperlukan bagi penderita trombositopenia yang
mengancam jiwa, dan neutropenia yang di sebabkan karena gagal sumsum tulang. Transfusi
darah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama tergantung pada sumber mereka:
1. 'Transfusi homolog atau transfusi darah yang disimpan menggunakan orang lain. Ini sering
disebut ''Allogeneic bukan homolog.
2. ''Autologus transfusi” atau transfusi menggunakan darah pasien sendiri disimpan.
B. Pengertian Donor Darah
Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan
di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah.
Untuk menekankan pentingnya persediaan darah hasil sumbangan, Palang Merah Australia
menyampaikan bahwa "80% orang Australia akan membutuhkan transfusi darah suatu saat
pada hidup mereka, tetapi hanya 3% yang menyumbang darah setiap tahun". Menurut palang
merah di Amerika Serikat, 97% orang kenal orang lain yang pernah membutuhkan transfusi
darah. Dan menurut survei di Kanada, 52% orang Kanada pernah mendapatkan transfusi
darah atau kenal orang yang pernah.
ii
3. Donor darah biasa dilakukan rutin di pusat donor darah lokal. Dan setiap beberapa
waktu, akan dilakukan acara donor darah di tempat-tempat keramaian, misalnya di pusat
perbelanjaan, kantor perusahaan besar, tempat ibadah, serta sekolah dan universitas. Pada
acara ini, para calon pendonor dapat menyempatkan datang dan menyumbang tanpa harus
pergi jauh atau dengan perjanjian. Selain itu sebuah mobil darah juga dapat digunakan untuk
dijadikan tempat menyumbang. Biasanya bank darah memiliki banyak mobil darah.
C. Syarat Donor Darah
1. Umur minimal 17 tahun. Di usia ini, perkembangan tubuh telah sempurna. Sehingga,
mendonorkan darah tidak mengganggu sistem kerja tubuh
2. Berat badan minimal 45 kg. Kurang dari itu, pengurangan darah dikhawatirkan akan
mengganggu keseimbangan sistem kerja tubuh.
3. Temperatur tubuh normal, antara 36,6 - 37,5 derajat Celsius.
4. Tekanan darah normal, yaitu sistole 110 - 160 mmHg, diastole 70 - 100 mmHg.
5. Denyut nadi teratur, yaitu sekitar 50 - 100 kali/ menit.
6. Haemoglobin wanita minimal 12 gram%, pria minimal 13 gram%.
7. Frekuensi donor darah maksimal 5 kali setahun, atau berjarak minimal 3 bulan.
8. Tidak pernah menderita hepatitis B atau hepatitis C. Atau, dalam 6 bulan terakhir
kontak erat dengan penderita hepatitis.
9. Tidak menderita tuberkulosis, sifilis, epilepsi, dan sering kejang.
10. Tidak mengalami ketergantungan obat atau alkohol yang akut atau kronis.
11. Dalam setahun terakhir tidak pernah menjalani operasi besar atau operasi kecil.
12. Dalam dua minggu terakhir tidak menjalani vaksinasi virus hidup parotitis, measles,
tetanus toksoid, polio, influenza, kolera, atau tetanus difteri. Sama dengan imunisasi
di atas, vaksinasi dapat menyebabkan reaksi transfusi.
13. Tidak sedang hamil, menyusui, atau baru saja melahirkan. Karena darah ibu sedang
dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi dan pemulihan.
14. Tidak menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik), khususnya pada
lengan yang akan dipasangi jarum.
15. Mengidap penyakit darah, misalnya defisiensi G6PD, talasemia, atau polisitemia
vera.
D.
Manfaat Donor Darah
Ada beberapa manfaat donor darah diantaranya
a.
Mengetahui golongan darah,
b.
Memeriksakan kesehatan secara teratur,
c.
Menyeimbangkan kadar zat besi dalam tubuh,
d.
Menurunkan risiko terkena penyakit jantung,
ii
4. e.
Menurunkan risiko terkena serangan stroke,
f.
Membakar kalori dalam tubuh,
g.
Membantu deteksi masalah kesehatan,
h.
Menurunkan resiko kanker,
i.
Mengontrol tekanan darah,
j.
Menurunkan kolesterol,
k.
Menjaga kesehatan jantung,
l.
Meningkatkan produksi sel darah merah,
m. Membantu penurunan berat tubuh,
n.
Mendapatkan kesehatan psikologis,
o.
Menjaga kesehatan sistem peredaran darah,
p.
Meningkatkan fungsi paru-paru dan ginjal,
q.
Membuat hidup lebih bahagia,
r.
Membantu sesama,
s.
Menyehatkan tubuh,
t.
Memperkaya cadangan darah yang dibutuhkan,
u.
Menyegarkan tubuh, dan
v.
Mempercepat penyembuhan luka.
Macam-Macam Donor
Donor anggota badan yang bisa pulih kembali (darah, kulit, sumsum tulang)
Donor anggota badan yang dapat menyebabkan kematian
Donor angota badan yang hanya satu satunya (meskipun tdk mengakibatkan kematian
(lidah, pankreas)
Donor anggota badan yang ada pasangannya (mata, ginjal)
Donor alat reproduksi manusia (sperma, ovum, ovarium, testis)
Donor anggota badan dari mayat yang berwasiat
Donor darah dan trasnfusi darah
1. Tidak menyebabkan kerusakan (kematian pada diri donor)
2. Memberikan manfaat (mencegah kerusakan dan kematian) pada akseptor
3. Donor darah dan tranfusi darah tidak boleh dilakukan bila menyebabkan kematian
pada diri donor (darah diambil terlalu banyak), meskipun memberikan manfaat
kepada resipien.
4. Donor darah dapat mencegah bahaya yang sudah pasti mencegah kerusakan dan
kematian.
5. Donor darah memberikan manfaat yang sangat besar dan termasuk mendonorkan
anggota badan yang dapat pulih kembali
ii
5. 6. Pendonor tidak akan mendapat kerugian/kerusakan yang berarti, bahkan mendapat
manfaat.
7. Tranfusi darah tidak sama dengan “memakan darah”
8. Kerusakan / kerugian akibat tranfusi dapat diperkirakan dan dicegah dengan adanya
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Donor darah
1. Kebutuhan tranfusi darah adalah terus menerus dan meluas (akibat bencana alam,
perang, kecelakaan, operasi dan berbagai penyalit) sehingga kebutuhan darah semakin
meningkat.
2. Donor darah bisa menjadi obat / sarana penyembuhan berbagai penyakit
3. Mendonorkan darah hukumnya FARDLU KIFAYAH.
E. Pandangan Islam Terhadap Donor Darah
Donor darah dalam hukum Islam merupakan sesuatu yang diperbolehkan, karena di
dalamnya banyak sekali manfaat. Bahkan jika kita mau berfikir panjang donor darah
merupakan salah satu amalan yang dapat kita jaga untuk membina hubungan dengan
sesama manusia sekaligus hubungan dengan Allah Sang Pencipta. Menjaga hubungan
sesama manusia karena donor darah dapat menumbuhkan rasa kasih sayang dan
saling membutuhkan antar manusia. Sedangkan menjaga hubungan dengan Allah
karena amalan tersebut bisa bernilai ibadah jika kita niatkan hanya karena Allah.
Yang perlu di garis bawahi adalah darah itu adalah ciptaan Allah, maka kita dilarang
untuk memperjualbelikannya.
Adapun pelaksanaan donor darah ini disebabkan karena pasien kekurangan atau
kehabisan darah seperti ketika terjadi kecelakaan lalu lintas, kebakaran pada anggota
tubuh, akibat persalinan setelah melahirkan anak, masalah pada ginjal yang
menyebabkan gagal ginjal, atau kanker darah dan lain-lainnya.
Dari situ bisa disimpulkan bahwa donor darah hukumnya boleh selama hal itu sangat
darurat dan dibutuhkan. ( Fatawa Kibar Ulama Ummah, hal. 939 ) Adapun dalildalilnya adalah sebagai berikut :
Firman Allah swt :
Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia
telah memelihara kehidupan manusia semuanya. " ( Qs Al Maidah : 32 )
Dalam ayat ini, Allah swt memuji setiap orang yang memelihara kehidupan manusia,
maka dalam hal ini, para pendonor darah dan dokter yang menangani pasien adalah
ii
6. orang-orang yang mendapatkan pujian dari Allah swt, karena memelihara kehidupan
seorang pasien, atau menjadi sebab hidupnya pasien dengan ijin Allah swt.
Firman Allah swt :
" Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi,
dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa
dalam
keadaan
terpaksa
(memakannya)
sedang
dia
tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. "( Qs Al Baqarah :
173 )
Adapun hukum donor darah ketika kita sedang berpuasa adalah boleh kalau darah
yang didonorkan hanya sedikit dan tidak membatalkan puasa. Namun jika darah yang
didonorkan cukup banyak hingga bisa melemahkan tubuh maka hukumnya seperti
hijamah (bekam). Dalam persoalan ini (bekam) para ulama berbeda pendapat. Jumhur
ulama mengatakan bahwa bekam tidak membatalkan puasa. Namun sebagian lagi
seperti kalangan Hambali menyatakan bahwa BEKAM membatalkan puasa
. Karena itu, sebaiknya untuk keluar dari khilaf, Anda melakukan donor darah tidak
siang hari Ramadhan ketika sedang berpuasa. Namun donor darah tersebut bisa
dilakukan di malam hari
“Nabi shallallahu „alaihi wa sallam memberi keringanan (rukhsoh) bagi orang yang
berpuasa untuk mencium istrinya dan berbekam.”
Bukhari
membawakan
Bab „Bekam dan Muntah bagi Orang yang
Berpuasa‟. Beliau membawakan beberapa riwayat, di antaranya :
Riwayat pertama:
Diriwayatkan dari Al Hasan dari beberapa sahabat secara marfu‟ (sampai pada Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam). Beliau berkata, “Orang yang melakukan bekam dan
yang dibekam batal puasanya.” [Hadits ini juga dikeluarkan oleh Abu Daud, Ibnu
Majah dan Ad Darimi. Syaikh Al Albani dalam Irwa‟ no. 931 mengatakan bahwa
hadits ini shohih]
ii
7. Riwayat kedua:
- -ر ضى اهلل ع نهما
-
.
Dari Ibnu „Abbas radhiyallahu „anhuma berkata bahwa Nabi shallallahu „alaihi wa
sallam berbekam dalam keadaan berihrom dan berpuasa
Riwayat ketiga:
-
-
Anas bin Malik radhiyallahu „anhu ditanya, “Apakah kalian tidak menyukai berbekam
bagi orang yang berpuasa?” Beliau berkata, “Tidak, kecuali jika bisa menyebabkan
lemah.”
Cara Transfusi darah
Donor unit darah harus disimpan dalam lemari es untuk mencegah pertumbuhan
bakteri dan memperlambat metabolisme sel. Transfusi harus dimulai dalam 30 menit setelah
unit telah diambil keluar dari penyimpanan dikendalikan.
Sebelum darah diberikan, rincian pribadi pasien dicocokkan dengan darah untuk
ditransfusikan, untuk meminimalkan risiko reaksi transfusi. Kesalahan administrasi
merupakan sumber signifikan dari reaksi transfusi dan upaya telah dilakukan untuk
membangun redundansi ke dalam proses pencocokan yang terjadi di samping tempat tidur.
Sebuah unit (hingga 500 ml) biasanya diberikan selama 4 jam. Pada pasien dengan risiko
gagal jantung kongestif, banyak dokter mengelola diuretik untuk mencegah overload cairan,
suatu kondisi yang disebut Transfusi Overload Peredaran Darah Terkait atau taco.
Acetaminophen dan / atau antihistamin seperti diphenhydramine kadang-kadang diberikan
sebelum transfusi untuk mencegah jenis lain reaksi transfusi.
Darah ini paling sering disumbangkan sebagai seluruh darah dengan memasukkan kateter ke
dalam vena dan mengumpulkan dalam kantong plastik (dicampur dengan antikoagulan)
melalui gravitasi. Darah yang dikumpulkan ini kemudian dipisahkan menjadi komponenkomponen untuk membuat penggunaan terbaik dari itu. Selain dari sel darah merah, plasma,
dan trombosit, produk darah yang dihasilkan komponen juga termasuk protein albumin,
faktor pembekuan konsentrat, kriopresipitat, berkonsentrasi fibrinogen, dan imunoglobulin
(antibodi). Sel darah merah, plasma dan trombosit juga dapat disumbangkan individu melalui
proses yang lebih kompleks yang disebut apheresis.
ii
8. Di negara maju, sumbangan biasanya anonim kepada penerima, namun produk dalam bank
darah selalu individual dapat dilacak melalui siklus seluruh donasi, pengujian, pemisahan
menjadi komponen-komponen, penyimpanan, dan administrasi kepada penerima. Hal ini
memungkinkan pengelolaan dan penyelidikan atas penularan penyakit transfusi diduga terkait
atau reaksi transfusi. Di negara berkembang donor kadang-kadang khusus direkrut oleh atau
untuk penerima, biasanya anggota keluarga, dan pemberian segera sebelum transfusi.
Risiko kepada penerima
Ada risiko yang terkait dengan menerima transfusi darah, dan ini harus seimbang terhadap
manfaat yang diharapkan. Reaksi samping yang paling umum untuk transfusi darah
adalah''non-hemolitik demam reaksi transfusi'', yang terdiri dari demam yang menyelesaikan
sendiri dan tidak menyebabkan masalah abadi atau efek samping.
Reaksi hemolitik termasuk menggigil, sakit kepala, sakit punggung, dispnea, sianosis, nyeri
dada, takikardi dan hipotensi. Produk darah jarang dapat terkontaminasi dengan bakteri,
risiko infeksi bakteri parah dan sepsis diperkirakan, pada 2002, sekitar 1 dalam 50.000
transfusi trombosit, dan 1 dalam 500.000 transfusi sel darah
a. Hakekat darah
• Darah adalah bagian dari badan (anggota badan)
• Memindahkan darah berarti memindahkan anggota badan
b. Ayat-ayat di Al-Qur‟an mengenai darah
“Sesungguhnya Alloh hanya mengharamkan bagimu mangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang disembelih dengan menyebut selain Alloh. Tetapi barang siapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas
maka tidak ada dosa baginya…….” (Al baqoroh : 173)
“ Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah…….”(Al Maidah : 3)
Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala, Allah berfirman:
ii
9. “Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkanNya
atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya” (Al-An‟am : 119)
F. Hukum Donor Darah Dalam Islam
Hukum mendonorkan darah adalah boleh dengan syarat dia tidak boleh menjual
darahnya, karena Rasulullah -Shallallahu alaihi wasallam- bersabda dalam hadits Ibnu Abbas
-radhiyallahu anhuma-:
"Sesungguhnya jika Allah mengharamkan sebuah kaum untuk memakan sesuatu maka Allah
akan haramkan harganya."
1. Pandangan ulama terdahulu
Pandangan Ulama terdahulu mengenai transfusi darah yakni memanfaatkan anggota badan
adalah haram baik dengan cara jual beli ataupun dengan cara lainnya.
Memanfaatkan anggota badan manusia tidak diperbolehkan. Ada yang beralasan karena :
1. Najis
2. Merendahkan, alasan kedua adalah alasan yang benar (Al-Fatwa Al-Hidayah)
“Tidak diperkenankan menjual rambut manusia ataupun memanfaatkannya. Karena manusia
itu terhormat bukan hina” (Al Murghinani)
Adapun tulang dan rambut manusia tidak boleh dijual, bukan karena najis atau suci, tetapi
karena menghormatinya. Menjualnya berati merendahkannya” (Al Kasani) Menjual air susu
wanita (BOLEH). Karena susu itu suci dan bermanfaat sehingga Alloh memperbolehkkan
untuk meminumnya walaupun tidak dalam keadaan terpaksa (Madzhab, Maliki, Hambali dan
Syafi‟I) Menjual air susu (HARAM). Karena susu adalah bagian dari anggota badan (Mazhab
Hanafi) Ulama terdahulu sangat berhati hati dalam hal perlakuan terhadap anggota badan
manusia (manusia merupakan mahluk terhormat dalam pandangan Islam) Pada saat itu belum
terpikirkan perkembangan Ilmu kedokteran yang sepesat sekarang.
Menurut Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta
Hukum asal dalam pengobatan, hendaknya dengan menggunakan sesuatu yang diperbolehkan
menurut syari‟at. Namun, jika tidak ada cara lain untuk menambahkan daya tahan dan
mengobati orang sakit kecuali dengan darah orang lain, dan ini menjadi satu-satunya usaha
menyelamatkan orang sakit atau lemah, sementara para ahli memiliki dugaan kuat bahwa ini
akan memberikan manfaat bagi pasien, maka dalam kondisi seperti ini diperbolehkan untuk
mengobati dengan darah orang lain.
2. Menurut ulama sekarang
a. Mengenai akibat hukum adanya hubungan kemahraman antara donor dan resipien
Menurut Ust. Subki Al-Bughury, adapun hubungan antara donor dan resipien, adalah bahwa
transfusi darah itu tidak membawa akibat hukum adanya hubungan kemahraman antara donor
ii
10. dan resipien. Sebab faktor-faktor yang dapat menyebabkan kemahraman sudah ditentukan
oleh Islam sebagaimana tersebut dalam An-Nisa:23, yaitu: Mahram karena adanya hubungan
nasab. Misalnya hubungan antara anak dengan ibunya atau saudaranya sekandung, dsb.
Karena adanya hubungan perkawinan misalnya hubungan antara seorang dengan mertuanya
atau anak tiri dan istrinya yang telah disetubuhi dan sebagainya, dan mahram karena adanya
hubungan persusuan, misalnya hubungan antara seorang dengan wanita yang pernah
menyusuinya atau dengan orang yang sesusuan dan sebagainya.
Serta pada (an-Nisa:24) ditegaskan bahwa selain wanita-wanita yang tersebut pada AnNisa:23 di atas adalah halal dinikahi. Sebab tidak ada hubungan kemahraman. Maka jelaslah
bahwa transfusi darah tidak mengakibatkan hubungan kemahraman antara pendonor dengan
resipien. Karena itu perkawinan antara pendonor dengan resipien itu diizinkan oleh hukum
Islam.
b. Mengenai Hukum menerima transfusi darah dari non-muslim
Menurut ust. Ahmad sarwat pada hakikatnya tubuh orang kafir bukan benda najis. Buktinya
mereka tetap dibolehkan masuk ke dalam masjid-masjid mana pun di dunia ini, kecuali
masjid di tanah haram. Kalau tubuh orang kafir dikatakan najis, maka tidak mungkin Abu
Bakar minum dari satu gelas bersama dengan orang kafir. Kalau kita belajar fiqih thaharah,
maka kita akan masuk ke dalam salah satu bab yang membahas hal ini, yaitu Bab Su'ur.
Di sana disebutkan bahwa su'ur adami (ludah manusia) hukumnya suci, termasuk su'ur orang
kafir. Maka hukum darah orang kafir yang dimasukkan ke dalam tubuh seorang muslim tentu
bukan termasuk benda najis. Ketika darah itu baru dikeluarkan dari tubuh, saat itu darah itu
memang najis. Dan kantung darah tentu tidak boleh dibawa untuk shalat, karena kantung
darah itu najis.
Namun begitu darah segar itu dimasukkan ke dalam tubuh seseorang, maka darah itu sudah
tidak najis lagi. Dan darah orang kafir yang sudah masuk ke dalam tubuh seorang muslim
juga tidak najis. Sehingga hukumnya tetap boleh dan dibenarkan ketika seorang muslim
menerima transfusi darah dari donor yang tidak beragama Islam.
c. Donor darah pada bulan ramadhan
Menurut Asy Syaikh Utsaimin, tidak boleh bagi seseorang untuk menyedekahkan darahnya
yang sagat banyak dalam keadaan dia sedang berpuasa wajib, seperti puasa pada bulan
Ramadhan. Kecuali jika di sana ada keperluan yang darurat (mendesak), maka dalam keadaan
seperti ini boleh baginya untuk menyedekahkan darahnya untuk menolak/mencegah darurat
tadi. Dengan demikian dia berbuka dengan makan dan minum. Lalu dia harus mengganti
puasanya yang dia tinggalkan/berbuka.
3. Syarat Donor dan Transfusi darah Menurut Islam
Syarat Donor dan Transfusi Darah adalah sebagai berikut :
a.
Tidak menyebabkan kerusakan (kematian pada diri donor)
ii
11. b.
Memberikan manfaat (mencegah kerusakan/kematian) pada akseptor
c.
Donor atau Tranfusi tidak boleh dilakukan bila menyebabkan kematian pada diri
donor (darah diambil terlalu banyak), meskipun memberikan manfaat kepada resipien.
d.
Donor darah dapat mencegah bahaya yang sudah pasti (mencegah kerusakan/kematian
resipien)
e.
Bahaya yang timbul akibat donor atau transfusi dapat di perkirakan
f.
Perbedaan kerugian yang terjadi dan manfaat yang diperoleh jelas (manfaat lebih
besar dari kerugian)
g.
Donor darah memberikan manfaat yang sangat besar dan termasuk mendonorkan
anggota badan yang dapat pulih kembali
h.
Pendonor tidak akan mendapat kerugian/kerusakan yang berarti, bahkan mendapat
manfaat.
i.
Tranfusi darah tidak sama dengan “memakan darah”
j.
Kerusakan / kerugian akibat tranfusi dapat diperkirakan dan dicegah dengan adanya
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
1.
Yang boleh menerima darah yang didonorkan adalah orang yang berada dalam keadaan
kritis karena sakit ataupun terluka dan sangat memerlukan tambahan darah.
Yang Pertama : Orang yang perlu diberi tambahan darah ialah orang sakit atau terluka,
yang keberlangsungan hidupnya sangat tergantung pada donor darah. Dasarnya adalah
firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala.
“Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi,
dan binatang (yang ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam
keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak meginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, maka tidak ada dosa baginya” [Al-Baqarah : 173]
Dalam ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman.
“Artinya : Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Al-Maidah : 3]
Allah berfirman.
“Artinya : Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa
yang diharamkanNya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya” [AlAn‟am : 199]
Bentuk pengambilan dalil dari ayat di atas bahwasanya jikalau keselamatan
jiwa pasien karena sakit atau luka sangat tergantung kepada darah yang didonorkan
oleh orang lain dan tidak ada zat makanan atau obat-obatan yang dapat
menggantikannya untuk menyelamatkan jiwanya maka dibolehkan mendonorkan
darah kepadanya. Dan hal itu dianggap sebagai pemberian zat makanan bagi si pasien
ii
12. bukan sebagai pemberian obat. Dan memakan makanan yang haram dalam kondisi
darurat boleh hukumnya.
Sisi pendalilan ayat-ayat ini adalah, ayat-ayat ini memberikan pengertian, jika
kesembuhan orang yang sakit atau terluka serta keberlangsungan hidupnya tergantung
pada transfusi darah dari orang lain kepadanya, sementara tidak ada obat yang mubah
yang dapat menggantikan darah dalam usaha penyembuhan dan penyelamatannya,
maka boleh mentransfusi darah kepadanya. Ini sebenarnya, bukan pengobatan namun
hanya memberi tambahan yang diperlukan.
2. Yang Kedua : Si pendonor darah adalah orang yang tidak terancam resiko jika ia
mendonorkan darah. Berdasarkan keumuman sabda Rasulullah Shallallahu „alaihi wa
sallam. “Artinya : Tidak membahayakan diri dan orang lain” [Riwayat Imam Ibnu Majah
dan dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani]
Boleh mendonorkan darah jika tidak menimbulkan bahaya dan akibat buruk terhadap si
pendonor darah. berdasarkan hadits Nabi SAW :”Tidak boleh melakukan sesuatu yang
membahayakan jiwa dan tidak boleh pula membahayakan orang lain.”
3.
Yang Ketiga : Orang yang didengar ucapannya dalam masalah perlunya transfusi darah
adalah dokter muslim. Jika kesulitan mendapatkannya, saya tidak mengetahui adanya
larangan untuk mendengar ucapan dari dokter non muslim, baik Yahudi ataupun
Nasrani, jika ia ahli dan dipercaya orang banyak.
ii
13. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis produk dari satu
orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain
Macam-Macam Donor
• Donor anggota badan yang bisa pulih kembali (darah, kulit, sumsum tulang)
• Donor anggota badan yang dapat menyebabkan kematian
• Donor angota badan yang hanya satu satunya (meskipun tdk mengakibatkan
kematian (lidah, pankreas)
• Donor anggota badan yang ada pasangannya (mata, ginjal)
• Donor alat reproduksi manusia (sperma, ovum, ovarium, testis)
• Donor anggota badan dari mayat yang berwasiat
Donor darah dan trasnfusi darah
Tidak menyebabkan kerusakan (kematian pada diri donor)
Memberikan manfaat (mencegah kerusakan dan kematian) pada akseptor
Donor darah dan tranfusi darah tidak boleh dilakukan bila menyebabkan kematian
pada diri donor (darah diambil terlalu banyak), meskipun memberikan manfaat
kepada resipien.
Donor darah dapat mencegah bahaya yang sudah pasti mencegah kerusakan dan
kematian.
Donor darah memberikan manfaat yang sangat besar dan termasuk mendonorkan
anggota badan yang dapat pulih kembali
Pendonor tidak akan mendapat kerugian/kerusakan yang berarti, bahkan mendapat
manfaat.
Tranfusi darah tidak sama dengan “memakan darah”
Kerusakan / kerugian akibat tranfusi dapat diperkirakan dan dicegah dengan adanya
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
B. Saran
Marilah kita saling membantu sesama manusia, salah satunya dengan cara
menyumbangkan darah kita untuk orang yang membutuhkan (donor darah). Harus kita
disadari bahwa kadang kala tak semua dari kita mampu memberikan harta yang dipunyai.
Namun ALLAH tidak pernah menutup niat hambanya untuk beramal. Ada peluang yang
diberikan Nya, yaitu melalui harta yang ada di tubuh kita sendiri yaitu „DARAH‟. Disadari
bahwa hal itu akan membawa banyak manfaat bagi manusia lain.
ii
14. DAFTAR PUSTAKA
Contreras,marcela.1995.Petunjuk Penting Transfusi.Jakarta:EGC
Al-Hafidz,Ahsin W. 2007. Fikih Kesehatan. Jakarta : AMZAH
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiolog untuk para medis, Alih Bahasa: Sri Yuliani
Handoyo, Jakarta : PT. Gramedia, 1989.
Qardhawi, Yusuf, Dr., Al-Halal Wa Al-Haram, Beirut : Maktabah Al-Islami, 1994,
Cet. Ke-15.
Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid, Mustafa Al-Babi Al-Halaby Wa Auladuhu, 1339.
Sabiq, Sayyid, Fiqhus Sunnah , Lebanon : Dar Al-Fikri, 1981.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080303224701AAC8ev4
http://www.eramuslim.com/konsultasi/fikih-kontemporer/hukum-transfusidarah.html.
http://pmipohuwato.blogspot.com/2009/11/transfusi-darah-dalam-islam.html
http://tafany.wordpress.com/2009/06/12/transfusi-darah/
ii
15. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia nya serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“PANDANGAN
ISLAM TERHADAP
TRANSFUSI DARAH DAN DONOR
DARAH”.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen serta semua pihak yang ikut
membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.Penulis menyadari tidak ada gading yang tak retak‟‟ penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan kita
semua. Penulis juga mohon kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Raha, November 2013
Penulis
ii
16. TUGAS KELOMPOK
MAKALAH
PANDANGAN ISLAM TERHADAP TRANFUSI
DARAH DAN DONOR DARAH
DI SUSUN OLEH:
1. ASTUTI
2. SITTI MAYANSARI
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013
ii
17. DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Transfusi darah dan donor darah............................................................................... 2
B. Pengertian donor darah............................................................................................. 2
C. Syarat donor darah................................................................................................... 3
D. manfaat donor darah................................................................................................ 3
E. Pandangan islam terhadap donor darah..................................................................... 5
F. Hukum donor darah dalam islam...........................................................................
9
BAB III PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................................ 13
B. Saran.......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 14
ii