SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Penyakit Jantung Bawaan atau PJB adalah kelainan jantung yang terjadi pada bayi sejak dalam
kandungan. Janin dalam kandungan memiliki kompensasi yang baik terhadap kelainan ini,
sehingga tanpa kontrol kehamilan yang baik seringkali PJB tidak terdiagnosa sebelum bayi
dilahirkan.
Setiap jenis PJB memiliki penanganan yang berbeda satu sama lain, bergantung pada klasifikasi
(sianotik atau non sianotik), kelainan struktur, dan keparahan defek jantung. Dampak kematian
dan morbiditas yang menganggu maka perlu memahami lebih jauh mengenai tanda-tanda
penyakit ini, sehingga dapat melakukan deteksi dini terhadap penyakit jantung bawaan pada
anak-anak.
PJB adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang ditemukan sejak bayi dilahirkan. Kelainan
ini terjadi pada saat janin berkembang dalam kandungan. PJB yang paling banyak ditemukan
adalah kelainan pada septum bilik jantung atau dikenal dengan sebutan ventricular septal defect
(VSD) dan diikuti oleh kelainan pada septum serambi jantung atau lebih dikenal dengan nama
Atrial Septal Defect (ASD).
Masyarakat awam sering melihat kedua kelainan jantung ini dikenal dengan sebutan jantung
bocor. Jenis kelainan struktur lainnya dapat berupa patent ductus arteriosus, transposition of
great arteries, dan kelaianan katup jantung. Seringkali PJB juga timbul dalam bentuk gabungan
beberapa kelainan, seperti yang terjadi pada tetralogi fallot, yang mencakup 4 kelainan pada
jantung. Di antara berbagai kelainan bawaan yang ada, PJB merupakan kelainan yang paling
sering ditemukan.
Prevalensi PJB di Indonesia sekitar 8-10 dari 1.000 kelahiran hidup, dengan sepertiga di
antaranya bermanifestasi dalam kondisi kritis pada tahun pertama kehidupan dan 50% dari
kegawatan pada bulan pertama kehidupan berakhir dengan kematian. Di Indonesia, dengan
populasi 200 juta penduduk dan angka kelahiran hidup 2%, diperkirakan terdapat sekitar 30.000
penderita PJB.
Penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa setiap tahun sedikitnya 35.000 bayi menderita
kelainan ini dan 90% di antaranya dapat meninggal bila di tahun pertama kehidupan bayi tidak
dilakukan perawatan yang adekuat. Menurut Children Heart Foundation, pada setiap tahun
sebanyak 1.000.000 bayi di seluruh dunia lahir dengan penyakit jantung bawaan. Sekitar 100.000
diantaranya tidak akan dapat melewati tahun pertama kehidupannya, dan ribuan bayi lainnya
akan meninggal sebelum mencapai usia dewasa. Keadaan ini seringkali tidak disadari oleh
masyarakat awam, sehingga angka kematian anak-anak yang disebabkan oleh penyakit jantung
ini terus meningkat.
Penyakit jantung bawaan adalah penyakit jantung yang dibawa sejak lahir, di mana kelainan
pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung terjadi akibat gangguan atau kegagalan
perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Penyebab PJB sendiri
sebagian besar tidak diketahui, namun beberapa kelainan genetik seperti sindroma Down dan
infeksi Rubella (campak Jerman) pada trimester pertama kehamilan ibu berhubungan dengan
kejadian PJB tertentu.
Secara umum terdapat 2 kelompok besar PJB yaitu PJB sianotik dan PJB asianotik. PJB sianotik
biasanya memiliki kelainan struktur jantung yang lebih kompleks dan hanya dapat ditangani
dengan tindakan bedah. Sementara PJB asianotik umumnya memiliki lesi (kelainan) yang
sederhana dan tunggal, namun tetap saja lebih dari 90% di antaranya memerlukan tindakan
bedah jantung terbuka untuk pengobatannya. Pada PJB sianotik, bayi baru lahir terlihat biru oleh
karena terjadi percampuran darah bersih dan darah kotor melalui kelainan pada struktur jantung.
Pada kondisi ini jaringan tubuh bayi tidak mendapatkan cukup oksigen yang sangat berbahaya,
sehingga harus ditangani secara cepat. Sebaliknya pada PJB non sianotik tidak ada gejala yang
nyata sehingga seringkali tidak disadari dan tidak terdiagnosa baik oleh dokter maupun oleh
orang tua. Gejala yang timbul awalnya berupa lelah menyusui atau menyusui sebentar-sebentar
dan gejala selanjutnya berupa keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan.
Inilah 5 penyakit jantung bawaan pada anak
1. VSD (Ventracular Septal Defect)/ Sekat Bilik Jantung Berlubang
VSD adalah kelainan jantung berupa lubang pada sekat antarbilik jantung yang menyebabkan
kebocoran aliran darah pada bilik kiri dan kanan jantung. Kebocoran ini membuat sebagian darah
kaya oksigen kembali ke paru-paru sehingga menghalangi darah rendah oksigen memasuki paru-
paru. Bila lubangnya kecil, VSD tidak memberikan masalah berarti. Bila besar, bayi dapat
mengalami gagal jantung. VSD adalah kelainan jantung bawaan yang paling sering terjadi (30%
kasus). Gejala utama dari kelainan ini adalah kesulitan menyusui dan gangguan pertumbuhan,
nafas pendek dan mudah lelah. Bayi dengan VSD besar cepat tidur setelah kurang menyusui,
bangun sebentar karena lapar, mencoba menyusu lagi tetapi cepat kelelahan, tertidur lagi, dan
seterusnya.
2. PDA (Persisten Duktus Arteriosus Persisten)
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan arteria pulmonalis dengan
bagian aorta distal dari arteria subklavia, yang akan mengalami perubahan setelah bayi lahir,
yaitu : "Normal postnatal patency" : Secara fungsional, duktus arteriosus masih terbuka karena
hipoksia atau pada bayi kurang bulan, dan akan menutup sendiri bila keadaan yang mendasari
telah membaik. "Delayed, non surgical closure" : Duktus arteriosus akan menutup baik
fungsional maupun anatomis, tetapi hal ini terjadi lebih lambat walaupun keadaan-keadaan yang
mendasari telah membaik. Penutupan ini terjadi karena secara normal menutup sendiri, atau
secara abnormal yaitu karena infeksi atau trombosis pada duktus arteriosus tersebut. "Persistent
patency of the ductus" (PDA) : Duktus arteriosus tetap terbuka secara anatomis sampai dewasa.
Tindakan pembedahan dilakukan secara elektif (sebelum masuk sekolah). Tindakan pembedahan
dilakukan lebih dini bila terjadi : Gangguan pertumbuhan, Infeksi saluran pernafasan bagian
bawah berulang, Pembesaran jantung/payah jantung dan Endokarditis bakterial 6 bulan setelah
sembuh
3. PS (Pulmonary Stenosis)/ Penyempitan Katup Paru
PS adalah penyempitan katup paru yang berfungsi mengatur aliran darah rendah oksigen dari
bilik kanan jantung ke paru-paru. Dengan penyempitan ini, bilik kanan harus bekerja keras
memompa darah sehingga makin lama makin membesar (hipertrofi). PS terjadi pada 10% kasus.
Banyak penderita yang baru terdiagnosis setelah dewasa. Bila demikian, dampaknya mungkin
sudah sangat merusak berupa penyakit paru, risiko stroke tinggi dan usia harapan hidup yang
rendah.
4. ASD (Atrial Septal Defect) / Sekat Serambi Jantung Berlubang
Atrial Septal Defect (ASD) adalah terdapatnya lubang di antara dua serambi jantung atau
terdapat hubungan antara atrium kanan dengan atrium kiri yang tidak ditutup oleh katup. ASD
adalah adanya lubang atau defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. Lubang ini
menimbulkan masalah yang sama dengan VSD, yaitu mengalirkan darah kaya oksigen kembali
ke paru-paru. ASD terjadi pada 5-7% kasus dan lebih banyak terjadi pada bayi perempuan
dibandingkan bayi laki-laki.
5. TF (Tetralogi Fallot)
TOF adalah komplikasi kelainan jantung bawaan yang khas, dan melibatkan empat kondisi:
Sekat bilik jantung berlubang (VSD), penyempitan katup paru (PS), bilik kanan jantung
membesar (hipertrofi) dan akar aorta tepat berada di atas lubang VSD. Pada penyakit ini yang
memegang peranan penting adalah defek septum ventrikel dan stenosis pulmonalis, dengan
syarat defek pada ventrikel paling sedikit sama besar dengan lubang aorta. Lubang VSD
biasanya besar dan darah mengalir dari bilik kanan melalui lubang ini menuju bilik kiri. Hal ini
terjadi karena adanya hambatan pada katup paru. Setelah masuk ke bilik kiri, darah yang rendah
oksigen itu dipompa ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh. Itulah sebabnya bayi penderita TOF
memiliki kulit yang membiru karena kekurangan oksigen.
Gejala
PJB seringkali ditemukan pada masa kanak-kanak. Akan tetapi, tidak semua kelainan jantung
bawaan langsung menimbulkan gejala saat lahir. Beberapa kelainan jantung bawaan sulit untuk
dideteksi pada masa kanak-kanak, sehingga kelainan tersebut baru dapat ditemukan saat remaja
dan dewasa. Pada umumnya kelainan jantung bawaan yang berat dapat menimbulkan gejala
dalam bererapa bulan pertama setelah lahir, sehingga seringkali dapat terdeteksi pada masa
kanak-kanak. Akan tetapi kelainan jantung bawaan yang ringan seringkali tidak menimbulkan
keluhan, sehingga seringkali pula tidak terdeteksi. Umumnya kelainan jantung bawaan ringan
akan terdeteksi saat anak tersebut datang berobat ke dokter.
Penyakit jantung bawaan dapat dibagi menjadi dua. Penyakit jantung bawaan biru dan penyakit
jantung bawaan tanpa biru. Penyakit jantung bawaan biru lebih cepat menimbulkan gejala dan
paling mudah dikenali. Gejala yang paling sering ditemukan adalah bayi menjadi biru saat
menangis (bibir, kuku, dan lidah menjadi biru). Wajah bayi tampak pucat dan biru, ujung kaki
dan tangan juga kuku terlihat kebiruan akibat kurangnya aliran darah.
Biru dan sesak ini akan tampak lebih jelas bila bayi menangis atau mengedan saat buang air
besar, secara umum fisik tampak lemas, lelah dan malas menyusu,bayi sering demam batuk
pilek. Pada saat menghisap ASI, bayi sering berhenti dan nafas tersengal-sengal wajah kebiruan.
Gejala-gejala lainnya antara lain, sulit bernapas, nafsu makan rendah, bayi sering tersedak atau
terbatuk saat menyusu, berkeringat berlebih saat makan atau minum susu, pertumbuhan dan
perkembangan terhambat, berat badan sulit meningkat atau cenderung menurun, terlambat
berjalan, aktivitas anak berkurang, anak terlihat lemah, dan anak sering mengalami demam yang
tidak diketahui penyebabnya.
Diagnosis
Penyakit jantung pada janin di dalam kandungan kebanyakan tidak menimbulkan gejala yang
signifikan. Oleh karena itu PJB seringkali tidak terdiagnosa sampai bayi dilahirkan.
Penyakit kelainan jantung bawaan bisa di diagnosis sejak masa kehamilan yakni memasuki usia
kehamilan 16 hingga 20 minggu dengan pemeriksaan USG kandungan. Semakin dini diagnose
dapat di ketahui maka harapan untuk proses penyembuhan akan semakin besar.
Pada PJB sianotik, diagnosa dapat langsung dilakukan (bayi terlihat biru dan sesak) dan
membutuhkan penanganan yang cepat.
Pada PJB non sianotik, pemeriksaan fisik pada bayi barus lahir memegang peranan yang
terpenting. Apabila pada pemeriksaan fisik oleh dokter terdapat kecurigaan kelainan jantung,
maka beberapa pemeriksaan tambahan harus dilakukan, antara lain ekokardiografi,
elektrokardiografi (EKG), roentgen (X-Ray) dada, oksimetri, sampai kateterisasi atau angiografi.
Namun dengan kemajuan teknik ekokardiografi, prosedur angiografi yang invasif cenderung
berkurang.
Penyebab
Penyebab kelainan jantung bawaan sebagian besar (90%) tidak diketahui. Faktor lingkungan
seperti: ibu merokok, minum obat di luar resep dokter, infeksi waktu hamil dikatakan memegang
peranan 3%. Sisanya 7% karena turunan. Karena penyebabnya sebagian besar belum diketahui
dan faktor turunan hanya 7%, kemungkinan untuk melahirkan anak dengan kelainan jantung
bawaan relatif kecil.
Kebanyakan ahli menduga timbulnya PJB pada bayi-bayi baru lahir disebabkan oleh gabungan
beberapa faktor, diantaranya adalah infeksi virus TORCH pada saat kehamilan, penyakit gula
pada saat kehamilan, kebiasaan merokok, konsumsi obat tertentu seperti asam retinoat untuk
pengobatan jerawat, alkohol, dan faktor genetik atau keturunan.
Infeksi TORCH (toksoplasma, rubela, cytomegalovirus/CMV dan herpes simplex) adalah
sekelompok infeksi yang dapat ditularkan dari wanita hamil kepada bayinya. Ibu hamil yang
terinfeksi TORCH berisiko tinggi menularkan kepada janinnya yang bisa menyebabkan cacat
bawaan atau PJB. Dugaan terhadap infeksi TORCH baru bisa dibuktikan dengan melakukan
pemeriksaan darah atau skrining. Jika hasilnya positif, atau terdapat infeksi aktif, selanjutjnya
disarankan pemeriksaan diagnostik berupa pengambilan sedikit cairan ketuban untuk diperiksa di
laboratorium
Faktor keturunan dapat dilihat apabila saudara kandung atau orang tua dari bayi yang menderita
PJB juga memiliki kelainan yang sama. Riset menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki
kelainan jantung lebih berisiko memiliki anak yang berkelainan jantung pula. Kelainan juga
dapat disebabkan gangguan perkembangan jantung pada janin karena infeksi seperti rubella dan
toksoplasma, obat-obatan, alkohol dan zat-zat beracun yang dikonsumsi ibunya. Kelainan gen
seperti sindrom Down dan Turner juga berkorelasi dengan kelainan jantung bawaan.
Pencegahan
- Pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan saat kehamilan yang rutin sangat diperlukan. Dengan
kontrol kehamilan yang teratur, maka PJB dapat dihindari atau dikenali secara dini.
- Kenali faktor risiko pada ibu hamil yaitu penyakit gula maka kadar gula darah harus dikontrol
dalam batas normal selama masa kehamilan, usia ibu di atas 40 tahun, ada riwayat penyakit
dalam keluarga seperti diabetes, kelainan genetik down sindrom , penyakit jantung dalam
keluarga. Perlu waspada ibu hamil dengan faktor resiko meskipun kecil kemungkinannya.
- Pemeriksaan antenatal juga dapat mendeteksi adanya PJB pada janin dengan ultrasonografi
(USG). Pemeriksaan ini sangat tergantung dengan saat dilakukannya USG, beratnya kelainan
jantung dan juga kemampuan dokter yang melakukan ultrasonografi. Umumnya, PJB dapat
terdeteksi pada saat USG dilakukan pada paruh kedua kehamilan atau pada kehamilan lebih dari
20 minggu. Apabila terdapat kecurigaan adanya kelainan jantung pada janin, maka penting untuk
dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan fetal ekokardiografi. Dengan pemeriksaan ini, gambaran
jantung dapat dilihat dengan lebih teliti.
- Pencegahan dapat dilakukan pula dengan menghindarkan ibu dari risiko terkena infeksi virus
TORCH (Toksoplasma, Rubela, Sitomegalovirus dan Herpes). Skrining sebelum merencanakan
kehamilan. Skrining ini yang juga dikenal dengan skrining TORCH adalah hal yang rutin
dilakukan pada ibu-ibu hamil di negara maju, namun di Indonesia skrining ini jarang dilakukan
oleh karena pertimbangan finansial. Lakukan imunisasi MMR untuk mencegah penyakit morbili
(campak) dan rubella selama hamil.
- Konsumsi obat-obatan tertentu saat kehamilan juga harus dihindari karena beberapa obat
diketahui dapat membahayakan janin yang dikandungnya. Penggunaan obat dan antibiotika bisa
mengakibatkan efek samping yang potensial bagi ibu maupun janinnya. Penggunaan obat dan
antibiotika saat hamil seharusnya digunakan jika terdapat indikasi yang jelas. Prinsip utama
pengobatan wanita hamil dengan penyakit adalah dengan memikirkan pengobatan apakah yang
tepat jika wanita tersebut tidak dalam keadaan hamil. Biasanya terdapat berbagai macam pilihan,
dan untuk alasan inilah prinsip yang kedua adalah mengevaluasi keamanan obat bagi ibu dan
janinnya
- Hindari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen berulang pada masa kehamilan
- Hindari paparan asap rokok baik aktif maupuin pasif dari suami atau anggota keluarga di
sekitarnya.
- Hindari polusi asap kendaraan dengan menggunakan masker pelindung agar tidak terhisap zat -
zat racun dari karbon dioksida.

More Related Content

What's hot

ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)Sulistia Rini
 
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenitalPraktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenitalEdi Fitriyanto
 
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITALPENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITALMuhammad Nasrullah
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)Sulistia Rini
 
Manajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kepManajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kepTri Utami
 
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)Sulistia Rini
 

What's hot (12)

ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
 
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenitalPraktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
Praktikum pa-blok 2.3-kelainan-jantung-kongenital
 
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITALPENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
 
Tetralogi fallo1
Tetralogi fallo1Tetralogi fallo1
Tetralogi fallo1
 
Penyakit Jantung Kongenital
Penyakit Jantung KongenitalPenyakit Jantung Kongenital
Penyakit Jantung Kongenital
 
Defek Septum Ventrikel
Defek Septum VentrikelDefek Septum Ventrikel
Defek Septum Ventrikel
 
6. tetralogi of fallot
6. tetralogi of fallot6. tetralogi of fallot
6. tetralogi of fallot
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
 
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaanBeberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
 
Manajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kepManajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kep
 
Penyakit pd jantung bbl
Penyakit pd jantung bblPenyakit pd jantung bbl
Penyakit pd jantung bbl
 
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
 

Similar to PJB Deteksi Dini

Penyakit jantung pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Penyakit jantung pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Penyakit jantung pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Penyakit jantung pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
PPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptx
PPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptxPPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptx
PPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptxNurHajijah11
 
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)Sulistia Rini
 
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Penyakit-Penyakit Jantung.pdf
Penyakit-Penyakit Jantung.pdfPenyakit-Penyakit Jantung.pdf
Penyakit-Penyakit Jantung.pdfAidilErfan
 
KELAINAN KONGENITAL.pdf
KELAINAN KONGENITAL.pdfKELAINAN KONGENITAL.pdf
KELAINAN KONGENITAL.pdfbennyxt4n
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)Sulistia Rini
 

Similar to PJB Deteksi Dini (20)

Penyakit jantung pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Penyakit jantung pada bayi AKPER PEMKAB MUNA Penyakit jantung pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Penyakit jantung pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
 
Penyakit jantung pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Penyakit jantung pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Penyakit jantung pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Penyakit jantung pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Makalah pykit jantung bawaan
Makalah pykit jantung bawaanMakalah pykit jantung bawaan
Makalah pykit jantung bawaan
 
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaanBeberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
 
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaanBeberapa masalah penyakit jantung bawaan
Beberapa masalah penyakit jantung bawaan
 
PPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptx
PPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptxPPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptx
PPT PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK.pptx
 
Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Tetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNATetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNA
Tetralogi fallo1 AKPER PENKAB MUNA
 
artikel jantung bocor
artikel jantung bocorartikel jantung bocor
artikel jantung bocor
 
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
ASKEP VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
 
Askep tetralogi of fallot (2)
Askep tetralogi of fallot (2)Askep tetralogi of fallot (2)
Askep tetralogi of fallot (2)
 
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
Presentasi vsd (Ventrikel septal defect)
 
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
 
Penyakit-Penyakit Jantung.pdf
Penyakit-Penyakit Jantung.pdfPenyakit-Penyakit Jantung.pdf
Penyakit-Penyakit Jantung.pdf
 
Vsd pada anak
Vsd pada anakVsd pada anak
Vsd pada anak
 
TETRALOGI OF FALLOT
TETRALOGI OF FALLOTTETRALOGI OF FALLOT
TETRALOGI OF FALLOT
 
ASKEP jantung anak.pptx
ASKEP jantung anak.pptxASKEP jantung anak.pptx
ASKEP jantung anak.pptx
 
Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA
Tetralogi of fallot AKPER PEMKAB MUNA
 
KELAINAN KONGENITAL.pdf
KELAINAN KONGENITAL.pdfKELAINAN KONGENITAL.pdf
KELAINAN KONGENITAL.pdf
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptnail40
 
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1ariefbudiman902449
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHIrmaYanti71
 
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibuJurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibuputrahaw07
 
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJARSTATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJARariefbudiman902449
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 

Recently uploaded (10)

PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
 
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
 
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibuJurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
 
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJARSTATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 

PJB Deteksi Dini

  • 1. Penyakit Jantung Bawaan atau PJB adalah kelainan jantung yang terjadi pada bayi sejak dalam kandungan. Janin dalam kandungan memiliki kompensasi yang baik terhadap kelainan ini, sehingga tanpa kontrol kehamilan yang baik seringkali PJB tidak terdiagnosa sebelum bayi dilahirkan. Setiap jenis PJB memiliki penanganan yang berbeda satu sama lain, bergantung pada klasifikasi (sianotik atau non sianotik), kelainan struktur, dan keparahan defek jantung. Dampak kematian dan morbiditas yang menganggu maka perlu memahami lebih jauh mengenai tanda-tanda penyakit ini, sehingga dapat melakukan deteksi dini terhadap penyakit jantung bawaan pada anak-anak. PJB adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang ditemukan sejak bayi dilahirkan. Kelainan ini terjadi pada saat janin berkembang dalam kandungan. PJB yang paling banyak ditemukan adalah kelainan pada septum bilik jantung atau dikenal dengan sebutan ventricular septal defect (VSD) dan diikuti oleh kelainan pada septum serambi jantung atau lebih dikenal dengan nama Atrial Septal Defect (ASD). Masyarakat awam sering melihat kedua kelainan jantung ini dikenal dengan sebutan jantung bocor. Jenis kelainan struktur lainnya dapat berupa patent ductus arteriosus, transposition of great arteries, dan kelaianan katup jantung. Seringkali PJB juga timbul dalam bentuk gabungan beberapa kelainan, seperti yang terjadi pada tetralogi fallot, yang mencakup 4 kelainan pada jantung. Di antara berbagai kelainan bawaan yang ada, PJB merupakan kelainan yang paling sering ditemukan. Prevalensi PJB di Indonesia sekitar 8-10 dari 1.000 kelahiran hidup, dengan sepertiga di antaranya bermanifestasi dalam kondisi kritis pada tahun pertama kehidupan dan 50% dari kegawatan pada bulan pertama kehidupan berakhir dengan kematian. Di Indonesia, dengan populasi 200 juta penduduk dan angka kelahiran hidup 2%, diperkirakan terdapat sekitar 30.000 penderita PJB. Penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa setiap tahun sedikitnya 35.000 bayi menderita kelainan ini dan 90% di antaranya dapat meninggal bila di tahun pertama kehidupan bayi tidak dilakukan perawatan yang adekuat. Menurut Children Heart Foundation, pada setiap tahun sebanyak 1.000.000 bayi di seluruh dunia lahir dengan penyakit jantung bawaan. Sekitar 100.000 diantaranya tidak akan dapat melewati tahun pertama kehidupannya, dan ribuan bayi lainnya akan meninggal sebelum mencapai usia dewasa. Keadaan ini seringkali tidak disadari oleh masyarakat awam, sehingga angka kematian anak-anak yang disebabkan oleh penyakit jantung ini terus meningkat. Penyakit jantung bawaan adalah penyakit jantung yang dibawa sejak lahir, di mana kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung terjadi akibat gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Penyebab PJB sendiri sebagian besar tidak diketahui, namun beberapa kelainan genetik seperti sindroma Down dan infeksi Rubella (campak Jerman) pada trimester pertama kehamilan ibu berhubungan dengan kejadian PJB tertentu.
  • 2. Secara umum terdapat 2 kelompok besar PJB yaitu PJB sianotik dan PJB asianotik. PJB sianotik biasanya memiliki kelainan struktur jantung yang lebih kompleks dan hanya dapat ditangani dengan tindakan bedah. Sementara PJB asianotik umumnya memiliki lesi (kelainan) yang sederhana dan tunggal, namun tetap saja lebih dari 90% di antaranya memerlukan tindakan bedah jantung terbuka untuk pengobatannya. Pada PJB sianotik, bayi baru lahir terlihat biru oleh karena terjadi percampuran darah bersih dan darah kotor melalui kelainan pada struktur jantung. Pada kondisi ini jaringan tubuh bayi tidak mendapatkan cukup oksigen yang sangat berbahaya, sehingga harus ditangani secara cepat. Sebaliknya pada PJB non sianotik tidak ada gejala yang nyata sehingga seringkali tidak disadari dan tidak terdiagnosa baik oleh dokter maupun oleh orang tua. Gejala yang timbul awalnya berupa lelah menyusui atau menyusui sebentar-sebentar dan gejala selanjutnya berupa keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Inilah 5 penyakit jantung bawaan pada anak 1. VSD (Ventracular Septal Defect)/ Sekat Bilik Jantung Berlubang VSD adalah kelainan jantung berupa lubang pada sekat antarbilik jantung yang menyebabkan kebocoran aliran darah pada bilik kiri dan kanan jantung. Kebocoran ini membuat sebagian darah kaya oksigen kembali ke paru-paru sehingga menghalangi darah rendah oksigen memasuki paru- paru. Bila lubangnya kecil, VSD tidak memberikan masalah berarti. Bila besar, bayi dapat mengalami gagal jantung. VSD adalah kelainan jantung bawaan yang paling sering terjadi (30% kasus). Gejala utama dari kelainan ini adalah kesulitan menyusui dan gangguan pertumbuhan, nafas pendek dan mudah lelah. Bayi dengan VSD besar cepat tidur setelah kurang menyusui, bangun sebentar karena lapar, mencoba menyusu lagi tetapi cepat kelelahan, tertidur lagi, dan seterusnya. 2. PDA (Persisten Duktus Arteriosus Persisten) Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan arteria pulmonalis dengan bagian aorta distal dari arteria subklavia, yang akan mengalami perubahan setelah bayi lahir, yaitu : "Normal postnatal patency" : Secara fungsional, duktus arteriosus masih terbuka karena hipoksia atau pada bayi kurang bulan, dan akan menutup sendiri bila keadaan yang mendasari telah membaik. "Delayed, non surgical closure" : Duktus arteriosus akan menutup baik fungsional maupun anatomis, tetapi hal ini terjadi lebih lambat walaupun keadaan-keadaan yang mendasari telah membaik. Penutupan ini terjadi karena secara normal menutup sendiri, atau secara abnormal yaitu karena infeksi atau trombosis pada duktus arteriosus tersebut. "Persistent patency of the ductus" (PDA) : Duktus arteriosus tetap terbuka secara anatomis sampai dewasa. Tindakan pembedahan dilakukan secara elektif (sebelum masuk sekolah). Tindakan pembedahan dilakukan lebih dini bila terjadi : Gangguan pertumbuhan, Infeksi saluran pernafasan bagian bawah berulang, Pembesaran jantung/payah jantung dan Endokarditis bakterial 6 bulan setelah sembuh 3. PS (Pulmonary Stenosis)/ Penyempitan Katup Paru PS adalah penyempitan katup paru yang berfungsi mengatur aliran darah rendah oksigen dari bilik kanan jantung ke paru-paru. Dengan penyempitan ini, bilik kanan harus bekerja keras
  • 3. memompa darah sehingga makin lama makin membesar (hipertrofi). PS terjadi pada 10% kasus. Banyak penderita yang baru terdiagnosis setelah dewasa. Bila demikian, dampaknya mungkin sudah sangat merusak berupa penyakit paru, risiko stroke tinggi dan usia harapan hidup yang rendah. 4. ASD (Atrial Septal Defect) / Sekat Serambi Jantung Berlubang Atrial Septal Defect (ASD) adalah terdapatnya lubang di antara dua serambi jantung atau terdapat hubungan antara atrium kanan dengan atrium kiri yang tidak ditutup oleh katup. ASD adalah adanya lubang atau defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. Lubang ini menimbulkan masalah yang sama dengan VSD, yaitu mengalirkan darah kaya oksigen kembali ke paru-paru. ASD terjadi pada 5-7% kasus dan lebih banyak terjadi pada bayi perempuan dibandingkan bayi laki-laki. 5. TF (Tetralogi Fallot) TOF adalah komplikasi kelainan jantung bawaan yang khas, dan melibatkan empat kondisi: Sekat bilik jantung berlubang (VSD), penyempitan katup paru (PS), bilik kanan jantung membesar (hipertrofi) dan akar aorta tepat berada di atas lubang VSD. Pada penyakit ini yang memegang peranan penting adalah defek septum ventrikel dan stenosis pulmonalis, dengan syarat defek pada ventrikel paling sedikit sama besar dengan lubang aorta. Lubang VSD biasanya besar dan darah mengalir dari bilik kanan melalui lubang ini menuju bilik kiri. Hal ini terjadi karena adanya hambatan pada katup paru. Setelah masuk ke bilik kiri, darah yang rendah oksigen itu dipompa ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh. Itulah sebabnya bayi penderita TOF memiliki kulit yang membiru karena kekurangan oksigen. Gejala PJB seringkali ditemukan pada masa kanak-kanak. Akan tetapi, tidak semua kelainan jantung bawaan langsung menimbulkan gejala saat lahir. Beberapa kelainan jantung bawaan sulit untuk dideteksi pada masa kanak-kanak, sehingga kelainan tersebut baru dapat ditemukan saat remaja dan dewasa. Pada umumnya kelainan jantung bawaan yang berat dapat menimbulkan gejala dalam bererapa bulan pertama setelah lahir, sehingga seringkali dapat terdeteksi pada masa kanak-kanak. Akan tetapi kelainan jantung bawaan yang ringan seringkali tidak menimbulkan keluhan, sehingga seringkali pula tidak terdeteksi. Umumnya kelainan jantung bawaan ringan akan terdeteksi saat anak tersebut datang berobat ke dokter. Penyakit jantung bawaan dapat dibagi menjadi dua. Penyakit jantung bawaan biru dan penyakit jantung bawaan tanpa biru. Penyakit jantung bawaan biru lebih cepat menimbulkan gejala dan paling mudah dikenali. Gejala yang paling sering ditemukan adalah bayi menjadi biru saat menangis (bibir, kuku, dan lidah menjadi biru). Wajah bayi tampak pucat dan biru, ujung kaki dan tangan juga kuku terlihat kebiruan akibat kurangnya aliran darah. Biru dan sesak ini akan tampak lebih jelas bila bayi menangis atau mengedan saat buang air besar, secara umum fisik tampak lemas, lelah dan malas menyusu,bayi sering demam batuk pilek. Pada saat menghisap ASI, bayi sering berhenti dan nafas tersengal-sengal wajah kebiruan.
  • 4. Gejala-gejala lainnya antara lain, sulit bernapas, nafsu makan rendah, bayi sering tersedak atau terbatuk saat menyusu, berkeringat berlebih saat makan atau minum susu, pertumbuhan dan perkembangan terhambat, berat badan sulit meningkat atau cenderung menurun, terlambat berjalan, aktivitas anak berkurang, anak terlihat lemah, dan anak sering mengalami demam yang tidak diketahui penyebabnya. Diagnosis Penyakit jantung pada janin di dalam kandungan kebanyakan tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Oleh karena itu PJB seringkali tidak terdiagnosa sampai bayi dilahirkan. Penyakit kelainan jantung bawaan bisa di diagnosis sejak masa kehamilan yakni memasuki usia kehamilan 16 hingga 20 minggu dengan pemeriksaan USG kandungan. Semakin dini diagnose dapat di ketahui maka harapan untuk proses penyembuhan akan semakin besar. Pada PJB sianotik, diagnosa dapat langsung dilakukan (bayi terlihat biru dan sesak) dan membutuhkan penanganan yang cepat. Pada PJB non sianotik, pemeriksaan fisik pada bayi barus lahir memegang peranan yang terpenting. Apabila pada pemeriksaan fisik oleh dokter terdapat kecurigaan kelainan jantung, maka beberapa pemeriksaan tambahan harus dilakukan, antara lain ekokardiografi, elektrokardiografi (EKG), roentgen (X-Ray) dada, oksimetri, sampai kateterisasi atau angiografi. Namun dengan kemajuan teknik ekokardiografi, prosedur angiografi yang invasif cenderung berkurang. Penyebab Penyebab kelainan jantung bawaan sebagian besar (90%) tidak diketahui. Faktor lingkungan seperti: ibu merokok, minum obat di luar resep dokter, infeksi waktu hamil dikatakan memegang peranan 3%. Sisanya 7% karena turunan. Karena penyebabnya sebagian besar belum diketahui dan faktor turunan hanya 7%, kemungkinan untuk melahirkan anak dengan kelainan jantung bawaan relatif kecil. Kebanyakan ahli menduga timbulnya PJB pada bayi-bayi baru lahir disebabkan oleh gabungan beberapa faktor, diantaranya adalah infeksi virus TORCH pada saat kehamilan, penyakit gula pada saat kehamilan, kebiasaan merokok, konsumsi obat tertentu seperti asam retinoat untuk pengobatan jerawat, alkohol, dan faktor genetik atau keturunan. Infeksi TORCH (toksoplasma, rubela, cytomegalovirus/CMV dan herpes simplex) adalah sekelompok infeksi yang dapat ditularkan dari wanita hamil kepada bayinya. Ibu hamil yang terinfeksi TORCH berisiko tinggi menularkan kepada janinnya yang bisa menyebabkan cacat bawaan atau PJB. Dugaan terhadap infeksi TORCH baru bisa dibuktikan dengan melakukan pemeriksaan darah atau skrining. Jika hasilnya positif, atau terdapat infeksi aktif, selanjutjnya disarankan pemeriksaan diagnostik berupa pengambilan sedikit cairan ketuban untuk diperiksa di laboratorium Faktor keturunan dapat dilihat apabila saudara kandung atau orang tua dari bayi yang menderita
  • 5. PJB juga memiliki kelainan yang sama. Riset menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki kelainan jantung lebih berisiko memiliki anak yang berkelainan jantung pula. Kelainan juga dapat disebabkan gangguan perkembangan jantung pada janin karena infeksi seperti rubella dan toksoplasma, obat-obatan, alkohol dan zat-zat beracun yang dikonsumsi ibunya. Kelainan gen seperti sindrom Down dan Turner juga berkorelasi dengan kelainan jantung bawaan. Pencegahan - Pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan saat kehamilan yang rutin sangat diperlukan. Dengan kontrol kehamilan yang teratur, maka PJB dapat dihindari atau dikenali secara dini. - Kenali faktor risiko pada ibu hamil yaitu penyakit gula maka kadar gula darah harus dikontrol dalam batas normal selama masa kehamilan, usia ibu di atas 40 tahun, ada riwayat penyakit dalam keluarga seperti diabetes, kelainan genetik down sindrom , penyakit jantung dalam keluarga. Perlu waspada ibu hamil dengan faktor resiko meskipun kecil kemungkinannya. - Pemeriksaan antenatal juga dapat mendeteksi adanya PJB pada janin dengan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini sangat tergantung dengan saat dilakukannya USG, beratnya kelainan jantung dan juga kemampuan dokter yang melakukan ultrasonografi. Umumnya, PJB dapat terdeteksi pada saat USG dilakukan pada paruh kedua kehamilan atau pada kehamilan lebih dari 20 minggu. Apabila terdapat kecurigaan adanya kelainan jantung pada janin, maka penting untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan fetal ekokardiografi. Dengan pemeriksaan ini, gambaran jantung dapat dilihat dengan lebih teliti. - Pencegahan dapat dilakukan pula dengan menghindarkan ibu dari risiko terkena infeksi virus TORCH (Toksoplasma, Rubela, Sitomegalovirus dan Herpes). Skrining sebelum merencanakan kehamilan. Skrining ini yang juga dikenal dengan skrining TORCH adalah hal yang rutin dilakukan pada ibu-ibu hamil di negara maju, namun di Indonesia skrining ini jarang dilakukan oleh karena pertimbangan finansial. Lakukan imunisasi MMR untuk mencegah penyakit morbili (campak) dan rubella selama hamil. - Konsumsi obat-obatan tertentu saat kehamilan juga harus dihindari karena beberapa obat diketahui dapat membahayakan janin yang dikandungnya. Penggunaan obat dan antibiotika bisa mengakibatkan efek samping yang potensial bagi ibu maupun janinnya. Penggunaan obat dan antibiotika saat hamil seharusnya digunakan jika terdapat indikasi yang jelas. Prinsip utama pengobatan wanita hamil dengan penyakit adalah dengan memikirkan pengobatan apakah yang tepat jika wanita tersebut tidak dalam keadaan hamil. Biasanya terdapat berbagai macam pilihan, dan untuk alasan inilah prinsip yang kedua adalah mengevaluasi keamanan obat bagi ibu dan janinnya - Hindari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen berulang pada masa kehamilan - Hindari paparan asap rokok baik aktif maupuin pasif dari suami atau anggota keluarga di sekitarnya.
  • 6. - Hindari polusi asap kendaraan dengan menggunakan masker pelindung agar tidak terhisap zat - zat racun dari karbon dioksida.