1. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang ditandai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknlogi selalu membawa dampak bagi kehidupan
manusia, baik dampak positif seperti perbaikan kualitas hidup
manusia maupun dampak negatif, seperti krisis moral, turunya nilai
nilai kemanusiaan. Pengembangan serta alih pengetahuan dan nilai
nilai yang berlaku dalam kehidupan manusia terjadi melalui
pendidikan. Selain itu melalui pendidikan pula dampak negatif
perkembangan zaman dapat dicegah dan diatasi. Profesi yang paling
berperan dalam dunia pendidikan adalah guru, dengan kata lain guru
mempunyai posisi vital dalam perkembangan kehidupan manusia
yang dinamis ini. Oleh karena itu seiringi dengna perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kualifikasi pendidikan guru harus selalu di
tingkatkan guna menghasilkan generasi yang lebih baik di hari esok.
Peningkatan kualitas pendidikan guru di tingkat sekolah dasar
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan profesional mengajar
guru. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat profesi mengajar
2. 2
merupakan pekerjaan yang tidak mudah dilakukan. Mengajar
bukanlah sekedar kegiatan rutin dan mekanis. Dalam mengajar
terkadang kemampuan menganalisis kebutuhan siswa, mengambil
keputusan apa yang harus dilakukan, merancang pembelajaran yang
efektif dan efisien, mengaktifkan siswa melalui motifasi ekstrinsik
dan intrinsik, mengefaluasi hasil belajar, serta merefisi pembelajaran
berikutnya agar lebih efektif dan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Dengan demikian mengajar merupakan kegiatan manajerial
yang harus dapat dilakukan secara profesional. Bahkan mengajar
bukan sekedar kegiatan manajerial yang berdampak untung dan rugi
saja seperti kegiatan dalam dunia bisnis. Mengajar menentukan masa
depan peserta belajar sebab apa yang mereka terima dalam
pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
mereka dalam kehidupan selanjutnya. Dengan kata lain apa yang
dilakukan guru dalam pembelajaran berdampak dalam jangka waktu
yang panjang. Oleh karena itu guru harus dapat mempertanggung
jawabkan keputusannya secara moral, ilmiah, da profesional dalam
meberikan pembelajaran. Begitu bertanya tugas seseorang guru
menyebabkan banyak pihak yang peduli terhadap pembinaan profesi
keguruan melalui peningkatan kemampuan mengajarnnya.
3. 3
Meningkatkan peran guru sangat sitragetis dalam menyiapkan
generasi unggulan pada masa mendatang maka guru dituntuk untuk
kreatif dan mau belajar terus menerus atau menjadi pembelajaran
seumur hidup, untuk meningkatkan mutu kemampuan mengajarnya.
Atas dasar itu pula maka program pendidikan guru sekolah dasar
PKIP-UT memandang penting disediakannya mata kuliah pemantapan
kemampuan mengajar (PKM). Melalui mata kuliah PKM mahasiswa
di latih dan di bekali dengan kebiasaan dan kemampuan
menyelenggarakan program pembelajaran mulai dari mempersiapkan,
merancang, melaksanakan, mengevaluasi dan memperbaiki
pembelajaran di sekolah berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan bidang
studi dan kependidikan keguruan yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
Sebagai mata kuliah akhir program, mahasiswa peserta mata
kuliah ini adalah mereka yang telah menempuh sejumlah mata kuliah
bidang studi dan kependidikan keguruan yang dipersyaratkan.
Berbekal pengetahuan dan pengalaman yang telah diperolehnya
tersebut, mahasiswa diharapkan dapat melakukan unjuk kerja
pembelajaran pada jenjang pendidikan persekolahan yang sesuai
dengan tugasnya.
4. 4
Namun apa yang erjadi pada pembelajaran bahasa Indonesia yang
sekarang terus bergulir bagai roda itu masih saja model lama.
Keterampilan berbasha baik lisan maupun tulisan diabaikan saja tanpa
dipacu kearah pengunaan dalam situasi yang sebenarnya. Dalam
proses mengajar guru masih saja memulainya dengan penguasaan
kebahasaan. Pada hal sudah jelas bahwa pada kurikulum berbasis
kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang sekarang
sedang digulirkan bahwa pemeblajaran kebahasaan merupakan
pemaknaan dari berkomunikasi. Pembelajarannya dimulai dari
berkomunikasi, yaitu kalimat atau wacana. Apabila model
pembelajaran kembali kepada kebahasaan yang mengabaikan
komunikasi maka yang terjadi siswa tahu akan kaidah bahas, tetai
belum tentu terampil menggunaka bahasa Indonesia sesuai dengan
stsndar kompetensi. Hal inipun diungkapkan oleh J.S. Badudu
(1993:131) bahwa kesalahan pengajaran bahasa Indonesia yang terjadi
yaitu guru terlalu banyak menyiapkan materi, tetapi kurang sekali
menyuruh siswa aktif dalam melakukan keterampilan menyimak,
membaca, berbicara dan menulis yang akhirnya pengajaran bahasa
Indonesia kurang berhasil.
5. 5
Selain itu, guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia kurang
bervariasi dalam melakukan interaksi belajar mengajar. Dari hari
kehari begitu saja. Para siswa disusruh membuka buku paket atau
LKS kemudian siswa mengajarkan atau mencatat teori-teori
kebahasaan atau sastra. Para siswapu merasa jenuh karena mereka
tidak terlibat secara aktif. Guru aktif sendiri, sedangkan siswanya
duduk, catat, kerjakan latihan. Bahkan latiahn yang dikerjakan siswa
tidak dikoreksi. Proses pembelajaran seperti ini tentunya tidak akan
meningkatkan prestasi belajar siswa. Apalagi guru tersebut tidak
menggunakan model pembelajaran dan tidak adanya interaktif.
Suasananya diam menegangkan, mencekam[, tidak menarik pasti akan
cepat membosankan para siswa. Apakah hal seperti ini masih sesuai
atau dipertahankan ? sampai kapan ?
Dalam pengadaan guru bahasa Indonesia, bahasa Indonesaipun
beredar anggapan bahwa siapa saja dapt berbahassa Indonesia pasti
mampu mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia. Padahal untuk
mengajarkan kompetensi yang terdapat didalam kurikulum, guru tidak
hanya siap menyusun rancangan pembelajaran saja, melaikan harus
selalu siap memperbaiaki rancangan pengajarannya manakal dia
berdiri di depan kelas untuk menyampaikan isis pemebelajarannya.
6. 6
Guru yang senantiasa siap menyesuaikan diri dengan keadaan dan
kebutuhan siswa di kelas, ia akan tampil sebagai seorang yang
membuat pelajaran bahasa Indonesia menjadi pelajaran yang menarik
bagi siswa. Siswa akan merasa tertarik dengan mata pelajaran bahasa
Indonesia karena bahan ajar dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Pekerjaan seperti ini sungguh memberikan
tantangan besar kepada guru. Dengan demikian, tidak asal orang yang
dapat berbica bahasa Indonesia mampu mengajarkan bahasa Indonesia
seperti terjadi di beberapa sekolah.
Pemebelajaran aliran ini dianggap sangat penting dalam mencapai
tujuan pendidikan karna dalam pembelajaranlah terjadi interaktif antar
berbagai aspek pendidikan separti kurikulum, guru, fasilitas / media /
sumber belajar dengan peserta didik. Kualitas yang menarik akan
mewarnai kualitas pencapaian tujuan pembelajaran atau pencapaian
prestasi belajar siswa. (I.G.K. Wardani, dkk, 2005:6.42).
Muhibin Syah (19989:247) menyatakan bahwa situasi proses
belajar mengajar dan tingkat pencapaian hasil belajar pada umumnya
tergantung pada faktor-faktor yang meliputi karakter siswa, karakter
gur, interaksi dan metode, kateristik kelompok, fasilitas fisik, mata
pelajaran dan lingkungan alam sekitar.
7. 7
Dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dinyatak
bahwa dalam kegaitan pembelajaran dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui
interaksi antar peserta didik. Peserta didik dan guru, lingkunngan dan
sumber belajar lainya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar
tujuan yang ingin dicapai. Pengalaman pembelajaran dapat terwujud
melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang berfariasi dan
berpusat kepada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai pesrta didik. (BSNP 2006:16).
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakan masalah tersebut di atas dapat
diidentifikasikan sejumlah permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada korelasi antara persepsi siswa terhadap kompetensi
guru dalam menyampaikan pembelajaran dengan prestasi
belajar siswa ?
2. Faktor-faktor apasajakah dari persepsi siswa tentang
kompetensi guru dalam menyampaikan pembelajaran di depan
kelas akan berppengaruh terhadap prestasi belajar siswa ?
3. Apakah ada korelasi antara pendekatan berfariasi menurut
persepsi siswa dengan prestasi belajar siswa ?
8. 8
4. Apakah kompetensi guru dalam melakukan kegiatan
pembelajaran akan berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa?
5. Apakah kompetensi guru bahasa Indonesia SDN 1 dan SDN 25
Katobu Kabupaten Muna dal;am kaitanya dengan
menyampaikan pembelajaran akan meningkatkan prestasi
1belajar siswa ?
6. Faktor-faktor apasajakah yang memungkinkan prestasi belajar
bahasa Indonesia di SDN 1 dan 25 Katobu meningkat ?
7. Apakah hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kegiatan guru
melakukan pembelajaran ?
8. Apakah guru-guru sudah memiliki kompetensi dalam
pembelajaran bahasa Indonesia ?
9. Apakah keterampilan guru dalam menyampaikan pembelajaran
akan berpengaruh terhadap prestasi belajar ?
10.Sejauh manakah kompetensi guru dalam melakukan kegiatan
belajar yang komunikatif dan interaktiif dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa ?
11.Apakah kemampuan guru dalam menggunakan media
pengajaran akan meningkatakan prestasi bekajar siswa ?
9. 9
12.Bagaimanakah kriteria pemilihan media pembelajaran yang
cocok dapat meningkatakan prestasi belajar siswa ?
13.Media apa yang sesuai digunakan dalam menyampaikan bahan
pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa meningkat ?
14.Apakah ada korelasi antara kompetensi guru dalam
menggunakan media OHP dalam pembelajaran denagn prestasi
belajar siswa ?
15.Apakah guru sudah memiliki kompetensi dalam pemilihan
media pengajaran sehingga kemampuan belajar siswa
meningkat ?
16.Apakah media pembelajaran merupakan syarat mutlak untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa ?
17. Media apakah yang paling tepat digunakan dalam
pembelajaram bahasa Indonesia ?
18.Apakah guru-guru bahasa Indonesia sudah memanfaatkan
media OHP sebagai sumber pembelajarannya ?
19.Apakah ada korelasi antara kompetensi guru dalam
menyampaikan pembelajaran dan menggunakan media OHP
secara bersama-sama dapat meningkatakan prestasi belajar
bahasa Indonesai ?
10. 10
C. Pembatasan Masaalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan maka untuk dapat
melakukan proses pembelajaran dengan baik perlu adanya
pembatasan masalah. Pembatasan masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
Variabel terikat prestasi belajar dibatasi kepada dimensi: hasil
yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan
keterampilan yang dcapai, indikator prestasi belajar, faktor-faktor
peningkatan prestasi pembelajar, dan strategi penigkatan prestasi
belajar.
Variabel bebas kompetensi guru dibatasi tentang masalah
kemampuan penguasaan bahan ajar, mengelola kelas, mengelola
preogram belajar mengajar, memberikan rangsangan/motivasi belajar
kepada siswa, menilai, mengevaluasi prestasi belajar siswa,
menciptakan pembelajaran yang bervariasi, menganalisis kegiatan
pembelajaran.
Maka jelaslah bahwa prestasi belajar siswa tergantung kepada
kompetensi guru dalam menyampaikan pembelajaran. Dan dengan
pemanfaatan media pembelajaran, maka saya menarik kesimpulan
bahwa berdasarkan pengalaman saya dalam melakukan proses
11. 11
pembelajaran di SDN 25 Katobu ternyata media pembelajaran sangat
penting dalam proses pembelajaran.
D. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah, identifikasi
masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada korelasi antara kompetensi guru dalam
menyamapaikan pembelajaran dengan prestasi masalah ?
2. Apakah ada korelasi antara kompetensi guru dalam
menggunakan media dalam pembelajaran dengan prestasi
belajar bahasa Indonesia ?
3. Apakah ada korelasi antara kompetensi guru dalam
menyampaikan pembelajaran dan menggunakan media
pembelajaran terhadap bahasa Indonesia ?
E. Tujuan
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, mata kuliah PKM
bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.
12. 12
Dengan kata lain, setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa
diharapkan memiliki kemampuan dalam:
1. Mempersiapkan pembelajaran, termasuk mengenali
karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik.
2. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan prinsip-
prinsip pembelajaran dan keilmuan bidang studi dengan tepat.
3. Melaksanakan pembelajran secara efektif dengan mengacu
pada rencana pembelajaran yang telah dibuat.
4. Mengidentifikasi kelebihan dan kelemahannya dalam
mengajar, melalui refleksi.
5. Memperbaiki tindak pembelajaran berikutnya dengan
memperhatiakan hasil evaluasi pembelajaran yang telah
dilakukan sebelumnya.
6. Mempertanggungjawabkan keputusan dan tindak pembelajaran
yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan dan
moral yang diacunya.
Agar tujuan tersebut dapat dikuasai, anda diharapkan dapat
mengikuti seluruh proses pembelajaran mata kuliah PKM ini dengan
sungguh sehingga dapat memberikan manfaat bagi anda dalam hal
berikut:
13. 13
1.Memiliki pengalaman belajar dalam menerapkan berbagai
pengetahuan dan pengalaman yang telah diperolehnya melalui
tindak mengaajar yang dipraktekannya. Manfaat tersebut akan
menjadikan kegiatan pembelajaransebagai sesuatu yang
dinamis, menarik dan menantang bukan hanya untuk
mahasiswa sebagai guru, tetapi juga untuk peserta didik.
2.Mempunyai kemampuan untuk menilai kekuatan dan kelemahan
diri sendiri dalam merancang dan melakukan pembelajaran
serta melakkan berbagai upaya untuk memperbaiki
kekuarangannya.
3.Terbiasa mengambil keputusan dan melakukan perbaikan
pembelajaran berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya oleh mahasiswa.
F. Manfaat PKM
Perkembangan zaman yang ditandai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi selalu membawa dampak bagi kehidupan
manusia, baik dampak positif, seperti perbaiakan kualitas hidup
manusia maupun dampak negatif, seperti krisis moral, turunya nila-
nilai kemanusiaan. Pengembangan serta ahli pengetahuan dan nilai-
nilai yang berlaku dalam kehidupan manusia trjadi melalui pendidikan.
14. 14
Selain itu, melalui pendidikan pu;la dampak negatif perkembangan
zaman dapat dicegah dan diatasi. Provesi yang paling berperan dalam
dunia pendidikan adalah guru, dengan kata lain mempunyai posisis
fital dalam perkembanan kehidupanm manusia yang dinamis ini. Oleh
karena itu, seiring dengan perkembangan dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi, kualifkasi pendidikan guru harus selalu ditingkatkan
guna menghasilkan generasi yang lebih baik dihari esok.
Peningkatan kualitas pendidikan guru ditingakat sekolah dasar
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan profesiaonal mengajar
guru. Hal ini sngat penting dilakukan mengingat profesi mengajar
merupakan pekerjaan yang tidak mudah dilakukan. Mengajar bukanlah
sekedar kegiatan rutin dan mekanis. Dalam mengajar terkandung
Kemampuan menganalisis kebutuhan siswa, dan mengambil keputusan
apa yang harus dilakukan, merancang pembelajaran yang efektif dan
efisien mengaktifkan siswa melalui motivasi ekstrinsik dan intrinsik,
mengevaluasi hasil belajar, serta merefisi pembelajaran berikutnya
agar lebih efektif dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dengan demikian mengajar merupakan kegiatan menejerial yang harus
dapat dilakukan secara profesional. Bahkan mengajar bukan sekedar
kegiatan menejerial yang berdapak untung dan rugi saperti kegiatan
dalam bisnis. Mengajar menentukan peserta belajar sebab apa yang
15. 15
mereka terima dalam pembelajaran mempengaruhi perkembangan dan
prilaku mereka dalam kehidupan selanjutnya. Dengan kata lain apa
yang dilakukan guru dalam pembelajaran berdampak dalam jangka
waktu yang panjang. Oleh karena itu guru harus dapat
mempertanggungjawabkan secara moral, ilmiah dan profesiaonal
dalam memberikan pembelajaran. Begitu beratnya tugas seorang guru
menyebabkan banyak pihak yang peduli terhadap pembinaan profesi
keguruan melalui peningkatan kemampuan pengajarannya.
Meningkatkan peran guru sangat strategis dalam menyiapakan
generasi unggulan pada masa mendatang maka guru dituntuk kreatif
dan mau belajar terus menerus atau menjadi pembelajar seumur hidup
untuk meningkatkan mutu mengejarnya. Atas dasar itu pula maka
program pendidikan guru sekolah dasar FKIP-UT memandang penting
disediakannya mata kuliah pemantapan kemampuan mengajar (PKM).
Melaluai mata kuliah PKM, mahasiswa dilatih dan dibekali dengan
kebiasaan dan kemampuan penyelenggaraan program pembelajaran
mulai dari mempersiapkan, merancang, melaksanakan, mengevaluasi
dan memperbaiki pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan
bidang studi dan kependidikan keguruan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
16. 16
Sebagai mata kuliah akhir program, mahasiswa peserta mata
kuliah ini adalah mereka yang telah menempuh sejumlah mata kuliah
bidang studi dan kependidikan keguaruan yang dipersyaratkan.
Berbeklal pengetahuan dan pengalaman yang telah diperolehnya
tersebut, masiswa diharapkan dapat melakukan unjuk kerja
pembelajaran pada jenjang persekolahan ,yang sesuai dengan tugasnya
G. Gambaran Umum Isi Laporan PKM
Laporan ini memuat hal-hal yang terjadi selama proses
pembelajaran dikelas ujian praktek PKM yang dilaksanakan pada
tanggal 22 Mei 2013 mata pelajaran Tematik (Non Eksata). Kelas 2.
Sampai tanggal 23 Mei 2013 mata pelajaran tematik (non eksak) yaitu
terdapat berbagai kelemahan dan kelebihan saya dalam melakuakn
prosses pembelajaran.
Hal tersebut disebabkan oleh karna saya sebagai guru praktek
yang menyebabkan kelemahan-kelemahan tersebut karna say belum
memanfaatkan waktu dengan seefisien mungkin, belum memberikan
kesempatan kepada siswa metode yang saya gunakan belum sesuai
dengan kebutuhan siswa termasuk media belajar yang ssaya gunakan
belum memberi motivasi kepada siswa.
17. 17
Saya menyadari bahwa dalam melakukan proses pembelajaran
tidak semudah dengan apa yang dibayangkan, harus melalui proses
yang cukup panjang. Sehingga hal-hal tersebut di atas yang menjadi
kekurangan saya sehingga tidak terjadi proses interaksi antara siswa
dengan guru.
Dalam melakukan proses pembelajaran yang paling utama adalah
guru perlu memahami kebutuhan siswa, individual siswa dan
penggunaan media pembelajaran hingga proses bernuansa kongkrit.
Pada saat saya melakukan proses pada tanggal 22 dan 23 Mei
2013 ada beberapa hal yang menjadi kelebihan say dalam
melaksanakan proses yaitu penggunaan waktu sudah maksimal dalam
hal urutan kegiatan yang saya proses. Sudah dapat memberikan
motivasi kepada siswa untuk menciptakan suasana kelas yang
menyenagkan.
Pada saat pelaksanaan proses tanggal 22 dan 23 Mei 2013 ada
hal-hal unik yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Hal-hal unik
tersebut dimunculkan oleh siswa pada saat proses mengajar dan saya
sebagai guru merupakan motivator untuk menngkatkan proses
pembelajaran kedepannya.
18. 18
BAB II
PEMBAHASAN
Temuan-temuan dalam Pembelajaran
Pada pelaksanaan proses tanggal 22 dan 23 mei 2013 pada
pembelajaran bahasa Indonesia, kelemahan saya yaitu belum
memanfaaty waktu seefisien mungkin belum memberikan kesempatan
bertanya pada siswa, metode yang saya gunakan belum menentu
terhadap kebutuhan siswa.
Setelah saya menyadari bahwa dalam proses guru perlu
memperhatikan hal-hal tersebut di atas sehingga apa yang diproses
pada saat itu akantuntas segalanya. Setelah saya memabaca buku
ternyata dalam melakukan proses antara membaca dan menulis bahwa
menulis dan membaca adalah kegiatan berbahasa tulis yang
disampaikan dan diberikan oleh pembaca dijembatani melalui lambang
bahasa yang dituliskan (Yunus 2002). Proses menulis dan membaca
memiliki sejumlahpersamaan dan perbedan (Roekhan 1996).
Persamaan kedua proses tersebut adalah proses membaca dan menulis
sama-sama menggunakan bahasa tulis dan medai komunikasi.
Sedangkan proses membaca dan menulis sama-sama menggunakan
pola struktur pengetahuan. Menulis dan membaca mempunyai
19. 19
hubungan yang sangat erat seperti apa yang dikemukan oleh ..... dan
Yunus 2002 bahwa menulis dan membaca adalah kegiatan berbahsa
tulis. Pesan yang disampaikan oleh penulis dan diterima oleh pembaca
dijembatani melalui lambang bahasa yang dituliskan. Berrdasarkan
pendapat tersebu di atass dapat dijadikan alasan kuat bahwa
pengajaran membaca dapat mengembangkan pengajaran menulis
begitu pula sebaliknya. Disamping itu secara langsung membaca dan
menulis membutuhkan pengetahuan tenteng kata bentuk, kata kalimat,
paragraf dan tanda baca maka maka terdapatlah kesejajaran antara
membaca dan menulis.
Pada umumnya penulis yang baik adalah pembaca pula yang
baik demikian pula sebaliknya. Proses menulis dekat dengan
menggambar dalam hal keduanya mewakili simbol tertentu. Namun
demikian menulis berbeda dengan menggambar yang dalam hal ini
yang diketahui anak berumur sekitar 3 tahun (Gibson dan Levin dalam
Owen 1992).
Sejalan dengan ,pandangan tersebut Meuro mengatakan belajar
dan menulis tidak bisa terlepas antara keduanya. Sementara itu Papan
1994 berpendapat bahwa membaca dan menulis merupakan proses
memahami sehingga pembaca dan penulis memperoleh makna dari
teks skemata yang didasarkan pada skemata yang dimilikinya. Saat
20. 20
pembaca merespon dan menginterperstasikan teks, teks baru akan
dihasilakn sebagai hasil dari proses transaksi pembaca dan teksk
tulisan, teks yang dihasilkan dapat dibuat dalam bentuk karangan
melalui karangan menulis.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat kaitan erat
antara kegiatan membaca dan menulis sebagai keterampilan berbasa.
Disamping terdapat persamaa juga tedapat perbedaan antar kegiatan
membaca dan menulis . Kegiatan membaca meruapakan keterampilan
reseptif sedangkan kegiatan menulis sebagai keterampilan produktif
dan kreatif misalnya menulis deskriipsi. Pada menulis deskripsi
diuraikan tentang menulis deskripsi, macam-macam deskripsi,
tekhnik-tekhnik deskripsi, pendekatan penulis deskripsi dan langkah-
langkah menulis deskripsi.
Menulis deskripsi pada biasanya yang dilakukan pada sekolah
dasar adalah menulis deskripsi,misalnya mengemukakan bahwa
deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata
suatu benda, tempat, suasana, atau keadaan. Seorang penulis
mengharapkan pembacanya melalui tulisannya dapat melihat apa yang
dilihatnya, dapat mendengar apa yang didengarnya.
21. 21
BAB III
KASIMPULAN
Berdasrkan rumusan masalah dan hasil pembahasan mengenai
pembelajaran PKM di SDN 25 Katobu, Kecamatan Duruka,
Kabupaten Muna saya dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. Kelemahan yanmg saya temukan pada saat proses
pembelajaran yang dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2013,
maka pelajaran tematik (non eksata) dikelas 2. Sampai tanggal
23 Mei 2013 mata pelajaran tematik (non eksata) yaitu saya
belum memanfaatkan waktu seefisien mungkin, belum
memberikan kesempatan kepada siswa, media belajar yang
saya gunakan belum memberikan motivasi kepda siswa dan
juga siswa belum mengerti dengan apa yang saya ajarkan.
2. Kelebihan yang saya temukan pada saat proses pembelajaran
yang dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2013, maka pelajaran
tematik (non eksata) dikelas 2. Sampai tanggal 23 Mei 2013
mata pelajaran tematik (non eksata) yaitu penggunaan waktu
yang sudah maksimal dalam urutan kegiatan yang saya proses
sudah dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
22. 22
3. Perbaikan yang akan saya lakukan kedepannya yaitu saya perlu
memahami terlebih dahulu kebutuhan siswa, perbedaan
individual siswa dan penggunaan media pembelajaran yang
dibutuhkan oleh siswa sehingga proses kedepannya benuansa
kongkret.
23. 23
BAB IV
KEATENTIKAN / KEASLIAN
Laporan ini saya buat sendiri berdasarkan pengalaman-
pengalaman yang saya dapatkan pada waktu proses pembelajaran di
SDN 25 Katobu yang dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2013 sampai
tanggal 23 Mei 2013 dan tanpa ada campur tangan dari pihak luar
maupun dari teman-teman mahasiswa.
24. 24
DAFTAR PUSTAKA
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 40 ayat 2 butir a bahwa pendidik dan tenaga
kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. (Depdiknas
2006:28). media belajar (Degeng 2005:159-160). Proses menulis
dan membaca memiliki sejumlahpersamaan dan perbedan (Roekhan
1996).