Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus intra ke ekstra uterus dari sistem
1. BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologis sehingga
dapat beradaptasi dari kehidupan intrauteri yang bersifat parasitik ke ekstrauteri
yang bersifat mandiri. Setelah tali pusat dipotong tidak ada lagi aliran darah yang
mengandung oksigen dan nutrien dari ibu ke bayinya. Pada janin yang normal
dapat melalui masa transisi ini dengan baik dan tidak menimbulkan masalah.
Selama proses persalinan dan segera setelah lahir bayi menerima berbagai
rangsang seperti termal, mekanik, kimiawi.dengan kehidupan di luar uterus. Dan
perubahan utama mempengaruhi fungsi pernafasan, kardiovaskular dan traktus
digestivus.
Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan
usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam
rahim . Pada saat ini terjadi pematangan hampir pada semua sistem.
Dalam 1 bulan setelah fertilisasi ovum, karakteristik umum dari semua organorgan yang berbeda dari fetus telah mulai berkembang dan selama 2 sampai bulan
berikutnya sebagian besar bagian-baguan dai organ yang berbeda telah selesai
dibentuk lebih dari 4 bulan, organ-organ pada fetus khususnya sama
dengan yang terdapat pada neonatus. Akan tetapi, perkembangan selular dari
sebagian organ biasanya jauh dari sempurna, dan masih membutuhkan waktu 5
bulan kehamilan untuk menyempurnakan perkembangan tersebut. Bahkan pada
saat lahir, struktur – struktur tertentu, terutama sistem saraf, ginjal, dan hati, masih
kurang berkembang dengan baik
Pematangan janin dan kelangsungan hidup neonatus diatur oleh berbagai
jenis hormon. Tujuan dari pengaturan hormon ini adalah agar seorang bayi dapat
bertahan hidup baik di dalam rahim maupun di luar rahim. Salah satu hormon
yang berperan adalah hormon-hormon yang dihasilkan dari kelenjar endokrin.
1
2. Kelenjar –kelenjar endokrin pada intra uterin belum bisa berfungsi secara
maksimal karena pembentukan belum sempurna dan masih mendapatkan bantuan
dari plasenta dan kelenjar endokrin ibunya.
Janin dalam kandungan telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, yang
dipantau dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamnii tidak sampai masuk ke
dalam alveoli paru-paru. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi
oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen
meningkat hingga melebihi 50% maka terjadi apnoe, tidak tergantung pada
konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun, maka pusat
pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida. Pusat itu
menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen mencapai
25%. Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter (pengaliran darah
antara uterus dan plasenta).
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra
uterus dan ekstra uterus?
2. Bagaimana perkembangan sistem sirkulasi pada neonatus dari intra uterus
dan ekstra uterus?
3. Bagaimana perkembangan sistem traktus digestivus pada neonatus dari
intra uterus dan ekstra uterus?
C.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra
uterus dan ekstra uterus
2. Mengetahui perkembangan sistem sirkulasi pada neonatus dari intra uterus
dan ekstra uterus
3. Mengetahui perkembangan sistem traktus digestivus pada neonatus dari
intra uterus dan ekstra uterus
D.
Manfaat Penulisan
Untuk mengetahui perkembangan dan persiapan kehidupan pada neonatus dari
segi sistem respirasi, sirkulasi dan traktus digestivus.
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Dan Persiapan Kehidupan Neonatus Dari Intra Ke Ekstra
Uterus
A.
Sistem Pernapasan
Skema permulaan pernapasan
3
4. Sistem pernapasan merupakan sistem yang paling besar mengalami
perubahan dari fase intra uterus menuju ekstra uterus karena bayi baru lahir harus
segera melakukan respirasi. Organ yang berperan dalam respirasi janin sebelum
lahir adalah plasenta. Alveoli kemudian berkembang sepanjang proses gestasi,
demikian pula kemampuan janin untuk memproduksi surfaktan, fosfolipid yang
menurunkan tegangan permukan bidang temu alveoli udara, bayi baru lahir harus
mengatur dengan baik kemampuan-kemampuan ini menjadi sebuah pola napas
yang serasi.
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi
dalam waktu 30 detik
setelah kelahirann. Pernapasan ini timbul akibat aktivitas normal susunan saraf
pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya seperti
kemoreseptor carotid yang peka terhadap kekurangan O2, rangsangan hipoksemia,
sentuhan dan perubahan suhu dalam uterus dan di luar uterus.
1. Intra Uterus
Pertukaran O2 dan CO2 dilakukan oleh plasenta, karena oksigen diberikan
kepada janin melalui plasenta maka paru-paru tidak berisi udara. Alveoli berisi
cairan yang dibentuk di dalam paru-paru itu sendiri, maka paru-paru yang berisi
cairan tidak dipakai.
Janin dalam kandungan memang telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan,
yang dipantau dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamnii tidak sampai masuk
ke dalam alveoli paru-paru. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi
4
5. oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen
meningkat hingga melebihi 50% maka terjadi apnoe, tidak tergantung pada
konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun, maka pusat
pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida. Pusat itu
menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen mencapai
25%. Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter (pengaliran darah
antara uterus dan plasenta). Apabila terdapat gangguan pada sirkulasi utero
plasenter sehingga saturasi oksigen lebih menurun, misalnya pada kontraksi uterus
yang tidak sempurna, eklampsia,dan sebagainya maka terdapatlah gangguangangguan dalam keseimbangan asam dan basa pada janin tersebut, dengan akibat
dapat melumpuhkan pusat pernapasan janin. Pada permukaan paru-paru yang
telah matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi untuk mengurangi tahanan pada
permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas
pertama oleh janin. Pengembangan paru-paru disebabkan oleh adanya tekanan
negatif di dalam dada.
2. Ekstra uterus
Saat bayi menarik nafas pertama, paru-paru berkembang sambil terisi
udara, cairan paru-paru janin keluar dari alveoli. Pada saat bersamaan arterioli di
paru-paru mulai membuka, terjadilah peningkatan aliran darah yang masuk ke
dalam jaringan paru-paru sehingga duktus arteriosus menciut bersama-sama
5
6. dengan terjadinya peningkatan oksigen di dalam darah sehingga aliran darah yang
sebelumnya melalui duktus arteriosus sekarang dialirkan melalui paru-paru
dimana oksigen akan diambil untuk dibawa ke jaringan di seluruh tubuh.
Meskipun selama masa janin sudah ada masa pernapasan, tarikan napas
pertama dan selanjutnya mendorong cairan dalam alveolur keluar dan diserap oleh
sistem limfatik. Selanjutnya terjadi pertukaran gas di alveolus. Oksigen yang
masuk ke pembuluh darah paru menyebabkan pembuluh darah paru dari
vasokonstriksi menjadi vasodilatasi. Vasodilatasi menurunkan tahanan pembuluh
darah paru, sehingga aliran darah ke paru meningkat. Pernapasan timbul sebagai
akibat normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa
rangsang seperti kemoreseptor karotid yang sangat peka terhadap kekurangan
oksigen, rangsang hipoksemia, taktil dan perubahan suhu di dalam uterus dan di
luar uterus. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak
yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta otot –
otot pernapasan lainnya.
3. Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Pernafasan Pertama
Pada menit-menit terakhir kelahirannya, janin semakin menjadi hipoksik
karena kekurangan oksigen, sebagai akibat kurangnya sirkulasi darah melalui
plasenta karena kontraksi uterus yang kuat. Derajat hipoksia yang ringan ini
merangsang usaha bernapas pertama kali pada neonatus setelah dilahirkan.
Dengan usaha bernapas pertama ini, cairan yang menempati jalan napas didorong
kedalam alveoli yang mengembang, sehingga cairan ini dapat diabsorpsi dengan
cepat ke dalam pembuluh dan sirkulasi limfe paru. Dalam 15 menit setelah lahir,
cairan ini telah hilang dan alveoli mengembang karena udara. Jika keadaan ini
tidak terjadi, akan timbul masalah. Sekali terjadi pernapasan, irama pernapasan
akan dipertahankan oleh kemoreseptor-kemoreseptor yang bertanggung jawab
atas respon ventilasi terhadap karbon dioksida dan hipoksia.
6
7. Secara rinci sebab-sebab yang menimbulkan pernafasan pertama
dijelaskan sbb:
a. Telah terjadi adanya pernapasan intrauterine
Janin sudah mengadakan pergerakan pernafasan di dalam rahim,
pernafasan di luar rahim merupakan kelanjutan dari gerakan pernapasan di dalam
rahim.
b.Adanya tekanan di dalam dada (thorax) sebelum bayi lahir
Kompresi dinding dada selama persalinan pervaginam yang diikuti oleh
penekunan elastic dari thorax saat tubuh dilahirkan akan merangsang reseptor
pengembangn di dalam paru-paru. Tekanan intra thoracic negative sangat besar
akan timbul pada waktu nafas ditarik. Keberhasilan nafas pertama ini akan
diperkuat oleh reflex pulmoner yang merangsang upaya inspiratori tambahan
sebelum penghembusan keluar. Tekanan ini akan menghilangngkan 1/3 dari 80100 ml cairan yang ada di paru-paru hingga 5 cm tekanan air saja yang diperlukan
untuk mengempeskan paru-paru. Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti
dengan udara, paru-paru berkembang sehingga rongga dada kembali pada bentuk
semula.
c. Adanya kompresi dan dekompresi pada kepala bayi
Kompresi dan dekompresi pada kepala bayi selama persalinan akan
merangsang
pusat
pernapasan
di
dalam
otak
yang
pada
gilirannya
mempertahankan rangsangan tersebut pada upaya bernafas.
d. Adanya penimbunan CO2 dan pengurangan O2
Setelah anak lahir, kadar CO2 dalam darah naik dan O2 turun, hal ini
merangsang terjadinya pernapasan.
e. Adanya rangsangan taktil pada tubuh bayi
Rangsangan taktil seperti perabaan punggung bayi baru lahir dengan
lembut, mengetuk atau mengelus telapak kaki dan mengeringkan bayi yang basah
cukup merangsang timbulnya respon awal pernafasan.
Pernapasan yang teratur dan terus bertahan normal akan menjadi mantap dalam 60
detik setelah kelahiran bayi.
7
8. B. Sistem Sirkulasi
Saat paru-paru berkembang, tekanan O2 dalam vebtrikel kiri meningkat,
sebaliknya Co2 menurun. Hal tersebut menimbulkan resistansi pembuluhpembuluh darah paru, sehingga aliran darah kea lat tersebut meningkat, ini
menyebabkan darah dari arteri polmunalis mengalir ke paru-paru dan duktus
arteriosus menutup, dengan menutup dan menciutnya vena umbilikalis dan
kemudian di potong ali pusatnya, aliran darah dari plasenta melalui vena cava
inferior dan foramen oval eke atrium kiri terhenti. Dengan diterimanya darah oleh
atrium kiri dari paru-paru, tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi daripada di
atrium kanan, ini menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi janin berubah
menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar tubuh ibu.
Pengalihan arah aliran darah setelah terhentinya aliran darah yang tinggi
melalui arteri umbilikalis untuk memberikan perfusi ke villi plasenta, dan volume
darah yang besar yang kembali melalui vena umbulikalis dan vena kava. Tekanan
vena di vena kava menurun sehingga duktus venosus menutup. Paru mengembang
pada saat pernapasan pertama dan tekanan vaskular paru turun secara tiba-tiba.
Dalam waktu yang sama, tekanan darah sistemik bayi sedikit meningkat. Ini
mengakibatkan pembangkitan arah aliran sementara melalui duktus arteriosus.
Ketika bayi bernapas, tegangan oksigen ini di dalam darah meningkat dan dinding
muskular duktus ini berkontraksi, sehingga aliran darah yang melaluinya berhenti.
Pada saat yang sama, tekanan di dalam atrium kanan menurun. Terjadi
peningkatan serentak aliran darah di seluruh paru. Darah masuk ke dalam atrium
dan mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam atrium kiri.
Dengan kata lain, menciutnya arteria dan vena umbilikalis dan kemudian
dipotongnya tali pusat, maka aliran darah dari plasenta terhenti. Tekanan di
ventrikel kanan dan atrium kanan menurun sebagai akibat meningkatnya aliran
darah dari ventrikel kanan ke paru melewati arteria pulmonalis. Sementara itu
aliran balik ke atrium kiri meningkat yang menyebabkan tekanan di atrium kiri
meningkat. Peningkatan tekanan atrium kiri dan penurunan tekanan atrium kanan
menyebabkan menutupnya foramen ovale. Sementara itu, oksigen menyebabkan
8
9. menutupnya duktus arteriosus. Ini merupakan perubahan sirkulasi fetal ke
sirkulasi dewasa.
1. Intra Uteri
Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta,
melalui vena umbikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah
tersebut melalui duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula.
Di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik
ke atrium sinistra, melalui foramen yang terletak diantara atrium dekstra dan
atrium sinista. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri
yang kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil dari darah atrium
kanan mengatur ke ventrikel kanan bersama-sama dan darah yang berasal dari
paru-paru yang belum berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini,
yang seyogyanya megnalir melalui arteria pulmoralis darah di aorta akan mengalir
ke seluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh darah
dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran
dan sebagainya akan dialirkan ke plasenta melalui 2 arteria umbilikalis.
Seterusnya diteruskan ke peredaran darah di koteledon dan jonjot-jonjot dan
kembali melalui vena umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya sirkulasi janin ini
berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.
Ketika janin dilahirkan, segera bayi mengisap udara dan menangis kuat.
Dengan dengan demikian, paru-parunya akan berkembang, tekanan dalam paruparu mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru. Dengan
demikian, duktus botalli tidak berfungsi lagi. Demikian pula, karena tekanan
dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutup, sehingga foramen
tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi. Dengan dipotong dan diikatnya tali
pusat, arteri umbilikalis dan duktus vengsus arantii akan mengalami obiliterasi
dengan demikian, setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara
yang diisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang
dicerna sistem pencernaan sendiri.
9
10. Dewasa ini, dapat dipantau peredaran darah janin dan denyutan-denyutan
di tali pusat.
a. Karakteristik sirkulasi janin secara rinci adalah sebagai berikut:
1.
Terdapat pirau (shunt) intra kardial (foramen ovale) maupun ekstra kardial
(duktus arteriosus dan venosus).
2.
Ventrikel kanan dan ventrikel kiri bergerak secara serentak.
3.
Vebtrikel kanan memompa darah ke tempat tahanan yang lebih tinggi dari
ventrikel kiri.
4.
Darah yang dipompa ventrikel kanan sebagian besar menuju aorta melalui
duktus arteriosus dan hanya sebagian kecil menuju paru-paru.
5.
Paru-paru mengambil O2 dari darah , bukan sebaliknya dan darah
memperoleh O2 dari plasenta.
6.
Paru-paru secara terus menerus mensekresi cairan ke dalam saluran nafas.
7.
Hati sebagai organ pertama yang menerima bahan makanan (O2, glukosa,
asam amino).
8.
Plasenta sebaga tempat utama pertukaran gas. Makanan/ bahan esensial
janin dan ekskresi.
9.
Plasenta mnejamin berjalannya sirkulasi pertahanan rendah.
b. Perjalan sirkulasi darah janin
Sirkulasi janin dimulai dari plasenta, menukar hasil metabolism (O2,
glukosa, asam amino, asam lemak, cairan dan elektrolit) bahkan makan di ambil
dari vena umbilikalis ke janin. 50% aliran darah masuk ke parenkim hati.,
10
11. kemudian melalui vena hepatica ke vena cava inferior, sebagian lainnya melalui
duktus venosus langsung ke vena cava inferior. Pemantauan darah ke hati diatur
oleh vasokontriksi dan dilatasi duktus venosus. Darah dari vena cava inferior
masuk ke atrium kanan, 2/3 meunju ke artim kiri melalui foramen ovale,
selanjutnya dari ventrikel kiri menuju ke aorta dan sisa 1/3 darah mengalir ke
ventrikel kanan dan dipompakan ke arteri pulmonalis.
Sebagian berasal darah dari bagian atas tubuh masuk ke atrium kanan
melalui vena cava suferior dan sebagian besar terus ke ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis, dari vebtrikel kanan sebagian darah menuju paru dan sebagian besar
menyebrang melalui duktus arteriosus menuju aorta.
2. Eksta uteri
a. Dua kejadian besar segra setelah bayi lahir:
a. Terjadi pernafasan pertama kali
b. Terputus hubuungan dengan plasenta
b. Segera setelah lahir terjadi perubahan sebagai berikut:
a. Tahanan vaskuler paru menurun sehingga aliran paru meningkat
b. Tahanan sistematik meningkat
c. Duktus arteriosus menutup
d. Foramen ovale menutup
e. Duktus venosus menutup
11
12. Kejadian ini merupakan perubahan sirkulasi neonatus secara drastic yang
berbeda dengan dewasa sehingga disebut “Sirkulasi Neonatus” atau “Sirkulasi
Transisi”.
C. Sistem Traktus Digestivus
Sebelum lahir janin cukup bulan mulai menghisap dan menelan.
Kemampuan menelan dan mencerna ASI pada bayi baru lahir cukup bulan masih
terbatas. Hubungan antara esophagus dan lambung masih belum sempurna yang
menyebabkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung
sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Walau
pengosongan lambung 2,5-3 jam, itulah sebabnya bayi memerlukan ASi sesering
mungkin. Pada saat makanan masuk ke lambung, terjadilah gerakan peristaltik
cepat. Ini berarti pemberian makanan diikuti dengan reflex pengosongan lambung.
Bayi yang diberi ASI dapat bertinja 8-10 kali sehari atau paling sedikit 2-3 kali
sehari. Bayi yang diberi minum Pasi bertinja 4-6 kali sehari, tetapi kecendrungan
dapat
mengalami
konstipasi.
Untuk
membantu
bayi
dalam
gastrointestinal adalah dengan memberika ASI segra setelah bayi lahir.
12
mengatasi
13. Beberapa organ saluran pencernaan mengalami perubahan dimasa kecil,
yaitu:
1. Mulut
Ada beberapa ciri yang normal pada bayi abru lahir yaitu pada daerah
mulut ; bibir bayi kemerahan, lidah rata dan simetris, tidak memanjag atau
menjulur di antara bibir. Frenulum (jaringan di bawah lidah) tidak membatasi
gerakan ujung lidah. Gusi sebagian besar memperlihatkan bakal gigi dan langitlangit tertutup.
2. Lambung
Pada saat lahir kapasitas lambung bayi adalah sekitar 1-2 ounces (30-60
ml) dan meningkat dengan cepat. Karena bayi menghisap putting, udara juga
mungkin akan terhisap, hal ini akan menimbulkan rasa kenyang yang palsu karena
lambung penuh, bila udara tidak dapat keluar, hal ini akan menyebabkan bayi
mengalami regurgitasi. Reflex gumoh dan reflex batuk yang matang sudah
terbentuk dengan baik saat bayi lahir. Hubungan antara esophagus dan lambung
masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada BBL dan neonatus.
3. Pankreas
Pankreas telah mulai berfungsi meskipun amat terbatas. Insulin telah dapat
ditemukan pada kehamilan 13 minggu dan produksinya meningkat dengan tuanya
kehamilan. Pada ibu dengan diabetes mellitus tampak adanya hipertrofi sel-sel
longerhons. Akan tetapi, bukti bahwa insulin janin membantu ibunya dalam hal
diabetes melitus belum ada. Ketakutan terhadap rendahnya kadar gula darah pada
bayi baru lahir menjadi alasan baru “yang lumrah” untuk memisahkan ibu dengan
bayinya, dan memberikan bayi tambahan susu formula pada masa awal setelah
bayi lahir. Alasan kekhawatiran para dokter anak dan ahli neonatal tersebut adalah
karena kadar gula darah yang rendah dapat menyebabkan kerusakan pada otak,
sehingga hal ini menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan.
13
14. 4. Usus
Pada usia kehamilan 4 bulan alat pencernaan ini telah cukup terbentuk,
janin dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga
dengan demikian, janin membantu pula perputaran air ketuban. Absorbsi air
ketuban terjadi melalui mukosa seluruh traktus digestivus. Janin menelan air
ketuban, dapat dibuktikan dengan feses pertamanya setelah dilahirkan. Feses
pertama bayi adalah kehijauan, tidak berbau dan kental, dikenal dengan
mekonium. Feses ini mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, sekresi
saluran pencernaan, empedu, lanugo dan sisa zat jaringan tubuh lainnya.
Warna hijau tua mekonium disebabkan oleh pemecahan bilirubin.
Marconium dapat keluar per anum bila timbul hipoksia berat, sehingga usus-usus
mengadakan peristaltik, sedangkan muskulus sfingter ani dalam keadaan lumpuh.
Dengan demikian mekonium mencampuri likuor amnii, yang kemudian berwarna
kehijau-hijauan. Juga bila ada tekanan di dalam uterus yang meningkat hingga
menekan isi abdomen janin, umpamanya pada janin dalam letak sungsang,
mekonilum secara mekanik keluar dari anus. Juga obat yang meningkatkan
mekanisme peristaltik pada ibu, dapat pula melalui plasenta dan memberi akibat
yang sama pada janin. Pada umumnya janin menelan rata-rata 450 ml air ketuban
setiap harinya. Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan
dalam hemopoesis. Pula dalam metabolisme hidrat arang mulai berperan.
Glikogen mulai disimpan dalam hati, yang pada akhir triwulan makin meningkat.
Sesudah bayi dilahirkan, simpanan glikogen ini cepat terpakai. Vitamin A dan D
disimpan juga dalam hati. Bahwa hepar janin masih imatur dalam fungsinya
selama dalam kandungan dan pula sesudah dilahirkan, dinyatakan oleh
ketidakmampuannya untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran
darah, plasenta dan hati ibu menyelesaikan ini. Akan tetapi, sebagian kecil
bilirubin diolah oleh hepar janin dan disalurkan ke usus melalui saluran empedu
dimana dialami oksidasi dijadikan biliverdin. Pigmen inilah yang membuat warna
mekonium kehijau-hijauan. Pada umumnya plasenta dapat meniadakan dengan
cepat bekas-bekas metabolisme bilirubin. Akan tetapi pada keadaan dimana
hemadisit darah terlalu cepat, umpamanya dalam hal eritroblastosis fetalis,
14
15. mekanisme
di
plasenta
tidak
dapat
mengetahuinya.
Akan
timbul
hiperbilirubinemia dengan pigmen yang akibatnya dapat ditemukan di dalam air
ketuban. Adanya pigmen tersebut dalam likuor amnii dipakai untuk membuat
diagnosis dan mengadakan penilaian mengenai kehamilan demikian itu imaturitas
hepar yang menyangkut fungsinya dalam sistem enzim ialah mengenai
kekurangan enzim glukorunil transferase, yang terjadi hingga dalam masa
neonatus dan dalam waktu yang berbeda-beda. Terutama ini terjadi pada bayi
prematur yang tidak mudah meniadakan hasil pengolahan hemoglobin melalui
heparnya. Timbulnya ikterus neonatorum dalam hal ini agaknya disebabkan oleh
hal tersebut di atas.
Feses dari bayi yang menyusu ASI adalah hijau kekuningan, berair dan
bereaksi terhadap asam . sedangkan feses bayi yang minum susu formula biasanya
berwarna kekuningan terang, bebentuk, kurang frekuensinya, netral sampai sedikit
alkali (asam).
15
16. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologis sehingga
dapat beradaptasi dari kehidupan intrauteri yang bersifat parasitik ke ekstrauteri
yang bersifat mandiri. Setelah tali pusat dipotong tidak ada lagi aliran darah yang
mengandung oksigen dan nutrien dari ibu ke bayinya. Pada janin yang normal
dapat melalui masa transisi ini dengan baik dan tidak menimbulkan masalah.
Selama proses persalinan dan segera setelah lahir bayi menerima berbagai
rangsang seperti termal, mekanik, kimiawi.dengan kehidupan di luar uterus. Dan
perubahan utama mempengaruhi fungsi pernafasan, kardiovaskular dan traktus
digestivus.
B.
Saran
Dalam pelayanan kebidanan, sangat penting bagi seorang bidan untuk
mengetahui perkembangan dan persiapan kehidupan pada neonatus dari segi
sistem respirasi, sirkulasi dan traktus digestivus. Hal ini berguna agar bidan dapat
membedakan normal atau tidaknya keadaan pada neonatus baik intra maupun
ekstra uterus.
16
17. DAFTAR PUSTAKA
Liewellyn, D dan Jones.2002.Dasar-Dasar OBstetri
dan Ginekologi
(terjemahan) .Jakarta: Penerbit Hipokates
Diunduh tanggal 21 Februari 2014 jam 15.00 wita
Siswosudarmo, R dan Ova Emilia.2008.Obstetri
Fisiologi.Yogyakarta:Pustaka Cendikia
Diunduh tanggal 21 Februari 2014 jam 15.00 wita
http://tiyalestarisaid.blogspot.com/2012/10/perkembangan-dan-persiapan
kehidupan_26.html.
Diunduh tanggal 21 Februari 2014 jam 15.00 wita
(http://ilmu-pasti-pengungkapkebenaran.blogspot.com/2011/12/makalahperkembangan-danpersiapan.html)
Diunduh tanggal 21 Februari 2014 jam 15.00 wita
http://www.slideshare.net/septianraha/perkembangan-dan-persiapankehidupan-neonatus-intra-ke-ekstra-uterus-dari-sistem
Diunduh tanggal 21 Februari 2014 jam 15.00 wita
17
18. TUGAS : BIOLOGI REPRODUKSI
DOSEN : SITTI DHIA UL HAQ, S.ST
MAKALAH
PERKEMBANGAN DAN PERSIAPAN KEHIDUPAN NEONATUS
DARI INTRA KE EKSTRA UTERUS
DI SUSUN OLEH:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
RATMA NINGSIH
RARI FATIMAH
RASNI
RIJA
SAFIA
SALMIA WATI
SINAR HASRI
KELOMPOK III
8.
9.
10.
11.
12.
13.
SITI AISAH
SITI CHOIROTIN
SITTI ALMA FINDRA
SITI FATIMAH
SITI SARIANDI
SITTI MAYAN SARI
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
KABUPATEN MUNA
2014
18
19. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun makalah
tentang “Perkembangan Dan Persiapan Kehidupan Neonatus Dari Intra Ke
Ekstra Uterus”.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah BIOLOGI REPRODUKSI
Penulis memaklumi dengan penuh kesadaran akan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini pada masa yang akan datang.
Dalam penulisan makalah ini penulis, mengucapkan terima kasih karena
tidak terlepas dari kerja sama yang baik dari berbagai pihak yang telah membantu
selesainya makalah ini, sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Akhir kata
penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
khususnya bagi mahasiswa Akbid Paramata Raha Kab. Muna
Raha, 21 Februari 2014
Penulis
19
20. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. ............ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................
1
1.3 Tujuan penulisan...........................................................................
1
1.4 Manfaat penulisan.............................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN..............................................................................
2
A. Sistem Pernapasan........................................................................ 2
B. Sistem sirkulasi.....................................................................
7
C. Sistem Traktus Digestivus........................................................ 11
BAB III : PENUTUP.........................................................................................
15
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 15
3.2 Saran.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
20
16