Pendidikan karakter melalui kepramukaan bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik agar menjadi manusia berakhlak mulia. Kepramukaan menerapkan 10 pilar karakter yang meliputi takwa, cinta alam, patriotisme, kerjasama, kepedulian, kerja keras, hemat, disiplin, tanggung jawab dan kejujuran. Pendidikan karakter diimplementasikan melalui penanaman nilai-nilai kepramukaan di sekolah seperti upacara bendera
1. BAB I
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan di sekolahtidaklahcukupuntukmendidikkarakterpesertadidiknya.Pendidikan
formal kebanyakanhanyamendidikaspekkognitifdaripesertadidik.Pramukasebagaigerakan
yang menanamkannilai-nilailuhurseorangpramuka yang menjadikodekehormatandankode
moral gerakanpramuka, dapatdigunakansebagaialatbantuuntukmendidikkarakterbangsa.
Pada saat ini anak-anak muda sebagai tunas-tunas harapan negara yang nantinya akan
menggantikan untuk memimpin negara ini moralnya sudah sangat memprihatinkan. Bukan
cuma pada kenakalan ramaja saja. Sekarang, pergaulan bebas remaja berdampak buruk
bagi moral generasi sekarang. Oleh karenanya, melalui pendidikan karakter ini
diharapkan genarasi muda dapat membentengi dirinya dalam menggarungi derasnya
informasi sekarang ini dan perubahan budaya bangsa serta lunturnya nilai-nilai luhur
bangsa.
Pendidikan yang sekarang seharusnya perlu di upgraid lagi menjadi pendidikan yang
bukan saja mencerdaskan aspek kognitif belaka tetapi juga pada ranah afektif. Jika
kepramukaan dapat diintegrasikan pada setiap mata pelajaran akan dapat memberikan
sumbangan yang besar pada perbaikan aspek afektif pada pendidikan bangsa ini
disamping pendidikan agama.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimanakah yang dimaksud dengan Pendidikan Karakter melalui Kepramukaan
itu?
1.2.2
BagaimanakahMenanamkandanMenumbuhkan Pendidikan Karakter melalui
Kepramukaan?
1.2.3
Bagaimanakah Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kepramukaan?
1.3 Tujuan
2. 1.3.1
Untukmengetahui apa yang dimaksud dengan Pendidikan Karakter melalui
Kepramukaan itu
1.3.2
Untuk
mengetahui
Peranan
Pramuka
dalam MenanamkandanMenumbuhkan Pendidikan
Karakter melalui Kepramukaan
1.3.3
Untuk mengetahui seperti apakah Implementasi Pendidikan Karakter melalui
Kepramukaan
BAB II
3. 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan
tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu
dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap
untuk kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan
akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu
tindakan yang terjadi tanpa ada pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan
dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.
2.1.1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991
Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai
pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan
spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu
mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
2.1.2
Menurut Wikipedia
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Jadi secara umum dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat.
Dari masing-masing penjelasan antara karakter dan pendidikan setelah kita
menghubungkannya maka pendidikan karakter itu sendiri merupakan usaha sadar dan
terencana untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi dari masing-masing individu
4. untuk membentuk suatu pemikiran yang tertanam dalam dirinya sebagai suatu kebiasaan.
Tentunya tujuan dari pendidikan karakter itu sendiri lebih kearah yang positif
dikarenakan karakter dari setiap individu tersebut menentukan bagaimana karakter dari
suatu bangsa. Jadi sangatlah penting setiap individu mendapatkan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter tertuang dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat
dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung. Sehingga pendidikan
karakter sudah menjadi kewajiban yang harus diberikan pada peserta didik dalam segala
satuan pendidikan.
Dalam tujuan pendidikan nasional, pendidikan karakter merupakan gambaran tentang
kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh satuan pendidikan, serta
menjadi dasar dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa. Pendidikan karakter
lebih mudah diberikan pada usia dini, hal ini akan mudah diterima dan tersimpan dalam
memori anak, akan membawa pengaruh pada perkembangan watak dan pribadi anak
hingga dewasa. Menurut Daniel Golemen dalam bukunya Kecerdasan Ganda menyebutkan
bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan dibutuhkan 80%, sedangkan
kecerdasan intektual hanya sebesar 20%. Untuk itu pendidikan karakter akan mudah
diberikan melalui jalur pendidikan, salah satunya adalah pendidika nonformal. Jadi
kecerdasan emosional dan sosial lebih membawa dampak pada perjalanan hidup bahkan
karier anak dikemudian hari. Berbagai media bisa digunakan untuk pendidikan karakter,
salah satunya melalui Kepramukaan.
Melihat permasalahan tersebut, faktor inovasi dan kreativitas ternyata menempati
posisi yang sangat penting bagi keunggulan suatu negara. Bila ditarik secara lebih
mendasar maka faktor inovasi dan kreativiats ini berhubungan erat dengan karakter
5. suatu bangsa sebab hanya bangsa yang berkarakter mampu memiliki kreativitas dan
menciptakan inovasi-inovasi penting bagi peradaban.
Karakter bangsa merupakan pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ia ibarat kemudi dalam wahana berbangsa dan bernegara. Bagi bangsa Indonesia, jelas
bahwa kemudinya adalah Pancasila yang merupakan falsafah bangsa. Namun, fenomena
keseharian kita menunjukkan bahwa perilaku masyarakat belum sejalan dengan karakter
bangsa yang dijiwai oleh falsafah Pancasila. Kondisi ini menyebabkan munculnya keinginan
pemerintah dan berbagai kalangan masyarakat untuk merevitalisasi peran Pancasila
dalam membangun karakter bangsa.
2.2 MenanamkandanMenumbuhkan Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan
Dalam
menanamkan
dan
menumbuhkan
karakter
bangsa,
dikepramukaan
mempergunakan 10 pilar yang menjadi kode kehormatan. Kode kehormatan mempunyai
makna suatu norma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran mengenai akhlak yang
tersimpan dalam hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi standart tingkah laku
pramuka di masyarakat. 10 pilar tersebut bernama dasa dharma, yaitu:
2.2.1
Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai pribadi yang lemah, kita harus menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Dia adalah
pencipta yang ada di bumi dan di langit dan segala makhluk yang terlihat maupun tidak
terlihat. Sebagai pribadi lemah dan ciptaan-Nya, kita wajib menjalankan perintah-Nya.
2.2.2
Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Selain sebagai makhluk pribadi, kita juga sebagai makhluk sosial. Artinya, makhluk
yang tidak bisa berdiri sendiri. Kita perlu teman, bergaul, berrtetangga. Kita tidak bisa
hidup tanpa orang lain, kita memerlukan bantuan orang lain.
2.2.3
Patriot yang sopan dan kesatria.
Sebagai Pramuka, kita harus berperilaku yang sopan. Tindak-tanduk dalam bersikap
dan bertutur kata mesti diperhatikan. Kesopanan melambangkan pribadi seseorang di
tengah-tengah pergaulan dalam masyarakat.
2.2.4
Patuh dan suka bermusyawarah.
6. Dalam situasi dan kegiatan apa pun, anggota Pramuka wajib taat dan patuh terhadap
aturan yang berlaku, dan dalam kegiatan Pramuka selayaknya bermusyawarah dalam
mengambil keputusan terbaik dan memuaskan.
2.2.5
Rela menolong dan tabah.
Pramuka senantiasa rela dalam menolong tanpa membedakan agama, warna kulit, suku.
Dan harus didasari oleh hati yang ikhlas, tulus, tanpa ada sikap ingin dipuji. Dalam setiap
perjuangan itu seorang anggota Pramuka harus tabah menghadapi gangguan, tantangan,
halangan, dan hambatan.
2.2.6
Rajin,terampil dan gembira.
Anggota Pramuka itu harus rajin melakukan sesuatu yang positif. Kegiatan ketika ia
berada dalam pembinaan Pramuka harus diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari.
Jangan rajin karena waktu penggodokan dalam kegiatan, tetapi harus dibuktikan ketika
ia di rumah, di sekolah. Dalam melaksanakan kegiatan itu pun harus dilaksanakan dengan
senang dan gembira.
2.2.7
Hemat,cermat dan bersahaja.
Kita hendaknya tidak menghambur-hamburkan uang untuk jajan, tidak berhura-hura
untuk
kepentingan
sesaat.
Pramuka
harus
cermat
dalam
pengeluaran
uang,
memprioritaskan apa yang harus dibeli atau didahulukan, dan mana yang tidak perlu
janganlah dibeli. Meskipun ia kaya, seorang Pramuka jangan sombong di depan orang lain,
jangan angkuh, tapi bersahaja dalam bergaul.
2.2.8
Disiplin, berani dan setia.
Anggota Pramukaharus hidup dengan disiplin, baik dalam waktu belajar di sekolah,
bermain, dan sebagainya. Kalau Pramuka seperti itu maka hidup tak akan percuma, tetapi
akan berguna dalam mencapai cita-cita. Anggota Pramuka harus berani karena benar,
tetapi takut karena salah. Pramuka harus setia terhadap janji setianya karena itulah
nilai-nilai luhur pribadi manusia.
7. 2.2.9
Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
Setiap anggota Pramuka harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah ia perbuat.
2.2.10
Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Inilah pribadi manusia yang sejati, bersih pikiran, tidak ada iri dan dengki.
Gerakan Pramuka sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan non
formal diharapkan mampu menjadi suatu kekuatan perubahan sosial nasional. Peran besar
gerakan pramuka dalam pembentukan kepribadian generasi muda dalam bidang karakter
bangsa hendaknya dapat diwujudkan dalam praktik kehidupan sehari - hari. Ditinjau dari
segi sosial budaya dari pembangunan bangsa maka pendidikan kepramukaan yang
sebenarnya paling cocok untuk mempersiapkan kaum muda untuk menanggulangi
merosotnya karakter bangsa, karena kegiatan kepramukaan bersumber dari Dasa
Dharma Pramuka. Dengan demikian, dapat menunjukkan bahwa Gerakan Pramuka
sebagai
salah satu kegiatan ekstra kurikuler di sekolah sangat relevan dengan
pendidikan karakter bangsa terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter
dengan nilai-nilai Dasa Dharma.
2.3 Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan
Pelaksanaan pendidikan dan karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam
kegiatan sehari-hari sekolah yaitu melalui hal-hal berikut; Upacara pada hari Senin,
beribadah/sholat bersama, berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam
bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman. Kegiatan yang harus ditinggalkan;
Membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak
lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senon dan lain
sebagainya.
Sikap peserta didik yang baik perlu dipuji; Memperoleh nilai tinggi, menolong orang
lain, memperoleh prestasi dalam olah raga atau kesenian, berani menentang atau
mengoreksi perilaku teman yang tidak terpuji, berpakaian rapi, datang tepat pada
8. waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, penuh kasih sayang, perhatian terhadap
peserta didik, jujur, menjaga kebersihan dan lain sebagainya.
BAB III
III. PENUTUP
3.1 Simpulan dan Saran
9. 3.1.1
Simpulan
Pendidikan
karakter
saat
ini
memang
harus
segera
dilakukan,
mengingat
perkembangan masyarakat yang berjalan. Karakter budaya Indonesia yang
sudah
dikagumi bangsa lain jangan sampai pupus oleh gesekan mental generasi muda yang lebih
menyenangi budaya asing. Namun dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia justru
menjadi motivasi untuk lebih mencintai budaya bangsa sendiri. Untuk itu pendidikan
karakter sudah tidak bisa di tunda lagi.
3.1.2
Saran
Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih mendalami isi
makalah
dapat
dibaca
dalam
website
rujukan
yang
tercantum
dalam
daftar
pustaka. Selanjutnya, penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya
pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa menambah wawasan
dan pengetahuan kita terutama mengenai pendidikan karakter dalam kepramukaan