SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 48
A. Pengertian Prilaku Abnormal.
B. Jenis – Jenis Prilaku Abnormal.
KUIS
1. Jelaskan perbedaan pengertian antara Abnormal dan Tingkah
laku Abnormal.
2. Seperti apakah prilaku Abnormal itu, jelaskan.
3. Apa yang dimaksud dengan gangguan kecemasan.
4. Jelaskan 3 hal yang termasuk gangguan kescemasan.
5. Apa yang dimaksud dengan gangguan afektif.
6. Jelaskan 3 hal yang termasuk gangguan afektif.
7. Apa yang dimaksud dengan gangguan kepribadian.
8. Jelaskan 3 hal yang termasuk gangguan kepribadian.
9. Apa yang dimaksud dengan gangguan skizophrenia.
10. Jelaskan 3 hal yang menjadi ciri utama gannguan skizophrenia.
11. Jelaskan tahapan berkembangnya prilaku alkoholis sampai
dengan menjadi pecandu alkoholis.
A. Pengertian Prilaku Abnormal.
1. J.P. Chaplin.
1. Abnormal artinya berbeda atau sangat
menyimpang dari kenormalan.
2. Tingkah laku abnormal adalah tingkah laku yang
menyimpang secara menyolok dari acuan
normatif, sehat atau diinginkan secara psikologis,
dilihat dari sudut pandang penyesuaian diri.
2. Rita L. Atkinson.
Prilaku Abnormal adalah prilaku yang :
1. Secara statistik tidak sering terdapat atau
menyimpang dari norma.
2. Menyimpang secara menyolok dari norma yang
terdapat di masyarakat.
3. Tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
atau maladaptif.
4. Sakit jiwa seperti mengalami penderitaan bathin
yang akut, selalu merasa khawatir, mengalami
berbagai macam rasa sakit, gelisah atau mungkin
tidak dapat tidur.
B. Jenis – Jenis Perilaku Abnormal.
1. Gangguan Kecemasan.
Gangguan Kecemasan mencakup sekelompok
gangguan dimana rasa cemas merupakan gejala
utama (kecemasan utama dan gangguan panik)
atau
kecemasan dialami dimana individu berupaya
mengendalikan prilaku maladaptive tertentu
(gangguan phobia dan gangguan obsesif –
kompulsif).
1.1. Gangguan Kecemasan Merata dan Gangguan Panik.
1.1.a. Ciri dan keluhan fisik seseorang yang mengalami
gangguan kecemasan merata :
Ciri Keluhan Fisik
1. Setiap hari hidup dalam keadaan tegang. 1. Tidak dapat tenang.
2. Dia selalu merasa serba salah atau khawatir. 2. Tidur terganggu.
3. Cenderung memberi reaksi yang berlebihan. 3. Kelelahan.
4. Terus menerus mengkhawatirkan segala macam
masalah yang mungkin terjadi.
4. Macam – macam sakit
kepala.
5. Sulit sekali berkonsentrasi dan mengambil
keputusan.
5. Kepeningan.
6. Jantung berdebar – debar.
1.1.b. Ciri dan keluhan fisik seseorang yang mengalami
serangan panik :
Ciri Keluhan Fisik
Bila seseorang dalam keadaan tiba – Yakin akan terjadi sesuatu, disertai gejala :
tiba yang penuh keprihatinan dan 1. Jantung berdebar – debar.
teror yang akut (genting, gawat) 2. Kehabisan nafas.
dan meluap – luap. 3. Berkeringat.
4. Rasa muak.
5. Otot – otot bergetar.
6. Kepusingan.
1.2. Gangguan Phobia dan Obsesif – Kompulsif.
1.2.a. Phobia.
Gangguan Phobia mengandung ketakutan yang cukup
spesifik (berbeda/tersendiri dengan cara tertentu.
Seseorang dikatakan menderita gangguan phobia apabila
bereaksi dengan ketakutan yang amat sangat pada suatu
stimulus atau situasi yang menurut kebanyakan orang tidaklah
berbahaya.
Ciri orang phobia adalah orang tersebut menyadari bahwa
ketakutannya tidak rasional (dipengaruhi oleh nalar) tetapi
dia tetap merasakan kecemasan (mulai dari rasa serba salah
sampai panik) yang hanya dapat diredakan dengan menghindari
benda/situasi yang menakutkan itu.
Lanjutan .....
 Ciri phobia lainnya apabila rasa takut tersebut sangat
mengganggu kehidupan sehari – hari individu.
 Contoh individu yang mengalami phobia :
1. Seorang wanita yang takut tempat tertutup
sehingga tidak berani naik lift akhirnya menolak
tawaran kerja karena kantornya terletak dilantai
dua.
2. Seorang pasien yang takut melihat jarum suntik
sehingga ia memilih untuk berobat secara
tradisional (tanpa alat suntik).
Bagaimana Phobia berkembang ?
 Phobia berkembang melalui pengalaman yang
menakutkan, misalnya takut pada pesawat setelah
mengalami musibah udara.
 Phobia berkembang melalui pengamatan dan
imbalan, misalnya phobia sekolah, anak kecil biasanya
bukan merasa takut pada sekolahnya tetapi takut berpisah
dengan ibunya atau orangtuanya. Agar anak tsb ingin
selalu berdekatan dengan ibunya maka anak ybs
menciptakan berbagai macam alasan sebagai imbalan
misalnya sakit perut atau sakit kepala. Karena sakit
perut/kepala maka imbalannya yakni kesenangan tinggal
dirumah bersama ibunya atau orang tuanya.
1.2.b. Obsesif – Kompulsif.
 Obsesif merupakan gangguan terus menerus dari pikiran dan
bayangan yang tidak mereka inginkan.
 Kompulsif merupakan desakan yang tidak tertahan untuk
melaksanakan tindakan atau ritual tertentu.
 Orang yang mengalami gangguan obsesif – kompulsif merasa
terpaksa berpikir tentang hal – hal yang tidak ingin mereka
pikirkan atau melakukan hal – hal yang tidak mereka inginkan.
 Contoh pikiran obsesif dihubungkan dengan kompulsif seperti :
“ Pikiran tentang kuman penyakit (obsesif) dihubngkan dengan
mencuci alat – alat makan berkali – kali sebelum dipakai
(kompulsif)
1.2.c. Memahami gangguan kecemasan.
 Kadang kita mempunyai pikiran yang mencekam dan
desakan untuk melahirkan prilaku tertentu, tetapi bila
seseorang mengalami kelainan obsesif – kompulsif
maka pikiran dan desakan semacam itu akan
memenuhi benaknya sepanjang waktu sehingga benar
– benar mengganggu kehidupannya.
 Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan,
seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut.
Ada 2 Cara Menanggulangi Kecemasan :
1. Penanggulangan kecemasan dengan menitik beratkan pada
masalahnya.
Individu menilai situasi yang menimbulkan kecemasan dan
kemudian melakukan sesuatu untuk mengubah atau
menghindarinya.
2. Penanggulangan kecemasan dengan menitik beratkan pada
emosinya.
Individu berusaha mereduksi perasaan cemas melalui berbagai
macam cara dan tidak secara langsung menghadapi masalah
yang menimbulkan kecemasan itu.
Misalnya dengan menggunakan salah satu mekanisme
pertahanan diri yakni represi /penekanan, supresi /
pengendalian, denial / penolakan .
2. Gangguan Afektif.
 Gangguan Afective merupakan gangguan suasana hati.
Orang yang lagi hatinya (mood) terganggu dapat
mengalami depresi atau manik (girang berlebihan).
2.1. Depresi.
Pada orang normal, depresi merupakan keadaan
kemurungan (sedih, patah semangat) yang ditandai
dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan dan
pesimisme menghadapi masa depan.
Situasi yang paling sering menyebabkan depresi adalah
kegagalan, seperti kegagalan disekolah, kehilangan orang
yang dicintai, dsb.
Lanjutan .....
 Ciri utama depresi adalah tidak adanya harapan dan
patah hati.
 Depresi dianggap abnormal apabila depresi itu diluar
kewajaran, misalnya merasa jenuh dan tidak
mempunyai semangat hidup, tiba – tiba ingin
menangis bahkan mungkin mencoba bunuh diri.
 Depresi merupakan respons normal terhadap berbagai
stres kehidupan.
2.2. Manik.
 Manik yaitu seseorang yang menderita mania atau psikosis manis
depresif.
 Tanda-tanda mania yaitu tingkah laku
berang, keras, bengis, kasar, tidak terkontrol.
 Ciri-ciri mania yaitu dengan perbuatan motorik yang
berlebihan, kegemparan, impulsivitas (dorongan tanpa dipikir baik-
baik akibatnya).
 Manik ringan yaitu orangnya penuh energik dan percaya diri. Berbicara
terus menerus, mempunyai rencana-rencana besar tetapi tidak
diimbangi dengan pelaksanaanya.
 Manik berat/parah yaitu orangnya sangat bersemangat dan selalu
aktif. Melangkah bolak balik, menyani, berteriak. Bila diganggu
mereka marah.
2.3. Manik – Depresif.
 Beberapa individu mungkin hanya mengalami manik
atau depresi saja.
 Tetapi kebanyakan orang mengalami manik juga
mengalami saat depresi, episodenya berganti-ganti.
 Kondisi berganti-gantinya episode manik dan depresi
disebut sebagai gangguan bipolar, dimana individu
tsb. Beralih dari satu kutub ke kutub perasaan lain.
2.4. Memahami Gangguan Afektif.
 Gangguan Afektif merupakan gangguan perasaan karena
depresi, mania atau berganti – ganti antara keduanya. Hal ini
disebut juga gangguan manik – depresif.
 Teori Psikoanalisis memandang depresi sebagai suatu
pengaktifan kembali hilangnya kasih sayang orangtua pada
seseorang yang bersifat tergantung pada persetujuan eksternal
dan cenderung mengalihkan kemarahan untuk ditahan.
 Teori belajar memusatkan pada penguatan positif yang
kurang, sikap mengeritik diri, dan ketidak berdayaan yang
dipelajari.
 Beberapa kecenderungan genetik atau pengalaman masa lalu
dapat menyebabkan orang mudah diserang depresi pada waktu
mengalami stres.
Lanjutan .....
 Mania disebabkan kelebihan norephinerfin atau
serotonin yaitu suatu persenyawaan atau bahan
campuran yang kita jumpai dalam otak, yang diyakini
orang berperan sebagai transmiten atau pemancar
neural dan memainkan peranan penting dalam
pengaturan jadwal tidur dan emosi.
 Depresi disebabkan berkurangnya norephinerfin dan
serotonin.
 Depresi juga dapat merupakan perasaan ketidak
berdayaan atau hilangnya dukungan sosial.
3. Gangguan Kepribadian.
 Gangguan Kepribadian timbul jika sifat – sifat
kepribadian menjadi tidak luwes dan bersifat
maladaptif, sehingga mengganggu kemampuan
individu dalam memenuhi fungsinya.
 Orang yang menderita gangguan kepribadian biasanya
merasa tidak terganggu atau cemas dan tidak
mempunyai motivasi untuk merubah prilakunya.
 Orang yang menderita gangguan kepribadian tidak
kehilangan kontak dengan realita atau tidak
menunjukan kekacauan prilaku yang menyolok.
Bentuk – bentuk Gangguan Kepribadian :
1. Gangguan Kepribadian Narcisistik (Cinta pada diri
sendiri).
Dengan ciri – ciri sbb :
a. Mempunyai rasa kepentingan diri yang
melambung yang dipenuhi dengan khayalan –
khayalan sukses.
b. Selalu mencari pujian dan perhatian.
c. Tidak peka terhadap kebutuhan orang lain.
d. Sering mengeploitasi kebutuhan orang lain.
2. Gangguan Kepribadian yang tergantung.
Dengan ciri – ciri sbb :
a. Adanya orientasi hidup yang pasif.
b. Tidak mampu mengambil keputusan/tanggung
jawab.
c. Cenderung menyalahkan diri sendiri.
d. Selalu mengharapkan dukungan orang lain.
3. Gangguan Kepribadian Anti Sosial (Psikopatik).
Dengan ciri – ciri sbb :
a. Sangat mudah berbohong.
b. Senang sensasi dan bersuka ria, dan hampir tidak
memikirkan efeknya.
c. Tidak mampu mengubah prilakunya, sekalipun
dihukum.
d. Orangnya cerdas, menarik, menyenangkan, dan
cukup lihai mengelabui orang lain.
e. Bertindak semau hati, meninggalkan keluarga,
bertindak kriminal.
Dua (2) ciri umum gangguan kepribadian anti sosial :
1. Ketiadaan rasa cinta.
Tidak mampu merasa empati (mengerti perasaan orang lain) atau
setia pada orang lain.
2. Ketiadaan rasa bersalah.
Tidak merasa sesal atas tindakannya, walaupun tindakan itu sangat
tercela.
 Kepribadian anti sosial hampir tidak berperasaan dan tampaknya
tidak merasa bersalah atau menyesalinya, sekalipun tindakan –
tindakan mereka menyakitkan orang lain.
 Bila tertangkap pengakuan dan penyesalannya begitu meyakinkan
sehingga sering kali mereka terhindar dari hukuman.
Memahami Gangguan Kepribadian :
 Berbagai pola interaksi dalam keluarga dapat memupuk
perkembangan kepribadian.
 Pola interaksi melibatkan para orangtua yang tida ajeg
(tetap, tidak berubah) dalam memberikan kasih
sayang, imbalan dan hukuman; akibatnya anak tsb. Tidak
mempunyai pedoman jelas untuk perilaku dan teladan
yang dapat diandalkan, yang dapat dijadikan dasar
identitasnya sendiri.
 Gangguan Kepribadian merupakan pola prilaku
maladaptive yang sudah lama ada, yang merupakan cara –
cara yang tidak dewasa dan tidak wajar dalam mengatasi
stres atau dalam memecahkan masalah.
4. Skizophrenia.
 Merupakan nama yang diberikan pada beberapa
gangguan yang ditandai dengan ciri – ciri sbb :
1. Parahnya Kekacauan kepribadian.
2. Distorsih realita.
3. Ketidak mampuan untuk berfungsi dalam
kehidupan sehari – hari.
4. Pengunduran / penarikan diri.
5. Gangguan pada kehidupan emosional dan afektif.
6. Bergantung pada halusinasi, delusi, dan tingkah
laku negativistis.
Ciri – ciri Utama Skizophrenia :
1. Kekacauan pikiran dan perasaan.
2. Kekacauan persepsi.
3. Kekacauan afektif.
4. Penarikan diri dari realita.
5. Delusi dan halusinasi.
4.1. Kekacauan pikiran dan perasaan.
Kekacauan pikiran pada Skizophrenia
adalah satu kesulitan umum untuk
menyaring stimulus yang tidak relevan.
Pada Individu tsb. menanggapi begitu
banyak stimulus pada waktu bersamaan
dan sulit mengambil makna dari
masukan yang berlimpah.
4.2. Kekacauan Persepsi.
 Dalam episode skizophrenia yang akut sering kali
dilaporkan bahwa dunia tampak lain bagi penderita tsb
(suara tampaknya lebih keras, warna lebih menonjol).
 Tubuh mereka sendiri tampaknya tidak sama lagi
(tangannya tampak lebih besar atau kecil, kaki mereka
tampaknya sangat panjang).
 Beberapa penderita tidak dapat mengenali diri mereka
sendiri dalam kaca atau melihat bayangannya seperti
rangkap tiga.
4.3. Kekacauan Afektif.
 Penderita Skizophrenia biasanya tidak dapat memberikan
respons emosional yang normal dan wajar.
 Penderita Skisophrenia sering kali pasif dan tidak
responsive terhadap situasi yang seharusnya membuat
mereka sedih atau gembira. Seperti seorang ayah tidak
menunjukan respons emosional ketika diberitahu
keluarganya diserang kanker, namun ekspresi emosi yang
datar dapat menyembunyikan kekacauan dalam hatinya.
 Kadang penderita Skizophrenia mengungkapkan perasaan
yang tidak sesuai dengan situasi/pikiran yang
diungkapkan. Seperti penderita akan tersenyum ketika
berbicara tentang peristiwa yang tragis.
4.4. Penarikan diri dari realita.
 Selama episode skizophrenia seseorang cenderung
manarik diri dari pergaulan dengan orang lain, dan
menjadi asyik dengan pikiran dan khayalannya sendiri.
 Pada kasus Skizophrenia Akut penarikan diri dari realita
hanya bersifat sementara.
 Pada kasus Skizophrenia Kronis penarikan diri menjadi
semakin bertahan sehingga orang tsb. Benar – benar tidak
responsive pada peristiwa eksternal, tetap diam dan tidak
bergerak selama berhari – hari dan harus dirawat seperti
bayi.
4.5. Delusi dan Halusinasi.
 Delusi yaitu perasaan keyakinan atau kepercayaan yang keliru.
 Halusinasi yaitu persepsi atau tanggapan yang keliru.
 Illusi yaitu pengamatan menyimpang.
 Delusi yang paling umum adalah keyakinan bahwa kekuatan
eksternal mencoba mengendalikan pikiran dan tindakan
orang, karena pada tahap skizophrenia akut proses pikiran dan
persepsi yang menyimpang disertai pula dengan berbagai delusi.
 Deluasi Penganiayaan berkeyakinan bahwa orang atau kelompok
tertentu mengancam atau diam – diam merencanakan melawan
orang tsb.
Lanjutan .....
 Delusi Kehebatan berkeyakinan bahwa orang tsb
sangat kuat dan penting (tidak begitu umum).
 Seorang dengan delusi penganiayaan disebut
paranoid. Ia dapat merugikan teman atau familinya,
takut diracun, atau mengeluh selalu diintai, diikuti,
atau dibicarakan.
 Skizophrenia paranoid juga dapat menyerang, atau
membunuh orang tanpa sebab yang nyata.
Halusinasi.
 Halusinasi dapat terjadi sendiri atau merupakan bagian dari keyakinan
delusi.
 Halusinasi dapat bermacam – macam :
1. Halusinasi Auditorik.
Berupa suara-suara yang menyatakan pada orang tersebut.
2. Halusinasi Visual.
Misal melihat mahluk aneh, atau malaikat.
3. Halusinasi Sensorik.
Misal bau busuk yang keluar dari tubuh orang, rasa racun pada
makanan, perasaan disentuh/disuntik dengan jarum.
 Penelitian tentang sebab-sebab Skizophrenia adalah kemungkinan
adanya kerusakan dalam metabolisme neurotransmitter, faktor sosial,
dan hubungan keluaraga yang kurang baik.
5. Alkoholisme dan Ketergantungan Obat.
5.1. Alkoholisme.
 Alkohol masih disalah gunakan secara luas, termasuk
mariyuana dan obat – obat keras.
 Akibat sosial dari pecandu alkohol adalah meningkatnya
tindak kriminal, perpecahan keluarga, kecelakaan di jalan
raya, dan bunuh diri.
 Terdapat berbagai defenisi alkoholisme tetapi hampir semua
mengandung pengertian, sbb :
1. Ketidak mampuan berpantang (tidak dapat hidup
tanpa alkohol).
2. Tidak adanya kendali (tidak dapat berhenti setelah sekali,
dua kali mengkosumsi alkohol)
Lanjutan .....
 Seseorang dapat berkembang menjadi alkoholis
dimulai dari minum – minum yang mengandung
alkohol bersama teman – teman dengan berbagai cara.
 Suatu penelitian tentang pecandu alkohol
mengungkapkan 4 tahap berkembangnya alkoholisme
sbb :
1. Tahap Pra Alkoholik.
2. Tahap Prodromal.
3. Tahap Gawat.
4. Tahap Kronis.
5.1.1. Tahap Pra Alkoholik.
 Individu mengkonsumsi bersama teman – teman dan
kadang – kadang agak banyak untuk meredakan
ketegangan dan melupakan masalahnya.
 Minum banyak makin menjadi lebih sering dan pada
saat ada kemelut maka orang tsb. minum makin
banyak lagi untuk mendapatkan pengaruh alkohol
yang membantu.
5.1.2. Tahap Prodromal.
 Minum dengan cara sembunyi – sembunyi dimana
orang tsb tetap sadar tetapi kemudian tidak lagi
mengingat kejadian – kejadian.
 Individu tsb menjadi asyik dengan minuman keras
dan menyesalkan hal itu, tetapi selalu gelisah kapan
dan dimana dia bisa mendapatkan minuman.
5.1.3. Tahap Gawat.
 Semua kendali hilang. Begitu minum akan dilanjutkan sampai
sakit atau pingsan.
 Pergaulan sosial memburuk, dan minum menjadi hal yang
terang – terangan di hadapan keluarga, teman, atau atasan
sekalipun.
 Individu seperti ini mulai minum pada pagi hari, mengabaikan
aturan makan dan dapat terus minum sampai berhari – hari.
 Berpantang masih mungkin, tetapi begitu dia mulai maka pola
keseluruhannya akan kembali lagi. Inilah sebabnya disebut
tahap gawat karena bilamana tidak segera mendapat
pertolongan akan menjadi pecandu alkohol kronis.
5.1.4. Tahap Kronis.
 Minum – minuman keras tidak pernah berhenti.
 Hidup untuk minum.
 Tubuhnya terbiasa sehingga menderita penarikan diri bila tanpa
alkohol.
 Kurang gizi dan menyebabkan gangguan fisiologis.
 Tidak lagi memperhatikan penampilan fisik, harga diri,
keluarga, teman, dan status sosialnya.
 Ini termasuk pemabuk yang berkeliaran di jalan – jalan.
5.2. Ketergantungan Obat.
 Tampaknya penggunaan obat – obat psikoaktif lainnya
untuk berbagai alasan yang sama seperti penggunaan
alkohol.
 Suatu penelitian longitudinal tentang anak – anak di
New York menunjukan adanya tahapan, sbb :
Bir/Anggur
Minuman
Keras
Mariyuana
Obat – Obat
Psikoaktif
Mengapa orang menggunakan obat Psikoaktif ?
 Orang mulai menggunakan obat – obatan Psikoaktif
disebabkan :
1. Pengaruh Orang tua.
2. Pengaruh Teman.
3. Faktor Kepribadian.
1. Pengaruh Orang tua.
 Salah satu temuan bahwa anak – anak muda yang berasal dari
rumah tangga yang tidak bahagia, yang orang tuanya tidak
begitu memperhatikan anak – anaknya dan memberikan
hukuman fisik yang keras maka lebih mudah menggunakan obat
– obat psikoaktif dibanding dengan anak – anak yang berasal
dari lingkungan keluarga bahagia.
 Remaja dari keluarga konservatif yang menekankan nilai – nilai
sosial dan agama serta pentingnya tujuan jangka panjang tidak
begitu mudah terlibat dengan obat – obat psikoaktif dibanding
dengan keluarga permisif dan liberal/bebas.
 Pengaruh yang paling kuat jika orangtuanya mengkonsumsi obat
– obat psikoaktif dan alkohol maka anak dengan mudah
menirunya.
2. Pengaruh Teman.
 Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa makin
banyak seorang remaja mencoba berbagai obat –
obatan makin besar kemungkinan bahwa taman –
tamannya adalah pemakai obat – obatan pula dan
sebaliknya (Sadave, 1973).
 Teman – teman menggunakan obat – obatan mungkin
mempengaruhi remaja tsb. atau remaja ybs. yang
mulai menggunakannya kemudian memiliki teman –
teman yang menggunakan obat – obatan pula
(Johnso, 1973).
3. Faktor Kepribadian.
 Tiada satu macam kepribadianpun yang dikaitkan
dengan penggunaan obat – obatan.
 Orang mencoba obat – obatan karena berbagai
macam alasan rasa ingin tahu atau ingin mengalami
keadaan sadar yang baru melepaskan diri dari sakit
fisik atau sakit jiwa, membebaskan diri dari rasa
kebosanan.
Mengapa orang tetap menggunakan obat – obatan ?
 Faktor pengaruh orang tua, faktor teman dan faktor
kepribadian mempengaruhi penggunaan obat –
obatan untuk pertama kali, tetapi begitu seseorang
menjadi tergantung pada obat secara fisik maka
motifasinya berubah secara radikal.
 Radikal karena orang itu telah berkenalan dengan
suatu kebutuhan baru yang begitu kuatnya sehingga
dia mengabaikan kepentingan lain dan hanya hidup
untuk keadaan fix berikutnya.
Memahami Gangguan Alkoholisme dan Obat-
obatan Psikoaktif .
 Penggunaan Alkohol dan Obat-obatan Psikoaktif lainnya
dapat menyebabkan :
1. Ketergantungan Psikologis.
Yaitu dorongan menggunakan alkohol/obat-
obatan untuk mengurangi kecemasan.
2. Ketergantungan Fisik.
Yaitu gejala makin kebal dan mengasingkan diri.
 Alkohol merupakan obat yang digunakan paling luas;
ketidak mampuan pantang atau berhenti dari minuman
keras setelah minum satu atau dua kali menandakan
seseorang sebagai pecandu alkohol.
Faktor yang mempengaruhi penggunaan obat-obatan.
 Sejumlah faktor yang mempengaruhi orang
menggunakan obat-obatan yang terlarang adalah :
1. Kehidupan rumah tangga yang tidak bahagia.
2. Orang tua permisif / bebas.
3. Pengaruh teman.
4. Tidak adanya konformitas sosial.
Konformitas sosial adalah kecenderungan untuk
memperbolehkan satu tingkah laku individu dikuasai
oleh sikap dan penindas yang sudah berlaku.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (13)

Masalah kesehatan remaja dan penanganannya
Masalah kesehatan remaja dan penanganannyaMasalah kesehatan remaja dan penanganannya
Masalah kesehatan remaja dan penanganannya
 
Maniac
ManiacManiac
Maniac
 
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
Makalah psikologi emosi klp 9 "EMOSI DAN PSIKOPATOLOGI"
 
Retardasi mental (powerpoint)
Retardasi mental (powerpoint)Retardasi mental (powerpoint)
Retardasi mental (powerpoint)
 
Psikologi Abnormal (Terma)
Psikologi Abnormal (Terma)Psikologi Abnormal (Terma)
Psikologi Abnormal (Terma)
 
Asuhan keperawatan pada klien dg gangguan kepribadian
Asuhan keperawatan pada klien dg gangguan kepribadianAsuhan keperawatan pada klien dg gangguan kepribadian
Asuhan keperawatan pada klien dg gangguan kepribadian
 
Paranoid personality-disorder
Paranoid personality-disorderParanoid personality-disorder
Paranoid personality-disorder
 
Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan kepribadian histrionik Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan kepribadian histrionik
 
Makalah ega
Makalah egaMakalah ega
Makalah ega
 
Makalah SIK
Makalah SIKMakalah SIK
Makalah SIK
 
Penyajian data sik
Penyajian data sikPenyajian data sik
Penyajian data sik
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIK
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversi
 

Semelhante a Pengertian dan Jenis Perilaku Abnormal

Gangguan jiwa berat
Gangguan jiwa beratGangguan jiwa berat
Gangguan jiwa beratAmalia Senja
 
Gangguan mental akibat gagal dalam penyesuaian diri
Gangguan mental akibat gagal dalam penyesuaian diriGangguan mental akibat gagal dalam penyesuaian diri
Gangguan mental akibat gagal dalam penyesuaian diriYudiSiswanto5
 
fdokumen.com_gangguan-mood-55d299958ee36.ppt
fdokumen.com_gangguan-mood-55d299958ee36.pptfdokumen.com_gangguan-mood-55d299958ee36.ppt
fdokumen.com_gangguan-mood-55d299958ee36.pptZiaDr1
 
Skizofrenia fix
Skizofrenia fixSkizofrenia fix
Skizofrenia fixwahyu9652
 
Perkenalan Singkat terhadap Beberapa Gangguan Jiwa (4.0)
Perkenalan Singkat terhadap Beberapa Gangguan Jiwa (4.0)Perkenalan Singkat terhadap Beberapa Gangguan Jiwa (4.0)
Perkenalan Singkat terhadap Beberapa Gangguan Jiwa (4.0)Lautan Jiwa
 
Perkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwa
Perkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwaPerkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwa
Perkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwaBagus Utomo
 
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)Lautan Jiwa
 
Psychiatry nursing
Psychiatry nursingPsychiatry nursing
Psychiatry nursingwahidaaa
 
Beberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.ppt
Beberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.pptBeberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.ppt
Beberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.pptkocankocan
 
Anxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanAnxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanNazmi Bachmid
 
Mengenali Kegawatdaruratan dalam Kesehatan Mental - dr. Eria Nahrani.pptx
Mengenali Kegawatdaruratan dalam Kesehatan Mental - dr. Eria Nahrani.pptxMengenali Kegawatdaruratan dalam Kesehatan Mental - dr. Eria Nahrani.pptx
Mengenali Kegawatdaruratan dalam Kesehatan Mental - dr. Eria Nahrani.pptxEryaNahrani
 
Gangguan Obsesif Kompulsif
Gangguan Obsesif Kompulsif Gangguan Obsesif Kompulsif
Gangguan Obsesif Kompulsif Bu Lan
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikLena Setianingsih
 

Semelhante a Pengertian dan Jenis Perilaku Abnormal (20)

Pb 7. prilaku abnormal. AKPER PEMKAB MUNA
Pb 7. prilaku abnormal. AKPER PEMKAB MUNAPb 7. prilaku abnormal. AKPER PEMKAB MUNA
Pb 7. prilaku abnormal. AKPER PEMKAB MUNA
 
Gangguan jiwa berat
Gangguan jiwa beratGangguan jiwa berat
Gangguan jiwa berat
 
Gangguan mental akibat gagal dalam penyesuaian diri
Gangguan mental akibat gagal dalam penyesuaian diriGangguan mental akibat gagal dalam penyesuaian diri
Gangguan mental akibat gagal dalam penyesuaian diri
 
fdokumen.com_gangguan-mood-55d299958ee36.ppt
fdokumen.com_gangguan-mood-55d299958ee36.pptfdokumen.com_gangguan-mood-55d299958ee36.ppt
fdokumen.com_gangguan-mood-55d299958ee36.ppt
 
Psikopat
PsikopatPsikopat
Psikopat
 
Skizofrenia fix
Skizofrenia fixSkizofrenia fix
Skizofrenia fix
 
Perkenalan Singkat terhadap Beberapa Gangguan Jiwa (4.0)
Perkenalan Singkat terhadap Beberapa Gangguan Jiwa (4.0)Perkenalan Singkat terhadap Beberapa Gangguan Jiwa (4.0)
Perkenalan Singkat terhadap Beberapa Gangguan Jiwa (4.0)
 
Perkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwa
Perkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwaPerkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwa
Perkenalan singkat terhadap beberapa gangguan jiwa
 
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)
 
Psychiatry nursing
Psychiatry nursingPsychiatry nursing
Psychiatry nursing
 
Askep depresi AKPER PEMDA MUNA
Askep depresi AKPER PEMDA MUNAAskep depresi AKPER PEMDA MUNA
Askep depresi AKPER PEMDA MUNA
 
Beberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.ppt
Beberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.pptBeberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.ppt
Beberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.ppt
 
Anxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanAnxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasan
 
Bilazim
BilazimBilazim
Bilazim
 
Mengenali Kegawatdaruratan dalam Kesehatan Mental - dr. Eria Nahrani.pptx
Mengenali Kegawatdaruratan dalam Kesehatan Mental - dr. Eria Nahrani.pptxMengenali Kegawatdaruratan dalam Kesehatan Mental - dr. Eria Nahrani.pptx
Mengenali Kegawatdaruratan dalam Kesehatan Mental - dr. Eria Nahrani.pptx
 
Gangguan Obsesif Kompulsif
Gangguan Obsesif Kompulsif Gangguan Obsesif Kompulsif
Gangguan Obsesif Kompulsif
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
Present
PresentPresent
Present
 
Stres
StresStres
Stres
 
Stres
StresStres
Stres
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Pengertian dan Jenis Perilaku Abnormal

  • 1. A. Pengertian Prilaku Abnormal. B. Jenis – Jenis Prilaku Abnormal.
  • 2. KUIS 1. Jelaskan perbedaan pengertian antara Abnormal dan Tingkah laku Abnormal. 2. Seperti apakah prilaku Abnormal itu, jelaskan. 3. Apa yang dimaksud dengan gangguan kecemasan. 4. Jelaskan 3 hal yang termasuk gangguan kescemasan. 5. Apa yang dimaksud dengan gangguan afektif. 6. Jelaskan 3 hal yang termasuk gangguan afektif. 7. Apa yang dimaksud dengan gangguan kepribadian. 8. Jelaskan 3 hal yang termasuk gangguan kepribadian. 9. Apa yang dimaksud dengan gangguan skizophrenia. 10. Jelaskan 3 hal yang menjadi ciri utama gannguan skizophrenia. 11. Jelaskan tahapan berkembangnya prilaku alkoholis sampai dengan menjadi pecandu alkoholis.
  • 3. A. Pengertian Prilaku Abnormal. 1. J.P. Chaplin. 1. Abnormal artinya berbeda atau sangat menyimpang dari kenormalan. 2. Tingkah laku abnormal adalah tingkah laku yang menyimpang secara menyolok dari acuan normatif, sehat atau diinginkan secara psikologis, dilihat dari sudut pandang penyesuaian diri.
  • 4. 2. Rita L. Atkinson. Prilaku Abnormal adalah prilaku yang : 1. Secara statistik tidak sering terdapat atau menyimpang dari norma. 2. Menyimpang secara menyolok dari norma yang terdapat di masyarakat. 3. Tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan atau maladaptif. 4. Sakit jiwa seperti mengalami penderitaan bathin yang akut, selalu merasa khawatir, mengalami berbagai macam rasa sakit, gelisah atau mungkin tidak dapat tidur.
  • 5. B. Jenis – Jenis Perilaku Abnormal. 1. Gangguan Kecemasan. Gangguan Kecemasan mencakup sekelompok gangguan dimana rasa cemas merupakan gejala utama (kecemasan utama dan gangguan panik) atau kecemasan dialami dimana individu berupaya mengendalikan prilaku maladaptive tertentu (gangguan phobia dan gangguan obsesif – kompulsif).
  • 6. 1.1. Gangguan Kecemasan Merata dan Gangguan Panik. 1.1.a. Ciri dan keluhan fisik seseorang yang mengalami gangguan kecemasan merata : Ciri Keluhan Fisik 1. Setiap hari hidup dalam keadaan tegang. 1. Tidak dapat tenang. 2. Dia selalu merasa serba salah atau khawatir. 2. Tidur terganggu. 3. Cenderung memberi reaksi yang berlebihan. 3. Kelelahan. 4. Terus menerus mengkhawatirkan segala macam masalah yang mungkin terjadi. 4. Macam – macam sakit kepala. 5. Sulit sekali berkonsentrasi dan mengambil keputusan. 5. Kepeningan. 6. Jantung berdebar – debar.
  • 7. 1.1.b. Ciri dan keluhan fisik seseorang yang mengalami serangan panik : Ciri Keluhan Fisik Bila seseorang dalam keadaan tiba – Yakin akan terjadi sesuatu, disertai gejala : tiba yang penuh keprihatinan dan 1. Jantung berdebar – debar. teror yang akut (genting, gawat) 2. Kehabisan nafas. dan meluap – luap. 3. Berkeringat. 4. Rasa muak. 5. Otot – otot bergetar. 6. Kepusingan.
  • 8. 1.2. Gangguan Phobia dan Obsesif – Kompulsif. 1.2.a. Phobia. Gangguan Phobia mengandung ketakutan yang cukup spesifik (berbeda/tersendiri dengan cara tertentu. Seseorang dikatakan menderita gangguan phobia apabila bereaksi dengan ketakutan yang amat sangat pada suatu stimulus atau situasi yang menurut kebanyakan orang tidaklah berbahaya. Ciri orang phobia adalah orang tersebut menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional (dipengaruhi oleh nalar) tetapi dia tetap merasakan kecemasan (mulai dari rasa serba salah sampai panik) yang hanya dapat diredakan dengan menghindari benda/situasi yang menakutkan itu.
  • 9. Lanjutan .....  Ciri phobia lainnya apabila rasa takut tersebut sangat mengganggu kehidupan sehari – hari individu.  Contoh individu yang mengalami phobia : 1. Seorang wanita yang takut tempat tertutup sehingga tidak berani naik lift akhirnya menolak tawaran kerja karena kantornya terletak dilantai dua. 2. Seorang pasien yang takut melihat jarum suntik sehingga ia memilih untuk berobat secara tradisional (tanpa alat suntik).
  • 10. Bagaimana Phobia berkembang ?  Phobia berkembang melalui pengalaman yang menakutkan, misalnya takut pada pesawat setelah mengalami musibah udara.  Phobia berkembang melalui pengamatan dan imbalan, misalnya phobia sekolah, anak kecil biasanya bukan merasa takut pada sekolahnya tetapi takut berpisah dengan ibunya atau orangtuanya. Agar anak tsb ingin selalu berdekatan dengan ibunya maka anak ybs menciptakan berbagai macam alasan sebagai imbalan misalnya sakit perut atau sakit kepala. Karena sakit perut/kepala maka imbalannya yakni kesenangan tinggal dirumah bersama ibunya atau orang tuanya.
  • 11. 1.2.b. Obsesif – Kompulsif.  Obsesif merupakan gangguan terus menerus dari pikiran dan bayangan yang tidak mereka inginkan.  Kompulsif merupakan desakan yang tidak tertahan untuk melaksanakan tindakan atau ritual tertentu.  Orang yang mengalami gangguan obsesif – kompulsif merasa terpaksa berpikir tentang hal – hal yang tidak ingin mereka pikirkan atau melakukan hal – hal yang tidak mereka inginkan.  Contoh pikiran obsesif dihubungkan dengan kompulsif seperti : “ Pikiran tentang kuman penyakit (obsesif) dihubngkan dengan mencuci alat – alat makan berkali – kali sebelum dipakai (kompulsif)
  • 12. 1.2.c. Memahami gangguan kecemasan.  Kadang kita mempunyai pikiran yang mencekam dan desakan untuk melahirkan prilaku tertentu, tetapi bila seseorang mengalami kelainan obsesif – kompulsif maka pikiran dan desakan semacam itu akan memenuhi benaknya sepanjang waktu sehingga benar – benar mengganggu kehidupannya.  Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut.
  • 13. Ada 2 Cara Menanggulangi Kecemasan : 1. Penanggulangan kecemasan dengan menitik beratkan pada masalahnya. Individu menilai situasi yang menimbulkan kecemasan dan kemudian melakukan sesuatu untuk mengubah atau menghindarinya. 2. Penanggulangan kecemasan dengan menitik beratkan pada emosinya. Individu berusaha mereduksi perasaan cemas melalui berbagai macam cara dan tidak secara langsung menghadapi masalah yang menimbulkan kecemasan itu. Misalnya dengan menggunakan salah satu mekanisme pertahanan diri yakni represi /penekanan, supresi / pengendalian, denial / penolakan .
  • 14. 2. Gangguan Afektif.  Gangguan Afective merupakan gangguan suasana hati. Orang yang lagi hatinya (mood) terganggu dapat mengalami depresi atau manik (girang berlebihan). 2.1. Depresi. Pada orang normal, depresi merupakan keadaan kemurungan (sedih, patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan dan pesimisme menghadapi masa depan. Situasi yang paling sering menyebabkan depresi adalah kegagalan, seperti kegagalan disekolah, kehilangan orang yang dicintai, dsb.
  • 15. Lanjutan .....  Ciri utama depresi adalah tidak adanya harapan dan patah hati.  Depresi dianggap abnormal apabila depresi itu diluar kewajaran, misalnya merasa jenuh dan tidak mempunyai semangat hidup, tiba – tiba ingin menangis bahkan mungkin mencoba bunuh diri.  Depresi merupakan respons normal terhadap berbagai stres kehidupan.
  • 16. 2.2. Manik.  Manik yaitu seseorang yang menderita mania atau psikosis manis depresif.  Tanda-tanda mania yaitu tingkah laku berang, keras, bengis, kasar, tidak terkontrol.  Ciri-ciri mania yaitu dengan perbuatan motorik yang berlebihan, kegemparan, impulsivitas (dorongan tanpa dipikir baik- baik akibatnya).  Manik ringan yaitu orangnya penuh energik dan percaya diri. Berbicara terus menerus, mempunyai rencana-rencana besar tetapi tidak diimbangi dengan pelaksanaanya.  Manik berat/parah yaitu orangnya sangat bersemangat dan selalu aktif. Melangkah bolak balik, menyani, berteriak. Bila diganggu mereka marah.
  • 17. 2.3. Manik – Depresif.  Beberapa individu mungkin hanya mengalami manik atau depresi saja.  Tetapi kebanyakan orang mengalami manik juga mengalami saat depresi, episodenya berganti-ganti.  Kondisi berganti-gantinya episode manik dan depresi disebut sebagai gangguan bipolar, dimana individu tsb. Beralih dari satu kutub ke kutub perasaan lain.
  • 18. 2.4. Memahami Gangguan Afektif.  Gangguan Afektif merupakan gangguan perasaan karena depresi, mania atau berganti – ganti antara keduanya. Hal ini disebut juga gangguan manik – depresif.  Teori Psikoanalisis memandang depresi sebagai suatu pengaktifan kembali hilangnya kasih sayang orangtua pada seseorang yang bersifat tergantung pada persetujuan eksternal dan cenderung mengalihkan kemarahan untuk ditahan.  Teori belajar memusatkan pada penguatan positif yang kurang, sikap mengeritik diri, dan ketidak berdayaan yang dipelajari.  Beberapa kecenderungan genetik atau pengalaman masa lalu dapat menyebabkan orang mudah diserang depresi pada waktu mengalami stres.
  • 19. Lanjutan .....  Mania disebabkan kelebihan norephinerfin atau serotonin yaitu suatu persenyawaan atau bahan campuran yang kita jumpai dalam otak, yang diyakini orang berperan sebagai transmiten atau pemancar neural dan memainkan peranan penting dalam pengaturan jadwal tidur dan emosi.  Depresi disebabkan berkurangnya norephinerfin dan serotonin.  Depresi juga dapat merupakan perasaan ketidak berdayaan atau hilangnya dukungan sosial.
  • 20. 3. Gangguan Kepribadian.  Gangguan Kepribadian timbul jika sifat – sifat kepribadian menjadi tidak luwes dan bersifat maladaptif, sehingga mengganggu kemampuan individu dalam memenuhi fungsinya.  Orang yang menderita gangguan kepribadian biasanya merasa tidak terganggu atau cemas dan tidak mempunyai motivasi untuk merubah prilakunya.  Orang yang menderita gangguan kepribadian tidak kehilangan kontak dengan realita atau tidak menunjukan kekacauan prilaku yang menyolok.
  • 21. Bentuk – bentuk Gangguan Kepribadian : 1. Gangguan Kepribadian Narcisistik (Cinta pada diri sendiri). Dengan ciri – ciri sbb : a. Mempunyai rasa kepentingan diri yang melambung yang dipenuhi dengan khayalan – khayalan sukses. b. Selalu mencari pujian dan perhatian. c. Tidak peka terhadap kebutuhan orang lain. d. Sering mengeploitasi kebutuhan orang lain.
  • 22. 2. Gangguan Kepribadian yang tergantung. Dengan ciri – ciri sbb : a. Adanya orientasi hidup yang pasif. b. Tidak mampu mengambil keputusan/tanggung jawab. c. Cenderung menyalahkan diri sendiri. d. Selalu mengharapkan dukungan orang lain.
  • 23. 3. Gangguan Kepribadian Anti Sosial (Psikopatik). Dengan ciri – ciri sbb : a. Sangat mudah berbohong. b. Senang sensasi dan bersuka ria, dan hampir tidak memikirkan efeknya. c. Tidak mampu mengubah prilakunya, sekalipun dihukum. d. Orangnya cerdas, menarik, menyenangkan, dan cukup lihai mengelabui orang lain. e. Bertindak semau hati, meninggalkan keluarga, bertindak kriminal.
  • 24. Dua (2) ciri umum gangguan kepribadian anti sosial : 1. Ketiadaan rasa cinta. Tidak mampu merasa empati (mengerti perasaan orang lain) atau setia pada orang lain. 2. Ketiadaan rasa bersalah. Tidak merasa sesal atas tindakannya, walaupun tindakan itu sangat tercela.  Kepribadian anti sosial hampir tidak berperasaan dan tampaknya tidak merasa bersalah atau menyesalinya, sekalipun tindakan – tindakan mereka menyakitkan orang lain.  Bila tertangkap pengakuan dan penyesalannya begitu meyakinkan sehingga sering kali mereka terhindar dari hukuman.
  • 25. Memahami Gangguan Kepribadian :  Berbagai pola interaksi dalam keluarga dapat memupuk perkembangan kepribadian.  Pola interaksi melibatkan para orangtua yang tida ajeg (tetap, tidak berubah) dalam memberikan kasih sayang, imbalan dan hukuman; akibatnya anak tsb. Tidak mempunyai pedoman jelas untuk perilaku dan teladan yang dapat diandalkan, yang dapat dijadikan dasar identitasnya sendiri.  Gangguan Kepribadian merupakan pola prilaku maladaptive yang sudah lama ada, yang merupakan cara – cara yang tidak dewasa dan tidak wajar dalam mengatasi stres atau dalam memecahkan masalah.
  • 26. 4. Skizophrenia.  Merupakan nama yang diberikan pada beberapa gangguan yang ditandai dengan ciri – ciri sbb : 1. Parahnya Kekacauan kepribadian. 2. Distorsih realita. 3. Ketidak mampuan untuk berfungsi dalam kehidupan sehari – hari. 4. Pengunduran / penarikan diri. 5. Gangguan pada kehidupan emosional dan afektif. 6. Bergantung pada halusinasi, delusi, dan tingkah laku negativistis.
  • 27. Ciri – ciri Utama Skizophrenia : 1. Kekacauan pikiran dan perasaan. 2. Kekacauan persepsi. 3. Kekacauan afektif. 4. Penarikan diri dari realita. 5. Delusi dan halusinasi.
  • 28. 4.1. Kekacauan pikiran dan perasaan. Kekacauan pikiran pada Skizophrenia adalah satu kesulitan umum untuk menyaring stimulus yang tidak relevan. Pada Individu tsb. menanggapi begitu banyak stimulus pada waktu bersamaan dan sulit mengambil makna dari masukan yang berlimpah.
  • 29. 4.2. Kekacauan Persepsi.  Dalam episode skizophrenia yang akut sering kali dilaporkan bahwa dunia tampak lain bagi penderita tsb (suara tampaknya lebih keras, warna lebih menonjol).  Tubuh mereka sendiri tampaknya tidak sama lagi (tangannya tampak lebih besar atau kecil, kaki mereka tampaknya sangat panjang).  Beberapa penderita tidak dapat mengenali diri mereka sendiri dalam kaca atau melihat bayangannya seperti rangkap tiga.
  • 30. 4.3. Kekacauan Afektif.  Penderita Skizophrenia biasanya tidak dapat memberikan respons emosional yang normal dan wajar.  Penderita Skisophrenia sering kali pasif dan tidak responsive terhadap situasi yang seharusnya membuat mereka sedih atau gembira. Seperti seorang ayah tidak menunjukan respons emosional ketika diberitahu keluarganya diserang kanker, namun ekspresi emosi yang datar dapat menyembunyikan kekacauan dalam hatinya.  Kadang penderita Skizophrenia mengungkapkan perasaan yang tidak sesuai dengan situasi/pikiran yang diungkapkan. Seperti penderita akan tersenyum ketika berbicara tentang peristiwa yang tragis.
  • 31. 4.4. Penarikan diri dari realita.  Selama episode skizophrenia seseorang cenderung manarik diri dari pergaulan dengan orang lain, dan menjadi asyik dengan pikiran dan khayalannya sendiri.  Pada kasus Skizophrenia Akut penarikan diri dari realita hanya bersifat sementara.  Pada kasus Skizophrenia Kronis penarikan diri menjadi semakin bertahan sehingga orang tsb. Benar – benar tidak responsive pada peristiwa eksternal, tetap diam dan tidak bergerak selama berhari – hari dan harus dirawat seperti bayi.
  • 32. 4.5. Delusi dan Halusinasi.  Delusi yaitu perasaan keyakinan atau kepercayaan yang keliru.  Halusinasi yaitu persepsi atau tanggapan yang keliru.  Illusi yaitu pengamatan menyimpang.  Delusi yang paling umum adalah keyakinan bahwa kekuatan eksternal mencoba mengendalikan pikiran dan tindakan orang, karena pada tahap skizophrenia akut proses pikiran dan persepsi yang menyimpang disertai pula dengan berbagai delusi.  Deluasi Penganiayaan berkeyakinan bahwa orang atau kelompok tertentu mengancam atau diam – diam merencanakan melawan orang tsb.
  • 33. Lanjutan .....  Delusi Kehebatan berkeyakinan bahwa orang tsb sangat kuat dan penting (tidak begitu umum).  Seorang dengan delusi penganiayaan disebut paranoid. Ia dapat merugikan teman atau familinya, takut diracun, atau mengeluh selalu diintai, diikuti, atau dibicarakan.  Skizophrenia paranoid juga dapat menyerang, atau membunuh orang tanpa sebab yang nyata.
  • 34. Halusinasi.  Halusinasi dapat terjadi sendiri atau merupakan bagian dari keyakinan delusi.  Halusinasi dapat bermacam – macam : 1. Halusinasi Auditorik. Berupa suara-suara yang menyatakan pada orang tersebut. 2. Halusinasi Visual. Misal melihat mahluk aneh, atau malaikat. 3. Halusinasi Sensorik. Misal bau busuk yang keluar dari tubuh orang, rasa racun pada makanan, perasaan disentuh/disuntik dengan jarum.  Penelitian tentang sebab-sebab Skizophrenia adalah kemungkinan adanya kerusakan dalam metabolisme neurotransmitter, faktor sosial, dan hubungan keluaraga yang kurang baik.
  • 35. 5. Alkoholisme dan Ketergantungan Obat. 5.1. Alkoholisme.  Alkohol masih disalah gunakan secara luas, termasuk mariyuana dan obat – obat keras.  Akibat sosial dari pecandu alkohol adalah meningkatnya tindak kriminal, perpecahan keluarga, kecelakaan di jalan raya, dan bunuh diri.  Terdapat berbagai defenisi alkoholisme tetapi hampir semua mengandung pengertian, sbb : 1. Ketidak mampuan berpantang (tidak dapat hidup tanpa alkohol). 2. Tidak adanya kendali (tidak dapat berhenti setelah sekali, dua kali mengkosumsi alkohol)
  • 36. Lanjutan .....  Seseorang dapat berkembang menjadi alkoholis dimulai dari minum – minum yang mengandung alkohol bersama teman – teman dengan berbagai cara.  Suatu penelitian tentang pecandu alkohol mengungkapkan 4 tahap berkembangnya alkoholisme sbb : 1. Tahap Pra Alkoholik. 2. Tahap Prodromal. 3. Tahap Gawat. 4. Tahap Kronis.
  • 37. 5.1.1. Tahap Pra Alkoholik.  Individu mengkonsumsi bersama teman – teman dan kadang – kadang agak banyak untuk meredakan ketegangan dan melupakan masalahnya.  Minum banyak makin menjadi lebih sering dan pada saat ada kemelut maka orang tsb. minum makin banyak lagi untuk mendapatkan pengaruh alkohol yang membantu.
  • 38. 5.1.2. Tahap Prodromal.  Minum dengan cara sembunyi – sembunyi dimana orang tsb tetap sadar tetapi kemudian tidak lagi mengingat kejadian – kejadian.  Individu tsb menjadi asyik dengan minuman keras dan menyesalkan hal itu, tetapi selalu gelisah kapan dan dimana dia bisa mendapatkan minuman.
  • 39. 5.1.3. Tahap Gawat.  Semua kendali hilang. Begitu minum akan dilanjutkan sampai sakit atau pingsan.  Pergaulan sosial memburuk, dan minum menjadi hal yang terang – terangan di hadapan keluarga, teman, atau atasan sekalipun.  Individu seperti ini mulai minum pada pagi hari, mengabaikan aturan makan dan dapat terus minum sampai berhari – hari.  Berpantang masih mungkin, tetapi begitu dia mulai maka pola keseluruhannya akan kembali lagi. Inilah sebabnya disebut tahap gawat karena bilamana tidak segera mendapat pertolongan akan menjadi pecandu alkohol kronis.
  • 40. 5.1.4. Tahap Kronis.  Minum – minuman keras tidak pernah berhenti.  Hidup untuk minum.  Tubuhnya terbiasa sehingga menderita penarikan diri bila tanpa alkohol.  Kurang gizi dan menyebabkan gangguan fisiologis.  Tidak lagi memperhatikan penampilan fisik, harga diri, keluarga, teman, dan status sosialnya.  Ini termasuk pemabuk yang berkeliaran di jalan – jalan.
  • 41. 5.2. Ketergantungan Obat.  Tampaknya penggunaan obat – obat psikoaktif lainnya untuk berbagai alasan yang sama seperti penggunaan alkohol.  Suatu penelitian longitudinal tentang anak – anak di New York menunjukan adanya tahapan, sbb : Bir/Anggur Minuman Keras Mariyuana Obat – Obat Psikoaktif
  • 42. Mengapa orang menggunakan obat Psikoaktif ?  Orang mulai menggunakan obat – obatan Psikoaktif disebabkan : 1. Pengaruh Orang tua. 2. Pengaruh Teman. 3. Faktor Kepribadian.
  • 43. 1. Pengaruh Orang tua.  Salah satu temuan bahwa anak – anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, yang orang tuanya tidak begitu memperhatikan anak – anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras maka lebih mudah menggunakan obat – obat psikoaktif dibanding dengan anak – anak yang berasal dari lingkungan keluarga bahagia.  Remaja dari keluarga konservatif yang menekankan nilai – nilai sosial dan agama serta pentingnya tujuan jangka panjang tidak begitu mudah terlibat dengan obat – obat psikoaktif dibanding dengan keluarga permisif dan liberal/bebas.  Pengaruh yang paling kuat jika orangtuanya mengkonsumsi obat – obat psikoaktif dan alkohol maka anak dengan mudah menirunya.
  • 44. 2. Pengaruh Teman.  Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa makin banyak seorang remaja mencoba berbagai obat – obatan makin besar kemungkinan bahwa taman – tamannya adalah pemakai obat – obatan pula dan sebaliknya (Sadave, 1973).  Teman – teman menggunakan obat – obatan mungkin mempengaruhi remaja tsb. atau remaja ybs. yang mulai menggunakannya kemudian memiliki teman – teman yang menggunakan obat – obatan pula (Johnso, 1973).
  • 45. 3. Faktor Kepribadian.  Tiada satu macam kepribadianpun yang dikaitkan dengan penggunaan obat – obatan.  Orang mencoba obat – obatan karena berbagai macam alasan rasa ingin tahu atau ingin mengalami keadaan sadar yang baru melepaskan diri dari sakit fisik atau sakit jiwa, membebaskan diri dari rasa kebosanan.
  • 46. Mengapa orang tetap menggunakan obat – obatan ?  Faktor pengaruh orang tua, faktor teman dan faktor kepribadian mempengaruhi penggunaan obat – obatan untuk pertama kali, tetapi begitu seseorang menjadi tergantung pada obat secara fisik maka motifasinya berubah secara radikal.  Radikal karena orang itu telah berkenalan dengan suatu kebutuhan baru yang begitu kuatnya sehingga dia mengabaikan kepentingan lain dan hanya hidup untuk keadaan fix berikutnya.
  • 47. Memahami Gangguan Alkoholisme dan Obat- obatan Psikoaktif .  Penggunaan Alkohol dan Obat-obatan Psikoaktif lainnya dapat menyebabkan : 1. Ketergantungan Psikologis. Yaitu dorongan menggunakan alkohol/obat- obatan untuk mengurangi kecemasan. 2. Ketergantungan Fisik. Yaitu gejala makin kebal dan mengasingkan diri.  Alkohol merupakan obat yang digunakan paling luas; ketidak mampuan pantang atau berhenti dari minuman keras setelah minum satu atau dua kali menandakan seseorang sebagai pecandu alkohol.
  • 48. Faktor yang mempengaruhi penggunaan obat-obatan.  Sejumlah faktor yang mempengaruhi orang menggunakan obat-obatan yang terlarang adalah : 1. Kehidupan rumah tangga yang tidak bahagia. 2. Orang tua permisif / bebas. 3. Pengaruh teman. 4. Tidak adanya konformitas sosial. Konformitas sosial adalah kecenderungan untuk memperbolehkan satu tingkah laku individu dikuasai oleh sikap dan penindas yang sudah berlaku.