Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran islam ........

Operator Warnet Vast Raha
Operator Warnet Vast Raha Operator Warnet Vast Raha
BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar belakang
Islam sangat memperhatikan dunia kesehatan guna menolong orang yang sakit dan

meningkatkan kesehatan.Anjuran islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi islam
untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan
kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman.Jadi walaupun seseorang sudah menjaga
kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal
yang diluar kemampuannya menghindari.
Mengingat kompleksnya

faktor pemicu penyakit, maka profesi kebidanan

tidak bisa

dihindari karena keperawatan sangat dibutuhkan secara tradisional sampai pada yang semi
modern dan super modern.Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan medis.Pelayanan kesehatan ialah kegiatan yang dilakukan oleh
pranata

sosial

atau

tujuannya.Sedangkan

pranata
pelayanan

politik
medis

terhadap
ialah

keseluruhan
suatu

masyarakat

upaya

dan

sebagai
kegiatan

pencegahan,pengobatan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan
individual antara para ahli pelayanan medis dengan individu yang membutuhkannya.
Sebagai seorang praktisi kebidanan kita harus bertindak professional sesua fungsi dan tujuan
dari asuhan kebidanan dengan demikian dapat tercapai pelaksanaan asuhan keperawatan /
kebidanan yang bermutu dan sesuai dengan syariat islam

Kehidupan itu sendiri selalu diwarnai oleh hal-hal yang saling bertentangan, yang
saling berganti mengisi hidup ini tanpa pernah kosong sedikit pun. Sehat dan sakit merupakan
warna dan rona abadi yang selalu melekat dalam diri manusia selama dia masih hidup. Tetapi
kebanyakan manusia memperlakukan sehat dan sakit secara tidak adil. Kebanyakan mereka
menganggap sehat itu saja yang mempunyai makna. Sebaliknya sakit hanya dianggap sebagai
beban dan penderitaan, yang tidak ada maknanya sama sekali. Orang yang beranggapan
demikian jelas melakukan kesalahan besar, sebab Allah SWT selalu menciptakan sesuatu
atau memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu
semua. (Q.S. Shaad : 27)
C.

RUMUSAN MASALAH
 Definisi sakit secara medis
 Definisi sakit menurut agama islam
 Jenis Penyakit
 Macam-macam Orang Sakit
 Anjuran Bagi Orang yang Sakit Menurut pandangan islam
 Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit
 Perawatan Bagi Orang Sakit
 Pendampingan Terhadap Orang Sakit
 Pengertian Sakaratul Maut dalam pandangan islam
 Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut
 Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut Menurut pandangan islam


Tuntunan Merawat Orang Sekarat

 Sesaat Setelah Ajal Tiba

B. TUJUAN
Untuk mengetahui perlakuan terhadap orang sakit dan sakratul maut menurut ajaran
islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERLAKUAN TERHADAP ORANG SAKIT MENURUT AJARAN ISLAM
1. Definisi sakit secara medis
Beberapa pengertian sakit dan diantara pengertian sakit ini adalah sebagai berikut :
1. Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.(Menurut
Pemons, 1972)
2. Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa
seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu
dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial. (Menurut Perkins)
3. Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana
fungsinya terganggu atau menyimpang. (Menurut Oxford English Dictionary)
2. Definisi sakit menurut agama islam
A. Mukadimah
Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia sejak
jaman Nabi Adam a.s.. Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah takdir, sakit
pun merupakan takdir.
B. Sakit dalam Pandangan al-Quran

(٨٤)
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya
aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara
semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan
penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat
gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi
peringatan bagi semua yang menyembah Allah”. (QS al-Anbiyâ‟, 21: 83-84)
Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa penyakit, kehilangan harta
dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa
penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi
Ayyub a.s. untuk berdzikir dan memohon keridhaan Allah, dan Allah pun mengabulkan
doanya, hingga akhirnya Nabi Ayyub a.s. sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya.
Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah, tidak
berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah. Karena kita
sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah menakdirkan sakit maka kita akan
sakit, begitu pula apabila Allah menakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali dengan
izin-Nya kita sembuh.

(٨۲)
“(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakaku, maka Dialah yang memberi petunjuk kepadaku.
Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit,
Dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan
menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada
hari kiamat”. (QS asy-Syu‟arâ‟ 26: 78-82)
Dalam setiap perjalanan hidup manusia, senantiasa dipertemukan pada tiga kondisi
dan situasi yakni sehat, sakit atau mati. Pada kondisi sehat, terkadang melupakan cara hidup
sehat dan mengabaikan perintah Allah SWT, sebaliknya pada kondisi sakit dianggap sebuah
beban penderitaan, malapetaka dan wujud kemurkaan Allah SWT.
Dalam Q.S. Saad: 27 Allah SWT selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu
ujian kepada hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu semua.
Artinya:
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orangorang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.

Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang diberikan oleh Allah
SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Sabda Rasulullah SAW yang artinya
“Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan berbagai
cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh keridhoan Allah. Dan
barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh kemurkaan Allah SWT”
(H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi).
Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi yang senantiasa dialami oleh setiap
manusia. Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila tidak menurunkan juga
obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari Nabi saw
bersabda:

Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya
(HR Bukhari)
Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan oleh Allah SWT berupa penghapusan
dosa apabila ia bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya. Sebagaimana
sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, “Tidaklah seorang muslim tertimpa derita
dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut)
kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.”

3

Jenis Penyakit

a. Penyakit fisik/ lahir
b. Penyakit batin/ hati, seperti syirik, kufur, iri atau dengki, dan lain sebagainya

4 Macam-macam Orang Sakit
Orang yang sakit dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
a. Orang yang sakit ringan,
b. Orang yang sakit berat atau keras, dan
c. Orang yang sedang menghadapi sakaratul maut
5

Anjuran Bagi Orang yang Sakit Menurut pandangan islam
a. Berbaik sangka kepada Allah SWT
b. Bersabar atas apa yang menimpanya, tidak berputus asa
c. Menerima takdir Allah SWT atasnya
d. Bersyukur kepada Allah SWT
e. Memperbanyak istighfar
f. Memperbanyak doa
g. Banyak muhasabah diri
h. Senantiasa mengharapkan rahmat Allah SWT atasnya
i. Tawakkal
j. Tetap menjalankan ibadah sesuai kemampuan
k. Membaca buku-buku agama untuk menguatkan batinnya
l. Mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Quran
m. Tidak boleh mengharapkan kematian bagi dirinya
n. Hendaklah segera menunaikan segala tanggungan-tanggungan (utang) kepada orang
lain atau memberi wasiat kepada keluarganya atau yang lainnya

6. Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit
a. Ikhlas
b. Penuh kasih sayang
c. Pemaaf
d. Cermat/ teliti
e. Penuh tanggung jawab
f. Patuh pada peraturan
g. Menyimpan rahasia

7 Perawatan Bagi Orang Sakit
a.

Pengobatan Medis

b. Pengobatan Non Medis, meliputi:
Doa-doa
Mendengarkan ayat-ayat al-Qur‟an
c.

Pengobatan alternatif lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam
8

Pendampingan Terhadap Orang Sakit
Orang sakit biasanya mengalami krisis psikologis dalam dirinya, oleh karena itu

hendaknya didampingi dan diberi perhatian lebih, serta dorongan motivasi untuk
kesembuhannya. Doa-doa serta dzikir dirasa mampu mengurangi rasa sakit orang yang
merasakannya. Karena dalam doa dan dzikir tersebut terdapat ilmu ikhlas sebagai hamba
Allah swt yang tidak mempunyai daya dan upaya dihadapan-Nya. Kita dapat
mendampinginya sebagai wujud bertawaqal dan menyerahkan diri kepada Allah swt dan
menyadari segalanya kembali atas kehendaknya.

B. PERLAKUAN TERHADAP SAKARATUL MAUT MENURUT ISLAM
1. Pengertian Sakaratul Maut dalam pandangan islam
a.

Sakaratun jamak dari sakratun = „keadaan mabuk‟

b.

Naza‟ = mencabut, mencopot, melepaskan, menghilangkan

c.

Wafat (wafaa) = sempurna/ lengkap (tamma)

d.

Ajal = batas waktu, akhir waktu
Imam Al Gazali berbicara tentang maut, “sesungguhnya diketahui dari jalan-jalan

yang menjadi pedoman dan al-quranul karim menyatakannya pula bahwa maut tidak lebih
perubahan keadaan manusia semata. Setelah berpisahnya jasad, wujudnya tetap, hanya
masalahnya dia tersiksa atau didalam nikmat allah”. Arti perpisahan dengan jasad adalah
berakhirnya kekuasaan atas jasad bersamaan dengan keluarnya roh dari jasad tersebut atas
kehendak masa yang telah ditetapkan baginya. Anggota badan merupakan alat bagi manusia,
seperti tangan dipergunakan untuk memukul dan perbuatan-perbuatan lainnya, telinga untuk
mendengar, mata untuk melihat, dan yang sebenarnya untuk memahami segala sesuatu adalah
hati. Hati disini diibaratkan sebagai roh karena itu disebut hati rohani bukan hati jasmani, dan
roh dengan sendirinya dapat mengetahui segala sesuatu tanpa bantuan alat atau indera.

2. Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut
a.

Kakinya terasa lebih dingin

b.

Jari kaki dan tangan nampak hijau kebiru-biruan

c.

Mata membalik

d.

Denyut nadi mulai tidak teraba

e.

Telinganya tampak lemas (pipih)

f.

Sekali-kali merasa panas, minta dikipasi

g.

Tampak kesehatannya lebih baik, kadang minta makan atau minum
3. Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut Menurut pandangan islam
a. Mendampinginya dengan tegar
Apabila diperkenankan, membisikkan kalimat atau bacaan Tauhid ditelinga pasien
dan di doakan
b. Pasrah dan ikhlas atas segala yang terjadi, serta menyadari bahwa semua takdir yang
terjadi merupakan kehendak-Nya
c. Adapun bimbingan bagi keluarga pasien yang sakaratul maut:
*Mengajak keluarga untuk tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien
sakaratul maut dengan ridho dan ikhlas atas apa yang terjadi
*Menghimbau untuk menciptakan suasana yang tenang
*Ajak untuk berdoa bersama serta pasrah dengan apa yang akan terjadi dan menyadari
bahwa semata-mata atas kehendak-Nya

4. Tuntunan Merawat Orang Sekarat
Kepercayaan Spiritual dan Keagamaan
Penanganan penyakit secara serius pada klien biasanya melibatkan intervensi medis
untuk memulihkan atau menjaga kesehatan. Sebagai rangkaian praktik kedua, strategi yang
transformatif, mengakui keterbatasan hidup, dan membantu individu yang sekarat
menemukan arti dalam penderitaan sehingga mereka dapat melampaui atau melangkah lebih
ke depan, keberadaan diri mereka. Praktik yang transformatif dihubungkan dengan
penyembuhan, komunikasi, dan kepercayaan spiritual atau keagamaan (Myers,2003). Sumber
daya spiritual termasuk kepercayan pada kekuatan tertinggi, komunitas pendukung, temanteman, rasa pengharapan dan arti hidup, dan praktik keagamaan. Spiritualitas klien dan
anggota keluarga memengaruhi kemampuan mereka untuk beradaptasi terhadap rasa
kehilangan. Individu yang memiliki hubungan yang kuat dengan kekuatan tertinggi
menunjukan ketabahan dan kemampuan untuk mengalami pemulihan dari rasa kehilangan
(Matheis, Tulsky, dan Matheis,2006).
Integrasi spiritual terjadi ketika individu mencapai kata sepakat dengan
kehidupannya dan meletakkan potongan-potongan kehidupannya bersama-sama dalam suatu
cara yang sesuai dengan seluruh kehidupannya. Mendekati akhir kehidupan, integrasi tersebut
membantu individu memperbaiki hubungan yang rusak atau menyelesaikan urusan yang
belum terselesaikan (O‟gorman, 2002).
Fiqih Islam memberikan tuntunan terkait tindakan yang dilakukan terhadap orang
yang sakit keras/ sekarat (muhtadlir). Apabila nampak tanda-tanda ajalnya sudah tiba, maka
tindakan yang sunah dilakukan oleh orang yang sedang menungguinya adalah:
1. Membaringkan muhtadlir pada lambung sebelah kanan untuk menghadapkannya ke arah
kiblat. Jika tidak memungkinkan, misalnya disebabkan karena tempatnya terlalu sempit atau
ada semacam gangguan pada lambung kanannya, maka ia dibaringkan pada lambung sebelah
kiri. Dan jika masih tidak memungkinkan, maka tidurkanlah dengan melentangkan
menghadap kiblat dengan memberi ganjalan di bawah kepala agar wajahnya bisa lurus
menghadap ke arah tersebut.
2. Membaca surat Yasin dengan agak keras dan al-Ro‟du dengan suara yang pelan. Faidah
pembacaan Surat ini kata al-Qulyubi, adalah mempermudah keluarnya ruh, disamping ada
sebuah hadits yang menjelaskan, bahwa ia akan mati, masuk dan bangkit dari alam kubur
dalam keadaan segar bugar. Dalam Nihayah Az-Zain, Syaikh Nawawi Banten menambahkan,
jika tidak mungkin membaca keduanya, maka surat yang dibaca disesuaikan dengan keadaan
muhtadlir. Yakni apabila masih ada kesadaran dalam diri muhtadlir, maka surat Yasin-lah
yang dibaca. Dan jika sudah tidak ada, maka yang dibaca adalah surat al-Ro‟du karena surat
ini berfaedah mempermudah keluarnya ruh.
3. Men-talqin dengan kalimat Tahlil secara santun (lembut) tidak menampakkan kesan
memaksa. Misalnya, mulaqqin (orang yang mentalqin) mengingatkan disampingnya dengan
ucapan: “ dzikir kepada Alloh itu amat diberkahi”, atau mengajak hadirin dzikir bersama.
Dalam talqinnya, Mulaqqin tidak perlu menambahkan lafadz Asyhadu kecuali muhtadlir
bukan seorang mukmin dan ada harapan ia masuk Islam, maka talqinnya disamping harus
mencantumkan lafadz tersebut juga harus disempurnakan menjadi dua kalimat syahadat agar
ia meninggal dalam keadaan Islam. Talqin ini tidak usah diulang kembali jika muhtadlir telah
mampu mengucapkannya, selama ia tidak berbicara lagi dan menurut Ulama‟ Jumhur,
walaupun mengenai hal-hal yang berkenaan dengan akhirat. Karena tujuan talqin ini, agar
kalimat Tahlil menjadi penutup kalimat yang terucap dari mulutnya. Rosululloh bersabda :

Barang siapa yang akhir perkataannya adalah “Laa ilaaha illallâh”, maka dia masuk sorga.
4. Sunah memberi minum, jika nampak gejala ia menginginkannya. Karena dalam kondisi
seperti itu, syaitan bisa saja menawarkan minuman yang akan ditukar dengan keimanannya.
5.

Sesaat Setelah Ajal Tiba
Setelah

muhtadhir

telah

melalui

kematiannya,

seperti

adanya

tanda-tanda

mengendurnya telapak tangan dan kaki, cekungnya pelipis dan hidung yang tampak lemas,
tindakan berikutnya yang sunah dilalukan adalah:
1. Memejamkan kedua matanya
2. Jika sampai terlambat hingga kedua matanya tidak bisa dipejamkan, maka cara
memejamkannya dengan menarik kedua lengan serta kedua ibu jari kakinya secara
bersamaan, niscaya kedua mata tersebut akan terpejam dengan sendirinya.
3. Mengikat rahangnya ke atas kepala dengan memakai kain yang agak lebar agar
mulutnya tidak terbuka.
4. Melemaskan sendi-sendi tulangnya dengan melipat tangan ke siku, lutut ke paha dan
paha ke perut. Setelah itu dibujurkan kembali, kemudian jari-jari tangannya
dilemaskan. Jika agak terlambat sehingga tubuhnya sudah kaku, maka sunah
dilemaskan memakai minyak. Hikmah dari pelemasan ini agar mempermudah proses
pemandian dan pengkafanannya nanti.
5. Melepaskan pakaiannya secara perlahan. Kemudian disedekapkan lalu mengganti
pakaian tersebut dengan kain tipis, (izar misalnya) yang ujungnya diselipkan di bawah
kepala dan kedua kakinya (menutupi semua tubuh). Kecuali jika ia sedang
menunaikan ibadah Ihram, maka kepalanya harus dibiarkan tetap terbuka.
6. Meletakkan beban seberat 20 dirham (20gr x 2,75gr = 54,300 gr) atau secukupnya di
atas perutnya dengan dibujurkan dan diikat agar perutnya tidak membesar.
7. Membebaskan segala tanggungan hutang atau lainnya. Dan jika tidak mungkin
dilakukan pada saat itu, maka segeralah ahli warinya malakukan aqad Hawalah
(pelimpahan tanggungan hutang) dengan orang-orang yang bersangkutan. Dan sunah
bagi mereka menerima tawaran tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam padangan agama islam merawat pasien merupakan tugas mulia,baik secara
tersurat maupun tersirat agama islam sangat menuntut akan hadirnya peran perawan(rufidah)
di tengah masyarakat. Dalam mengabdi kepada masyarakat diperlukan kesiapan-kesiapan
tertentu yang harus dimiliki oleh Kebidanan antara lain profesi kebidanan dijadikan sebagai
profesi yang sebenarnya, dalam menjalankan tugas harus memperhatikan aspek-aspek
meliputi ketelitian, kecermatan dan kewaspadaaan guna meminimalisir resiko negatif yang
mungkin akan timbul. Serta rasa tanggung jawab yang harus dijunjung tinggi dalam
menghadapi segala tindakan yang dilakukan. Sebagai seorang bidan harus proaktif dalam
menjalankan tugas yang diembannya bukan sebagai penunggu pasien yang sakit ketika
datang ke rumah sakit.

B. Saran
1.

Dalam merawat pasien seorang perawat harus memperhatikan aspek-aspek hatihati,teliti,dan cekatan serta tanggung jawab terhadap semua tindakan yang
dilakukan.

2.

Menganjurkan pasien utuk tidak lupa melaksanakan mewajiban sebagai umat
muslim.

3.

Sesibuk apapun kegiatan yang dilakukan perawat maupun petugas kesehatan yang
lain tidak boleh meninggalkan sholat.

4.

Memegang teguh prinsip perawat profesional.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.kreasimahasiswa.page.tl/MATERI-AGAMA-ISLAM.htm
2. Hidayat A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2.
Salemba Medika: Jakarta
3. Asmadi.(2008).Konsep Dasar Keperawatan.Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
4. Anonim2009.sejarah perkembangan keperawatan di dunia,dalam di akses selasa 24
agustus 2010 pukul 10:15am
5. Kisyik, Abdul Hamid. 1991. Mati Menebus Dosa. Jakarta: Gema Insani Press.
6. Potter dan Perry. 2002. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, Karena atas berkat dan rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah Agama ini. Dengan kami harapkan
kiranya makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak lain
yang membutuhkan informasi dalam makalah Pandangan islam Tentang “Perlakuan
terhadap Orang sakit dan Sakaratul maut menurut islam”
Dalam makalah ini terdapat banyak sekali informasi mengenai nilai-nilai yang berkaitan dan
menjadi dasar dalam Kebidanan.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna,untuk itu
kami berbesar hati untuk menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak. Kami juga
tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun dalam
teknik penyusunannya.

Raha, November 2013

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah.......................................................................................................... 2
C.

Tujuan........................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. PANDANGAN ISLAM TERHADAP ORANG SAKIT...................................

3

1. Definisi sakit secara medis...............................................................................

3

2. Definisi sakit menurut agama islam....................................................................... 3
3. Jenis Penyakit......................................................................................................

5

4. Macam-macam Orang Sakit...........................................................................

4

5. Anjuran Bagi Orang yang Sakit Menurut pandangan islam.................................

5

6. Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit...........................................................................

6

7. Perawatan Bagi Orang Sakit...........................................................................

6

8. Pendampingan Terhadap Orang Sakit..............................................................

7

B. PANDANGAN ISLAM TERHADAP ORANG SAKARATUL MAUT............ 7
1. Pengertian Sakaratul Maut dalam pandangan islam..........................................

7

2. Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut..........................................................

7

3. Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut Menurut pandangan islam......... 8
4.

Tuntunan Merawat Orang Sekarat........................................................................... 8

5. Sesaat Setelah Ajal Tiba........................................................................................

10

BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................11
3.2 SARAN............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12
MAKALAH
PERLAKUAN TERHADAP ORANG SAKIT DAN
SAKARATUL MAUT MENURUT ISLAM

DI SUSUN OLEH:
1. NURNIATI
2.

RUSTIN

TINGKAT 1 B.

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013 / 2014

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados(20)

Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Muhammad Awaludin61.1K visualizações
Pendampingan klien kritisPendampingan klien kritis
Pendampingan klien kritis
stikesby kebidanan3.4K visualizações
Perkembangan antropologi kesehatanPerkembangan antropologi kesehatan
Perkembangan antropologi kesehatan
sugianigustiayu gusti16.7K visualizações
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
Arvina Frida Karela89.4K visualizações
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
UPT Pelatihan Kesehatan Prov. Sumatera Utara34.7K visualizações
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
Ridwan Hidayat57.5K visualizações
Biokimia bagi Perawat Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat
pjj_kemenkes10.7K visualizações
1.01 dinul islam1.01 dinul islam
1.01 dinul islam
Muhammad Love Kian2.7K visualizações
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Iyounk Mandalahi55.3K visualizações
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
zulindarisma277K visualizações
Tata cara merawat orang sakit dan sakaratul mautTata cara merawat orang sakit dan sakaratul maut
Tata cara merawat orang sakit dan sakaratul maut
Operator Warnet Vast Raha 7.1K visualizações
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
Hamida ID36.1K visualizações
Power point Iman kepada AllahPower point Iman kepada Allah
Power point Iman kepada Allah
rahmah eL16.7K visualizações
Makalah MalpraktekMakalah Malpraktek
Makalah Malpraktek
Adriyan bin Asman Sayuti22.3K visualizações
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
nuniek2018.1K visualizações
Penerapan Pancasila dalam Profesi KeperawatanPenerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
pjj_kemenkes27.4K visualizações
Masa kejayaan islam  pptMasa kejayaan islam  ppt
Masa kejayaan islam ppt
Mya Miranda59.9K visualizações
PercakapanPercakapan
Percakapan
Hamdan Pratama10.8K visualizações
ppt Ibadah ppt Ibadah
ppt Ibadah
MeyLiontin12.1K visualizações

Similar a Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran islam ........(20)

Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakitMakalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Operator Warnet Vast Raha 6.1K visualizações
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakitMakalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Operator Warnet Vast Raha 427 visualizações
Makalah konsep sehat sakit dalam islamMakalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islam
Operator Warnet Vast Raha 397 visualizações
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakitMakalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Makalah perawatan orang sakit dan adab mengunjungi orang sakit
Septian Muna Barakati1.9K visualizações
! Ramuan herbal sang nabi! Ramuan herbal sang nabi
! Ramuan herbal sang nabi
Nano Nani81 visualizações
Nasehat untuk yang   sakitNasehat untuk yang   sakit
Nasehat untuk yang sakit
Helmon Chan21 visualizações
Konsep sehat dan sakit menurut islamKonsep sehat dan sakit menurut islam
Konsep sehat dan sakit menurut islam
School of Griya Syifa5.7K visualizações
sejarah kesehatan zaman Rasulullahsejarah kesehatan zaman Rasulullah
sejarah kesehatan zaman Rasulullah
Putrii Permatasarii5.5K visualizações
pengobatan bekam pengobatan bekam
pengobatan bekam
ekosaputro yes4.1K visualizações
Tata cara merawat orang sakit dan sakaratul mautTata cara merawat orang sakit dan sakaratul maut
Tata cara merawat orang sakit dan sakaratul maut
Operator Warnet Vast Raha 415 visualizações
8.3 ppt adab takziah  2019.docx8.3 ppt adab takziah  2019.docx
8.3 ppt adab takziah 2019.docx
Iinfatimah71 visão
Makalah konsep sehat sakit dalam islamMakalah konsep sehat sakit dalam islam
Makalah konsep sehat sakit dalam islam
Warnet Raha792 visualizações
Eutanasia dalam Pandangan IslamEutanasia dalam Pandangan Islam
Eutanasia dalam Pandangan Islam
Masmasthar YanghAndal1K visualizações
Makalah euthanasiaMakalah euthanasia
Makalah euthanasia
Shinta Ari Herdiana874 visualizações
Seorang mukmin yang sakit, ia tidakSeorang mukmin yang sakit, ia tidak
Seorang mukmin yang sakit, ia tidak
Helmon Chan1.2K visualizações
Sakit bukanlah kehinaanSakit bukanlah kehinaan
Sakit bukanlah kehinaan
Harum Nugroho2.3K visualizações
konsep sehat sakit.pptxkonsep sehat sakit.pptx
konsep sehat sakit.pptx
MAbdulAzis35 visualizações

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondanOperator Warnet Vast Raha
8.9K visualizações72 slides

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha 8.9K visualizações
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha 13.5K visualizações
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha 8.5K visualizações
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha 2.4K visualizações
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha 1.4K visualizações
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha 2.1K visualizações
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha 11K visualizações
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha 2.1K visualizações
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha 482 visualizações
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha 481 visualizações
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha 1K visualizações
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
Operator Warnet Vast Raha 568 visualizações
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha 272 visualizações
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
Operator Warnet Vast Raha 223 visualizações
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
Operator Warnet Vast Raha 887 visualizações
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha 7.2K visualizações
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha 937 visualizações
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha 14.6K visualizações
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha 453 visualizações
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha 307 visualizações

Makalah perlakuan terhadap orang sakit dan sakaratul maut menurut ajaran islam ........

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Islam sangat memperhatikan dunia kesehatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan.Anjuran islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman.Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal yang diluar kemampuannya menghindari. Mengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit, maka profesi kebidanan tidak bisa dihindari karena keperawatan sangat dibutuhkan secara tradisional sampai pada yang semi modern dan super modern.Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan medis.Pelayanan kesehatan ialah kegiatan yang dilakukan oleh pranata sosial atau tujuannya.Sedangkan pranata pelayanan politik medis terhadap ialah keseluruhan suatu masyarakat upaya dan sebagai kegiatan pencegahan,pengobatan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan individual antara para ahli pelayanan medis dengan individu yang membutuhkannya. Sebagai seorang praktisi kebidanan kita harus bertindak professional sesua fungsi dan tujuan dari asuhan kebidanan dengan demikian dapat tercapai pelaksanaan asuhan keperawatan / kebidanan yang bermutu dan sesuai dengan syariat islam Kehidupan itu sendiri selalu diwarnai oleh hal-hal yang saling bertentangan, yang saling berganti mengisi hidup ini tanpa pernah kosong sedikit pun. Sehat dan sakit merupakan warna dan rona abadi yang selalu melekat dalam diri manusia selama dia masih hidup. Tetapi kebanyakan manusia memperlakukan sehat dan sakit secara tidak adil. Kebanyakan mereka menganggap sehat itu saja yang mempunyai makna. Sebaliknya sakit hanya dianggap sebagai beban dan penderitaan, yang tidak ada maknanya sama sekali. Orang yang beranggapan demikian jelas melakukan kesalahan besar, sebab Allah SWT selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu semua. (Q.S. Shaad : 27)
  • 2. C. RUMUSAN MASALAH  Definisi sakit secara medis  Definisi sakit menurut agama islam  Jenis Penyakit  Macam-macam Orang Sakit  Anjuran Bagi Orang yang Sakit Menurut pandangan islam  Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit  Perawatan Bagi Orang Sakit  Pendampingan Terhadap Orang Sakit  Pengertian Sakaratul Maut dalam pandangan islam  Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut  Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut Menurut pandangan islam  Tuntunan Merawat Orang Sekarat  Sesaat Setelah Ajal Tiba B. TUJUAN Untuk mengetahui perlakuan terhadap orang sakit dan sakratul maut menurut ajaran islam.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. PERLAKUAN TERHADAP ORANG SAKIT MENURUT AJARAN ISLAM 1. Definisi sakit secara medis Beberapa pengertian sakit dan diantara pengertian sakit ini adalah sebagai berikut : 1. Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.(Menurut Pemons, 1972) 2. Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial. (Menurut Perkins) 3. Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang. (Menurut Oxford English Dictionary) 2. Definisi sakit menurut agama islam A. Mukadimah Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia sejak jaman Nabi Adam a.s.. Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah takdir, sakit pun merupakan takdir. B. Sakit dalam Pandangan al-Quran (٨٤) “Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat
  • 4. gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah”. (QS al-Anbiyâ‟, 21: 83-84) Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa penyakit, kehilangan harta dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi Ayyub a.s. untuk berdzikir dan memohon keridhaan Allah, dan Allah pun mengabulkan doanya, hingga akhirnya Nabi Ayyub a.s. sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya. Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah, tidak berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah. Karena kita sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah menakdirkan sakit maka kita akan sakit, begitu pula apabila Allah menakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali dengan izin-Nya kita sembuh. (٨۲) “(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakaku, maka Dialah yang memberi petunjuk kepadaku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (QS asy-Syu‟arâ‟ 26: 78-82) Dalam setiap perjalanan hidup manusia, senantiasa dipertemukan pada tiga kondisi dan situasi yakni sehat, sakit atau mati. Pada kondisi sehat, terkadang melupakan cara hidup sehat dan mengabaikan perintah Allah SWT, sebaliknya pada kondisi sakit dianggap sebuah beban penderitaan, malapetaka dan wujud kemurkaan Allah SWT. Dalam Q.S. Saad: 27 Allah SWT selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu semua.
  • 5. Artinya: Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orangorang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Sabda Rasulullah SAW yang artinya “Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh keridhoan Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh kemurkaan Allah SWT” (H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi). Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi yang senantiasa dialami oleh setiap manusia. Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila tidak menurunkan juga obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda: Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya (HR Bukhari) Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan oleh Allah SWT berupa penghapusan dosa apabila ia bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya. Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, “Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.” 3 Jenis Penyakit a. Penyakit fisik/ lahir b. Penyakit batin/ hati, seperti syirik, kufur, iri atau dengki, dan lain sebagainya 4 Macam-macam Orang Sakit Orang yang sakit dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: a. Orang yang sakit ringan, b. Orang yang sakit berat atau keras, dan c. Orang yang sedang menghadapi sakaratul maut
  • 6. 5 Anjuran Bagi Orang yang Sakit Menurut pandangan islam a. Berbaik sangka kepada Allah SWT b. Bersabar atas apa yang menimpanya, tidak berputus asa c. Menerima takdir Allah SWT atasnya d. Bersyukur kepada Allah SWT e. Memperbanyak istighfar f. Memperbanyak doa g. Banyak muhasabah diri h. Senantiasa mengharapkan rahmat Allah SWT atasnya i. Tawakkal j. Tetap menjalankan ibadah sesuai kemampuan k. Membaca buku-buku agama untuk menguatkan batinnya l. Mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Quran m. Tidak boleh mengharapkan kematian bagi dirinya n. Hendaklah segera menunaikan segala tanggungan-tanggungan (utang) kepada orang lain atau memberi wasiat kepada keluarganya atau yang lainnya 6. Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit a. Ikhlas b. Penuh kasih sayang c. Pemaaf d. Cermat/ teliti e. Penuh tanggung jawab f. Patuh pada peraturan g. Menyimpan rahasia 7 Perawatan Bagi Orang Sakit a. Pengobatan Medis b. Pengobatan Non Medis, meliputi: Doa-doa Mendengarkan ayat-ayat al-Qur‟an c. Pengobatan alternatif lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Islam
  • 7. 8 Pendampingan Terhadap Orang Sakit Orang sakit biasanya mengalami krisis psikologis dalam dirinya, oleh karena itu hendaknya didampingi dan diberi perhatian lebih, serta dorongan motivasi untuk kesembuhannya. Doa-doa serta dzikir dirasa mampu mengurangi rasa sakit orang yang merasakannya. Karena dalam doa dan dzikir tersebut terdapat ilmu ikhlas sebagai hamba Allah swt yang tidak mempunyai daya dan upaya dihadapan-Nya. Kita dapat mendampinginya sebagai wujud bertawaqal dan menyerahkan diri kepada Allah swt dan menyadari segalanya kembali atas kehendaknya. B. PERLAKUAN TERHADAP SAKARATUL MAUT MENURUT ISLAM 1. Pengertian Sakaratul Maut dalam pandangan islam a. Sakaratun jamak dari sakratun = „keadaan mabuk‟ b. Naza‟ = mencabut, mencopot, melepaskan, menghilangkan c. Wafat (wafaa) = sempurna/ lengkap (tamma) d. Ajal = batas waktu, akhir waktu Imam Al Gazali berbicara tentang maut, “sesungguhnya diketahui dari jalan-jalan yang menjadi pedoman dan al-quranul karim menyatakannya pula bahwa maut tidak lebih perubahan keadaan manusia semata. Setelah berpisahnya jasad, wujudnya tetap, hanya masalahnya dia tersiksa atau didalam nikmat allah”. Arti perpisahan dengan jasad adalah berakhirnya kekuasaan atas jasad bersamaan dengan keluarnya roh dari jasad tersebut atas kehendak masa yang telah ditetapkan baginya. Anggota badan merupakan alat bagi manusia, seperti tangan dipergunakan untuk memukul dan perbuatan-perbuatan lainnya, telinga untuk mendengar, mata untuk melihat, dan yang sebenarnya untuk memahami segala sesuatu adalah hati. Hati disini diibaratkan sebagai roh karena itu disebut hati rohani bukan hati jasmani, dan roh dengan sendirinya dapat mengetahui segala sesuatu tanpa bantuan alat atau indera. 2. Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut a. Kakinya terasa lebih dingin b. Jari kaki dan tangan nampak hijau kebiru-biruan c. Mata membalik d. Denyut nadi mulai tidak teraba e. Telinganya tampak lemas (pipih) f. Sekali-kali merasa panas, minta dikipasi g. Tampak kesehatannya lebih baik, kadang minta makan atau minum
  • 8. 3. Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut Menurut pandangan islam a. Mendampinginya dengan tegar Apabila diperkenankan, membisikkan kalimat atau bacaan Tauhid ditelinga pasien dan di doakan b. Pasrah dan ikhlas atas segala yang terjadi, serta menyadari bahwa semua takdir yang terjadi merupakan kehendak-Nya c. Adapun bimbingan bagi keluarga pasien yang sakaratul maut: *Mengajak keluarga untuk tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien sakaratul maut dengan ridho dan ikhlas atas apa yang terjadi *Menghimbau untuk menciptakan suasana yang tenang *Ajak untuk berdoa bersama serta pasrah dengan apa yang akan terjadi dan menyadari bahwa semata-mata atas kehendak-Nya 4. Tuntunan Merawat Orang Sekarat Kepercayaan Spiritual dan Keagamaan Penanganan penyakit secara serius pada klien biasanya melibatkan intervensi medis untuk memulihkan atau menjaga kesehatan. Sebagai rangkaian praktik kedua, strategi yang transformatif, mengakui keterbatasan hidup, dan membantu individu yang sekarat menemukan arti dalam penderitaan sehingga mereka dapat melampaui atau melangkah lebih ke depan, keberadaan diri mereka. Praktik yang transformatif dihubungkan dengan penyembuhan, komunikasi, dan kepercayaan spiritual atau keagamaan (Myers,2003). Sumber daya spiritual termasuk kepercayan pada kekuatan tertinggi, komunitas pendukung, temanteman, rasa pengharapan dan arti hidup, dan praktik keagamaan. Spiritualitas klien dan anggota keluarga memengaruhi kemampuan mereka untuk beradaptasi terhadap rasa kehilangan. Individu yang memiliki hubungan yang kuat dengan kekuatan tertinggi menunjukan ketabahan dan kemampuan untuk mengalami pemulihan dari rasa kehilangan (Matheis, Tulsky, dan Matheis,2006). Integrasi spiritual terjadi ketika individu mencapai kata sepakat dengan kehidupannya dan meletakkan potongan-potongan kehidupannya bersama-sama dalam suatu cara yang sesuai dengan seluruh kehidupannya. Mendekati akhir kehidupan, integrasi tersebut membantu individu memperbaiki hubungan yang rusak atau menyelesaikan urusan yang belum terselesaikan (O‟gorman, 2002). Fiqih Islam memberikan tuntunan terkait tindakan yang dilakukan terhadap orang yang sakit keras/ sekarat (muhtadlir). Apabila nampak tanda-tanda ajalnya sudah tiba, maka tindakan yang sunah dilakukan oleh orang yang sedang menungguinya adalah:
  • 9. 1. Membaringkan muhtadlir pada lambung sebelah kanan untuk menghadapkannya ke arah kiblat. Jika tidak memungkinkan, misalnya disebabkan karena tempatnya terlalu sempit atau ada semacam gangguan pada lambung kanannya, maka ia dibaringkan pada lambung sebelah kiri. Dan jika masih tidak memungkinkan, maka tidurkanlah dengan melentangkan menghadap kiblat dengan memberi ganjalan di bawah kepala agar wajahnya bisa lurus menghadap ke arah tersebut. 2. Membaca surat Yasin dengan agak keras dan al-Ro‟du dengan suara yang pelan. Faidah pembacaan Surat ini kata al-Qulyubi, adalah mempermudah keluarnya ruh, disamping ada sebuah hadits yang menjelaskan, bahwa ia akan mati, masuk dan bangkit dari alam kubur dalam keadaan segar bugar. Dalam Nihayah Az-Zain, Syaikh Nawawi Banten menambahkan, jika tidak mungkin membaca keduanya, maka surat yang dibaca disesuaikan dengan keadaan muhtadlir. Yakni apabila masih ada kesadaran dalam diri muhtadlir, maka surat Yasin-lah yang dibaca. Dan jika sudah tidak ada, maka yang dibaca adalah surat al-Ro‟du karena surat ini berfaedah mempermudah keluarnya ruh. 3. Men-talqin dengan kalimat Tahlil secara santun (lembut) tidak menampakkan kesan memaksa. Misalnya, mulaqqin (orang yang mentalqin) mengingatkan disampingnya dengan ucapan: “ dzikir kepada Alloh itu amat diberkahi”, atau mengajak hadirin dzikir bersama. Dalam talqinnya, Mulaqqin tidak perlu menambahkan lafadz Asyhadu kecuali muhtadlir bukan seorang mukmin dan ada harapan ia masuk Islam, maka talqinnya disamping harus mencantumkan lafadz tersebut juga harus disempurnakan menjadi dua kalimat syahadat agar ia meninggal dalam keadaan Islam. Talqin ini tidak usah diulang kembali jika muhtadlir telah mampu mengucapkannya, selama ia tidak berbicara lagi dan menurut Ulama‟ Jumhur, walaupun mengenai hal-hal yang berkenaan dengan akhirat. Karena tujuan talqin ini, agar kalimat Tahlil menjadi penutup kalimat yang terucap dari mulutnya. Rosululloh bersabda : Barang siapa yang akhir perkataannya adalah “Laa ilaaha illallâh”, maka dia masuk sorga. 4. Sunah memberi minum, jika nampak gejala ia menginginkannya. Karena dalam kondisi seperti itu, syaitan bisa saja menawarkan minuman yang akan ditukar dengan keimanannya.
  • 10. 5. Sesaat Setelah Ajal Tiba Setelah muhtadhir telah melalui kematiannya, seperti adanya tanda-tanda mengendurnya telapak tangan dan kaki, cekungnya pelipis dan hidung yang tampak lemas, tindakan berikutnya yang sunah dilalukan adalah: 1. Memejamkan kedua matanya 2. Jika sampai terlambat hingga kedua matanya tidak bisa dipejamkan, maka cara memejamkannya dengan menarik kedua lengan serta kedua ibu jari kakinya secara bersamaan, niscaya kedua mata tersebut akan terpejam dengan sendirinya. 3. Mengikat rahangnya ke atas kepala dengan memakai kain yang agak lebar agar mulutnya tidak terbuka. 4. Melemaskan sendi-sendi tulangnya dengan melipat tangan ke siku, lutut ke paha dan paha ke perut. Setelah itu dibujurkan kembali, kemudian jari-jari tangannya dilemaskan. Jika agak terlambat sehingga tubuhnya sudah kaku, maka sunah dilemaskan memakai minyak. Hikmah dari pelemasan ini agar mempermudah proses pemandian dan pengkafanannya nanti. 5. Melepaskan pakaiannya secara perlahan. Kemudian disedekapkan lalu mengganti pakaian tersebut dengan kain tipis, (izar misalnya) yang ujungnya diselipkan di bawah kepala dan kedua kakinya (menutupi semua tubuh). Kecuali jika ia sedang menunaikan ibadah Ihram, maka kepalanya harus dibiarkan tetap terbuka. 6. Meletakkan beban seberat 20 dirham (20gr x 2,75gr = 54,300 gr) atau secukupnya di atas perutnya dengan dibujurkan dan diikat agar perutnya tidak membesar. 7. Membebaskan segala tanggungan hutang atau lainnya. Dan jika tidak mungkin dilakukan pada saat itu, maka segeralah ahli warinya malakukan aqad Hawalah (pelimpahan tanggungan hutang) dengan orang-orang yang bersangkutan. Dan sunah bagi mereka menerima tawaran tersebut.
  • 11. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam padangan agama islam merawat pasien merupakan tugas mulia,baik secara tersurat maupun tersirat agama islam sangat menuntut akan hadirnya peran perawan(rufidah) di tengah masyarakat. Dalam mengabdi kepada masyarakat diperlukan kesiapan-kesiapan tertentu yang harus dimiliki oleh Kebidanan antara lain profesi kebidanan dijadikan sebagai profesi yang sebenarnya, dalam menjalankan tugas harus memperhatikan aspek-aspek meliputi ketelitian, kecermatan dan kewaspadaaan guna meminimalisir resiko negatif yang mungkin akan timbul. Serta rasa tanggung jawab yang harus dijunjung tinggi dalam menghadapi segala tindakan yang dilakukan. Sebagai seorang bidan harus proaktif dalam menjalankan tugas yang diembannya bukan sebagai penunggu pasien yang sakit ketika datang ke rumah sakit. B. Saran 1. Dalam merawat pasien seorang perawat harus memperhatikan aspek-aspek hatihati,teliti,dan cekatan serta tanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukan. 2. Menganjurkan pasien utuk tidak lupa melaksanakan mewajiban sebagai umat muslim. 3. Sesibuk apapun kegiatan yang dilakukan perawat maupun petugas kesehatan yang lain tidak boleh meninggalkan sholat. 4. Memegang teguh prinsip perawat profesional.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.kreasimahasiswa.page.tl/MATERI-AGAMA-ISLAM.htm 2. Hidayat A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2. Salemba Medika: Jakarta 3. Asmadi.(2008).Konsep Dasar Keperawatan.Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta 4. Anonim2009.sejarah perkembangan keperawatan di dunia,dalam di akses selasa 24 agustus 2010 pukul 10:15am 5. Kisyik, Abdul Hamid. 1991. Mati Menebus Dosa. Jakarta: Gema Insani Press. 6. Potter dan Perry. 2002. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
  • 13. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, Karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah Agama ini. Dengan kami harapkan kiranya makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak lain yang membutuhkan informasi dalam makalah Pandangan islam Tentang “Perlakuan terhadap Orang sakit dan Sakaratul maut menurut islam” Dalam makalah ini terdapat banyak sekali informasi mengenai nilai-nilai yang berkaitan dan menjadi dasar dalam Kebidanan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata sempurna,untuk itu kami berbesar hati untuk menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak. Kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun dalam teknik penyusunannya. Raha, November 2013 Penyusun
  • 14. DAFTAR ISI Kata Pengantar..................................................................................................................... i Daftar Isi.............................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1 B. Rumusan masalah.......................................................................................................... 2 C. Tujuan........................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. PANDANGAN ISLAM TERHADAP ORANG SAKIT................................... 3 1. Definisi sakit secara medis............................................................................... 3 2. Definisi sakit menurut agama islam....................................................................... 3 3. Jenis Penyakit...................................................................................................... 5 4. Macam-macam Orang Sakit........................................................................... 4 5. Anjuran Bagi Orang yang Sakit Menurut pandangan islam................................. 5 6. Sifat-Sifat Perawat Orang Sakit........................................................................... 6 7. Perawatan Bagi Orang Sakit........................................................................... 6 8. Pendampingan Terhadap Orang Sakit.............................................................. 7 B. PANDANGAN ISLAM TERHADAP ORANG SAKARATUL MAUT............ 7 1. Pengertian Sakaratul Maut dalam pandangan islam.......................................... 7 2. Tanda-Tanda Orang yang Sakaratul Maut.......................................................... 7 3. Bimbingan Terhadap Pasien yang Sakaratul Maut Menurut pandangan islam......... 8 4. Tuntunan Merawat Orang Sekarat........................................................................... 8 5. Sesaat Setelah Ajal Tiba........................................................................................ 10 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN................................................................................................................11 3.2 SARAN............................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12
  • 15. MAKALAH PERLAKUAN TERHADAP ORANG SAKIT DAN SAKARATUL MAUT MENURUT ISLAM DI SUSUN OLEH: 1. NURNIATI 2. RUSTIN TINGKAT 1 B. AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2013 / 2014