SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bulimia nervosa didefinisikan sebagai kebiasaan makan di mana penderitanya
mengkonsumsi sejumlah makanan dalam jumlah sangat besar, kemudian mengeluarkan
kembali makanan yang telah dikonsumsi dengan cara memuntahkan kembali atau dengan
cara lainnya untuk mengurangi jumlah kalori makanan yang telah masuk ke dalam
tubuhnya.
Bulimia nervosa melanda sekitar 1,5% wanita usia reproduktif. Dari 100.000 populasi, 13
wanita menderita bulimia nervosa per tahun. Dengan menggunakan kriteria diagnosis yang
lebih ketat, rata-rata prevalensi bulimia nervosa diperkirakan sekitar 1000 per 100.000 (1%).
Sedangkan pada kelompok pria, insiden bulimia hanya terjadi 1/10 dari insiden pada
kelompok wanita, yaitu sebesar 0,1%.1
Sebagian besar alasan melakukan bulimia nervosa
yaitu untuk memuaskan keinginan makan tanpa harus meningkatkan berat badan. Hal inilah
yang menyebabkan mengapa sebagian besar penderita bulimia nervosa adalah kaum
wanita.
Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat perilaku bulimia yaitu dapat mempengaruhi
sistem imunitas tubuh.2,3
Sistem imunitas merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan
yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi.4
Sistem imun diperlukan tubuh untuk
mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai
bahan dalam lingkungan hidup.4
Asupan makanan berperan penting terhadap sistem imunitas tubuh, karena untuk
membentuk sistem imunitas tubuh diperlukan berbagai zat gizi. Asupan makan yang tidak
optimal dapat menyebabkan malnutrisi. Malnutrisi merupakan salah satu faktor penyebab
dari menurunnya imunitas tubuh seseorang.5
Pada penderita bulimia nervosa, makanan
yang telah masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna dan
diabsorpsi oleh tubuh. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan asupan zat gizi sesuai dengan
kebutuhannya sehingga mekanisme pembentukan dan pertahanan sistem imunitas di dalam
tubuh menjadi terganggu. Malnutrisi dapat mengganggu sistem imunitas selular sejak tahap
awal.5
Selain itu, dapat juga mengganggu sistem imun humoral, sel fagosit dan sistem
komplemen.6
Hal tersebutlah yang mendasari ditulisnya makalah “Bulimia Nervosa Menurunkan Sistem
Imunitas Tubuh”, di mana di dalamnya akan membahas mengenai peranan zat gizi dalam
pembentukan sistem imun tubuh, kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita
bulimia, serta pembahasan mengenai mekanisme penurunan sistem imunitas yang terjadi
pada penderita bulimia nervosa.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini:
1. bagaimana peran zat gizi dalam pembentukan sistem imunitas tubuh?
2. bagaimana kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita bulimia nervosa?
3. bagaimana mekanisme penurunan sistem imunitas tubuh yang terjadi pada penderita
bulimia nervosa?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu
1. menjelaskan peran zat gizi dalam pembentukan sistem imunitas tubuh;
2. menjelaskan kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita bulimia nervosa;
3. menjelaskan mekanisme penurunan sistem imunitas tubuh yang terjadi pada penderita
bulimia nervosa.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bulimia Nervosa
1. Pengertian
Bulimia nervosa didefinisikan sebagai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam jumlah
banyak (binge) dan mengeluarkan kembali makanan yang sudah dikonsumsi (purge).
Bulimia diambil dari kata “bull” (ox) yang berarti sapi jantan. Kata ini digunakan untuk
menggambarkan kondisi yang sangat lapar disertai nafsu makan yang sangat besar dan
dalam jumlah banyak. Secara normal, makanan yang telah masuk akan dicerna dan
diabsorpsi oleh tubuh, namun pada penderita bulimia nervosa, makanan tersebut akan
dikeluarkan kembali dengan sengaja untuk mengurangi jumlah kalori yang masuk.8
2. Gejala dan Penyebab Bulimia Nervosa
Sebagian besar penderita bulimia nervosa adalah kelompok usia belasan akhir dan 20an
awal.1
Bulimia nervosa dapat ditemukan pada semua kelas sosial. Sangat jarang penderita
bulimia nervosa yang mengkonsumsi makanan dalam porsi normal. Ketika sedang berada di
tempat umum, penderita bulimia cenderung akan mengkonsumsi makanan dalam jumlah
sangat sedikit, namun ketika sedang berada dalam periode makan banyak (binge episode),
mereka dapat mengasup makanan dalam jumlah besar mulai dari 1000 hingga 50.000 kkal.9
Jenis makanan yang dikonsumsi cenderung tinggi lemak dan karbohidrat, seperti es krim,
donat, cake, cookies, milkshake dan cokelat. Mereka mengkonsumsi makanan dengan
tujuan untuk memenuhi keinginan makan (memenuhi keinginan secara emosional saja),
tanpa mempertimbangkan nilai gizi makanan tersebut.
Beberapa hal yang menyebabkan penderita bulimia nervosa mengkonsumsi makanan
dalam jumlah banyak yaitu kondisi depresi, stress, frustrasi, kebosanan serta bisa juga
disebabkan karena melihat makanan yang dapat meningkatkan keinginannya untuk makan.
Setelah mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak, penderita bulimia cenderung akan
merasa gelisah, depresi dan merasa bersalah sehingga mereka akan melakukan berbagai
cara untuk kembali mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi dalam jumlah banyak
tadi.8
Salah satu cara yang paling sering digunakan yaitu dengan memuntahkan makanan yang
telah dikonsumsi. Namun tidak jarang juga ada yang menggunakan obat laxative dan
diuretik.8
Beberapa penderita bulimia berusaha melakukan diet ketat selama beberapa hari
hingga beberapa minggu, di sela-sela kebiasaan makannya yang berlebih. Namun ketika
diet ketat gagal dilakukan, penderita bulimia ini cenderung akan kembali mengkonsumsi
makanan dalam jumlah banyak dan berlebihan.10
3. Kriteria Diagnosis
Ada 3 kriteria yang bisa digunakan untuk mendiagnosis bulimia nervosa menurut DSM IV
(Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder), 1994 1,8
:
a. persentasi frekuensi makan dalam jumlah besar serta ketidakmampuan penderita
untuk mengontrol kebiasaan makannya dalam jumlah banyak. Biasanya antara 1000-2000
kkal;
b. frekuensi perilaku yang dilakukan untuk mengontrol berat badan dan bentuk tubuh
dengan cara mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi, seperti penggunaan obat
laxative, diuretik atau dengan memuntahkan makanan. Minimal kebiasaan tersebut
dilakukan dua kali dalam seminggu selama 3 bulan;
c. melihat kebiasaan/perilaku yang dilakukan untuk mengontrol berat badan (selain
dengan mengeluarkan makanan) yaitu dengan melakukan aktivitas fisik/olahraga serta
berpuasa secara berlebihan.
Menurut DSM IV, terdapat 2 macam bulimia yaitu purging bulimia dan non-purging bulimia.
Purging bulimia ditandai dengan penggunaan bahan kimia untuk mengosongkan lambung
dan mengeluarkan makanan dari dalam tubuhnya, seperti penggunaan obat laxative dan
diuretik, sedangkan non-purging bulimia cenderung menggunakan cara-cara alami seperti
dengan berpuasa atau olahraga secara berlebihan.8
4. Pengaruh Bulimia Nervosa terhadap Fisiologis Tubuh
Komplikasi fisiologis pada penderita bulimia nervosa dapat mempengaruhi hampir di setiap
sistem dalam tubuh. Mulai dari masalah terkecil seperti luka pada jari tangan yang
disebabkan karena seringnya digunakan untuk merangsang memuntahkan makanan hingga
masalah besar yang bersifat sistemik seperti gangguan elektrolit dalam tubuh akibat dari
kebiasaan mengeluarkan makanan yang terus menerus.11
Kebiasaan mengonsumsi makanan dengan porsi besar dalam waktu singkat pada penderita
bulimia dapat menyebabkan terjadinya pembesaran ukuran lambung secara akut, yang
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Hal ini juga akan mengakibatkan terjadinya inflamasi
pada pankreas, luka pada daerah bagian perut dan terjadi peregangan ukuran perut, serta
peningkatan kecepatan detak jantung karena pankreas harus bekerja ekstra keras untuk
mencernakan makanan dalam jumlah banyak sekaligus.12
Kebiasaan memuntahkan makanan menyebabkan terjadinya luka dan pengikisan pada
esophagus karena pengaruh asam lambung, menyebabkan pengikisan lapisan gigi, memicu
gangguan pada gusi dan proses menelan karena akan berpengaruh terhadap produksi air
liur (saliva). Akibat lainnya yaitu dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh, dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit. Penderita bulimia juga dapat merasakan haus yang
berlebihan disertai dengan penurunan jumlah pengeluaran urin dari dalam tubuh, hal ini
akan menyebabkan terjadinya pembengkakan (edema) karena adanya resistensi
(penahanan) air di dalam tubuh. Seringnya memuntahkan makanan juga dapat
mengakibatkan kehilangan ion natrium, kalium dan klor dari dalam tubuh yang dapat
menimbulkan gangguan jantung.13
Kematian yang disebabkan karena bulimia nervosa
diperkirakan sekitar 3%.14
Sering juga terdapat keluhan terjadi penurunan sensitivitas indera
pengecap, hal ini disebabkan karena seringnya reseptor pengecap terpapar oleh asam
lambung yang ikut keluar saat penderita bulimia memuntahkan makanannya, sehingga
fungsi kerjanya ikut menurun.15
Penggunaan laxative dalam waktu lama dapat menyebabkan penurunan fungsi kolon. Selain
itu, penggunaan obat-obatan laxative dan diuretic juga dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan cairan dalam tubuh, keseimbangan elektrolit, dehidrasi, malabsorpsi, kram
pada perut dan kram otot.11
B. Sistem Imunitas
1. Pengertian
Imunitas adalah adanya resistensi terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi. Sistem imun
merupakan gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan terhadap resistensi infeksi.
Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang
dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.4
2. Klasifikasi Sistem Imun
Secara umum, sistem imun terdiri atas sistem imun alamiah (nonspesifik) dan sistem imun
didapat (spesifik).
a. Sistem Imun Nonspesifik
Sistem imun ini selalu ada pada tubuh yang normal dan sehat, siap mencegah mikroba yang
akan masuk ke dalam tubuh dengan cepat. Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan
terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Tidak menunjukkan
kekhususan terhadap bahan asing tertentu dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak
patogen potensial. Terdiri atas sistem pertahanan fisik, biokimia, humoral, dan selular.
- Sistem pertahanan fisik : kulit, selaput lendir, silia (rambut getar), saluran nafas,
batuk dan bersin;
- Sistem pertahanan biokimia : pH asam dari keringat dan berbagai asam lemak yang
dilepas oleh kulit yang dapat mendenaturasikan protein mikroba, lisozim dalam keringat, air
ludah (saliva), air mata, ASI, asam lambung, pH yang rendah pada vagina, spermin dalam
sperma dan mukus kental;
- Pertahanan humoral : komplemen, interferon dan protein fase akut
- Pertahanan selular : fagosit, makrofag, sel natural killer (NK) dan sel mast yang
berperan dalam reaksi alergi
b. Sistem Imun Spesifik
Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan mengenal benda yang dianggap asing.
Disebut spesifik karena sistem imun ini hanya dapat menyingkirkan benda asing yang sudah
dikenal sebelumnya. Benda asing yang pertama kali masuk ke dalam tubuh akan segera
dikenali oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitasi sel-sel sistem imun tersebut.
Benda asing yang sama, bila terpajan ulang akan dikenal lebih cepat, kemudian
dihancurkan. Sistem imun spesifik terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sistem imun spesifik
humoral dan sistem imun spesifik selular.
1. Sistem imun spesifik humoral
Pemeran utama dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B. Bila sel B
dirangsang oleh benda asing, sel tersebut akan berproliferasi, berdiferensiasi dan
berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibody. Fungsi utama antibody ini
adalah pertahanan terhadap infeksi infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralisir
toksinnya.
2. Sistem imun spesifik selular
Limfosit T atau sel T berperan pada sistem imun spesifik selular. Fungsi utama sistem imun
spesifik selular ialah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraselular, virus, jamur,
parasit dan keganasan. Sel yang berperan pada imunitas selular adalah sel CD4+
yang
mengaktifkan sel Th1 agar mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba. Selain
itu, terdapat pula sel CD8+
yang berperan untuk memusnahkan sel terinfeksi.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
a. Peran Zat Gizi dalam Pembentukan Sistem Imunitas Tubuh
Sistem imun berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit
yang berasal dari lingkungan serta berbagai zat berbahaya lainnya. Zat gizi memiliki
peranan penting dalam pembentukan sistem imun tubuh. Pada orang yang mengalami
masalah gizi kurang (undernutrisi), baik defisiensi zat gizi makro, seperti defisiensi energi,
maupun zat gizi mikro, terjadi penurunan fungsi imun di dalam tubuhnya.
Malnutrisi disebabkan karena adanya defisiensi berbagai zat gizi. Defisiensi salah satu zat
gizi makro saja dapat berakibat pada defisiensi zat gizi lainnya, seperti vitamin dan mineral.
Beberapa vitamin yang berperan dalam pembentukan sistem imun tubuh yaitu vitamin A,
beta karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2, zat besi,
seng dan selenium.16
Salah satu komponen zat gizi yang terpenting dalam pembentukan
sistem imun adalah lipid (lemak). Asam lemak berperan dalam pembentukan limfosit dan
sel-sel imun lainnya. Kini, banyak terapi yang menggunakan berbagai jenis lemak makanan
sebagai terapi untuk mengatasi penyakit yang terkait dengan proses inflamasi, seperti
penyakit autoimun.17
Zat gizi yang mengandung antioksidan berperan dalam
menyeimbangkan oksidan di dalam sel-sel imun sehingga melindungi sel dari stress
oksidatif.18
Defisiensi energi dan protein juga dapat menurunkan jumlah dan kemampuan
kerja sel leukosit polymorfonuklear.19
b. Kecukupan Zat Gizi dan Keadaan Status Gizi Penderita Bulimia Nervosa
Kecukupan zat gizi penderita bulimia nervosa jelas lebih rendah bila dibandingkan dengan
keadaan orang normal, hal ini disebabkan karena pada penderita bulimia, makanan yang
telah masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna oleh tubuh.
Akibatnya kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak dapat terpenuhi dengan baik. Keadaan status
gizi penderita bulimia nervosa diukur dengan melakukan pengukuran antropometri seperti
pengukuran tinggi badan, berat badan, berat badan ideal, persentasi berat badan ideal dan
indeks massa tubuh (IMT). Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa terdapat
perbedaan yang cukup signifikan antara hasil pengukuran antropometri penderita bulimia
nervosa dengan orang normal. Rata-rata IMT penderita bulimia masuk dalam kategori nilai
normal, namun cenderung mendekati batas minimal IMT normal.
Kebiasaan memuntahkan atau mengeluarkan kembali makanan dari dalam tubuh pada
penderita bulimia nervosa dapat menyebabkan terjadinya kehilangan cairan tubuh, dehidrasi
dan gangguan keseimbangan elektrolit. Gangguan keseimbangan elektrolit disebabkan
karena kehilangan ion natrium, kalium dan klor dari dalam tubuh yang dapat menimbulkan
gangguan jantung.13
c. Mekanisme Penurunan Sistem Imunitas Tubuh pada Penderita Bulimia
Nervosa
Seperti yang telah diketahui, pada penderita bulimia nervosa, makanan yang telah
dikonsumsi dikeluarkan kembali dengan beberapa cara seperti dimuntahkan, menggunakan
obat laxative maupun obat diuretic. Selain itu, beberapa penderita bulimia nervosa juga
sering menggunakan cara alami seperti sengaja berpuasa dalam waktu lama maupun
melakukan olahraga secara berlebihan untuk menghilangkan rasa bersalah karena telah
mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak. Secara tidak langsung, semua usaha yang
dilakukan oleh penderita bulimia nervosa akan mempengaruhi jumlah asupan zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh.
Kekurangan zat gizi akan mengganggu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh, mulai
dari mengganggu fungsi kerja sistem organ, hingga tingkat sel bahkan komponen genetik.
Pengukuran status gizi pada penderita bulimia dapat dilakukan melalui pengukuran
antropometri. Salah satu pengukuran antropometri yang baik untuk digunakan yaitu
pengukuran indeks massa tubuh (IMT).
Pada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap penderita bulimia nervosa dengan
membedakan efek kategori IMT dan periode muntah terhadap status gizi dan status
imunitasnya, ditemukan bahwa pada penderita bulimia nervosa yang memiliki nilai IMT
normal, tidak ditemukan kejadian malnutrisi, kecuali penderita bulimia yang memang
memiliki berat badan rendah (IMT <19 kg/m2
). Nilai limfosit pada penderita bulimia nervosa
yang mengeluarkan makanan dengan cara muntah lebih rendah dibandingkan dengan
penderita bulimia yang mengeluarkan makanan tidak dengan muntah. Pada penderita
bulimia dengan IMT< 19 memiliki nilai CD57 sebesar 22% sedangkan pada kelompok IMT
normal (>19), nilai CD57 sebesar 55%. Penderita bulimia dengan IMT<19 memiliki nilai CD4
yang lebih rendah dibandingkan dengan penderita bulimia dengan IMT>19. Nilai limfosit dan
neutrofil pada kelompok bulimia nervosa dengan berat badan rendah juga lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok bulimia nervosa dengan berat badan ideal. 2
Vitamin A, beta karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2,
zat besi, seng dan selenium merupakan beberapa zat gizi yang berperan dalam
pembentukan sistem imun tubuh.16
Pada penderita bulimia nervosa, adanya defisiensi
beberapa zat gizi tersebut sangat mungkin terjadi. Hal ini disebabkan karena pada penderita
bulimia, makanan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna oleh tubuh. Akibatnya sel-
sel pembentuk sistem imunitas tubuh akan kekurangan “bahan baku”, dan pembentukan
imunitas menjadi tidak optimal.
Menurunnya status imunitas pada penderita bulimia nervosa menyebabkan penderita
bulimia menjadi mudah terkena infeksi. Dalam kondisi seperti ini, terjadi mekanisme yang
cukup kompleks antara sitokin, sistem hormon dan sistem saraf pusat dalam rangka
beradaptasi terhadap kondisi keterbatasan asupan gizi di dalam tubuh penderita bulimia,
yang berakibat pada keterbatasan melindungi tubuh dari gejala infeksi.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan :
1. Zat gizi memiliki peranan penting dalam pembentukan sistem imunitas dalam
tubuh manusia. Beberapa jenis zat gizi yang berperan antara lain lemak, vitamin A, beta
karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2, zat besi, seng
dan selenium.
2. Penderita bulimia nervosa dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu bulimia dengan
berat badan di bawah normal (IMT<19) dan berat badan normal (IMT>19). Tidak ditemukan
status malnutrisi pada penderita bulimia nervosa dengan IMT>19.
3. Mekanisme penurunan sistem imun tubuh pada penderita bulimia nervosa terjadi
karena kurangnya zat gizi yang masuk ke dalam tubuh akibat kebiasaan mengeluarkan
kembali makanan yang telah dikonsumsi sebelum dapat dicerna dan diabsorpsi oleh tubuh.
Hal ini akan mengurangi pasokan zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan sistem imun
tubuh, akibatnya terjadi penurunan staus imunitas, di antaranya mempengaruhi nilai limfosit,
netrofil, CD 57, dan kegagalan fungsi sitokin
DAFTAR PUSTAKA
1. Fairburn,C,G. dan A.J.Hill. 2005. Eating Disorder. Dalam Human Nutrition 11th
Edition. London : Elsevier Churchill Livingstone, 509-512.
2. Marcos A, Pilar Varela, Olga Toro, et al. Evaluation of Nutritional Status by
Immunologic Assessment in Bulimia Nervosa: Influence of Body Mass Index and Vomiting
Episodes. Am J Clin Nutr 1997;66:491S-7S.
3. Marcos A, Pilar Varela, Irene Santacruz, and Asuncion Munoz-Velez. Evaluation
of Immunocompetence and Nutritional Status in Patients with Bulmia Nervosa. Am J Clin
Nutr 1993;57:65-9.
4. Baratawidjaja,Karnen Garna. 2006. Imunologi Dasar Edisi ke-7. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
5. Miller K. Nutrition and Immunity. Nutr Bull 1987;49:32-40.
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“MAKALAH BULIMIA NERVOSA”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Raha, Juli 2013
"Penulis"

More Related Content

What's hot

Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananCahya
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahHardi Maifra
 
Ppt ikm slide share
Ppt ikm slide sharePpt ikm slide share
Ppt ikm slide shareAida2926
 
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZI
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZISEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZI
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZIShinta Handayani
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN pjj_kemenkes
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanandinartanti
 
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang  Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang Rio Prasetia
 
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusSeptian Muna Barakati
 
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>pjj_kemenkes
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 

What's hot (16)

Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Ppt ikm slide share
Ppt ikm slide sharePpt ikm slide share
Ppt ikm slide share
 
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZI
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZISEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZI
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GIZI
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
Obesitas pada anak
Obesitas pada anakObesitas pada anak
Obesitas pada anak
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
 
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang  Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang
 
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
 
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
 
Karya ilmiah makanan sehat
Karya ilmiah makanan sehatKarya ilmiah makanan sehat
Karya ilmiah makanan sehat
 
Modul iii gizi kb 3
Modul iii gizi kb 3Modul iii gizi kb 3
Modul iii gizi kb 3
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 

Similar to Makalah bulimia nervosa

Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar Pangestu S
 
referat jiwa ppt Bulimia Nerrvosa ppt jiwa
referat jiwa ppt  Bulimia Nerrvosa ppt jiwareferat jiwa ppt  Bulimia Nerrvosa ppt jiwa
referat jiwa ppt Bulimia Nerrvosa ppt jiwaRahmiNurbry
 
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinyaNafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinyaRizka Fajriani
 
Gangguan makan - edit.pptx
Gangguan makan - edit.pptxGangguan makan - edit.pptx
Gangguan makan - edit.pptxnabilanurbilqis
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 2 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 2 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 2 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 2 destyDesty Erni
 
5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.pptintanmega2
 
MARASMUS_Marasmus_marasmus_marasmus_marasmuspptx
MARASMUS_Marasmus_marasmus_marasmus_marasmuspptxMARASMUS_Marasmus_marasmus_marasmus_marasmuspptx
MARASMUS_Marasmus_marasmus_marasmus_marasmuspptxAbdianSaputra
 
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
35152967 nutrisi-anak-sakit-beratiqbal_r2hmi
 
Laporan hasil penelitian pilobet
Laporan hasil penelitian pilobetLaporan hasil penelitian pilobet
Laporan hasil penelitian pilobetNur Kholiq
 

Similar to Makalah bulimia nervosa (20)

Makalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosaMakalah bulimia nervosa
Makalah bulimia nervosa
 
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar
 
Bulimia nervosa
Bulimia nervosaBulimia nervosa
Bulimia nervosa
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
 
Resume gizi ratu
Resume gizi ratuResume gizi ratu
Resume gizi ratu
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
referat jiwa ppt Bulimia Nerrvosa ppt jiwa
referat jiwa ppt  Bulimia Nerrvosa ppt jiwareferat jiwa ppt  Bulimia Nerrvosa ppt jiwa
referat jiwa ppt Bulimia Nerrvosa ppt jiwa
 
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinyaNafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinya
 
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Konstipasi
 
Gangguan makan - edit.pptx
Gangguan makan - edit.pptxGangguan makan - edit.pptx
Gangguan makan - edit.pptx
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 2 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 2 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 2 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 2 desty
 
Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaanGangguan pencernaan
Gangguan pencernaan
 
Askep marasmus
Askep marasmusAskep marasmus
Askep marasmus
 
5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt5-Masalah Gizi.ppt
5-Masalah Gizi.ppt
 
MARASMUS_Marasmus_marasmus_marasmus_marasmuspptx
MARASMUS_Marasmus_marasmus_marasmus_marasmuspptxMARASMUS_Marasmus_marasmus_marasmus_marasmuspptx
MARASMUS_Marasmus_marasmus_marasmus_marasmuspptx
 
Saad alergi mkanan 2 AKPER PEMKAB MUNA
Saad alergi mkanan 2 AKPER PEMKAB MUNA Saad alergi mkanan 2 AKPER PEMKAB MUNA
Saad alergi mkanan 2 AKPER PEMKAB MUNA
 
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
35152967 nutrisi-anak-sakit-berat
 
Laporan hasil penelitian pilobet
Laporan hasil penelitian pilobetLaporan hasil penelitian pilobet
Laporan hasil penelitian pilobet
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Makalah bulimia nervosa

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulimia nervosa didefinisikan sebagai kebiasaan makan di mana penderitanya mengkonsumsi sejumlah makanan dalam jumlah sangat besar, kemudian mengeluarkan kembali makanan yang telah dikonsumsi dengan cara memuntahkan kembali atau dengan cara lainnya untuk mengurangi jumlah kalori makanan yang telah masuk ke dalam tubuhnya. Bulimia nervosa melanda sekitar 1,5% wanita usia reproduktif. Dari 100.000 populasi, 13 wanita menderita bulimia nervosa per tahun. Dengan menggunakan kriteria diagnosis yang lebih ketat, rata-rata prevalensi bulimia nervosa diperkirakan sekitar 1000 per 100.000 (1%). Sedangkan pada kelompok pria, insiden bulimia hanya terjadi 1/10 dari insiden pada kelompok wanita, yaitu sebesar 0,1%.1 Sebagian besar alasan melakukan bulimia nervosa yaitu untuk memuaskan keinginan makan tanpa harus meningkatkan berat badan. Hal inilah yang menyebabkan mengapa sebagian besar penderita bulimia nervosa adalah kaum wanita. Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat perilaku bulimia yaitu dapat mempengaruhi sistem imunitas tubuh.2,3 Sistem imunitas merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi.4 Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan dalam lingkungan hidup.4 Asupan makanan berperan penting terhadap sistem imunitas tubuh, karena untuk membentuk sistem imunitas tubuh diperlukan berbagai zat gizi. Asupan makan yang tidak optimal dapat menyebabkan malnutrisi. Malnutrisi merupakan salah satu faktor penyebab dari menurunnya imunitas tubuh seseorang.5 Pada penderita bulimia nervosa, makanan yang telah masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna dan diabsorpsi oleh tubuh. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan asupan zat gizi sesuai dengan kebutuhannya sehingga mekanisme pembentukan dan pertahanan sistem imunitas di dalam tubuh menjadi terganggu. Malnutrisi dapat mengganggu sistem imunitas selular sejak tahap awal.5 Selain itu, dapat juga mengganggu sistem imun humoral, sel fagosit dan sistem komplemen.6 Hal tersebutlah yang mendasari ditulisnya makalah “Bulimia Nervosa Menurunkan Sistem Imunitas Tubuh”, di mana di dalamnya akan membahas mengenai peranan zat gizi dalam pembentukan sistem imun tubuh, kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita bulimia, serta pembahasan mengenai mekanisme penurunan sistem imunitas yang terjadi pada penderita bulimia nervosa. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini: 1. bagaimana peran zat gizi dalam pembentukan sistem imunitas tubuh? 2. bagaimana kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita bulimia nervosa? 3. bagaimana mekanisme penurunan sistem imunitas tubuh yang terjadi pada penderita bulimia nervosa? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu 1. menjelaskan peran zat gizi dalam pembentukan sistem imunitas tubuh; 2. menjelaskan kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita bulimia nervosa; 3. menjelaskan mekanisme penurunan sistem imunitas tubuh yang terjadi pada penderita bulimia nervosa.
  • 2. BAB II LANDASAN TEORI A. Bulimia Nervosa 1. Pengertian Bulimia nervosa didefinisikan sebagai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak (binge) dan mengeluarkan kembali makanan yang sudah dikonsumsi (purge). Bulimia diambil dari kata “bull” (ox) yang berarti sapi jantan. Kata ini digunakan untuk menggambarkan kondisi yang sangat lapar disertai nafsu makan yang sangat besar dan dalam jumlah banyak. Secara normal, makanan yang telah masuk akan dicerna dan diabsorpsi oleh tubuh, namun pada penderita bulimia nervosa, makanan tersebut akan dikeluarkan kembali dengan sengaja untuk mengurangi jumlah kalori yang masuk.8 2. Gejala dan Penyebab Bulimia Nervosa Sebagian besar penderita bulimia nervosa adalah kelompok usia belasan akhir dan 20an awal.1 Bulimia nervosa dapat ditemukan pada semua kelas sosial. Sangat jarang penderita bulimia nervosa yang mengkonsumsi makanan dalam porsi normal. Ketika sedang berada di tempat umum, penderita bulimia cenderung akan mengkonsumsi makanan dalam jumlah sangat sedikit, namun ketika sedang berada dalam periode makan banyak (binge episode), mereka dapat mengasup makanan dalam jumlah besar mulai dari 1000 hingga 50.000 kkal.9 Jenis makanan yang dikonsumsi cenderung tinggi lemak dan karbohidrat, seperti es krim, donat, cake, cookies, milkshake dan cokelat. Mereka mengkonsumsi makanan dengan tujuan untuk memenuhi keinginan makan (memenuhi keinginan secara emosional saja), tanpa mempertimbangkan nilai gizi makanan tersebut. Beberapa hal yang menyebabkan penderita bulimia nervosa mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak yaitu kondisi depresi, stress, frustrasi, kebosanan serta bisa juga disebabkan karena melihat makanan yang dapat meningkatkan keinginannya untuk makan. Setelah mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak, penderita bulimia cenderung akan merasa gelisah, depresi dan merasa bersalah sehingga mereka akan melakukan berbagai cara untuk kembali mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi dalam jumlah banyak tadi.8 Salah satu cara yang paling sering digunakan yaitu dengan memuntahkan makanan yang telah dikonsumsi. Namun tidak jarang juga ada yang menggunakan obat laxative dan diuretik.8 Beberapa penderita bulimia berusaha melakukan diet ketat selama beberapa hari hingga beberapa minggu, di sela-sela kebiasaan makannya yang berlebih. Namun ketika diet ketat gagal dilakukan, penderita bulimia ini cenderung akan kembali mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak dan berlebihan.10 3. Kriteria Diagnosis Ada 3 kriteria yang bisa digunakan untuk mendiagnosis bulimia nervosa menurut DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder), 1994 1,8 : a. persentasi frekuensi makan dalam jumlah besar serta ketidakmampuan penderita untuk mengontrol kebiasaan makannya dalam jumlah banyak. Biasanya antara 1000-2000 kkal; b. frekuensi perilaku yang dilakukan untuk mengontrol berat badan dan bentuk tubuh dengan cara mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi, seperti penggunaan obat laxative, diuretik atau dengan memuntahkan makanan. Minimal kebiasaan tersebut dilakukan dua kali dalam seminggu selama 3 bulan; c. melihat kebiasaan/perilaku yang dilakukan untuk mengontrol berat badan (selain dengan mengeluarkan makanan) yaitu dengan melakukan aktivitas fisik/olahraga serta berpuasa secara berlebihan. Menurut DSM IV, terdapat 2 macam bulimia yaitu purging bulimia dan non-purging bulimia. Purging bulimia ditandai dengan penggunaan bahan kimia untuk mengosongkan lambung dan mengeluarkan makanan dari dalam tubuhnya, seperti penggunaan obat laxative dan diuretik, sedangkan non-purging bulimia cenderung menggunakan cara-cara alami seperti dengan berpuasa atau olahraga secara berlebihan.8 4. Pengaruh Bulimia Nervosa terhadap Fisiologis Tubuh Komplikasi fisiologis pada penderita bulimia nervosa dapat mempengaruhi hampir di setiap sistem dalam tubuh. Mulai dari masalah terkecil seperti luka pada jari tangan yang disebabkan karena seringnya digunakan untuk merangsang memuntahkan makanan hingga masalah besar yang bersifat sistemik seperti gangguan elektrolit dalam tubuh akibat dari kebiasaan mengeluarkan makanan yang terus menerus.11 Kebiasaan mengonsumsi makanan dengan porsi besar dalam waktu singkat pada penderita bulimia dapat menyebabkan terjadinya pembesaran ukuran lambung secara akut, yang
  • 3. dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Hal ini juga akan mengakibatkan terjadinya inflamasi pada pankreas, luka pada daerah bagian perut dan terjadi peregangan ukuran perut, serta peningkatan kecepatan detak jantung karena pankreas harus bekerja ekstra keras untuk mencernakan makanan dalam jumlah banyak sekaligus.12 Kebiasaan memuntahkan makanan menyebabkan terjadinya luka dan pengikisan pada esophagus karena pengaruh asam lambung, menyebabkan pengikisan lapisan gigi, memicu gangguan pada gusi dan proses menelan karena akan berpengaruh terhadap produksi air liur (saliva). Akibat lainnya yaitu dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh, dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Penderita bulimia juga dapat merasakan haus yang berlebihan disertai dengan penurunan jumlah pengeluaran urin dari dalam tubuh, hal ini akan menyebabkan terjadinya pembengkakan (edema) karena adanya resistensi (penahanan) air di dalam tubuh. Seringnya memuntahkan makanan juga dapat mengakibatkan kehilangan ion natrium, kalium dan klor dari dalam tubuh yang dapat menimbulkan gangguan jantung.13 Kematian yang disebabkan karena bulimia nervosa diperkirakan sekitar 3%.14 Sering juga terdapat keluhan terjadi penurunan sensitivitas indera pengecap, hal ini disebabkan karena seringnya reseptor pengecap terpapar oleh asam lambung yang ikut keluar saat penderita bulimia memuntahkan makanannya, sehingga fungsi kerjanya ikut menurun.15 Penggunaan laxative dalam waktu lama dapat menyebabkan penurunan fungsi kolon. Selain itu, penggunaan obat-obatan laxative dan diuretic juga dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh, keseimbangan elektrolit, dehidrasi, malabsorpsi, kram pada perut dan kram otot.11 B. Sistem Imunitas 1. Pengertian Imunitas adalah adanya resistensi terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi. Sistem imun merupakan gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan terhadap resistensi infeksi. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.4 2. Klasifikasi Sistem Imun Secara umum, sistem imun terdiri atas sistem imun alamiah (nonspesifik) dan sistem imun didapat (spesifik). a. Sistem Imun Nonspesifik Sistem imun ini selalu ada pada tubuh yang normal dan sehat, siap mencegah mikroba yang akan masuk ke dalam tubuh dengan cepat. Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Tidak menunjukkan kekhususan terhadap bahan asing tertentu dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen potensial. Terdiri atas sistem pertahanan fisik, biokimia, humoral, dan selular. - Sistem pertahanan fisik : kulit, selaput lendir, silia (rambut getar), saluran nafas, batuk dan bersin; - Sistem pertahanan biokimia : pH asam dari keringat dan berbagai asam lemak yang dilepas oleh kulit yang dapat mendenaturasikan protein mikroba, lisozim dalam keringat, air ludah (saliva), air mata, ASI, asam lambung, pH yang rendah pada vagina, spermin dalam sperma dan mukus kental; - Pertahanan humoral : komplemen, interferon dan protein fase akut - Pertahanan selular : fagosit, makrofag, sel natural killer (NK) dan sel mast yang berperan dalam reaksi alergi b. Sistem Imun Spesifik Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan mengenal benda yang dianggap asing. Disebut spesifik karena sistem imun ini hanya dapat menyingkirkan benda asing yang sudah dikenal sebelumnya. Benda asing yang pertama kali masuk ke dalam tubuh akan segera dikenali oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitasi sel-sel sistem imun tersebut. Benda asing yang sama, bila terpajan ulang akan dikenal lebih cepat, kemudian dihancurkan. Sistem imun spesifik terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sistem imun spesifik humoral dan sistem imun spesifik selular. 1. Sistem imun spesifik humoral Pemeran utama dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B. Bila sel B dirangsang oleh benda asing, sel tersebut akan berproliferasi, berdiferensiasi dan berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibody. Fungsi utama antibody ini adalah pertahanan terhadap infeksi infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralisir toksinnya.
  • 4. 2. Sistem imun spesifik selular Limfosit T atau sel T berperan pada sistem imun spesifik selular. Fungsi utama sistem imun spesifik selular ialah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraselular, virus, jamur, parasit dan keganasan. Sel yang berperan pada imunitas selular adalah sel CD4+ yang mengaktifkan sel Th1 agar mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba. Selain itu, terdapat pula sel CD8+ yang berperan untuk memusnahkan sel terinfeksi. BAB III PEMBAHASAN MASALAH a. Peran Zat Gizi dalam Pembentukan Sistem Imunitas Tubuh Sistem imun berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit yang berasal dari lingkungan serta berbagai zat berbahaya lainnya. Zat gizi memiliki peranan penting dalam pembentukan sistem imun tubuh. Pada orang yang mengalami masalah gizi kurang (undernutrisi), baik defisiensi zat gizi makro, seperti defisiensi energi, maupun zat gizi mikro, terjadi penurunan fungsi imun di dalam tubuhnya. Malnutrisi disebabkan karena adanya defisiensi berbagai zat gizi. Defisiensi salah satu zat gizi makro saja dapat berakibat pada defisiensi zat gizi lainnya, seperti vitamin dan mineral. Beberapa vitamin yang berperan dalam pembentukan sistem imun tubuh yaitu vitamin A, beta karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2, zat besi, seng dan selenium.16 Salah satu komponen zat gizi yang terpenting dalam pembentukan sistem imun adalah lipid (lemak). Asam lemak berperan dalam pembentukan limfosit dan sel-sel imun lainnya. Kini, banyak terapi yang menggunakan berbagai jenis lemak makanan sebagai terapi untuk mengatasi penyakit yang terkait dengan proses inflamasi, seperti penyakit autoimun.17 Zat gizi yang mengandung antioksidan berperan dalam menyeimbangkan oksidan di dalam sel-sel imun sehingga melindungi sel dari stress oksidatif.18 Defisiensi energi dan protein juga dapat menurunkan jumlah dan kemampuan kerja sel leukosit polymorfonuklear.19 b. Kecukupan Zat Gizi dan Keadaan Status Gizi Penderita Bulimia Nervosa Kecukupan zat gizi penderita bulimia nervosa jelas lebih rendah bila dibandingkan dengan keadaan orang normal, hal ini disebabkan karena pada penderita bulimia, makanan yang telah masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna oleh tubuh. Akibatnya kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak dapat terpenuhi dengan baik. Keadaan status gizi penderita bulimia nervosa diukur dengan melakukan pengukuran antropometri seperti pengukuran tinggi badan, berat badan, berat badan ideal, persentasi berat badan ideal dan indeks massa tubuh (IMT). Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara hasil pengukuran antropometri penderita bulimia nervosa dengan orang normal. Rata-rata IMT penderita bulimia masuk dalam kategori nilai normal, namun cenderung mendekati batas minimal IMT normal. Kebiasaan memuntahkan atau mengeluarkan kembali makanan dari dalam tubuh pada penderita bulimia nervosa dapat menyebabkan terjadinya kehilangan cairan tubuh, dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Gangguan keseimbangan elektrolit disebabkan karena kehilangan ion natrium, kalium dan klor dari dalam tubuh yang dapat menimbulkan gangguan jantung.13 c. Mekanisme Penurunan Sistem Imunitas Tubuh pada Penderita Bulimia Nervosa Seperti yang telah diketahui, pada penderita bulimia nervosa, makanan yang telah dikonsumsi dikeluarkan kembali dengan beberapa cara seperti dimuntahkan, menggunakan obat laxative maupun obat diuretic. Selain itu, beberapa penderita bulimia nervosa juga sering menggunakan cara alami seperti sengaja berpuasa dalam waktu lama maupun melakukan olahraga secara berlebihan untuk menghilangkan rasa bersalah karena telah mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak. Secara tidak langsung, semua usaha yang dilakukan oleh penderita bulimia nervosa akan mempengaruhi jumlah asupan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Kekurangan zat gizi akan mengganggu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh, mulai dari mengganggu fungsi kerja sistem organ, hingga tingkat sel bahkan komponen genetik. Pengukuran status gizi pada penderita bulimia dapat dilakukan melalui pengukuran antropometri. Salah satu pengukuran antropometri yang baik untuk digunakan yaitu pengukuran indeks massa tubuh (IMT).
  • 5. Pada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap penderita bulimia nervosa dengan membedakan efek kategori IMT dan periode muntah terhadap status gizi dan status imunitasnya, ditemukan bahwa pada penderita bulimia nervosa yang memiliki nilai IMT normal, tidak ditemukan kejadian malnutrisi, kecuali penderita bulimia yang memang memiliki berat badan rendah (IMT <19 kg/m2 ). Nilai limfosit pada penderita bulimia nervosa yang mengeluarkan makanan dengan cara muntah lebih rendah dibandingkan dengan penderita bulimia yang mengeluarkan makanan tidak dengan muntah. Pada penderita bulimia dengan IMT< 19 memiliki nilai CD57 sebesar 22% sedangkan pada kelompok IMT normal (>19), nilai CD57 sebesar 55%. Penderita bulimia dengan IMT<19 memiliki nilai CD4 yang lebih rendah dibandingkan dengan penderita bulimia dengan IMT>19. Nilai limfosit dan neutrofil pada kelompok bulimia nervosa dengan berat badan rendah juga lebih rendah dibandingkan dengan kelompok bulimia nervosa dengan berat badan ideal. 2 Vitamin A, beta karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2, zat besi, seng dan selenium merupakan beberapa zat gizi yang berperan dalam pembentukan sistem imun tubuh.16 Pada penderita bulimia nervosa, adanya defisiensi beberapa zat gizi tersebut sangat mungkin terjadi. Hal ini disebabkan karena pada penderita bulimia, makanan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna oleh tubuh. Akibatnya sel- sel pembentuk sistem imunitas tubuh akan kekurangan “bahan baku”, dan pembentukan imunitas menjadi tidak optimal. Menurunnya status imunitas pada penderita bulimia nervosa menyebabkan penderita bulimia menjadi mudah terkena infeksi. Dalam kondisi seperti ini, terjadi mekanisme yang cukup kompleks antara sitokin, sistem hormon dan sistem saraf pusat dalam rangka beradaptasi terhadap kondisi keterbatasan asupan gizi di dalam tubuh penderita bulimia, yang berakibat pada keterbatasan melindungi tubuh dari gejala infeksi. BAB IV KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan : 1. Zat gizi memiliki peranan penting dalam pembentukan sistem imunitas dalam tubuh manusia. Beberapa jenis zat gizi yang berperan antara lain lemak, vitamin A, beta karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2, zat besi, seng dan selenium. 2. Penderita bulimia nervosa dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu bulimia dengan berat badan di bawah normal (IMT<19) dan berat badan normal (IMT>19). Tidak ditemukan status malnutrisi pada penderita bulimia nervosa dengan IMT>19. 3. Mekanisme penurunan sistem imun tubuh pada penderita bulimia nervosa terjadi karena kurangnya zat gizi yang masuk ke dalam tubuh akibat kebiasaan mengeluarkan kembali makanan yang telah dikonsumsi sebelum dapat dicerna dan diabsorpsi oleh tubuh. Hal ini akan mengurangi pasokan zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan sistem imun tubuh, akibatnya terjadi penurunan staus imunitas, di antaranya mempengaruhi nilai limfosit, netrofil, CD 57, dan kegagalan fungsi sitokin DAFTAR PUSTAKA 1. Fairburn,C,G. dan A.J.Hill. 2005. Eating Disorder. Dalam Human Nutrition 11th Edition. London : Elsevier Churchill Livingstone, 509-512. 2. Marcos A, Pilar Varela, Olga Toro, et al. Evaluation of Nutritional Status by Immunologic Assessment in Bulimia Nervosa: Influence of Body Mass Index and Vomiting Episodes. Am J Clin Nutr 1997;66:491S-7S. 3. Marcos A, Pilar Varela, Irene Santacruz, and Asuncion Munoz-Velez. Evaluation of Immunocompetence and Nutritional Status in Patients with Bulmia Nervosa. Am J Clin Nutr 1993;57:65-9. 4. Baratawidjaja,Karnen Garna. 2006. Imunologi Dasar Edisi ke-7. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 5. Miller K. Nutrition and Immunity. Nutr Bull 1987;49:32-40.
  • 6. KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “MAKALAH BULIMIA NERVOSA” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Raha, Juli 2013 "Penulis"