SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 27
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu unsur kesejahteraan umum, sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia yang terdapat dalam UUD 1945. Maksudnya dengan mewujudkan kesejahteraan
kesehatan masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Kesehatan yang semula berupa untuk menyembuhkan penderita yang
sakit secara berangsur-angsur berkembang kearah lebih baik. Upaya kesehatan untuk seluruh
masyarakat dengan peran masyarakat sebagai penentu dalam upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan dan pemulihan suatu penyakit yang bersifat menyeluruh serta sifat
berkesinambungan.
Pendidikan yang sistematis dan sistemis merupakan pilar uatama, baik dalam
pembentukan kemampuan, sikap dan perilaku profesional mahasiswa, sekolah tinggi ilmu
kesehatan avicenna kendari memberi peluang yang lebih besar bagi peserta didik untuk
mengembangka diri secara profesional di dunia kerja.
Dalam proses kegiatan studi lapangan tentang kebijakan kesehatan dalam bentuk
magang, mahasiswa memperoleh pengalaman praktis tentang kebijakan kesehatan serta
pendekatan multidisiplin ilmu yang relevan untuk melakukan analisa situasi, mengidentifikasi
masalah, menetapkan alternatif pemecahan masalah, merencanakan program intervensi,
melakukan intervensi, serta memantau dan menilai keberhasilan. Oleh itu proses tersebut
akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengamati secara langsung sebagai
kesenjangan antara teori dan praktek, sehingga pada akhirnya memahami seluruh proses
pemecahan masalah dalam situasi nyata di lapangan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terbentuknya pemahaman yang utuh dari mahasiswa tentang proses pemecahan
masalah dalam kebijakan kesehatan serta memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di
bangku kuliah langsung di lapangan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan ini mahasiswa diharapkan:
a. Memahami cara menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah, menetapkan
alternatif
2
b. Pemecahan masalah, merencanakan intervensi, melaksanakan intervensi,
melakukan pemantauan intervensi serta menilai keberhasilan.
c. Mampu bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah kesehatan/keperawatan
terkait kebijakan kesehatan.
d. Mampu melakukan pendekatan keperawatan untuk mengolah, menganalisa,
menginterpretasi data hingga menjadi informasi yang bermanfat bagi yang
membutuhkan.
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a. Dapat mengamati secara langsung berbagai peristiwa terkait kebijakan
kesehatan secara nyata di lapangan yang terkait dengan manajemen bidang
keperawatan.
b. Mendapat pengetahuan dan keterampilan yang lebih aplikatif dalam bidang
keperawatan.
c. Merupakan suatu sarana pembelajaran kerja dalam tim untuk pemecahan
masalah dengan pendekatan keperawatan.
d. Menggunakan metodologi yang relevan dalam melakukan analisa situasi,
identivikasi masalah, penetapan alternatif, pemecahan masalah, perancanaan
program intervensi, pelaksanaan program intervensi, pemantauan dan penilaian
program intervensi.
e. Peluang untuk memperoleh data terkait penyusunan karya ilmiah, khususnya
skripsi.
2. STIK Avicenna Multi Kampus Muna
a. Terbinanya suatu jaringan kerjasama dengan institusi tempat magang dalam
rangka meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara akademis dengan
pengetahuan dan pengalaman nyata dilapangan, sehingga menghasilkan suatu
informasi tentang SDM yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
b. Tersedianya suatu sumber informasi dalam penyusunan kurikulum yang
disesuaikan dengan kebutuhan SDM.
c. Melibatkan tenaga terampil dilapangan sebagai pembimbing mahasiswa,
dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
3
3. Instansi Tempat Magang
a. Dapat memanfaatkan mahasiswa dalam kegiatan manajemen dan operasional
berbasis keperawatan.
b. Dapat memanfaatkan pembimbing akademis untuk memberikan masukan
manajemen maupun operasional instansi, terutama yang berkaitan dengan
keperawatan.
c. Dapat mengembangkan kemitraan antar instansi tempat magang dengan STIK
Avicenna Multi Kampus Muna.
4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. ALUR PELAYANAN PUSKESMAS
a. Pengertian
Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004. Puskesmas adalah
UPTD Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan disuatu wilayah kerja.
Dalam melakukan pelayanan kesehatan, puskesmas menganut azas
penyelenggaraan sebagai berikut:
a. Azas pertanggung jawaban wilayah
b. Azas pemberdayaan masyarakat.
c. Azas keterpaduan.
d. Azas rujukan.
Dalam metode pelayanan pasien puskesmas, terdapat dua jenis pelayanan
yaitu
a. Pasien Rawat Jalan adalah pasien yang datang berobat ke Poliklinik
Puskesmas.
b. Pasien Gawat Darurat adalah suatu kondisi dimana pasien tiba-tiba dalam
keadaan gawat, karena mengancam nyawa atau kecacatan anggota
badannya sehingga memerlukan penanganan segera
b. Tujuan
Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
c. Pengisian Rekam Medis Rawat Jalan
Sistem pengumpulan data rekam medis pada tingkat Puskesmas pada dasarnya
sama dengan rekam medik Rumah Sakit dengan tahapan sebagai berikut :
a. Penerimaan pasien
Pada tahap ini pasien mendaftarakan diri sesuai dengan permasalahan
kesehatan yang terjadi pada dirinya, selanjutnya akan didistribusikan sesuai
dengan pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas
b. Pencatatan
5
Setiap unit pelaksana pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas
(Poliklinik) akan mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan
dan pengobatan yang telah dilakukan pada semua pasien.
c. Pengolahan
Data yang telah didokumentasikan akan dikelola dalam bentuk sebagai
berikut:
1. Coding
Membuat kode atas setiap diagnosis penyakit berdasarkan klasifikasi
penyakit yang ada, berdasarkan pengelompokan penyakit yang dituangkan
dalam bentuk kode.
2. Indexing
Pembuatan indeks, diantaranya indeks rawat jalan, inap, penyakit. Semua
ini dipersiapkan untuk membuat laporan statistik yang biasa digunakan di
puskesmas ataupun Rumah Sakit.
d. Penyimpanan
Setiap hasil pemeriksaan dan pengumpulan data yang sudah di
dokumentasikan akan di simpan sesuai dengan kebijakan puskesmas tersebut.
Puskesmas biasanya membuat laporan dan pencatatan bulanan untuk
dikirimkan ke tingkat yang lebih tinggi Dinas Kesehatan Kabupaten.
Beberapa contoh sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas, yaitu
1. F 1, Laporan KIA
2. F 1, Laporan KB
3. K IV, pencatatan akseptor baru
4. Laporan jumlah kunjungan.
5. Laporan jenis penyakit pada bulan laporan berdasarkan jumlah kunjungan
6. Laporan PWS KIA
7. Laporan pemberian Vit. A
8. Laporan kegiatan posyandu
9. Laporan kelahiran dan kematian
B. Alur pelayanan Pasien Rawat Jalan
Dalam pelayanan Pasien di Puskesmas Lohia ada dua alur yakni alur langsung
dan tidak langsung (rawat jalan).
1. Alur Langsung
6
Pasien masuk
Registrasi
Pemberian tindakan
Pemberian resep
Pengambilan obat di apotik
Pulang
2. Alur Tidak Langsung.
Pasien Masuk
Registrasi
Poli Umum (Pengmabilan resep)
Ruang Tindakan
Pemberian Tindakan
Pulang
Prosedur pelayanan Apotik
Pasien membawa resep
Penerimaan resep
Peracikan obat
Ambil obat dari rak penyimpanan
Peracikan obat
Pemberian etiket yang sesuai
Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai
7
Penyerahan obat pada pasien
Periksa nama pasien, aturan pemakaian dan jenis serta jumlah obat
Penyerahan obat disertai informasi kepada pasien
C. Tugas pokok dan Fungsi Laboratorium
Tugas pokok : - Penanggung jawab P2TB, Kusta
- Penanggung jawab Laboratorium
Fungsi : - Melaksanakan pemeriksaan laboratorium sesuai permintaan dokter
- Melaksanakan asuhan keperawatan penyakit menular, khususnya
TB dan kusta
- Melaksanakan asuhan keperawatan pada kegiatan diluar gedung
Uraian tugas :
1. Menyiapkan alat-alat pemeriksaan laboratorium
2. Mengambil specimen penderita
3. Melakukan pemeriksaan widal
4. Melakukan pemeriksaan DDR dan HB
5. Melakukan pemeriksaan urine lengkap
6. Melakukan pemeriksaan golongan darah
7. Melakukan pemeriksaan kimia darah
8. Membuat fiksasi sputum
9. Melaksanakan pewarnaan preparat
10. Memeriksa hasil BTA
11. Membantu pemeriksaan pasien didalam dan diluar gedung
12. Melakukan penyuluhan kesehatan, baik perorangan maupun kelompok
13. Membersihkan alat laboratorium
14. Membuat laporan kegiatan P2TB dan P2 Kusta
15. Mengikuti mini lokakarya.
D. Tugas pokok dan Fungsi Unit Gawat Darurat (Ruang Tindakan)
Tugas Pokok : 1. Penanggung jawab Unit Gawat Darurat (UGD)
2. Penganggung jawab puskesmas pembantu.
Fungsi : - Memberikan asuhan keperawatan pada kasus gawat darurat
Memberikan asuhan keperawatan di Puskesmas Pembantu.
8
Uraian Tugas:
1. Memberikan asuhan keperawatan pada kasus gawat darurat
2. Membantu melaksanakan tindakan pada penderita gawat darurat antara lain:
Kecelakaan Lalu lintas dan penyakit lain yang mendadak dan gawat
3. Membantu membimbing mahasiswa dalam bidang keperawatan
4. Membuat laporan UGD (Ruang Tindakan).
5. Membantu memberikan pelayanan pengobatan di Puskesmas Pembantu.
6. Memberikan penyuluhan di Puskesmas Pembantu.
7. Membuat Laporan Puskesmas Pembantu.
8. Mengikuti Minlok (Mini lokakarya).
D. Tugas pokok dan fungsi Ketata-Usahaan Puskesmas
Tugas Pokok : Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas
Fungsi : Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan Keta-Usahaan
Puskesmas.
Uraian tugas :
1. Mengumpulkan laporan berkala setiap petugas Puskesmas untuk disusun menjadi
laporan Puskesmas sesuai dengan format yang telah ditentukan
2. Membuat surat dan menyimpan arsip atau surat masuk
3. Tata usaha rumah tangga
4. Tata usaha kepegawaian Puskesmas
5. Pengetikan laporan maupun surat
6. Mengatur petugas yang keluar lapangan
7. Membuat Duk akhir tahun
8. Mengambil gaji ke Dinas Kesehatan.
9. Mendistribusikan gaji pegawai
10. Mengikuti mini lokakarya
11. Bekerja sama dengan tim dalam pelayanan pengobatan diluar gedung.
E. Tugas Pokok Dan Fungsi P2M
Tugas pokok : pelaksana P2M
Fungsi : Melaksanakan kegiatan P2M
Uraian tugas:
1. Melacak dan menangani kasus-kasus penyakit menular dilapangan
2. Membantu pelayanan pengobatan diluar gedung (posyandu, puskel)
9
3. Memberikan penyuluhan penyakit menular baik perorangan maupun perorangan
4. Melaporkan dengan cepat kasus-kasus penyakit menular yang berpotensi wabah
5. Membuat laporan kegiatan P2M
6. Membuat PWS kasus-kasus penyakit menular
7. Mengikuti mini lokakarya
F. Tugas Pokok dan Fungsi Ruang Poli
a. ) Poli KIA
Tugas pokok: - mengkoordinir kegiatan puskesmas diwilayah binaan kelurahan.
- Mengkoordinir kegiatan KIA, KB dan kegiatan pokok lainnya diwilayah
binaan kelurahan.
- Melaksanakan kegiatan pengobatan diposkeskel
Fungsi: memberikan pelayanan kebidanan dalam wilayah binaan kelurahan
dan diluar gedung
- Membantu kepala puskesmas dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
dipuskesmas dan pelayanan pengobatan diluar gedung (posyandu)
Uraian tugas:
1. Melakukan anamneses, register ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita
2. Melakukan pelayanan KIA, KB, dalam gedung dan diposyandu
3. Menolong persalinan normal diluar gedung
4. Melakukan pelayanan imunisasi TT bumil, capen dalam dan diluar gedung
5. Melakukan kunjungan rumah dan melacak kasus-kasus resti dalam wilayah binaan
dan menolong P4K
6. Memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu hamil
7. Memberikan pengobatan sederhana pada pasien umum
8. Melaksanakan pembinaan kader posyandu maupun kader POSKESKEL
9. Membuat laporan akhir bulan
10. Mengikuti mini lokakarya
b.) Poli Gigi
Tugas Pokok: - melaksanakan asuhan keperawatan gigi didalam gedung dan diluar gedung
- Penanggung jawab kegiatan UKS dan UKGS
Fungsi: memberikan pelayanan keperawatan gigi didalam gedung dan diluar
gedung
10
Uraian tugas:
1. Membantu memeriksa dan memberikan tindakan gigi dan mulut didalam gedung dan
diluar gedung
2. Mengukur atau memeriksa TTV pasien
3. Membantu penyuluhan kesehatan gigi dan mulut didalam gedung dan diluar gedung
4. Meregistrasi pasien atau membuat rekaman medis pasien
5. Membuat laporan hasil pelayanan kesehatan gigi dan mulut
6. Membuat laporan hasil kegiatan UKS atau UKGS
7. Mengikuti mini lokakarya
11
BAB III
GAMBARAN UMUM INSTITUSI MAGANG DAN HASIL
PENGKAJIAN LAPANGAN
A. Gambaran umum institusi tempat magang.
1. Letak Geografis
Puskesmas Lohia adalah puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Lohia.
Wilayah ini terletak di pesisir pulau Muna dibagian timur dan, secara geografis
Kecamatan Lohia terletak di bagian selatan katulistiwa pada garis lintang 40
06’
sampai 50
15’ Lintang selatan dan 1220
8’ Bujur timur sampai dengan 1230
15’ Bujur
Timur. Dari aspek Geografis, Kecamatan Lohia mempunyai batas-batas wilayah
sebagai berikut:
o Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Duruka.
o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tongkuno.
o Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton.
o Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga.
2. Keadaan Penduduk.
Keadaan penduduk berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah kerja
Puskesmas Lohia dalam angka Tahun 2013 menunjukkan jumlah penduduk sebesar
5668 jiwa.
3. Keadaan Umum Puskesmas.
Keadaan umum puskesmas ditampilkan dengan angka dalam bentuk tabel-tabel
sebagai berikut:
Tabel 1: Jumlah sarana kesehatan Puskesmas Lohia
Tahun 2013
No. Jenis Sarana Jumlah Satuan
1. Puskesmas Induk 1 Gedung
2. Polindes 1 Gedung
3. Perumahan Paramedis 4 Gedung
4. Bakesra 2 Gedung
5. Pos Pelayanan Terpadu 8 Pos
12
Tabel 2:Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Lohia
Menurut Jenisnya 2013
No. Tenaga Kesehatan 2008
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Perawat
Pekarya
Sanitarian
Gizi
Perawat Gigi
Bidan
Perawat Gigi
Penyuluh Kesehatan
12
1
2
2
1
3
1
3
Jumlah 25
Tabel 3: Jumlah kunjungan Penderita penyakit
Menurut jenisnya tahun 2013
No. Nama penyakit 2013
1.
2.
3.
4.
Malaria
TB Paru
Ispa
Diare
32
39
948
177
Total 1196
4. Pencapaian Program
A. PROGRAM KIA
1. Gambaran Umum
Dalam melaksanakan program KIA di Puskesmas Lohia di bantu oleh 3 orang
tenaga Bidan yang terdiri dari satu orang bidan Koordinator dan 2 orang Bidan
Desa.
Pola pertolongan persalinan Puskesmas Lohia kurang lebih 80% di tolong oleh
tenaga kesehatan dengan sistim APN dengan pola 60 Langkah.
Adapun cakupan pelayanan KIA tahun 2012 adalah sebagai berikut :
13
 Kunjungan KI 95 atau 81 %
 Kunjungan Bumil ke IV 117 atau 96%
 Bumil Nakes 232 atau 97%
 KNI 108 atau 100%
 KN3 104 atau 97%
 SF1 255 atau 98%
 SF3 238 atau 92%
Sasaran K1 = 258
Sasaran Bumil = 253
Kunjungan k1 = SF1
Kunjungan Bumil=SF3
2. Permasalahan :
Dalam melaksanakan program KIA ada beberapa hambatan yang di dapat
dilapangan:
 Sarana transportasi
 Keterlambatan masyarakat mengambil keputusan.
 Tingkat ekonomi masyarakat yang masih rendah
 Tingkat pendidikan masyarakat yang masih kurang
 Kurangnya pemahaman masyarakat tentang faktor resiko yang akan terjadi
pada Bumil apabila tidak cepat tertangani oleh tenaga Nakes (Bidan)
terhadap resiko tinggi.
3. Strategi Puskesmas dalam menurunkan AKI dan AKB.
 Pengadaan sarana transportasi
 Deteksi dini terhadap Bumil,Bulin dan bati resiko tinggi
 Meningkatkan koordinasi pelayanan KIA baik lintas sektor maupun lintas
program.
 Penyuluhan kepada masyarakat sasaran program KIA.
Dengan adanya Jamkesmas dan Jampersal diharapkan cakupan persalinan
yang ditolong oleh nakes meningkat dan dapat menurunkan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Anga Kematian Bayi (AKB).
B. PROGRAM PROMOSI PLP
1. Promosi Kesehatan.
a. Gambaran Umum Posyandu (analisis situasi)
14
Wilayah kerja Puskesmas Lohia terdiri dari 4 Desa,dengan jumlah penduduk
5688 jiwa, Posyandu 8 Buah terdiri dari:
 Desa Lohia : 2 Buah
 Desa Lakarinta : 2 Buah
 Desa Korihi : 2 Buah
 Desa Wabintingi : 2 Buah
b. Analisis Keterjangkauan
Berdasarkan data tersebut diatas dapat dilihat bahwa semua Desa/kelurahan
yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Lohia telah terjangkau dengan
pelayanan Posyandu sehingga permasalahan keterjangkauan tidak ada
c. Analisis Tingkat Perkembangan
Adapun data tingkat perkembangan Posyandu di Wilayah Puskesmas Lohia
adalah :
 Posyandu Ros I : 1 buah atau 7,7 %
 Posyandu Ros II : 1 buah atau 7,7 %
 Posyandu Flamboyan I : 1 buah atau 7,7 %
 Posyandu Flamboyan II : 1 buah atau 7,7 %
 Posyandu Motonuno I : 1 buah atau 7,7 %
 Posyandu Motonuno II : 1 buah atau 7,7 %
Berdasarkan data tersebut diatas bahwa di wilayah puskesmas Lohia hanya
terdapat 1 buah atau 7,7% posyandu mandiri. Oleh karena itu maka alternatif
pemecahan masalah adalah :
 Meningkatkan jumlah Posyandu Mandiri
 Malakukan pelatihan kader untuk program tambahan di posyandu
 Mengadakan pertemuan dalam rangka pemberdayanaan tokoh
masyarakat yang ada di wilayah kerja puskesmas Lohia.
 Mengadakan koordinasi dengan lintas sektor
2. Penyehatan lingkungan Pemukiman.
a. Analisis situasi
Program penyehatan lingkungan adalah salah satu program yang sangat
penting dalam upaya menuju Mellinium Developmen Goals(MDGs) dalam
mewujudkan Visi Muna sehat 2015. Didalam paradigma sehat program
penyehatan lingkungan adalah pilar kedua sesudah promosi kesehatan,oleh
karna itu dengan adanya bantuan dana BOK yang membiayai semua
15
pelaksanaan kegiatan di luar gedung diharapkan cakupannya dapat mencapai
target yang telah ditetapkan.
Kegiatan yang dilakukan diPuskesmas Lohia dibidang PLP ini adalah sebagai
berikut :
 Pengawasan kualitas air
 Pengawasan tempat-tempat umum dan TPM
 Penyuluhan penyehatan lingkungan
 Pengawasan terhadap tempat industri
Cakupan kegiatan penyehatan kingkungan adalah sbb :
1. Air bersih 69,2%
2. Rumah sehat 48,7%
3. SPAL 65,1%
4. JAGA 64,7%
5. TTU Memenuhi syarat 57,6%
6. TPM memenuhi syarat 60%
7. Pengawasan Tempat industri/Lingkungan kerja 80%
8. Tempat industry/ling kerja memenuhi Syrat 58,7
b. Permasalahan.
Dalam melaksanakan program penyehatan lingkungan permasalahan yang di
hadapi adalah:
 Kesadaran masyarakat tentang pentingnya penyehatan lingkungan yang masih
kurang
 Tingkat ekonomi masyarakat yang masih kurang.
c. Alternatif pemecahan masalah.
 Penggalian dana baik dari pemerintah maupun swadaya masyarakat
 Meningkatkan frekwensi maupun kualitas penyuluhan kepada masyarakat
 Melakukan advokasi PLP baik kepada pemerintah maupun dunia usaha dan
masyarakat
C. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN (Kesling)
1. Kondisi Kesehatan Lingkungan dan Sarana kesehatan lingkungan dirinci per Desa
Lohia.
Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel.
16
Dari hasil kegiatan yang dilakukan dari 2.685 KK yang memiliki kriteria
Rumah sehat sebanyak 1.495 KK atau 55,67%. Sedangkan yang memiliki Jamban
memenuhi syarat adalah 650 KK ,SPAL 350 KK dan SAB 580 KK
2. Kondisi Tempat Pembuangan Tinja (Jamban Keluarga)
Puskesmas Lohia Tahun 2012
Dari 2.685 KK yang memiliki septic tank yang memenuhi syarat adalah 254
KK dengan jumlah jangkauan sebanyak 1.270 orang .Sedangkan yang menggunakan
leher angsa memenuhi syarat sebanyak 704 KK dengan jumlah jangkauan sebanyak
3.520 orang.yang selanjutnya dapat dilihat pada tabel lampiran
3. Cakupan penggunaan sarana air bersih yang terlindung dari resiko pencemaran tahun
2013
Dari hasil kegiatan cakupan penggunaan air bersih yang terlindung dari resiko
pencemaran adalah sumur gali prtibadi senyak 443 buah dengan jumlah jangkauan
2.215 orang ,sumur gali umum sebanyak 31 buah dengan jumlah jangkauan adalah
775 orang begitu pula yang menggunakan ledeng/pp senyask 416 kk dengan jumlah
jangkauan 2.080 orang dan selanjutnya dapat dilihat pada table lampiran.
D. PROGRAM P2M
1. Imunisasi
Program imunisasi di Puskesmas Lohia berjalan sesuai jadwal posyandu yang ada,
dimana dari hasil evaluasi Tahun 2013 menunjukkan bahwa Antigen
BCG,DPT,Polio,Campak dan TT Bumil rata-rata pencapian adalah kurang dari 83%
kebawa .Berdasarkan data ini maka rata-rata dalam kategori tidak UCI. Adapun
pencapaian kegiatan selengkapnya terlampir.
2. P2 Kecacingan
Penderita kecacingan yang berkunjung dipuskesmas Lohia selama tahun 2013 adalah
tdak ditemukan kasus filariasis.
3. P2 Ispa
Cakupan kegiatan P2 Ispa berdasarkan kunjungan puskesmas adalah sebagai berikut :
sebanyak 948 kasus Ispa.
4. P2 Malaria
Jumlah penderita malaria klinis Tahun 2013 adalah 32 kasus
5. P2 TB Paru
Program TB paru di Puskesmas Lohia dilaksanakan dengan sistim jaringan dalam
penentuan penderita maupun pengobatan.
17
Adapun jaringan petugas TB paru adalah :
 Dr.Praktek.
 Bidan Desa
 Staf Puskesmas
 Kader Posyandu
 PMO
 Penderita yang sembuh.
Penderita yang sembuh selalu melakukan promosi di masyarakat sehingga
secara langsung mensosialisasikan program TB tersebut.
Adapun cakupan kegiatan program TB di Puskesmas Lohia Tahun 2012 sbb :
 Jumlah suspek : 39 Orang
 Jumlah BTA positif : 39 Orang
 Jumlah BTA Negatif rox.positif : 2 Orang
 Jumlah mendapat pengobatan : 21 Orang
 Jumlah konversi BTA positif : 6 Orang
 Jumlah yang sembuh : 21 Orang
 Jumlah pengobatan lengkap : 21 Orang
 Jumlah yang belum menyelesaikan pengobatan : 1 Orang
 Jumlah penderita kambuh : - Orang
6. P2 Diare
Cakupan kegiatan P2 Diare Tahun 2013 adalah sbb :
 Jumlah penderita : 177 orang
 Jumlah penderita meninggal : Tidak ada
 Data selengkapnya terlampir.
E. UPAYA KESEHATAN
1. Program Gizi
a. Evaluasi program gizi tahun 2013
Kegiatan program gizi tahun 2013 yaitu :
 Penimbangan balita yang dilakukan setiap bulan di Posyandu
 Pemberian tablet Fe pada ibu hamil setiap bulan di posyandu
 Pemberian kapsul Vit A pada bayi umur 6 – 11 bulan dan balita umur 1 – 5
tahun setiap 6 bulan sedang ibu nifas diberikan setiap bulan.
 Pelacakan kasus Gizi buruk baik di posyandu maupun pada masyarakat
18
 Pembinaan balita BGM di Posyandu dan masyarakat.
b. Permasalahan
Dari hasil kegiatan gizi di puskesmas,cakupan penimbangan balita di posyandu
masih kurang. Pada tahun 2010 target penimbangan balita 80%, yang tercapai
hanya 52%, sedangkan tahun 2011 meningkat 54% namun bila dibandingkan
dengan setiap desa/kelurahan ada beberapa desa yang cakupannya sudah
memenuhi target (cakupan penimbangan balita perdesa terlampir).
Dilihat dari kurangnya cakupan penimbangan balita tersebut di sebabkan oleh:
 Kurangnya dukungan dari lintas sektor terhadap kegiatan posyandu
 Ada beberapa orang kader yang tidak aktif
 Asumsi orang tua yang keliru bahwa setelah campak anaknya tdk dibawa lagi
diposyandu.
c. Pemecahan masalah
Untuk mencapai cakupan kegiatan program penimbangan balita di posyandu
sesuai dengan target yang telah ditentukan:
1. harus ada dukungan dari lintas sektor dan diaktifkan kembali beberapa orang
kader yang tidak aktif.
2. Meruba imec masyarakat bahwa setelah bayi dicampak harus tetap
keposyandu sampai umur 5 tahun untuk diketahui berapa berat anak ibu
setiap bulannya.di ibaratkan kalau sapi ditimbang supaya diketahui harganta.
Begitu pula balita ditimbangf tiap bulan untuk diketahui berapa beratnya
sehingga kita bisa memastikan balita ibu sehat atau tidak.
F. PROGRAM TAMBAHAN.
1. Jamkesmas /Jampersal.
Pembiayaan Jamkesmas diperuntukan untuk semua kegiatan yang sifatnya kuratif
yaitu:
 Pelayanan kesehatan Dasar Didalam gedung .
 Pelayanan Kesehatan Kebidanan
2. Biaya Operasional Kesehatan (BOK)
Pembiyaannya diperuntukan semua kegiatan yang sifatnya prefentif atau kegiatan
yang berada diluar gedung Puskesmas
3. di wilayah puskesmas Lohia adalah 4 buah. Dalam perjalananya Bakesra
dipuskesmas Lohia tidak berjalan dengan baik seperti apa yang diharapkan, hal ini
19
desebabkan karena tenaga yang ada tidak berdomisili dilokasi Bakesra dan juga
insentif bakesra sampai saat ini tidak jelas.
B. Pengkajian Lapangan
1. Fungsi manajemen
Kepal ruangan (poli KIA, kartu, Poli gigi, Ruang Tindakan, apotik, poli umum).
a) Fungsi perencanaan
- Ada 6 kepala ruangan, dimana tiap kepala ruangan tidak terlibat dalam
perencanaan tenaga keperawatan juga tidak dilibatkan dalam proses
rekruitmen tenaga perawat.
- Ada 4 kepala ruangan ( poli gigi, kartu, poli umum) yang tidak terlibat dan
ada 2 kepala ruangan yang terlibat dalam proses seleksi perawat, mutasi
tenaga perawat, proses relasi tenaga perawat, pembuatan perencanaan
sarana yang menunjang kegiatan pelayanan kesehatan keperawatan
- Ada 5 kepala ruangan yang terlibat dan 1 kepala ruangan : kartu “ yang
tidak terlibat untuk pembuatan perencanaan alat kesehatan penunjang
pelayanan keperawatan
- Semua kepala ruangan tidak membuat perencanaan yang bukan alat
kesehatan dan juga tidak membuat perencanaan untuk meningkatkan
kualitas asuhan pasien dan keluaga
b) Fungsi pengorganisasian
- Ada 5 kepala ruangan yang berasumsi bahwa struktur organisasi di
puskesmas Lohia telah memadai dalam memberikan pelayanan
keperawatan, juga tidak ada dampak dari metode yang di gunakan (
fungsional ) terhadap pemberian askep sehingga pemberian askep di nilai
lebih efisien dan 1 kepala ruangan “ kartu “ yang berasumsi tidak
- Ada 5 kepala ruangan yang berasumsi bahwa metode pemberian askep
yang di gunakan memberikan kepuasan pada perawat dan 1 kepala
ruangan “ kartu “yang mengatakan tidak.
- Semua kepala ruangan merasakan bahwa metode pemberian askep yang di
gunakan memberi kepuasaan pada perawat dan masing – masing kepala
ruangan tidak selalu menekankan aspek – aspek “ caring “ pada perawat
dalam menjalankan askep
20
- 1 kepala ruangan “apotik “ yang membuat jadwal dinas setiap bulan dan
tidak mengalami kesulitan dalam membuat jadwal dinas
c) Fungsi staffing
- Tidak ada orientasi kepada tenaga perawat baru
- Kebutuhan tenaga di ruangan sudah cukup memadai
- 5 kepala ruangan menilai kompetensi tenaga di ruangan tidak memadai
dan 1 kepala ruangan menilai kompetensi tenaga di ruangan memadai
yaitu di ruangan ” kartu “
- 5 kepala ruangan melibatkan diri secara langsung dalam proses mutasi
tenaga perawat dan 1 kepala ruangan “ kartu “ yang tidak
- Hanya 3 kepala ruangan ( apotik, poli gigi, kartu ) yang tidak dilibatkan
dalam proses rotasi tenaga perawat
- Tidak ada pemberian penghargaan kepada perawat jika menunjukan
standar yang sesuai dan tidak ada hukuman kepada perawat dari kepala
ruangan jika menunjukan standar kinerja yang tidak sesuai
- Semua kepala ruangan melaksanakan penilaian kinerja staf dan menberi
tugas kepada stafnya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dalam
memberikan
- 5 kepala ruangan memberi tugas kepada staf tidak berdasarkan pendidikan
yang dimiliki dalam memberikan askepdan 1 kepala ruangan yang
memberi tugas bedasarkan pendidikan yang dimiliki “ poli gigi “
d) fungsi pengarahan
- Tidak terdapat jadwal pertemuan rutin dengan perawat di ruangan yang di
pimpin dan belum di terapkan manajemen konflik bila ada permasalahan
di ruangan
- 5 ruangan tidak ada hambatan dalam mengatasi permasalahan pelayanan
keperawatan di ruangan dan 1 ruangan “ Ruang Tindakan “ yang
mengalami hambatan dalam kelengkapan alat
- Semua kepala ruangan mempunyai motivasi untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan di ruangan masing – masing agar pasien puas
dengan pelayanan yang di berikan
e ) fungsi pengendalian
21
- Tidak ada audit terhadap dokumentasi askep dan tidak ada kegiatan
peningkatan mutu pelayanan keperwatan di ruangan
- 1 kepala ruangan “Ruangan Tindakan “ yang memiliki hambatan dalam
kegiatan peningkatan mutu pelayanan keperawatan di ruangan yaitu dalam
kelengkapan alat
- Setiap ada kelalaian perawat dalam memberikan askep, kepala ruangan
akan mendokumentasikan dan menindak lanjuti. Kepala ruangan secara
keseluruhan puas dalam bekerja karena tindakan yang di lakukan selalu
berjalan dengan baik, pasien merasa puas
Perawat pelaksana ( poli kia, kartu, poli gigi, Ruang Tindakan, apotik, poli
umum ).
a) Fungsi perencanaan
- Sebagian besar ( 60 % ) mengetahui visi dan misi keperawatan di
puskesmas
- Hanya sebagian kecil ( 40 % ) yang tidak memahami visi dan misi
keperawatan di puskesmas, utamanya yang berpendidikan sebatas SPK
- Sebagian besar ( 90 % ) mengetahui rencana pengembangan perawat
dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
- Keseluruhan perawat mempunyai uraian tugas dalam memberikan
pelayanan keperawatan dan mempunyai rencana kegiatan dalam
melaksanakan tugas, baik dalam bentuk harian, mingguan maupu bulanan.
- Sebagian besar ( 70 % ) tidak mempunyai jenjang karir yang jelas
b) Fungsi pengorganisasian
- Hanya diruangan poli gigi yang tidak terdapat struktur organisasi di
karenakan kapasitas perawat gigi yang sangas kurang
- Metode fungsional merupakan metode yang di gunakan dalam pemberian
askep karena di nilai lebih efisien juga memberikan kepuasan kepada
perawat, kepada pasien dan kepada keluarga pasien
- Semua perawat dalam melakukan tindakan memberikan penjelasan
kepada pasien sehingga pasien mengerti dan kooperatif
22
- Jika ada kesalahan yang di lakukan pada waktu pemberian askep, maka
perawat akan melapor kepada kepala ruangan sehingga kesalahan tersebut
dapat dipecahkan dan ditanggulangi bersama
- SAK yang tersedia membantu dalam dalam bekerja juga mengarahkan dan
sebagai acuan dalam semua kegiatan pelayanan yang akan di lakukan
sehingga kegiatan yang di lakukan dapat selesai tepat pada waktunya,
teratur dan sesuai yang di harapkan
- SOP yang tersedia membantu dalam bekerja, sebagai acuan dalam proses
tindakan askep sehingga mengurangi atau menghindari hal – hal yang
tidak di inginkan, berfokus pada sasaran kebutuhan yang akan di capai
juga memberikan batasan dalam melakukan tindakan sehingga tidak
terjadi hal yang tidak di inginkan dalam mencapai kepuasan pasien dan
membantu mencipatakan pelayanan yang efisien, dinamis serta
berkesinambungan
- Semua perawat mengikuti pre conference dan post conference di ruangan.
Perawat juga mendokumentasikan hasil pengkajian, diagnosa,
implementasi dan evaluasi keperawatan dengan lengkap
- Sekitar 40 % ( poli gigi dan KIA ) tidak memberikan pendidikan askep
kepada keluarga pasien dan klien di karenakan jumlah pasien yang banyak
dan keterbatasan personil di ruangan. sedangkan untuk poli KIA, paien
lebih memilih untuk datang konsul dirumah bidan tersebut ketimbang
datang dipuskesmas untuk memeriksakan kesehatannya.
- Diruangan poli umum dan KIA fasilitas peralatan yang ada memadai
untuk memberikan askep
- Perawat memahami penilaian tingkat ketergantungan pasien dalam
memberikan askep dan selalu menekankan aspek caringdalam
menjalankan askep
c) Fungsi staffing
- Semua perawat mendapatkan orientasi tentang tugas – tugas pelaksanaan
askep ketika pertama kali di terima sebagai tenaga perawat baru dan
program orientasi membantu perawat dalam memahami dan
meningkatkan kemampuan dalam memberikan Askep
- Terdapat sistem penghargaan pada perawat yang berprestasi
23
- Di ruangan poli umum dan poli gigi kebutuhan tenaga dan kompetensi
tenaga belum cukup memadai. Sedangkan yang dapat yang di jadikan
acuan kebutuhan tenaga dan kompetensi tenaga yang berkompeten sesuai
bidangnya dan dapat di nilai memadai yaitu ruangan poli kia
- Ada sistem penghargaan pada perawat yang berprestasi dan ada sistem
yang imbalan yang di dapat sesuai denga beban kerja
- Setiap perawat di berikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilanya masing – masing
- Setiap perawat mendapatkan sanksi jika melakukan pelanggaran disilin
dan pelanggaran profesi agar dapar berhati – hati dalam menangani pasien
d) Fungsi pengarahan
- Semua perawat di ruangan selalu di super visi setiap bulan dengan atasan
dan mendapatkan bimbingan yang jelas pada saat super visi kecuali
ruangan poli gigi
- Setiap perawat mendapatkan umpan balik dari ketua tim atas tugas yang
telah di kerjakan, kecuali ruangan poli gigi dan ruangan poli umum
- Setiap perawat mendapatkan motivasi dari kepala ruangan untuk
mengembangkan diri dalam melaksanakan tugas, kecuali ruangan poli
gigi.
e) Fungsi pengendalian
- Terdapat program pengendalian mutu di ruangan, kecuali ruangan poli
umum dan poli gigi
- Semua perawat mendapatkan penilaian secara berkala juga mendapatkan
penilaian kerja setiap tahun
- Setiap perawat puas bekerja di puskesmas
24
BAB IV
ANALISA HASIL KAJIAN DAN RENCANA PENYELESAIAN
MASALAH DI TEMPAT MAGANG
A. Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah digunakan untuk menganalisis faktor – faktor dan penyebab
masalah (menggunakan metode fish bone )
Perawat
Perawat Lingkungan
Terlibat secara Distribusi
Langsung dalam tenaga yang
Perencanaan kete- tidak merata
nagaan mutasi perawat
Perekrutan
Ketenagaan
Tidak Terlibat secara langsung
dalam perencanaan ketenagaan,
mutasi perawat
B. Prioritas Masalah
Dalam rangka memudahkan penentuan uruten masalah yang menjadi prioritas, maka
dilakukan penghitungan dengan pembobotan pada setiap masalah yang ditemukan.
Proses memprioritaskan masalah akan dilakukan dengan pembobotan yang
memperhatikan aspek sebagai berikut :
 Magnitude (Mg) : Kecenderungan besar dan seringnya masalah tersebut.
 Severity (Sv) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan.
 Managebility (Mn) : Bisa dipecahkan.
 Nursing Concern (Nc): Perhatian bidang keperawatan.
 Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya.
25
Dari masing-masing dinilai untuk setiap aspek tersebut, masing-masing aspek memiliki
bobot sendiri dengan rentang 1 – 5 yaitu :
1) 1 (satu) jika sangat kurang sesuai.
2) 2 (dua) jika kurang sesuai.
3) 3 (tiga) jika cukup sesuai.
4) 4 (empat) jika sesuai.
5) 5 (lima) jika sangat sesuai.
Nilai dari setiap masalah kemudian dikalikan dengan masing-masing nilai setiap masalah,
masalah yang memiliki total nilai terbesar merupakan prioritas masalah yang terpilih.
Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan Puskesmas Wapunto :
NO MASALAH Mg Sv Mn Nc Af Total
1. Perencanaan Ketenagaan 4 5 4 5 5 2000
Dari metode diatas maka masalah yang akan diatasi terlebih dahulu adalah :
1. Perencanaan ketenagaan
C. Alternatif Penyelesaian Masalah Utama
G. Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan.
1. Program KIA sebahagian besar cakupan kegiatannya sudah mencapai
target,malah ada yang hamper mencapai 100%
2. Program promosi dan PLP cakupan kegiatannya belum mencapai target yang
diinginkan.
3. Program P2M cakupan kegiatannya sebahagian sudah mencapai target ,khususnya
imunisasi tidak UCI yaitu rata-rata dibawa 80%.
4. Program Upaya kesehatan sebahagian sudah mencapai target utamnya program
UKGS.
26
B. Saran.
1. Perlu ditingkatkan koordinasi lintas sector untuk mencapai dukungan dalam
pelaksanaan program.
2. Diharapkan dukungan dana program ,utamanya program promosi PLP
3. Untuk kelancaraan pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Lohia perlu adanya sarana
transportasi yang memadai.
4. Intensif tenaga Bakesra perlu diperhatikan kembali agar bakesra berjalan dengan
lancar.
H. Masalah
1. Sumber Daya Manusia
Berdasarkan data ketenagaan dari masing-masing profesi, tenaga di
Puskesmas Lohia masih kurang, yaitu tenaga dokter gigi,apoteker
2. Sarana dan Prasarana
- Gedung masih kurang memadai
- Letak Puskesmas yang kurang strategis
- Ruang LAB tidak ada
- Sumber air bersih yang kurang, serta SPAL yang tidak ada
27
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemaparan laporan diata maka kami dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
B. SARAN
Adapun saran dalam laporan magang ini yaitu ;
1) Perlunya kerjasama team dalam pembuatan laporan sehingga dapat memaparkan hasil
yang maksimal mengenai kegiatan yang dilakukan selama magang sehingga nilai
yang diperoleh memuaskan.
2) Perlu adanya komunikasi yang sering antara pembimbing dan mahasiswa, agar
mahasiswa mampu memahami hal-hal apa saja yang seharusnya dilakukan selama
magang

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pmk no. 100 ttg pos upaya kesehatan kerja terintegrasi
Pmk no. 100 ttg pos upaya kesehatan kerja terintegrasiPmk no. 100 ttg pos upaya kesehatan kerja terintegrasi
Pmk no. 100 ttg pos upaya kesehatan kerja terintegrasiDokter Tekno
 
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseoranganPedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangantitisdwina
 
Pedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukmPedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukmwidyaagustini
 
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmasKmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmashumanisme
 
Visi dan Misi
Visi dan MisiVisi dan Misi
Visi dan MisiMuh Saleh
 
Pembinaan teknis puskesmas
Pembinaan teknis puskesmasPembinaan teknis puskesmas
Pembinaan teknis puskesmasFebry Febry
 
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakatKuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakatTheodorus Indarto
 
Md 2. kebijakan puskesmas
Md 2. kebijakan  puskesmasMd 2. kebijakan  puskesmas
Md 2. kebijakan puskesmasJoni Susanto
 
Makalah manajemen puskesmas
Makalah manajemen puskesmas  Makalah manajemen puskesmas
Makalah manajemen puskesmas Re Mo
 
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan KeluargaPedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan KeluargaMuh Saleh
 
Evapro puskes jagakarsa
Evapro puskes jagakarsaEvapro puskes jagakarsa
Evapro puskes jagakarsairfana efendi
 
Laporan promkes fix
Laporan promkes fixLaporan promkes fix
Laporan promkes fixYulli Utami
 

Mais procurados (20)

Pmk no. 100 ttg pos upaya kesehatan kerja terintegrasi
Pmk no. 100 ttg pos upaya kesehatan kerja terintegrasiPmk no. 100 ttg pos upaya kesehatan kerja terintegrasi
Pmk no. 100 ttg pos upaya kesehatan kerja terintegrasi
 
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseoranganPedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
 
Pedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukmPedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukm
 
Promkes 2015
Promkes  2015Promkes  2015
Promkes 2015
 
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmasKmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
 
Visi dan Misi
Visi dan MisiVisi dan Misi
Visi dan Misi
 
Pembinaan teknis puskesmas
Pembinaan teknis puskesmasPembinaan teknis puskesmas
Pembinaan teknis puskesmas
 
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakatKuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
 
Md 2. kebijakan puskesmas
Md 2. kebijakan  puskesmasMd 2. kebijakan  puskesmas
Md 2. kebijakan puskesmas
 
Ar puskesmas 07
Ar puskesmas 07Ar puskesmas 07
Ar puskesmas 07
 
puskesmas
puskesmaspuskesmas
puskesmas
 
Puskesmas lengkap
Puskesmas lengkapPuskesmas lengkap
Puskesmas lengkap
 
Makalah manajemen puskesmas
Makalah manajemen puskesmas  Makalah manajemen puskesmas
Makalah manajemen puskesmas
 
Makalah puskesmas
Makalah  puskesmasMakalah  puskesmas
Makalah puskesmas
 
227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas
 
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan KeluargaPedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
 
Evapro puskes jagakarsa
Evapro puskes jagakarsaEvapro puskes jagakarsa
Evapro puskes jagakarsa
 
Manajemen IT
Manajemen ITManajemen IT
Manajemen IT
 
Laporan promkes fix
Laporan promkes fixLaporan promkes fix
Laporan promkes fix
 
Spm puskesmas ppt
Spm puskesmas pptSpm puskesmas ppt
Spm puskesmas ppt
 

Semelhante a Kebijakan Kesehatan

Sistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmasSistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmasSumadin1112
 
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmasSistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmasSumadin1112
 
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmasSistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmasSumadin1112
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18SiLvi Fata
 
Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2Aprilia Lia
 
PPT-UEU-Promosi-Kesehatan-dan-Pendidikan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Promosi-Kesehatan-dan-Pendidikan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Promosi-Kesehatan-dan-Pendidikan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Promosi-Kesehatan-dan-Pendidikan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxStikesMucis1
 
Problem Oriented Record (POR)
Problem Oriented Record (POR)Problem Oriented Record (POR)
Problem Oriented Record (POR)Aulia Kauri
 
Pelayanan jamkesmas
Pelayanan jamkesmasPelayanan jamkesmas
Pelayanan jamkesmasJoni Iswanto
 
promosi kesehatan tentang peran perawat 2.pptx
promosi kesehatan tentang peran perawat 2.pptxpromosi kesehatan tentang peran perawat 2.pptx
promosi kesehatan tentang peran perawat 2.pptxNadiaSari35
 
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatalKb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatalpjj_kemenkes
 
dokumen rencana program PPI 2019.doc
dokumen rencana program PPI 2019.docdokumen rencana program PPI 2019.doc
dokumen rencana program PPI 2019.docKamilKhalil1
 
pedoman pengorganisasian ppi
pedoman pengorganisasian ppipedoman pengorganisasian ppi
pedoman pengorganisasian ppiEka Siam
 
Standar asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatanStandar asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatanSulistia Rini
 

Semelhante a Kebijakan Kesehatan (20)

Puskesmas
PuskesmasPuskesmas
Puskesmas
 
Komunitas ske 2
Komunitas ske 2Komunitas ske 2
Komunitas ske 2
 
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmasSistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
 
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmasSistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
 
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmasSistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
 
Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2
 
praktek Puskesmas
praktek Puskesmaspraktek Puskesmas
praktek Puskesmas
 
Bab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copperBab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copper
 
PPT-UEU-Promosi-Kesehatan-dan-Pendidikan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Promosi-Kesehatan-dan-Pendidikan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Promosi-Kesehatan-dan-Pendidikan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Promosi-Kesehatan-dan-Pendidikan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
 
Problem Oriented Record (POR)
Problem Oriented Record (POR)Problem Oriented Record (POR)
Problem Oriented Record (POR)
 
Phbs di institusi
Phbs di institusiPhbs di institusi
Phbs di institusi
 
Pelayanan jamkesmas
Pelayanan jamkesmasPelayanan jamkesmas
Pelayanan jamkesmas
 
Bab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copperBab i ikhsan copper
Bab i ikhsan copper
 
promosi kesehatan tentang peran perawat 2.pptx
promosi kesehatan tentang peran perawat 2.pptxpromosi kesehatan tentang peran perawat 2.pptx
promosi kesehatan tentang peran perawat 2.pptx
 
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatalKb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
 
dokumen rencana program PPI 2019.doc
dokumen rencana program PPI 2019.docdokumen rencana program PPI 2019.doc
dokumen rencana program PPI 2019.doc
 
Sistem rujukan
Sistem rujukanSistem rujukan
Sistem rujukan
 
pedoman pengorganisasian ppi
pedoman pengorganisasian ppipedoman pengorganisasian ppi
pedoman pengorganisasian ppi
 
Standar asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatanStandar asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatan
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Kebijakan Kesehatan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu unsur kesejahteraan umum, sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang terdapat dalam UUD 1945. Maksudnya dengan mewujudkan kesejahteraan kesehatan masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan yang semula berupa untuk menyembuhkan penderita yang sakit secara berangsur-angsur berkembang kearah lebih baik. Upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan peran masyarakat sebagai penentu dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pemulihan suatu penyakit yang bersifat menyeluruh serta sifat berkesinambungan. Pendidikan yang sistematis dan sistemis merupakan pilar uatama, baik dalam pembentukan kemampuan, sikap dan perilaku profesional mahasiswa, sekolah tinggi ilmu kesehatan avicenna kendari memberi peluang yang lebih besar bagi peserta didik untuk mengembangka diri secara profesional di dunia kerja. Dalam proses kegiatan studi lapangan tentang kebijakan kesehatan dalam bentuk magang, mahasiswa memperoleh pengalaman praktis tentang kebijakan kesehatan serta pendekatan multidisiplin ilmu yang relevan untuk melakukan analisa situasi, mengidentifikasi masalah, menetapkan alternatif pemecahan masalah, merencanakan program intervensi, melakukan intervensi, serta memantau dan menilai keberhasilan. Oleh itu proses tersebut akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengamati secara langsung sebagai kesenjangan antara teori dan praktek, sehingga pada akhirnya memahami seluruh proses pemecahan masalah dalam situasi nyata di lapangan. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Terbentuknya pemahaman yang utuh dari mahasiswa tentang proses pemecahan masalah dalam kebijakan kesehatan serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di bangku kuliah langsung di lapangan. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti kegiatan ini mahasiswa diharapkan: a. Memahami cara menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah, menetapkan alternatif
  • 2. 2 b. Pemecahan masalah, merencanakan intervensi, melaksanakan intervensi, melakukan pemantauan intervensi serta menilai keberhasilan. c. Mampu bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah kesehatan/keperawatan terkait kebijakan kesehatan. d. Mampu melakukan pendekatan keperawatan untuk mengolah, menganalisa, menginterpretasi data hingga menjadi informasi yang bermanfat bagi yang membutuhkan. C. Manfaat 1. Bagi mahasiswa a. Dapat mengamati secara langsung berbagai peristiwa terkait kebijakan kesehatan secara nyata di lapangan yang terkait dengan manajemen bidang keperawatan. b. Mendapat pengetahuan dan keterampilan yang lebih aplikatif dalam bidang keperawatan. c. Merupakan suatu sarana pembelajaran kerja dalam tim untuk pemecahan masalah dengan pendekatan keperawatan. d. Menggunakan metodologi yang relevan dalam melakukan analisa situasi, identivikasi masalah, penetapan alternatif, pemecahan masalah, perancanaan program intervensi, pelaksanaan program intervensi, pemantauan dan penilaian program intervensi. e. Peluang untuk memperoleh data terkait penyusunan karya ilmiah, khususnya skripsi. 2. STIK Avicenna Multi Kampus Muna a. Terbinanya suatu jaringan kerjasama dengan institusi tempat magang dalam rangka meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara akademis dengan pengetahuan dan pengalaman nyata dilapangan, sehingga menghasilkan suatu informasi tentang SDM yang dibutuhkan dalam dunia kerja. b. Tersedianya suatu sumber informasi dalam penyusunan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan SDM. c. Melibatkan tenaga terampil dilapangan sebagai pembimbing mahasiswa, dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
  • 3. 3 3. Instansi Tempat Magang a. Dapat memanfaatkan mahasiswa dalam kegiatan manajemen dan operasional berbasis keperawatan. b. Dapat memanfaatkan pembimbing akademis untuk memberikan masukan manajemen maupun operasional instansi, terutama yang berkaitan dengan keperawatan. c. Dapat mengembangkan kemitraan antar instansi tempat magang dengan STIK Avicenna Multi Kampus Muna.
  • 4. 4 BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. ALUR PELAYANAN PUSKESMAS a. Pengertian Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004. Puskesmas adalah UPTD Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan disuatu wilayah kerja. Dalam melakukan pelayanan kesehatan, puskesmas menganut azas penyelenggaraan sebagai berikut: a. Azas pertanggung jawaban wilayah b. Azas pemberdayaan masyarakat. c. Azas keterpaduan. d. Azas rujukan. Dalam metode pelayanan pasien puskesmas, terdapat dua jenis pelayanan yaitu a. Pasien Rawat Jalan adalah pasien yang datang berobat ke Poliklinik Puskesmas. b. Pasien Gawat Darurat adalah suatu kondisi dimana pasien tiba-tiba dalam keadaan gawat, karena mengancam nyawa atau kecacatan anggota badannya sehingga memerlukan penanganan segera b. Tujuan Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. c. Pengisian Rekam Medis Rawat Jalan Sistem pengumpulan data rekam medis pada tingkat Puskesmas pada dasarnya sama dengan rekam medik Rumah Sakit dengan tahapan sebagai berikut : a. Penerimaan pasien Pada tahap ini pasien mendaftarakan diri sesuai dengan permasalahan kesehatan yang terjadi pada dirinya, selanjutnya akan didistribusikan sesuai dengan pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas b. Pencatatan
  • 5. 5 Setiap unit pelaksana pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas (Poliklinik) akan mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan dan pengobatan yang telah dilakukan pada semua pasien. c. Pengolahan Data yang telah didokumentasikan akan dikelola dalam bentuk sebagai berikut: 1. Coding Membuat kode atas setiap diagnosis penyakit berdasarkan klasifikasi penyakit yang ada, berdasarkan pengelompokan penyakit yang dituangkan dalam bentuk kode. 2. Indexing Pembuatan indeks, diantaranya indeks rawat jalan, inap, penyakit. Semua ini dipersiapkan untuk membuat laporan statistik yang biasa digunakan di puskesmas ataupun Rumah Sakit. d. Penyimpanan Setiap hasil pemeriksaan dan pengumpulan data yang sudah di dokumentasikan akan di simpan sesuai dengan kebijakan puskesmas tersebut. Puskesmas biasanya membuat laporan dan pencatatan bulanan untuk dikirimkan ke tingkat yang lebih tinggi Dinas Kesehatan Kabupaten. Beberapa contoh sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas, yaitu 1. F 1, Laporan KIA 2. F 1, Laporan KB 3. K IV, pencatatan akseptor baru 4. Laporan jumlah kunjungan. 5. Laporan jenis penyakit pada bulan laporan berdasarkan jumlah kunjungan 6. Laporan PWS KIA 7. Laporan pemberian Vit. A 8. Laporan kegiatan posyandu 9. Laporan kelahiran dan kematian B. Alur pelayanan Pasien Rawat Jalan Dalam pelayanan Pasien di Puskesmas Lohia ada dua alur yakni alur langsung dan tidak langsung (rawat jalan). 1. Alur Langsung
  • 6. 6 Pasien masuk Registrasi Pemberian tindakan Pemberian resep Pengambilan obat di apotik Pulang 2. Alur Tidak Langsung. Pasien Masuk Registrasi Poli Umum (Pengmabilan resep) Ruang Tindakan Pemberian Tindakan Pulang Prosedur pelayanan Apotik Pasien membawa resep Penerimaan resep Peracikan obat Ambil obat dari rak penyimpanan Peracikan obat Pemberian etiket yang sesuai Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai
  • 7. 7 Penyerahan obat pada pasien Periksa nama pasien, aturan pemakaian dan jenis serta jumlah obat Penyerahan obat disertai informasi kepada pasien C. Tugas pokok dan Fungsi Laboratorium Tugas pokok : - Penanggung jawab P2TB, Kusta - Penanggung jawab Laboratorium Fungsi : - Melaksanakan pemeriksaan laboratorium sesuai permintaan dokter - Melaksanakan asuhan keperawatan penyakit menular, khususnya TB dan kusta - Melaksanakan asuhan keperawatan pada kegiatan diluar gedung Uraian tugas : 1. Menyiapkan alat-alat pemeriksaan laboratorium 2. Mengambil specimen penderita 3. Melakukan pemeriksaan widal 4. Melakukan pemeriksaan DDR dan HB 5. Melakukan pemeriksaan urine lengkap 6. Melakukan pemeriksaan golongan darah 7. Melakukan pemeriksaan kimia darah 8. Membuat fiksasi sputum 9. Melaksanakan pewarnaan preparat 10. Memeriksa hasil BTA 11. Membantu pemeriksaan pasien didalam dan diluar gedung 12. Melakukan penyuluhan kesehatan, baik perorangan maupun kelompok 13. Membersihkan alat laboratorium 14. Membuat laporan kegiatan P2TB dan P2 Kusta 15. Mengikuti mini lokakarya. D. Tugas pokok dan Fungsi Unit Gawat Darurat (Ruang Tindakan) Tugas Pokok : 1. Penanggung jawab Unit Gawat Darurat (UGD) 2. Penganggung jawab puskesmas pembantu. Fungsi : - Memberikan asuhan keperawatan pada kasus gawat darurat Memberikan asuhan keperawatan di Puskesmas Pembantu.
  • 8. 8 Uraian Tugas: 1. Memberikan asuhan keperawatan pada kasus gawat darurat 2. Membantu melaksanakan tindakan pada penderita gawat darurat antara lain: Kecelakaan Lalu lintas dan penyakit lain yang mendadak dan gawat 3. Membantu membimbing mahasiswa dalam bidang keperawatan 4. Membuat laporan UGD (Ruang Tindakan). 5. Membantu memberikan pelayanan pengobatan di Puskesmas Pembantu. 6. Memberikan penyuluhan di Puskesmas Pembantu. 7. Membuat Laporan Puskesmas Pembantu. 8. Mengikuti Minlok (Mini lokakarya). D. Tugas pokok dan fungsi Ketata-Usahaan Puskesmas Tugas Pokok : Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas Fungsi : Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan Keta-Usahaan Puskesmas. Uraian tugas : 1. Mengumpulkan laporan berkala setiap petugas Puskesmas untuk disusun menjadi laporan Puskesmas sesuai dengan format yang telah ditentukan 2. Membuat surat dan menyimpan arsip atau surat masuk 3. Tata usaha rumah tangga 4. Tata usaha kepegawaian Puskesmas 5. Pengetikan laporan maupun surat 6. Mengatur petugas yang keluar lapangan 7. Membuat Duk akhir tahun 8. Mengambil gaji ke Dinas Kesehatan. 9. Mendistribusikan gaji pegawai 10. Mengikuti mini lokakarya 11. Bekerja sama dengan tim dalam pelayanan pengobatan diluar gedung. E. Tugas Pokok Dan Fungsi P2M Tugas pokok : pelaksana P2M Fungsi : Melaksanakan kegiatan P2M Uraian tugas: 1. Melacak dan menangani kasus-kasus penyakit menular dilapangan 2. Membantu pelayanan pengobatan diluar gedung (posyandu, puskel)
  • 9. 9 3. Memberikan penyuluhan penyakit menular baik perorangan maupun perorangan 4. Melaporkan dengan cepat kasus-kasus penyakit menular yang berpotensi wabah 5. Membuat laporan kegiatan P2M 6. Membuat PWS kasus-kasus penyakit menular 7. Mengikuti mini lokakarya F. Tugas Pokok dan Fungsi Ruang Poli a. ) Poli KIA Tugas pokok: - mengkoordinir kegiatan puskesmas diwilayah binaan kelurahan. - Mengkoordinir kegiatan KIA, KB dan kegiatan pokok lainnya diwilayah binaan kelurahan. - Melaksanakan kegiatan pengobatan diposkeskel Fungsi: memberikan pelayanan kebidanan dalam wilayah binaan kelurahan dan diluar gedung - Membantu kepala puskesmas dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dipuskesmas dan pelayanan pengobatan diluar gedung (posyandu) Uraian tugas: 1. Melakukan anamneses, register ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita 2. Melakukan pelayanan KIA, KB, dalam gedung dan diposyandu 3. Menolong persalinan normal diluar gedung 4. Melakukan pelayanan imunisasi TT bumil, capen dalam dan diluar gedung 5. Melakukan kunjungan rumah dan melacak kasus-kasus resti dalam wilayah binaan dan menolong P4K 6. Memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu hamil 7. Memberikan pengobatan sederhana pada pasien umum 8. Melaksanakan pembinaan kader posyandu maupun kader POSKESKEL 9. Membuat laporan akhir bulan 10. Mengikuti mini lokakarya b.) Poli Gigi Tugas Pokok: - melaksanakan asuhan keperawatan gigi didalam gedung dan diluar gedung - Penanggung jawab kegiatan UKS dan UKGS Fungsi: memberikan pelayanan keperawatan gigi didalam gedung dan diluar gedung
  • 10. 10 Uraian tugas: 1. Membantu memeriksa dan memberikan tindakan gigi dan mulut didalam gedung dan diluar gedung 2. Mengukur atau memeriksa TTV pasien 3. Membantu penyuluhan kesehatan gigi dan mulut didalam gedung dan diluar gedung 4. Meregistrasi pasien atau membuat rekaman medis pasien 5. Membuat laporan hasil pelayanan kesehatan gigi dan mulut 6. Membuat laporan hasil kegiatan UKS atau UKGS 7. Mengikuti mini lokakarya
  • 11. 11 BAB III GAMBARAN UMUM INSTITUSI MAGANG DAN HASIL PENGKAJIAN LAPANGAN A. Gambaran umum institusi tempat magang. 1. Letak Geografis Puskesmas Lohia adalah puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Lohia. Wilayah ini terletak di pesisir pulau Muna dibagian timur dan, secara geografis Kecamatan Lohia terletak di bagian selatan katulistiwa pada garis lintang 40 06’ sampai 50 15’ Lintang selatan dan 1220 8’ Bujur timur sampai dengan 1230 15’ Bujur Timur. Dari aspek Geografis, Kecamatan Lohia mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: o Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Duruka. o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tongkuno. o Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton. o Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga. 2. Keadaan Penduduk. Keadaan penduduk berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah kerja Puskesmas Lohia dalam angka Tahun 2013 menunjukkan jumlah penduduk sebesar 5668 jiwa. 3. Keadaan Umum Puskesmas. Keadaan umum puskesmas ditampilkan dengan angka dalam bentuk tabel-tabel sebagai berikut: Tabel 1: Jumlah sarana kesehatan Puskesmas Lohia Tahun 2013 No. Jenis Sarana Jumlah Satuan 1. Puskesmas Induk 1 Gedung 2. Polindes 1 Gedung 3. Perumahan Paramedis 4 Gedung 4. Bakesra 2 Gedung 5. Pos Pelayanan Terpadu 8 Pos
  • 12. 12 Tabel 2:Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Lohia Menurut Jenisnya 2013 No. Tenaga Kesehatan 2008 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Perawat Pekarya Sanitarian Gizi Perawat Gigi Bidan Perawat Gigi Penyuluh Kesehatan 12 1 2 2 1 3 1 3 Jumlah 25 Tabel 3: Jumlah kunjungan Penderita penyakit Menurut jenisnya tahun 2013 No. Nama penyakit 2013 1. 2. 3. 4. Malaria TB Paru Ispa Diare 32 39 948 177 Total 1196 4. Pencapaian Program A. PROGRAM KIA 1. Gambaran Umum Dalam melaksanakan program KIA di Puskesmas Lohia di bantu oleh 3 orang tenaga Bidan yang terdiri dari satu orang bidan Koordinator dan 2 orang Bidan Desa. Pola pertolongan persalinan Puskesmas Lohia kurang lebih 80% di tolong oleh tenaga kesehatan dengan sistim APN dengan pola 60 Langkah. Adapun cakupan pelayanan KIA tahun 2012 adalah sebagai berikut :
  • 13. 13  Kunjungan KI 95 atau 81 %  Kunjungan Bumil ke IV 117 atau 96%  Bumil Nakes 232 atau 97%  KNI 108 atau 100%  KN3 104 atau 97%  SF1 255 atau 98%  SF3 238 atau 92% Sasaran K1 = 258 Sasaran Bumil = 253 Kunjungan k1 = SF1 Kunjungan Bumil=SF3 2. Permasalahan : Dalam melaksanakan program KIA ada beberapa hambatan yang di dapat dilapangan:  Sarana transportasi  Keterlambatan masyarakat mengambil keputusan.  Tingkat ekonomi masyarakat yang masih rendah  Tingkat pendidikan masyarakat yang masih kurang  Kurangnya pemahaman masyarakat tentang faktor resiko yang akan terjadi pada Bumil apabila tidak cepat tertangani oleh tenaga Nakes (Bidan) terhadap resiko tinggi. 3. Strategi Puskesmas dalam menurunkan AKI dan AKB.  Pengadaan sarana transportasi  Deteksi dini terhadap Bumil,Bulin dan bati resiko tinggi  Meningkatkan koordinasi pelayanan KIA baik lintas sektor maupun lintas program.  Penyuluhan kepada masyarakat sasaran program KIA. Dengan adanya Jamkesmas dan Jampersal diharapkan cakupan persalinan yang ditolong oleh nakes meningkat dan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Anga Kematian Bayi (AKB). B. PROGRAM PROMOSI PLP 1. Promosi Kesehatan. a. Gambaran Umum Posyandu (analisis situasi)
  • 14. 14 Wilayah kerja Puskesmas Lohia terdiri dari 4 Desa,dengan jumlah penduduk 5688 jiwa, Posyandu 8 Buah terdiri dari:  Desa Lohia : 2 Buah  Desa Lakarinta : 2 Buah  Desa Korihi : 2 Buah  Desa Wabintingi : 2 Buah b. Analisis Keterjangkauan Berdasarkan data tersebut diatas dapat dilihat bahwa semua Desa/kelurahan yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Lohia telah terjangkau dengan pelayanan Posyandu sehingga permasalahan keterjangkauan tidak ada c. Analisis Tingkat Perkembangan Adapun data tingkat perkembangan Posyandu di Wilayah Puskesmas Lohia adalah :  Posyandu Ros I : 1 buah atau 7,7 %  Posyandu Ros II : 1 buah atau 7,7 %  Posyandu Flamboyan I : 1 buah atau 7,7 %  Posyandu Flamboyan II : 1 buah atau 7,7 %  Posyandu Motonuno I : 1 buah atau 7,7 %  Posyandu Motonuno II : 1 buah atau 7,7 % Berdasarkan data tersebut diatas bahwa di wilayah puskesmas Lohia hanya terdapat 1 buah atau 7,7% posyandu mandiri. Oleh karena itu maka alternatif pemecahan masalah adalah :  Meningkatkan jumlah Posyandu Mandiri  Malakukan pelatihan kader untuk program tambahan di posyandu  Mengadakan pertemuan dalam rangka pemberdayanaan tokoh masyarakat yang ada di wilayah kerja puskesmas Lohia.  Mengadakan koordinasi dengan lintas sektor 2. Penyehatan lingkungan Pemukiman. a. Analisis situasi Program penyehatan lingkungan adalah salah satu program yang sangat penting dalam upaya menuju Mellinium Developmen Goals(MDGs) dalam mewujudkan Visi Muna sehat 2015. Didalam paradigma sehat program penyehatan lingkungan adalah pilar kedua sesudah promosi kesehatan,oleh karna itu dengan adanya bantuan dana BOK yang membiayai semua
  • 15. 15 pelaksanaan kegiatan di luar gedung diharapkan cakupannya dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan diPuskesmas Lohia dibidang PLP ini adalah sebagai berikut :  Pengawasan kualitas air  Pengawasan tempat-tempat umum dan TPM  Penyuluhan penyehatan lingkungan  Pengawasan terhadap tempat industri Cakupan kegiatan penyehatan kingkungan adalah sbb : 1. Air bersih 69,2% 2. Rumah sehat 48,7% 3. SPAL 65,1% 4. JAGA 64,7% 5. TTU Memenuhi syarat 57,6% 6. TPM memenuhi syarat 60% 7. Pengawasan Tempat industri/Lingkungan kerja 80% 8. Tempat industry/ling kerja memenuhi Syrat 58,7 b. Permasalahan. Dalam melaksanakan program penyehatan lingkungan permasalahan yang di hadapi adalah:  Kesadaran masyarakat tentang pentingnya penyehatan lingkungan yang masih kurang  Tingkat ekonomi masyarakat yang masih kurang. c. Alternatif pemecahan masalah.  Penggalian dana baik dari pemerintah maupun swadaya masyarakat  Meningkatkan frekwensi maupun kualitas penyuluhan kepada masyarakat  Melakukan advokasi PLP baik kepada pemerintah maupun dunia usaha dan masyarakat C. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN (Kesling) 1. Kondisi Kesehatan Lingkungan dan Sarana kesehatan lingkungan dirinci per Desa Lohia. Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel.
  • 16. 16 Dari hasil kegiatan yang dilakukan dari 2.685 KK yang memiliki kriteria Rumah sehat sebanyak 1.495 KK atau 55,67%. Sedangkan yang memiliki Jamban memenuhi syarat adalah 650 KK ,SPAL 350 KK dan SAB 580 KK 2. Kondisi Tempat Pembuangan Tinja (Jamban Keluarga) Puskesmas Lohia Tahun 2012 Dari 2.685 KK yang memiliki septic tank yang memenuhi syarat adalah 254 KK dengan jumlah jangkauan sebanyak 1.270 orang .Sedangkan yang menggunakan leher angsa memenuhi syarat sebanyak 704 KK dengan jumlah jangkauan sebanyak 3.520 orang.yang selanjutnya dapat dilihat pada tabel lampiran 3. Cakupan penggunaan sarana air bersih yang terlindung dari resiko pencemaran tahun 2013 Dari hasil kegiatan cakupan penggunaan air bersih yang terlindung dari resiko pencemaran adalah sumur gali prtibadi senyak 443 buah dengan jumlah jangkauan 2.215 orang ,sumur gali umum sebanyak 31 buah dengan jumlah jangkauan adalah 775 orang begitu pula yang menggunakan ledeng/pp senyask 416 kk dengan jumlah jangkauan 2.080 orang dan selanjutnya dapat dilihat pada table lampiran. D. PROGRAM P2M 1. Imunisasi Program imunisasi di Puskesmas Lohia berjalan sesuai jadwal posyandu yang ada, dimana dari hasil evaluasi Tahun 2013 menunjukkan bahwa Antigen BCG,DPT,Polio,Campak dan TT Bumil rata-rata pencapian adalah kurang dari 83% kebawa .Berdasarkan data ini maka rata-rata dalam kategori tidak UCI. Adapun pencapaian kegiatan selengkapnya terlampir. 2. P2 Kecacingan Penderita kecacingan yang berkunjung dipuskesmas Lohia selama tahun 2013 adalah tdak ditemukan kasus filariasis. 3. P2 Ispa Cakupan kegiatan P2 Ispa berdasarkan kunjungan puskesmas adalah sebagai berikut : sebanyak 948 kasus Ispa. 4. P2 Malaria Jumlah penderita malaria klinis Tahun 2013 adalah 32 kasus 5. P2 TB Paru Program TB paru di Puskesmas Lohia dilaksanakan dengan sistim jaringan dalam penentuan penderita maupun pengobatan.
  • 17. 17 Adapun jaringan petugas TB paru adalah :  Dr.Praktek.  Bidan Desa  Staf Puskesmas  Kader Posyandu  PMO  Penderita yang sembuh. Penderita yang sembuh selalu melakukan promosi di masyarakat sehingga secara langsung mensosialisasikan program TB tersebut. Adapun cakupan kegiatan program TB di Puskesmas Lohia Tahun 2012 sbb :  Jumlah suspek : 39 Orang  Jumlah BTA positif : 39 Orang  Jumlah BTA Negatif rox.positif : 2 Orang  Jumlah mendapat pengobatan : 21 Orang  Jumlah konversi BTA positif : 6 Orang  Jumlah yang sembuh : 21 Orang  Jumlah pengobatan lengkap : 21 Orang  Jumlah yang belum menyelesaikan pengobatan : 1 Orang  Jumlah penderita kambuh : - Orang 6. P2 Diare Cakupan kegiatan P2 Diare Tahun 2013 adalah sbb :  Jumlah penderita : 177 orang  Jumlah penderita meninggal : Tidak ada  Data selengkapnya terlampir. E. UPAYA KESEHATAN 1. Program Gizi a. Evaluasi program gizi tahun 2013 Kegiatan program gizi tahun 2013 yaitu :  Penimbangan balita yang dilakukan setiap bulan di Posyandu  Pemberian tablet Fe pada ibu hamil setiap bulan di posyandu  Pemberian kapsul Vit A pada bayi umur 6 – 11 bulan dan balita umur 1 – 5 tahun setiap 6 bulan sedang ibu nifas diberikan setiap bulan.  Pelacakan kasus Gizi buruk baik di posyandu maupun pada masyarakat
  • 18. 18  Pembinaan balita BGM di Posyandu dan masyarakat. b. Permasalahan Dari hasil kegiatan gizi di puskesmas,cakupan penimbangan balita di posyandu masih kurang. Pada tahun 2010 target penimbangan balita 80%, yang tercapai hanya 52%, sedangkan tahun 2011 meningkat 54% namun bila dibandingkan dengan setiap desa/kelurahan ada beberapa desa yang cakupannya sudah memenuhi target (cakupan penimbangan balita perdesa terlampir). Dilihat dari kurangnya cakupan penimbangan balita tersebut di sebabkan oleh:  Kurangnya dukungan dari lintas sektor terhadap kegiatan posyandu  Ada beberapa orang kader yang tidak aktif  Asumsi orang tua yang keliru bahwa setelah campak anaknya tdk dibawa lagi diposyandu. c. Pemecahan masalah Untuk mencapai cakupan kegiatan program penimbangan balita di posyandu sesuai dengan target yang telah ditentukan: 1. harus ada dukungan dari lintas sektor dan diaktifkan kembali beberapa orang kader yang tidak aktif. 2. Meruba imec masyarakat bahwa setelah bayi dicampak harus tetap keposyandu sampai umur 5 tahun untuk diketahui berapa berat anak ibu setiap bulannya.di ibaratkan kalau sapi ditimbang supaya diketahui harganta. Begitu pula balita ditimbangf tiap bulan untuk diketahui berapa beratnya sehingga kita bisa memastikan balita ibu sehat atau tidak. F. PROGRAM TAMBAHAN. 1. Jamkesmas /Jampersal. Pembiayaan Jamkesmas diperuntukan untuk semua kegiatan yang sifatnya kuratif yaitu:  Pelayanan kesehatan Dasar Didalam gedung .  Pelayanan Kesehatan Kebidanan 2. Biaya Operasional Kesehatan (BOK) Pembiyaannya diperuntukan semua kegiatan yang sifatnya prefentif atau kegiatan yang berada diluar gedung Puskesmas 3. di wilayah puskesmas Lohia adalah 4 buah. Dalam perjalananya Bakesra dipuskesmas Lohia tidak berjalan dengan baik seperti apa yang diharapkan, hal ini
  • 19. 19 desebabkan karena tenaga yang ada tidak berdomisili dilokasi Bakesra dan juga insentif bakesra sampai saat ini tidak jelas. B. Pengkajian Lapangan 1. Fungsi manajemen Kepal ruangan (poli KIA, kartu, Poli gigi, Ruang Tindakan, apotik, poli umum). a) Fungsi perencanaan - Ada 6 kepala ruangan, dimana tiap kepala ruangan tidak terlibat dalam perencanaan tenaga keperawatan juga tidak dilibatkan dalam proses rekruitmen tenaga perawat. - Ada 4 kepala ruangan ( poli gigi, kartu, poli umum) yang tidak terlibat dan ada 2 kepala ruangan yang terlibat dalam proses seleksi perawat, mutasi tenaga perawat, proses relasi tenaga perawat, pembuatan perencanaan sarana yang menunjang kegiatan pelayanan kesehatan keperawatan - Ada 5 kepala ruangan yang terlibat dan 1 kepala ruangan : kartu “ yang tidak terlibat untuk pembuatan perencanaan alat kesehatan penunjang pelayanan keperawatan - Semua kepala ruangan tidak membuat perencanaan yang bukan alat kesehatan dan juga tidak membuat perencanaan untuk meningkatkan kualitas asuhan pasien dan keluaga b) Fungsi pengorganisasian - Ada 5 kepala ruangan yang berasumsi bahwa struktur organisasi di puskesmas Lohia telah memadai dalam memberikan pelayanan keperawatan, juga tidak ada dampak dari metode yang di gunakan ( fungsional ) terhadap pemberian askep sehingga pemberian askep di nilai lebih efisien dan 1 kepala ruangan “ kartu “ yang berasumsi tidak - Ada 5 kepala ruangan yang berasumsi bahwa metode pemberian askep yang di gunakan memberikan kepuasan pada perawat dan 1 kepala ruangan “ kartu “yang mengatakan tidak. - Semua kepala ruangan merasakan bahwa metode pemberian askep yang di gunakan memberi kepuasaan pada perawat dan masing – masing kepala ruangan tidak selalu menekankan aspek – aspek “ caring “ pada perawat dalam menjalankan askep
  • 20. 20 - 1 kepala ruangan “apotik “ yang membuat jadwal dinas setiap bulan dan tidak mengalami kesulitan dalam membuat jadwal dinas c) Fungsi staffing - Tidak ada orientasi kepada tenaga perawat baru - Kebutuhan tenaga di ruangan sudah cukup memadai - 5 kepala ruangan menilai kompetensi tenaga di ruangan tidak memadai dan 1 kepala ruangan menilai kompetensi tenaga di ruangan memadai yaitu di ruangan ” kartu “ - 5 kepala ruangan melibatkan diri secara langsung dalam proses mutasi tenaga perawat dan 1 kepala ruangan “ kartu “ yang tidak - Hanya 3 kepala ruangan ( apotik, poli gigi, kartu ) yang tidak dilibatkan dalam proses rotasi tenaga perawat - Tidak ada pemberian penghargaan kepada perawat jika menunjukan standar yang sesuai dan tidak ada hukuman kepada perawat dari kepala ruangan jika menunjukan standar kinerja yang tidak sesuai - Semua kepala ruangan melaksanakan penilaian kinerja staf dan menberi tugas kepada stafnya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dalam memberikan - 5 kepala ruangan memberi tugas kepada staf tidak berdasarkan pendidikan yang dimiliki dalam memberikan askepdan 1 kepala ruangan yang memberi tugas bedasarkan pendidikan yang dimiliki “ poli gigi “ d) fungsi pengarahan - Tidak terdapat jadwal pertemuan rutin dengan perawat di ruangan yang di pimpin dan belum di terapkan manajemen konflik bila ada permasalahan di ruangan - 5 ruangan tidak ada hambatan dalam mengatasi permasalahan pelayanan keperawatan di ruangan dan 1 ruangan “ Ruang Tindakan “ yang mengalami hambatan dalam kelengkapan alat - Semua kepala ruangan mempunyai motivasi untuk meningkatkan pelayanan keperawatan di ruangan masing – masing agar pasien puas dengan pelayanan yang di berikan e ) fungsi pengendalian
  • 21. 21 - Tidak ada audit terhadap dokumentasi askep dan tidak ada kegiatan peningkatan mutu pelayanan keperwatan di ruangan - 1 kepala ruangan “Ruangan Tindakan “ yang memiliki hambatan dalam kegiatan peningkatan mutu pelayanan keperawatan di ruangan yaitu dalam kelengkapan alat - Setiap ada kelalaian perawat dalam memberikan askep, kepala ruangan akan mendokumentasikan dan menindak lanjuti. Kepala ruangan secara keseluruhan puas dalam bekerja karena tindakan yang di lakukan selalu berjalan dengan baik, pasien merasa puas Perawat pelaksana ( poli kia, kartu, poli gigi, Ruang Tindakan, apotik, poli umum ). a) Fungsi perencanaan - Sebagian besar ( 60 % ) mengetahui visi dan misi keperawatan di puskesmas - Hanya sebagian kecil ( 40 % ) yang tidak memahami visi dan misi keperawatan di puskesmas, utamanya yang berpendidikan sebatas SPK - Sebagian besar ( 90 % ) mengetahui rencana pengembangan perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan - Keseluruhan perawat mempunyai uraian tugas dalam memberikan pelayanan keperawatan dan mempunyai rencana kegiatan dalam melaksanakan tugas, baik dalam bentuk harian, mingguan maupu bulanan. - Sebagian besar ( 70 % ) tidak mempunyai jenjang karir yang jelas b) Fungsi pengorganisasian - Hanya diruangan poli gigi yang tidak terdapat struktur organisasi di karenakan kapasitas perawat gigi yang sangas kurang - Metode fungsional merupakan metode yang di gunakan dalam pemberian askep karena di nilai lebih efisien juga memberikan kepuasan kepada perawat, kepada pasien dan kepada keluarga pasien - Semua perawat dalam melakukan tindakan memberikan penjelasan kepada pasien sehingga pasien mengerti dan kooperatif
  • 22. 22 - Jika ada kesalahan yang di lakukan pada waktu pemberian askep, maka perawat akan melapor kepada kepala ruangan sehingga kesalahan tersebut dapat dipecahkan dan ditanggulangi bersama - SAK yang tersedia membantu dalam dalam bekerja juga mengarahkan dan sebagai acuan dalam semua kegiatan pelayanan yang akan di lakukan sehingga kegiatan yang di lakukan dapat selesai tepat pada waktunya, teratur dan sesuai yang di harapkan - SOP yang tersedia membantu dalam bekerja, sebagai acuan dalam proses tindakan askep sehingga mengurangi atau menghindari hal – hal yang tidak di inginkan, berfokus pada sasaran kebutuhan yang akan di capai juga memberikan batasan dalam melakukan tindakan sehingga tidak terjadi hal yang tidak di inginkan dalam mencapai kepuasan pasien dan membantu mencipatakan pelayanan yang efisien, dinamis serta berkesinambungan - Semua perawat mengikuti pre conference dan post conference di ruangan. Perawat juga mendokumentasikan hasil pengkajian, diagnosa, implementasi dan evaluasi keperawatan dengan lengkap - Sekitar 40 % ( poli gigi dan KIA ) tidak memberikan pendidikan askep kepada keluarga pasien dan klien di karenakan jumlah pasien yang banyak dan keterbatasan personil di ruangan. sedangkan untuk poli KIA, paien lebih memilih untuk datang konsul dirumah bidan tersebut ketimbang datang dipuskesmas untuk memeriksakan kesehatannya. - Diruangan poli umum dan KIA fasilitas peralatan yang ada memadai untuk memberikan askep - Perawat memahami penilaian tingkat ketergantungan pasien dalam memberikan askep dan selalu menekankan aspek caringdalam menjalankan askep c) Fungsi staffing - Semua perawat mendapatkan orientasi tentang tugas – tugas pelaksanaan askep ketika pertama kali di terima sebagai tenaga perawat baru dan program orientasi membantu perawat dalam memahami dan meningkatkan kemampuan dalam memberikan Askep - Terdapat sistem penghargaan pada perawat yang berprestasi
  • 23. 23 - Di ruangan poli umum dan poli gigi kebutuhan tenaga dan kompetensi tenaga belum cukup memadai. Sedangkan yang dapat yang di jadikan acuan kebutuhan tenaga dan kompetensi tenaga yang berkompeten sesuai bidangnya dan dapat di nilai memadai yaitu ruangan poli kia - Ada sistem penghargaan pada perawat yang berprestasi dan ada sistem yang imbalan yang di dapat sesuai denga beban kerja - Setiap perawat di berikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilanya masing – masing - Setiap perawat mendapatkan sanksi jika melakukan pelanggaran disilin dan pelanggaran profesi agar dapar berhati – hati dalam menangani pasien d) Fungsi pengarahan - Semua perawat di ruangan selalu di super visi setiap bulan dengan atasan dan mendapatkan bimbingan yang jelas pada saat super visi kecuali ruangan poli gigi - Setiap perawat mendapatkan umpan balik dari ketua tim atas tugas yang telah di kerjakan, kecuali ruangan poli gigi dan ruangan poli umum - Setiap perawat mendapatkan motivasi dari kepala ruangan untuk mengembangkan diri dalam melaksanakan tugas, kecuali ruangan poli gigi. e) Fungsi pengendalian - Terdapat program pengendalian mutu di ruangan, kecuali ruangan poli umum dan poli gigi - Semua perawat mendapatkan penilaian secara berkala juga mendapatkan penilaian kerja setiap tahun - Setiap perawat puas bekerja di puskesmas
  • 24. 24 BAB IV ANALISA HASIL KAJIAN DAN RENCANA PENYELESAIAN MASALAH DI TEMPAT MAGANG A. Identifikasi Masalah Identifikasi Masalah digunakan untuk menganalisis faktor – faktor dan penyebab masalah (menggunakan metode fish bone ) Perawat Perawat Lingkungan Terlibat secara Distribusi Langsung dalam tenaga yang Perencanaan kete- tidak merata nagaan mutasi perawat Perekrutan Ketenagaan Tidak Terlibat secara langsung dalam perencanaan ketenagaan, mutasi perawat B. Prioritas Masalah Dalam rangka memudahkan penentuan uruten masalah yang menjadi prioritas, maka dilakukan penghitungan dengan pembobotan pada setiap masalah yang ditemukan. Proses memprioritaskan masalah akan dilakukan dengan pembobotan yang memperhatikan aspek sebagai berikut :  Magnitude (Mg) : Kecenderungan besar dan seringnya masalah tersebut.  Severity (Sv) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan.  Managebility (Mn) : Bisa dipecahkan.  Nursing Concern (Nc): Perhatian bidang keperawatan.  Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya.
  • 25. 25 Dari masing-masing dinilai untuk setiap aspek tersebut, masing-masing aspek memiliki bobot sendiri dengan rentang 1 – 5 yaitu : 1) 1 (satu) jika sangat kurang sesuai. 2) 2 (dua) jika kurang sesuai. 3) 3 (tiga) jika cukup sesuai. 4) 4 (empat) jika sesuai. 5) 5 (lima) jika sangat sesuai. Nilai dari setiap masalah kemudian dikalikan dengan masing-masing nilai setiap masalah, masalah yang memiliki total nilai terbesar merupakan prioritas masalah yang terpilih. Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan Puskesmas Wapunto : NO MASALAH Mg Sv Mn Nc Af Total 1. Perencanaan Ketenagaan 4 5 4 5 5 2000 Dari metode diatas maka masalah yang akan diatasi terlebih dahulu adalah : 1. Perencanaan ketenagaan C. Alternatif Penyelesaian Masalah Utama G. Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan. 1. Program KIA sebahagian besar cakupan kegiatannya sudah mencapai target,malah ada yang hamper mencapai 100% 2. Program promosi dan PLP cakupan kegiatannya belum mencapai target yang diinginkan. 3. Program P2M cakupan kegiatannya sebahagian sudah mencapai target ,khususnya imunisasi tidak UCI yaitu rata-rata dibawa 80%. 4. Program Upaya kesehatan sebahagian sudah mencapai target utamnya program UKGS.
  • 26. 26 B. Saran. 1. Perlu ditingkatkan koordinasi lintas sector untuk mencapai dukungan dalam pelaksanaan program. 2. Diharapkan dukungan dana program ,utamanya program promosi PLP 3. Untuk kelancaraan pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Lohia perlu adanya sarana transportasi yang memadai. 4. Intensif tenaga Bakesra perlu diperhatikan kembali agar bakesra berjalan dengan lancar. H. Masalah 1. Sumber Daya Manusia Berdasarkan data ketenagaan dari masing-masing profesi, tenaga di Puskesmas Lohia masih kurang, yaitu tenaga dokter gigi,apoteker 2. Sarana dan Prasarana - Gedung masih kurang memadai - Letak Puskesmas yang kurang strategis - Ruang LAB tidak ada - Sumber air bersih yang kurang, serta SPAL yang tidak ada
  • 27. 27 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pemaparan laporan diata maka kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : B. SARAN Adapun saran dalam laporan magang ini yaitu ; 1) Perlunya kerjasama team dalam pembuatan laporan sehingga dapat memaparkan hasil yang maksimal mengenai kegiatan yang dilakukan selama magang sehingga nilai yang diperoleh memuaskan. 2) Perlu adanya komunikasi yang sering antara pembimbing dan mahasiswa, agar mahasiswa mampu memahami hal-hal apa saja yang seharusnya dilakukan selama magang