2. PENGERTIAN K3
Keamanan:
keadaan yg menggambarkan
rasa tenteram dan tidak merasa
takut, gelisah atau resah
Keselamatan:
keadaan selamat, bebas dari
cedera
4. Keamanan, Keselamatan, dan
Kesehatan Kerja
Adalah keadaan aman, selamat,
sehat fisik, sehat mental, dan sehat
sosial yang berhubungan dengan
dunia kerja meliputi lingkungan kerja,
peralatan, manusia, maupun
prosedur kerjanya.
5. Peraturan Perundangan
UU No 14 tahun1969
Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta
perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama.
6. UU Kerja 1948 berlaku 1951
Tentang :
jam kerja, cuti, kerja bagi
anak, wanita, persyaratan
tempat kerja.
Pasal 13 ayat 1:
Buruh wanita tidak diwajibkan bekerja pada hari
pertama dan kedua waktu haid.
7. UU Kecelakaan 1947 berlaku 1951
Tentang : Penggantian kerugian kepada
buruh
yang mendapat kecelakaan
atau
penyakit akibat kerja.
Pasal 1ayat 2 :
Penyakit yang timbul karena
hubungan kerja dipandang
sebagai kecelakaan.
8. UU Keselamatan tahun 1970
Tentang : Keselamatan kerja yang sesuai
dengan perkembangan masyarakat,
industrialisasi, teknik dan teknologi.
Pasal 13:
Barang siapa akan memasuki tempat kerja
diwajibkan menaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.
9.
10. Prosedur Kerja yang Aman
dan Tertib
Definisi Prosedur Kerja:
Rangkaian tata kerja yg berkaitan satu
sama lain sehingga menunjukkan adanya
suatu urutan tahap demi tahap serta jalan
yang harus ditempuh dalam rangka
melaksanakan suatu bidang pekerjaan.
*)
Rangkaian kegiatan yg terkait satu
sama
lain sehingga membentuk suatu
urutan
dalam menjalankan suatu
pekerjaan.
11. Beberapa hal yang harus terkandung dalam
prosedur kerja:
1. Tujuan dan ruang lingkup aktivitas
2. Siapa yg melaksanakan dan apa yg harus
dilaksanakan
3. Kapan, dimana, dan bagaimana aktivitas tersebut
dilakukan
4. Material, perlengkapan, dan dokumen yg
digunakan.
5. Pencatatan dan evaluasi terhadap kegiatan
12. Pihak-Pihak yg Bertanggung Jawab
terhadap K3 di Perusahaan/ Instansi
1.
2.
3.
4.
Pimpinan
Bagian Keamanan
Instruktur
Pekerja/ Karyawan
13. Tugas masing-masing pihak:
Pimpinan
Membentuk bagian keamanan
Menunjuk/ menentukan instruktur
Memberikan pelatihan baik kepada bagian keamanan
maupun kepada instruktur agar dapat menangani K3
di instansinya sesuai dengan prosedur.
Meminta karyawan agar manaati peraturan dan
instruksi.
14. Bagian Keamanan
Memberi petunjuk dan mengarahkan ke jalan yang
aman.
Mempelajari dan menyelidiki sebab-sebab terjadinya
kecelakaan ditempat kerja.
15. Instruktur
Membekali karyawan dengan pengetahuan
mengenai K3.
Memberikan pelatihan penanganan terhadap
bahaya kepada karyawan.
Memberikan instruksi dengan benar, tepat, dan
aman mengenai pemakaian alat dan teknis
bekerja.
Melaporkan dengan segera kepada pimpinan
apabila terjadi kecelakaan, kerusakan alat, maupun
peristiwa yang membahayakan.
16. Karyawan
Manaati peraturan dan instruksi keamanan dari
perusahaan.
Memperhatikan pelatihan penanganan terhadap
bahaya dari instruktur.
Memperhatikan instruksi mengenai pemakaian alat
dan teknis bekerja.
Segera melaporkan kepada instruktur apabila ada
kecelakaan, kerusakan alat, maupun peristiwa yang
membahayakan.
18. PARADIGMA LAMA
1.
2.
3.
4.
Bila terjadi kecelakaan, perusahaan menganggap
bahwa kecelakaan itu :
Disebabkan oleh kesalahan tenaga kerja sendiri.
Disebabkan teman sekerja sehingga mengalami
kecelakaan.
Tanggungan pekerja, dianggap perusahaan sudah
merasa membayar gaji yang termasuk tanggungan
kecelakaan.
Pekerja mengalami kelalaian sehingga terjadi
kecelakaan.
19. Yang termasuk kecelakaan kerja adl
1.
2.
3.
4.
Kecelakaan akibat langsung
pekerjaan
Kecelakaan pada saat/ waktu
bekerja
Kecelakaan pada perjalanan
menuju lokasi kerja
Penyakit akibat kerja
20. Faktor penyebab
kecelakaan kerja
1. Faktor lingkungan
2. Faktor manusia
a. Sifat fisik dan mental
b. Pengetahuan dan keterampilan
c. Sikap
3. Faktor mesin/ alat
21. Pencegahan kecelakaan
( Julian B. Olisfski )
Memperkecil /menekan kejadian yang
membahayakan dari mesin, cara kerja, material, dan
struktur perencanaan.
Memberikan alat pengaman agar tidak
membahayakan sumberdaya yang ada dlm
perusahaan tersebut
Memberikan pendidikan ( training ) kepada teman
kerja atau karyawan tentang kecelakaan dan
keselamatan kerja.
Memberi Alat Pelindung Diri ( APD ) tertentu
terhadap tenaga kerja yang berada pada area yang
membahayakan.
24. 6. Masker kain
7. Sarung tangan karet
8. Sepatu engkle boot
9. Safety shoes
Contoh2 di atas adl contoh Personal
Protective Devices (alat2 perlindungan
diri)
25. Syarat alat perlindungan diri
1.
2.
3.
Nyaman dipergunakan
Tidak menganggu kerja
Memberikan perlindungan efektif
terhadap jenis bahaya
26. Kecelakaan kerja akibat faktor
manusia
Ketidakseimbangan fisik/kemampuan fisik
tenaga kerja : BB tdk sesuai, kepekaan
panca indra, posisi tubuh, cacat sementara.
Ketidakseimbangan kemampuan psikologis
tenaga kerja : rasa takut/phobia, ggn
emosional, sakit jiwa, gerakan lamban, sedikit
ide, kurang pemahaman.
Kurang pengetahuan : kurang pengalaman,
kurang orientasi, kurang latihan terhadap
alat/ instrumen, misinterpretasi instruksi.
27. Lanjutan...
Kurang terampil : kurang latihan praktik,
penampilan kurang, kurang kratif, salah
pengertian
Stres fisik : kurang istirahat, terpapar bahan
yang berbahaya, kekurangan oksigen, GDS
menurun, kelelahan sensori.
Motivasi menurun : bekerja bila ada reward,
frustasi berlebihan, terlalu tertekan, tdk
mendapat intensif produksi.
28. TINDAKAN YANG
MEMBAHAYAKAN
Menjalankan pekerjaan tanpa kewenangan
Menjalankan pekerjaan tidak sesuai dengan
kecepatan gerak.
Memakai APD hanya berpura-pura.
Menggunakan peralatan tidak layak.
Merusak alat pengaman peralatan yang digunakan
sebagai APD
Bekerja berlebihan/melebihi jam kerja.
Mengangkat beban yang berlebihan.
Peminum, pemabuk, pengguna napza.
29. Kondisi yang membahayakan
Alat dan peralatan tidak layak
Terjadi kemacetan
Sistem peringatan yang berlebihan
Alat pengaman yang kurang standar
Kondisi suhu yang membahayakan : terpapar
gas
Terpapar bising
Terpapar radiasi
Pencahayaan yang kurang atau berlebihan
30. Pengendalian K3
Upaya pengendalian :
1. subtitusi bahan-bahan kimia yang berbahaya
2. proses isolasi
3. pemasangan lokal exhauster
4. ventilasi umum
5. pemakaian APD
6. pengadaan fasilitas saniter
7. pemeriksaan kesehatan sebelum kerja &berkala
8. penyelenggaraan latihan / penyuluhan kepada
tenaga kerja
31. Masalah umum apd
Tdk semua APD melalui pengujian Lab, sehingga
tidak diketahui derajat pelindungnya.
Tidak nyaman dan kadang membuat si pemakai sulit
bekerja.
APD dapat menciptakan bahaya baru.
Perlindungan yang diberikan APD sulit untuk
dimonitor
Kewajiban pemeliharaan APD dialihkan dari
manajemen ke pekerja.
Efektifitas APD sering tergantung pada “ GOOD FIT “
pada pekerja.
32. Masalah pemakaian APD
Pekerja Tidak mau memakai dengan alasan :
tidak sadar, tidak mengerti, panas, sesak, tdk
enak dipakai, tidak enek dipandang, berat,
mengganggu pekerjaan, tidak ada sangsi,
atasan juga tdk memakai.
Tidak disediakan oleh perusahaan : tdk
mengerti, alasan bahaya, dianggap sia-sia.
Pengadaan alat perusahaan : tdk sesuai
dengan bahaya yang ada, asal beli
( terutama yang murah )
33. Masalah respiratori
Penutup muka yang buruk : rambut, jerawat, bentuk
wajah, kacamata, bekas luka, dll.
Sumbatan kerusakan / cacat pada filter
Pemeliharaan yang tidak baik
Tali pengikat longgar/lepas
Tidak nyaman
Psikologis dan kecemasan
Meningkatkan beban kerja pada jantung dan hati
Menghirup kembali udara yang dihembuskan
Kesuitan komunikasi
34. Masalah alat pelindung telinga
Risiko infeksi
Kesulitan komunikasi
Merasa terisolasi
Sakit kepala karena jepitan terlalu kuat
Tidak nyaman
Mengurangi kemampuan menduga
jarak
Iritasi kulit
35. Masalah sarung tangan
Bahan dapat menangkap bahan kimia
Mengurangi kepekaan tangan dan jari
Kebocoran dari lubang yang tidak
dikehendaki
Menyebabkan dermatitis
Menimbulkan bau tidak sedap
36. Masalah alat pelindung mata
Membatasi pandangan
Timbul kabut, noda, dan goresan luka
kecil.
Tdk dapat melihat kerusakan secara
visual
Beberapa kacamata memungkinkan
benda masuk dari samping