SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
I. PENATALAKSANAAN

Rencana pengobatan tergantung pada penyebab, keparahan obstruksi, dan
kondisi pasien. Jika pasien masuk rumah sakit dalam keadaan darurat karena ia
tidak dapat berkemih, maka kateterisasi segera dilakukan. Kateter yang lazim
mungkin terlalu lunak dam leas untuk dimasukkan melalui uretra kedalam
kandung kemih. Dalam kasus seperti ini, kabel kecil yang disebut stylet
dimasukkan kkedalamm kateter untuk mencegah kateter kolaps ketika menemui
tahanan. Pada kasus yang berat, mungkin digunakan kateter logam dengan
tonjolan kurva prostatik. Kadang suatu insisi dibuat kedalam kandung kemih
(sistostomi suprapubik) untuk drainase yang adekuat.
Meskipun prostatektomi untuk membuang jaringan prostat mengalami
hiperplastik sering dilakukan, terdapat juga pengobatan lain. Pengobatan ini
mencakup “watch-ful waiting”, insisi prostat traansuretral (TUIP), dilatasi balon,
penyekat alfa, dan inhibitor 5-α-reduktase (AHCPR, 1994). Watch-ful waiting
adalah pengobatan yang sesuai bagi banyak pasien karena kecenderungan progresi
penyakit atau terjadinya komplikasi tidak diketahui. Pasien dipantau secara
periodik terhadap keparahan gejala, temuan fisik, pemeriksaan laboratorium dan
uji urologi diagnostik.
Penyekat reseptor alfa-adrenergil (mis. terazosin) melemaskan otot halus
kolum kandung kemih dan prostat. Meskipun kemanjuran jangka panjang preparat
ini tidak diketahui, preparat ini benar dapat menurunkan gejala pada banyak
pasien.
Karena telah diidentifikasi adanya komponen hormonal pada hiperplasia
prostatik jinak, salah satu metode pengobatan mencakup manipulasi hormonal
dengan preparat antiandrogen seperti finasteride (proscar). Pada penelitian klinis,
inhibitor 5α-reduktase seperti finasteride terbukti efektif dalam mencegah
perubahan

testosteron

menjadi

hidrotestosteron.

Menurunnya

kadar

hidrotestosteron menunjukan supresi aktivitas sel glandular dan penurunan ukuran
prostat. Efek samping dari medikasi ini termasuk ginekomastia (perbesaran
payudara), disfungsi erektil dan wajah kemerahan.

8
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
( BAGIAN BEDAH UROLOGI )
Ruangan

: Asoka kamar 3

Tanggal Pengkajian

: 28 mei 2010

I. IDENTITAS DIRI KLIEN
Nama

: Muhammad Noer

No. Reg.

:-

Umur

: 65 Tahun

Tgl. MRS

: 24 mei 2010

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Suku/Bangsa

: Bugis-tolaki/Indonesia

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Pensiunann PNS

Pendidikan

: Pensiunan PNS

Alamat

: Konawe selatan

Penanggung

: Asuransi kesehatan (ASKES)

Sumber informasi

; Pasien dan anak pasien

9
STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan utama : Retensi urine
2. Riwayat Keluhan utama :
Awalnya klien merasakan jarang buang air kecil kemudian perutnya
kembung dan sulit buang air kecil, dan saat buang air kecil
mengeluarkan darah.
3. Faktor Pencetus

: tidak diketahui

4. Lamanya Keluhan

: 6 bulan

5. Timbulnya Keluhan

:(

6. Diagnosa Medik
a.

Benigna prostat hiperplasia

II. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit Yang Pernah Dialami.
a. Kanak-kanak

: -

b. Kecelakaan

:-

c. Pernah dirawat

: pernah

Diagnosa

: penyakit jantung

Waktu

: tahun 2010

Tempat

: rumah sakit provinsi

Tindakan

: pengobatan

2. Alergi

:-

3. Obat-obatan
a. Riwayat Pengobatan:b. Pengobatan sekarang
1) Cefotaxim 1 gr/IV/jam
2) Cipro tab.
10

) Bertahap (

) Mendadak
4. Pola Nutrisi
Sebelum Sakit :
a) Berat badan

: 58 kg

b) Tinggi badan

: 165 cm

c) Makanan yang disukai

: sembarang yang penting halal

d) Makanan yang tidak disukai

: -

e) Makanan pantangan

: -

f) Nafsu makan :

(

) Baik

( ) Sedang – alasan ; mual / muntah / sariawan
( ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan
Perubahan Setelah Sakit :
a) Jenis diet

:

b) Nafsu makan

: ( ) Baik
(

) Sedang – alasan ; muntah

( ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan
c) Rasa mual ( )
Muntah ( )

:

d) Perubahan berat badan 6 bulan terakhir :
e) Berat Badan saat dikaji : 50 kg

Data Lainnya :
IMT : BB/TB2
= 50 /( 1.65

)2

= 50 /2.7225
= 18.36 ( normal )

11
Nilai normal IMT :18-25
BBI : (TB-100) – 10% (TB-100)
= ( 165-100 ) – 10% ( 165-100 )
= 65-6.5
= 58.5 kg
Klien tidak memenuhi standardisasi Beart Badan Ideal

PNI : (10 x albumin) + (0,005 x Lymphosit)
= ( 10 x 3.79 ) + (0,005 x 2.0 )
= 37.9+0.01
= 37.91
Prognostic Nutritional Index : gizi buruk
Gizi baik ≥40
Gizi buruk ≤40
5. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit :
a) Buang Air Besar
Frekuensi

:

Penggunaan pencahar

: -

Konsistensi

: padat

Buang Air Kecil
Frekuensi

: baik

Warna

: putih keruh

Bau

: -

12
Perubahan Setelah Sakit
a) BAB

: baik

b) BAK

: buang air kecil dengan kateter

6. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum Sakit :
a) Waktu Tidur

: tidak menentu

b) Lama tidur / hari

: tidak menentu

c) kesulitan dalam tdr

:

Perubahan Setelah Sakit :
a) Waktu Tidur (jam)

:

b) Lama tidur / hari

:

c) Kesulitan dalam tidur

:

(

) Menjelang tidur

Siang :

(

tidur
( ) Sering / mudah terbangun
7. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum Sakit :
a) Kegiatan

: Menyapu

b) Olah raga
Jenis

:-

Frekuensi

:-

Tempat

:-

13

) Merasa tidak puas setelah bangun
Perubahan Setelah Sakit :
Klien tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa karena dirawat.
Pola Pekerjaan
Sebelum Sakit :
a. Jenis pekerjaan

: -

b. Lam kerja

: -

c. Jadwal

: -

Perubahan Setelah Sakit :
Klien merasa terganggu dengan penyakitnya.

14
III. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :

Keterangan :


: Laki-Laki

: Tinggal Serumah

: Klien


: Perempuan

: Garis perkawinan



: Meninggal

: Garis keturunan

IV. RIWAYAT LINGKUNGAN
Klien tinggal dirumah sendiri bersama istri dan anak-anaknya. Lingkungan
tempat tinggal klien bersih, baik dan ramai.
V. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Pola Pikir & Persepsi
a.

Alat Bantu yang digunakan : Kaca mata

b.

Kesulitan yang dialami : penglihatan kabur.

2. Persepsi sendiri
- Klien memikirkan proses penyakitnya
- Ekspresi wajah klien biasa saat perawat datang melakukan intervensi

kemudian pasien tidak kooperatif dengan perawat saat pengkajian.

15
Persepsi Keluarga :
Keluarga klien kooperatif dengan perawat dalam terapi pengobatan.

-

Harapan setelah perawatan :
.segera pulih seperti semula dan dapat melakukan kegiatan seperti semula.

-

Perubahan setelah sakit

:

Hubungan / komunikasi
a.

Bicara
(

Bahasa Utama : Indonesia

(

) Relevan

Bahasa Daerah : -

(

) Mampu mengekspresikan

(
b.

) Jelas

) Mampu mengerti orang lain

Tempat Tinggal.
(

) Rumah milik sendiri

( ) Rumah kontrakan
c.

Kehidupan Keluarga.
1. Adat istiadat yang dianut : bugis-tolaki
2. Pembuat Keputusan Keluarga : sendiri
3. Pola komunikasi : terjalin baik dengan anggta keluarga
4. Pola keuangan : ( )

d.

Memadai

Kesulitan dalam keluarga.

3. Pertahanan koping

Pengambilan keputusan.
(

) Sendiri
16

(

) Kurang
( ) Dibantu orang lain : Keluarga terutama orang tua
5. Yang dilakukan jika stres :
( ) Pemecahan

(

) Makan

(

(

) Makan obat

) Tidur

(

) Cari pertolongan

( ) Lain (diam/marah/dll) : menulis buku harian

VI. PENGKAJIAN FISIK
1.

Kesadaran

: Compos mentis, GCS : 15

Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda Vital
TD : 150/90
P
2.

:

mmHg

N :
S :

22 x/menit

90 x/menit
37

Kepala :
a. Inspeksi
Bentuk kepala : mesosepal
kesimetrisan muka, tengkotrak : simetris
Warna rambut : hitam dan beruban
distribusi rambut : banyak dan merata
b. Palpasi
massa tekan : nyeri tekan : c. Keluhan yang berhubungan

3.

Mata

:

a. Inspeksi
17

o

C
Kelopak mata :normal
Kunjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Ukuran pupil 2 mm:
Reaksi terhadap cahaya (
Akomodasi (

).

)

b. Palpasi
peningkatan TIO : Massa tekan : Nyeri tekan : tidak ada
c. Lain-lain
Fungsi Penglihatan : penglihatan kabur
Pemeriksaan mata terakhir : 4.

Hidung

:

a. Inspeksi
Simetris
Udem : Secret : b. Palpasi
Nyeri tekan :
c. Lain-lain
reaksi alergi : 5.

Leher
Inspeksi
Simetris
Warna : coklat muda
Mobilisasi : baik

6.

Dada, Paru – paru dan Jantung
Inspeksi

18
Bentuk dada:normal
Simetris antara kiri dan kanan
Ekspansi:
Retraksi:
Palpasi
Nyeri tekan :
Massa tumor :
Taktil Fremitus:
Denyut apeks :
Perkusi
Batas-batas jantung :
Auskultasi
Suara nafas :
Irama nafas:
Bunyi jantung I dan II:
7.

Abdomen
Inspeksi
Simetris
Warna:
Auskultasi
Peristaltik usus
Bising usus (

8.

kali per menit
)

Genitalia dan Reproduksi
Penggunaan kateter ( + )

9.

Status Neurologis : GCS

E :4

10. Ekstremitas
Keadaan ekstremitas :

19

M:6 V:5
Atropi : Edema : Sianosis : Cappilary refill :
11.

Integumen
Rambut :tipis dan distribudi normal
Kulit : agak keriput warna coklat muda

Kuku : normal dan berwarna putih
13.

Sistem Muskuloskeletal
Klien terbatas dalam berjalan dan melakukan aktifiitas. karena dipasangi
kateter

VII.DATA PENUNJANG

Hasil Laboratorium Tanggal 5 Agustus 2008

nilai normal

1.

RBC

: 3.7 × 1033 / mm3

4 x 106-6x 106 /mm3

2.

WBC

: 8.0 × 103 / mm3

4 x 103-10 x103 /mm3

3.

HCT

: 33.40

37-48%

4.

SGOT

: 32

< 32

5.

SGPT

: 12

< 31

6.

Ureum

: 25.1

10-50 mg/dL

7.

Kreatinin

: 1.2

< 1,1 mg/dL

8.

GDS

: 96

140 mg/dL

9.

Albumin

: 3.79

3,5-5 gr/d

10. Limposit

: 2.0

103 / l (1-3.7)

11. Hb

: 11.3

12. Trombosit

: 185×103

%

150000-450000

20
Ultrasonografi :
- Pembesaran prostat 5.5x6x5 cm
- Gangguan lein dan ginjal
Fotothorax :
Bercak-bercak pada lapisan tengah paru kiri, bintik-bintik kalsifikasi pada
apex kanan.
Jantung membesar
Kesan : KP duplex lama, mungkin masih aktif cardiomegali dengan getaran
HHD (konfirmasi tekanan darah).

Kesan
KESAN KLIEN TERHADAP PERAWAT :
Klien kurang kooperatif terhadap perawat yang mengambil data dan informasi
kesehatan klien namun keluarga klien kooperatif pada perawat.

21
B. ANALISA DATA
No

Data

Penyebab

Masalah
keperawatan

1

DS:

Usia lanjut

- Klien

mengatakan

kesulitan

dalam

buang iar kecil.

Retensi urine

Perubahan keseimbangan
testosteron dan estrogen
Testosteron serum menurun

DO:

Estrogen meningkat
Pertumbuhan stroma fibrosa

Klien tidak bisa buang
air

kecil

kecuali

dipasangi kateter.

dan otot polos prostat
Hiperplasia prostat
Obstruksi uretra pars
prostatika
Kesulitan dalam berkemih
Berkurangnya aliran kemih
Akumulasi

urine

dalam

kandung kemih
2

DS:
-

Hiperplasia prostat

Klien mengatakan
buang

air

kecil

sedikit-sedikit.

Gangguan pola

Pembesaran prostat

eliminasi urine

Obstruksi uretra

;hesistensi

Berkurangnya aliran kemih
Miksi sedikit-sedikit
Gangguan pola Eliminasi

DO:

urine

Klien tidak bisa buang
air

kecil

kecuali

dipasangi kateter.

22
3

DS:
-

Pembesaran jaringan prostat

Klien mengatakan
kurang

nafsu

makan

Obstruksi uretra pars

kurang dari

prostatika

kebutuhan tubuh

Akumulasi urine dalam

DO:

kandung kemih

- Berat badan klien

menurun

8

50

Distensi kandung kemih

Kg

yaitu dari 58 kg
menjadi

Perubahan nutrisi

kg

selama sakit.

Peningkatan tekanan
kandung kemih
Kontraksi uretral meningkat
Kolik uretral

Klien tidak memenuhi
berat badan ideal.

Iritasi saraf abdominal
Korteks serebri
Anoreksia

IMT.PNI

Nutrisi inadekuat
4

DS:

Pembesaran jaringan prostat

- Klien mengatakan

bahwa

tidak

mengetahui
penyebab

Obstruksi prostat pars
prostatika
Perubahan status kesehatan

dari

penyakittnya.
- Klien mengatakan

Hospitalisasi
Kuarng informasi
tentangpenyakit

bahwa mempunyai
banyak komplikasi

Stress psikologi

terhadap
penyakitnya
DO:
Klien tampak cemas
saat ditanya tentang

23

Ansietas
penyakitnya.
Pembesaran jaringan prostat

DS :
- Pasien

tidak

mengatahui
tentang

pengetahuan

Hospitalisasi
Kuarng informasi tentang

proses

penyakit

Kurang

Perubahan status kesehatan

5

penyakit

yang

dialaminya
DO:
-

Pasien

nampak

bingung

dalam

menjawab tentang
penyakitnya

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Retensi urine berhubungan dengan pembesaran jaringan prostat ditandai klien
mengatakan kesulitan dalam buang air kecil dan distensi kandung kemih.
2. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi uretra ditandai
dengan buang air kecil sedikit-sedikit dan frekuensi buang air kecil jarang.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutersi yang tidak memadais ditandai dengan hilangnya nafsu makan klien.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang keadaan penyakit
yang diderita oleh klien ditandai dengan pasien nampak cemas tentang kondisi
penyakitnya.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit ditandai dengan pasien tidak mengetahui tentang proses penyakit.

24

More Related Content

What's hot

Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safetyVicky Thio
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.Bkoerniaso
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2Warnet Raha
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan
Pemeriksaan Fisik Sistem PerkemihanPemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan
Pemeriksaan Fisik Sistem PerkemihanFransiska Oktafiani
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanKampus-Sakinah
 
Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1cokordawahyu
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Rolly Scavengers
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitAzis Aimaduddin
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanChristian Paomey
 

What's hot (20)

Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan
Pemeriksaan Fisik Sistem PerkemihanPemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan
Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
 
P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 

Similar to Bph 8 24

PPT LK KEL 5.pptx
PPT LK KEL 5.pptxPPT LK KEL 5.pptx
PPT LK KEL 5.pptxAnwarAsep1
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiZollananda
 
Asuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptx
Asuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptxAsuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptx
Asuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptxchatariahhusna
 
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksiManajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksiOperator Warnet Vast Raha
 
Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganYabniel Lit Jingga
 
Askep bph keperawatan dewasa ii
Askep bph keperawatan dewasa iiAskep bph keperawatan dewasa ii
Askep bph keperawatan dewasa iiEtika Nurasih
 
kelompok 2 aspek budaya.pptx
kelompok 2 aspek budaya.pptxkelompok 2 aspek budaya.pptx
kelompok 2 aspek budaya.pptxdedi876593
 
37044 jtptunimus gdl-ikewahyuni-5196-3-bab3
37044 jtptunimus gdl-ikewahyuni-5196-3-bab337044 jtptunimus gdl-ikewahyuni-5196-3-bab3
37044 jtptunimus gdl-ikewahyuni-5196-3-bab3Sri Erawati
 
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Bph 8 24 (20)

Askep thalasemia
Askep thalasemiaAskep thalasemia
Askep thalasemia
 
Gsr post op ca serviks
Gsr post op ca serviksGsr post op ca serviks
Gsr post op ca serviks
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA
Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA
Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA
 
Askep ca serviks
Askep ca serviksAskep ca serviks
Askep ca serviks
 
Gsr ikha
Gsr ikhaGsr ikha
Gsr ikha
 
PPT LK KEL 5.pptx
PPT LK KEL 5.pptxPPT LK KEL 5.pptx
PPT LK KEL 5.pptx
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
 
Asuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptx
Asuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptxAsuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptx
Asuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptx
 
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksiManajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
 
Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien dengan
 
Askep bph keperawatan dewasa ii
Askep bph keperawatan dewasa iiAskep bph keperawatan dewasa ii
Askep bph keperawatan dewasa ii
 
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
 
kelompok 2 aspek budaya.pptx
kelompok 2 aspek budaya.pptxkelompok 2 aspek budaya.pptx
kelompok 2 aspek budaya.pptx
 
Askep hematuri
Askep hematuriAskep hematuri
Askep hematuri
 
Batu empedu
Batu empeduBatu empedu
Batu empedu
 
37044 jtptunimus gdl-ikewahyuni-5196-3-bab3
37044 jtptunimus gdl-ikewahyuni-5196-3-bab337044 jtptunimus gdl-ikewahyuni-5196-3-bab3
37044 jtptunimus gdl-ikewahyuni-5196-3-bab3
 
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
 
Askep post sc
Askep post scAskep post sc
Askep post sc
 
ppt PEB fano.pptx
ppt PEB fano.pptxppt PEB fano.pptx
ppt PEB fano.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Bph 8 24

  • 1. I. PENATALAKSANAAN Rencana pengobatan tergantung pada penyebab, keparahan obstruksi, dan kondisi pasien. Jika pasien masuk rumah sakit dalam keadaan darurat karena ia tidak dapat berkemih, maka kateterisasi segera dilakukan. Kateter yang lazim mungkin terlalu lunak dam leas untuk dimasukkan melalui uretra kedalam kandung kemih. Dalam kasus seperti ini, kabel kecil yang disebut stylet dimasukkan kkedalamm kateter untuk mencegah kateter kolaps ketika menemui tahanan. Pada kasus yang berat, mungkin digunakan kateter logam dengan tonjolan kurva prostatik. Kadang suatu insisi dibuat kedalam kandung kemih (sistostomi suprapubik) untuk drainase yang adekuat. Meskipun prostatektomi untuk membuang jaringan prostat mengalami hiperplastik sering dilakukan, terdapat juga pengobatan lain. Pengobatan ini mencakup “watch-ful waiting”, insisi prostat traansuretral (TUIP), dilatasi balon, penyekat alfa, dan inhibitor 5-α-reduktase (AHCPR, 1994). Watch-ful waiting adalah pengobatan yang sesuai bagi banyak pasien karena kecenderungan progresi penyakit atau terjadinya komplikasi tidak diketahui. Pasien dipantau secara periodik terhadap keparahan gejala, temuan fisik, pemeriksaan laboratorium dan uji urologi diagnostik. Penyekat reseptor alfa-adrenergil (mis. terazosin) melemaskan otot halus kolum kandung kemih dan prostat. Meskipun kemanjuran jangka panjang preparat ini tidak diketahui, preparat ini benar dapat menurunkan gejala pada banyak pasien. Karena telah diidentifikasi adanya komponen hormonal pada hiperplasia prostatik jinak, salah satu metode pengobatan mencakup manipulasi hormonal dengan preparat antiandrogen seperti finasteride (proscar). Pada penelitian klinis, inhibitor 5α-reduktase seperti finasteride terbukti efektif dalam mencegah perubahan testosteron menjadi hidrotestosteron. Menurunnya kadar hidrotestosteron menunjukan supresi aktivitas sel glandular dan penurunan ukuran prostat. Efek samping dari medikasi ini termasuk ginekomastia (perbesaran payudara), disfungsi erektil dan wajah kemerahan. 8
  • 2. BAB II ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN ( BAGIAN BEDAH UROLOGI ) Ruangan : Asoka kamar 3 Tanggal Pengkajian : 28 mei 2010 I. IDENTITAS DIRI KLIEN Nama : Muhammad Noer No. Reg. :- Umur : 65 Tahun Tgl. MRS : 24 mei 2010 Jenis Kelamin : Laki-laki Suku/Bangsa : Bugis-tolaki/Indonesia Agama : Islam Pekerjaan : Pensiunann PNS Pendidikan : Pensiunan PNS Alamat : Konawe selatan Penanggung : Asuransi kesehatan (ASKES) Sumber informasi ; Pasien dan anak pasien 9
  • 3. STATUS KESEHATAN SAAT INI 1. Keluhan utama : Retensi urine 2. Riwayat Keluhan utama : Awalnya klien merasakan jarang buang air kecil kemudian perutnya kembung dan sulit buang air kecil, dan saat buang air kecil mengeluarkan darah. 3. Faktor Pencetus : tidak diketahui 4. Lamanya Keluhan : 6 bulan 5. Timbulnya Keluhan :( 6. Diagnosa Medik a. Benigna prostat hiperplasia II. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU 1. Penyakit Yang Pernah Dialami. a. Kanak-kanak : - b. Kecelakaan :- c. Pernah dirawat : pernah Diagnosa : penyakit jantung Waktu : tahun 2010 Tempat : rumah sakit provinsi Tindakan : pengobatan 2. Alergi :- 3. Obat-obatan a. Riwayat Pengobatan:b. Pengobatan sekarang 1) Cefotaxim 1 gr/IV/jam 2) Cipro tab. 10 ) Bertahap ( ) Mendadak
  • 4. 4. Pola Nutrisi Sebelum Sakit : a) Berat badan : 58 kg b) Tinggi badan : 165 cm c) Makanan yang disukai : sembarang yang penting halal d) Makanan yang tidak disukai : - e) Makanan pantangan : - f) Nafsu makan : ( ) Baik ( ) Sedang – alasan ; mual / muntah / sariawan ( ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan Perubahan Setelah Sakit : a) Jenis diet : b) Nafsu makan : ( ) Baik ( ) Sedang – alasan ; muntah ( ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan c) Rasa mual ( ) Muntah ( ) : d) Perubahan berat badan 6 bulan terakhir : e) Berat Badan saat dikaji : 50 kg Data Lainnya : IMT : BB/TB2 = 50 /( 1.65 )2 = 50 /2.7225 = 18.36 ( normal ) 11
  • 5. Nilai normal IMT :18-25 BBI : (TB-100) – 10% (TB-100) = ( 165-100 ) – 10% ( 165-100 ) = 65-6.5 = 58.5 kg Klien tidak memenuhi standardisasi Beart Badan Ideal PNI : (10 x albumin) + (0,005 x Lymphosit) = ( 10 x 3.79 ) + (0,005 x 2.0 ) = 37.9+0.01 = 37.91 Prognostic Nutritional Index : gizi buruk Gizi baik ≥40 Gizi buruk ≤40 5. Pola Eliminasi Sebelum Sakit : a) Buang Air Besar Frekuensi : Penggunaan pencahar : - Konsistensi : padat Buang Air Kecil Frekuensi : baik Warna : putih keruh Bau : - 12
  • 6. Perubahan Setelah Sakit a) BAB : baik b) BAK : buang air kecil dengan kateter 6. Pola Tidur dan Istirahat Sebelum Sakit : a) Waktu Tidur : tidak menentu b) Lama tidur / hari : tidak menentu c) kesulitan dalam tdr : Perubahan Setelah Sakit : a) Waktu Tidur (jam) : b) Lama tidur / hari : c) Kesulitan dalam tidur : ( ) Menjelang tidur Siang : ( tidur ( ) Sering / mudah terbangun 7. Pola aktifitas dan latihan Sebelum Sakit : a) Kegiatan : Menyapu b) Olah raga Jenis :- Frekuensi :- Tempat :- 13 ) Merasa tidak puas setelah bangun
  • 7. Perubahan Setelah Sakit : Klien tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa karena dirawat. Pola Pekerjaan Sebelum Sakit : a. Jenis pekerjaan : - b. Lam kerja : - c. Jadwal : - Perubahan Setelah Sakit : Klien merasa terganggu dengan penyakitnya. 14
  • 8. III. RIWAYAT KELUARGA Genogram : Keterangan :  : Laki-Laki : Tinggal Serumah : Klien  : Perempuan : Garis perkawinan  : Meninggal : Garis keturunan IV. RIWAYAT LINGKUNGAN Klien tinggal dirumah sendiri bersama istri dan anak-anaknya. Lingkungan tempat tinggal klien bersih, baik dan ramai. V. ASPEK PSIKOSOSIAL 1. Pola Pikir & Persepsi a. Alat Bantu yang digunakan : Kaca mata b. Kesulitan yang dialami : penglihatan kabur. 2. Persepsi sendiri - Klien memikirkan proses penyakitnya - Ekspresi wajah klien biasa saat perawat datang melakukan intervensi kemudian pasien tidak kooperatif dengan perawat saat pengkajian. 15
  • 9. Persepsi Keluarga : Keluarga klien kooperatif dengan perawat dalam terapi pengobatan. - Harapan setelah perawatan : .segera pulih seperti semula dan dapat melakukan kegiatan seperti semula. - Perubahan setelah sakit : Hubungan / komunikasi a. Bicara ( Bahasa Utama : Indonesia ( ) Relevan Bahasa Daerah : - ( ) Mampu mengekspresikan ( b. ) Jelas ) Mampu mengerti orang lain Tempat Tinggal. ( ) Rumah milik sendiri ( ) Rumah kontrakan c. Kehidupan Keluarga. 1. Adat istiadat yang dianut : bugis-tolaki 2. Pembuat Keputusan Keluarga : sendiri 3. Pola komunikasi : terjalin baik dengan anggta keluarga 4. Pola keuangan : ( ) d. Memadai Kesulitan dalam keluarga. 3. Pertahanan koping Pengambilan keputusan. ( ) Sendiri 16 ( ) Kurang
  • 10. ( ) Dibantu orang lain : Keluarga terutama orang tua 5. Yang dilakukan jika stres : ( ) Pemecahan ( ) Makan ( ( ) Makan obat ) Tidur ( ) Cari pertolongan ( ) Lain (diam/marah/dll) : menulis buku harian VI. PENGKAJIAN FISIK 1. Kesadaran : Compos mentis, GCS : 15 Keadaan umum : Baik Tanda-tanda Vital TD : 150/90 P 2. : mmHg N : S : 22 x/menit 90 x/menit 37 Kepala : a. Inspeksi Bentuk kepala : mesosepal kesimetrisan muka, tengkotrak : simetris Warna rambut : hitam dan beruban distribusi rambut : banyak dan merata b. Palpasi massa tekan : nyeri tekan : c. Keluhan yang berhubungan 3. Mata : a. Inspeksi 17 o C
  • 11. Kelopak mata :normal Kunjungtiva : merah muda Sklera : putih Ukuran pupil 2 mm: Reaksi terhadap cahaya ( Akomodasi ( ). ) b. Palpasi peningkatan TIO : Massa tekan : Nyeri tekan : tidak ada c. Lain-lain Fungsi Penglihatan : penglihatan kabur Pemeriksaan mata terakhir : 4. Hidung : a. Inspeksi Simetris Udem : Secret : b. Palpasi Nyeri tekan : c. Lain-lain reaksi alergi : 5. Leher Inspeksi Simetris Warna : coklat muda Mobilisasi : baik 6. Dada, Paru – paru dan Jantung Inspeksi 18
  • 12. Bentuk dada:normal Simetris antara kiri dan kanan Ekspansi: Retraksi: Palpasi Nyeri tekan : Massa tumor : Taktil Fremitus: Denyut apeks : Perkusi Batas-batas jantung : Auskultasi Suara nafas : Irama nafas: Bunyi jantung I dan II: 7. Abdomen Inspeksi Simetris Warna: Auskultasi Peristaltik usus Bising usus ( 8. kali per menit ) Genitalia dan Reproduksi Penggunaan kateter ( + ) 9. Status Neurologis : GCS E :4 10. Ekstremitas Keadaan ekstremitas : 19 M:6 V:5
  • 13. Atropi : Edema : Sianosis : Cappilary refill : 11. Integumen Rambut :tipis dan distribudi normal Kulit : agak keriput warna coklat muda Kuku : normal dan berwarna putih 13. Sistem Muskuloskeletal Klien terbatas dalam berjalan dan melakukan aktifiitas. karena dipasangi kateter VII.DATA PENUNJANG Hasil Laboratorium Tanggal 5 Agustus 2008 nilai normal 1. RBC : 3.7 × 1033 / mm3 4 x 106-6x 106 /mm3 2. WBC : 8.0 × 103 / mm3 4 x 103-10 x103 /mm3 3. HCT : 33.40 37-48% 4. SGOT : 32 < 32 5. SGPT : 12 < 31 6. Ureum : 25.1 10-50 mg/dL 7. Kreatinin : 1.2 < 1,1 mg/dL 8. GDS : 96 140 mg/dL 9. Albumin : 3.79 3,5-5 gr/d 10. Limposit : 2.0 103 / l (1-3.7) 11. Hb : 11.3 12. Trombosit : 185×103 % 150000-450000 20
  • 14. Ultrasonografi : - Pembesaran prostat 5.5x6x5 cm - Gangguan lein dan ginjal Fotothorax : Bercak-bercak pada lapisan tengah paru kiri, bintik-bintik kalsifikasi pada apex kanan. Jantung membesar Kesan : KP duplex lama, mungkin masih aktif cardiomegali dengan getaran HHD (konfirmasi tekanan darah). Kesan KESAN KLIEN TERHADAP PERAWAT : Klien kurang kooperatif terhadap perawat yang mengambil data dan informasi kesehatan klien namun keluarga klien kooperatif pada perawat. 21
  • 15. B. ANALISA DATA No Data Penyebab Masalah keperawatan 1 DS: Usia lanjut - Klien mengatakan kesulitan dalam buang iar kecil. Retensi urine Perubahan keseimbangan testosteron dan estrogen Testosteron serum menurun DO: Estrogen meningkat Pertumbuhan stroma fibrosa Klien tidak bisa buang air kecil kecuali dipasangi kateter. dan otot polos prostat Hiperplasia prostat Obstruksi uretra pars prostatika Kesulitan dalam berkemih Berkurangnya aliran kemih Akumulasi urine dalam kandung kemih 2 DS: - Hiperplasia prostat Klien mengatakan buang air kecil sedikit-sedikit. Gangguan pola Pembesaran prostat eliminasi urine Obstruksi uretra ;hesistensi Berkurangnya aliran kemih Miksi sedikit-sedikit Gangguan pola Eliminasi DO: urine Klien tidak bisa buang air kecil kecuali dipasangi kateter. 22
  • 16. 3 DS: - Pembesaran jaringan prostat Klien mengatakan kurang nafsu makan Obstruksi uretra pars kurang dari prostatika kebutuhan tubuh Akumulasi urine dalam DO: kandung kemih - Berat badan klien menurun 8 50 Distensi kandung kemih Kg yaitu dari 58 kg menjadi Perubahan nutrisi kg selama sakit. Peningkatan tekanan kandung kemih Kontraksi uretral meningkat Kolik uretral Klien tidak memenuhi berat badan ideal. Iritasi saraf abdominal Korteks serebri Anoreksia IMT.PNI Nutrisi inadekuat 4 DS: Pembesaran jaringan prostat - Klien mengatakan bahwa tidak mengetahui penyebab Obstruksi prostat pars prostatika Perubahan status kesehatan dari penyakittnya. - Klien mengatakan Hospitalisasi Kuarng informasi tentangpenyakit bahwa mempunyai banyak komplikasi Stress psikologi terhadap penyakitnya DO: Klien tampak cemas saat ditanya tentang 23 Ansietas
  • 17. penyakitnya. Pembesaran jaringan prostat DS : - Pasien tidak mengatahui tentang pengetahuan Hospitalisasi Kuarng informasi tentang proses penyakit Kurang Perubahan status kesehatan 5 penyakit yang dialaminya DO: - Pasien nampak bingung dalam menjawab tentang penyakitnya C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Retensi urine berhubungan dengan pembesaran jaringan prostat ditandai klien mengatakan kesulitan dalam buang air kecil dan distensi kandung kemih. 2. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi uretra ditandai dengan buang air kecil sedikit-sedikit dan frekuensi buang air kecil jarang. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutersi yang tidak memadais ditandai dengan hilangnya nafsu makan klien. 4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang keadaan penyakit yang diderita oleh klien ditandai dengan pasien nampak cemas tentang kondisi penyakitnya. 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit ditandai dengan pasien tidak mengetahui tentang proses penyakit. 24