Karakteristik pemimpin yang berkontribusi terhadap kepuasan kerja karyawan meliputi kemampuan pemimpin dalam mendorong hati, memberikan inspirasi, dan memungkinkan orang lain untuk bertindak secara independen. Kepuasan kerja penting karena berhubungan dengan produktivitas dan kinerja karyawan.
Karakteristik pemimpin yang meningkatkan kepuasan kerja
1. KARAKTERISTIK SEORANG PEMIMPIN
Ada yang mengatakan kalau pemimpin itu bisa diciptakan oleh situasi ataupun berdiri
karakteristik pribadinya yang membuat orang lain terpukau oleh kharismanya. atau
pemimpin diturunkan karena secara hirarkhis keturunan pemimpin. berbicara pemipin
jelas harus melalui kajian tertentu yang memiliki karakteristik tertentu yang berbeda
dengan orang biasa, dan sejak lahir bakat itu sudah ada bagi setiap orang dan teori
modern kepemimpinan sepakat pemimpin bisa diciptakan bukan sekedar bakat semata
dan sejarah yang berbicara banyak orang jadi kepemimpinan karena terkondisi oleh
momentum politik yang tepat.
Inilah beberapa karakteristik pemimpin yang layak untuk direnungkan, Ciri karakteristik
seorang pemimpin dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Menantang Proses
Setiap kasus kepemimpinan yang terbaik selalu melibatkan satu jenis tantangan.
Apapun tantangannya, semua kasus melibatkan perubahan dari statusquo. Tidak ada
satu orang pun yang menyatakan telah melakukan yang terbaik secara pribadi dengan
terus mempertahankan banyak hal tetap sama. Singkatnya, semua pemimpin
menantang proses. Pemimpin adalah pelopor,- orang yang bersedia melangkah ke luar
dan memasuki apa yang belum diketahui. Mereka bersedia mengambil resiko,
melakukan inovasi dan percobaan supaya bisa menemukan cara yang baru yang lebih
baik untuk melakukan banyak hal.
Sumbangan utama pemimpin adalah dalam mengenali gagasan yang baik, dukungan
kepada gagasan itu, dan kesediaan menantang sistem supaya bisa mengaplikasikan
dan mewujudkan gagasan itu.
2. Mengilhamkan Wawasan Bersama
Pemimpin mengilhamkan wawasan bersama. Mereka melayangkan pandangan ke
seberang cakrawala waktu, membayangkan kesempatan menarik yang disediakan
setelah mereka dan peserta mereka sampai pada tujuan yang jauh ini. Pemimpin
mempunyai hasrat supaya sesuatu terjadi, untuk mengubah cara banyak hal terjadi,
menciptakan sesuatu yang tidak ada seorang pun pernah menciptakannya sebelumnya.
Tapi ingat: orang yang tidak punya pengikut/peserta bukanlah pemimpin. Orang baru
akan mengikuti setelah mereka menerima wawasan pemimpin sebagai wawasan
mereka sendiri. Supaya bisa mengajak orang lain mempunyai wawasan, pemimpin
harus mengenal peserta mereka dan bicara dalam bahasa mereka. Dengan demikian
peserta tahu bahwa pemimpin memahami kebutuhan mereka.
Wawasan bersama ini dapat dipelajari lebih lanjut dalan topik Visi.
3. Memungkinkan Orang Lain Bisa Bertindak
Pemimpin teladan menarik dukungan dan bantuan semua orang yang harus membuat
kegiatan berjalan. Dengan satu cara, pemimpin melibatkan mereka yang harus hidup
dengan hasilnya, dan mereka memungkinkan orang lain bisa melakukan pekerjaan
dengan baik. Mereka memungkinkan orang lain bisa bertindak. Pemimpin tahu bahwa
tidak ada seorang pun yang melakukan apa yang terbaik bagi dirinya kalau dia merasa
2. lemah, tidak cakap, atau terasing; mereka tahu orang yang diharapkan aktif harus
mempunyai rasa kepemilikan. Pemimpin tidak menimbun kekuasaan, tetapi
mendelegasikannya. Pemimpin dengan bangga bicara mengenai kerjasama tim,
kepercayaan, dan pemberdayaan sebagai unsur pokok upaya mereka.
4. Menjadi Penunjuk Jalan
Pemimpin berjalan terlebih dahulu. Mereka memberikan contoh dan membina
komitmen melalui tindakan sehari-hari yang sederhana, yang menciptakan kemajuan
dan momentum. Pemimpin menjadi penunjuk jalan melalui contoh pribadi dan
pelaksaanaan yang penuh pengabdian. Supaya ia bisa menjadi penunjuk jalan secara
efektif, pertama-tama ia harus jelas terhadap prinsip bimbingannya. Ia harus bisa
membela kepercayaannya. Akan tetapi perbuatan pemimpin jauh lebih penting daripada
kata-kata mereka, dan harus konsisten dengan kata-kata mereka.
5. Mendorong Hati
Usaha mendaki ke puncak berat dan lama. Orang jadi kehabisan tenaga, frustasi dan
kehilangan semangat. Mereka sering tergoda untuk menyerah. Pemimpin mendorong
hati peserta mereka untuk jalan terus. Tindakan kepedulian yang sesungguhnya bisa
meningkatkan semangat dan menarik orang ke depan. Misalnya apabila seorang
berhasil dalam satu tugas tidak ada salahnya diberikan ganjaran yang sepantasnya.
Dalam banyak kasus, pemimpin bukan hanya memberikan dorongan kepada orang lain,
akan tetapi harus juga dapat memberikan dorongan kepada dirinya sendiri untuk terus
bertahan dan berusaha untuk melayani dengan sebaik-baiknya.
Ciri Khas Pemimpin yang Dikagumi Peserta/Pengikut.
Fakta dibawah ini adalah hasil survey yang dilakukan suatu organisasi yang bergerak
dalam penelitian kepemimpinan tentang sifat-sifat pemimpin yang dikagumi pengikut
mereka.
1.
Jujur
Dalam setiap survai, kejujuran lebih sering dipilih dibandingkan dengan ciri khas
kepemimpinan apapun lainnya. Ini secara konsisten muncul sebagai suatu unsur yang
paling penting dalam hubungan pemimpin-peserta. Jelas sekali, kalau kita bersedia
mengikuti seseorang-apakah ke medan pertempuran atau suatu rapat tertentu, ke
dalam rumah yang gelap, ke suatu kantor, atau ke garis depan-, kita mula-mula ingin
meyakinkan diri kita bahwa orang itu layak mendapatkan kepercayaan kita. Konsistensi
antara kata-kata dan perbuatan merupakan sarana yang kita pergunakan untuk menilai
apakah seseorang jujur.
2.
Memandang
ke
Depan
Kita mengharapkan pemimpin kita mempuyai rasa akan arah, dan perhatian kepada
masa depan organisasi. Tetapi apakah kita menyebut kemampuan itu wawasan,
impian, panggilan, tujuan, atau agenda pribadi, pesannya sudah jelas: pemimpin harus
tahu kemana mereka akan pergi kalau ingin mengharapkan orang lain bersedia
bergabung
dengan
mereka
dalam
perjalanan.
3. Dengan kemampuan memandang ke depan, yang dimaksudkan orang bukanlah
kekuatan ajaib untuk bisa meramalkan masa depan yang luar biasa. Realita jauh lebih
berpijak di bumi: kemampuan menetapkan atau memilih tujuan yang diinginkan yang
seharusnya dikejar oleh jemaat atau organisasi.
3.
Memberikan
Inspirasi
Kita juga mengharapkan pemimpin kita antusias, penuh semangat, dan positif tentang
masa depan. Kita mengharapkan mereka bisa memberikan inspirasi. Tidak cukup
seorang pemimpin untuk punya impian tentang masa depan. Seorang pemimpin harus
bisa menyampaikan wawasan dengan cara yang mendorong kita untuk bisa bertahan
dan bertindak.
4.
Cakap
Supaya bisa mengajak orang dalam perjuangan orang lain, kita harus berkeyakinan
bahwa orang itu cakap membimbing kita ke tempat yang kita tuju. Kita harus melihat
pemimpin cakap dan efektif. Kalau kita meragukan kemampuan pemimpin, kita tidak
bisa diajak dalam perang suci. Kata orang: kita tidak bisa memberikan kepercayaan dan
diri
kita
kepada
orang
yang
tidak
punya
catatan
keberhasilan.
Kecakapan yang dimaksud bukanlah dalam arti serba bisa. Tetapi seorang pemimpin
harus cakap di bidang mana dia memimpin. Misalnya seharusnya seksi olahraga lebih
cakap dalam menjelaskan masalah olah raga dibandingkan seksi kerohanian.
Jujur, Memandang ke Depan, Memberikan Inspirasi, dan Cakap hasilnya :
KREDIBILITAS.
Kita menginginkan pemimpin kita bisa dipercaya. Kita harus merasa yakin kata-kata
mereka bisa dipercaya, bahwa mereka akan melakukan apa yang mereka katakan,
bahwa mereka sendiri bergairah dan antusias dengan arah yang mereka tuju, bahwa
mereka mempunyai pengetahuan dan keahlian memimpin. Kepemimpinan: Kalau kita
tidak percaya kepada si pembawa pesan, maka kita tidak akan mempercayai pesannya.
Kalau orang melihat bahwa pemimpin mereka memiliki kredibilitas mereka akan bisa:
y
y
y
y
y
bangga mengatakan kepada orang lain bahwa mereka bagian dari organisasi.
memiliki rasa semangat tim yang kuat
memandang nilai-nilai pribadi mereka konsisten dengan nilai-nilai organisasi.
merasa berhubungan dan berkomitmen dengan organisasi.
mempunyai rasa memiliki organisasi
Kredibiltas adalah atribut yang susah diperoleh. Dan itu adalah kualitas manusia yang
sangat rapuh. Ini diperoleh menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi
bulan, dan tahun demi tahun. Tetapi ini bisa hilang dengan sekejap kalau tidak
dipelihara. Seorang pengikut bisa memaafkan ketidaktepatan janji pemimpin, salah
omong, keseleo lidah, tindakan yang kurang hati-hati, atau beberapa kesalahan
penting. Akan tetapi akan tiba saatnya ketika batas kesabaran seorang pengikut apabila
ketidak konsistenan berlangsung terus-menerus. Disitu pemimpin kehilangan
kredibilitas, dan amat susah untuk mendapatkannya kembali.(End of Paper)
4. Karakteristik pemimpin dengan kepuasan kerja
Sukses tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari kualitas sumber daya manusia
yang dimiliki karena sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya
manusia yang mampu berprestasi maksimal. Kepuasan kerja mempunyai peranan
penting terhadap prestasi kerja karyawan, ketika seorang karyawan merasakan
kepuasan dalam bekerja maka seorang karyawan akan berupaya semaksimal mungkin
dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya, yang
akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan.
Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas
organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketidakpuasan merupakan
titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam organisasi seperti kemangkiran,
konflik manager-pekerja dan perputaran karyawan. Dari sisi pekerja, ketidakpuasan
dapat menyebabkan menurunnya motivasi, menurunnya moril kerja, dan menurunnya
tampilan kerja baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Kepuasan dapat dirumuskan sebagai respon umum pekerja berupa perilaku yang
ditampilkan oleh karyawan sebagai hasil persepsi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan pekerjaannya. Seorang pekerja yang masuk dan bergabung dalam suatu
organisasi mempunyai seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat dan pengalaman
masa lalu yang menyatu dan membentuk suatu harapan yang diharapkan dapat
dipenuhi di tempatnya bekerja. Kepuasan kerja ini akan didapat apabila ada kesesuaian
antara harapan pekerja dan kenyataan yang didapatkan ditempat bekerja. Persepsi
pekerja mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya dan kepuasan kerja
melibatkan rasa aman, rasa adil, rasa menikmati, rasa bergairah, status dan
kebanggaan. Dalam persepsi ini juga dilibatkan situasi kerja pekerja yang bersangkutan
yang meliputi interaksi kerja, kondisi kerja, pengakuan, hubungan dengan atasan, dan
kesempatan promosi. Selain itu di dalam persepsi ini juga tercakup kesesuaian antara
kemampuan dan keinginan pekerja dengan kondisi organisasi tempat bekerja yang
meliputi jenis pekerjaan, minat, bakat, penghasilan dan insentif.
Menurut Locke dalam Munandar (2001:350) tenaga kerja yang puas dengan
pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya. Keyakinan bahwa karyawan yang
terpuaskan akan lebih produktif daripada karyawan yang tak terpuaskan merupakan
suatu ajaran dasar diantara para manajer selama bertahun-tahun (Robbins, 2001:26).
Menurut Strauss dan Sayles dalam Handoko (2001:196) kepuasan kerja juga penting
untuk aktualisasi, karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah
mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan
yang seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja yang rendah, cepat
lelah dan bosan, emosi tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak
ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Sedangkan karyawan yang
mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran
kerja yang lebih baik, kurang aktif dalam kegiatan serikat karyawan, dan kadangkadang berprestasi bekerja lebih baik daripada karyawan yang tidak memperoleh
kepuasan kerja. Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi
5. karyawan maupun perusahaan, terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam
lingkungan kerja perusahaan.
Kepuasan kerja merupakan hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya
tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya. Dengan kata lain kepuasan
mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu karakteristik pekerjaan, gaji, penyeliaan, rekan-rekan sejawat
yang menunjang dan kondisi kerja yang menunjang. (Munandar, 2001:357).
Peningkatan kepuasan kerja karyawan pada suatu organisasi tidak bisa dilepaskan dari
peranan pemimpin dalam organisasi tersebut, kepemimpinan merupakan kunci utama
dalam manajemen yang memainkan peran penting dan strategis dalam kelangsungan
hidup suatu perusahaan, pemimpin merupakan pencetus tujuan, merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan seluruh sumber daya yang
dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan
pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
berhubungan tugasnya (Handoko, 2001 : 291). Oleh sebab itu pemimpin suatu
organisasi perusahaan dituntut untuk selalu mampu menciptakan kondisi yang mampu
memuaskan karyawan dalam bekerja sehingga diperoleh karyawan yang tidak hanya
mampu bekerja akan tetapi juga bersedia bekerja kearah pencapaian tujuan
perusahaan. Mengingat perusahaan merupakan organisasi bisnis yang terdiri dari
orang-orang, maka pimpinan seharusnya dapat menyelaraskan antara kebutuhankebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan
manusiawi (Robbins, 2001:18). Sejalan dengan itu diharapkan seorang pimpinan
mampu memotivasi dan menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan setiap
karyawan sehingga tercapai kepuasan kerja karyawan yang berimplikasi pada
meningkatnya produktivitas kerja karyawan.
Karakteristik pekerjaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan, model karakteristik pekerjaan (job characteristics models)
dari Hackman dan Oldham (1980) adalah suatu pendekatan terhadap pemerkayaan
jabatan (job enrichment) yang dispesifikasikan kedalam 5 dimensi karakteristik inti yaitu
keragaman ketrampilan (skill variety), Jati diri dari tugas (task identity), signifikansi
tugas (task significance), otonomi (autonomy) dan umpan balik (feed back). Setiap
dimensi inti dari pekerjaan mencakup aspek besar materi pekerjaan yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, semakin besarnya keragaman aktivitas
pekerjaan yang dilakukan maka seseorang akan merasa pekerjaannya semakin berarti.
Apabila seseorang melakukan pekerjaan yang sama, sederhana, dan berulang-ulang
maka akan menyebabkan rasa kejenuhan atau kebosanan. Dengan memberi
kebebasan pada karyawan dalam menangani tugas-tugasnya akan membuat seorang
karyawan mampu menunjukkan inisiatif dan upaya mereka sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan, dengan demikian desain kerja yang berbasis ekonomi ini
merupakan fungsi dan faktor pribadi. Kelima karakteristik kerja ini akan mempengaruhi
tiga keadaan psikologis yang penting bagi karyawan, yaitu mengalami makna kerja,
memikul tanggung jawab akan hasil kerja, dan pengetahuan akan hasil kerja. Akhirnya,
6. ketiga kondisi psikologis ini akan mempengaruhi motivasi kerja secara internal, kualitas
kinerja, kepuasan kerja dan ketidakhadiran dan perputaran karyawan.
Karakteristik pekerjaan seorang karyawan jelas terlihat desain pekerjaan seorang
karyawan. Desain pekerjaan menentukan bagaimana pekerjaan dilakukan oleh karena
itu sangat mempengaruhi perasaan karyawan terhadap sebuah pekerjaan, seberapa
pengambilan keputusan yang dibuat oleh karyawan kepada pekerjaannya, dan
seberapa banyak tugas yang harus dirampungkan oleh karyawan.
Rendahnya kepuasan kerja dapat menimbulkan berbagai dampak negatif seperti
mangkir kerja, mogok kerja, kerja lamban, pindah kerja dan kerusakan yang disengaja.
Karyawan yang tingkat kepuasannya tinggi akan rendah tingkat kemangkirannya dan
demikian sebaliknya, organisasi-organisasi dengan karyawan yang lebih terpuaskan
cenderung lebih efektif dari pada organisai-organisasi dengan karyawan yang tak
terpuaskan sehingga dapat meningkatkan produktivitas organisasi dan salah satu
penyebab timbulnya keinginan pindah kerja adalah kepuasan pada tempat kerja
sekarang. (Robbins 2001).