1. 1
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK
MEMAHAMI DAN MENGUNAKAN FAKTOR DAN KELIPATAN
MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TYPE STAD
DI KELAS IV SDN 6 MALIGANO
FALTIN / 822109918
ABSTRAK
“Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok memahami dan menggunakan faktor
dan kelipatan melalui penerapan model kooperatif type STAD di kelas IV SDN 6
Maligano‘’.Hasil penelitian Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,Jurusan Ilmu
Pendidikan, UT Kendari. Selaku pembimbing 1.Dr. Busnawir, M.si dan
Pembimbing II. La Harudu, M.Si
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah hasil belajar siswa SDN 6 Maligano
pada mata pelajaran matematika dapat di tingkatkan melalui penerapan model kooperatif type
STAD
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV
SDN 6 Maligano melalui penerapan model kooperatif type STAD
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan kooperatif type STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi pokok menentukan KPK dan FPBmelalui penerapan model
kooperatif type STAD di kelas IV SDN 6 Maligano.
Kata kunci : Materi pokok, metode kooperatif, siswa.
2. 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pandidikan secara
formal yang bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pengajaran bagi para
siswa dalam mengembangkan kualifikasi intelektualnya. setiap anak manusia perlu
pendidikan untuk bertahan hidup,mengembangkan kehidupanya dan mengantisipasi masa
depan sesuai dengan empat pilar yang direkomendasisikan UNESCO yang dapat digunakan
sebagai prinsip pembelajaran dalam pendidikan yaitu : learning to know, learning to do,
learning to be, dan learning to the together.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan
masyarakat yang dianggap sanggat penting. pendidikan adalah usaha yang di rancang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapakan. Banyak masalah yang dihadapi dalam proses
pemenuhan akan kebutuhan pendidikan khususnya di Indonesia yaitu masalah kualitas
pendidikan.untuk mencapai tujuan tersebut guru memiliki peranan yang sanggat besar demi
tercapai pembelajaran yang baik, guru di tuntu harus mencapai kopentensi yang memadai
dalam hal pengajaran di sekolah.kurangnya kopetensi guru maka menyebapakan pelaksanaan
belajar menjadi kurang lancar yang berimplikasi pada siswa,sehingga siswa dapat mengalami
berbagai kesulitan belajar den hasil belajarnya rendah.
Dilihat dari sisi ini,terlihat betapa pentingnya kedudukan guru dalan proses
pembelajaran. hal ini guru sangat berperan dalam menentukan cara yang dianggap efektif
untuk pembelajaran siswa,baik disekolah maupun diluar jam sekolah.misalnya didalam
sekolah, guru menjelaskan konsep matematika secara kongnitif melalui alat peraga.sedangkan
diluar sekolah guru memberikan tugas – tugas yang berkaitan dengan meteri yang diperoleh
3. 3
siswa dalam kelas, ketidak pedulian guru terhadap pembelajaran siswa akan membawah
kemerosostan bagi perkembangan siswa
Kenyataan di tempat penelitian,proses pembelajaran metematika pokok bahan
menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan faktor prima banyak siswa yang tidak
serius mengikutinya Karena dalam proses pembelajaran sebaiknya tidak menekankan kepada
siswa untuk mendegarkan guru saat menerangkan materi di depan kelas. harus mengunakan
metode – metode seperti media pembilajaran yaitu alat peraga agar siswa dapat memahami
materi yang diajarkan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan khusus untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan, yaitu dengan perbaikan mutu belajar mengajar antara lain perbaikan – perbaikan
dalam segi materi pelajaran, metode pengajaran maupun metode evaluasi. Salah satu yang
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu perbaikan mutu belajar
mengajar.belajar mengajar disekolah merupakan serangkaian kegiatan yang telah
terencana.usaha perencanaan pengajar yang baik diupayakan agar pesarta didik memiliki
kemampuan maksimum dan meningkatkan motifasi,tayangan dan kepuasan sehingga mampu
memenuhi harapan baik oleh guru pembawah materi maupun peserta didik sebagai penggarap
ilmu pengetahuan .
Pemecahan masah merupakan bagian dari model pembelajaran yang sangat penting.
karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaianyan, siswa dimungkinkan
memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang sudah dimiliki
untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Namun demikian,
kenyataan dilapangan menunjukan bahwa kegiatan pemecahan masalah dalam proses
pembelajaran matematika pokok bahasan KPK dan FPB menggunakan faktor prima belum
dijadikan sebagai kegiatan utama bahkan masih banyak yang berangapan bahwa pemecahan
masalah matematika merupakan pembelajaran yang paling sulit baik dari siswa dalam
4. 4
mempelajarinya maupun dari guru yang mengajarkanyan. Umumnya masalah matematika di
SD berbentuk soal cerita dan terkait dengan keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan
sehari – hari. Soal cerita dalam bentuk matematika biasanya masih dirasakan sukar untuk
diselesaikan oleh siswa karena harus melalui beberapa tahapan penyelesain.
Di SDN 6 MALIGANO khususnya pada kelas IV terungkap melalui penelitian
melalaui wawancara dan observasi kepada guru dan siswa kelas IV SDN 6 MALIGANO
terungkap siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal – soal
matematika.kesulitan terlihat dari kesalahan menentukan KPK dan FPB dalam soal – soal
yang diberikan.kesuliran itu terlihat dalam (1) menentukan hal yang diketahui dalam
soal,ketidak lengkapan siswa dalam menentukan hal yang diketahui dalam soal dikarenakan
siswa tidak mengetahui makna dan manfaat menuliskan yang diketahui dalam soal,ada
angapan guru tidak memberikan penjelasan lengkap tentang itu, (2) menentukan faktor
persekutuan terbesar dan faktor kelipatan terkecil,kesalahan siswa dalam membuat model
matematikan karena siswa tidak mengetahui model pembelajaran matematika (3) melakukan
perhitungan, kesalahan dalam menyelesaikan perhitungan disebapkan karena siswa kurang
mengerti tentang konsep operasi penjumlahan dan mencari faktor persekutuan terbesar dan
faktor kelipatan terkecil dalam bentuk pohon faktor dan dalam bentuk tabel, (4) siswa tidak
dapat mengembalikan jawaban model kejawaban soal semula, karena siswa tidak mengetahui
bahwa akhir penyelesaian soal adalah menjawab sesuai degan jawaban soal.diantara keempat
kesulitan yang paling menonjol adalah melakukan perhitungan.
Memperhatikan cara mengajar yang digunakann guru dalam mengerjakan metemati
pada siswa SDN 6 MALIGANO maka perlu dicarikan solusi pemecahannya.adapun solusi
pemecahan yang digunakan untuk membantu siswa kelas IV SDN 6 MALIGANO dalam
meningkatkan kemampuan mnyelesaikan soal matematika adalah melalui pendekatan
kooperatif type STAD yaitu dengan perbaikan mutu belajar mengajar antara lain:
5. 5
menyampaikan tujuan dan motifasi peserta didik, menyajikan informasi, menggorganisasikan
peserta didik kedalam kelompok – kelompok kecil, membimbing kelompok bekerja dan
belajar, evaluasi dan memberikan penghargaan
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa jenis salah satunya yang dianggap dapat
memotivasi siswa mengikuti proses belajar mengajar yang berdasar pola piker siswa yang
diiringi permainan adalah pembelajaran kooperatif type STAD,dengan menerapkan model
pembelajaran kerja kelompok, penugasan, Tanya jawab, eksplorasi dan diskusi kelas.model
pembelajaran kooperatef sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran matematika sebagai
upanya meningkatkan hasil belajar siswa.sebab,melalui model pembelajaran siswa terlihat
secara aktif mempelajari mareri karena akan tercipta kesempatan bagi siswa untuk
menemukan gagasanya, saling tukar pendapat dan saling membantu jika ada teman yang
kesulitan dalam belajar kelompok.
Hal diatas sejalan dengan pendapat beberapah ahli yang menyatakan model
pembelajara kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami konsep – konsep yang
sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan bahwa ini telah menunjukan bahwa
model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada proses
akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Selain itu
pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok
bawah maupun pada siswa kelompok atas yang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas –
tugas akademik.siswa kelompok atas menjadi tutor bagi kelompok bawah.
Berdasarkan penilaian diatas maka penulis termotifasi untuk melakukan tindakan kelas
dengan judul “meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 6 MALIGANO pada
materi pokok menentuka KPK dan FPB melalui penerapan model kooperatif type STAD’’.
6. 6
B. Identifikasi dan Analisis Masalah
Mengacu pada latar belakang masaalah di atas,dapat diidetifikasi masalah yang
menyebapkan rendahnya partisipasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika,
sebagai berikut :
1. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang konfesional
2. Guru menjelaskan materi dengan metode cerama yang membosankan
3. Guru tidak sistematis dalam penerapan langkan – langkah penyelesaian soal matematika
pada pokok bahasan menentukan KPK dan FPB.
4. Siswa tidak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran kelompok
5. Rendahnya motifasi dan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal - soal.
Dalam penelitian ini masalah yang dikaji dibatasi sebagai berikut;
1. Kemampuan siswa belajar secara aktif dalam belajar kelompok
2. Kemampuan siswa untuk mempertanggung jawabkan
3. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
C. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitin ini
adalah :
“apakah hasil belajar siswa SDN 6 MALIGANO pada mata pelajaran matematika dapat di
tingkatkan melaluin penerapan model kooperatif type STAD’’.
D. Tujuan dan Manfaat Perbaikan.
1. Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan menentukan KPK dan FPB melalui penndekatan kooperatif type STAD pada
siswa kelas IV SDN 6 maligano.
7. 7
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi siswa
Melalui pembelajaran kooperatif type STAD,ini meliputi :
Mengembangkan prilaku berkarakter meliputi: teliti, tekun, tanggung jawab,
kerjasama, kesabaran, jujur, terbuka, dan mendegarkan pendapat orang lain.
Mengembangkan ketrampilan sosial meliputi: bertanya mengembangkan ide atau
pendapat, menjadi pendegar yang baik, berlatih berkomunikasi verbal dan tulisan,
berpikir kreatif dan sistematis.
2. Manfaat bagi guru.
Membantu guru memperbaiki proses pembelajaran dan memberikan pengalaman
dalam melaksanakan tindakan kelas
3. Manfaat bagi sekolah
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikut yang berminat pada
mata pelajaran matematika.
8. 8
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Proses Belajar Mengajar.
Belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguasai pengetahuan, kebiasaan,
kemampuan, ketrampilan dan sikap melalui hubungan timbal balik antara proses belajar dan
lingkunganya.selanjutnya soejanto ( 1997 : 21 ) menyatakan bahwa belajar adalah segenap
rangkainya aktifitas yang dilakukan secara sadaroleh seseorang dan mengakibatkan
perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan yang menyangkut banyak aspek
baik karena kematangan maupun karena latihan. Perubahan ini memang dapat diamati dan
berlaku dalam relaktif lama.perubahan yang relative lama tersebut disertai degan berbagai
usaha, sehingga Hudoyo ( 1990 ; 13 )mengatakan bahwa belajar itu merupakan suatu usaha
yang berupa kegiatan hingga terjadinya perubahan tingka laku yang relatif lama atau tetap.
Rohani dan ahmadi ( 1995 : 4 ) mengemukakan bahwa kunci pokok pembelejaran
itu ada pada seorang guru.akan tetapi, hal itu berartia dalam proses pembelajaran atau
kegiatan belajar mengajar hanya guru yang aktif tetapi peserta didik pasif. Pembelajaran
menuntut keaktifan kedua belah pihak. Bahkan dalam pembelajaran seperti yang dikatakan
sapani, dkk ( 1997 : 56 ), siswa di tuntut lebih banyak berperan sehingga dengan peran
itulah seorang guru dapat menyusun rencana pembelajaran yang berorentasi kepada
kegiatan siswa.
Belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap
informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus
dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Salah satu cara belajar
mengajar yang menekankan berbagai kegiatan dan tindakan adalah menggunakan
pendekatan tertentu dalam belajar mengajar yang pada hakikatnya merupakan suatu upaya
9. 9
dalam mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru
( Arifin, 1989 : 1 ).
Dalam urainya tersebut di atas pada umumnya belaajaar dan mengajar adalah dua
peristiwa yang berbeda tetapi antara keduanya terdapat kaitan yang saling mempengaruhi
dan menunjang satu sama lain dalam keberhasilan proses belajar menggajar
Proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari
perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran
( Subroto, 2002 : 19 )
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian interaksi antara guru dan siswa
yang dapat diwujukan dalam berbagai model dan metode pembelajaran yang melibatkan
berbagai proses penyampainan informasi dan pengetahuan, perkembangan pribadi, interaksi
sosial dan perubahan tingka laku serta di dukung oleh perencanaan , pelaksanaan kegiatan
yang sistematis serta evaluasi sehingga tujuan pembelajaran diharapkan dapat tercapai.
2. Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah didefinisikan sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu
kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak begitu saja dengan segera dapat dicapai. Lebih
lanjut polya mengemukakan bahwa dalam matematika terdapat dua macam masalah, yaitu :
(1) masalah untuk menemukan ( problem to find ), dan (2) masalah untuk membuktikaan
( problem to prove ).
Manusia memiliki derajat potensi, serta harapan masa depan yang berbeda -
beda.karena perbedaan itu,manusia dapat saling asah, asih, dan asuh.sehingga tercipta
masarakar belajar ( lerning komuniti ).siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari
sesama siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
10. 10
pembelajaran yang secara sadar dan senggaja menggembangkan interaksi yang saling asah,
asih, dan asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masarakat.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan
faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuanya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk saling memahami materi pelajaaran. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum mengguasai bahan pembelajaran.
Model Pembelajaran koperatif di kembangkan untuk mencapai tiga tujuan
pembelajaran penting yang dirangkum oleh ibrahim ( 2000 ) yaitu :
A. Hasil belajar akademik. Dalam belajar kooperatif meskipum mencangkup beragam
tujuan sosial, juga memperbaiki pestasi siswa atau tugas – tugas akademik penting
lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa
memahami konsep – konsep sulit. Para pengembangan model ini telah menunjukan
bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat mingkatkan belajar siswa
pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok
bawah maupunsiswa kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas – tugas
akademik.
B. Penerimaan terhadap perbedaan individu. Tujuan lain dari pembelajaran kooperatifv
adalah penerimaan secara luas dari orang – orang yang berbeda berdasarkan ras,
budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidak mampuannya. Pembelajaran kooperatif
memberi peluang kepada siswa dari berbagi latar belakang dan kondisi untuk bekerja
11. 11
dengan saling bergantung pada tugas – tugas akademik dan melalui sruktur
penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
C. Pengembangan ktrampilan sosial. Tujuan paling ketiga dari pembelajaran kooperatif
adalah mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerja sama dan
kolaborasi.ketrampilan sosial penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak
muda masih kurang dalam ketrampilan sosoal.
Model Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
menggutamakan adanya kelompok – kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok
mempunyai kemampuan yang berbeda – beda ( tinggi, sedang, dan rendah ). Jika
memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, dan suku yang berbeda. Model
pembelajaran yang kooperatif menggutamakan kerja sama dalam menyelesaikan
permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka mencapai
tujuan pembelajran.
3. Model Pembelajaran Kooperatif type STAD.
STAD di kembangkan oleh robert slavin dkk, dari universitas john hopkins.metode
ini merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Metose STAD juga
menggacu kepada belajar kelompok peserta didik yang di bagi secara seterogen, menyajikan
informasi akademik baru kepada peserta didik.langkah – langkah STAD adalah sbb:
a. Membentuk kelompok yang angotanya terdiri atas 4 atau 5 orang secara heterogen
( prestasi,jenis kelamin, suku dll )
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk di kerjakan oleh anggota –anggota
kelompok
12. 12
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik.
e. Memberi evaluasi
f. Kesimpulan.
FASE TINGKA LAKU GURU
Fase – 1
Memotifasi siswa dalam menyampaikan tujuan
Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang inggin dicapai pada
pelajaran tersebut
Fase – 2
Menyampaikan informasi atau materi pembelajaran
Guru menyajikan informasi dan memberikan
materi pelajaran kepada siswa
Fase – 3
Mengelompokan siswa secara heterogen
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok agar
melakukan transisi secara efisien dalam
belajar
Fase – 4
Membimbing kelompok belajar dan belajar secara
tournament
Guru memotivasi serta membimbing
kelompok – kelompok belajar pada saat
mengerjakan tugas bersama
Fase – 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar siswa,
menentukan skor individual dan skor rata –
rata kelompok
Fase – 6
Memberikan penghargaan
Guru memberi penghargaan hasil belajar
individual dan kelompok
4. Proses Belajar Mengajar Matematiaka
Proses belajar mengajar perlu direncanakan agar dalam pelaksanaan pembelajaraan
berlangsung dangan baik dan dapat mencapai hasil yang diharapkan setip prencanaan
berkenan dengan pemikiran tentang apa yang akan dilakukan.perencanaan belajar mengajar
memperkirakan mengenai tindakan apa yang dilakukan pada waktu melaksanakan
pembelajaran.Majid ( 2005 : 95 ) mengemukakan agar guru dapat membuat persiapa
13. 13
mengajar yang efektif dan berhasil, guna dituntut untuk memahami berbagai aspek yang
berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar serta pengukur efektifitas mengajar.
Untuk memahami proses belajar matematika terlebih dahulu diuraikan mengenai
proses mengajar secara umum .pengertian proses mengajar merupakan suatu sistem yang
terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan. Proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung suatu rangkaian perbuatan guru
dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Usman ( 1995 : 4 ) dalam prosos belajar terdapat adanya kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan antara guru yang mengajar dan siswa yang belajar,antara dua kegiatan
ini terdapat interaksi yang sangat menunjang. Selanjutnya, Nasution ( 1994 : 43 ) mengajar
adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa
sehinga terjadi interaksi antara murit dengan lingkungan termaksut guru. Alat pelajaran dan
sebagainya yang disebut proses belajar hingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah
dilakukan.
1. Pembenahan proses belajar mengajar harus diarahkan bagaimana siswa dapat belajar
efektif dan
Seoktimal mungkin dalam rangka mewujutkan perubahan tingka laku sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Efektifitas preses belajar yang optimal pada diri
siswa ( Hamalik : 1993 )dalam rangka menciptakan efektifitas belajar bagi siswa, guru
diharapkan meminimalkan metode cerama karena metode tersebut mengurangi
terbentuknya kemampuan dan kebiasaan berpikir kritis dan kreatif bagi siswa.
Terciptanya kegiatan belajar yang evektif bagi siswa merupakan syarat mutlak
diperolehnya hasil belajar yang optimal.
14. 14
5. Konsep Mengenal Kelipatan dan Faktor Kelipatan
Pengertian kelipatan dan Faktor bilangan
a. Kelipatan suatu bilangan
Contoh:
Bilangan kelipan 3 yaitu 3, 6, 9, 12, 15,……..
Bilangan tersebut merupakan bilangan kelipatan 3.bilangan di peroleh dari :
1 x 3 = 3 4 x 3 = 12
2 x 3 = 6 5 x 3 = 15
3 x 3 =9 6 x 3 = 18
b. Faktor suatu bilangan
Dalam pembelajaran faktor, kita dapat membedakan antara :
1) Faktor
2) Faktor persekutuan
3) Faktorpersekutuan terbesar
Faktor adalah semua bilang asli yang merupakan pembagi atau hasil bagi bilangan
tersebut sehingga sisinya nol.
Missal :
Faktor dari 36
1 2 3 4 6
36
18
1
2
9 6
Maka faktor dari 36 :
{ 1,2,3,4,6,12,18,36 }
faktor persekutuan biasa disebut dengan faktor persekutuan yaitu suatu faktor yang
didapatakn dari faktor – faktor dua bilangan yang diketahui.
Missal :
Carilah faktor persekutuan dari 36 dan 48, maka langkahnya sebagai berikut :
15. 15
a. Faktor dari 36.
Faktor 36 = {1,2,3,4,6,9,12,18,36 }
b. Faktor dari 48.
Faktor 48 = { 1,2,3,4,6,8,12,16,24,48 }
c. Faktor yang sama dari kedua faktor tersebut :
36 = 1 , 2 , 3 , 4 , 6 , 9 , 12 , 18 , 36
48 = 1 , 2 , 3 , 4 , 6 , 8 , 12 , 16 , 24 , 48
Jadi, faktor persekutuan dari 36 dan 48 = { 1,2,3,4,6 dan 12 }
6. Menentukan kelipatan dan persekutuan terkecil ( KPK ) dan fakror persekutuan terbesar
( FPB )
Materi Pembelajaran : faktor prima dan pennggunaanya.
Menentukan faktor prima
Contoh:
Faktor dari 12 adalah 1,2,3,4,6 dan 12
Diantara faktor-faktor tersebut yang merupakan bilangan prima adalah 2 dan 3. Jadi, faktor
prima dari 12 adalah 2 dan 3.
Menentukan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB.
Contoh :
Tentukan KPK dan FPB dari 36 dan 90
Jawab:
Pembagi 36 90
2 18 45
3 6 15
3 2 5
2 1 5
5 1 1
FPB dari 36 dan 90 adalah: 2x3x3=18
16. 16
KPK dari 36 dan 90 adalah: 2x3x3x2x5=180
Mencari FPB adalah mengalihkan bilangan yang dapat mambagi dua bilangan, sedangkan
mencari KPK adalah mengalikan semua bilangan pembagi.
B. Kerangka pikiran
Pengunaan model pembelajran yang dapat meningkatkan minat belajar sangat penting
sebagai upaya untuk meningkatkan pestasi belajar matematika siswa. Model pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang secara prosedural dirancang untuk dapat
membangkitkan minat belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama
antara kelompok – kelompok kecil dalam mempelajari materi pelajaran melalui diskusi
memungkinkan siswa memungkinkan siswa mempunyai kesempatan yang besar untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Dengan dasar inilah sehingga penulis menjadikan sebagai landasan berpikir bahwa dengan
model pembelajaran kooperatif type STAD dapat membantu siswa memahami materi mengenal
faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah sehinga dapat meningkatkan hasil belajar
17. 17
Adpun gambaran dari kerangka berpikir model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
sebagai berikut :
Aspek siswa
Aspek sasvxgvbvfff
Pokok bahan Memahami dan
menggunakan faktor dan
kelipatan dalam pemecahan
masalah
Model Pembelajaran Kooperatif Tepy STAD
Siswa dilibatkan dalam pembelajaran aktif
Siswa termotifasi dalam belajar
Berpusat pada siswa sambil mengembangkan
perilaku berkarater dan ketrampilan sosial
Aspek guru
Guru melibatkan siswa dalam
pembelajaran
Guru memotifasi siswa
Guru memberikan penghargaan
Hasil belajar dapat meningkat
Gambar 2.1 Kerangka pikiran pikir penelitian model pembelajaran kooperatif tipe STAD
D. Hipotesis Tindakan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis tindakan yaitu :” hasil belajar
matematika siswa kelas IV SDN 6 Maligano pada materi pokok memahami dan mengunakan
faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah ditingkatkan melalui model pembelajaran
kooperatif tepy STAD ”.
18. 18
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) yang
menggunakan penerapan model kooperatif tipy STAD.
B. Seting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 6 Maligano kec. Maligano yang dilakukan
pada semester genap tahun ajaran 2012 / 2013 dengan jumlah siswa 27 siswa terdiri dari 19
orang wanita dan 8 orang laki – laki
C. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Maligano semester genap tahun
ajaran 2012 / 2013.
D. Faktor yang Diteliti.
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor siswa, yaitu dengan melihat pembelajaran yang dilaksanakan ketika model
pembelajaran kooperatif tipy STAD ini diterapkan dan pembahasan siswa terhadap mareti
pendidikan matematika siswa kelas IV SDN 6 Maligano dapat ditingkatkan melalui model
kooperatif tipy STAD.
2. Faktor guru, yaitu dengan melihat bagaimana materi pelajaran yang dipersiapakan dengan
menerapkan model kooperatif tipy SATD yang akan dilaksanakan guru pada pembelajaran
dikelas.
E. Rencana Tindakan
19. 19
Gambar 3.1 alur penelitian diadaptasi dari Tim Proyek PGSM ( 1999 : 27 )
1. Diagnosis masalah : yaitu mengidentifikasi masalah sebelum tindakan penelitian dilakukan
sehingga menghasilkan gagasan untuk melakukan perbaikan – perbaikan prakter guru
mengajar dikelas.
2. Pemecahan kegiatan : kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Membuat scenario pembelajaran ( RPP )
b. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar dikelas
ketika menguhakan model kooperatif type STAD
c. Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah hasil belajar siswa mengigat setiap
siklusnya
3. Pelaksanaan tindakan : kegiatan dalam tahap ini adalah melaksanakan scenario
pembelajaran yaitu sebagai berikut :
a. Kegiatan awal
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran
2. Guru mengadakan apersepsi dan motivasi siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan inti
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran
2. Mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok
3. Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok untun menyelesaikan tugas
4. Siswa mempersentasekan hasil kerja kelompok
5. Guru memberi kuis sehubungan dengan hasil kerja mereka ( evaluasi )
6. Guru memberi penghargaan
c. Penutup
20. 20
1. Mereviu dan memberi penegasan kembali hal – hal penting yang telah dipelajari
2. Melaksanakan evaluasi akhir
3. Memberi nilai
4. Memberikan PR
F. Data dan Tehnik Pengumpulan Data
1. Data
a. Jenis data : data kuantitatif yang diperoleh dari tes belajar dan data kulitatif diperoleh
dari lembar observasi
b. Sumber data dari penilai ini adalah siswa dan guru
2. Tehnik pengumpulan data
a. Data tentang aktifitas siswa dan guru diambil dengan menggunakan lembar observasi
b. Data tentang hasil belajar siswa diambil dengan mengunakan tes hasil belajar
G. Analisis Data
Menghitung tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa
a. Penilaian proses ( kelompok )
b. Penilaian efektif
c. Penilaian diri
d. Ketrampilan social
e. Penilaian psikhomotor
H. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah indicator tentang peningkatan hasil
belalajar matematika dimana pembelajaran dikatakan meningkat apabila minimal 85 persen
siswa telah memperoleh nilai 75 sesui dengan KKM pada SDN 6 Maligano.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
21. 21
A. Deskripsi Hasil Persiklus
Hasil yang diperoleh pada siklus 1 berupa data tentang aktifitas/partisipasi siswa dan
hasil belajar. Berikut ini merupakan rangkuman hasil pengamat terhadap aktifitas siswa selama
berlangsungnya proses pembelajaran matematika pada siklus 1 dan 3 jenis aktifitas yang
diamati dan dinyatakan seberapa banyak siswa yang aktif dalam bentuk persentase
Tabel 4.1.rekapitulasi Rerata skor Penilaian STAD siswa menurut kelompok pada siklus 1
NO. KELOMPOK PERTEMUAN 1 PERTEMUAN II JUMLAH % RERATA % KATEGORI
1 I 35,60 57,70 92,30 46,15 Cukup
2 II 50,00 42,30 92,30 46,15 Cukup
3 III 22,10 42,30 65,40 32,70 Kurang
4 IV 34,60 46,20 80,80 40,40 Cukup
5 26,90 42,30 69,20 34,60 Kurang
6 57,70 57,70 115,40 57,70 Cukup
Jumlah 226,90 288,50 515,40 257,70
Rerata 37,82 48,08 85,90 42,95 Cukup
Kategori Kurang Cukup Cukup
Sumber diolah dari data penelitian
Berdasarkan tabel diatas Nampak rerata kemampuan kelompok siswa selama proses
pembelajaran adalah STAD dimana kelompok 1 yaitu sebesar 46,15 % ( cukup ),kelompok II
sebesar46,15 % ( baik ), kelompok III sebesar 32,70 % ( kurang ),kelompok IV sebesar
40,40 % ( cukup ), kelompok V sebesar 34,60 % ( kurang ) dan kelompok VI sebesar 57,70 %
( cukup ).
1. Gambaran Aktifitas Siswa dan Guru Selama KBM Berlangsung
Pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru mata pelajaran matematika SDN 6 MALIGANO baik itu pertemuan
22. 22
pertama maupun pada pertemuan ke dua. Pertemuan pertama di lakukan pada tanggal 2 Mei
2013 dengan menerapakan strategi STAD pada kelas IV untuk pokok bahasan mengenal
kelipatan dan faktor bilangan,pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 7 Mei 2013 dengan
tetap menerapkan strategi STAD dengan cakupan materi menentukan KPK dan FPB dengan
menggunakan pohon faktor dan tabel. Pada awal pembelajaran guru memotifasi dangan
membngkitkan pengetahuan awal siswa tentang topic yang akan dipelajari dengan cara
member pertanyaan kepada siswa.
Guru selanjutnya mengorganisasi siswa menjadi kelompok – kelompok yang
beraggotakan 5 sampai 6 orang. Guru mengorganisasi siswa dengan komposisi kelompok
heterogen baik dari latar belakang, jenis kelamin, maupun kemampuan yang berbeda,guru
kemudian membagikan LKS kepada setiap kelompok yang akan dikerjakan bersama – sama
dengan anggota kelompoknya, apabila ada anggota dari kelompok yang tidak mengerti
dengan tugas yang diberikan,maka anggota kelompok lain bertanggung jawab untuk
menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan kepada guru.
Guru lalu menggarahkan atau membimbing masing – masing kelompok.selanjutnya
soal dikerjakan dengan cara mandiri sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal.
Setelah waktu untuk mengerjakan soal telah selesai, maka setiap kelompok akan
membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang. Setelah itu pembaca
soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan pada kelompok yang
menjawab benar sampai kegiatan pembelajaran selesai.
a. Pengamatan Aktivitas mengajar guru selama KBM Berlangsung
23. 23
Tingkat aktivitas guru dalam membing dan melaksanakan pembelajaran menurut
kelompok dan aspek yang dinilai pada pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihap pada
tabel berikut.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Rerata Skor Penilitian Aktivitas Guru Pada Siklus I
TAHAP SATUAN AKTIVITAS SKOR KATEGORI
Awal Membuka Pelajaran
Menjelaskan kerja dan tanggung jawab siswa
Menyampaikan kompetensi / tujuan pembelajaran
Menyampaikan manfaat pembelajaran dan
memotifasi siswa
Membangkitkan pengetahuan awal siswa
4,0
3,5
4,0
3,5
3,5
Baik
Cukup Baik
Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
TAHAP SATUAN AKTIVITAS SKOR KATEGORI
Inti Member konsep tentang kelipatan dan faktor
bilangan
Mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok
Meminta masing – masing siswa mengerjakan LKS
sesuai dengan ketentun yang ditetapakan
Membimbing dan mengarahkan siswa dalam STAD
Meminta siswa melaporkan hasil kerjanya
3,5
3,5
4,0
4,0
3,5
Cukup Baik
Cukup Baik
Baik
Baik
Cukup Baik
Akhir Mengakhiri / penutup pembelajaran 4,0 Baik
Jumlah 41
Rerata 3,72 Baik
Sumber : diolah dari data penelitian
Berdasarkan tabe diatas Nampak bahwa rerata aktivitas guru terhadap beberapa
aspek yang dinilai selama penerapan srategi STAD dikategorokan cukup baik sampai baik.
24. 24
Adapun rerata aktivitas guru secara keseluruhan dalam proses pembelajaran mencapae skor
3,72. Hal ini dapat dikatakan bahwa aktifitas guru terlaksana degan baik berdasarkan ceritra
keterlaksanaan walaupun ada beberapa aktivitas guru yang masih terlaksana cukup baik.
b. Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa selama kegiatan pembelajaran, maka
dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dilaksanakan pada akhir
siklus I dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk esay.
c. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan.pada
penelitian ini siswa dibagi 6 kelompok,tiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang yang
heterogen yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan ras yang berbeda.
Dari hasil kelompok yang dilakukan siswa pada pertemuan pertama dan kedua dapat
dilihat bahwa secara umum siswa sudah cukup menjawab dengan baik soal – soal yang
disajikan.hal ini Nampak rerata kemampuan kelompok 1 yaitu sebesar 46,15 % ( cukup ).
Kelompok II sebesar 46,15 % ( Baik ).kelompok III sebesar 32,70 % ( kurang ).kelompok
IV sebesar 57,70 % ( cukup ).
Dalam kegiatan STAD setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompok
siswa dibagi dalam kelompok seterogenitas dengan harapan dapat memotifasi siswa untuk
saling membantu antara siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa berkemampuan
rendah dalam menguasai materi pembelajaran. Hal ini akan menyebapkan tumbuhnya rasa
kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.
Keterlaksanaan aktivitas siswa yang berlangsung dengan baik sangat dipengaruhi
oleh aktivitas guru dalam proses pembelajaran.sejalan dengan pendapat mulyasa ( 2005 : 13
– 14 ), menjelaskan bahwa kualitas seseorang guru dapar ditinjau dari dua segi, dari segi
proses dan dari segi hasil.dari segi proses, guru dikatakan berhasil apabila mampu
25. 25
melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif baik fisik, mental, maupun social dalam
proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila
pembelajaran yang dibarikan mampu mengubah prilaku sebagian besar peserta didik kearah
penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Pengamatan aktivitas guru dengan penerapan
strategi STAD baik pada pertemuan pertama maupun pada pertemuan kedua kategori baik
masih terdapat beberapa kekurangan pada pertemuan pertama seperti kurangnya melakukan
penjelasan kerja dan tanggung jawab siswa, penyampaian manfaat pembelajaran dan
motifasi siswa, pembelajran kensep tentang FPB dan KPK ,pembagian peserta didik
kedalam kelompok belajar dan meminta siswa melaporkan hasil kerjanya. Serta kekurangan
pada pertemuan kedua yaitu kurangnya membangkitkan pengetahuan awal siswa. Faktor
tersebat dapat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa.hal ini sejalan dengan pendapat
senjaya ( 2006 : 148 ) bahwa guru dalam pembelajaran berperan sebagai vasilitator yaitu
berperan untuk menfasilitasi siswa untuk belajar secara maksimal dengan mengunakan
berbagai srategi, metode, media dan sumber belajar sehingga memudahkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru selam proses pembelajaran sudah
berkategori cukup baik sampai baik dengan rerata aktifitas guru secara keseluruhan dalam
proses pembelajaran mencapai skor 3,72 sehingga dapat di dikatakan bahwa aktifitas guru
terlaksana dengan baik. Hal ini member gambaran bahwa guru telah berhasil dalam
menerapkan strategi belajar mengunakan strategi STAD secara efektif untuk meningkatkan
aktifitas dan hasil belajar matematika khususnya pada materi menentukan FPB dan KPK.
Berdasarkan lember observasi pada catatan perbaikan dan pertemuan pertama,
terdapat kekurangan pada aktivitas guru dalam mengelolah proses belajar mengajar.
Kekurangan yang ditemui pada pertemuan pertama dilakukan perbaikan pada pertemuan
kedua yaitu: 1) guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi
26. 26
pendapat temanya dan 2) guru hendaknya lebih mengarahkan siswa untuk menjawab
pertanyaan.
Pencapaian keberhasialan indicator,meningkatkan hasil belajar matematika pada
materi pokok menentukan KPK dan FPB, siswa kelas IV SDN 6 maligano melalui
penurapan strategi STAD ini, tedak lepas dari peran guru dalam proses pembelajaran.
Mengigat guru merupakan sal;ah satu komponen yang mempenggaruhi hasil belajar siswa.
Pendapat ini juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh wahyudin dkk ( 2007 : 35-36 )
bahwa keberhasilan dalam proses pembelajaran dititip beratkan pada peserta didik dan guru,
dimana peserta didik haruslah dapat meningkatkan kesiapan dan kesungguhan dalam proses
pembelajaran untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan, dan guru sebagai pendidik
dapat mengantarkan anak didinya pada tujuan yang telah ditetapkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
27. 27
Berdasarkan temuan, hasil – hasil yang telah diuraikan seta pembahasan sebagaimana
yang dikemukakan pada bagian sebelunya, maka dalam penelitian ini disimpulkan sbb :
1. Pembelajaran dengan mengunakan pendekatan kooperatif type STAD dapat
mengembangkan prilaku berkarakter meliputi : teliti, tekun, tanggung jawab, kerjasama,
kesabaran, jujur, terbuka, dan mendegarkan pendapat orang lain di kelas IV SDN 6
maligano
2. Mengembangkan ketrampiulan social meliputi : bertanya, mengembangkan idea tau
pendapat, menjadi pendegar yang baik, berlati berkomunikasi verbal dan tulisan, berfikir
kreatif dan sistematis.
3. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif type STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pokok bahasan menentukan KPK dan
FPB di kelas IV SDN 6 maligano.
B. Saran
Untuk mempertegas kembali bahwa pelaksanaan model pembelajaran dengan
mengunakan pendekatan kooperatif type STAD untuk siswa kelas IV SDN 6 maligano sangat
efektif untuk dilaksanakan sihingga dirasa perlu memberikan saran – saran sebagai berikuat :
1. Guru perlu memahami dan menguasai metode pembelajaran kooperatif type STAD dan
mampu menerapkannya didalam pembelajaran matematika pokok bahasan menentukan
KPK dan FPB.
2. Siswa diharapkan dapat mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah
diatur dan disusun oleh guru berdasarkan model pembelajaran yang digunakan. Kesadaran
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
3. Pihak sekolah agar dapat menfasilitasi guru – guru didalam melaksanakan penelitean
tindakan kelas demi perbaikan kualitas pembelajaran disekolah
28. 28
DAFTAR PUSTAKA
Pengatar pendidikan oleh Dinn Wahyudin Supriadi, Ishak Abduhak. KTSP BSNP Tahun 2008
KTSP, BSNP Tahun 2008
Mulyana AZ,. 2001 Rahasia Matematika . Surabaya : AG Mulia
Tim Bina Karya Guru .2006 .Tarampil Berhitung matematika untuk SD Kelas IV. Erlangga
Wardani,I.G.A.K. 2005. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : PT Bumi Aksara
Pembelajaran Matematika SD, oleh Gatot Setyo dkk
Dumairy ( 1990 ) matematika terapan untuk bisnis dan ekonomi, Yogyakarya, BPFE, UGM.