SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 29
1 
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK 
MEMAHAMI DAN MENGUNAKAN FAKTOR DAN KELIPATAN 
MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TYPE STAD 
DI KELAS IV SDN 6 MALIGANO 
FALTIN / 822109918 
ABSTRAK 
“Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok memahami dan menggunakan faktor 
dan kelipatan melalui penerapan model kooperatif type STAD di kelas IV SDN 6 
Maligano‘’.Hasil penelitian Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,Jurusan Ilmu 
Pendidikan, UT Kendari. Selaku pembimbing 1.Dr. Busnawir, M.si dan 
Pembimbing II. La Harudu, M.Si 
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah hasil belajar siswa SDN 6 Maligano 
pada mata pelajaran matematika dapat di tingkatkan melalui penerapan model kooperatif type 
STAD 
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV 
SDN 6 Maligano melalui penerapan model kooperatif type STAD 
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan kooperatif type STAD dapat meningkatkan 
hasil belajar siswa pada materi pokok menentukan KPK dan FPBmelalui penerapan model 
kooperatif type STAD di kelas IV SDN 6 Maligano. 
Kata kunci : Materi pokok, metode kooperatif, siswa.
2 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Lingkungan sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pandidikan secara 
formal yang bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pengajaran bagi para 
siswa dalam mengembangkan kualifikasi intelektualnya. setiap anak manusia perlu 
pendidikan untuk bertahan hidup,mengembangkan kehidupanya dan mengantisipasi masa 
depan sesuai dengan empat pilar yang direkomendasisikan UNESCO yang dapat digunakan 
sebagai prinsip pembelajaran dalam pendidikan yaitu : learning to know, learning to do, 
learning to be, dan learning to the together. 
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan 
masyarakat yang dianggap sanggat penting. pendidikan adalah usaha yang di rancang untuk 
mencapai tujuan yang telah ditetapakan. Banyak masalah yang dihadapi dalam proses 
pemenuhan akan kebutuhan pendidikan khususnya di Indonesia yaitu masalah kualitas 
pendidikan.untuk mencapai tujuan tersebut guru memiliki peranan yang sanggat besar demi 
tercapai pembelajaran yang baik, guru di tuntu harus mencapai kopentensi yang memadai 
dalam hal pengajaran di sekolah.kurangnya kopetensi guru maka menyebapakan pelaksanaan 
belajar menjadi kurang lancar yang berimplikasi pada siswa,sehingga siswa dapat mengalami 
berbagai kesulitan belajar den hasil belajarnya rendah. 
Dilihat dari sisi ini,terlihat betapa pentingnya kedudukan guru dalan proses 
pembelajaran. hal ini guru sangat berperan dalam menentukan cara yang dianggap efektif 
untuk pembelajaran siswa,baik disekolah maupun diluar jam sekolah.misalnya didalam 
sekolah, guru menjelaskan konsep matematika secara kongnitif melalui alat peraga.sedangkan 
diluar sekolah guru memberikan tugas – tugas yang berkaitan dengan meteri yang diperoleh
3 
siswa dalam kelas, ketidak pedulian guru terhadap pembelajaran siswa akan membawah 
kemerosostan bagi perkembangan siswa 
Kenyataan di tempat penelitian,proses pembelajaran metematika pokok bahan 
menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan faktor prima banyak siswa yang tidak 
serius mengikutinya Karena dalam proses pembelajaran sebaiknya tidak menekankan kepada 
siswa untuk mendegarkan guru saat menerangkan materi di depan kelas. harus mengunakan 
metode – metode seperti media pembilajaran yaitu alat peraga agar siswa dapat memahami 
materi yang diajarkan. 
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan khusus untuk mencapai tujuan yang 
ditetapkan, yaitu dengan perbaikan mutu belajar mengajar antara lain perbaikan – perbaikan 
dalam segi materi pelajaran, metode pengajaran maupun metode evaluasi. Salah satu yang 
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu perbaikan mutu belajar 
mengajar.belajar mengajar disekolah merupakan serangkaian kegiatan yang telah 
terencana.usaha perencanaan pengajar yang baik diupayakan agar pesarta didik memiliki 
kemampuan maksimum dan meningkatkan motifasi,tayangan dan kepuasan sehingga mampu 
memenuhi harapan baik oleh guru pembawah materi maupun peserta didik sebagai penggarap 
ilmu pengetahuan . 
Pemecahan masah merupakan bagian dari model pembelajaran yang sangat penting. 
karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaianyan, siswa dimungkinkan 
memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang sudah dimiliki 
untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Namun demikian, 
kenyataan dilapangan menunjukan bahwa kegiatan pemecahan masalah dalam proses 
pembelajaran matematika pokok bahasan KPK dan FPB menggunakan faktor prima belum 
dijadikan sebagai kegiatan utama bahkan masih banyak yang berangapan bahwa pemecahan 
masalah matematika merupakan pembelajaran yang paling sulit baik dari siswa dalam
4 
mempelajarinya maupun dari guru yang mengajarkanyan. Umumnya masalah matematika di 
SD berbentuk soal cerita dan terkait dengan keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan 
sehari – hari. Soal cerita dalam bentuk matematika biasanya masih dirasakan sukar untuk 
diselesaikan oleh siswa karena harus melalui beberapa tahapan penyelesain. 
Di SDN 6 MALIGANO khususnya pada kelas IV terungkap melalui penelitian 
melalaui wawancara dan observasi kepada guru dan siswa kelas IV SDN 6 MALIGANO 
terungkap siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal – soal 
matematika.kesulitan terlihat dari kesalahan menentukan KPK dan FPB dalam soal – soal 
yang diberikan.kesuliran itu terlihat dalam (1) menentukan hal yang diketahui dalam 
soal,ketidak lengkapan siswa dalam menentukan hal yang diketahui dalam soal dikarenakan 
siswa tidak mengetahui makna dan manfaat menuliskan yang diketahui dalam soal,ada 
angapan guru tidak memberikan penjelasan lengkap tentang itu, (2) menentukan faktor 
persekutuan terbesar dan faktor kelipatan terkecil,kesalahan siswa dalam membuat model 
matematikan karena siswa tidak mengetahui model pembelajaran matematika (3) melakukan 
perhitungan, kesalahan dalam menyelesaikan perhitungan disebapkan karena siswa kurang 
mengerti tentang konsep operasi penjumlahan dan mencari faktor persekutuan terbesar dan 
faktor kelipatan terkecil dalam bentuk pohon faktor dan dalam bentuk tabel, (4) siswa tidak 
dapat mengembalikan jawaban model kejawaban soal semula, karena siswa tidak mengetahui 
bahwa akhir penyelesaian soal adalah menjawab sesuai degan jawaban soal.diantara keempat 
kesulitan yang paling menonjol adalah melakukan perhitungan. 
Memperhatikan cara mengajar yang digunakann guru dalam mengerjakan metemati 
pada siswa SDN 6 MALIGANO maka perlu dicarikan solusi pemecahannya.adapun solusi 
pemecahan yang digunakan untuk membantu siswa kelas IV SDN 6 MALIGANO dalam 
meningkatkan kemampuan mnyelesaikan soal matematika adalah melalui pendekatan 
kooperatif type STAD yaitu dengan perbaikan mutu belajar mengajar antara lain:
5 
menyampaikan tujuan dan motifasi peserta didik, menyajikan informasi, menggorganisasikan 
peserta didik kedalam kelompok – kelompok kecil, membimbing kelompok bekerja dan 
belajar, evaluasi dan memberikan penghargaan 
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa jenis salah satunya yang dianggap dapat 
memotivasi siswa mengikuti proses belajar mengajar yang berdasar pola piker siswa yang 
diiringi permainan adalah pembelajaran kooperatif type STAD,dengan menerapkan model 
pembelajaran kerja kelompok, penugasan, Tanya jawab, eksplorasi dan diskusi kelas.model 
pembelajaran kooperatef sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran matematika sebagai 
upanya meningkatkan hasil belajar siswa.sebab,melalui model pembelajaran siswa terlihat 
secara aktif mempelajari mareri karena akan tercipta kesempatan bagi siswa untuk 
menemukan gagasanya, saling tukar pendapat dan saling membantu jika ada teman yang 
kesulitan dalam belajar kelompok. 
Hal diatas sejalan dengan pendapat beberapah ahli yang menyatakan model 
pembelajara kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami konsep – konsep yang 
sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan bahwa ini telah menunjukan bahwa 
model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada proses 
akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Selain itu 
pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok 
bawah maupun pada siswa kelompok atas yang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas – 
tugas akademik.siswa kelompok atas menjadi tutor bagi kelompok bawah. 
Berdasarkan penilaian diatas maka penulis termotifasi untuk melakukan tindakan kelas 
dengan judul “meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 6 MALIGANO pada 
materi pokok menentuka KPK dan FPB melalui penerapan model kooperatif type STAD’’.
6 
B. Identifikasi dan Analisis Masalah 
Mengacu pada latar belakang masaalah di atas,dapat diidetifikasi masalah yang 
menyebapkan rendahnya partisipasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, 
sebagai berikut : 
1. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang konfesional 
2. Guru menjelaskan materi dengan metode cerama yang membosankan 
3. Guru tidak sistematis dalam penerapan langkan – langkah penyelesaian soal matematika 
pada pokok bahasan menentukan KPK dan FPB. 
4. Siswa tidak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran kelompok 
5. Rendahnya motifasi dan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal - soal. 
Dalam penelitian ini masalah yang dikaji dibatasi sebagai berikut; 
1. Kemampuan siswa belajar secara aktif dalam belajar kelompok 
2. Kemampuan siswa untuk mempertanggung jawabkan 
3. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan 
C. Rumusan Masalah. 
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitin ini 
adalah : 
“apakah hasil belajar siswa SDN 6 MALIGANO pada mata pelajaran matematika dapat di 
tingkatkan melaluin penerapan model kooperatif type STAD’’. 
D. Tujuan dan Manfaat Perbaikan. 
1. Tujuan Penelitian. 
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok 
bahasan menentukan KPK dan FPB melalui penndekatan kooperatif type STAD pada 
siswa kelas IV SDN 6 maligano.
7 
2. Manfaat Penelitian 
Manfaat yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah : 
1. Manfaat bagi siswa 
Melalui pembelajaran kooperatif type STAD,ini meliputi : 
 Mengembangkan prilaku berkarakter meliputi: teliti, tekun, tanggung jawab, 
kerjasama, kesabaran, jujur, terbuka, dan mendegarkan pendapat orang lain. 
 Mengembangkan ketrampilan sosial meliputi: bertanya mengembangkan ide atau 
pendapat, menjadi pendegar yang baik, berlatih berkomunikasi verbal dan tulisan, 
berpikir kreatif dan sistematis. 
2. Manfaat bagi guru. 
Membantu guru memperbaiki proses pembelajaran dan memberikan pengalaman 
dalam melaksanakan tindakan kelas 
3. Manfaat bagi sekolah 
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikut yang berminat pada 
mata pelajaran matematika.
8 
KAJIAN PUSTAKA 
A. Kajian Teori 
1. Proses Belajar Mengajar. 
Belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguasai pengetahuan, kebiasaan, 
kemampuan, ketrampilan dan sikap melalui hubungan timbal balik antara proses belajar dan 
lingkunganya.selanjutnya soejanto ( 1997 : 21 ) menyatakan bahwa belajar adalah segenap 
rangkainya aktifitas yang dilakukan secara sadaroleh seseorang dan mengakibatkan 
perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan yang menyangkut banyak aspek 
baik karena kematangan maupun karena latihan. Perubahan ini memang dapat diamati dan 
berlaku dalam relaktif lama.perubahan yang relative lama tersebut disertai degan berbagai 
usaha, sehingga Hudoyo ( 1990 ; 13 )mengatakan bahwa belajar itu merupakan suatu usaha 
yang berupa kegiatan hingga terjadinya perubahan tingka laku yang relatif lama atau tetap. 
Rohani dan ahmadi ( 1995 : 4 ) mengemukakan bahwa kunci pokok pembelejaran 
itu ada pada seorang guru.akan tetapi, hal itu berartia dalam proses pembelajaran atau 
kegiatan belajar mengajar hanya guru yang aktif tetapi peserta didik pasif. Pembelajaran 
menuntut keaktifan kedua belah pihak. Bahkan dalam pembelajaran seperti yang dikatakan 
sapani, dkk ( 1997 : 56 ), siswa di tuntut lebih banyak berperan sehingga dengan peran 
itulah seorang guru dapat menyusun rencana pembelajaran yang berorentasi kepada 
kegiatan siswa. 
Belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap 
informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus 
dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Salah satu cara belajar 
mengajar yang menekankan berbagai kegiatan dan tindakan adalah menggunakan 
pendekatan tertentu dalam belajar mengajar yang pada hakikatnya merupakan suatu upaya
9 
dalam mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru 
( Arifin, 1989 : 1 ). 
Dalam urainya tersebut di atas pada umumnya belaajaar dan mengajar adalah dua 
peristiwa yang berbeda tetapi antara keduanya terdapat kaitan yang saling mempengaruhi 
dan menunjang satu sama lain dalam keberhasilan proses belajar menggajar 
Proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari 
perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang 
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran 
( Subroto, 2002 : 19 ) 
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar 
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian interaksi antara guru dan siswa 
yang dapat diwujukan dalam berbagai model dan metode pembelajaran yang melibatkan 
berbagai proses penyampainan informasi dan pengetahuan, perkembangan pribadi, interaksi 
sosial dan perubahan tingka laku serta di dukung oleh perencanaan , pelaksanaan kegiatan 
yang sistematis serta evaluasi sehingga tujuan pembelajaran diharapkan dapat tercapai. 
2. Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah 
Pemecahan masalah didefinisikan sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu 
kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak begitu saja dengan segera dapat dicapai. Lebih 
lanjut polya mengemukakan bahwa dalam matematika terdapat dua macam masalah, yaitu : 
(1) masalah untuk menemukan ( problem to find ), dan (2) masalah untuk membuktikaan 
( problem to prove ). 
Manusia memiliki derajat potensi, serta harapan masa depan yang berbeda - 
beda.karena perbedaan itu,manusia dapat saling asah, asih, dan asuh.sehingga tercipta 
masarakar belajar ( lerning komuniti ).siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari 
sesama siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
10 
pembelajaran yang secara sadar dan senggaja menggembangkan interaksi yang saling asah, 
asih, dan asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat 
menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masarakat. 
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan 
faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah 
peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuanya berbeda. Dalam 
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling 
bekerja sama dan saling membantu untuk saling memahami materi pelajaaran. Dalam 
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam 
kelompok belum mengguasai bahan pembelajaran. 
Model Pembelajaran koperatif di kembangkan untuk mencapai tiga tujuan 
pembelajaran penting yang dirangkum oleh ibrahim ( 2000 ) yaitu : 
A. Hasil belajar akademik. Dalam belajar kooperatif meskipum mencangkup beragam 
tujuan sosial, juga memperbaiki pestasi siswa atau tugas – tugas akademik penting 
lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa 
memahami konsep – konsep sulit. Para pengembangan model ini telah menunjukan 
bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat mingkatkan belajar siswa 
pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. 
Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok 
bawah maupunsiswa kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas – tugas 
akademik. 
B. Penerimaan terhadap perbedaan individu. Tujuan lain dari pembelajaran kooperatifv 
adalah penerimaan secara luas dari orang – orang yang berbeda berdasarkan ras, 
budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidak mampuannya. Pembelajaran kooperatif 
memberi peluang kepada siswa dari berbagi latar belakang dan kondisi untuk bekerja
11 
dengan saling bergantung pada tugas – tugas akademik dan melalui sruktur 
penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. 
C. Pengembangan ktrampilan sosial. Tujuan paling ketiga dari pembelajaran kooperatif 
adalah mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerja sama dan 
kolaborasi.ketrampilan sosial penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak 
muda masih kurang dalam ketrampilan sosoal. 
Model Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang 
menggutamakan adanya kelompok – kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok 
mempunyai kemampuan yang berbeda – beda ( tinggi, sedang, dan rendah ). Jika 
memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, dan suku yang berbeda. Model 
pembelajaran yang kooperatif menggutamakan kerja sama dalam menyelesaikan 
permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka mencapai 
tujuan pembelajran. 
3. Model Pembelajaran Kooperatif type STAD. 
STAD di kembangkan oleh robert slavin dkk, dari universitas john hopkins.metode 
ini merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Metose STAD juga 
menggacu kepada belajar kelompok peserta didik yang di bagi secara seterogen, menyajikan 
informasi akademik baru kepada peserta didik.langkah – langkah STAD adalah sbb: 
a. Membentuk kelompok yang angotanya terdiri atas 4 atau 5 orang secara heterogen 
( prestasi,jenis kelamin, suku dll ) 
b. Guru menyajikan pelajaran 
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk di kerjakan oleh anggota –anggota 
kelompok
12 
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. 
e. Memberi evaluasi 
f. Kesimpulan. 
FASE TINGKA LAKU GURU 
Fase – 1 
Memotifasi siswa dalam menyampaikan tujuan 
Guru menyampaikan semua tujuan 
pembelajaran yang inggin dicapai pada 
pelajaran tersebut 
Fase – 2 
Menyampaikan informasi atau materi pembelajaran 
Guru menyajikan informasi dan memberikan 
materi pelajaran kepada siswa 
Fase – 3 
Mengelompokan siswa secara heterogen 
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana 
caranya membentuk kelompok agar 
melakukan transisi secara efisien dalam 
belajar 
Fase – 4 
Membimbing kelompok belajar dan belajar secara 
tournament 
Guru memotivasi serta membimbing 
kelompok – kelompok belajar pada saat 
mengerjakan tugas bersama 
Fase – 5 
Evaluasi 
Guru mengevaluasi hasil belajar siswa, 
menentukan skor individual dan skor rata – 
rata kelompok 
Fase – 6 
Memberikan penghargaan 
Guru memberi penghargaan hasil belajar 
individual dan kelompok 
4. Proses Belajar Mengajar Matematiaka 
Proses belajar mengajar perlu direncanakan agar dalam pelaksanaan pembelajaraan 
berlangsung dangan baik dan dapat mencapai hasil yang diharapkan setip prencanaan 
berkenan dengan pemikiran tentang apa yang akan dilakukan.perencanaan belajar mengajar 
memperkirakan mengenai tindakan apa yang dilakukan pada waktu melaksanakan 
pembelajaran.Majid ( 2005 : 95 ) mengemukakan agar guru dapat membuat persiapa
13 
mengajar yang efektif dan berhasil, guna dituntut untuk memahami berbagai aspek yang 
berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar serta pengukur efektifitas mengajar. 
Untuk memahami proses belajar matematika terlebih dahulu diuraikan mengenai 
proses mengajar secara umum .pengertian proses mengajar merupakan suatu sistem yang 
terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan. Proses 
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung suatu rangkaian perbuatan guru 
dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam 
mencapai tujuan tertentu. 
Menurut Usman ( 1995 : 4 ) dalam prosos belajar terdapat adanya kesatuan yang 
tidak dapat dipisahkan antara guru yang mengajar dan siswa yang belajar,antara dua kegiatan 
ini terdapat interaksi yang sangat menunjang. Selanjutnya, Nasution ( 1994 : 43 ) mengajar 
adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa 
sehinga terjadi interaksi antara murit dengan lingkungan termaksut guru. Alat pelajaran dan 
sebagainya yang disebut proses belajar hingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah 
dilakukan. 
1. Pembenahan proses belajar mengajar harus diarahkan bagaimana siswa dapat belajar 
efektif dan 
Seoktimal mungkin dalam rangka mewujutkan perubahan tingka laku sesuai 
dengan tujuan pendidikan nasional. Efektifitas preses belajar yang optimal pada diri 
siswa ( Hamalik : 1993 )dalam rangka menciptakan efektifitas belajar bagi siswa, guru 
diharapkan meminimalkan metode cerama karena metode tersebut mengurangi 
terbentuknya kemampuan dan kebiasaan berpikir kritis dan kreatif bagi siswa. 
Terciptanya kegiatan belajar yang evektif bagi siswa merupakan syarat mutlak 
diperolehnya hasil belajar yang optimal.
14 
5. Konsep Mengenal Kelipatan dan Faktor Kelipatan 
Pengertian kelipatan dan Faktor bilangan 
a. Kelipatan suatu bilangan 
Contoh: 
Bilangan kelipan 3 yaitu 3, 6, 9, 12, 15,…….. 
Bilangan tersebut merupakan bilangan kelipatan 3.bilangan di peroleh dari : 
1 x 3 = 3 4 x 3 = 12 
2 x 3 = 6 5 x 3 = 15 
3 x 3 =9 6 x 3 = 18 
b. Faktor suatu bilangan 
Dalam pembelajaran faktor, kita dapat membedakan antara : 
1) Faktor 
2) Faktor persekutuan 
3) Faktorpersekutuan terbesar 
Faktor adalah semua bilang asli yang merupakan pembagi atau hasil bagi bilangan 
tersebut sehingga sisinya nol. 
Missal : 
Faktor dari 36 
1 2 3 4 6 
36 
18 
1 
2 
9 6 
Maka faktor dari 36 : 
{ 1,2,3,4,6,12,18,36 } 
faktor persekutuan biasa disebut dengan faktor persekutuan yaitu suatu faktor yang 
didapatakn dari faktor – faktor dua bilangan yang diketahui. 
Missal : 
Carilah faktor persekutuan dari 36 dan 48, maka langkahnya sebagai berikut :
15 
a. Faktor dari 36. 
Faktor 36 = {1,2,3,4,6,9,12,18,36 } 
b. Faktor dari 48. 
Faktor 48 = { 1,2,3,4,6,8,12,16,24,48 } 
c. Faktor yang sama dari kedua faktor tersebut : 
36 = 1 , 2 , 3 , 4 , 6 , 9 , 12 , 18 , 36 
48 = 1 , 2 , 3 , 4 , 6 , 8 , 12 , 16 , 24 , 48 
Jadi, faktor persekutuan dari 36 dan 48 = { 1,2,3,4,6 dan 12 } 
6. Menentukan kelipatan dan persekutuan terkecil ( KPK ) dan fakror persekutuan terbesar 
( FPB ) 
Materi Pembelajaran : faktor prima dan pennggunaanya. 
Menentukan faktor prima 
Contoh: 
Faktor dari 12 adalah 1,2,3,4,6 dan 12 
Diantara faktor-faktor tersebut yang merupakan bilangan prima adalah 2 dan 3. Jadi, faktor 
prima dari 12 adalah 2 dan 3. 
Menentukan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB. 
Contoh : 
Tentukan KPK dan FPB dari 36 dan 90 
Jawab: 
Pembagi 36 90 
2 18 45 
3 6 15 
3 2 5 
2 1 5 
5 1 1 
FPB dari 36 dan 90 adalah: 2x3x3=18
16 
KPK dari 36 dan 90 adalah: 2x3x3x2x5=180 
Mencari FPB adalah mengalihkan bilangan yang dapat mambagi dua bilangan, sedangkan 
mencari KPK adalah mengalikan semua bilangan pembagi. 
B. Kerangka pikiran 
Pengunaan model pembelajran yang dapat meningkatkan minat belajar sangat penting 
sebagai upaya untuk meningkatkan pestasi belajar matematika siswa. Model pembelajaran 
kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang secara prosedural dirancang untuk dapat 
membangkitkan minat belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama 
antara kelompok – kelompok kecil dalam mempelajari materi pelajaran melalui diskusi 
memungkinkan siswa memungkinkan siswa mempunyai kesempatan yang besar untuk aktif dalam 
kegiatan pembelajaran. 
Dengan dasar inilah sehingga penulis menjadikan sebagai landasan berpikir bahwa dengan 
model pembelajaran kooperatif type STAD dapat membantu siswa memahami materi mengenal 
faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah sehinga dapat meningkatkan hasil belajar
17 
Adpun gambaran dari kerangka berpikir model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 
sebagai berikut : 
Aspek siswa 
Aspek sasvxgvbvfff 
Pokok bahan Memahami dan 
menggunakan faktor dan 
kelipatan dalam pemecahan 
masalah 
Model Pembelajaran Kooperatif Tepy STAD 
Siswa dilibatkan dalam pembelajaran aktif 
Siswa termotifasi dalam belajar 
Berpusat pada siswa sambil mengembangkan 
perilaku berkarater dan ketrampilan sosial 
Aspek guru 
Guru melibatkan siswa dalam 
pembelajaran 
Guru memotifasi siswa 
Guru memberikan penghargaan 
Hasil belajar dapat meningkat 
Gambar 2.1 Kerangka pikiran pikir penelitian model pembelajaran kooperatif tipe STAD 
D. Hipotesis Tindakan. 
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis tindakan yaitu :” hasil belajar 
matematika siswa kelas IV SDN 6 Maligano pada materi pokok memahami dan mengunakan 
faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah ditingkatkan melalui model pembelajaran 
kooperatif tepy STAD ”.
18 
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN 
A. Jenis Penelitian 
Penelitian ini merupakan Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) yang 
menggunakan penerapan model kooperatif tipy STAD. 
B. Seting Penelitian 
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 6 Maligano kec. Maligano yang dilakukan 
pada semester genap tahun ajaran 2012 / 2013 dengan jumlah siswa 27 siswa terdiri dari 19 
orang wanita dan 8 orang laki – laki 
C. Subjek penelitian 
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Maligano semester genap tahun 
ajaran 2012 / 2013. 
D. Faktor yang Diteliti. 
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah : 
1. Faktor siswa, yaitu dengan melihat pembelajaran yang dilaksanakan ketika model 
pembelajaran kooperatif tipy STAD ini diterapkan dan pembahasan siswa terhadap mareti 
pendidikan matematika siswa kelas IV SDN 6 Maligano dapat ditingkatkan melalui model 
kooperatif tipy STAD. 
2. Faktor guru, yaitu dengan melihat bagaimana materi pelajaran yang dipersiapakan dengan 
menerapkan model kooperatif tipy SATD yang akan dilaksanakan guru pada pembelajaran 
dikelas. 
E. Rencana Tindakan
19 
Gambar 3.1 alur penelitian diadaptasi dari Tim Proyek PGSM ( 1999 : 27 ) 
1. Diagnosis masalah : yaitu mengidentifikasi masalah sebelum tindakan penelitian dilakukan 
sehingga menghasilkan gagasan untuk melakukan perbaikan – perbaikan prakter guru 
mengajar dikelas. 
2. Pemecahan kegiatan : kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : 
a. Membuat scenario pembelajaran ( RPP ) 
b. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar dikelas 
ketika menguhakan model kooperatif type STAD 
c. Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah hasil belajar siswa mengigat setiap 
siklusnya 
3. Pelaksanaan tindakan : kegiatan dalam tahap ini adalah melaksanakan scenario 
pembelajaran yaitu sebagai berikut : 
a. Kegiatan awal 
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran 
2. Guru mengadakan apersepsi dan motivasi siswa 
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 
b. Kegiatan inti 
1. Guru membuka kegiatan pembelajaran 
2. Mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok 
3. Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok untun menyelesaikan tugas 
4. Siswa mempersentasekan hasil kerja kelompok 
5. Guru memberi kuis sehubungan dengan hasil kerja mereka ( evaluasi ) 
6. Guru memberi penghargaan 
c. Penutup
20 
1. Mereviu dan memberi penegasan kembali hal – hal penting yang telah dipelajari 
2. Melaksanakan evaluasi akhir 
3. Memberi nilai 
4. Memberikan PR 
F. Data dan Tehnik Pengumpulan Data 
1. Data 
a. Jenis data : data kuantitatif yang diperoleh dari tes belajar dan data kulitatif diperoleh 
dari lembar observasi 
b. Sumber data dari penilai ini adalah siswa dan guru 
2. Tehnik pengumpulan data 
a. Data tentang aktifitas siswa dan guru diambil dengan menggunakan lembar observasi 
b. Data tentang hasil belajar siswa diambil dengan mengunakan tes hasil belajar 
G. Analisis Data 
Menghitung tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa 
a. Penilaian proses ( kelompok ) 
b. Penilaian efektif 
c. Penilaian diri 
d. Ketrampilan social 
e. Penilaian psikhomotor 
H. Indikator Kinerja 
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah indicator tentang peningkatan hasil 
belalajar matematika dimana pembelajaran dikatakan meningkat apabila minimal 85 persen 
siswa telah memperoleh nilai 75 sesui dengan KKM pada SDN 6 Maligano. 
BAB IV 
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
21 
A. Deskripsi Hasil Persiklus 
Hasil yang diperoleh pada siklus 1 berupa data tentang aktifitas/partisipasi siswa dan 
hasil belajar. Berikut ini merupakan rangkuman hasil pengamat terhadap aktifitas siswa selama 
berlangsungnya proses pembelajaran matematika pada siklus 1 dan 3 jenis aktifitas yang 
diamati dan dinyatakan seberapa banyak siswa yang aktif dalam bentuk persentase 
Tabel 4.1.rekapitulasi Rerata skor Penilaian STAD siswa menurut kelompok pada siklus 1 
NO. KELOMPOK PERTEMUAN 1 PERTEMUAN II JUMLAH % RERATA % KATEGORI 
1 I 35,60 57,70 92,30 46,15 Cukup 
2 II 50,00 42,30 92,30 46,15 Cukup 
3 III 22,10 42,30 65,40 32,70 Kurang 
4 IV 34,60 46,20 80,80 40,40 Cukup 
5 26,90 42,30 69,20 34,60 Kurang 
6 57,70 57,70 115,40 57,70 Cukup 
Jumlah 226,90 288,50 515,40 257,70 
Rerata 37,82 48,08 85,90 42,95 Cukup 
Kategori Kurang Cukup Cukup 
Sumber diolah dari data penelitian 
Berdasarkan tabel diatas Nampak rerata kemampuan kelompok siswa selama proses 
pembelajaran adalah STAD dimana kelompok 1 yaitu sebesar 46,15 % ( cukup ),kelompok II 
sebesar46,15 % ( baik ), kelompok III sebesar 32,70 % ( kurang ),kelompok IV sebesar 
40,40 % ( cukup ), kelompok V sebesar 34,60 % ( kurang ) dan kelompok VI sebesar 57,70 % 
( cukup ). 
1. Gambaran Aktifitas Siswa dan Guru Selama KBM Berlangsung 
Pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran yang 
dilaksanakan oleh guru mata pelajaran matematika SDN 6 MALIGANO baik itu pertemuan
22 
pertama maupun pada pertemuan ke dua. Pertemuan pertama di lakukan pada tanggal 2 Mei 
2013 dengan menerapakan strategi STAD pada kelas IV untuk pokok bahasan mengenal 
kelipatan dan faktor bilangan,pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 7 Mei 2013 dengan 
tetap menerapkan strategi STAD dengan cakupan materi menentukan KPK dan FPB dengan 
menggunakan pohon faktor dan tabel. Pada awal pembelajaran guru memotifasi dangan 
membngkitkan pengetahuan awal siswa tentang topic yang akan dipelajari dengan cara 
member pertanyaan kepada siswa. 
Guru selanjutnya mengorganisasi siswa menjadi kelompok – kelompok yang 
beraggotakan 5 sampai 6 orang. Guru mengorganisasi siswa dengan komposisi kelompok 
heterogen baik dari latar belakang, jenis kelamin, maupun kemampuan yang berbeda,guru 
kemudian membagikan LKS kepada setiap kelompok yang akan dikerjakan bersama – sama 
dengan anggota kelompoknya, apabila ada anggota dari kelompok yang tidak mengerti 
dengan tugas yang diberikan,maka anggota kelompok lain bertanggung jawab untuk 
menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan kepada guru. 
Guru lalu menggarahkan atau membimbing masing – masing kelompok.selanjutnya 
soal dikerjakan dengan cara mandiri sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. 
Setelah waktu untuk mengerjakan soal telah selesai, maka setiap kelompok akan 
membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang. Setelah itu pembaca 
soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan pada kelompok yang 
menjawab benar sampai kegiatan pembelajaran selesai. 
a. Pengamatan Aktivitas mengajar guru selama KBM Berlangsung
23 
Tingkat aktivitas guru dalam membing dan melaksanakan pembelajaran menurut 
kelompok dan aspek yang dinilai pada pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihap pada 
tabel berikut. 
Tabel 4.2 Rekapitulasi Rerata Skor Penilitian Aktivitas Guru Pada Siklus I 
TAHAP SATUAN AKTIVITAS SKOR KATEGORI 
Awal Membuka Pelajaran 
Menjelaskan kerja dan tanggung jawab siswa 
Menyampaikan kompetensi / tujuan pembelajaran 
Menyampaikan manfaat pembelajaran dan 
memotifasi siswa 
Membangkitkan pengetahuan awal siswa 
4,0 
3,5 
4,0 
3,5 
3,5 
Baik 
Cukup Baik 
Baik 
Cukup Baik 
Cukup Baik 
TAHAP SATUAN AKTIVITAS SKOR KATEGORI 
Inti Member konsep tentang kelipatan dan faktor 
bilangan 
Mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok 
Meminta masing – masing siswa mengerjakan LKS 
sesuai dengan ketentun yang ditetapakan 
Membimbing dan mengarahkan siswa dalam STAD 
Meminta siswa melaporkan hasil kerjanya 
3,5 
3,5 
4,0 
4,0 
3,5 
Cukup Baik 
Cukup Baik 
Baik 
Baik 
Cukup Baik 
Akhir Mengakhiri / penutup pembelajaran 4,0 Baik 
Jumlah 41 
Rerata 3,72 Baik 
Sumber : diolah dari data penelitian 
Berdasarkan tabe diatas Nampak bahwa rerata aktivitas guru terhadap beberapa 
aspek yang dinilai selama penerapan srategi STAD dikategorokan cukup baik sampai baik.
24 
Adapun rerata aktivitas guru secara keseluruhan dalam proses pembelajaran mencapae skor 
3,72. Hal ini dapat dikatakan bahwa aktifitas guru terlaksana degan baik berdasarkan ceritra 
keterlaksanaan walaupun ada beberapa aktivitas guru yang masih terlaksana cukup baik. 
b. Hasil Belajar Siswa 
Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa selama kegiatan pembelajaran, maka 
dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dilaksanakan pada akhir 
siklus I dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk esay. 
c. Pembahasan 
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan.pada 
penelitian ini siswa dibagi 6 kelompok,tiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang yang 
heterogen yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan ras yang berbeda. 
Dari hasil kelompok yang dilakukan siswa pada pertemuan pertama dan kedua dapat 
dilihat bahwa secara umum siswa sudah cukup menjawab dengan baik soal – soal yang 
disajikan.hal ini Nampak rerata kemampuan kelompok 1 yaitu sebesar 46,15 % ( cukup ). 
Kelompok II sebesar 46,15 % ( Baik ).kelompok III sebesar 32,70 % ( kurang ).kelompok 
IV sebesar 57,70 % ( cukup ). 
Dalam kegiatan STAD setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompok 
siswa dibagi dalam kelompok seterogenitas dengan harapan dapat memotifasi siswa untuk 
saling membantu antara siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa berkemampuan 
rendah dalam menguasai materi pembelajaran. Hal ini akan menyebapkan tumbuhnya rasa 
kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan. 
Keterlaksanaan aktivitas siswa yang berlangsung dengan baik sangat dipengaruhi 
oleh aktivitas guru dalam proses pembelajaran.sejalan dengan pendapat mulyasa ( 2005 : 13 
– 14 ), menjelaskan bahwa kualitas seseorang guru dapar ditinjau dari dua segi, dari segi 
proses dan dari segi hasil.dari segi proses, guru dikatakan berhasil apabila mampu
25 
melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif baik fisik, mental, maupun social dalam 
proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila 
pembelajaran yang dibarikan mampu mengubah prilaku sebagian besar peserta didik kearah 
penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Pengamatan aktivitas guru dengan penerapan 
strategi STAD baik pada pertemuan pertama maupun pada pertemuan kedua kategori baik 
masih terdapat beberapa kekurangan pada pertemuan pertama seperti kurangnya melakukan 
penjelasan kerja dan tanggung jawab siswa, penyampaian manfaat pembelajaran dan 
motifasi siswa, pembelajran kensep tentang FPB dan KPK ,pembagian peserta didik 
kedalam kelompok belajar dan meminta siswa melaporkan hasil kerjanya. Serta kekurangan 
pada pertemuan kedua yaitu kurangnya membangkitkan pengetahuan awal siswa. Faktor 
tersebat dapat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa.hal ini sejalan dengan pendapat 
senjaya ( 2006 : 148 ) bahwa guru dalam pembelajaran berperan sebagai vasilitator yaitu 
berperan untuk menfasilitasi siswa untuk belajar secara maksimal dengan mengunakan 
berbagai srategi, metode, media dan sumber belajar sehingga memudahkan siswa dalam 
kegiatan pembelajaran. 
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru selam proses pembelajaran sudah 
berkategori cukup baik sampai baik dengan rerata aktifitas guru secara keseluruhan dalam 
proses pembelajaran mencapai skor 3,72 sehingga dapat di dikatakan bahwa aktifitas guru 
terlaksana dengan baik. Hal ini member gambaran bahwa guru telah berhasil dalam 
menerapkan strategi belajar mengunakan strategi STAD secara efektif untuk meningkatkan 
aktifitas dan hasil belajar matematika khususnya pada materi menentukan FPB dan KPK. 
Berdasarkan lember observasi pada catatan perbaikan dan pertemuan pertama, 
terdapat kekurangan pada aktivitas guru dalam mengelolah proses belajar mengajar. 
Kekurangan yang ditemui pada pertemuan pertama dilakukan perbaikan pada pertemuan 
kedua yaitu: 1) guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi
26 
pendapat temanya dan 2) guru hendaknya lebih mengarahkan siswa untuk menjawab 
pertanyaan. 
Pencapaian keberhasialan indicator,meningkatkan hasil belajar matematika pada 
materi pokok menentukan KPK dan FPB, siswa kelas IV SDN 6 maligano melalui 
penurapan strategi STAD ini, tedak lepas dari peran guru dalam proses pembelajaran. 
Mengigat guru merupakan sal;ah satu komponen yang mempenggaruhi hasil belajar siswa. 
Pendapat ini juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh wahyudin dkk ( 2007 : 35-36 ) 
bahwa keberhasilan dalam proses pembelajaran dititip beratkan pada peserta didik dan guru, 
dimana peserta didik haruslah dapat meningkatkan kesiapan dan kesungguhan dalam proses 
pembelajaran untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan, dan guru sebagai pendidik 
dapat mengantarkan anak didinya pada tujuan yang telah ditetapkan. 
PENUTUP 
A. Kesimpulan
27 
Berdasarkan temuan, hasil – hasil yang telah diuraikan seta pembahasan sebagaimana 
yang dikemukakan pada bagian sebelunya, maka dalam penelitian ini disimpulkan sbb : 
1. Pembelajaran dengan mengunakan pendekatan kooperatif type STAD dapat 
mengembangkan prilaku berkarakter meliputi : teliti, tekun, tanggung jawab, kerjasama, 
kesabaran, jujur, terbuka, dan mendegarkan pendapat orang lain di kelas IV SDN 6 
maligano 
2. Mengembangkan ketrampiulan social meliputi : bertanya, mengembangkan idea tau 
pendapat, menjadi pendegar yang baik, berlati berkomunikasi verbal dan tulisan, berfikir 
kreatif dan sistematis. 
3. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif type STAD dapat meningkatkan 
hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pokok bahasan menentukan KPK dan 
FPB di kelas IV SDN 6 maligano. 
B. Saran 
Untuk mempertegas kembali bahwa pelaksanaan model pembelajaran dengan 
mengunakan pendekatan kooperatif type STAD untuk siswa kelas IV SDN 6 maligano sangat 
efektif untuk dilaksanakan sihingga dirasa perlu memberikan saran – saran sebagai berikuat : 
1. Guru perlu memahami dan menguasai metode pembelajaran kooperatif type STAD dan 
mampu menerapkannya didalam pembelajaran matematika pokok bahasan menentukan 
KPK dan FPB. 
2. Siswa diharapkan dapat mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah 
diatur dan disusun oleh guru berdasarkan model pembelajaran yang digunakan. Kesadaran 
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran 
3. Pihak sekolah agar dapat menfasilitasi guru – guru didalam melaksanakan penelitean 
tindakan kelas demi perbaikan kualitas pembelajaran disekolah
28 
DAFTAR PUSTAKA 
Pengatar pendidikan oleh Dinn Wahyudin Supriadi, Ishak Abduhak. KTSP BSNP Tahun 2008 
KTSP, BSNP Tahun 2008 
Mulyana AZ,. 2001 Rahasia Matematika . Surabaya : AG Mulia 
Tim Bina Karya Guru .2006 .Tarampil Berhitung matematika untuk SD Kelas IV. Erlangga 
Wardani,I.G.A.K. 2005. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : PT Bumi Aksara 
Pembelajaran Matematika SD, oleh Gatot Setyo dkk 
Dumairy ( 1990 ) matematika terapan untuk bisnis dan ekonomi, Yogyakarya, BPFE, UGM.
29

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiahContoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiahSuaidin -Dompu
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptkMier Ajah
 
Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)nu rokhman
 
Skripsi onwardono rit riyanto (pengembangan tes matematika online dengan lms ...
Skripsi onwardono rit riyanto (pengembangan tes matematika online dengan lms ...Skripsi onwardono rit riyanto (pengembangan tes matematika online dengan lms ...
Skripsi onwardono rit riyanto (pengembangan tes matematika online dengan lms ...Onwardono Rit Riyanto
 
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...Noer RindHu DicHayank
 
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Syaiful Anwar Chusein
 
Ptk matematika
Ptk matematikaPtk matematika
Ptk matematikaata bik
 
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonProposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonEko Supriyadi
 
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Alfan Fazan Jr.
 
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Pipit Wijaya
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposalishakaxly
 
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar Mengajar
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar MengajarAnalisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar Mengajar
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar MengajarGinanjar Nur Prasetyo
 

Mais procurados (20)

PTK METODE NTH
PTK METODE NTHPTK METODE NTH
PTK METODE NTH
 
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiahContoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiah
 
Bab i bilangan bulat
Bab i bilangan bulatBab i bilangan bulat
Bab i bilangan bulat
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)
 
Skripsi onwardono rit riyanto (pengembangan tes matematika online dengan lms ...
Skripsi onwardono rit riyanto (pengembangan tes matematika online dengan lms ...Skripsi onwardono rit riyanto (pengembangan tes matematika online dengan lms ...
Skripsi onwardono rit riyanto (pengembangan tes matematika online dengan lms ...
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
proposal Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model STAD dengan Medi...
 
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
 
Ptk matematika
Ptk matematikaPtk matematika
Ptk matematika
 
Prposal ptk ipa sd
Prposal ptk ipa sdPrposal ptk ipa sd
Prposal ptk ipa sd
 
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonProposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
 
Proposal ptk ekonomi
Proposal ptk ekonomiProposal ptk ekonomi
Proposal ptk ekonomi
 
Pkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut rahaPkp matematika juita ut raha
Pkp matematika juita ut raha
 
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
 
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
 
Ptk akuntansi
Ptk akuntansiPtk akuntansi
Ptk akuntansi
 
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar Mengajar
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar MengajarAnalisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar Mengajar
Analisis Jurnal Penelitian Strategi Belajar Mengajar
 

Semelhante a Karya ilmiah faltin

Semelhante a Karya ilmiah faltin (20)

Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
 
Laporan pkp ut
Laporan pkp utLaporan pkp ut
Laporan pkp ut
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
ppt best practice.ppt
ppt best practice.pptppt best practice.ppt
ppt best practice.ppt
 
Pts diklat
Pts diklatPts diklat
Pts diklat
 
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...
 
Skripsi titin
Skripsi titinSkripsi titin
Skripsi titin
 
17630173.ppt
17630173.ppt17630173.ppt
17630173.ppt
 
PTK 1 jadi revisi.pdf
PTK 1 jadi revisi.pdfPTK 1 jadi revisi.pdf
PTK 1 jadi revisi.pdf
 
yg baru
yg baruyg baru
yg baru
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifContoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
 
Ptk eci heliza sma n 13 tebo
Ptk eci heliza sma n 13 teboPtk eci heliza sma n 13 tebo
Ptk eci heliza sma n 13 tebo
 
Matematika sekolah dengan pbl4c
Matematika sekolah dengan pbl4cMatematika sekolah dengan pbl4c
Matematika sekolah dengan pbl4c
 
Penerapan pembelajaran berbasis masalah
Penerapan pembelajaran berbasis masalahPenerapan pembelajaran berbasis masalah
Penerapan pembelajaran berbasis masalah
 
H4
H4H4
H4
 
PTK PROPOSAL.docx
PTK PROPOSAL.docxPTK PROPOSAL.docx
PTK PROPOSAL.docx
 
PTK PROPOSAL..pdf
PTK PROPOSAL..pdfPTK PROPOSAL..pdf
PTK PROPOSAL..pdf
 
PTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxPTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocx
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
 

Mais de Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Karya ilmiah faltin

  • 1. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK MEMAHAMI DAN MENGUNAKAN FAKTOR DAN KELIPATAN MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TYPE STAD DI KELAS IV SDN 6 MALIGANO FALTIN / 822109918 ABSTRAK “Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan melalui penerapan model kooperatif type STAD di kelas IV SDN 6 Maligano‘’.Hasil penelitian Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,Jurusan Ilmu Pendidikan, UT Kendari. Selaku pembimbing 1.Dr. Busnawir, M.si dan Pembimbing II. La Harudu, M.Si Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah hasil belajar siswa SDN 6 Maligano pada mata pelajaran matematika dapat di tingkatkan melalui penerapan model kooperatif type STAD Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 6 Maligano melalui penerapan model kooperatif type STAD Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan kooperatif type STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok menentukan KPK dan FPBmelalui penerapan model kooperatif type STAD di kelas IV SDN 6 Maligano. Kata kunci : Materi pokok, metode kooperatif, siswa.
  • 2. 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pandidikan secara formal yang bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pengajaran bagi para siswa dalam mengembangkan kualifikasi intelektualnya. setiap anak manusia perlu pendidikan untuk bertahan hidup,mengembangkan kehidupanya dan mengantisipasi masa depan sesuai dengan empat pilar yang direkomendasisikan UNESCO yang dapat digunakan sebagai prinsip pembelajaran dalam pendidikan yaitu : learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to the together. Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang dianggap sanggat penting. pendidikan adalah usaha yang di rancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapakan. Banyak masalah yang dihadapi dalam proses pemenuhan akan kebutuhan pendidikan khususnya di Indonesia yaitu masalah kualitas pendidikan.untuk mencapai tujuan tersebut guru memiliki peranan yang sanggat besar demi tercapai pembelajaran yang baik, guru di tuntu harus mencapai kopentensi yang memadai dalam hal pengajaran di sekolah.kurangnya kopetensi guru maka menyebapakan pelaksanaan belajar menjadi kurang lancar yang berimplikasi pada siswa,sehingga siswa dapat mengalami berbagai kesulitan belajar den hasil belajarnya rendah. Dilihat dari sisi ini,terlihat betapa pentingnya kedudukan guru dalan proses pembelajaran. hal ini guru sangat berperan dalam menentukan cara yang dianggap efektif untuk pembelajaran siswa,baik disekolah maupun diluar jam sekolah.misalnya didalam sekolah, guru menjelaskan konsep matematika secara kongnitif melalui alat peraga.sedangkan diluar sekolah guru memberikan tugas – tugas yang berkaitan dengan meteri yang diperoleh
  • 3. 3 siswa dalam kelas, ketidak pedulian guru terhadap pembelajaran siswa akan membawah kemerosostan bagi perkembangan siswa Kenyataan di tempat penelitian,proses pembelajaran metematika pokok bahan menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan faktor prima banyak siswa yang tidak serius mengikutinya Karena dalam proses pembelajaran sebaiknya tidak menekankan kepada siswa untuk mendegarkan guru saat menerangkan materi di depan kelas. harus mengunakan metode – metode seperti media pembilajaran yaitu alat peraga agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan khusus untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu dengan perbaikan mutu belajar mengajar antara lain perbaikan – perbaikan dalam segi materi pelajaran, metode pengajaran maupun metode evaluasi. Salah satu yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu perbaikan mutu belajar mengajar.belajar mengajar disekolah merupakan serangkaian kegiatan yang telah terencana.usaha perencanaan pengajar yang baik diupayakan agar pesarta didik memiliki kemampuan maksimum dan meningkatkan motifasi,tayangan dan kepuasan sehingga mampu memenuhi harapan baik oleh guru pembawah materi maupun peserta didik sebagai penggarap ilmu pengetahuan . Pemecahan masah merupakan bagian dari model pembelajaran yang sangat penting. karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaianyan, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Namun demikian, kenyataan dilapangan menunjukan bahwa kegiatan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran matematika pokok bahasan KPK dan FPB menggunakan faktor prima belum dijadikan sebagai kegiatan utama bahkan masih banyak yang berangapan bahwa pemecahan masalah matematika merupakan pembelajaran yang paling sulit baik dari siswa dalam
  • 4. 4 mempelajarinya maupun dari guru yang mengajarkanyan. Umumnya masalah matematika di SD berbentuk soal cerita dan terkait dengan keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari – hari. Soal cerita dalam bentuk matematika biasanya masih dirasakan sukar untuk diselesaikan oleh siswa karena harus melalui beberapa tahapan penyelesain. Di SDN 6 MALIGANO khususnya pada kelas IV terungkap melalui penelitian melalaui wawancara dan observasi kepada guru dan siswa kelas IV SDN 6 MALIGANO terungkap siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal – soal matematika.kesulitan terlihat dari kesalahan menentukan KPK dan FPB dalam soal – soal yang diberikan.kesuliran itu terlihat dalam (1) menentukan hal yang diketahui dalam soal,ketidak lengkapan siswa dalam menentukan hal yang diketahui dalam soal dikarenakan siswa tidak mengetahui makna dan manfaat menuliskan yang diketahui dalam soal,ada angapan guru tidak memberikan penjelasan lengkap tentang itu, (2) menentukan faktor persekutuan terbesar dan faktor kelipatan terkecil,kesalahan siswa dalam membuat model matematikan karena siswa tidak mengetahui model pembelajaran matematika (3) melakukan perhitungan, kesalahan dalam menyelesaikan perhitungan disebapkan karena siswa kurang mengerti tentang konsep operasi penjumlahan dan mencari faktor persekutuan terbesar dan faktor kelipatan terkecil dalam bentuk pohon faktor dan dalam bentuk tabel, (4) siswa tidak dapat mengembalikan jawaban model kejawaban soal semula, karena siswa tidak mengetahui bahwa akhir penyelesaian soal adalah menjawab sesuai degan jawaban soal.diantara keempat kesulitan yang paling menonjol adalah melakukan perhitungan. Memperhatikan cara mengajar yang digunakann guru dalam mengerjakan metemati pada siswa SDN 6 MALIGANO maka perlu dicarikan solusi pemecahannya.adapun solusi pemecahan yang digunakan untuk membantu siswa kelas IV SDN 6 MALIGANO dalam meningkatkan kemampuan mnyelesaikan soal matematika adalah melalui pendekatan kooperatif type STAD yaitu dengan perbaikan mutu belajar mengajar antara lain:
  • 5. 5 menyampaikan tujuan dan motifasi peserta didik, menyajikan informasi, menggorganisasikan peserta didik kedalam kelompok – kelompok kecil, membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi dan memberikan penghargaan Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa jenis salah satunya yang dianggap dapat memotivasi siswa mengikuti proses belajar mengajar yang berdasar pola piker siswa yang diiringi permainan adalah pembelajaran kooperatif type STAD,dengan menerapkan model pembelajaran kerja kelompok, penugasan, Tanya jawab, eksplorasi dan diskusi kelas.model pembelajaran kooperatef sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran matematika sebagai upanya meningkatkan hasil belajar siswa.sebab,melalui model pembelajaran siswa terlihat secara aktif mempelajari mareri karena akan tercipta kesempatan bagi siswa untuk menemukan gagasanya, saling tukar pendapat dan saling membantu jika ada teman yang kesulitan dalam belajar kelompok. Hal diatas sejalan dengan pendapat beberapah ahli yang menyatakan model pembelajara kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami konsep – konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan bahwa ini telah menunjukan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada proses akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Selain itu pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun pada siswa kelompok atas yang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas – tugas akademik.siswa kelompok atas menjadi tutor bagi kelompok bawah. Berdasarkan penilaian diatas maka penulis termotifasi untuk melakukan tindakan kelas dengan judul “meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 6 MALIGANO pada materi pokok menentuka KPK dan FPB melalui penerapan model kooperatif type STAD’’.
  • 6. 6 B. Identifikasi dan Analisis Masalah Mengacu pada latar belakang masaalah di atas,dapat diidetifikasi masalah yang menyebapkan rendahnya partisipasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, sebagai berikut : 1. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang konfesional 2. Guru menjelaskan materi dengan metode cerama yang membosankan 3. Guru tidak sistematis dalam penerapan langkan – langkah penyelesaian soal matematika pada pokok bahasan menentukan KPK dan FPB. 4. Siswa tidak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran kelompok 5. Rendahnya motifasi dan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal - soal. Dalam penelitian ini masalah yang dikaji dibatasi sebagai berikut; 1. Kemampuan siswa belajar secara aktif dalam belajar kelompok 2. Kemampuan siswa untuk mempertanggung jawabkan 3. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan C. Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitin ini adalah : “apakah hasil belajar siswa SDN 6 MALIGANO pada mata pelajaran matematika dapat di tingkatkan melaluin penerapan model kooperatif type STAD’’. D. Tujuan dan Manfaat Perbaikan. 1. Tujuan Penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan menentukan KPK dan FPB melalui penndekatan kooperatif type STAD pada siswa kelas IV SDN 6 maligano.
  • 7. 7 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat bagi siswa Melalui pembelajaran kooperatif type STAD,ini meliputi :  Mengembangkan prilaku berkarakter meliputi: teliti, tekun, tanggung jawab, kerjasama, kesabaran, jujur, terbuka, dan mendegarkan pendapat orang lain.  Mengembangkan ketrampilan sosial meliputi: bertanya mengembangkan ide atau pendapat, menjadi pendegar yang baik, berlatih berkomunikasi verbal dan tulisan, berpikir kreatif dan sistematis. 2. Manfaat bagi guru. Membantu guru memperbaiki proses pembelajaran dan memberikan pengalaman dalam melaksanakan tindakan kelas 3. Manfaat bagi sekolah Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikut yang berminat pada mata pelajaran matematika.
  • 8. 8 KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Proses Belajar Mengajar. Belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguasai pengetahuan, kebiasaan, kemampuan, ketrampilan dan sikap melalui hubungan timbal balik antara proses belajar dan lingkunganya.selanjutnya soejanto ( 1997 : 21 ) menyatakan bahwa belajar adalah segenap rangkainya aktifitas yang dilakukan secara sadaroleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan yang menyangkut banyak aspek baik karena kematangan maupun karena latihan. Perubahan ini memang dapat diamati dan berlaku dalam relaktif lama.perubahan yang relative lama tersebut disertai degan berbagai usaha, sehingga Hudoyo ( 1990 ; 13 )mengatakan bahwa belajar itu merupakan suatu usaha yang berupa kegiatan hingga terjadinya perubahan tingka laku yang relatif lama atau tetap. Rohani dan ahmadi ( 1995 : 4 ) mengemukakan bahwa kunci pokok pembelejaran itu ada pada seorang guru.akan tetapi, hal itu berartia dalam proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar hanya guru yang aktif tetapi peserta didik pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak. Bahkan dalam pembelajaran seperti yang dikatakan sapani, dkk ( 1997 : 56 ), siswa di tuntut lebih banyak berperan sehingga dengan peran itulah seorang guru dapat menyusun rencana pembelajaran yang berorentasi kepada kegiatan siswa. Belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Salah satu cara belajar mengajar yang menekankan berbagai kegiatan dan tindakan adalah menggunakan pendekatan tertentu dalam belajar mengajar yang pada hakikatnya merupakan suatu upaya
  • 9. 9 dalam mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru ( Arifin, 1989 : 1 ). Dalam urainya tersebut di atas pada umumnya belaajaar dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda tetapi antara keduanya terdapat kaitan yang saling mempengaruhi dan menunjang satu sama lain dalam keberhasilan proses belajar menggajar Proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran ( Subroto, 2002 : 19 ) Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian interaksi antara guru dan siswa yang dapat diwujukan dalam berbagai model dan metode pembelajaran yang melibatkan berbagai proses penyampainan informasi dan pengetahuan, perkembangan pribadi, interaksi sosial dan perubahan tingka laku serta di dukung oleh perencanaan , pelaksanaan kegiatan yang sistematis serta evaluasi sehingga tujuan pembelajaran diharapkan dapat tercapai. 2. Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Pemecahan masalah didefinisikan sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak begitu saja dengan segera dapat dicapai. Lebih lanjut polya mengemukakan bahwa dalam matematika terdapat dua macam masalah, yaitu : (1) masalah untuk menemukan ( problem to find ), dan (2) masalah untuk membuktikaan ( problem to prove ). Manusia memiliki derajat potensi, serta harapan masa depan yang berbeda - beda.karena perbedaan itu,manusia dapat saling asah, asih, dan asuh.sehingga tercipta masarakar belajar ( lerning komuniti ).siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
  • 10. 10 pembelajaran yang secara sadar dan senggaja menggembangkan interaksi yang saling asah, asih, dan asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masarakat. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuanya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk saling memahami materi pelajaaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum mengguasai bahan pembelajaran. Model Pembelajaran koperatif di kembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh ibrahim ( 2000 ) yaitu : A. Hasil belajar akademik. Dalam belajar kooperatif meskipum mencangkup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki pestasi siswa atau tugas – tugas akademik penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep – konsep sulit. Para pengembangan model ini telah menunjukan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat mingkatkan belajar siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupunsiswa kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas – tugas akademik. B. Penerimaan terhadap perbedaan individu. Tujuan lain dari pembelajaran kooperatifv adalah penerimaan secara luas dari orang – orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidak mampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa dari berbagi latar belakang dan kondisi untuk bekerja
  • 11. 11 dengan saling bergantung pada tugas – tugas akademik dan melalui sruktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. C. Pengembangan ktrampilan sosial. Tujuan paling ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi.ketrampilan sosial penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam ketrampilan sosoal. Model Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang menggutamakan adanya kelompok – kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai kemampuan yang berbeda – beda ( tinggi, sedang, dan rendah ). Jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, dan suku yang berbeda. Model pembelajaran yang kooperatif menggutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajran. 3. Model Pembelajaran Kooperatif type STAD. STAD di kembangkan oleh robert slavin dkk, dari universitas john hopkins.metode ini merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Metose STAD juga menggacu kepada belajar kelompok peserta didik yang di bagi secara seterogen, menyajikan informasi akademik baru kepada peserta didik.langkah – langkah STAD adalah sbb: a. Membentuk kelompok yang angotanya terdiri atas 4 atau 5 orang secara heterogen ( prestasi,jenis kelamin, suku dll ) b. Guru menyajikan pelajaran c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk di kerjakan oleh anggota –anggota kelompok
  • 12. 12 d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. e. Memberi evaluasi f. Kesimpulan. FASE TINGKA LAKU GURU Fase – 1 Memotifasi siswa dalam menyampaikan tujuan Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang inggin dicapai pada pelajaran tersebut Fase – 2 Menyampaikan informasi atau materi pembelajaran Guru menyajikan informasi dan memberikan materi pelajaran kepada siswa Fase – 3 Mengelompokan siswa secara heterogen Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok agar melakukan transisi secara efisien dalam belajar Fase – 4 Membimbing kelompok belajar dan belajar secara tournament Guru memotivasi serta membimbing kelompok – kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas bersama Fase – 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar siswa, menentukan skor individual dan skor rata – rata kelompok Fase – 6 Memberikan penghargaan Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok 4. Proses Belajar Mengajar Matematiaka Proses belajar mengajar perlu direncanakan agar dalam pelaksanaan pembelajaraan berlangsung dangan baik dan dapat mencapai hasil yang diharapkan setip prencanaan berkenan dengan pemikiran tentang apa yang akan dilakukan.perencanaan belajar mengajar memperkirakan mengenai tindakan apa yang dilakukan pada waktu melaksanakan pembelajaran.Majid ( 2005 : 95 ) mengemukakan agar guru dapat membuat persiapa
  • 13. 13 mengajar yang efektif dan berhasil, guna dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar serta pengukur efektifitas mengajar. Untuk memahami proses belajar matematika terlebih dahulu diuraikan mengenai proses mengajar secara umum .pengertian proses mengajar merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung suatu rangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam mencapai tujuan tertentu. Menurut Usman ( 1995 : 4 ) dalam prosos belajar terdapat adanya kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara guru yang mengajar dan siswa yang belajar,antara dua kegiatan ini terdapat interaksi yang sangat menunjang. Selanjutnya, Nasution ( 1994 : 43 ) mengajar adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa sehinga terjadi interaksi antara murit dengan lingkungan termaksut guru. Alat pelajaran dan sebagainya yang disebut proses belajar hingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah dilakukan. 1. Pembenahan proses belajar mengajar harus diarahkan bagaimana siswa dapat belajar efektif dan Seoktimal mungkin dalam rangka mewujutkan perubahan tingka laku sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Efektifitas preses belajar yang optimal pada diri siswa ( Hamalik : 1993 )dalam rangka menciptakan efektifitas belajar bagi siswa, guru diharapkan meminimalkan metode cerama karena metode tersebut mengurangi terbentuknya kemampuan dan kebiasaan berpikir kritis dan kreatif bagi siswa. Terciptanya kegiatan belajar yang evektif bagi siswa merupakan syarat mutlak diperolehnya hasil belajar yang optimal.
  • 14. 14 5. Konsep Mengenal Kelipatan dan Faktor Kelipatan Pengertian kelipatan dan Faktor bilangan a. Kelipatan suatu bilangan Contoh: Bilangan kelipan 3 yaitu 3, 6, 9, 12, 15,…….. Bilangan tersebut merupakan bilangan kelipatan 3.bilangan di peroleh dari : 1 x 3 = 3 4 x 3 = 12 2 x 3 = 6 5 x 3 = 15 3 x 3 =9 6 x 3 = 18 b. Faktor suatu bilangan Dalam pembelajaran faktor, kita dapat membedakan antara : 1) Faktor 2) Faktor persekutuan 3) Faktorpersekutuan terbesar Faktor adalah semua bilang asli yang merupakan pembagi atau hasil bagi bilangan tersebut sehingga sisinya nol. Missal : Faktor dari 36 1 2 3 4 6 36 18 1 2 9 6 Maka faktor dari 36 : { 1,2,3,4,6,12,18,36 } faktor persekutuan biasa disebut dengan faktor persekutuan yaitu suatu faktor yang didapatakn dari faktor – faktor dua bilangan yang diketahui. Missal : Carilah faktor persekutuan dari 36 dan 48, maka langkahnya sebagai berikut :
  • 15. 15 a. Faktor dari 36. Faktor 36 = {1,2,3,4,6,9,12,18,36 } b. Faktor dari 48. Faktor 48 = { 1,2,3,4,6,8,12,16,24,48 } c. Faktor yang sama dari kedua faktor tersebut : 36 = 1 , 2 , 3 , 4 , 6 , 9 , 12 , 18 , 36 48 = 1 , 2 , 3 , 4 , 6 , 8 , 12 , 16 , 24 , 48 Jadi, faktor persekutuan dari 36 dan 48 = { 1,2,3,4,6 dan 12 } 6. Menentukan kelipatan dan persekutuan terkecil ( KPK ) dan fakror persekutuan terbesar ( FPB ) Materi Pembelajaran : faktor prima dan pennggunaanya. Menentukan faktor prima Contoh: Faktor dari 12 adalah 1,2,3,4,6 dan 12 Diantara faktor-faktor tersebut yang merupakan bilangan prima adalah 2 dan 3. Jadi, faktor prima dari 12 adalah 2 dan 3. Menentukan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB. Contoh : Tentukan KPK dan FPB dari 36 dan 90 Jawab: Pembagi 36 90 2 18 45 3 6 15 3 2 5 2 1 5 5 1 1 FPB dari 36 dan 90 adalah: 2x3x3=18
  • 16. 16 KPK dari 36 dan 90 adalah: 2x3x3x2x5=180 Mencari FPB adalah mengalihkan bilangan yang dapat mambagi dua bilangan, sedangkan mencari KPK adalah mengalikan semua bilangan pembagi. B. Kerangka pikiran Pengunaan model pembelajran yang dapat meningkatkan minat belajar sangat penting sebagai upaya untuk meningkatkan pestasi belajar matematika siswa. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang secara prosedural dirancang untuk dapat membangkitkan minat belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama antara kelompok – kelompok kecil dalam mempelajari materi pelajaran melalui diskusi memungkinkan siswa memungkinkan siswa mempunyai kesempatan yang besar untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan dasar inilah sehingga penulis menjadikan sebagai landasan berpikir bahwa dengan model pembelajaran kooperatif type STAD dapat membantu siswa memahami materi mengenal faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah sehinga dapat meningkatkan hasil belajar
  • 17. 17 Adpun gambaran dari kerangka berpikir model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut : Aspek siswa Aspek sasvxgvbvfff Pokok bahan Memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah Model Pembelajaran Kooperatif Tepy STAD Siswa dilibatkan dalam pembelajaran aktif Siswa termotifasi dalam belajar Berpusat pada siswa sambil mengembangkan perilaku berkarater dan ketrampilan sosial Aspek guru Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran Guru memotifasi siswa Guru memberikan penghargaan Hasil belajar dapat meningkat Gambar 2.1 Kerangka pikiran pikir penelitian model pembelajaran kooperatif tipe STAD D. Hipotesis Tindakan. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis tindakan yaitu :” hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 6 Maligano pada materi pokok memahami dan mengunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif tepy STAD ”.
  • 18. 18 PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) yang menggunakan penerapan model kooperatif tipy STAD. B. Seting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 6 Maligano kec. Maligano yang dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012 / 2013 dengan jumlah siswa 27 siswa terdiri dari 19 orang wanita dan 8 orang laki – laki C. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Maligano semester genap tahun ajaran 2012 / 2013. D. Faktor yang Diteliti. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor siswa, yaitu dengan melihat pembelajaran yang dilaksanakan ketika model pembelajaran kooperatif tipy STAD ini diterapkan dan pembahasan siswa terhadap mareti pendidikan matematika siswa kelas IV SDN 6 Maligano dapat ditingkatkan melalui model kooperatif tipy STAD. 2. Faktor guru, yaitu dengan melihat bagaimana materi pelajaran yang dipersiapakan dengan menerapkan model kooperatif tipy SATD yang akan dilaksanakan guru pada pembelajaran dikelas. E. Rencana Tindakan
  • 19. 19 Gambar 3.1 alur penelitian diadaptasi dari Tim Proyek PGSM ( 1999 : 27 ) 1. Diagnosis masalah : yaitu mengidentifikasi masalah sebelum tindakan penelitian dilakukan sehingga menghasilkan gagasan untuk melakukan perbaikan – perbaikan prakter guru mengajar dikelas. 2. Pemecahan kegiatan : kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : a. Membuat scenario pembelajaran ( RPP ) b. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar dikelas ketika menguhakan model kooperatif type STAD c. Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah hasil belajar siswa mengigat setiap siklusnya 3. Pelaksanaan tindakan : kegiatan dalam tahap ini adalah melaksanakan scenario pembelajaran yaitu sebagai berikut : a. Kegiatan awal 1. Guru membuka kegiatan pembelajaran 2. Guru mengadakan apersepsi dan motivasi siswa 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran b. Kegiatan inti 1. Guru membuka kegiatan pembelajaran 2. Mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok 3. Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok untun menyelesaikan tugas 4. Siswa mempersentasekan hasil kerja kelompok 5. Guru memberi kuis sehubungan dengan hasil kerja mereka ( evaluasi ) 6. Guru memberi penghargaan c. Penutup
  • 20. 20 1. Mereviu dan memberi penegasan kembali hal – hal penting yang telah dipelajari 2. Melaksanakan evaluasi akhir 3. Memberi nilai 4. Memberikan PR F. Data dan Tehnik Pengumpulan Data 1. Data a. Jenis data : data kuantitatif yang diperoleh dari tes belajar dan data kulitatif diperoleh dari lembar observasi b. Sumber data dari penilai ini adalah siswa dan guru 2. Tehnik pengumpulan data a. Data tentang aktifitas siswa dan guru diambil dengan menggunakan lembar observasi b. Data tentang hasil belajar siswa diambil dengan mengunakan tes hasil belajar G. Analisis Data Menghitung tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa a. Penilaian proses ( kelompok ) b. Penilaian efektif c. Penilaian diri d. Ketrampilan social e. Penilaian psikhomotor H. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah indicator tentang peningkatan hasil belalajar matematika dimana pembelajaran dikatakan meningkat apabila minimal 85 persen siswa telah memperoleh nilai 75 sesui dengan KKM pada SDN 6 Maligano. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
  • 21. 21 A. Deskripsi Hasil Persiklus Hasil yang diperoleh pada siklus 1 berupa data tentang aktifitas/partisipasi siswa dan hasil belajar. Berikut ini merupakan rangkuman hasil pengamat terhadap aktifitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran matematika pada siklus 1 dan 3 jenis aktifitas yang diamati dan dinyatakan seberapa banyak siswa yang aktif dalam bentuk persentase Tabel 4.1.rekapitulasi Rerata skor Penilaian STAD siswa menurut kelompok pada siklus 1 NO. KELOMPOK PERTEMUAN 1 PERTEMUAN II JUMLAH % RERATA % KATEGORI 1 I 35,60 57,70 92,30 46,15 Cukup 2 II 50,00 42,30 92,30 46,15 Cukup 3 III 22,10 42,30 65,40 32,70 Kurang 4 IV 34,60 46,20 80,80 40,40 Cukup 5 26,90 42,30 69,20 34,60 Kurang 6 57,70 57,70 115,40 57,70 Cukup Jumlah 226,90 288,50 515,40 257,70 Rerata 37,82 48,08 85,90 42,95 Cukup Kategori Kurang Cukup Cukup Sumber diolah dari data penelitian Berdasarkan tabel diatas Nampak rerata kemampuan kelompok siswa selama proses pembelajaran adalah STAD dimana kelompok 1 yaitu sebesar 46,15 % ( cukup ),kelompok II sebesar46,15 % ( baik ), kelompok III sebesar 32,70 % ( kurang ),kelompok IV sebesar 40,40 % ( cukup ), kelompok V sebesar 34,60 % ( kurang ) dan kelompok VI sebesar 57,70 % ( cukup ). 1. Gambaran Aktifitas Siswa dan Guru Selama KBM Berlangsung Pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran matematika SDN 6 MALIGANO baik itu pertemuan
  • 22. 22 pertama maupun pada pertemuan ke dua. Pertemuan pertama di lakukan pada tanggal 2 Mei 2013 dengan menerapakan strategi STAD pada kelas IV untuk pokok bahasan mengenal kelipatan dan faktor bilangan,pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 7 Mei 2013 dengan tetap menerapkan strategi STAD dengan cakupan materi menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan pohon faktor dan tabel. Pada awal pembelajaran guru memotifasi dangan membngkitkan pengetahuan awal siswa tentang topic yang akan dipelajari dengan cara member pertanyaan kepada siswa. Guru selanjutnya mengorganisasi siswa menjadi kelompok – kelompok yang beraggotakan 5 sampai 6 orang. Guru mengorganisasi siswa dengan komposisi kelompok heterogen baik dari latar belakang, jenis kelamin, maupun kemampuan yang berbeda,guru kemudian membagikan LKS kepada setiap kelompok yang akan dikerjakan bersama – sama dengan anggota kelompoknya, apabila ada anggota dari kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan,maka anggota kelompok lain bertanggung jawab untuk menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan kepada guru. Guru lalu menggarahkan atau membimbing masing – masing kelompok.selanjutnya soal dikerjakan dengan cara mandiri sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal telah selesai, maka setiap kelompok akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan pada kelompok yang menjawab benar sampai kegiatan pembelajaran selesai. a. Pengamatan Aktivitas mengajar guru selama KBM Berlangsung
  • 23. 23 Tingkat aktivitas guru dalam membing dan melaksanakan pembelajaran menurut kelompok dan aspek yang dinilai pada pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihap pada tabel berikut. Tabel 4.2 Rekapitulasi Rerata Skor Penilitian Aktivitas Guru Pada Siklus I TAHAP SATUAN AKTIVITAS SKOR KATEGORI Awal Membuka Pelajaran Menjelaskan kerja dan tanggung jawab siswa Menyampaikan kompetensi / tujuan pembelajaran Menyampaikan manfaat pembelajaran dan memotifasi siswa Membangkitkan pengetahuan awal siswa 4,0 3,5 4,0 3,5 3,5 Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik TAHAP SATUAN AKTIVITAS SKOR KATEGORI Inti Member konsep tentang kelipatan dan faktor bilangan Mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok Meminta masing – masing siswa mengerjakan LKS sesuai dengan ketentun yang ditetapakan Membimbing dan mengarahkan siswa dalam STAD Meminta siswa melaporkan hasil kerjanya 3,5 3,5 4,0 4,0 3,5 Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Akhir Mengakhiri / penutup pembelajaran 4,0 Baik Jumlah 41 Rerata 3,72 Baik Sumber : diolah dari data penelitian Berdasarkan tabe diatas Nampak bahwa rerata aktivitas guru terhadap beberapa aspek yang dinilai selama penerapan srategi STAD dikategorokan cukup baik sampai baik.
  • 24. 24 Adapun rerata aktivitas guru secara keseluruhan dalam proses pembelajaran mencapae skor 3,72. Hal ini dapat dikatakan bahwa aktifitas guru terlaksana degan baik berdasarkan ceritra keterlaksanaan walaupun ada beberapa aktivitas guru yang masih terlaksana cukup baik. b. Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa selama kegiatan pembelajaran, maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dilaksanakan pada akhir siklus I dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk esay. c. Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan.pada penelitian ini siswa dibagi 6 kelompok,tiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang yang heterogen yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan ras yang berbeda. Dari hasil kelompok yang dilakukan siswa pada pertemuan pertama dan kedua dapat dilihat bahwa secara umum siswa sudah cukup menjawab dengan baik soal – soal yang disajikan.hal ini Nampak rerata kemampuan kelompok 1 yaitu sebesar 46,15 % ( cukup ). Kelompok II sebesar 46,15 % ( Baik ).kelompok III sebesar 32,70 % ( kurang ).kelompok IV sebesar 57,70 % ( cukup ). Dalam kegiatan STAD setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompok siswa dibagi dalam kelompok seterogenitas dengan harapan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antara siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa berkemampuan rendah dalam menguasai materi pembelajaran. Hal ini akan menyebapkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan. Keterlaksanaan aktivitas siswa yang berlangsung dengan baik sangat dipengaruhi oleh aktivitas guru dalam proses pembelajaran.sejalan dengan pendapat mulyasa ( 2005 : 13 – 14 ), menjelaskan bahwa kualitas seseorang guru dapar ditinjau dari dua segi, dari segi proses dan dari segi hasil.dari segi proses, guru dikatakan berhasil apabila mampu
  • 25. 25 melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif baik fisik, mental, maupun social dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang dibarikan mampu mengubah prilaku sebagian besar peserta didik kearah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Pengamatan aktivitas guru dengan penerapan strategi STAD baik pada pertemuan pertama maupun pada pertemuan kedua kategori baik masih terdapat beberapa kekurangan pada pertemuan pertama seperti kurangnya melakukan penjelasan kerja dan tanggung jawab siswa, penyampaian manfaat pembelajaran dan motifasi siswa, pembelajran kensep tentang FPB dan KPK ,pembagian peserta didik kedalam kelompok belajar dan meminta siswa melaporkan hasil kerjanya. Serta kekurangan pada pertemuan kedua yaitu kurangnya membangkitkan pengetahuan awal siswa. Faktor tersebat dapat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa.hal ini sejalan dengan pendapat senjaya ( 2006 : 148 ) bahwa guru dalam pembelajaran berperan sebagai vasilitator yaitu berperan untuk menfasilitasi siswa untuk belajar secara maksimal dengan mengunakan berbagai srategi, metode, media dan sumber belajar sehingga memudahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru selam proses pembelajaran sudah berkategori cukup baik sampai baik dengan rerata aktifitas guru secara keseluruhan dalam proses pembelajaran mencapai skor 3,72 sehingga dapat di dikatakan bahwa aktifitas guru terlaksana dengan baik. Hal ini member gambaran bahwa guru telah berhasil dalam menerapkan strategi belajar mengunakan strategi STAD secara efektif untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar matematika khususnya pada materi menentukan FPB dan KPK. Berdasarkan lember observasi pada catatan perbaikan dan pertemuan pertama, terdapat kekurangan pada aktivitas guru dalam mengelolah proses belajar mengajar. Kekurangan yang ditemui pada pertemuan pertama dilakukan perbaikan pada pertemuan kedua yaitu: 1) guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi
  • 26. 26 pendapat temanya dan 2) guru hendaknya lebih mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan. Pencapaian keberhasialan indicator,meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pokok menentukan KPK dan FPB, siswa kelas IV SDN 6 maligano melalui penurapan strategi STAD ini, tedak lepas dari peran guru dalam proses pembelajaran. Mengigat guru merupakan sal;ah satu komponen yang mempenggaruhi hasil belajar siswa. Pendapat ini juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh wahyudin dkk ( 2007 : 35-36 ) bahwa keberhasilan dalam proses pembelajaran dititip beratkan pada peserta didik dan guru, dimana peserta didik haruslah dapat meningkatkan kesiapan dan kesungguhan dalam proses pembelajaran untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan, dan guru sebagai pendidik dapat mengantarkan anak didinya pada tujuan yang telah ditetapkan. PENUTUP A. Kesimpulan
  • 27. 27 Berdasarkan temuan, hasil – hasil yang telah diuraikan seta pembahasan sebagaimana yang dikemukakan pada bagian sebelunya, maka dalam penelitian ini disimpulkan sbb : 1. Pembelajaran dengan mengunakan pendekatan kooperatif type STAD dapat mengembangkan prilaku berkarakter meliputi : teliti, tekun, tanggung jawab, kerjasama, kesabaran, jujur, terbuka, dan mendegarkan pendapat orang lain di kelas IV SDN 6 maligano 2. Mengembangkan ketrampiulan social meliputi : bertanya, mengembangkan idea tau pendapat, menjadi pendegar yang baik, berlati berkomunikasi verbal dan tulisan, berfikir kreatif dan sistematis. 3. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif type STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pokok bahasan menentukan KPK dan FPB di kelas IV SDN 6 maligano. B. Saran Untuk mempertegas kembali bahwa pelaksanaan model pembelajaran dengan mengunakan pendekatan kooperatif type STAD untuk siswa kelas IV SDN 6 maligano sangat efektif untuk dilaksanakan sihingga dirasa perlu memberikan saran – saran sebagai berikuat : 1. Guru perlu memahami dan menguasai metode pembelajaran kooperatif type STAD dan mampu menerapkannya didalam pembelajaran matematika pokok bahasan menentukan KPK dan FPB. 2. Siswa diharapkan dapat mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah diatur dan disusun oleh guru berdasarkan model pembelajaran yang digunakan. Kesadaran siswa dalam mengikuti proses pembelajaran 3. Pihak sekolah agar dapat menfasilitasi guru – guru didalam melaksanakan penelitean tindakan kelas demi perbaikan kualitas pembelajaran disekolah
  • 28. 28 DAFTAR PUSTAKA Pengatar pendidikan oleh Dinn Wahyudin Supriadi, Ishak Abduhak. KTSP BSNP Tahun 2008 KTSP, BSNP Tahun 2008 Mulyana AZ,. 2001 Rahasia Matematika . Surabaya : AG Mulia Tim Bina Karya Guru .2006 .Tarampil Berhitung matematika untuk SD Kelas IV. Erlangga Wardani,I.G.A.K. 2005. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : PT Bumi Aksara Pembelajaran Matematika SD, oleh Gatot Setyo dkk Dumairy ( 1990 ) matematika terapan untuk bisnis dan ekonomi, Yogyakarya, BPFE, UGM.
  • 29. 29