Tari Saman merupakan tarian tradisional dari Aceh yang diciptakan pada abad ke-14 oleh Syekh Saman sebagai media dakwah. Awalnya hanya permainan rakyat, kini menjadi tarian yang menampilkan gerakan serentak dan diiringi syair-syair berisi petuah agama."
2. TARI JAIPONG
Tari jaipong atau Jaipongan adalah sebuah kesenian dari sunda berupa seni tari
dengan diiringi musik Degung, yang dulunya bernama ketuk tilu dan bermula
diciptakan seniman berbakat yang bernama gugum gumilar. yang menjadi ciri
utama Jaipongan adalah gaya kaleran,alami dan apa adanya, ceria, erotis, humoris,
bersemangat, berspontanitas, dan kesederhanaan. Tari Raden Bojong,Tari Daun
dan Pulus Keser Bojong adalah karya tari jaipong Gugum Gumbira yang
pertamakalinya.
Gerakan-gerakan pada TARI JAIPONG sangat dipengaruhi oleh kliningan,
pencak silat, seni ketuk tilu, dan ronggeng sehingga terbentukGERAKAN TARI
YANG INDAH dan enak untuk kita tonton
Dalam garak Tari Jaipong dapat dibedakan dari beberapa bagian diantaranya
1. Gerakan pembuka yang disebut juga Bukaan
2 . Bagian dari gerakan-gerakan yang disebut Pencungan
3. pemberhentian atau titik disebut Ngala
4. Pindahan dari peralihan sesudah ngala disebut Mincit
Dalam perjalanannya kesenian Jaipongan terjadi pro kontra mengenai keerotisan
dalam pakaian dan gaya tariannya. namun meski demikian
seni JAIPONGAN masih tetap eksis di berbagai acara pentas nasional maupun
Internasional
3. TARI MERAK
Tari Merak merupakan salah satu tarian daerah kreasi baru yang dikreasikan oleh
Raden TjetjepSomantri sekitar tahun 1950-an, yang kemudian direvisi kembali
oleh dra. Irawati Durban pada tahun 1965.
Pada tahun 1985 dra. Irawatai merevisi kembali koreografi tari merak dan
mengajarkannya secara langsung pada Romanita Santoso pada tahun 1993.
Walaupun tarian ini dibawakan oleh penari wanita, namun sebenarnya tarian ini
mengambarkan tingkah laku merak jantan dalam menebatkan pesonanya kepad
merak betina.
Dalam tarian ini digambarkan bagaimana usaha merak jantan untuk menarik
perhatian merak betina dengan memamerkan bulu ekornya yang indah dan
panjang.
Dalam usahanya menarik merak betina, sang jantan akan menampilkan pesona
terbaik yang ada pada dirinya hingga mampu membuat sang betina terpesona dan
berlanjut pada ritual pekawinan.
Gerakan tari merak lebih didominasi oleh gerakan yang menggambarkan
keceriaan dan kegembiraan yang dipancarkan oleh sang merak jantan. Dan nilai
keceriaan yang digambarkan dalam tari merak semakin jelas dengan penggunaan
kostum yang digunakan oleh sang penari.
Dalam membawakan tarian merak, umumnya penari akan menggunakan kostum
yang berwarna – warni dengan aksesoris yang semakin mempertegas kesan
burung merak jantan.
Dan yang tidak pernah ketinggalan dalam kostum tari merak adalah sayap burung
merak yang bisa dibentangkan dan hiasan kepala (mahkota) yang akan bergoyang
– goyang ketika penari menggerakan kepalanya.
Fungsi Tari Merak
Sedangkan untuk fungsi tari merak, tarian ini sering ditampilkan sebagai tarian
persembahan atau tarian penyambutan. Berikut adalah beberapa fungsi tari
merak :
sebagai tarian persembahan untuk para tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan
4. sebagai tarian penyambutan untuk rombongan pengantin pria ketika menuju
pelaminan
sebagai tarian penyambutan tamu agung dalam sebuah acara atau ritual
sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya Indonesia dalam kancah
internasional. (nn)
TARI PIRING
Tari Piring merupakan tarian khas dari daerah Sumatera Barat, Minang Kabau.
Tarian khas ini sudah sangat terkenal di Indonesia. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini saya akan sedikit mengulas Sejarah Asal Usul Tari
Piring yang sangat terkenal tersebut sebagai penambah wawasan dan pengetahuan
kita terhadap budaya bangsa. Mari kita simak informasi lengkapnya dibawah ini.
Tari Piring
Pada mulanya, Tari Piring ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat
setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah
ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang
kemudian diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang
dinamis.
Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi Tari Piring tidak lagi
digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari
tersebut digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang
ditampilkan pada acara-acara keramaian.
Di Malaysia , tarian piring dipersembahkan ketika majelis perkawinan terutama
bagi keluarga berada, bangsawan dan hartawan di sebuah kampung. Tarian ini
biasa dilihat di kawasan Seremban, Kuala Pilah dan Rembau oleh kumpulan
tertentu. Ada yang dipersembahkan dengan pakaian lengkap dan pakaian tarian
tidak lengkap. Sedikit bayaran akan dikenakan jika menjemput kumpulan tarian
ini mempersembahkan tarian piring. 10 - 20 menit diperuntukkan untuk
persembahan tarian ini.
5. Tarian piring dan silat dipersembahkan di hadapan mempelai di luar rumah.
Majelis perkawinan atau sesuatu apa-apa majlis akan lebih meriah jika diadakan
tarian piring. Namun begitu, segelintir masyarakat tidak dapat menerima
kehadiran kumpulan tarian kerana dianggap ada percampuran lelaki dan
perempuan. Bagi mengatasi masalah itu, kumpulan tarian disertai hanya gadis-
gadis sahaja.
Kira-kira 8 (delapan) abad yang lalu, Tari Piring telah ada di wilayah kehulauan
Melayu. Tari Piring identik dengan Sumatera Barat. Hingga masa kerajaan Sri
Vilaya, eksistensinya masih ada bahkan semakin mentradisi. Pada saat masa-masa
kejayaan kerajaan Majapahitlah, tepatnya abad ke-16, kerajaan Sri Vijaya dipaksa
jatuh.
Namun demikian, Tari Piring tidak lantas ikut lenyap. Bahkan, Tari Piring
mengalami perkembangan ke wilayah-wilayah Melayu lain seiring hengkangnya
pengagum setia Sri Vijaya. Bergantinya pelaku peradaban memaksa adanya
perubahan konsep, orientasi dan nilai pada Tari Piring.
Pada awalnya Tari Piring diperuntukkan buat sesembahan para dewa, dibarengi
dengan penyediaan sesaji dalam bentuk makanan yang lezat-lezat. Tarian ini
dibawakan oleh beberapa perempuan yang dengan penampilan khusus, berbusana
indah, sopan, tertib, dan lemah lembut.
Dalam perjalanannya, orientasi atau tujuan sesembahan Tari Piring bergeser
drastis. Ketika Islam datang, orientasi penyajian tidak lagi tertuju pada para dewa,
namun dipersembahkan kepada para raja dan pejabat, khususnya saat ada
pertemuan atau forum khusus dan istimewa lainnya. Selain itu, Tari Piring juga
semakin populer dan tidak hanya dikonsumsi oleh kalangan elit tertentu.
Tidak cukup sampai disitu, perubahan orientasi terus dilakukan. Arti dan makna
Tari Piring diartikan secara agak luas. Dalam konteks ini, raja tidak harus kepala
negara atau pemimpin kekusaan politik pada rakyatnya, tapi bisa dianalogikan
dengan sepasang pengantin. Sang pengantin adalah raja, yaitu “raja sehari”.
6. Karena itulah tradisi Tari Piring kerap dipersembahkan dihadapan “raja sehari”
(pengantin) saat bersanding dipelaminan dalam acara walimatul ‘arsy.
Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang, adalah
salah satu jenis Seni Tari yang berasal dari Sumatra Barat yaitu masyarakat
Minangkabau disebut dengan Tari Piring karena para penari saat menari
membawa piring.
Pada awalnya dulu kala Tari Piring diciptakan untuk memberi persembahan
kepada para dewa ketika memasuki masa panen, tapi setelah datangnya agama
islam di Minangkabau Tari Piring tidak lagi untuk persembahan para dewa tapi
ditujukan bagi majlis-majlis keramaian yang dihadiri oleh para raja atau para
pembesar negeri, Tari Piring juga dipakai dalam acara keramaian lain misalnya
seperti pada acara pesta perkawinan.
Mengenai waktu kemunculan pertama kali Tari Piring ini belum diketahui pasti,
tapi dipercaya bahwa Tari Piring telah ada di kepulaian melayu sejak lebih dari
800 tahun yang lalu. Tari Piring juga dipercaya telah ada di Sumatra barat dan
berkembang hingga pada zaman Sri Wijaya. Setelah kemunculan Majapahit pada
abad ke 16 yang menjatuhkan Sri Wijaya, telah mendorong Tari Piring
berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain bersamaan dengan pelarian orang-
orang sri wijaya saat itu.
7. TARI PENDET
Tari Pendet termasuk dalam jenis tarian wali, yaitu tarian Bali yang dipentaskan
khusus untuk keperluan upacara keagamaan. Tarian ini diciptakan oleh seniman
tari Bali, I Nyoman Kaler, pada tahun 1970-an yang bercerita tentang turunnya
Dewi-Dewi kahyangan ke bumi. Meski tarian ini tergolong ke dalam jenis tarian
wali namun berbeda dengan tarian upacara lain yang biasanya memerlukan para
penari khusus dan terlatih, siapapun bisa menarikan tari Pendet, baik yang sudah
terlatih maupun yang masih awam, pemangku pria dan wanita, kaum wanita dan
gadis desa. Pada dasarnya dalam tarian ini para gadis muda hanya mengikuti
gerakan penari perempuan senior yang ada di depan mereka, yang mengerti
tanggung jawab dalam memberikan contoh yang baik. Tidak memerlukan
pelatihan intensif.
Pada awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di
Pura, yang menggambarkan penyambutan atas turunnya Dewa-Dewi ke alam
marcapada,merupakan pernyataan persembahan dalam bentuk tarian upacara.
Lambat laun, seiring perkembangan zaman, para seniman tari Bali mengubah tari
Pendet menjadi tari “Ucapan Selamat Datang”, dilakukan sambil menaburkan
bunga di hadapan para tamu yang datang, seperti Aloha di Hawaii. Kendati
demikian bukan berarti tari Pendet jadi hilang kesakralannya. Tari Pendet tetap
mengandung anasir sakral-religius dengan menyertakan muatan-muatan
keagamaan yang kental. Dan tari pendet disepakati lahir pada tahun 1950.
8.
9. TARI SAMAN
Di antara beraneka ragam tarian
dari pelosok Indonesia, tari saman termasuk dalam kategori seni tari yang sangat
menarik. Keunikan tari saman ini terletak pada kekompakan gerakannya yang
sangat menakjubkan. Para penari saman dapat bergerak serentak mengikuti irama
musik yang harmonis. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh,
terus menari dengan kompak, mengikuti dendang lagu yang dinamis. Sungguh
menarik, bukan? Tak salah jika tari saman banyak memikat hati para penikmat
seni tari. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari mancanegara. Sekarang, mari
kita ulas lebih dalam lagi mengenai tarian unik ini.
Sejarah
Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman? Tarian ini di namakan Saman karena
diciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman pada sekitar abad
XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa
permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan
iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi pula
oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari saman menjadi salah
satu media dakwah.
Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya
pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau
disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Biasanya, tari saman
ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun seiring
perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya
menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat digolongkan sebagai tari
hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa
atau upacara tertentu. Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang
bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan,
atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di
rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.
Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya
disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar
10. tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.
Makna dan Fungsi
Tari Saman dijadikan sebagai media dakwah. Sebelum Saman dimulai, tampil
pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat. Pemuka adat memberikan
nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton. Syair-syair yang
di antunkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah dan dakwah.
Berikut contoh sepenggal syair dalam tari S aman:
Reno tewa ni beras padi, manuk kedidi mulu menjadi rempulis bunge.
Artinya:
Betapa indahnya padi di sawah dihembus angin yang lemah gemulai. Namun
begitu, burung kedidi yang lebih dulu sebagai calon pengantin serta membawa
nama yang harum.
Namun dewasa ini, fungsi tarian saman menjadi bergeser. Tarian ini jadi lebih
sering berfungsi sebagai media hiburan pada pesta-pesta, hajatan, dan acara-acara
lain.
Nyanyian
Pada tari Saman, terdapat 5 macam nyanyian :
1. Rengum, yaitu sebagai pembukaan atau mukaddimah dari tari Saman (yaitu
setelah dilakukan sebelumnya keketar pidato pembukaan). Rengum ini adalah
tiruan bunyi. Begitu berakhir langsung disambung secara bersamaan dengan
kalimat yang terdapat didalamnya, antara lain berupa pujian kepada seseorang
yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada tumbuh-tumbuhan.
2. Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang
penari pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang
tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan
oleh penari solo.
Gerakan
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam
tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama
Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno, kemudian menghadirkan
kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam demi
memudahkan dakwahnya. Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat
religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan
dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
11. Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya
menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak
guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo).
Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan dan semua
penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam Tari Saman biasanya,
temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman menarik.
Penari
Pada umumnya, tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki. tetapi
jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini juga
dimainkan oleh kaum perempuan. Pendapat Lain mengatakan tarian ini ditarikan
kurang dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-
aba sambil bernyanyi. Namun, perkembangan di era modern menghendaki bahwa
suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah
yang lebih banyak. Di sinilah peran Syeikh, ia harus mengatur gerakan dan
menyanyikan syair-syair tari Saman.
Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:
· Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua
segi disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies.
· Pada badan: baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam, disulam
benang putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam dengan kedawek dan
kekait, baju bertangan pendek) celana dan kain sarung.
· Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan
warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu, karena melalui warna
menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan
kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.
Tari saman memang sangat menarik. Pertunjukkan tari Saman tidak hanya populer
di negeri kita sendiri, namun juga populer di mancanegara seperti di Australia dan
Eropa. Baru-baru ini tari saman di pertunjukkan di Australia untuk memperingati
bencana besar tsunami pada
TARI TOR TOR
Tor tor adalah tari tradisional
Suku Batak.
12. Gerakan tarian ini seirama dengan iringan musik (magondangi) yang dimainkan
menggunakan alat-alat musiktradisional seperti gondang, suling, terompet batak,
dan lain-lain.
Menurut sejarah, tari tor tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan
dengan roh. Roh tersebut dipanggil dan "masuk" ke patung-patung batu
(merupakan simbol leluhur).
Patung-patung tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan
gerakan yang kaku. Gerakan tersebut berupa gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan
gerakan tangan.
Jenis tari tor tor beragam. Ada yang dinamakan tor tor Pangurason (tari
pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar.
Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan
dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari mara bahaya.
Selanjutnya ada tari tor tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar
pada saat pengukuhan seorang raja.
Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak
gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau
tujuh sarung).
Terakhir, ada tor tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual.
Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah.
Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk solusi
untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab tongkat tunggal panaluan adalah
perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Benua atas, Benua tengah, dan Benua
bawah.
Dahulu, tarian ini juga dilakukan untuk acara seremoni ketika orangtua atau
anggota keluarganya meninggal dunia. Kini, tari tor tor biasanya hanya digunakan
untuk menyambut turis.