Dasar dasar hukum adat

A
ayuni savirantimahasiswi em fakultas hukum
Dasar Dasar Hukum Adat
Definisi Hukum Adat
TOKOH D E F I N I S I
BELLEFROID Peraturan2 hidup yg meskipun tdk diundangkan o/penguasa tetapi
dihormati & ditaati o/ rakyat dgn keyakinan bahwa peraturan2 tsb
berlaku sbg hk.
VAN VOLLEN
HOVEN
Hk yg tdk bersumber kpd peraturan2 yg dibuat o/ pemerintah Hindia
Belanda dahulu atau alat kekuasaan lainnya yg mjd sendinya &
diadakan sendiri o/ kekuasaan Belanda dahulu.
TER HAAR a) Hk. Adat lahir dr & dipelihara o/ keputusan2, keputusan pr
warga masy hk, trtm keputusan berwibawa dr kepala2 rakyat yg
membantu pelaksanaan perbuatan2 hk, atau keputusan pr
hakim yg bertugas mengadiki sengketa, sepanjang keputusan2
itu tdk bertentangan dgn keyakinan hk rakyat, melainkan
senapas seirama dgn kesadaran tsb, diterima/diakui atau
setidak-tidaknya ditoleransikan o/ nya.
b) Hk. Adat itu adl keseluruhan peraturan yg menjelma dlm
keputusan2 pr fungsionaris hk (dlm arti yg luas meliputi :
eksekutif, legislatif, yudikatif) yg memp. wibawa (macht,
authority) serta pengaruh, & yg dlm pelaksanannya berlaku
serta merta (spontan) & dpt dipatuhi dgn sepenuh hati.
Definisi Hukum Adat
TOKOH D E F I N I S I
SUPOMO Hukum yg tdk tertulis di dlm peraturan2 legislatif (unstatutory law)
meliputi peraturan2 hidup yg meskipun tdk ditetapkan o/ yg
berwajib, tp tetap ditaati & didukung o/ rakyat berdasarkan a/
keyakinan bahwasanya peraturan2 tsb memp. kekuatan hk.
SUKANTO Kompleks adat2 yg kebanyakan tdk dikitabkan, tdk dikodifisir &
bersifat paksaan, memp. sanksi jd memp. akibat hk.
DJOJODIGOENO Hk yg tdk bersumber kpd peraturan2.
HAZAIRIN Hubungan antara hukum dan adat yaitu sedemikian langsungnya
sehingga istilah “hukum adat” tdk dibutuhkan o/ rakyat biasa yg
telah paham bahwa “adat” itu dlm arti sbg (adat) sopan
santun/kesusilaan maupun dlm arti sbg hukum.
Ditegaskan bahwa “adat” itu adalah endapan (renapan) kesusilaan
dlm masy., yaitu bahwa kaidah2 adat itu berupa kaidah2 kesusilaan
yg kebenarannya telah mendpt pengakuan umum dr masyarakat itu.
Meskipun ada perbedaan sifat atau corak antara kaidah2 kesusilaan
& kaidah2 hukum, namun bentuk2 perkuatan yg menurut hk dilarang
atau disuruh itu adalah menurut kesusilaan adl bentuk2 yg dicela
atau dianjurkan jg, sehingga pd hakikinya dlm patokan lapangan itu
jg hk itu berurat pd kesusilaan.
Unsur-unsur
dari pada hukum adat sebagai berikut :
• 1. Adanya tingkah laku yang terus menerus
dilakukan oleh masyaraka.
• 2. Tingkah laku tersebut teratur dan sistematis
• 3. Tingkah laku tersebut mempunyai nilai sacral
• 4. Adanya keputusan kepala adat
• 5. Adanya sanksi/ akibat hukum
• 6. Tidak tertulis
• 7. Ditaati dalam masyarakat
HUKUM ADAT SEBAGAI SUATU SISTEM
HUKUM
Hukum Adat sbg suatu sistem hukum harus
memenuhi/mempunyai beberapa unsur :
1. Subyek Hukum
2. Obyek Hukum
3. Hak dan kewajiban
4. Peristiwa hukum
5. Hubungan hukum
Corak-corak / Sifat-sifat hukum adat:
• 1. Bercorak Relegiues- Magis :
Menurut kepercayaan tradisional Indonesia, tiap tiap
masyarakat diliputi oleh kekuatan gaib yang harus
dipelihara agar masyarakat itu tetap aman tentram
bahagia dan lain-lain.
• 2. Bercorak Komunal atau Kemasyarakatan
Artinya bahwa kehidupan manusia selalu dilihat dalam
wujud kelompok, sebagai satu kesatuan yang utuh.
Individu satu dengan yang lainnya tidak dapat hidup
sendiri, manusia adalah makluk sosial, manusia selalu
hidup bermasyarakatan, kepentingan bersama lebih
diutamakan dari pada kepentingan perseorangan.
Corak-corak / Sifat-sifat hukum adat:
• 3. Bercorak Demokrasi
Bahwa segala sesuatu selalu diselesaikan dengan rasa
kebersamaan, kepentingan bersama lebih diutamakan
dari pada kepentingan-kepentingan pribadi sesuai
dengan asas permusyawaratan dan perwakilan sebagai
system pemerintahan.
• 4. Bercorak Kontan :
Pemindahan atau peralihan hak dan kewajiban harus
dilakukan pada saat yang bersamaan yaitu peristiwa
penyerahan dan penerimaan harus dilakukan secara
serentak, ini dimaksudkan agar menjaga keseimbangan
didalam pergaulan bermasyarakat.
Corak-corak / Sifat-sifat hukum adat:
• 5. Bercorak Konkrit
Artinya adanya tanda yang kelihatan yaitu tiap-
tiap perbuatan atau keinginan dalam setiap
hubungan-hubungan hukum tertentu harus
dinyatakan dengan benda-benda yang berwujud.
Tidak ada janji yang dibayar dengan janji,
semuanya harus disertai tindakan nyata, tidak
ada saling mencurigai satu dengan yang lainnya.
Lingkungan Hukum Adat
C. Van Vollehhoven mengadakan analisa terhadap ciri-
ciri khusus yang berlaku di setiap lingkungan hukum
adat. Ciri-ciri tersebut kemudian diujikan terhadap
sistem-sistem hukum adat yang terdapat pada
masyarakat-masyarakat di daerah-daerah yang semula
diidentifikasikan sebagi tempat-tempat yang secara
hipotesis diberi nama lingkungan hukum adat, sehingga
menghasilkan lingkungan-lingkungan sebagai berikut :
1. Aceh (Aceh Besar, Pantai Barat Aceh, Singkel,
Simeulue)
2. Tanah Gayo, Alas, dan Batak
a. Tanah Gayo (Gayo Lueus)
b. Tanah Als
c. Tanah Batak (Tapanuli)
Lingkungan Hukum Adat1. Tapanuli Utara
a. Pakpak- Batak (Barus)
b. Karo-Batak
c. Simalungun-Batak
d. Toba-Batak (Samosir, Balige,Laguboti, Sumban Julu)
2. Tapanuli Selatan
a. Padanglawas (Tano Sapanjang)
b. Angkola
c. Mandaiiling (Sayurmatinggi)
2a. Nias (Nias Saelatan)
3. Daerah Minangkabau (Padang, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota,Daerah Kampar, Kerinci)
3a. Mentawai (Orang Pagai)
4. Sumatera Selatan
a. Bengkulu (Rejang)
b. Lampung (Abung, Peminggir, Pubian, Rebang, Gedongtataan,Tulangbawang)
c. Palembang (Anak-Lakitan, Jelma Daya, Kubu, Pasemah, Semendo)
4a. Enggano
5. Daerah Melayu (Lingga Riau, Indragiri, Pantai Timur Sumatera, orangorang Banjar)
6. Bangka dan Belitung
7. Kalimantan (Daya, Bagian Barat Kalimantan, Kapuas Hulu, Kalimantan Tenggara, Mahakam Hulu, Pasir, Daya Kenya,
Daya Klematan, Daya Landan dan Tayan, Daya-Lawangan, Lepo-Alim, Lepo-Timei, Long glatt, Daya-maanyan-Patai,
Daya Maanyan- Siung, Daya-Ngaju, Daya-Ot0-Danum, Daya-Penyabung Punan).
Lingkungan Hukum Adat
8. Minahasa (Menado)
9. Gorontalo (Bolaang Mongondow, Boalemo)
10. Daerah/Tanah Toraja (Sulawesi bagian tengah, Toraja, orang Toraja berbahasa Baree,
Toraja Barat, Sigi, Kaili, Tawaili, Toraja Sadan, To Mori, To Lainang, Kepulauan Banggai).
11. Sulawesi Selatan (Orang Bugis, Bone, Goa, Laikang, Ponre, Mandar, Makasar,
Selayar,Muna).
12. Kepulauan Ternate (Ternate, Tidore, Halmahera, Tobelo,Pulau Sula)
13. Maluku-ambon (Ambon, Banda, orang Uliaser,Saparua,Buru, Seram,Kepulauan Kei,
Kepulauan Aru, Kisar)
14. Irian
15. Kepulauan Timor (Kelompok Timor-Timur, bagian tengah Timor, Mollo,Sumba, bagian
tengah Sumba, Sumba Timur, Kodi Flores, Ngada, Roti.Savu Bima)
16 Bali dan Lombok (Bali, Tanganan Pagringsingan, Kastala,Karangasem,Buleleng, Jembrana,
Lombok, Sumbawa)
17. Bagian Tengah Jawa dan Jawa Timur termasuk Madura ( Jawa bagian tengah, Kedu,
Purworejo, Tulungagung, Jawa Timur, Surabaya, Madura)
18. Daerah Kerajaan (Solo, Yogyakarta)
19. Jawa Barat (Parahianagan, Tanah Sunda, Jakarta, Banten.
Persekutuan Hukum
• Persekutuan adat adalah :Merupakan kesatuan-
kesatuan yan mempunyai tata susunan yang teratur
dan kekal serta memiliki pengurus sendiri dan
kekayaan sendiri baik kekayaan materiil maupun
imateriil. (Soeroyo W.P.).
• Djaren Saragih mengatakan Persekutuan hukum adalah
: Sekelompok orang-orang sebagai satu kesatuan dalam
susunan yang teratur yang bersifat abadi dan memiliki
pimpinan serta kekayaan baik berwujud maupun tidak
berwujud dan mendiami alam hidup diatas wilayah
tertentu.
Persekutuan Hukum
• Van Vollenhoven mengartikan persekutuan hukum sebagai suatu
masyarakat hukum yang menunjukkan pengertian-pengertian
kesatuan-kesatuan manusia yang mempunyai :
1. Tata susunan yang teratur
2. Daerah yang tetap
3. Penguasa-penguasa atau pengurus
4. Harta kekayaan
Beberapa contoh persekutuan hukum adalah :
Famili di Minangkabau :
Tata susunan yang tetap yang disebut rumah Jurai
• Pengurus sendiri yaitu yang diketuai oleh Penghulu Andiko,
sedangkan Jurai dikepalai oleh seorang Tungganai atau Mamak
kepala waris.
• Harta pusaka sendiri
Hukum Perkawinan
• Perkawinan adalah salah satu peristiwa yang sangat
penting dalam kehidupan masyarakat adapt, sebab
perkawinan itu tidak hanya menyangkut kedua
mempelai saja, kedua keluarga, tetapi juga menyangkut
masyarakat bahkan menyangkut arwah leluhur-leluhur
kedua belah pihak :
• A.Van Genep (Perancis) mengatakan semua upacara-
upacara perkawinan “rites de passage” yaitu upacara-
upacara peralihan perubahan status dari kedua
mempelai. Setelah melalui upacara-upacara itu kedua
belah pihak menjadi hidup bersatu dalam suatu
kehidupan bersama suami isteri.
Sistem Hukum Perkawinan
1. Sistem Endogami :
Yaitu seseorang hanya dibenarkan mengadakan perkawinan dengan
seseorang dalam suku sendiri.
Sistem perkawinan ini sudah jarang terjadi.
2. Sistem Exogami :
Yaitu perkawinan dengan seseorang yang berlainan suku atau suku yang
lain.
3. Sistem Eleutherogami :
Sistem ini tidak mengenal larangan-larangan atau keharusan-keharusan.
Larangan-larangan dalam system ini adalah yang bertalian dengan ikatan
kekeluargaan yaitu :
Nasab (=turunan yang dekat) seperti kawin dengan ibu, nenek, anak
kandung, cucu, saudara kandung, saudara bapak atau ibu.
Musyaharah (=periparan) yaitu kawin dengan ibu tiri, menantu,
mertua,anak tiri.
Alasan Perceraian
- Prinsip perceraian adalah suatu yang tidak dikehendaki atau dilarang.
- Perceraian dapat dibenarkan apabila :
1. Isteri berzinah
akibatnya sangat merugikan isteri, dapat dibunuh, keluarganya
harus mengembalikan jujur/belis, tidak dapat apa-apa balik
telanjang.
2. Kemadulan isteri
tujuan perkawinan untuk melanjutkan keturunan.
3. Impotensi suami
suami tidak memenuhi kewajiban hidup bersama sebagai
suami isteri.
4. Suami meninggalkan isteri dalam waktu yang lam
5. Isteri berkelakuan tidak sopan
6. adanya keinginan bersama dari kedua belah pihak
7. Isteri atau Suami tidak menghormati adapt-istiadat.
Hukum Adat Waris
a. Prof. Soepomo, merumuskan hukum adat waris adalah : Hukum adat waris
memuat peraturan-peraturan yang mengatur proses meneruskan serta
mengoperkan barang-barang harta benda dan barang-barang tidak
berwujud dari angkatan manusia kepada turunannya.
b. Ter Haar, merumuskan hukum adat waris adalah Hukum adat waris
meliputi peraturan-peraturan hukum yang bersangkutan dengan proses
yang sangat mengesankan serta yang akan selalu berjalan tentang
penerusan dan pengoperan kekayaan materiil dan immaterial dari suatu
generasi kepada generasi berikutnya.
c. Wirjono Prodjodikoro, S.H., menyatakan : Warisan itu adalah soal apakah
dan bagaimanakah pelbagai hak-hak dan kewajiban-kewajiban tentang
kekayaan sesorang pada waktu meninggal dunia akan beralih kepada
orang lain yang masih hidup.
d. Soerojo Wignjodipoero, S.H., mengatakan : Hukum adat waris
meliputinorma-norma hukum yang menetapkan harta kekayaan baik yang
materiil maupun immaterial yang manakah dari seseorang yang dapat
diserahkan kepada keturunannya.
1 de 17

Recomendados

Hukum adat dgn kebiasaanHukum adat dgn kebiasaan
Hukum adat dgn kebiasaanNuelnuel11
16K visualizações21 slides
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adatNuelnuel11
30.6K visualizações37 slides
Sistem hukum adatSistem hukum adat
Sistem hukum adatNuelimmanuel22
13.2K visualizações12 slides
Pengertian dasar hukum adat,istilahPengertian dasar hukum adat,istilah
Pengertian dasar hukum adat,istilahNuelnuel11
6.9K visualizações13 slides
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatNuelimmanuel22
43K visualizações16 slides

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Asas hukum adatAsas hukum adat
Asas hukum adatNuelimmanuel22
2.1K visualizações28 slides
hukum Adathukum Adat
hukum AdatSigit Riono
20.9K visualizações48 slides
Hukum adat meeting iHukum adat meeting i
Hukum adat meeting iUniversitas Islam Balitar
541 visualizações32 slides
Hukum adat dan kearifan lokalHukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokalyahyakelariquers
8.7K visualizações19 slides

Mais procurados(20)

Asas hukum adatAsas hukum adat
Asas hukum adat
Nuelimmanuel222.1K visualizações
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
Sigit Riono20.9K visualizações
Hukum adat meeting iHukum adat meeting i
Hukum adat meeting i
Universitas Islam Balitar541 visualizações
Hukum adat dan kearifan lokalHukum adat dan kearifan lokal
Hukum adat dan kearifan lokal
yahyakelariquers8.7K visualizações
Hukum & kearifan lokalHukum & kearifan lokal
Hukum & kearifan lokal
Jonaedi Efendi6.1K visualizações
Makalah awig awig baturinggitMakalah awig awig baturinggit
Makalah awig awig baturinggit
Faizz Faizz707 visualizações
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARAKEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
RIFKYANDHIKAMAULANA34 visualizações
Sumber hukumSumber hukum
Sumber hukum
roellys17.1K visualizações
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
Ica Diennissa36K visualizações
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Septiani Dwi Rahayu3.3K visualizações
Pkn Kelas X Sistem Hukum di IndonesiaPkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Nandha Zulyana4.5K visualizações
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
Puspa Bunga38.5K visualizações
Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)
Nadya E. Putri (ISBD Bab 5)
nadyasakura536 visualizações
BMP EKMA4316 Hukum BisnisBMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
Mang Engkus28.4K visualizações
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
Mael Aja12.1K visualizações
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
Andrew Fritz9.4K visualizações
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
mudanp.com81 visualizações

Destaque

Sejarah hukum adatSejarah hukum adat
Sejarah hukum adatSela Puji
5.4K visualizações20 slides
Lembaga adatLembaga adat
Lembaga adatRetno Wulandari
38.4K visualizações5 slides
Undang undang adatUndang undang adat
Undang undang adatSiti Aisyah Saliman
26.2K visualizações44 slides
= Kuliah htn 2== Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2=Amir Sabri
607 visualizações28 slides
MPPHMPPH
MPPHElvina Luhulima
1.1K visualizações13 slides

Destaque(14)

Sejarah hukum adatSejarah hukum adat
Sejarah hukum adat
Sela Puji5.4K visualizações
Lembaga adatLembaga adat
Lembaga adat
Retno Wulandari38.4K visualizações
Undang undang adatUndang undang adat
Undang undang adat
Siti Aisyah Saliman26.2K visualizações
= Kuliah htn 2== Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2=
Amir Sabri607 visualizações
MPPHMPPH
MPPH
Elvina Luhulima1.1K visualizações
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat 1Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat 1
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat 1
natal kristiono2.6K visualizações
Hukum adatHukum adat
Hukum adat
Nazmi Nami2.1K visualizações
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
natal kristiono6.7K visualizações
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
Muhammad Fahroly8.1K visualizações
Hukum adat kekeluargaanHukum adat kekeluargaan
Hukum adat kekeluargaan
Ferri Lee23.2K visualizações
Hukum perkawinan adatHukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adat
Franky L. Tobing21.2K visualizações
Ruang lingkup antropologiRuang lingkup antropologi
Ruang lingkup antropologi
Muslimin B. Putra18.2K visualizações

Similar a Dasar dasar hukum adat

Hukum adatHukum adat
Hukum adatzairafotocopy
72 visualizações23 slides
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdfPOKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdfzalfaarif
6 visualizações12 slides
PPT Hukum Adat Kel. 1.pptxPPT Hukum Adat Kel. 1.pptx
PPT Hukum Adat Kel. 1.pptxbima903334
84 visualizações11 slides
Hukum adat meeting IIHukum adat meeting II
Hukum adat meeting IIUniversitas Islam Balitar
422 visualizações32 slides

Similar a Dasar dasar hukum adat(20)

Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
Lourenco de Deus Mau Lulo420 visualizações
Hukum adatHukum adat
Hukum adat
zairafotocopy72 visualizações
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan) HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
HUKUM ADAT TIMOR-LESTE (sebuah kalangan)
Lourenco de Deus Mau Lulo2.6K visualizações
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdfPOKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
zalfaarif6 visualizações
PPT Hukum Adat Kel. 1.pptxPPT Hukum Adat Kel. 1.pptx
PPT Hukum Adat Kel. 1.pptx
bima90333484 visualizações
Hukum adat meeting IIHukum adat meeting II
Hukum adat meeting II
Universitas Islam Balitar422 visualizações
5-hukum-adat.ppt5-hukum-adat.ppt
5-hukum-adat.ppt
AdityaPratama30272463 visualizações
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
nurfitriaprimastuti2.3K visualizações
HUKUM ADAT KELOMPOK 10.pdfHUKUM ADAT KELOMPOK 10.pdf
HUKUM ADAT KELOMPOK 10.pdf
MayaShafira18 visualizações
Materi 2 - Hukum Adat.pptxMateri 2 - Hukum Adat.pptx
Materi 2 - Hukum Adat.pptx
Universitas Panca Bhakti346 visualizações
II. Pengertian Hukum.pptxII. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptx
donihasmanto70 visualizações
Antropologi hukum umk cabang rahaAntropologi hukum umk cabang raha
Antropologi hukum umk cabang raha
Operator Warnet Vast Raha 476 visualizações
Bab iBab i
Bab i
FitryII16 visualizações
Antropologi Hukum 1Antropologi Hukum 1
Antropologi Hukum 1
Nur Fitrianna Damayanti8.2K visualizações
bjt_umum_tmk1_hkum4204.pdfbjt_umum_tmk1_hkum4204.pdf
bjt_umum_tmk1_hkum4204.pdf
AgusGedeDharmawan194 visualizações
SIstem Hukum IndonesiaSIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum Indonesia
feggyernes5.7K visualizações
Handout pegangan siswaHandout pegangan siswa
Handout pegangan siswa
mithayuni3.5K visualizações
Ppt ppknPpt ppkn
Ppt ppkn
Hamdani Hidayat115 visualizações
Pengantar Ilmu HukumPengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu Hukum
Nabilla Afinannisa4.4K visualizações

Dasar dasar hukum adat

  • 2. Definisi Hukum Adat TOKOH D E F I N I S I BELLEFROID Peraturan2 hidup yg meskipun tdk diundangkan o/penguasa tetapi dihormati & ditaati o/ rakyat dgn keyakinan bahwa peraturan2 tsb berlaku sbg hk. VAN VOLLEN HOVEN Hk yg tdk bersumber kpd peraturan2 yg dibuat o/ pemerintah Hindia Belanda dahulu atau alat kekuasaan lainnya yg mjd sendinya & diadakan sendiri o/ kekuasaan Belanda dahulu. TER HAAR a) Hk. Adat lahir dr & dipelihara o/ keputusan2, keputusan pr warga masy hk, trtm keputusan berwibawa dr kepala2 rakyat yg membantu pelaksanaan perbuatan2 hk, atau keputusan pr hakim yg bertugas mengadiki sengketa, sepanjang keputusan2 itu tdk bertentangan dgn keyakinan hk rakyat, melainkan senapas seirama dgn kesadaran tsb, diterima/diakui atau setidak-tidaknya ditoleransikan o/ nya. b) Hk. Adat itu adl keseluruhan peraturan yg menjelma dlm keputusan2 pr fungsionaris hk (dlm arti yg luas meliputi : eksekutif, legislatif, yudikatif) yg memp. wibawa (macht, authority) serta pengaruh, & yg dlm pelaksanannya berlaku serta merta (spontan) & dpt dipatuhi dgn sepenuh hati.
  • 3. Definisi Hukum Adat TOKOH D E F I N I S I SUPOMO Hukum yg tdk tertulis di dlm peraturan2 legislatif (unstatutory law) meliputi peraturan2 hidup yg meskipun tdk ditetapkan o/ yg berwajib, tp tetap ditaati & didukung o/ rakyat berdasarkan a/ keyakinan bahwasanya peraturan2 tsb memp. kekuatan hk. SUKANTO Kompleks adat2 yg kebanyakan tdk dikitabkan, tdk dikodifisir & bersifat paksaan, memp. sanksi jd memp. akibat hk. DJOJODIGOENO Hk yg tdk bersumber kpd peraturan2. HAZAIRIN Hubungan antara hukum dan adat yaitu sedemikian langsungnya sehingga istilah “hukum adat” tdk dibutuhkan o/ rakyat biasa yg telah paham bahwa “adat” itu dlm arti sbg (adat) sopan santun/kesusilaan maupun dlm arti sbg hukum. Ditegaskan bahwa “adat” itu adalah endapan (renapan) kesusilaan dlm masy., yaitu bahwa kaidah2 adat itu berupa kaidah2 kesusilaan yg kebenarannya telah mendpt pengakuan umum dr masyarakat itu. Meskipun ada perbedaan sifat atau corak antara kaidah2 kesusilaan & kaidah2 hukum, namun bentuk2 perkuatan yg menurut hk dilarang atau disuruh itu adalah menurut kesusilaan adl bentuk2 yg dicela atau dianjurkan jg, sehingga pd hakikinya dlm patokan lapangan itu jg hk itu berurat pd kesusilaan.
  • 4. Unsur-unsur dari pada hukum adat sebagai berikut : • 1. Adanya tingkah laku yang terus menerus dilakukan oleh masyaraka. • 2. Tingkah laku tersebut teratur dan sistematis • 3. Tingkah laku tersebut mempunyai nilai sacral • 4. Adanya keputusan kepala adat • 5. Adanya sanksi/ akibat hukum • 6. Tidak tertulis • 7. Ditaati dalam masyarakat
  • 5. HUKUM ADAT SEBAGAI SUATU SISTEM HUKUM Hukum Adat sbg suatu sistem hukum harus memenuhi/mempunyai beberapa unsur : 1. Subyek Hukum 2. Obyek Hukum 3. Hak dan kewajiban 4. Peristiwa hukum 5. Hubungan hukum
  • 6. Corak-corak / Sifat-sifat hukum adat: • 1. Bercorak Relegiues- Magis : Menurut kepercayaan tradisional Indonesia, tiap tiap masyarakat diliputi oleh kekuatan gaib yang harus dipelihara agar masyarakat itu tetap aman tentram bahagia dan lain-lain. • 2. Bercorak Komunal atau Kemasyarakatan Artinya bahwa kehidupan manusia selalu dilihat dalam wujud kelompok, sebagai satu kesatuan yang utuh. Individu satu dengan yang lainnya tidak dapat hidup sendiri, manusia adalah makluk sosial, manusia selalu hidup bermasyarakatan, kepentingan bersama lebih diutamakan dari pada kepentingan perseorangan.
  • 7. Corak-corak / Sifat-sifat hukum adat: • 3. Bercorak Demokrasi Bahwa segala sesuatu selalu diselesaikan dengan rasa kebersamaan, kepentingan bersama lebih diutamakan dari pada kepentingan-kepentingan pribadi sesuai dengan asas permusyawaratan dan perwakilan sebagai system pemerintahan. • 4. Bercorak Kontan : Pemindahan atau peralihan hak dan kewajiban harus dilakukan pada saat yang bersamaan yaitu peristiwa penyerahan dan penerimaan harus dilakukan secara serentak, ini dimaksudkan agar menjaga keseimbangan didalam pergaulan bermasyarakat.
  • 8. Corak-corak / Sifat-sifat hukum adat: • 5. Bercorak Konkrit Artinya adanya tanda yang kelihatan yaitu tiap- tiap perbuatan atau keinginan dalam setiap hubungan-hubungan hukum tertentu harus dinyatakan dengan benda-benda yang berwujud. Tidak ada janji yang dibayar dengan janji, semuanya harus disertai tindakan nyata, tidak ada saling mencurigai satu dengan yang lainnya.
  • 9. Lingkungan Hukum Adat C. Van Vollehhoven mengadakan analisa terhadap ciri- ciri khusus yang berlaku di setiap lingkungan hukum adat. Ciri-ciri tersebut kemudian diujikan terhadap sistem-sistem hukum adat yang terdapat pada masyarakat-masyarakat di daerah-daerah yang semula diidentifikasikan sebagi tempat-tempat yang secara hipotesis diberi nama lingkungan hukum adat, sehingga menghasilkan lingkungan-lingkungan sebagai berikut : 1. Aceh (Aceh Besar, Pantai Barat Aceh, Singkel, Simeulue) 2. Tanah Gayo, Alas, dan Batak a. Tanah Gayo (Gayo Lueus) b. Tanah Als c. Tanah Batak (Tapanuli)
  • 10. Lingkungan Hukum Adat1. Tapanuli Utara a. Pakpak- Batak (Barus) b. Karo-Batak c. Simalungun-Batak d. Toba-Batak (Samosir, Balige,Laguboti, Sumban Julu) 2. Tapanuli Selatan a. Padanglawas (Tano Sapanjang) b. Angkola c. Mandaiiling (Sayurmatinggi) 2a. Nias (Nias Saelatan) 3. Daerah Minangkabau (Padang, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota,Daerah Kampar, Kerinci) 3a. Mentawai (Orang Pagai) 4. Sumatera Selatan a. Bengkulu (Rejang) b. Lampung (Abung, Peminggir, Pubian, Rebang, Gedongtataan,Tulangbawang) c. Palembang (Anak-Lakitan, Jelma Daya, Kubu, Pasemah, Semendo) 4a. Enggano 5. Daerah Melayu (Lingga Riau, Indragiri, Pantai Timur Sumatera, orangorang Banjar) 6. Bangka dan Belitung 7. Kalimantan (Daya, Bagian Barat Kalimantan, Kapuas Hulu, Kalimantan Tenggara, Mahakam Hulu, Pasir, Daya Kenya, Daya Klematan, Daya Landan dan Tayan, Daya-Lawangan, Lepo-Alim, Lepo-Timei, Long glatt, Daya-maanyan-Patai, Daya Maanyan- Siung, Daya-Ngaju, Daya-Ot0-Danum, Daya-Penyabung Punan).
  • 11. Lingkungan Hukum Adat 8. Minahasa (Menado) 9. Gorontalo (Bolaang Mongondow, Boalemo) 10. Daerah/Tanah Toraja (Sulawesi bagian tengah, Toraja, orang Toraja berbahasa Baree, Toraja Barat, Sigi, Kaili, Tawaili, Toraja Sadan, To Mori, To Lainang, Kepulauan Banggai). 11. Sulawesi Selatan (Orang Bugis, Bone, Goa, Laikang, Ponre, Mandar, Makasar, Selayar,Muna). 12. Kepulauan Ternate (Ternate, Tidore, Halmahera, Tobelo,Pulau Sula) 13. Maluku-ambon (Ambon, Banda, orang Uliaser,Saparua,Buru, Seram,Kepulauan Kei, Kepulauan Aru, Kisar) 14. Irian 15. Kepulauan Timor (Kelompok Timor-Timur, bagian tengah Timor, Mollo,Sumba, bagian tengah Sumba, Sumba Timur, Kodi Flores, Ngada, Roti.Savu Bima) 16 Bali dan Lombok (Bali, Tanganan Pagringsingan, Kastala,Karangasem,Buleleng, Jembrana, Lombok, Sumbawa) 17. Bagian Tengah Jawa dan Jawa Timur termasuk Madura ( Jawa bagian tengah, Kedu, Purworejo, Tulungagung, Jawa Timur, Surabaya, Madura) 18. Daerah Kerajaan (Solo, Yogyakarta) 19. Jawa Barat (Parahianagan, Tanah Sunda, Jakarta, Banten.
  • 12. Persekutuan Hukum • Persekutuan adat adalah :Merupakan kesatuan- kesatuan yan mempunyai tata susunan yang teratur dan kekal serta memiliki pengurus sendiri dan kekayaan sendiri baik kekayaan materiil maupun imateriil. (Soeroyo W.P.). • Djaren Saragih mengatakan Persekutuan hukum adalah : Sekelompok orang-orang sebagai satu kesatuan dalam susunan yang teratur yang bersifat abadi dan memiliki pimpinan serta kekayaan baik berwujud maupun tidak berwujud dan mendiami alam hidup diatas wilayah tertentu.
  • 13. Persekutuan Hukum • Van Vollenhoven mengartikan persekutuan hukum sebagai suatu masyarakat hukum yang menunjukkan pengertian-pengertian kesatuan-kesatuan manusia yang mempunyai : 1. Tata susunan yang teratur 2. Daerah yang tetap 3. Penguasa-penguasa atau pengurus 4. Harta kekayaan Beberapa contoh persekutuan hukum adalah : Famili di Minangkabau : Tata susunan yang tetap yang disebut rumah Jurai • Pengurus sendiri yaitu yang diketuai oleh Penghulu Andiko, sedangkan Jurai dikepalai oleh seorang Tungganai atau Mamak kepala waris. • Harta pusaka sendiri
  • 14. Hukum Perkawinan • Perkawinan adalah salah satu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat adapt, sebab perkawinan itu tidak hanya menyangkut kedua mempelai saja, kedua keluarga, tetapi juga menyangkut masyarakat bahkan menyangkut arwah leluhur-leluhur kedua belah pihak : • A.Van Genep (Perancis) mengatakan semua upacara- upacara perkawinan “rites de passage” yaitu upacara- upacara peralihan perubahan status dari kedua mempelai. Setelah melalui upacara-upacara itu kedua belah pihak menjadi hidup bersatu dalam suatu kehidupan bersama suami isteri.
  • 15. Sistem Hukum Perkawinan 1. Sistem Endogami : Yaitu seseorang hanya dibenarkan mengadakan perkawinan dengan seseorang dalam suku sendiri. Sistem perkawinan ini sudah jarang terjadi. 2. Sistem Exogami : Yaitu perkawinan dengan seseorang yang berlainan suku atau suku yang lain. 3. Sistem Eleutherogami : Sistem ini tidak mengenal larangan-larangan atau keharusan-keharusan. Larangan-larangan dalam system ini adalah yang bertalian dengan ikatan kekeluargaan yaitu : Nasab (=turunan yang dekat) seperti kawin dengan ibu, nenek, anak kandung, cucu, saudara kandung, saudara bapak atau ibu. Musyaharah (=periparan) yaitu kawin dengan ibu tiri, menantu, mertua,anak tiri.
  • 16. Alasan Perceraian - Prinsip perceraian adalah suatu yang tidak dikehendaki atau dilarang. - Perceraian dapat dibenarkan apabila : 1. Isteri berzinah akibatnya sangat merugikan isteri, dapat dibunuh, keluarganya harus mengembalikan jujur/belis, tidak dapat apa-apa balik telanjang. 2. Kemadulan isteri tujuan perkawinan untuk melanjutkan keturunan. 3. Impotensi suami suami tidak memenuhi kewajiban hidup bersama sebagai suami isteri. 4. Suami meninggalkan isteri dalam waktu yang lam 5. Isteri berkelakuan tidak sopan 6. adanya keinginan bersama dari kedua belah pihak 7. Isteri atau Suami tidak menghormati adapt-istiadat.
  • 17. Hukum Adat Waris a. Prof. Soepomo, merumuskan hukum adat waris adalah : Hukum adat waris memuat peraturan-peraturan yang mengatur proses meneruskan serta mengoperkan barang-barang harta benda dan barang-barang tidak berwujud dari angkatan manusia kepada turunannya. b. Ter Haar, merumuskan hukum adat waris adalah Hukum adat waris meliputi peraturan-peraturan hukum yang bersangkutan dengan proses yang sangat mengesankan serta yang akan selalu berjalan tentang penerusan dan pengoperan kekayaan materiil dan immaterial dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. c. Wirjono Prodjodikoro, S.H., menyatakan : Warisan itu adalah soal apakah dan bagaimanakah pelbagai hak-hak dan kewajiban-kewajiban tentang kekayaan sesorang pada waktu meninggal dunia akan beralih kepada orang lain yang masih hidup. d. Soerojo Wignjodipoero, S.H., mengatakan : Hukum adat waris meliputinorma-norma hukum yang menetapkan harta kekayaan baik yang materiil maupun immaterial yang manakah dari seseorang yang dapat diserahkan kepada keturunannya.