SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 49
Kurikulum & Pembelajaran
  Dalam Paradigma Baru




                                             Disusun oleh    :

                                          Nama : Nely Agustiany
                                          NIM   : 2011031093
                                          Kelas : II D




Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ekonomi Universitas Kuningan
Kurikulum &
Pembelajaran Dalam
  Paradigma Baru

          Reviewer:
Dr.UHAR SUHARSAPUTRA, M.Pd.

      Disusun oleh:
 AKHMAD SUDRAJAT, M.Pd.

      Setting & Layout:
    Paramitra Production


 Cetakan Pertama, April 2011
BAB I
Pengertian Kurikulum                 Organisasi Kurikulum




                   KONSEP DASAR
                     KURIKULUM


                                    Hubungan Kurikulum
                                       dengan Teori
Fungsi Kurikulum                        Pendidikan

         Kedudukan Kurikulum dalam pendidikan
Pengertian Kurikulum
 Pandangan Tradisional, “Rencana pembelajaran
  di sekolah”.
 Pandangan Klasik,”Kurikulum tampak sebagai
  sesuatu yang statis, hanya berbentuk dokumen-
  dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dalam
  proses pendidikan”.
 Pandangan Muktakir,”Kuikulum bukan hanya
  sekedar dokumen statis, tetapi merupakan segala
  sesuatu yang nyata dialami siswa”.
   “A Curriculum is a written documen which may contain
    many ingredients, but basically it is a plan for the education
    of pupils duing their enrollment in given school”. (George A.
    Beauchamp, 1986)

   “The curriculum has changed from content of courses study
    and list of subject and couses to all experiences which are
    offered to learners under the auspices or direction of
    school”. ( Ronald C. Doll, 1974).

   “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengturan
    mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara
    yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
    pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan”.
    (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003).
 Empat dimensi mencari rumusan kurikulum
  menurut Hamid Hasan (1988):

1.   Sebagi ide, kurikulum dalam dimensi ini hanya ada dalam
     pikiran seseorang sehingga tidak mudah diketahui orang
     lain kurikulum akan ditentukan oleh tingkat keluasan dan
     kedalaman orang yang bersangkutan tentang kuikulum
     dan pendidikan.
2.   Kurikulum sebagai rencana tertulis, dalam bentuk dokumen
     sebagai perwujudan kurikulum sebagai ide.
3.   Kurikulum sebagai kegiatan, pelaksanaan kurikulum
     sebagai rencana tertulis dalam bentuk praktek
     pembelajaran.
4.   Kurikulum sebagai hasil, sebagai konsekuensi suatu
     kegiatan.
Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan
   Dalam penyelenggaraan pendidikan guru mempunyai
    tugas pokok untuk melaksanakan pengajaran yang disebut
    pembelajaran dalam bentuk interaksi guru dengan siswa.
    Tugas siswa adalah belejar berusaha memperoleh
    perubahan perilaku atau pencapaian kemampuan yang
    didapat dari berinteraksi dengan lingkungannya. Guru
    menyampaikan pembelajaran melalui metode tertentu,
    melaksanakan evaluasi untukmengetahui proses dan hasil
    pembelajaran yang dikemas dalam bentuk kurikulum.
   Kurikulum merupakan komponen utama dalam sistem
    pendidikan yang dilaksanakan oleh guru bersama siswa
    untuk mencapai tujuan pendidikan, guru menjadi tokoh
    kunci dalam pelaksanaan dan pengembangan kurikulum.
Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan
                                                        Lingkungan


                Guru

                               Kurikulum
  Pendidikan
   Interaksi




               Materi Metode
                                             Tujuan
                 Evaluasi                  Pendidikan




                   Siswa
Fungsi Kurikulum

1.   Bagi guru(tataran operasionala), kurikulum sebagai dasar
     bagi pengelolaan pembelajaran di kelas mulai dari
     perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
2.   Bagi sekolah(tataran manajerial), kurikulum sebagai alat
     mencapai tujuan sekolah sebagai pedoman acuan
     penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
3.   Bagi masyarakat, mengakomodi harapan dan
     kepentingan masyarakat terhadap pendidikan termasuk
     keinginan orang tua terhadap pendidikan anaknya di
     sekolah.
4.   Bagi siswa sebagai subjek pendidikan, fungsi kurikulum
     mencangku :
a.   Fungsi pemeliharaan, sebagai alat pendidikan untuk
     memelihara nilai-nilai dan budaya dalam menjamin
     kesinambungan sosial budaya masyarakat.
b.   Fungsi persiapan, mampu mempersiapkan siswa untuk
     kepentingan kelanjutan studinya untuk dapat hidup dalam
     masyarakat.
c.   Fungsi penyesuaian, sebagai alat pendidikan haarus
     mampu mengantarkan siswa agar memiliki kemampuan
     menyesuaikan diri dengan lingkungan.
d.   Fungsi integrasi, harus mampu menghsilkan pribadi yang
     utuh.
e.   Fungsi diferensiasi, harus memberikan pelayanan terhadap
     perbedaan individu
f.   Fungsi pemilihan, harus mampu membeikan kesemptan
     memilih program belajar sesuai kemampuan dan minat.
g.   Fungsi diagnostik, harus membantu mengarahkan siswa
     untuk memahami menerima dan mengarahkan potensi
     dan kelemahan yang dimilikinya
Hubungan Kurikulum dengan Teori
Pendidikan
Nana S. Sukmadinata (1997),mengemukakan
empat jenis hubungan kurikulum dengan teori
pendidikan:

1.   Pendidikakan klasik,memadang bahwa pendidikan
     sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan
     meneruskan warisan budaya,teori ini menekankan
     peranan isi pendidikan daripada proses.

2.   Pendidikan pribadi, konsep pendidikan ini betolak dari
     asumsi bahwa sejak lahir anak telah memiliki potensi
     tertentu. Pendidikan h arus me ngembangkan potensi
     yang dimiliki sesuai bakat dan minat siswa.
3. Teknologi pendidikan, suatu konsep pendidikan yang
mempuyai pesamaan denga pendidikan klasik tentang
peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi.
Namun keduanya ada yang berbeda, pendidikan
teknologi lebih mengutamakan pembentukan dan
penguasaan kompetensi atau kemampuan-
kemampuan praktis bukan pengawetan dan
pemeliharaan budaya lama.
4. Pendidikan intrasional, suatu konsep pendidikan yang
bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai bahan
sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama
dengan manusia lainnya. Dalam hal ini menekankan
interasi dua pihak dari guru kepada siswa dan dari siswa
kepada guru.
Oganisasi Kurikulum
Oganisasi Kurikulum adalah struktur program kurikulum
berupa kerangka umum program pengajaran kepada
peserta. Model kurikulum ditinjau dari sudut organisasi
kurikulum :
1.  Model Seprated subject(mata pelajaran terpisah-pisah)
    yaitu kurikulum yang terdiri dari sejumlah mata peljaran
    yang terpisah-pisah tiap pelajaran disampaikan sendiri-
    sendiri tanpa ada hubungan.
2.  Model Corelated (mata pelajaran berkorelasi)
    merupakan bentuk organisasi kurikulum yang berupaya
    menghubungkan antara satu mata pelajaran dengan
    mata pelajaran yang lain.
3. Model Integrated dalam model ini batas-batas antara
mata pelajaran sudah tidak keliatan lagi, semua mata
pelajaran sudah dirumuskan dalam bentuk masalah atau
unit, semua mata pelajaran telah terpadu sebagai satu
kesatuan yang utuh yang utuh.
4. Model Core Program adalah suatu program inti berupa
suatu unit atau masalah, masalah diambil dari mata
pelajaran tertentu diberikan melalui kegiatan belajar
5ang brsifat pemecahan masalah.
Refleksi BAB I
        Pengertian kurikulum dapat beragam namun
dapat diambil garis besar bahwa kurikulum merupakan
suatu perangkat atau alat pengaturan rencana atau
ide tentang cara-cara pembelajaran dan
penyampaian isi atau bahan pembelajaran serta cara
atau metode penyelengaraan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan.
        Kurikulum mempunyai kedudukan sangat
penting dalam pendidikan. Untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu diwujudkan dalam bentuk interaksi
antra guru dengan siswa dan siswa dengan lingkungan.
BAB II

                      Pengembangan
                         Kurikulum

Landasan Pengembangan                 Prinsip – Prinsip
       Kurikulum                     Pengembangan
                                         Kurikulum


1.   Landasan Filosofis
2.   Landasan Psikologis
3.   Landasan Sosiologis
4.   Landasan IPTEK
A. Landasan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum didalamnya mencakup
perencanaana, pelaksanaan dan evaluasi sehingga
menunjukan adanya perubahan adanya kemajuan.
4 faktor yang melandasi kurikulum yaitu:
1.  Landasan Filosofis terdiri dari 5 aliran filsafat
   a.   Perenialisme aliran filsafat yang menitik beratkan
        keabadian, keidealan, kebenaran dan keidahan dari
        pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu.
   b.   Progresivisme aliran filsafat yang menekankan pada
        pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat
        pada siswa, fariasi pengalaman belajar dan proses.
   c.   Essensialisme aliran filsafat menekankan pentingnya
        warisan budaya dan pemberian pengetahuan dan
        ketrampilan pada siswa agar dapat menjadi anggota
        masyarakat yang berguna.
d.    Rekonstruksionisme aliran filsafat yang merupakan
         elaborasi lanjut dari aliran progresivisme.
     e. Eksistensialisme menekankan kepada individu
         sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan
         makna.
2. Landasan Psikologis
         Landasan Psikologis adalah landasan yang
berhubungan perilaku individu dalam pengembangan
kurikulum dan proses pendidikan khususnya prilaku siswa.
3.   Landasan Sosiologis
         Landasan Sosiologis adalah landasan yang
berhubungan dengan upanya mempertimbambangkan faktor
– faktor kehidupan sosial budaya dalam pengembangan
kurikulum.
4.   Landasan IPTEK
         Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkaitan
dengan upanya pemanfaatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan kurikulum.
B. Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum
 Asep Herry Hermawan dkk (2010) mengemukakan 5 prinsip
 umum dalam pengembangan kurikulum yaitu :
 1.   Prinsip relevasi dalam kurikulum memiliki relevansi diantara
      komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, setrategi,
      organisasi dan evaluasi.)
 2.   Prinsip Leksibilitas dalam pengembangan kurikulum
      mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luas, lentur
      dan fleksibel dalam pelaksanaanya.
 3.   Pinsip Kontinuitas, adanya kesinambungan dalam kurikulum
      baik secara vertikal maupun horizontal.
 4.   Prinsip Evisiensi mengusahakan agar dalam pengembangan
      kurikulum dapat mendaya gunakan waktu, biyaya dan
      sumber-sumber lainnya secara optimal.
 5.   Prinsip Efektivitas mengusahakan agar kegiatan
      pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan
      mubazir baik secara kualitas mau pun kuantitas.
BAB III

 Komponen Tujuan               Komponen Materi




              KOMPONEN - KOMPONEN
                   KURIKULUM




Komponen Metode                Komponen Evaluasi
Komponen Tujuan
        Secara umum pendidikan bertujuan agar siswa dapat
mencapai kedewasaan, menjadi manusia yang mandiri dapat
mengambil keputusan sendiri tanpa menggantungkan kepada
orang lain, bertanggung jawab, serta mampu memahami norma-
norma dan moral dalam kehidupan.

        Tiga jenis nilai yang perlu diperhatikan dalam merumuskan
tujuan pendidikan menurut Hummel (Uyoh Sadulloh, 1994) :
Autonomy, Equity, Survival.

        Dalam UU No. 20 Tahun 2003 “Pendidikan nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusian seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, keperibadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan”
1.   Tujuan Institusional
     Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007, tujuan pendidikan
     tingkat satuan pendidikan dasar dan mengnengah
     dirumuskan mengacu pada tujuan umum pendidikan yaitu :

     a.   Tujuan pendidikan dasar meningkatkan kecerdasan,
          pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
          keterampilan untuk hidup mandiri dan mengukuti
          pendidikan lebih lanjut.
     b.   Tujuan pendidikan menengah meningkatkan kecerdasan,
          pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
          keterampilan untuk hidup mandiri dan mengukuti
          pendidikan lebih lanjut.
     c.   Tujuan pendidikan menengah kejuruan meningkatkan
          kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
          serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengukuti
          pendidikan lebih lanjut sesuai dengan tujuannya.
2.   Tujuan Kurikuler
     a.   Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
          SMP/MTS.
     b.   Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi di SMA.
     c.   Tujuan Mata Pelajaran Kewirausahaan pada SMK/MAK.
     d.   Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
          SMK/MAK.


3.   Tujuan Pembelajaran
     “Tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai
     atau yang dapat dikerjakan oleh siwa pada kondisi dan
     tingkat dan tingkat kompetisi tertentu”. (Robert F.Mager)
     “Tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai
     tingkah laku yang diharapkan mencapai oleh siswa setelah
     berlangsung pembelajaran”. (Oemar Hamalik, 2005)
Komponen Materi
        Materi pembelajaran atau bahan ajar merupakan salah
satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan
penting dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran berisikan pengetahuan, keterampilan dan
sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa sesuai dengan
tingkatan tujuan yg hendak dicapai.

Nana Syaodih Sukamadinata (1997) mengetengahkan tentang
sekuens susunan materi pembelajaran yaitu: sekuens kronologis,
sekuens kausal, sekuens struktural, sekuens logis dan psikologis,
sekuens spiral, sekuens rangkaian kebelakang dan sekuens
berdasarkan hierarki belajar.

Agar penjabaran dan penyusuaian kopetensi tidak meluas dan
melebar maka materi yang dipilih harus memenuhi kriteria sebagai
berikut : sahih (Valid), tingkat kepentingan, kebermaknaan, layak
dipelajari dan menarik minat.
Komponen Metode
          Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan pada
umumnya bersifat penyajian (ekspositorik) secara massal, seperti
ceramah atau seminar. Selain itu materi pembelajaran cenderung
bersifat tekstual.
          Dalam hal ini guru ditungtut untuk mengembangkan
setrategi pembelajaran secara variatif, menggukan berbagai
setrategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan
proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenagkan, dengan
efektivitas yang tinggi.
Komponen Evaluasi
          Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja
kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria,
indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada
efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelanyakan
(feasibility) program.

Untuk mengevaluasi kurikulum dapat digunakan metode CIPP
yakni sebuah model evaluasi yang dikembangkan oleh
Stufflebeam (1972) yang menggolongkan program pendidikan
atas empat dimensi :
1. Context, situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-
   jenis tujuan dan strategi pendidikan.
2. Input, bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk
   keperluan pendidikan.
3. Process, pelaksanaan nyata dari program pendidikan.
4. Product, keseluruhan hasil dicapai oleh program pendidikan
   mencakup jangka pendek dan jangka panjang.
BAB IV

                           BELAJAR



Hakikat Belajar     Teori-teori Pokok Belajar     Pilar Belajar




                  1. Teori Belajar Behaviorisme
                  2. Teori Belajar Kognitivisme
                  3. Teori Belajar Gestalt
Hakikat Belajar
Menurut Moh.Surya (1997) “belajar dapat dapat diartikan sebagai
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
perubahan prilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya”.

Menurut Witherington “belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang
baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaa, pengetahuan dan
kecakapan.”

Menurut Hilgard “belajar adalah proses dimana suatu prilaku muncul
atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi”.
Pilar Belajar
Unesco (Nana Syaodih Sukmadinata (2005) merumuskan empat
pilar belajar :
1. Belajar mengetahui (Learning know) berkenaan dengan
    perolehan penguasaan dan pemanfaatan informarmasi.
2. Belajar bekarnya (Learning to do) belajar berkarnya
    berhubungan erat dengan belajar mengetahui sebab
    pengetahuan mendasarin perbuatan.
3. Belajar hidup bersama (Learning to live to gether) dalam
    kehidupan gelobal, kita tidak hanya berinteraksi dengan
    beraneka kelompok etnik, daerah, budaya, ras, agama dan
    profesi, tetapi hidup bersama dan bekerja sama aneka
    kelompok tersebut.
4. Belajar berkembang utuh (Learning to be) tatntangan
    kehidupan yang berkembang cepat dan komplek, menuntut
    pengembangan manusia secara utuh.
Teori-teori Pokok Belajar
1. Teori Belajar Behaviorisme
   pembelajaran bercorak behaviorisme memandang bahwa
   pengetahuan adalah objektif, pastim tetap tidak berubah.
   Pengetahuan telah terstruktur dengan rapih, sehingga belajar
   adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
   meminddahkan pengetahuan dari guru ke siswa.
2. Teori Belajar Kognitivisme
   menurut Piaget “perkembangan kognitif individu meliputi
   empat tahapan :
     a.   Tahap sensori-motor (0-2)
     b.   Tahap pra operasional (2-7)
     c.   Tahap konkrit-operasional (7-11)
     d.   Tahap formal-operasional(11-dewasa)
3.   Teori Belajar Gestalt
     Pokok pandangan gestalt adalah bahwa objek atau peristiwa
     tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang
     terorganisasikan.
BAB V

                     PEMBELAJARAN


Konsep Dasar Pembelajaran           Ragam Pembelajaran


1. Pengertian Pembelajaran   1. Pembelajaran
2. Prinsip-prinsip              Konstruktivisme
   Pembelajaran              2. Pembelajaran
3. Komponen-komponen            Kontekstual
   Pembelajaran              3. Pembelajaran Aktif
                             4. Pembelajaran Kooperatif
                             5. Pembelajaran Tuntas
                             6. Pembelajaran Remidial
                             7. Pembelajaran
                                Pengayaan
Konsep Dasar Pembelajaran
1.   Pengertian Pembelajaran

          Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
     pengajaran (teaching) tetapi dengan konotasi berbeda,
     pengajaran lebih memberi kesan sebagai pekerjaan suatu
     pihak yaitu pekerjaan guru untuk menyampaikan materi
     pelajaran kepada siswanya dan menjadikan siswa sebagai
     objek belajar serta menempatkan meraka sebagai organisme
     yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami.
     Sedangkan pembelajarandi pengaruhi oleh aliran Psikologi,
     Kognitif-Holistik yang mengisyaratkan adanya interaksi dan
     komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik antara guru
     dengan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.   Prinsip-prinsip Pembelajaran

     Menurut Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson (1987)
     mengetengahkan tentang tujuh prinsif pembelajaran yang
     dapat dijadikan sebagai panduan dalam upanya peningkatan
     kualitas pembelajaran, baik bagi guru, siswa, kepala
     sekolah,pemerintah, maupun pihak lain yang terkait dengan
     pendidikan. Yaitu :

      a.   Encourages Contact Between Students and Faculty.
      b.   Develops Reciprocity and Cooperation Among Students.
      c.   Encourages Active Learning.
      d.   Gives Prompt Feedback.
      e.   Emphasizes Time on Task
      f.   Communicates High Expectations.
      g.   Respects Diverse Talents and Ways of Learning.

3. Komponen-komponen Pembelajaran
3.   Komponen-komponen Pembelajaran

     Komponen pembelajaran adalah berbagai komponen baik
     secara langsung maupun tidak langsung terkait dan dapat
     mempengaruhi proses dan kualitas pebelajaran.
     Beberapa komponen pembelajaran yang perlu diketahui
     adalah sebagai berikut :
     a.   Raw input, siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran
     b.   Instrumental input, sarana dan prasarana yang terkait dengan
          proses pembelajaran.
     c.   Environmental input, merujuk pada situasi dan keberadaan
          lingkungan baik fisik, sosial maupun budaya.
     d.   Expacted output/outcomes, merujuk pada rumusan normative
          yang harus menjadi milik siswa setelah melaksanakan proses
          pembelajaran sekaligus dapat memberi efek belajar untuk jangka
          panjang.
Ragam Pembelajaran
1.   Pembelajaran Konstruktivisme
     Pembelajaran konstruktivisme adalah suatu konsep
     pembelajaran yang memandang bahwa pengetahuan tidak
     dapat dipindahkan saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Siswa
     harus aktif secara mental dan sosial membangun struktur
     pengetahuan.Teori yang sangat terkenal berkaitan dengan
     pembelajaran konstruktivisme adalah teori belajar yang
     disampaikan Piaget.

2. Pembelajaran Kontekstual
   Pendekatan kontekstual meurupakan pembelajaran yang
   membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
   dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
   membuat hubungan antara pengatahuan pengetahuan yang
   dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka
   sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran ini
   dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, dan kelas yang
   bagaimana pun keadaannya.
3.   Pembelajaran Aktif
     Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang
     memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses
     pembelajaran itusendiri baik dalam bentuk interaksi siswa
     maupun siswa dengan guru.
     Menurut Fink (1999), pembelajaran aktif terdiri dari dua
     komponen utama, yaitu : unsur pengalaman (experience)
     meliputi kegiatan melakukan /doing dan pengamatan
     (obeserving), dan dialogue meliputi dialog dengan diri sendiri
     (self) dan dialog drngan orang lain (others).

4. Pembelajaran Kooperatif
   Pembelajaran kooperatif adalah satu bentuk pembelajaran
   yang berdasarkan faham konstruktivisme . Pembelajaran
   kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan sejumlah
   siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
   kemampuannya berbeda.
5. Pembelajaran Tuntas
   Pembelajaran tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang
   tepat setiap siswa mampu belajar dengan baik dan
   mendapatkan hasil maksimal terhadap seluruh materi yang
   dipelajari.
   Bloom mengembangkan pembelajaran tuntas meliputi tiga
   bagian yaitu : (a) mengidentifikasi pra-kondisi, (b)
   mengembangkan prosedur operasional dan hasil belajar, (c)
   implementasi dalam pembelajaran klasikal dengan
   memberika bumbu untuk menyesuaikan dengan
   kemampuan individual.


6.   Pembelajaran Remidial
     Pembelajaran remidial adalah konsekuensi dari penerapan
     belajar tuntas. Pembelajaran remidial merupakan layanan
     pembelajaran yang diberikan kepada siswa untuk
     memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria
     ketuntasan yang ditetapkan.
7.   Pembelajaran Pengayaan

     Pembelajaran penganyaan merupakan pembelajaran
     tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan
     pembelajaran baru bagi siswa yang telah melampaui
     persyaratan minimal yang ditentukan sehingga mereka
     dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat dan
     kecakapanya.
BAB VI
                                        GURU



Peran Guru dalam                    Kompetensi Guru                 Keterampilan
  Pembelajaran                                                     Dasar Mengajar



1. Peran Guru sebagai Manajer                  1.   Keterampilan Membuka Pelajaran
   Pembelajaran                                2.   Keterampilan Memberikan Variasi Stimulus
2. Peran Guru sebagai Fasilitator              3.   Keterampilan Bertanya
3. Peran Guru sebagai Motivator                4.   Keterampilan Memberi Isyarat
4. Peran Guru sebagai Pembimbing               5.   Keterampilan Member Ilustrasi
                                               6.   Keterampilan Berkomunikasi
                                               7.   Keterampilan Menutup Pelajaran
                                               8.   Keterampilan Mengelola Kelas
A.   Peran Guru dalam Pembelajaran
1. Peran   Guru sebagai Manajer Pembelajaran
         Merujuk kepada fungsi manajemen guna tercapainya
   efektivitas dan efisiensi pembelajaran mencangkup kegiatan
   perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran.
a. Perencanaan pembelajaran.
     Perencanaan pembelajaran merupakan upaya untuk
     memperkirakan atau memproyeksi tentang apa yang
     dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, terutama
     brkaitan dengan pembentukan kompetisi.
b.   Pelaksanaan Pembelajaran.
     Dalam perencanaan pembelajaran guru harus dapat
     menciptakan situasi, memimpin, merangsang,
     menggerakan, dan mengarahkan kegiatan belajar
     mengajar sesuai dengan rencana, dimana ia bertindak
     sebagai nara sumber, konsultan kepemimpinan yang
     bijaksana dalam arti demokratik & humanistik selama
     proses berlangsung.
c.     Penilaian Pembelajaran
       Selain merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,
       guru dituntut untuk melakukan penilaian pembelajaran
       siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan
       hasil belajar siswa, mendiagnosi kesulitan belajar,
       memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar
       mengajar, dan menentukan kenaikan kelas.

2. Peran Guru sebagai Fasilitator
        Wina Sanjaya (2008) menyebut bahwa sebagai fasilitator,
     guru berperan memberikan pelayanan untuk memudahkan
     siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.

3. Peran Guru sebagai Motivator
     Selain sebagai fasilitator, guru juga berperan sebagai
     motivator untuk membangkitka motivasi belajar siswanya.
4. Peran Guru sebagai Pembimbing

   Peran guru sebagai pembimbing pada dasarnya adalah
   peran guru dalam upaya membantu siswa agar dapat
   mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya
   melalui hubungan interpersonal yang akrab dan saling
   percaya. Guru berusaha membimbing siswa agar dapat
   menemukan berbagai potensi yang dimilikinya,
   membimbing siswa agar dapat mencapai dan
   melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka,
   sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan
   berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif.
B. Kompetensi Guru
     Menurut Raka Joni sebagaimana dikutif oleh Suyanto dan
     Djihad Hisyam (2000), mengemukakan tiga jenis kompetensi
     guru, yaitu :

1.    Kompetensi profesional, memiliki pengetahuan yang luas
      dari bidang study yang diajarkannya, memilih dan
      menggunakan berbagai metode mengajar di dalam
      proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.
2.    Kompetensi kemasyarakatan, mampu berkomunikasi, baik
      dengan siswa, sesama guru maupun masyarakat luas.
3.    Kompetensi personal, yaitu memiliki kepribadian yang
      mantap dan patut diteladani. Dengan demikian, guru
      akan mampu menjadi seorang pemimpin yang
      mengajarkan peran: ing ngarso sung tulada, ing madya
      mangun karsa, tut wuri handayani.
C.Keterampilan Dasar Mengajar
      Beberapa keterampilan mengajar yang harus dikuasai
      guru, diantaranya:

1.   Keterampilan Membuka Pelajaran
2.   Keterampilan Memberikan Variasi Stimulus
3.   Keterampilan Bertanya
4.   Keterampilan Memberi Isyarat
5.   Keterampilan Member Ilustrasi
6.   Keterampilan Berkomunikasi
7.   Keterampilan Menutup Pelajaran
8.   Keterampilan Mengelola Kelas
BAB VII
Pengertian Pendekatan,
                                                   Strategi Pembelajaran
Strategi, Metode dan Skill
                                                            Inkuiri
      Pembelajaran


                                 PROSES
                              PEMBELAJARAN

   Metode                     Media Pembelajaran         Sumber Belajar
 Pembelajaran



1.   Diskusi
2.   Metode Simulasi
3.   Metode Problem Solving
4.   Metode Kerja Kelompok
5.   Metode Proyek
6.   Metode Karyawisata
7.   Metode Penugasan
8.   Metode Eksperimen
A. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode dan Skill
  Pembelajaran
     Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
     sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
     pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
     masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi,
     menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
     cakupan teoritis tertentu.
     Empat stategi pembelajaran menurut Newman dan Logan (Abin
     Syamsuddin Makmur, 2003):
1.     Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil
       (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
       mempertimbangakan aspirasi dan selera masyarakat yang
       memerlukanya.
2.     Memprtimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic
       way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3.     Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps)
       yang akan ditempuh sejak titk awal sampai dengan sasaran.
4.     Mempertimbangkan dan menetapakn tolak ukur (criteria) dan
       patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf
       keberhasilan (achievement) usaha.
B. Strategi Pembelajaran Inkuiri
  Strategi pembelajaran inkuiri adalah strategi pembelajaran yang
  menekankan kepada proses mencari dan menemukan.Materi
  pembelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa
  dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi
  pembelajaran, sedangakan guru berperan sebagai fasilitator dan
  pembimbng siswa untuk belajar. Strategi inkuiri merupakan
  rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
  proses berpikir kritis dan analitis untik mencari dan menemuka
  sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
C.Metode Pembelajaran
 Beberapa metode pembelaran standar yaitu:
1. Diskusi
2. Metode Simulasi
3. Metode Problem Solving
4. Metode Kerja Kelompok
5. Metode Proyek
6. Metode Karyawisata
7. Metode Penugasan
8. Metode Eksperimen
D. Media Pembelajaran
     Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
     menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran,
     perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat
     mendorog terciptanya proses belajar pada diri siswa.

     Terdapat beberapa median belajar, diantaranya:
1.   Media Visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster,
     kartun, komik.
2.   Media Audial; radio, tape recorder, lab bahasa, dan
     sejenisnya.
3.   Projected still media:slide, over head projektor (OHP), in
     focus, dan sejenisnya.
4.   Projected motion media: film, televisi, video (VCD, DVD,
     VTR), komputer dan sejenisnya.
E. Sumber Belajar

  Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber
  baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat
  digunakan oleh siswa dalam mempermudah siswa dalam
  mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi
  tertentu. Sumber-sumber belajar bisa berupa pesan
  (informasi/bahan ajaran), orang (guru, konselor, dan nara
  sumber lainnya), alat/perlengkapan( perangkat keras
  seperti: komputer, radio, televisi, VCD/DVD/,dll),
  pendekatan/metode/teknik(diskusi, seminar, pemecahan
  masalah, simulasi, dll) dan lingkungan.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Situasi global dan kaitannya dengan hankam di I...
Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Situasi global dan kaitannya dengan hankam di I...Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Situasi global dan kaitannya dengan hankam di I...
Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Situasi global dan kaitannya dengan hankam di I...Muhammad Sirod
 
POWER POINT PSIKOLOGI KONSELING
POWER POINT PSIKOLOGI KONSELINGPOWER POINT PSIKOLOGI KONSELING
POWER POINT PSIKOLOGI KONSELINGMuhammad_Rijal94
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialPotpotya Fitri
 
E-Government & E-Governance
E-Government & E-GovernanceE-Government & E-Governance
E-Government & E-GovernanceSiti Sahati
 
Politik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismePolitik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismeLestari Moerdijat
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
Lingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publikLingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publikLili Fajri Dailimi
 
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanKelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanVonny Effendi
 
Struktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuStruktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuM fazrul
 
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Herlambang Bagus
 
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIALANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIASiti Sahati
 

Mais procurados (20)

Pemikiran Thomas Hobbes dalam Politik Internasional
Pemikiran Thomas Hobbes dalam Politik InternasionalPemikiran Thomas Hobbes dalam Politik Internasional
Pemikiran Thomas Hobbes dalam Politik Internasional
 
6 dimensi dalam administrasi publik pdf
6 dimensi dalam administrasi publik pdf6 dimensi dalam administrasi publik pdf
6 dimensi dalam administrasi publik pdf
 
Teori Kepribadian Carl Rogers
Teori Kepribadian Carl RogersTeori Kepribadian Carl Rogers
Teori Kepribadian Carl Rogers
 
Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Situasi global dan kaitannya dengan hankam di I...
Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Situasi global dan kaitannya dengan hankam di I...Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Situasi global dan kaitannya dengan hankam di I...
Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Situasi global dan kaitannya dengan hankam di I...
 
Ppt birokrasi
Ppt birokrasiPpt birokrasi
Ppt birokrasi
 
POWER POINT PSIKOLOGI KONSELING
POWER POINT PSIKOLOGI KONSELINGPOWER POINT PSIKOLOGI KONSELING
POWER POINT PSIKOLOGI KONSELING
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
 
E-Government & E-Governance
E-Government & E-GovernanceE-Government & E-Governance
E-Government & E-Governance
 
Politik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismePolitik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan Nasionalisme
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Lingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publikLingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publik
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
 
Digital Organization
Digital OrganizationDigital Organization
Digital Organization
 
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya KepemimpinanKelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
Kelompok 5 : Gaya Kepemimpinan
 
Teknik wawancara
Teknik wawancara Teknik wawancara
Teknik wawancara
 
Struktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuStruktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmu
 
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
Analisa Korupsi Ketua MK (Akil Mochtar)
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIALANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
 
KEMENDAGRI_STRATEGY INOVASI DAERAH.pdf
KEMENDAGRI_STRATEGY INOVASI DAERAH.pdfKEMENDAGRI_STRATEGY INOVASI DAERAH.pdf
KEMENDAGRI_STRATEGY INOVASI DAERAH.pdf
 

Destaque

Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran04021989
 
Curriculum content (section ii)
Curriculum content (section ii)Curriculum content (section ii)
Curriculum content (section ii)LinLew
 
yapcasia2013 op
yapcasia2013 opyapcasia2013 op
yapcasia2013 op941 Kushii
 
Component 2 curriculum content
Component 2 curriculum contentComponent 2 curriculum content
Component 2 curriculum contentCee Saliendrez
 
Kurikulum dan pembelajaran 3
Kurikulum dan pembelajaran 3Kurikulum dan pembelajaran 3
Kurikulum dan pembelajaran 3E Pratiwi
 
Component 2 curriculum content or subject matter copy
Component 2 curriculum content or subject matter   copyComponent 2 curriculum content or subject matter   copy
Component 2 curriculum content or subject matter copyWendell Taraya
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranIlham Setiawan
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsepvolume03
 
Selection of content
Selection of contentSelection of content
Selection of content6172315
 
Curriculum, history and elements of curriculum
Curriculum, history and elements of curriculumCurriculum, history and elements of curriculum
Curriculum, history and elements of curriculumUmair Ashraf
 
Curriculum content.ppt
Curriculum content.pptCurriculum content.ppt
Curriculum content.pptJuliet Cabiles
 
Selection and Organization of Content
Selection and Organization of ContentSelection and Organization of Content
Selection and Organization of ContentCHS SHS
 

Destaque (16)

Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Curriculum content (section ii)
Curriculum content (section ii)Curriculum content (section ii)
Curriculum content (section ii)
 
yapcasia2013 op
yapcasia2013 opyapcasia2013 op
yapcasia2013 op
 
Component 2 curriculum content
Component 2 curriculum contentComponent 2 curriculum content
Component 2 curriculum content
 
Kurikulum dan pembelajaran 3
Kurikulum dan pembelajaran 3Kurikulum dan pembelajaran 3
Kurikulum dan pembelajaran 3
 
Component 2 curriculum content or subject matter copy
Component 2 curriculum content or subject matter   copyComponent 2 curriculum content or subject matter   copy
Component 2 curriculum content or subject matter copy
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Selection of content
Selection of contentSelection of content
Selection of content
 
Curriculum, history and elements of curriculum
Curriculum, history and elements of curriculumCurriculum, history and elements of curriculum
Curriculum, history and elements of curriculum
 
Curriculum content.ppt
Curriculum content.pptCurriculum content.ppt
Curriculum content.ppt
 
Field Study 4 Exploring the Curriculum
Field Study 4 Exploring the CurriculumField Study 4 Exploring the Curriculum
Field Study 4 Exploring the Curriculum
 
Selection and Organization of Content
Selection and Organization of ContentSelection and Organization of Content
Selection and Organization of Content
 
Verb phrase
Verb phraseVerb phrase
Verb phrase
 

Semelhante a Kurikulum dan Paradigma Baru

Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064iik30
 
Resume manaj. kurikulum dan program pend
Resume manaj. kurikulum dan program pendResume manaj. kurikulum dan program pend
Resume manaj. kurikulum dan program pendSylvester Saragih
 
Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4iis_f
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKhifdul Qolby
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKhifdul Qolby
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKhifdul Qolby
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKhifdul Qolby
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKhifdul Qolby
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranyunitasari_31
 
Kurikulum & pembelajaran rian priyatna 2 b
Kurikulum & pembelajaran rian priyatna 2 bKurikulum & pembelajaran rian priyatna 2 b
Kurikulum & pembelajaran rian priyatna 2 bRian Priatna
 

Semelhante a Kurikulum dan Paradigma Baru (20)

Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
 
landasan filosofi
landasan filosofilandasan filosofi
landasan filosofi
 
Tugas pak azat slsei
Tugas pak azat slseiTugas pak azat slsei
Tugas pak azat slsei
 
Resume manaj. kurikulum dan program pend
Resume manaj. kurikulum dan program pendResume manaj. kurikulum dan program pend
Resume manaj. kurikulum dan program pend
 
Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaran
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaran
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaran
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaran
 
Kurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaranKurikulum dan pembellajaran
Kurikulum dan pembellajaran
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
Dian andriani 2 d
Dian andriani 2 dDian andriani 2 d
Dian andriani 2 d
 
Dian andriani 2 d
Dian andriani 2 dDian andriani 2 d
Dian andriani 2 d
 
Kurikulum & pembelajaran rian priyatna 2 b
Kurikulum & pembelajaran rian priyatna 2 bKurikulum & pembelajaran rian priyatna 2 b
Kurikulum & pembelajaran rian priyatna 2 b
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
Kurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranKurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaran
 
Kurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranKurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaran
 
Kurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranKurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaran
 

Mais de Robby Rudianshah

Mais de Robby Rudianshah (6)

Raka agistia dendy putra
Raka agistia dendy putraRaka agistia dendy putra
Raka agistia dendy putra
 
Idin muhidin
Idin muhidinIdin muhidin
Idin muhidin
 
Tatang nurjaman
Tatang nurjamanTatang nurjaman
Tatang nurjaman
 
Suwandika
SuwandikaSuwandika
Suwandika
 
Tugas kurikulum &pembelajaran
Tugas kurikulum &pembelajaranTugas kurikulum &pembelajaran
Tugas kurikulum &pembelajaran
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 

Kurikulum dan Paradigma Baru

  • 1. Kurikulum & Pembelajaran Dalam Paradigma Baru Disusun oleh : Nama : Nely Agustiany NIM : 2011031093 Kelas : II D Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ekonomi Universitas Kuningan
  • 2. Kurikulum & Pembelajaran Dalam Paradigma Baru Reviewer: Dr.UHAR SUHARSAPUTRA, M.Pd. Disusun oleh: AKHMAD SUDRAJAT, M.Pd. Setting & Layout: Paramitra Production Cetakan Pertama, April 2011
  • 3. BAB I Pengertian Kurikulum Organisasi Kurikulum KONSEP DASAR KURIKULUM Hubungan Kurikulum dengan Teori Fungsi Kurikulum Pendidikan Kedudukan Kurikulum dalam pendidikan
  • 4. Pengertian Kurikulum  Pandangan Tradisional, “Rencana pembelajaran di sekolah”.  Pandangan Klasik,”Kurikulum tampak sebagai sesuatu yang statis, hanya berbentuk dokumen- dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dalam proses pendidikan”.  Pandangan Muktakir,”Kuikulum bukan hanya sekedar dokumen statis, tetapi merupakan segala sesuatu yang nyata dialami siswa”.
  • 5. “A Curriculum is a written documen which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils duing their enrollment in given school”. (George A. Beauchamp, 1986)  “The curriculum has changed from content of courses study and list of subject and couses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school”. ( Ronald C. Doll, 1974).  “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan”. (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003).
  • 6.  Empat dimensi mencari rumusan kurikulum menurut Hamid Hasan (1988): 1. Sebagi ide, kurikulum dalam dimensi ini hanya ada dalam pikiran seseorang sehingga tidak mudah diketahui orang lain kurikulum akan ditentukan oleh tingkat keluasan dan kedalaman orang yang bersangkutan tentang kuikulum dan pendidikan. 2. Kurikulum sebagai rencana tertulis, dalam bentuk dokumen sebagai perwujudan kurikulum sebagai ide. 3. Kurikulum sebagai kegiatan, pelaksanaan kurikulum sebagai rencana tertulis dalam bentuk praktek pembelajaran. 4. Kurikulum sebagai hasil, sebagai konsekuensi suatu kegiatan.
  • 7. Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan  Dalam penyelenggaraan pendidikan guru mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan pengajaran yang disebut pembelajaran dalam bentuk interaksi guru dengan siswa. Tugas siswa adalah belejar berusaha memperoleh perubahan perilaku atau pencapaian kemampuan yang didapat dari berinteraksi dengan lingkungannya. Guru menyampaikan pembelajaran melalui metode tertentu, melaksanakan evaluasi untukmengetahui proses dan hasil pembelajaran yang dikemas dalam bentuk kurikulum.  Kurikulum merupakan komponen utama dalam sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh guru bersama siswa untuk mencapai tujuan pendidikan, guru menjadi tokoh kunci dalam pelaksanaan dan pengembangan kurikulum.
  • 8. Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan Lingkungan Guru Kurikulum Pendidikan Interaksi Materi Metode Tujuan Evaluasi Pendidikan Siswa
  • 9. Fungsi Kurikulum 1. Bagi guru(tataran operasionala), kurikulum sebagai dasar bagi pengelolaan pembelajaran di kelas mulai dari perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. 2. Bagi sekolah(tataran manajerial), kurikulum sebagai alat mencapai tujuan sekolah sebagai pedoman acuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. 3. Bagi masyarakat, mengakomodi harapan dan kepentingan masyarakat terhadap pendidikan termasuk keinginan orang tua terhadap pendidikan anaknya di sekolah. 4. Bagi siswa sebagai subjek pendidikan, fungsi kurikulum mencangku :
  • 10. a. Fungsi pemeliharaan, sebagai alat pendidikan untuk memelihara nilai-nilai dan budaya dalam menjamin kesinambungan sosial budaya masyarakat. b. Fungsi persiapan, mampu mempersiapkan siswa untuk kepentingan kelanjutan studinya untuk dapat hidup dalam masyarakat. c. Fungsi penyesuaian, sebagai alat pendidikan haarus mampu mengantarkan siswa agar memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan. d. Fungsi integrasi, harus mampu menghsilkan pribadi yang utuh. e. Fungsi diferensiasi, harus memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu f. Fungsi pemilihan, harus mampu membeikan kesemptan memilih program belajar sesuai kemampuan dan minat. g. Fungsi diagnostik, harus membantu mengarahkan siswa untuk memahami menerima dan mengarahkan potensi dan kelemahan yang dimilikinya
  • 11. Hubungan Kurikulum dengan Teori Pendidikan Nana S. Sukmadinata (1997),mengemukakan empat jenis hubungan kurikulum dengan teori pendidikan: 1. Pendidikakan klasik,memadang bahwa pendidikan sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya,teori ini menekankan peranan isi pendidikan daripada proses. 2. Pendidikan pribadi, konsep pendidikan ini betolak dari asumsi bahwa sejak lahir anak telah memiliki potensi tertentu. Pendidikan h arus me ngembangkan potensi yang dimiliki sesuai bakat dan minat siswa.
  • 12. 3. Teknologi pendidikan, suatu konsep pendidikan yang mempuyai pesamaan denga pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun keduanya ada yang berbeda, pendidikan teknologi lebih mengutamakan pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan- kemampuan praktis bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama. 4. Pendidikan intrasional, suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai bahan sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Dalam hal ini menekankan interasi dua pihak dari guru kepada siswa dan dari siswa kepada guru.
  • 13. Oganisasi Kurikulum Oganisasi Kurikulum adalah struktur program kurikulum berupa kerangka umum program pengajaran kepada peserta. Model kurikulum ditinjau dari sudut organisasi kurikulum : 1. Model Seprated subject(mata pelajaran terpisah-pisah) yaitu kurikulum yang terdiri dari sejumlah mata peljaran yang terpisah-pisah tiap pelajaran disampaikan sendiri- sendiri tanpa ada hubungan. 2. Model Corelated (mata pelajaran berkorelasi) merupakan bentuk organisasi kurikulum yang berupaya menghubungkan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain.
  • 14. 3. Model Integrated dalam model ini batas-batas antara mata pelajaran sudah tidak keliatan lagi, semua mata pelajaran sudah dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit, semua mata pelajaran telah terpadu sebagai satu kesatuan yang utuh yang utuh. 4. Model Core Program adalah suatu program inti berupa suatu unit atau masalah, masalah diambil dari mata pelajaran tertentu diberikan melalui kegiatan belajar 5ang brsifat pemecahan masalah.
  • 15. Refleksi BAB I Pengertian kurikulum dapat beragam namun dapat diambil garis besar bahwa kurikulum merupakan suatu perangkat atau alat pengaturan rencana atau ide tentang cara-cara pembelajaran dan penyampaian isi atau bahan pembelajaran serta cara atau metode penyelengaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum mempunyai kedudukan sangat penting dalam pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu diwujudkan dalam bentuk interaksi antra guru dengan siswa dan siswa dengan lingkungan.
  • 16. BAB II Pengembangan Kurikulum Landasan Pengembangan Prinsip – Prinsip Kurikulum Pengembangan Kurikulum 1. Landasan Filosofis 2. Landasan Psikologis 3. Landasan Sosiologis 4. Landasan IPTEK
  • 17. A. Landasan Pengembangan Kurikulum Pengembangan Kurikulum didalamnya mencakup perencanaana, pelaksanaan dan evaluasi sehingga menunjukan adanya perubahan adanya kemajuan. 4 faktor yang melandasi kurikulum yaitu: 1. Landasan Filosofis terdiri dari 5 aliran filsafat a. Perenialisme aliran filsafat yang menitik beratkan keabadian, keidealan, kebenaran dan keidahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. b. Progresivisme aliran filsafat yang menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada siswa, fariasi pengalaman belajar dan proses. c. Essensialisme aliran filsafat menekankan pentingnya warisan budaya dan pemberian pengetahuan dan ketrampilan pada siswa agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna.
  • 18. d. Rekonstruksionisme aliran filsafat yang merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. e. Eksistensialisme menekankan kepada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. 2. Landasan Psikologis Landasan Psikologis adalah landasan yang berhubungan perilaku individu dalam pengembangan kurikulum dan proses pendidikan khususnya prilaku siswa. 3. Landasan Sosiologis Landasan Sosiologis adalah landasan yang berhubungan dengan upanya mempertimbambangkan faktor – faktor kehidupan sosial budaya dalam pengembangan kurikulum. 4. Landasan IPTEK Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkaitan dengan upanya pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan kurikulum.
  • 19. B. Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum Asep Herry Hermawan dkk (2010) mengemukakan 5 prinsip umum dalam pengembangan kurikulum yaitu : 1. Prinsip relevasi dalam kurikulum memiliki relevansi diantara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, setrategi, organisasi dan evaluasi.) 2. Prinsip Leksibilitas dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luas, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaanya. 3. Pinsip Kontinuitas, adanya kesinambungan dalam kurikulum baik secara vertikal maupun horizontal. 4. Prinsip Evisiensi mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendaya gunakan waktu, biyaya dan sumber-sumber lainnya secara optimal. 5. Prinsip Efektivitas mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan mubazir baik secara kualitas mau pun kuantitas.
  • 20. BAB III Komponen Tujuan Komponen Materi KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM Komponen Metode Komponen Evaluasi
  • 21. Komponen Tujuan Secara umum pendidikan bertujuan agar siswa dapat mencapai kedewasaan, menjadi manusia yang mandiri dapat mengambil keputusan sendiri tanpa menggantungkan kepada orang lain, bertanggung jawab, serta mampu memahami norma- norma dan moral dalam kehidupan. Tiga jenis nilai yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan pendidikan menurut Hummel (Uyoh Sadulloh, 1994) : Autonomy, Equity, Survival. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusian seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, keperibadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”
  • 22. 1. Tujuan Institusional Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007, tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan mengnengah dirumuskan mengacu pada tujuan umum pendidikan yaitu : a. Tujuan pendidikan dasar meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengukuti pendidikan lebih lanjut. b. Tujuan pendidikan menengah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengukuti pendidikan lebih lanjut. c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengukuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan tujuannya.
  • 23. 2. Tujuan Kurikuler a. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP/MTS. b. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi di SMA. c. Tujuan Mata Pelajaran Kewirausahaan pada SMK/MAK. d. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMK/MAK. 3. Tujuan Pembelajaran “Tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siwa pada kondisi dan tingkat dan tingkat kompetisi tertentu”. (Robert F.Mager) “Tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan mencapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran”. (Oemar Hamalik, 2005)
  • 24. Komponen Materi Materi pembelajaran atau bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran, materi pembelajaran berisikan pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa sesuai dengan tingkatan tujuan yg hendak dicapai. Nana Syaodih Sukamadinata (1997) mengetengahkan tentang sekuens susunan materi pembelajaran yaitu: sekuens kronologis, sekuens kausal, sekuens struktural, sekuens logis dan psikologis, sekuens spiral, sekuens rangkaian kebelakang dan sekuens berdasarkan hierarki belajar. Agar penjabaran dan penyusuaian kopetensi tidak meluas dan melebar maka materi yang dipilih harus memenuhi kriteria sebagai berikut : sahih (Valid), tingkat kepentingan, kebermaknaan, layak dipelajari dan menarik minat.
  • 25. Komponen Metode Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan pada umumnya bersifat penyajian (ekspositorik) secara massal, seperti ceramah atau seminar. Selain itu materi pembelajaran cenderung bersifat tekstual. Dalam hal ini guru ditungtut untuk mengembangkan setrategi pembelajaran secara variatif, menggukan berbagai setrategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenagkan, dengan efektivitas yang tinggi.
  • 26. Komponen Evaluasi Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria, indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelanyakan (feasibility) program. Untuk mengevaluasi kurikulum dapat digunakan metode CIPP yakni sebuah model evaluasi yang dikembangkan oleh Stufflebeam (1972) yang menggolongkan program pendidikan atas empat dimensi : 1. Context, situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis- jenis tujuan dan strategi pendidikan. 2. Input, bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pendidikan. 3. Process, pelaksanaan nyata dari program pendidikan. 4. Product, keseluruhan hasil dicapai oleh program pendidikan mencakup jangka pendek dan jangka panjang.
  • 27. BAB IV BELAJAR Hakikat Belajar Teori-teori Pokok Belajar Pilar Belajar 1. Teori Belajar Behaviorisme 2. Teori Belajar Kognitivisme 3. Teori Belajar Gestalt
  • 28. Hakikat Belajar Menurut Moh.Surya (1997) “belajar dapat dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”. Menurut Witherington “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaa, pengetahuan dan kecakapan.” Menurut Hilgard “belajar adalah proses dimana suatu prilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi”.
  • 29. Pilar Belajar Unesco (Nana Syaodih Sukmadinata (2005) merumuskan empat pilar belajar : 1. Belajar mengetahui (Learning know) berkenaan dengan perolehan penguasaan dan pemanfaatan informarmasi. 2. Belajar bekarnya (Learning to do) belajar berkarnya berhubungan erat dengan belajar mengetahui sebab pengetahuan mendasarin perbuatan. 3. Belajar hidup bersama (Learning to live to gether) dalam kehidupan gelobal, kita tidak hanya berinteraksi dengan beraneka kelompok etnik, daerah, budaya, ras, agama dan profesi, tetapi hidup bersama dan bekerja sama aneka kelompok tersebut. 4. Belajar berkembang utuh (Learning to be) tatntangan kehidupan yang berkembang cepat dan komplek, menuntut pengembangan manusia secara utuh.
  • 30. Teori-teori Pokok Belajar 1. Teori Belajar Behaviorisme pembelajaran bercorak behaviorisme memandang bahwa pengetahuan adalah objektif, pastim tetap tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapih, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah meminddahkan pengetahuan dari guru ke siswa. 2. Teori Belajar Kognitivisme menurut Piaget “perkembangan kognitif individu meliputi empat tahapan : a. Tahap sensori-motor (0-2) b. Tahap pra operasional (2-7) c. Tahap konkrit-operasional (7-11) d. Tahap formal-operasional(11-dewasa) 3. Teori Belajar Gestalt Pokok pandangan gestalt adalah bahwa objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasikan.
  • 31. BAB V PEMBELAJARAN Konsep Dasar Pembelajaran Ragam Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran 1. Pembelajaran 2. Prinsip-prinsip Konstruktivisme Pembelajaran 2. Pembelajaran 3. Komponen-komponen Kontekstual Pembelajaran 3. Pembelajaran Aktif 4. Pembelajaran Kooperatif 5. Pembelajaran Tuntas 6. Pembelajaran Remidial 7. Pembelajaran Pengayaan
  • 32. Konsep Dasar Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran (teaching) tetapi dengan konotasi berbeda, pengajaran lebih memberi kesan sebagai pekerjaan suatu pihak yaitu pekerjaan guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswanya dan menjadikan siswa sebagai objek belajar serta menempatkan meraka sebagai organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami. Sedangkan pembelajarandi pengaruhi oleh aliran Psikologi, Kognitif-Holistik yang mengisyaratkan adanya interaksi dan komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  • 33. 2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Menurut Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson (1987) mengetengahkan tentang tujuh prinsif pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam upanya peningkatan kualitas pembelajaran, baik bagi guru, siswa, kepala sekolah,pemerintah, maupun pihak lain yang terkait dengan pendidikan. Yaitu : a. Encourages Contact Between Students and Faculty. b. Develops Reciprocity and Cooperation Among Students. c. Encourages Active Learning. d. Gives Prompt Feedback. e. Emphasizes Time on Task f. Communicates High Expectations. g. Respects Diverse Talents and Ways of Learning. 3. Komponen-komponen Pembelajaran
  • 34. 3. Komponen-komponen Pembelajaran Komponen pembelajaran adalah berbagai komponen baik secara langsung maupun tidak langsung terkait dan dapat mempengaruhi proses dan kualitas pebelajaran. Beberapa komponen pembelajaran yang perlu diketahui adalah sebagai berikut : a. Raw input, siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran b. Instrumental input, sarana dan prasarana yang terkait dengan proses pembelajaran. c. Environmental input, merujuk pada situasi dan keberadaan lingkungan baik fisik, sosial maupun budaya. d. Expacted output/outcomes, merujuk pada rumusan normative yang harus menjadi milik siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran sekaligus dapat memberi efek belajar untuk jangka panjang.
  • 35. Ragam Pembelajaran 1. Pembelajaran Konstruktivisme Pembelajaran konstruktivisme adalah suatu konsep pembelajaran yang memandang bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Siswa harus aktif secara mental dan sosial membangun struktur pengetahuan.Teori yang sangat terkenal berkaitan dengan pembelajaran konstruktivisme adalah teori belajar yang disampaikan Piaget. 2. Pembelajaran Kontekstual Pendekatan kontekstual meurupakan pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengatahuan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran ini dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, dan kelas yang bagaimana pun keadaannya.
  • 36. 3. Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itusendiri baik dalam bentuk interaksi siswa maupun siswa dengan guru. Menurut Fink (1999), pembelajaran aktif terdiri dari dua komponen utama, yaitu : unsur pengalaman (experience) meliputi kegiatan melakukan /doing dan pengamatan (obeserving), dan dialogue meliputi dialog dengan diri sendiri (self) dan dialog drngan orang lain (others). 4. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivisme . Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
  • 37. 5. Pembelajaran Tuntas Pembelajaran tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat setiap siswa mampu belajar dengan baik dan mendapatkan hasil maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Bloom mengembangkan pembelajaran tuntas meliputi tiga bagian yaitu : (a) mengidentifikasi pra-kondisi, (b) mengembangkan prosedur operasional dan hasil belajar, (c) implementasi dalam pembelajaran klasikal dengan memberika bumbu untuk menyesuaikan dengan kemampuan individual. 6. Pembelajaran Remidial Pembelajaran remidial adalah konsekuensi dari penerapan belajar tuntas. Pembelajaran remidial merupakan layanan pembelajaran yang diberikan kepada siswa untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan.
  • 38. 7. Pembelajaran Pengayaan Pembelajaran penganyaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi siswa yang telah melampaui persyaratan minimal yang ditentukan sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat dan kecakapanya.
  • 39. BAB VI GURU Peran Guru dalam Kompetensi Guru Keterampilan Pembelajaran Dasar Mengajar 1. Peran Guru sebagai Manajer 1. Keterampilan Membuka Pelajaran Pembelajaran 2. Keterampilan Memberikan Variasi Stimulus 2. Peran Guru sebagai Fasilitator 3. Keterampilan Bertanya 3. Peran Guru sebagai Motivator 4. Keterampilan Memberi Isyarat 4. Peran Guru sebagai Pembimbing 5. Keterampilan Member Ilustrasi 6. Keterampilan Berkomunikasi 7. Keterampilan Menutup Pelajaran 8. Keterampilan Mengelola Kelas
  • 40. A. Peran Guru dalam Pembelajaran 1. Peran Guru sebagai Manajer Pembelajaran Merujuk kepada fungsi manajemen guna tercapainya efektivitas dan efisiensi pembelajaran mencangkup kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. a. Perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan upaya untuk memperkirakan atau memproyeksi tentang apa yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, terutama brkaitan dengan pembentukan kompetisi. b. Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran guru harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, dimana ia bertindak sebagai nara sumber, konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik selama proses berlangsung.
  • 41. c. Penilaian Pembelajaran Selain merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, guru dituntut untuk melakukan penilaian pembelajaran siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa, mendiagnosi kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan menentukan kenaikan kelas. 2. Peran Guru sebagai Fasilitator Wina Sanjaya (2008) menyebut bahwa sebagai fasilitator, guru berperan memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. 3. Peran Guru sebagai Motivator Selain sebagai fasilitator, guru juga berperan sebagai motivator untuk membangkitka motivasi belajar siswanya.
  • 42. 4. Peran Guru sebagai Pembimbing Peran guru sebagai pembimbing pada dasarnya adalah peran guru dalam upaya membantu siswa agar dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya melalui hubungan interpersonal yang akrab dan saling percaya. Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif.
  • 43. B. Kompetensi Guru Menurut Raka Joni sebagaimana dikutif oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000), mengemukakan tiga jenis kompetensi guru, yaitu : 1. Kompetensi profesional, memiliki pengetahuan yang luas dari bidang study yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya. 2. Kompetensi kemasyarakatan, mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama guru maupun masyarakat luas. 3. Kompetensi personal, yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani. Dengan demikian, guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang mengajarkan peran: ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
  • 44. C.Keterampilan Dasar Mengajar Beberapa keterampilan mengajar yang harus dikuasai guru, diantaranya: 1. Keterampilan Membuka Pelajaran 2. Keterampilan Memberikan Variasi Stimulus 3. Keterampilan Bertanya 4. Keterampilan Memberi Isyarat 5. Keterampilan Member Ilustrasi 6. Keterampilan Berkomunikasi 7. Keterampilan Menutup Pelajaran 8. Keterampilan Mengelola Kelas
  • 45. BAB VII Pengertian Pendekatan, Strategi Pembelajaran Strategi, Metode dan Skill Inkuiri Pembelajaran PROSES PEMBELAJARAN Metode Media Pembelajaran Sumber Belajar Pembelajaran 1. Diskusi 2. Metode Simulasi 3. Metode Problem Solving 4. Metode Kerja Kelompok 5. Metode Proyek 6. Metode Karyawisata 7. Metode Penugasan 8. Metode Eksperimen
  • 46. A. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode dan Skill Pembelajaran Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Empat stategi pembelajaran menurut Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmur, 2003): 1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangakan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukanya. 2. Memprtimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan ditempuh sejak titk awal sampai dengan sasaran. 4. Mempertimbangkan dan menetapakn tolak ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
  • 47. B. Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi pembelajaran inkuiri adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses mencari dan menemukan.Materi pembelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pembelajaran, sedangakan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbng siswa untuk belajar. Strategi inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untik mencari dan menemuka sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. C.Metode Pembelajaran Beberapa metode pembelaran standar yaitu: 1. Diskusi 2. Metode Simulasi 3. Metode Problem Solving 4. Metode Kerja Kelompok 5. Metode Proyek 6. Metode Karyawisata 7. Metode Penugasan 8. Metode Eksperimen
  • 48. D. Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorog terciptanya proses belajar pada diri siswa. Terdapat beberapa median belajar, diantaranya: 1. Media Visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik. 2. Media Audial; radio, tape recorder, lab bahasa, dan sejenisnya. 3. Projected still media:slide, over head projektor (OHP), in focus, dan sejenisnya. 4. Projected motion media: film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
  • 49. E. Sumber Belajar Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber-sumber belajar bisa berupa pesan (informasi/bahan ajaran), orang (guru, konselor, dan nara sumber lainnya), alat/perlengkapan( perangkat keras seperti: komputer, radio, televisi, VCD/DVD/,dll), pendekatan/metode/teknik(diskusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, dll) dan lingkungan.