5. 1
Bagian
MERUMUSKAN VISI DAN MISI
Manual Kecerdasan Emosi dan
Gambar Diri yang Positif
1. Menyimak suara Alkitab
Ada orang yang peduli Tuhan dan peduli realitas. Kita bisa saja
hanya peduli suara Tuhan dan mengabaikan realitas.
Sebaliknya bisa juga kita mengambil pilihan lain yaitu, peduli
pada suara realitas saja.
Jemaat Kisah para rasul yang baru sudah mengalami persoalan.
Bukan persoalan doktrin, spiritual atau hal yang lebih mendasar.
Tapi masalahnya adalah logistik, ada keluhan tentang ketidak
seimbangan perhatian dan pembagian materi bagi para duafa.
Keluhan tadi cukup merebak.
Wajarnya para rasul menanggapi dengan teguran agar anggota
jemaat tahu diri sebagai jemaat yang masih baru seharusnya
menahan diri dari mengangkat persoalan-persoalan yang remeh.
Tapi para rasul tidak melakukan hal itu, mereka ternyata
menangani masalah tadi dengan serius.
Pertama, para pemimpin mengambil inisiatif untuk menangani
masalah yang ada. Mereka mengumpulkan umat. Mereka tidak
mengabaikan suara ketidakpuasan yang ada.
1
6. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
Kedua, mereka mengakui,”kami tidak puas dengan apa yang
ada.”
Artinya, mereka jujur terhadap perasaan yang ada dalam diri
mereka dan membaca kenyataan dengan terbuka. Tapi mereka
juga menggunakan tolok ukur yang berlandas pada misi dari
Tuhan. Hal ini jarang terjadi sekarang. Biasanya orang
menutupi perasaan mereka, apa lagi pemimpin, demi
memberikan kesan/penampilan yang baik.
Artinya selanjutnya, mereka juga punya persepsi yang tajam dan
mampu mengungkapkan perasaan diri sendiri. Terkadang orang
tidak mampu mengenali perasaan sendiri, kalaupun mereka
mampu mengenali hal itu, seringkali mereka tidak mampu
mengungkapkan dengan tepat. Misalnya, mengungkapkan
kemarahan pada istri yang sering pergi, padahal sebenarnya
rindu/ ingin lebih sering bersama.
Ketiga, kebih lanjut lagi, para rasul atau pemimpin mampu
menawarkan jalan keluar dari masalah yang ada. Padahal
umumnya manusia mampu mengenali masalah,
mempermasalahkan, namun tidak mampu menghadirkan
pilihan jalan keluar.
2. Bagaimana dengan realita
Walaupun ada contoh indah dari Alkitab, namun ada realita
yang berbeda, walaupun realita itu ada di gereja. Realitas ini
perlu kita simak.
2
7. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
a. seringkali orang menyembunyikan perasaannya atau tidak
mengekspresikannya
Contoh: ibu saya tidak pernah memuji saya tapi ketika
meninggal, susternya menyampaikan bhw mami sering memuji
dan sering ingin ketemu saya. Saya tidak pernah tahu hal itu,
karena beliau tidak pernah mengungkapkan pada saya.
Seorang pendeta baru masuk ke jemaat dan mulai pelayanan
dengan baik tapi beberapa tahun kemudian jemaat mengeluh.
Hal ini terjadi karena kurang komunikasi. Pendeta dan jemaat
tidak pernah saling berkomunikasi tentang harapan masing-
masing. Masing-masing berasumsi, tidak mengungkapkan
perasaan. Berbeda sekali dengan di jemaat pertama, yang
tercermin dalam Kisah rasul yaitu, para rasul peka pada
perasaan jemaat.
b. Orang sekarang tidak peka pada respon emosi orang lain.
c. Ketika menyadari perasaan orang lainpun, sering orang tidak
bersikap win win ketika mengolahnya. Bahkan sering kita
mengharapkan agar orang lain berubah, padahal diri sendiri
tidak. Contoh ketidak pekaan misalnya: Istri merasa dilalaikan
hari ulang tahunnya.
d. Seringkali orang tidak mengenal atau menyadari emosinya
sendiri. Kita tahu bahwa melayani orang banyak tidak selalu
enak. Mungkin ada saat kita memberikan kepercayaan pada
orang yang salah. Setelah persetujuan rapat lalu ada perubahan
pelaksanaan di lapangan. Hal itu terjadi karena tidak sadar akan
respon orang pada saat mengambil keputusan. Kemudian
sebagai hasilnya, kita marah namun memendam kemarahan tadi
bahkan tidak menyadarinya.
Masih banyak contoh-contoh lain....
Ini realita banyak gereja saat ini. Jadi ada beda yang tajam
antara realita dan suara Alkitab. Bahkan di dalam gereja,
3
8. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
realitas yang diinspirasikan Alkitab tidak terwujud. Kira-kira
kenapa sebabnya?
Tonggak-tonggak keberhasilan
Kompetensi dan spiritualitas sebagai
pendukung pelayanan
an
ke
hu
ter
eta
am
ng
pi l
pe
an
sikap
4
Untuk berhasil melakukan pelayanan, seorang harus memiliki
keempat tonggak dimana tiga merupakan wujud dan satu
merupakan dasarnya.
Dasar: Spiritualitas yaitu, mutu seseorang bergaul dengan
Tuhan. Nama lainnya adalah bagaimana memaknai
pengalaman hidup dalam kacamata hubungan dengan Tuhan.
Tonggak keberhasilan pertama: pengetahuan, artinya seseorang
harus mau terus belajar meski proses ini tidak disukai.
4
9. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
Tonggak keberhasilan kedua adalah: trampil melakukan apa
yang perlu dilakukan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
Tonggak ketiga adalah adanya sikap yang pas untuk
menggunakan pengetahuan dan ketrampilan tadi.
Pelatihan kali ini adalah merupakan bagian dari pengembangan
Keterampilan
Prelude to Kecerdasan Emosi
Manusia sering melihat pentingnya IQ alias kecerdasan nalar,
padahal sebenarnya Kecerdasan emosi atau Emotional Quotient
lebih penting.
Orang yang cerdas secara nalar artinya orang itu dapat
menyadari dinamika emosi pada dirinya dan orang lain, ia
bahkan dapat mengendalikan dan menata hubungan yang
terkait dengan emosi.
EQ ternyata lebih penting dari IQ karena manusia bukan terdiri
dari cuma nalar tapi juga emosi.
5. Apa itu kecerdasan emosi ?
Kecerdasan emosi adalah bagian dari kompentensi diri.
Kompetensi diri yang terkait dengan kecerdasan emosi terdiri
dari dua aspek yaitu
a. Kompetensi diri sendiri,
5
10. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
b. Kompetensi sosial
Contoh:
Dua orang menemani seorang pembicara dari Amerika selama
seminggu sebagai asistennya. Yang satu lulusan Universitas
Indonesia. Yang satu lulusan SMA Bina bangsa. Pembicara
lebih senang dengan yang asissten kedua. Kenapa? Asisten yang
kedua dianggap bisa mendeteksi emosi, affirmasi dan memberi
alternatif jalan keluar. Ia juga menanggapi keluhan dengan baik,
mengenali emosi orang lain dan tidak terpancing bila sang tamu
sedang marah atau kesal.
Terlihat di dalam contoh di atas:
Kita disini dibiasakan meredam emosi. Apalagi pria. Akibatnya,
kehidupan emosinya kering. Sebaliknya, wanita masih punya
beberapa cara mengungkapkan emosi. Umumnya pria hanya
mengungkapkan emosi dengan satu macam saja, yang lain
diredam.Padahal di dalam Alkitab terbaca bahwa, Yesus pernah
marah, mengungkapkan emosi marahnya.
Contoh : 1. Memahami Diri Sendiri
Saya sedang rindu istri saya. Teman mengajak saya keluar. Saya
memberitahu mood saya.
Ia mengatakan akan tetap bersedia mengajak saya dan juga siap
menerima sikap saya yang diwarnai mood tadi selama bersama
dia
Menurut anda, bolehkah seorang pendeta mengatakan hal
seperti ini? Mengakui perasaan sendiri.
6
11. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
6. Memahami diri
A. Untuk mampu melakukan hal itu maka kita perlu belajar,
mengenali dan mengakui serta memahami perasaan diri. Juga
kita perlu mengakui bahwa manusia itu tidak stabil, ada saat
turun naik secara emosi.
Kita perlu mengakui hal ini secara jujur di hadapan Tuhan dan
sesama.
Indikator orang yang memahami diri (berarti cerdas secara
emosi di dalam aspek ini adalah):
o Menilai diri realistis: kelebihan dan kekurangan
o Menertawakan kebodohan sendiri misal: Gatek.
o Mengenal luka batin agar menyadari respon diri terhadap
hal-hal tertentu misalnya, pelit karena mengalami pernah
mengalami krisis ekonomi pengguntingan uang. Contoh
lain adalah seorang pemain golf berani bayar mahal untuk
main tapi marah karena merasa harga soto terlalu mahal
5000 rupiah. Orang ini merasa miskin dan takut
kehilangan uang walaupun secara nyata ia sudah sangat
kaya
7. Selain memahami diri, diperlukan juga
pengendalian diri:
Pada suatu hari, seorang pendeta bernama Lie Sian Hui alm,
mengemudikan mobilnya dan di tengah jalan ia diserempet
sebuah sepeda motor. Pengemudi motor turun dan memaki-
maki pendeta ini. Pendeta ini hanya diam terus menerus hingga
7
12. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
orang tersebut selesai marah. Akhirnya ketika sang pendeta
meulai bciara, sang pengemudi motor pergi.
Murid-muridnya heran dan bertanya-tanya. Pendeta
menjelaskan ”Apa gunanya marah. Padahal di dalam hidup
masih banyak hal yang perlu diurusi?”
Memang pendeta ini, hampir tidak pernah marah, sangat pandai
mengendalikan diri. Orang yang mengendalikan diri memiliki
suatu indikator yaitu, mempertimbangkan akibat yang akan
terjadi suatu perbuatan.
Perlu dicatat disini bahwa orang yang mengendalikan diri tidak
sama dengan orang yang menahan diri.
Mengendalikan diri berarti mengetaui tempat, waktu dalam
menata serta mengekspresikan emosinya.
Indikator dari seorang yang mengendalikan diri adalah tidak
munafik, serta dapat berbicara apa adanya. Ia juga dapat
menghadapi perubahan serta krisis.
Indikator lainnya ialah bahwa ia mampu untuk keluar dari ruang
nyaman. Artinya ia tidak terikat pada pola yang ia merasa
nyaman, misalnya, nyaman untuk marah dengan meledak,
nyaman untuk mengalah terus menerus dan seterusnya.
8. Aspek ketiga dalam kompetensi diri
adalah penataan motivasi
Masayarakat menbutuhkan orang yang bermotivasi tinggi:
Contoh karyawan yang tahun depan mau nikah dan belum
punya uang cukup, pasti highly motivated.
Indikator ( motivasi yang seharusnya )
8
13. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
o Saya mau meninggalkan sesuatu yang baik (legacy).
o Lebih baik optimis walaupun menghadapi kemungkinan
kegagalan yang besar
o Dapat melihat kerajaan Allah secara totalitas meski ada
perbedaan. Aneh jika bisa toleransi dan bekerja sama
dengan umat agama lain daripada dengan yang orang
seiman tapi beda gaya dan ajaran.
9. Kompetensi sosial
A. Empati :
Orang yang mampu memberikan empati adalah orang yang
dapat menempatkan diri di dalam hati orang ketika berelasi. Ia
dapat menghayati perasaan orang lain dan kebutuhan mereka.
Indikator:
Seorang yang memiliki empati yang kuat akan mampu
memahami orang yang sangat berbeda dengan dirinya
sekalipun. Ia akan mampu bergaul dengan orang yang datang
dari latar belakang etnis atau sosial yang berbeda. Ia juga akan
mampu memperkirakan respon-respon emosi orang ketika
berhadapan dengannya.
Contoh :
Ada orang yang ditinggal mati anak tunggalnya. Ia sedang
bekerja di kantor sedang istrinya mendesign bangunan di
kamar kerjanya. Sementara itu, anaknya yang berusia empat
9
14. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
tahun bermain-main. Ketika ibunya lengah, sang anak
memasuki kolam renang dan kemudian tenggelam serta
meninggal.
Ketika mendengar apa yang terjadi, sang suami kembali dengan
cepat ke rumahnya. Setibanya, ia memeluk istrinya terus
menerus. Ia seakan mengabaikan jenazah sang anak.
Kemudian hari ketika orang lain bertanya, mengapa ia seakan
memperhatikan istrinya saja? Ia menjelaskan bahwa,
sebenarnya ia sangat kehilangan. Namun ia menyadari bahwa
sang istri sangat merasa bersalah dan sangat membutuhkan
perlindungan serta dukungan atas kehancuran perasaan yang ia
rasakan. Sang anak sudah tidak memiliki kebutuhan apa-apa.
Ia melakukan hal itu karena ia memahami dan menghayati
respons yang istrinya sedang miliki ketika anak yang mereka
sayangi meninggal, padahal ia berada di sekitar anak itu.
Contoh lain:
Seorang ibu kehilangan anak satu-satunya yang masih kecil.
Bagaimana Andadapat menunjukkan empati ketika hadir di
dekatnya?
Yang lebih menunjukkan empati adalah menemani atau sekedar
berada di dekatnya. Affirmasi situasi & perasaannya. Baru
setelah itu memberi hiburan dengan perkataan/Firman Tuhan.
Contoh lain:
Seorang istri yang bawel mengeluh karena akan dicerai
suaminya. Empati adalah bertanya, mencari tahu penyebabnya.
Bukan langsung menegur, menghakimi. Bisa membaca
perasaan orang dengan tepat. Bisa mengungkapkan ulang apa
yang seorang komunikasikan. Bisa menyampaikan komunikasi
dengan bahasa yang dimengerti orang tersebut.
10
15. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
B. Terampil menghubungkan atau menjembatani
Contoh :
Di berbagai perusahaan, tenaga Sales sering berkelahi dengan
bagian keuangan. Di gereja, bendahara sering berkelahi dengan
komisi pemuda. Karena komisi pemuda sering melakukan
program dan pembiayaan mendadak sesuai dengan dinamika
kejiwaan mereka, sedangkan para bendahara sering terlalu
melakukan perhitungan. Kedua pihak masing-masing punya
cara pandang dan kepentingan sendiri. Seorang yang memiliki
kompetensi sosial yang baik akan berupaya menghubungkan
kedua perbedaan yang ada. Jadi ia bukannya malah
mempertajam perbedaan yang ada serta memecah belah.
10. Apakah Kecerdasan emosi dapat
dipelajari?
Mari kita review dulu aspek-aspek dari kecerdasan emosi
Ada dua kompetensi dasar dari seorang yang cerdas secara
emosi
1. Kompetensi Diri
Kenal diri
Kendali diri
Motivasi yang kuat dan stabil
2. Kompetensi sosial
11
16. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
kemampuan berempati
membangun hubungan
Tanya jawab:
Di belakang teori Kecerdasan Emosi ini ada sebuah asumsi
dasar, yaitu ”Buanglah ketakutan. Jangan takut
mengungkapkan. Cobalah jujur. Pilihan perilaku kita, harus
dilakukan secara sadar dan jujur, bukan karena takut ditolak,
takut melukai dll.
Mulailah dengan pemahaman: apapun yang kita lakukan
dengan diri sendiri, akan berdampak pada orang lain dan pada
Tuhan. Jadi, boleh saja seseorang hidup menahan diri asal
jangan hal itu dilakukan karena didasari ketakutan.
Kita selalu punya pilihan ber-respon dalam menghadapi
berbagai peristiwa di dalam hidup. Misalnya, bila kita dimarahi
orang secara tidak adil, wajarnya kita balik marah. Orang yang
rendah dalam kecerdasan emosinya, seakan mengatakan bahwa
tidak ada pilihan respon yang lain terhadap apa yang ia alami.
Sebenarnya selalu ada pilihan lain. Misalnya marah bisa
dilakukan dengan cara lain. Banyak orang gagal karena merasa
tidak ada pilihan.
Bagaimana cara mekanisme latihan untuk hal ini ?
* Ini akan jadi PR kita
Pertanyaan:
Adakah hub antara kecerdasan emosi & kecerdasan spiritual ?
Jawab:
Pasti ada hubungan. Contoh : pengalaman naik mobil didahului
mobil lain yang ugal-ugalan. Ketika hendak ngebut mengejar
12
17. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
mobil tsb, ada yang mengingatkan bahwa kemungkinan mobil
yang mendahului itu sedang berisi seorang wanita hamil yang
harus segala melahirkan.
Spiritual Quotient = seorang yang memiliki SQ yang tinggi
adalah seorang yang memaknai peristiwa-peristiwa yang
dihadapinyanya dan memiliki keintiman dengan Tuhan. Hal ini
berimbas ke dalam ranah emosinya.
Kecerdasan emosi dapat dikembangkan melalui pelatihan dan
mentoring serta peneladaanan.
11. Bagaimana mengembangkannya
Untuk Memahami diri:
Orang yang dewasa harus berani minta feedback pada orang
lain. Tentu saja dengan mempertimbangkan waktu & tempat
yang tepat. Suatu feed back atau masukan adalah bagaikan
seorang coach yang dapat menolong kita mengenali hal-hal
yang terluput dari pengamatan kita. Tanpa feedback, kita akan
mengalami bahaya berada di tempat yang salah atau melakukan
perjalanan yang salah.
Kenali diri:
Pola marah: ada orang yang marah dengan mencicil dan
bergurau, ada juga yang mengungkapkan kemarahan dengan
bicara keras, dan marah dengan diam. Kenalilah pola marah
13
18. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
Anda, minta masukan bagaimana pendapat orang tentang hal
itu. Sayang sekali sering kita tidak memiliki teladan yang baik
mengenai mengekspresikan marah dengan efektif: contohnya
ialah anggota DPR yang berperilaku seperti anak-anak ketika
marah.
Menata motivasi: seringkali ada orang yang bermotivasi tinggi
bila mengerjakan sesuatu yang menyenangkannya. Padahal,
apakah sesuatu itu menyenangkan atau tidak, selama hal itu
bermakna, kita harus bisa mengerjakan dengan motivasi yang
kuat.
Sangkal diri: Ada saat di dalam pekerjaan kita tidak menyukai
sesuatu atau serasa berbeda dengan jati diri, namun demi
kebutuhan orang banyak, dan tujuan yang luas kita harus bisa
mengesampingkan atau membuang preferensi pribadi. Seorang
yang EQ yang tinggi akan mampu melakukan hal itu.
14
19. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
1. Mulai dari Kesadaran dan Pemahaman
+
=
Fokus:
Saya memiliki kemungkinan memilih dalam keadaan apapun
15
Mulai dari mana?
Mulai dari kesadaran dan Pemahaman diri
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kita tidak bisa
mengendalikan berbagai peristiwa atau kejadian dalam hidup
sehari-hari. Masalah selalu ada dan dapat timbul sewaktu-
waktu. Peristiwa dan masalah tadi sering tidak bisa
dikendalikan. Namun, respon terhadap mereka dapat
dikendalikan atau dipilih. Jadi perlu kita menyadari hal ini
bahwa ”Saya punya kesempatan menentukan hasil. Saya bisa
membuat pilihan dalam keadaan apapun. Minimum saya dapat
menentukan dan memilih respon saya sendiri.”
Secara teologis dapat dikatakan bahwa kita diberi Tuhan
kemampuan memilih.
Tapi kita sering hanya memilih yang nyaman untuk kita.
Sebagai akibatnya maka pola respons yang terbentuk adalah
pola yang nyaman walaupun tidak tepat
15
20. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
Contoh, bila anak kita tidak bikin PR, kita pukul. Lalu anak jadi
taat. Suatu pola terbentuk. Ia hanya membuat PR bila dipukul.
Kita hanya bisa mengubah dia dengan memukul. Bisakah
merubah pola seperti itu? Misalnya dengan nasehat. Atau
sistem apresiasi?
Contoh: Rapat berjam-jam coba dirubah lebih efisien misalnya
jam dipersingkat/dibatasi, tapi nyatanya orang nyaman atau
lebih suka melakukan pola rapat yang bertele-tele.. Walaupun
hasilnya sama.
Bila istri saya marah dan menangis, biasanya saya berespon
dengan memeluk, kali itu tidak. Dia bertanya, kenapa tidak
memeluk. Dengan memberi respon berbeda, saya tahu
kebutuhan istri adalah dipeluk. Dan istri juga belajar lebih
terbuka mengungkapkan kebutuhan tadi tanpa menggunakan
pola menangis.
Latihan :
Coba ingat peristiwa dalam 6 bulan/setahun yang saudara
responi dengan pola yang berbeda dan hasilnya bagus.
Pola respon tadi kita pelajari dari orang tua atau dari tokoh
tertentu dalam hidup kita. Khususnya pengaruh itu tertanam
pada usia balita. Merubah pola perilaku lama tidak mudah.
Perlu proses. Dengan kata lain, perlu tahu asal pola respon
pribadi.
Banyak eksekutif muda di Jakarta mengalami burn out pada
usia 30-an, karena kerja mati-matian mengejar mimpi duniawi/
materi. Kemudian ketika hal itu tercapai banyak efek samping
sudah muncul, misalnya kesehatan jelek. Pola ini terjadi karena
asumsi bahwa manusia harus sukses dengan ukuran
dunia/materi.
16
21. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
Pola harus dikenali sebelum dirubah.
- Kenal gejala nya
- kenal pemicu nya
Latihan:
Tahap pertama:
1. Bagaimana cara Anda marah ?
- Kondisi apa yang bisa membuat marah besar ?
2. Hal apa yang membuat Andasedih/tertekan ?
- Bagaimana pola perilaku bila sedih / tertekan ?
- Apa pemicunya ?
3. Hal apa yang membuat Anda senang / bahagia ?
- Apa pemicunya ?
4. Hal apa yang membuat Anda putus asa ?
- Bagaimana cara Anda mengungkapkannya ?
- Apa pemicunya ?
Tahap kedua :
Coba renungkan dan sharing, kenapa seperti ini ?
Apa hubungan dengan gambar diri ?
Bila menyadari ada hubungan dengan gambar diri yang kurang
sehat, silahkan mulai memikirkan perubahan konsep dan
merencanakan hal-hal yang perlu untuk melakukan perubahan
sedikit demi sedikit. Bahkan, jika perlu kita harus menata ulang
value system kita/hal-hal yang bernilai bagi diri kita.
Siapakah Tuhan bagi kita : majikan, kekasih, sahabat, debitor ?
Kita perlu membedah gambaran kita tentang Tuhan dan asal
dari gambaran tadi, karena hal itu akan menjadi dasar dan
pengaruh kuat ketika kita memperlakukan diri dan orang lain.
17
22. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
Gambaran yang dapat Anda pilih
Tuhan menjaga kita demikian ketat dan untuk waktu lama.
Ketika kita menjadi janin selama 9 bulan kali 30 hari kali 24 jam
kali 60 menit kali 60 detik kita mengalami berbagai perubahan
di tingkat sel. Tuhan mengawal sepanjang proses sehingga kita
ada seperti ini. Tanpa itu kita sudah mati atau
mengalamiberbagai kerusakan fatal.
Jadi, kita berharga di hadapan Tuhan. Jika tidak sadar hal ini
maka akan sulit menghargai orang lain apalagi memberi
penghargaan. Ingatlah bahwa di Asia orang cenderung
menggunakan kata-kata pedas dan keras serta negatif dalam
mendidik anak dan siswa. Karena itu seringkali sejak kecil orang
Asia memiliki gambar diri yang negatif. Seringkali di dalam
keadaan sulit, seorang Asia akan merasa tidak berharga
sehingga hidup jadi tidak bermakna
Alat :
Kenali hal-hal/sikon yang membuat Anda merasa berharga !
Kenali hal-hal/sikon yang membuat Anda tidak dihargai !
Kini kita bicara tentang kebutuhan.
Ada orang yang punya kebutuhan berkuasa.
18
23. MERUMUSKAN VISI DAN MISI
Ada kebutuhan bersahabat, berafiliasi.
Dan ada kebutuhan berprestasi
Setiap orang berbeda kebutuhan.
Kita harus jujur mengenali diri, yang mana yang paling penting :
PR :
1. Dalam waktu seminggu setelah pelatihan ini, silahkan Anda
merenung dan menjawab 7 pertanyaan ini. Setiap hari 1
pertanyaan. Buat jurnal harian tertulis jawaban Anda (untuk
seluruh PR).
2. Hari ke 8 – 14 coba saling memeriksa, mengingatkan dengan
sesama anggota kelompok, sharing hasil jawaban (melalui
telpon, sms)
3. Buat praktek: rencanakanlah perubahan dan pelaksanaan.
Khususnya untuk no 7 / tentang indikator.
4. Mengamati orang-orang yang buruk dan yang EQ baik. Hal-
hal apa yang Anda pelajari dari mereka.
19