Anúncio

Makalah rijal ok

5 de Feb de 2019
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Anúncio
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Anúncio
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Anúncio
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Anúncio
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Anúncio
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Anúncio
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Makalah rijal ok
Próximos SlideShares
Framework riyanik 7 dFramework riyanik 7 d
Carregando em ... 3
1 de 32
Anúncio

Mais conteúdo relacionado

Anúncio

Makalah rijal ok

  1. MAKALAH DOSEN : Ade Fauzi, SE MM MK : Evaluasi Kinerja Dan Konpensasi Dibuat Oleh : Nama :RIZAL FAUZI Nim :11140626 Kelas : 7 O MSDM
  2. PENGERTIAN, FUNGSI EVALUASI KINERJA SDM Evaluasi adalah suatu peroses penelitian dan peroses penelitian dan pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam suatu perusahan atau organisasi sesuai dengan setandarkinerja atau tujuan yang ditepatkan lebih dahulu. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja. Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai. Hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan. • Peningkatan kinerja Adalah aktivitas peningkatan kinerja, mengingat kata kinerja berarti menunjukkan ada suatu aktivitas yang telah lampau, yang mana hal itu harus di tingkatkan. Adalah aktivitas emenuhi kebutuhan perusahaan yang menginginkan hasil kerja yang bermutu Kinerja secara umum merupakan hal yang menunjukkan keadaan sesuatu, kondisi sesuatu yang dapat berupa kuantitas maupun kualitas. ( keadaan yang secara umum bersifat trending, terkini) Peningkatan kinerja dan instrumentnya : Peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan banyak hal, namun khusus mengenai pembahasan penilaian kinerja, peningkatan kinerja melalui peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan antaralain sebagai berikut : -penilaiankinerja merupakan saranauntuk mengetahui/memetakan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan, sehinggamenjadi acuansecarasubtansialuntuk meningkatkan kinerja – penilaian kinerja dilakukan sebagai dasar pembinaan kinerja karyawan – penilaian kinerja merupakan sarana memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja jabatan a) Pentingnya peningkatan kinerja bagi organisasi ; Mengenai keberhasilan perusahaan pastilah kita mengacu dan berpegang kepada kinerja perusahaan tersebut baik secara umum atau spesifik, melalui hal di atas, maka tak diragukan lagi pasti dilakukan penilaian kinerja terlebih dahulu, berdasarkan balance score card secara subtansial maupun laporan keuangan secara umum, lalu dilakukan tindakan korektif yaitu berupa peningkatan kinerja, berikut pentingnya bagi organisasi :
  3.  Dapat merubah budaya kerja yang berdampak terhadap penurun kinerja  Meningkatkan produktifitas organisasi baik secara kualitas dan kuantitas  Tambahan referensi bagi organisasi mengenai penyebab menurunnya kinerja  Berfungsi sebagai tindakan korektif bagi organisasi  Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan organisasi  Menjadi acuan terhadap kegiatan evaluasi kinerja b) Peningkatan kinerja tim dan individu Kita tau sebuah tim terdiri dari kumpulan invidu – individu maka secara tidak langsung peningkatan kinerja terhadap individu juga merupakan peningkatan kinerja terhadap tim, karena individu atau pekerja merupakan tokoh yang berperan secara mendasar dan sangat penting bagi aktivitas perusahaan maupun organisasi maka, sangatlah penting untuk melakukan peningkatan kinerja terhadap individu diantaranya dengan hal hal sbb :  Pelatihan resmi yang terjadwal  Penentuan standarisasi pendidikan bagi para pekerja  Program latihan khusus prakter yang dilakukan secara kilat namun dapat mencakup kebutuhan Standart pekerja  Penilaian pretasi yang maksimal, serta pemanfaatan balanced score card  Sosialisasi arti penting, dan adab komunikasi kerja  Penerapan system kerja target yang terstruktur. c) Pengelolaan kinerja yang buruk kinerja yang buruk pada sebuah organisasi tidak lepas dari kinerja yang buruk dari sebuah tim, kinerja yang buruk dari sebuah tim tidak lepas dari kinerja yang buruk dari individu – individu yang terkait maka sekarang kita tahu bahwa pihak – pihak di atas adalah satu, maka perlu tindakan korektif yang menyeluruh untuk memperbaiki buruknya kinerja organisasi, di antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:  Melakukan perencanaan ulang kinerja  melakukan penilaian kinerja, perbandingan kinerja  Melakukan evaluasi kinerja  Melakukan tindakan korektif  Melakukan peningkatan kinerja dan pengembangan kinerja  Tindakan peningkatan kompetensi kinerja, penyempunaan kinerja • Pengembangan SDM Pengembangan mempunyai lingkup yang lebih luas. Pengembangan lebih terfokus pada kebutuhan umum jangka panjang organisasi. Hasilnya bersifat tidak langsung dan hanya dapat diukur dalam jangka panjang. Pengembangan juga membantu para karyawan untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan dipekerjaan mereka yang dapat diakibatkan oleh teknologi baru, desain pekerjaan, pelanggan baru, atau pasar produk baru. Bentuk-Bentuk Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam program pengembangan harus dituangkan sasaran, kebijaksanaan prosedur, anggaran, peserta, kurikulum, dan waktu pelaksanaannya. Program pengembangan harus
  4. berprinsipkan pada peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja masing-masing karyawan pada jabatannya. Program pengembangan suatu organisasi hendaknya diinformasikan secara terbuka kepada semua karyawan atau anggota supaya mereka mempersiapkan dirinya masing-masing. a) Pengembangan secara informal Pengembangan secara informal yaitu karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya. Pengembangan secara informal menunjukkan bahwa karyawan tersebut berkeinginan keras untuk maju dengan cara meningkatkan kemampuan kerjanya. Hal ini bermanfaat bagi perusahaan karena produktivitas kerja karyawan semakin besar, di samping efisiensi dan produktivitasnya juga semakin baik. b) Pengembangan secara formal Pengembangan secara formal yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau latihan, baik yang dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh lembaga–lembaga pendidikan atau pelatihan. Pengembangan secara formal dilakukan di perusahaan karena tuntutan pekerjaan saatiniataupun masadatang, sifatnyanon karier atau peningkatan karier seorang karyawan. Pengembangan karyawan bertujuan dan bermanfaat bagi perusahaan, karyawan, konsumen, atau masyarakat yang mengkonsumsi barang/jasa yang dihasilkan perusahaan. Menurut Tohardi (2008 : 70) tujuan pengembangan adalah:  Produktivitas. Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas produksi akan semakin baik, karena technical skill, human skill dan managerial skill karyawan akan semakin baik.  Efisiensi. Pengembangan karyawan untuk meningkatkan efisiensi sumber daya manusia, waktu, bahan baku dan mengurangi ausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relatif kecil sehingga daya saing perusahaan semakin kecil.  Kerusakan. Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.  Kecelakaan. Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang keluarkan perusahaan berkurang.  Pelayanan. Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang lebih baik merupakan daya penarik yang sangat penting bagi rekanan-rekanan perusahaan bersangkutan.  Moral. Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga merek antusias menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
  5.  Karier. Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan semakin besar, karena keahlian, keterampilan dan prestasi kerjanya lebih baik, promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang.  Konseptual. Dengan pengembangan, manajer akan semakin cakap dan cepat dalam mengambil keputusan yang lebih baik, karena technical skill, human skill dan managerial skill nya lebih baik.  Kepemimpinan. Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manajer akan lebih baik, human relationsnya lebih luas, motivasi lebih terarah sehingga pembinaan kerja sama vertikal dan horizontal semakin harmonis.  Balas Jasa. Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah, intensif dan benefit) karyawan akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar.  Konsumen. Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat yang lebih baik bagi masyarakat konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau pelayanan yang lebih bermutu. • Pemberian kompensasi Kompensasi adalah upah, gaji, dan semua fasilitas lainnya yang merupakan balas jasa atau pembayaran yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan kepada para pekerja atau karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karywan dan mungkin saja perusahaan dapat mempertahankan karyawannya juga. Dikarenakan kompensasi mempunyai arti penting bagi perusahaan, dimana kompensasi dapat mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Selain mendapatkan upah atau gaji yang ditetapkan, karyawan juga mendapatkan kompensasi. Jenis-jenis kompensasi selain upah atau gaji tetap adalah insentif. Dimana intensif merupakan tujuan utama untuk mendorong karyawan menghasilkan lebih banyak sekaligus memperoleh upah yang lebih tinggi. Insentif adalah penghargaan atau balas jasa yang diberikan untuk memotivasi para karyawan agar produktivitasnya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu. Intensif merupakan pemberian upah atau gaji berdasarkan perbedaan prestasi kerja sehingga bisa jadi dua orang yang memiliki jabatan sama akan menerima upah yang berbeda. Untuk memenuhi tujuan-tujuan di atas, perlu diikuti tahapan-tahapan manajemen kompensasi, antara lain sebagai berikut:  Mengevaluasi tiap pekerjaan dengan menggunakan informasi analisis pekerjaan.  Melakukan survei dan upah untuk menentukan keadilan eksternal yang didasarkan pada upah pembayaran di pasar kerja.  Menilai harga tiap pekerjaan untuk menentukan pembayaran upah yang didasarkan pada keadilan internal dan eksternal. Dalam pemberian kompensasi ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain: Faktor intern perusahaan. Misalnya dana perusahaan dan serikat pekerja. Terhimpunnya dana tentunya sebagai akibat prestasi-prestasi kerja yang telah ditujukan oleh karyawan. Maka pelaksanaan kompensasi akan semakin baik. Dan dari serikat pekerja juga dapat
  6. mempengaruhi pelaksanaan kompensasi dalam sutu perusahaan. Dimana dapat menjadikan simbol kekuatan karyawan didalam menuntut perbaikan nasib. Faktor pribadi karyawan. Misalnya: 1.Produktifitas kerja. Dimana dipengaruhi oleh prestasi kerja. Pengaruh ini memungkinkan karyawan pada posisi dan jabatan yang sama mendapatkan kompensasi yang berbeda. 2.Posisi dan jabatan. Dimana menunjukkan keberadaan dan tanggung jawabnya dalam hirarki perusahaan. 3.Pendidikan dan pengalaman. Dimana merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi. 4.Jenis dan sifat pekerjaan. Dimana besarnya kompensasi karyawan yang bekerja di lapangan berbeda dengan perbedaan yang bekerja dalam ruangan, demikian juga kompensasi untuk pekerjaan manajemen akan berbeda dengan pekerjaan teknis. Faktor ekstern. Misalnya: 1. Penawaran dan permintaan kerja. Dimana mengacu pada hukum ekonomi pasar bebas, kondisi dimana penawaran tenaga kerja kurang dari permintaan yang akan menyebabkan besarnya kompensasi yang diberikan. 2. Biaya hidup. Dimana besarnya kompensasi harus disesuaikan dengan besarnya biaya hidup (cost of living). • Program peningkatan produktivitas Program-program peningkatan produktivitas kerja yang cukup penting, antara lain dapat pula dilaksanakan dengan cara:  Pemberian insentif : Program peningkatan produktivitas kerja dapat ditandai dengan adanya pemberian tunjangan kepada para pegawai yang mempunyai prestasi kerja yang tinggi. Dimana pemberian ini didasarkan atau ditentukan andilnya terhadap produktivitas.  Kepuasan kerja : Persoalan peningkatan kepuasan kerja merupakan hal kompleks. Maka diperlukan penyusunan kembali yang menyangkut penggandaan pekerjaan dan perluasan tenaga kerja.  Pengawasan melekat : Pengawasan melekat terdiri dari pengawasan atasan langsung oleh sistem pengendalian manajemen. Dalam rangka meningkatkan produktivitas  kerja pegawai, maka pengawasan atasan langsung dan sistem pengendalian manajemen harus dapat dilaksanakan secara intensif pada suatu organisasi atau perusahaan, supaya pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai serta lancarnya kegiatan organisasi dapat segera diketahui, sehingga bila terjadi penyimpangan dari tujuan yang ditentukan, maka akan segera diketahui tindakan perbaikan.
  7. Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja ataupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan. Adapun menurut Balai Pengembangan Produktivitas Daerah dalam Sedarmayanti (1995: 74-75), ada enam faktor utama yang dapat menentukan produktivitas tenaga kerja, sebagai berikut:  Sikap kerja, seperti: kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (Shift Work), dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam suatu tim.  Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihandalam manajemen dan supervisi serta keterampilan dalam teknik industri.  Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality Control Cyrcle) dan panitia mengenai kerja unggul.  Manajemen produktivitas, yaitu manajemen efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas.  Efisiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.  Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengembalian resiko, kreativitas dalam berusaha, dan berada pada jalur yang benar dalam berusaha. • Program kepegawaian Memberikan pelayanan yang perima di bidang kepegawaian sesuai setandar pelayanan yang di tetapkan sesuai perundangan. Tujuan khusus  Memberikan pelayanan yang perima sesuai dengan setandar pelaianan.  Meningkatkan kualitas dan kuantitas sdm sesuai dengan setandar .  Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan indikator kepegawaian dimna pun seperti di rumah skit dll. Rincian kegiatan kepegawaian:  Penetpan indikator mutu bagian kepegawaian.  Perencanakan kebutuhan sarana dan prasarna.  Perencanakan kebutuhan keenagaan ( SDM).  Pecapaian mutu setandar pelayanan minimal kepegawaian.  Pencapaian terhadap indikator mutu bagian kepegawaian.  Pengembangan SDM.  Pelaksanaan oreientasitenaga baru. • Menghindari perlakuan diskriminasi Pengertian Diskriminasi. Apabila anda mendengar istilah diskriminasi pasti yang terbayang di dalam ingatan kita pertama kali adalah adanya suatu perlakuan yang tidak adil dan perlakuan yang berbeda oleh sekelompok masyarakat. Kata diskriminasi berasal dari bahasa latin yaitu discriminatus yang artinya membagi atau membedakan. Berikut adalah penjelasan seputar
  8. pengertian Diskriminasi, Jenis-Jenis Diskriminasi, Tipe-Tipe Diskriminasi serta Sebab-Sebab Diskriminas. Jenis-Jenis Diskriminasi  Diskriminasi berdasarkan suku / etnis, ras,dan agama / keyakinan. Membedakan tersebut bisa merugikan seseorang yanga da di sutu organisasi tidak adanya keadilan terhadap anggotanya dengan perbedaan tersebut.  Diskriminasiberdasarkan jenis kelamin dan gender (peran sosialkarena jenis kelamin). Zaman sekarang banyak organisasi yang mengelompokan suatu kelompok sehingga orang lain tidak bisa masuk dalam bentuk organisai tersebut dikarenakan berbedanya jenis kelamin.  Diskriminasi terhadap penyandang cacat. Seringmenemukan suatu organisasi melarang cacat tubuh atau organ.  Diskriminasi terhadap penderita HIV / AIDS. Penyakit ini mungkin bisa menular kadang seorang memiliki penyakit tersebut tidak pernah mengikuti organisasi.  Diskriminasi karena kasta sosial. Kasta sosial merupaka perbedaan antara orang kaya dan orang miskin sehingga terbentuk suatu kelompok dimana keduanya tidak bisa masuk ke sesama lain contohnya kelompok orang kaya tidak bisa menerima kelompok ddari orang miskin begitupun sebaliknya. Tipe-Tipe Diskriminasi Diskriminasi Langsung. Tindakan membatasi suatu wilayah tertentu, seperti pemukiman, jenis pekerjaan, fasilitas umum dan semacamnya dan juga terjadi manakala pengambil keputusan diarahkan oleh prasangka-prasangka terhadap kelompok tertentu. Diskriminasi tidak langsung Diskriminasi tidak langsung dilaksan akan melalui penciptaan kebijakan-kebijakan yang menghalangi ras / etnik tertentu untuk berhubungan secara bebas dengan kelompok ras / etnik lainnya yang mana aturan dan prosedur yang mereka jalani mengandung bias diskriminasi yang tidak tampak dan mengakibatkan kerugian sistematis bagi komunitas atau kelompok masyarakat tertentu. Sebab-Sebab Diskriminasi  Mekanisme pertahanan psikologi (projection) Seseorang memindahkan kepada orang lain ciri-ciri yang tidak disukai tentang dirinya kepada orang lain.  Kekecewaan. Setengah orang yang kecewa akan meletakkan kekecewaan mereka kepada ’kambing hitam’.  Mengalami rasa tidak selamat dan rendah diri Mereka yang merasa terancam dan rendah diri untuk menenangkan diri maka mereka mencoba dengan merendahkan orang atau kumpulan lain.
  9.  Sejarah Ditimbulkan karena adanya sejarah pada masa lalu.  Persaingan dan eksploitasi Masyarakat kini adalah lebih materialistik dan hidup dalam persaingan. Individu atau kumpulan bersaing diantara mereka untuk mendapatkan kekayaan, kemewahan dan kekuasaan.  Corak sosialisasi Diskriminasi juga adalah fenomena yang dipelajari dan diturunkan dari satu generasi kepada generasi yang lain melalui proses sosialisasi. Seterusnya terbentuk suatu pandangan stereotip tentang peranan sebuah bangsa dengan yang lain dalam masyarakat, yaitu berkenaan dengan kelakuan, cara kehidupan dan sebagainya. Melalui pandangan stereotip ini, kanak-kanak belajar menghakimi seseorang atau sesuatu ide. Sikap prejudis juga dipelajari melalui proses yang sama. Penilaian Kinerja Ada pendekatan ganda terhadap tujuan penilaian prestasi kerja sebagai berikut: 1. Tujuan Evaluasi Hasil-hasil penilaian prestasi kerja digunakan sebagai dasar bagi evaluasi reguler terhadap prestasi anggota-anggota organisasi, yang meliputi: a. Telaah Gaji. Keputusan-keputusan kompensasi yang mencakup kenaikan merit-pay, bonus dan kenaikan gaji lainnya merupakan salah satu tujuan utama penilaian prestasi kerja. b. Kesempatan Promosi. Keputusan-keputusan penyusunan pegawai (staffing) yang berkenaan dengan promosi, demosi, transfer dan pemberhentian karyawan merupakan tujuan kedua dari penilaian prestasi kerja. 2. Tujuan Pengembangan Informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk mengembangkan pribadi anggota-anggota organisasi, yang meliputi: a. Mengukuhkan Dan Menopang Prestasi Kerja. Umpan balik prestasi kerja (performance feedback) merupakan kebutuhan pengembangan yang utama karena hampir semua karyawan ingin mengetahui hasil penilaian yang dilakukan. b. Meningkatkan Prestasi Kerja. Tujuan penilaian prestasi kerja juga untuk memberikan pedoman kepada karyawan bagi peningkatan prestasi kerja di masa yang akan datang. c. Menentukan Tujuan-Tujuan Progresi Karir. Penilaian prestasi kerja juga akan memberikan informasi kepada karyawan yang dapat digunakan sebagai dasar pembahasan tujuan dan rencana karir jangka panjang. d. Menentukan Kebutuhan-Kebutuhan Pelatihan. Penilaian prestasi kerja individu dapat memaparkan kumpulan data untuk digunakan sebagai sumber analisis dan identifikasi kebutuhan pelatihan.
  10. Faktor-Faktor Penilaian kinerja Tiga dimensi kinerja yang perlu dimasukkan dalam penilaian prestasi kerja, yaitu: 1. Tingkat kedisiplinan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan kebutuhan organisasi untuk menahan orang-orang di dalam organisasi, yang dijabarkan dalam penilaian terhadap ketidakhadiran, keterlambatan, dan lama waktu kerja. 2. Tingkat kemampuan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan Kebutuhan organisasi untuk memperoleh hasilpenyelesaiantugas yang terandalkan, baik dari sisikuantitas maupun kualitas kinerja yang harus dicapai oleh seorang karyawan. 3. Perilaku-perilaku inovatif dan spontan di luar persyaratan-persyaratan tugas formal untuk meningkatkan efektivitas organisasi, antara lain dalambentuk kerja sama, tindakan protektif, gagasan-gagasan yang konstruktif dan kreatif, pelatihan diri, serta sikap-sikap lain yang menguntungkan organisasi. Fungsi Evaluasi Evaluasi mempunyai beberapa fungsi yaitu : 1. Memberi informasi yang valid mengenai kinerja kebijakan, program dan kegiatan, yaitu mengenai seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dicapai. Dengan evaluasi dapat diungkapkan mengenai pencapaian suatu tujuan, sasaran dan target tertentu. 2. Memberi sumbangan pada klarifiaksi dan kritik. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target. 3. Memberi sumbangan pada aplikasi metode analisis kebijakan, termasuk perumusan masalah dan rekomendasinya. Informasi mengenai tidak memadainya suatu kinerja kebijakan, program dan kegiatan memberikan kontribusi bagi perumusan ulang kebijakan, program dan kegiatan. Evaluasi dapat pula menyumbangkan rekomendasi bagi pendefinisian alternatif kebijakan, yang bermanfaat untuk mengganti kebijakan yang berlaku dengan alternatif kebijakan yang lain. Menurut pendapat di atas, fungsi evaluasi untuk memberi informasi yang baik dan benar. Memberi kritikan pada klarifikasi suatu nila-nilai dari suatu tujuan dan target, kemudian membuat suatu metode kebijakan untuk mencapai kinerja sehingga program dan kegiatan yang di evaluasi memberikan kontribusi bagi perumusan ulang kebijakan suatu kegiatan dalam organisasi atau instansi.
  11. HR SCORE CARD (PENGUKURAN KINERJA SDM) sebuah bentuk pengukuran Human Resources yang mencoba memperjelas peran sumber daya manusia sebagai sesuatu yang selama ini dianggap intangible untuk diukur perannya terhadap pencapaian misi, visi dan strategi perusahaan.“What Gets Measured, Get Managed, Gets Done”, itulah dasar pemikiran dari konsep HR Scorecard. Karakteristik manusia pada dasarnya sulit dipahami, sulit dikelola, apalagi diukur. Padahal kita tahu, sumber daya manusia adalah asset terpenting yang sangat powerful dan penuh misteri dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu. HR Scorecard mencoba mengukur sumber daya manusia dengan mengkaitkan antara orang-strategi-kinerja untuk menghasilkan perusahaan terbaik, dan juga menjabarkan misi, visi dan strategi, menjadi aksi HR yang dapat diukur kontribusinya. Keduanya menggambarkan hubungan sebab (leading/intangible) dan akibat (lagging/tangible), yang kuncinya adalah disatu sisi ingin menggambarkan manusia dengan segala potensinya, dan disisi lain ada konteribusi yang bisa diberikan dalam pencapaian sasaran perusahaan. Human Resource Scorecard, merupakan salah satu mekanisme yang secara komprehensif mampu mengambarkan dan mengukur bagaimana sistem pengelolaan SDM dapat menciptakan value atau kontribusi bagiorganisasi.Becker et.al (2001) mengungkapkan beberapa manfaat HR Scorecard bagi perusahaan sebagai berikut : 1. Memperjelas perbedaan antara HR Doables (kinerja) SDM yang tidak mempengaruhi implementasi strategi perusahaan dengan HRD Deliverable (kinerja SDM yang mempunyai engaruh terhadap implementasi strategi perusahaan). 2. Menyeimbangkan proses penciptaan nilai (HR Value proposition) dengan pengendalian biaya disatu sisi dan investasi yang diperlukan disisi lainnya. 3. Menggunakan leading indikator (indikator yang menilai status faktor kunci kesuksesanyang mendorong implementasi strategi perusahaan). Model SDM strategik memberi kontribusi yang menghubungkan keputusan SDM dan sistim dengan HR Deliverable, dimana mempengaruhi key performance driver dalam implementasi strtaegi perusahaan (misalnya: kepuasan pelanggan atau fokus peningkatan kompetensi karyawan). 4. Menilai kontribusi SDM terhadap implementasi strategi. 5. Mengarahkan profesional SDM secara aktif mengelola tanggung jawab terhadap implementasi strategi perusahaan. 6. Mendukung perubahan dan fleksibilitas. Becker, Huselid dan Ulrich (2001) telah mengembangkan suatu sistem pengukuran yang dinamakan Human Resource (HR) Scorecard . Pengukuran ini merupakan pengembangan dari konsep Balanced Scorecard, dimana pengukuran Human Resource Scorecard lebih menfokuskan pada kegiatan SDM atau menilai kontribusi strategic yang terdiri dari 3 (tiga) dimensi rantai nilai yang diwakili oleh Fungsi SDM, Sistem SDM, dan perilaku karyawan yang strategik.
  12. Mendefinisikan strategi bisnis perusahaan dengan jelas. Sebelum membangun strategi pengembangan SDM yang perlu dilaksanakan adalah mengklarifikasi kembali kebijakan dan strategi pengembangan perusahaan secara keseluruhan. Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimana perusahaan perusahaan menciptakan nilai,strategi-strategiapa yang dapat membuat perusahaan sukses, ukuran-ukuran apa yang bias menunjukkan kesuksesan perusahaan harus sudah terformulasi dengan jelas dan sudah terkomunikasikan dengan baik keseluruh lapisan karyawan atau Organisasi. Model 7 (tujuh) langkahdalam merancang suatu systempengukuran Human Resource Scorecard, yaitu : 1) Mendefinisikan strategi bisnis perusahaan dengan jelas Sebelum membangun strategi pengembangan SDM yang perlu dilaksanakan adalah mengklarifikasi kembali kebijakan dan strategi pengembangan perusahaan secara keseluruhan. Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimana perusahaan perusahaan menciptakan nilai,strategi-strategiapa yang dapat membuat perusahaan sukses, ukuran-ukuran apa yang bias menunjukkan kesuksesan perusahaan harus sudah terformulasi dengan jelas dan sudah terkomunikasikan dengan baik keseluruh lapisan karyawan atau Organisasi. Departemen SDM sebagai bagian dari perusahaan, mutlak dalam mengembangkan strateginya harus mengacu pada arah dan strategi yang telah ditetapkan perusahaan. Jadi strategi bisnis harus diklarifikasi dengan terminology yang detail dan dapat dilaksanakan oleh pelakunya. Kuncinya adalah membuat sasaran perusahaan dimana karyawan memahami peran mereka dan organisasi mengetahui bagaimana mengukur kesuksesan meraka (kinerja karyawan) dalam mencapai sasaran tersebut 2) Membangun kasus bisnis untuk SDM sebagai sebuah modal strategis Professional SDM perlu membangun kasus bisnis untuk mengetahui mengapa dan bagaimana SDM dapat mendukung pencapaian strategi tersebut. Departemen SDM dapat menjadi model strategi, apalagi bila manager lini dan manager SDM mau berbagi tanggung jawab dalam poses implementasi strategi tersebut. Dalam proses perumusan kasus bisnis, perlu dilakukan suatu observasi pendahuluan untuk menyusun rekomendasi yang akan diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesuksesan perusahaan pada akhirnya bagaimana oraganisasi mengeksekusi strateginya secara efektif, bukan sekedar isi dari strategi itu sendiri. 3) Menciptakan Peta Strategi Setiap organisasi dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan selalu melakukan serangkaian aktivitas spesifik yang bila digambarkan akan membentuk suatu proses rantai penciptaan nilai. Proses penciptaan nilai bagi pelanggan inilah yang disebut dengan model rantai nilai, meski belum terartikulasi sepenuhnya. Peta strategi membagi proses penciptaan nilai menjadi empat pespektip, yaitu pertumbuhan dan pembelajaran, proses internal, pelanggan dan financial.
  13. 4) Mengindentifikasikan HR Deliverable dalam Peta Strategi Peran strategis departemen SDM terjadi ketika terjadi titik temu antara strategi bisnis perusahaan dengan program-program yang dijalankanoleh department SDM. Semakin sering titik temu diantara keduanya terjadi, maka semakin strtaegis pula peran SDM dalam perusahaan tersebut..Untuk merealisasikan hal ini, para professional di departemen SDM harus mampu memahami aspek bisnis perusahaan secara keseluruhan. Bila hal ini tidak terpenuhi, para manajer dari fungsi lain tidak akan menghargai kebijakan yang diambil oleh departemen SDM. Berdasarkan strategi perusahaan, department SDM kemudian membuat HR Deliverables yang dirancang untuk mendukung realisasi dari strategi dan kinerja perusahaan seperti apa yang memerlukan kompetensi, reward dan tugas organisasi yang tepat. 5) Menyelaraskan Arsitektur SDM dengan HR Deliverables Setelah HR Deliverables ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah menyesuaikan HR Deliverables tersebut dengan arsitektur SDM yang dimilki oleh departemen SDMyakni Fungsi, Sistem, dan Perilaku karyawan. 6) Merancang Sistim Pengukuran Strategik Setelah tercipta keselarasan antara HR Deliverables dengan arsitektur SDM, maka langkah selanjutnya adalahmenetapkan ukuran-ukuran strategis (key performance indicator) untuk tiap HR Deliverables. Dalam proses penyusunan HR Scorecard, HR deliverabales merupakan sasaran strategis yang harus dicapai oleh departemen SDM. 7) Mengelola Implementasi melalui pengukuran Setelah HR Scorecard dikembangkan berdasarkan prinsip yang digambarkan dalam model diatas, hasilnya menjadi alat yang sangat berguna untuk menjaga skor pengaruh SDM terhadap kinerja organisasi. Para profesional SDM harus secara teratur mengukur HR Deliverable yang didefinisikan dalam rangka memastikan bahwa driver dan enabler tersebut masih dianggap signifikan. Dengan demikian untuk mengembangkan sistim pengukuran kinerja organisasi kelas dunia tergantung pada pemahaman yang jelas apa strategi bersaing dan sasaran operasional perusahaan, serta penentuan tentang kompetensi karyawan dan tingkah laku yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran perusahaan. Lebih jauh lagi HR Deliverable adalah persyaratan untuk menyesuaikan keselarasan internal dan eksternal sistim SDM, dan kemudian digeneralisasikan ke keuntungan bersama yang sebenarnya. Sistim pengukuran kinerja SDM dapat menciptakan value bagi perusahaan, hanya bila sistim tersebut secara hati-hati disesuaikan dengan strategi bersama dengan sasaran operasional perusahaan. Selanjutnya perusahaan sebaiknya melakukan benchmark dengan sistim pengukuran lainnya. Perlu di ingat bahwa elemen penting dari HR Scorecard adalah indentifikasi HR Deliverable, penggunaan HPWS (High Performance Work Systems), HR Sistim Alignment dan HR Efficiency. Hal tersebut merefleksikan keseimbangan (balance) antara kontrol biaya dan
  14. penciptaan nilai (value creation). Kontrol biaya berasal dari pengukuran HR Efficiency. Sedangkan penciptaan value (value creation) berasal dari pengukuran HR Deliverable, kesejajaran sistimSDM eksternal, dan HPWS. Ketiga hal terakhir adalah elemen penting dari HR arsitektur yang membentuk rantai nilai dari fungsi ke sistimlalu ke tingkah laku karyawan. Dalam melaksanakan pengukuran HRM perusahaan, maka HR manager perusahaan mengunakan Analisis HR Balance Scorecard untuk menentukan strategy dan indikator critical sucsess factor untuk perspectives: Keuangan (finance), Pelanggan (customer), Internal Business Process dan Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth) dengan menggunakan strategy. Pemilihan ini berdasarkan pada logikabisnis perusahaandengan. 4 (empat) perspektif untuk pengukuran kinerja perusahaan yaitu: 1. Perspektif keuangan (Financial) Perusahaan menggariskan kebijakan untuk mulai mendapatkan laba bersih positif tahun berikutnya. Untuk itu perusahaan menetapkan target positif atas ROE (Return on Equity). Target atas ROE ini menjadi muara perhatian dari perspektif-perspektif yang lain. Untuk mencapai ROE yang ditargetkan maka perusahaan harus meningkatkan pendapatan dan melakukan manajemen biaya serta kas yang efektif. Peningkatan pendapatan dilakukan melalui perluasan sumber-sumber pendapatan dari pelanggan saat ini dan pengenalan produk-produk baru. Sementara itu, manajemen biaya serta kas sangat terkait dengan proses internal perusahaan. Untuk itu ada 7 ukuran dalamperspektif finansial yaitu: Collection Period, Operating Cost, Profitability, Investment, dan ROE. 2. Perspektif pelanggan (Customer) Untuk mempertahankan pelanggan saat ini, maka diperlukan penjualan yang efektif, pelayanan yang memuaskan, dan retensi pelanggan. Dalam rangka pengenalan produk baru dibutuhkan investasi yang memadai untuk proses penciptaan produk tersebut. Karenanya dalam perspektif pelanggan perusahaan menggunakan ukuran-ukuran sebagai berikut: Number of Sales Calls,Number of Quotation, Number of Quotation Value,Hit Rate, Loss Sales, Number of Promotion Event, Promotion Budget, Customer Satisfaction Index, Number of Complaint, Number of Customer, Number of New Customer, dan Number of Repeated Order. 3. Perspektif proses bisnis internal (Internal Business Process) Terwujudnya pelayanan yang memuaskan (firstclass service)untuk bisnis perusahaan, yang bergerak dalam bidang manifacturing product, sangat ditentukan oleh: ketersediaan bahan baku, mutu produk, dan dukungan dari teknologi untuk produksi. Penciptaan produk baru tidak hanya membutuhkan investasi yang memadai saja, tetapi yang paling penting adalah bagaimana perkembangan teknologi dapat diikuti dan diadopsi oleh perusahaan. Untuk mendukung program efektifitas maka perusahaan dituntut untuk menjalankan operasi secara efektif. Garis kebijakan ini harus melandasi proses operasi perusahaan. Dalam rangka
  15. hal-hal tersebut di muka maka ukuran yang dipilih untuk perspektif internal adalah: On Time Service Delivery Percentage, Solved Complaint dan Number of New Product. 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Learning And Growth) Perspektif terakhir dalam scorecard perusahaan adalah perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang menyediakan dasar-dasar yang memungkinkan bagi ukuran-ukuran di ketiga perspektif sebelumnya dapat tercapai. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (yang terdiri tiga kategori utama, yaitu: kapabilitas pekerja, kapabilitas sisteminformasi, dan motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan) menciptakan infrastruktur bagi pencapaian sasaran pada ketiga perspektif sebelumnya, yakni perspektif keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal. Ketiadaan kategori kapabilitas sistem informasi dalam perspektif karyawan pada perusahaan ini dapat menyebabkan para pekerja bekerja tidak efektif. Hal ini karena untuk dapat bersaing dalam lingkungan kompetitif dunia bisnis dewasa ini, perlu didapat banyak informasi mengenai pelanggan, proses internal bisnis, dan konsekuensi finansial keputusan perusahaan. Syarat penting untuk mencapai target dari seluruh ukuran tersebut adalah peningkatan produktivitas para pekerja. Tanpa adanya hal ini, maka adalah sangat sulit mencapai target-target perusahaan. Untuk mengukur produktivitas ini perusahaan menggunakan ukuran-ukuran sebagai berikut: Number of Skilled Employee, Number of Training Days, Number of Trained People, Training Investment, Number of idea, Number of Warning Letter, Employee Satisfaction Index, Employee Turn Over, dan Revenue per Employee. Setelah membangun model scorecard-nya, perusahaan kemudian menyiapkan program aplikasi untuk operasionalisasi ukuran-ukuran yang ada pada scorecard-nya. Program yang digunakan oleh perusahaan adalah program Oracleyang didisainsecarakhusus untuk penerapan Balanced Scorecard di perusahaan. Program aplikasi ini memiliki dua fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi pengelolaan data Keluaran yang dihasilkan dari fungsi ini adalah bentuk-bentuk laporan baik berupa tabel, grafik, maupun diagram. 2. Fungsi pemantauan Keluaran yang dihasilkan adalah laporan perkembangan kinerja perusahaan pada periode tertentu. Manajemen dapat mengetahui sampai tingkat mana pencapaian kinerja perusahaan untuk periode yang diinginkan setiap saat. Umpan balik dari fungsi ini adalah timbulnya perhatian manajemen untuk peningkatan kinerja secara berkesinambungan.
  16. MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA Motivsi kerja suatu yang penting dalam kehidupan manusia dan lingkungan kerjaan menganut dallam sosial, manusia akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dan memerlukan motivasi atau dorongan dari orang lain utun mencapai apa yang menjadi tujuan hidupnya. Peminpin organisasiatauperusahaan merupakan orang yang bekerja dengan bantuan dari para bawahanya, yaitu karyawan. Menjadi kewajiban dari seorang peminpin untuk mengusahakan agar para karyawan berprestasi. Kemampuan bahwa untuk dapat berprestasi disebabkan dengan adnya dorongan atau motivasi. Sehingga dapatmeningkatkan produktivitas kerja, sedangkan seseorang yang mempunyai motivasi kerja rendah, mereka akan bekerja seenaknya dan tidak berusaha untuk menghasilkan yang maksimal. Motivasi kerja dapat memberi energi yang menggerakan segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur serta meingkatkan kegairahan da kebersamaan senhingga mendapatkan kepuasan dalam bekerja. Dari pengertian motivasi kerja di atas, mendorong berapa ahli untuk itu berpendapat mengenai motivasi kerja meliputi: Menurut Munandar (2001) motivasi kerja memiliki hubungan dengan prestasi kerja. Prestasi kerja adalah hasil dari interaksi anatar motivasi kerja, kemampuan, dan peluang. Bila kerja rendah, maka prestasi kerja akan rendah meskipun kemampuannya ada dan baik, serta memiliki peluang. Motivasi kerja seseorang dapat bersifat proaktif atau reaktif. Pada motivasi yang proaktif seseorang akan berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuannya sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaanya atau akan berusaha untuk mencari, menemukan atau menciptakan peluang dimana ia akan menggunakan kemampuan-kemampuannya untuk dapat berprestasi tinggi. Sebaliknya motivasi yang bersifat reaktif à cenderung menunggu upaya ata tawaran dari lingkunganya Menurut Martoyo (2000) motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan dorongan atau semangatkerja. Menurut Gitosudarmo dan Mulyono (1999) motivasi adalahsuatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Motivasi dan dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerja bersama demi tercapainya tujuan bersama ini terdapat dua macam yaitu : 1. Motivasi Finansial à dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. 2. Motivasi nonfinansial à dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial/uang, akan tetapi berupa hal-hal seperti penghargaan, pendekatan manusia dan lain – lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities)dan memberikan kekuatan
  17. yang mengarahkan kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurai ketidakseimbangan. Pencapaian penyelesaian tugas yang berhasil berdasarkan pada tujuan dan sasaran. Seorang manajer yang efisien adalah manajer yang mencapai keluaran, atau hasil yang memiliki sifat-sifat yang dikehendaki masukan (tenaga kerja, bahan, dan waktu) yang dipergunakan untuk mencapai keluaran. Manajer yang berkemampuan untuk memperkecil biaya sumberdaya yang dipergunakannya untuk mencapai tujuan adalah manajer yang bertindak dengan efisien (Stoner, 1994 : 9). Sedangkan yang terglong pada faktor yang beraal dari organisasi yang memperikan Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja meliputi:  Sifat dan ruangan lingkungan pekerjaan itu sendiri,  Adnya tanggung jawab  Adanya adminstrasi dan manajemen serta kebijakansanaan pemerintah  Supervisi  Kondisi kerja  Gaji  Setatus  Keamanan kerja (muchdarsyah sinungan, 2003:140). Kepuasan kerja Kepuasan Kerja - Salah satu sarana penting pada manjemen sumber daya manusia dalam sebuah orgaisasi adalah terciptanya kepuasan kerja para pegawai/ karyawan. Berikut pengertian-pengertian kepuasan kerja menutur beberapa pakar. Kepuasan kerja menurut Susilo Martoyo (1992 : 115), pada dasarnya merupakan salah satu aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya,ia akan merasa puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi. Kepuasan sebenarnya merupakan keadaan yang sifatnya subyektif yang merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa yang diterima pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan yang diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau berhak atasnya. Sementara setiap karyawan/ pegawai secara subyektif menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan. kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.Ini berarti bahwa konsepsi kepuasan kerja melihatnya sebagai hasil interaksi manusia terhadap lingkungan kerjanya. Di samping itu, perasaan seseorang terhadap pekerjaan tentulah sekaligus merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda – beda sesuai dengan sistemnilai – nilai yang berlaku dalam dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing – masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan, dan sebaliknya.
  18. Merupakan menurut para ahli sebaagai berikut: Menurut hasibuan, 2001 : 202, kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Menurut stephen P. Robbin, 1996 : 26, kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pegawai dan banyaknya yang mereka yakini apa yang seharusnya mereka terima(Stephen P. Robbins, 1996 : 26). KEPUASAN KERJA Menurut teori Maslow, setiap kebutuhan harus dipenuhi sebelum memotivasi perilaku berikutnya; dalam situasi kerja, ini berarti bahwa orang-orang mengerahkan usaha untuk mengisi kepuasan kebutuhan yang terendah. 1) Physiologicalneeds (kebutuhan bersifat biologis)àsuatukebutuhan yang sangatmendasar. Contohnya: kita memerlukan makan, air, dan udara untuk hidup. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang sangat primer, karena kebutuhan ini telah ada sejak lahir. Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka individu berhenti eksistensinya. 2) Safety needs (kebutuhan rasa aman) àkebutuhan untuk merasa aman baik secara fisik maupun psikologis dari gangguan. Apabila kebutuhan ini diterapkan dalam dunia kerja maka individu membutuhkan keamanan jiwanya ketika bekerja. 3) Socialneeds (kebutuhan-kebutuhan sosial)àManusiapadadasarnya adalahmakhluk sosial, sehingga mereka memiliki kebutuhan-kebutuhan sosial 4) Esteem needs (kebutuhan akan harga diri) àPenghargaan meliputi faktor internal, sebagai contoh, harga diri, kepercayaan diri, otonomi, dan prestasi; dan faktor eksternal. Dalamdunia kerja, kebutuhan harga diri dapat terungkap dalam keinginan untuk dipuji dan keinginan untuk diakui prestasi kerjanya. 5) Self Actualization àKebutuhan akan aktualisasi diri, termasuk kemampuan berkembang, kemampuan mencapai sesuatu, kemampuan mencukupi diri sendiri. pada tingkatan ini, contohnya karyawan cenderung untuk selalu mengembangkan diri dan berbuat yang terbaik. Teori Maslow telah dipublikasikan lebih dari setengah abad yang.Itu adalah penelitian yang cukup menarik minat pada saat itu, namun ketertarikan ini hampir seluruhnya mati beberapa tahun lalu disebabkan adanya nonsupport untuk proposisi dasar.Di antara praktisi manajer, mahasiswa, dan banyak konsultan manajemen, bagaimanapun, "segitiga Maslow" telah sangat influential.
  19. MENGELOLA POTENSI KECERDASAN DAN EMOSIONAL SDM kecerdasan bukanlah konsep yang statis. adalah kecerdasan intelektual atau kemudian dikenal dengan istilah IQ. Konsep ini kemudian terus berkembang menjadi EQ (emotional quotient) atau kecerdasanemosional, SQ (socialquiotient) atau kecerdasan social, ESQ (emotional social quotient) atau kecerdasan social dan emosional, AQ (adversity quotient) atau kecerdasan adversity, dan yang paling mutakhir kecerdasan kenabian (prophetic intelligence). Di kembangkan oleh Sir Farncis Galton pada tahun1869 Sampai saat ini ada beberapa konsep inteligensi atau kecerdasan yang sudah berkembang, antara lain: (1). Kecerdasan intelektual (intellectual intelligence / IQ) Kecerdasan pikiran atau mental (Intelligence Quotient (IQ) : Kemampuan manusia untuk menganalisis, berpikir, dan menentukan hubungan sebab-akibat, berpikir secara abstrak, menggunakan bahasa, memvisualisasikan sesuatu dan memahami sesuatu. (2). Kecerdasan emosional (emotional intelligence / EQ), Kecerdasan emosional atau hati (Emotional Quotient, EQ) : Kemampuan untuk mengenal diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan sosial, empati dan kemampauan untuk berkomunikasi secara baik dengan orang lain. Termasuk kepekaan mengenai waktu yang tepat, kepatutan secara sosial, keberanian mengakui kelemahan, serta menyatakan dan menghormati perbedaan. (3). Kecerdasan spiritual (spiritual intelligence / SQ), Spiritual adalah keyakinan atau hubungan dengan suatu kekuatan yang paling tinggi, kekuatan kreatif, makhluk yang berketuhanan, atau sumber keterbatasan enegi (Ozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995). (4). Kecerdasan emosional spiritual (emotional spiritual intelligence /ESQ), Merupakan pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual sehingga bermanfaat bagi manusia sosial yang bisa di dapat adalah tercapainya keseimbangan antara hubugan horizontal ( manusia dengan manusia) dan vertikal (manusia dan tuhan). ESQ juga dapat membuat kita percaya diri dalam melakukan tindakan. (5). Kecerdasan adversity (adversity intelligence / AQ) Merupakan kecerdasan manusia yang di perkenalkan oleh Paul G. Stoltz ada tahun 1997, yang bermakna kegagalan atau kemalangan. Kecerdasan seseorang menghadapi rintangan atau kesulitan secara terartur. AQ membantu individu memperkuat kemampuan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari. (6). Kecerdasan kenabian (prophetic intelligence). Bahwa sejatinya umat islamtujuan dan akhir daripada manusia itu adalah mengarah kepada pembentukan insan yang kamil daengan meningkatkan keimanan dan taqwaan. Jadi diharapkan, semuanya berlomba-lomba menggapai derajat tersebut dengan semangat iman,
  20. islamdan ihsan, merupakan pada suatu tujuan akhir manusia yang tidak bisa di hindari iya lah kematian sehingga berlomba meendapatka syurganya. EMOSIOANAL SDM Keterkaitan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja SDM Oleh: Dra. Maria F.Lies Ambarwati, M.M. Peran sumber dayamanusia dalamsebuah organisasisejakduluhinggasaat ini tidak pernah surut sedikitpun. Teknologi yang terus berkembang dan semakin canggih tetap tidak dapat menggantikan peran sumber daya manusia secara keseluruhan. manusia yang handal dibutuhkan dalam merancang dan melaksanakan konsep manajemen; mulai dari perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan,hinggapengawasandanevaluasi. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan sumber yang signifikan bagi keunggulan kompetitif yang merupakan bagian penting dari strategi dan dapat mempengaruhi kinerja sebuah organisasi. Di dalam organisasi modern, unit atau bagian yang berfungsi sebagai koordinator karyawan adalah divisi, departemen atau unit SDM. Unit SDM memiliki beberapa fungsi yang saling terkait dan bersifat trade-off; antara lain rekrutment, seleksi, penilaian, kompensasi, pendidikan dan pelatihan. manusia yang handal dibutuhkan dalam merancang dan melaksanakan konsep manajemen; mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengawasan dan evaluasi. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan sumber yang signifikan bagi keunggulan kompetitif yang merupakan bagian penting dari strategi dan dapat mempengaruhi kinerja sebuah organisasi. Di dalamorganisasi modern, unit atau bagian yang berfungsi sebagai koordinator karyawan adalah divisi, departemen atau unit SDM. Unit SDM memiliki beberapa fungsi yang saling terkait dan bersifat trade-off; antara lain rekrutment, seleksi, penilaian, kompensasi, pendidikan dan pelatihan.
  21. MEMBANGUN KAPABILITAS DAN KOMPETENSI SDM Kapabilitas, artinya juga sama dengan Kompetensi, yaitu Kemampuan. Namun pemaknaan kapabilitas tidak sebatas memiliki keterampilan (skill) namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara mendetail sehingga benar benar menguasai kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya. Kapabilitas bisnis mendefinisikan “apa” yang bisnis lakukan pada intinya. Ini berbeda dari “bagaimana” hal-hal dilakukan atau dimana mereka melakukannya. Kapabilitas bisnis adalahinti dari arsitektur bisnis.Kapabilitas bisnis adalahekspresidari kapasitas,material dan keterampilan yang dibutuhkan oleh organisasi agar bisa menampilkan fungsi intinya. Kapabilitas bisnis kadang-kadang dibingungkan dengan konsep-konsep lainnya dalam manajemen proses bisnis seperti misalnya proses-proses bisnis dan fungsi-fungsi bisnis. Proses-proses bisnis menjelaskan metode-metode yang digunakan oleh sebuah organisasi agar bisa menyediakan dan memaksimalkan kapabilitas bisnis. Fungsi-fungsi bisnis menjelaskan peran-peran yang dimainkan oleh para individu dan unit-unit di dalam bisnis agar bisa memenuhi tujuan-tujuan bisnis. Sementara fungsi-fungsi dan peran-peran berubah secara pesat sejalan dengan banyaknya karyawan baru yang memasuki bisnis, kapabilitas bisnis tetap stabil secara relatif. Kapabilitas bisnis level tinggi termasuk kepada konsep-konsep seperti misalnya manajemen rantai pasokan dan penjualan yang bisa dipertemukan oleh berbagai proses-proses bisnis, yang pada gilirannya bisa dihubungkan dengan berbagai peran bisnis. Kapabilitas bisnis juga bisadipecah-pecah ke dalamlevelyang lebih kecil. Manajemen rantai pasokan, misalnya,bisa dibagi menjadi aliran produk, aliran informasi, dan aliran keuangan. Contoh penggunaan kata “kapabilitas” dalam sebuah kalimat: - Dengan pengalaman selamadua tahun di pusat informasi dan empat tahun sebagai manajer, Julia telah menunjukkan bahwa ia memiliki kapabilitas untuk menangani tanggung jawab baru dalam perannya sebagai eksekutif penjualan. - Kapabilitas anda dalam menangani tugas-tugas dan tim adalah sangat luar biasa, anda telah memberikan contoh yang bagus dalam hal keterampilan kepemimpinan dan komunikasi. - Dengan usaha yang mencukupi dan determinasi kuat, semua manusia di planet ini memiliki kapabilitas untuk melakukan apa saja yang mereka impikan. untuk melakukan kapabilitas inovasi sebuah perusahaan akan menghadapi sejumlah tantangan, yaitu terkait dengan era kolaborasi (co-creation, coideation, crowdsourching , dan
  22. open innovation ), meningkatnya tuntutan pasar, ketergantungan inovasi satu dengan yang lain, serta perkembangan teknologi. Di era MEA nanti, sudah pasti produk yang bisa melahirkan inovasi-inovasi baru yang akan mudah diterima konsumen lintas negara. Kebebasan pasar akan mendorong setiap produk untuk saling berkompetisi, sayangnya dalam prinsip berbisnis hampir tak ada konsumen yang idealis dengan hanya akan membeli produk- produk dalam negerinya saja. Sebab pada dasarnya sifat konsumen akan tertarik dengan barang-barang yang berkualitas, inovatif, dan punya daya saing tinggi. Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro mengatakan, membangun kapabilitas inovasi sangat penting bagi semua perusahaan. Pada konteks menghadapi MEA, produk-produk dalam negeri mutlak memiliki inovasi setiap saat. Seperti halnya di RNI, meski perusahaan BUMN ini memiliki sektor produksi yang beragam namun kapabilitas inovasi menjadi pokok utama. Sementara di tempat yang berbeda, Kepala Bidang Ekonomi di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Djisman Simanjuntak menjelaskan, sangat terlambat bila sebagian pelaku bisnis di dalam negeri membincangkan kesiapan Indonesia menghadapi pasar bebas ASEAN saat ini. Sebab pada dasarnya, selama ini konsep kerja sama ekonomi di antara negara-negara ASEAN sudah lama terjalin. Justru, pada tahun depan itu merupakan klimaksnya di mana 10 negara akan mengevaluasi kerja sama ini, baik di bidang transportasi logistik maupun pertukaran tenaga kerja. Penerapan MEA tinggal menghitung hari. Apapun fakta yang terjadi di Indonesia saat ini, negara ini harus menjadi pemain di dalamnya. Tinggal menentukan, apakah Indonesia akan menjadi pemain aktif atau pasif. KOMPETENSI Kompetensi merupakan persyaratan dan rangkaian didalamsetiap pekerjaan memiliki kompetensi khusus untuk melaksanakannya secaraefisien.Sedangkanorang-orang yang akan melakukan pekerjaan tersebut perlu penyesuaian dengan kompetensi yang berkaita dengan pekerjaanya.Dapat dikatakan bahwa karyawan yang berkompeten adalah sumber daya utma di setiap organisasi agar dapat memperoleh keungggulan dalam persaingan bisnis. pengertian kompetensi adalah kewenangan dan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan jabatan yang disandangnya. Dengan demikian, tekanannya pada kewenangan dan kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas pada suatu jabatan atau pekerjaan seseorang di dalam organisasiatausuatu instansipemerintah maupun swasta. Secara khusus, perlu dikemukakan
  23. bahwa yang dimaksud dengan kompetensi tidak hanya sekedar kemampuan dalam menjalankan tugas-tugas administratif semata. Namun kompetensi akan menyangkut ajaran mengenai manusia dan perilakunya, secara hukum manusia dalam melakukan tindakannya harus sesuai dengan norma-norma atau aturan yang berlaku di dalam kehidupannya (Logeman, 1955:48-52). Sasaran yang ingin dicapai dari konsep kompetensi yaitu, perilaku, keterampilan, dan pengetahuan yang menjadi bagian dari munculnya kompetensi seseorang. Karena karakteristik suatu pekerjaan dalam jabatan tertentu keadaannya berbeda-beda, maka kompetensi yang dituntut oleh masing-masing jabatan dalam organisasi akan berbeda-beda pula. Setinggi apapun kompetensi atau kewenangan yang dimiliki oleh seseorang di dalam melaksanakan kewenangan tersebut, nilai manusia harus menjadi perhatian utama. Setiap profesi dalam jabatan tertentu akan memiliki karakter tertentu yang akan menjadi landasan bagi pencapaian efektivitas organisasi dalam menentukan visi dan misi yang ingin dicapai.
  24. KONSEP AUDIT KINERJA DAN PELAKSANAAN AUDIT KINERJA Audit kinerja merupakan salah satu jenis audit yang dilakukan sebagai pengembangan diri audit keuangan. Audit kinerja untuk menilai tingkat keberhasilan kinerja suatu Kementerian/Lembaga Pemerintah, untuk memastikan sesuai atau tidaknya sasaran yang kegiatan yang menggunakan anggaran. Oleh karena audit kinerja (performence audit merupakan perluasan dari audit keuangan yang meliputi : ekonomi, efisien dan efektifitas, maka auditor yang akan melaksanakan kegiatan harus memperoleh informasi tentan organisasi, meliputi struktur organisasi, prosedur kerja dan sisteminformasi dan pelaporan keuangan dan kegiatan kepada manajemen. Audit kinerja. Audit kinerja saat ini merupakan genderang perang bagi Kementerian dan lembaga setelah keluan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), Kementerian dan Lembaga Pemerintah sangat komitmennya untuk meningkatkan praktik dan kapasitasnya di bidang audit kinerja. Bagaimana perkembangan audit sektor publik? Apa manfaat yang bisa diperoleh? Bagaimana Pendekatan digunakan? Setelah pemerintah mengeluarkan UU KIP No 14 Tahun 2008 serta memuat dalalembaran negara Republik Indonesia. Masyarakat berkeingan mengetahui sejauman uang negara yang berasl dari sektor pajak yang dibayar warga negara Republik Indonesia yang taat pajak apakah dikelola dengan baik Dalam arti, apakah uang negara digunakan untuk memperoleh sumber daya dengan hemat (spend less), digunakan secara efisien (spend well), serta dapat memberikan hasil optimal yang membawa manfaat bagi masyarakat (spend wisely). Manfaat Audit Kinerja, Audit kinerja dalam pelaksanaannya dapat mengidentifikasi berbagai masalah yang menuntut adanya pemeriksaan lebih rinci antara lain : 1. Pengukuran standar atu penetapan penjabaran tujuan oleh manajemen dalam pengukuran hasil kerja, produktifitas, efisiensi, atau penggunaan barang/jasa yang kurang tepat. 2. Tiadanya kejelasan prosedur tertulis atau prosedur berbelitbelit, sehingga bisa ditafsirkan salah atau tidak konsiten dan menambah pelayanan menjadi lama. 3. Personil yang kurang cakap, sehingga menimbulkan kelambatan dan kekurangan lainnya, termasuk kegagalan menerima tanggung jawab yang besar 4. Beberapa pekerjaan duplikasi atau tumpang tindih, sehingga terjadi pemborosan dan saling lempar tanggung jawab. 5. Anggaran yang dipakai tidak tepat sasaran 6. Pola pembiyaan yang terlalu mewah kurang bermanfaat tidak efisien. 7. Penggunaan pekerjaan tertangguh, menumpuk dan penyelesaian terlambat. 8. Banyak pekerja terlalu besar, koordinasi buruk dan personil banyak tidak punya tugas 9. Pengorganisasian terlau besar, koordinasi buruk dan personil banyak tidak punya tugas
  25. 10. Pengadaan barang terlalu banyak dengan harga mahal persedian menumpuk. Dengan adanya audit kinerja seperti diatas segera dapat dihindari. Masalah diatas dapat diuji dan dianalisis serta dicari solosi agar kedepan kondisi lebih baik, maka audit kinerja sangat bermanfaat bagi Kementerian/Lembaga 11. Kehati-hati/kewaspadaan dan kebijakan yang tepat dalam penggunaan sumber daya dengan selalu membandingkan berbagai alternatif biaya dengan manfaatnya 12. Kesadaran biaya para pejabat eksekutif yang cukup tinggi dalam pengunaan dana/anggaran 13. Kesadaran biaya para pejabat dalammelakasanakan berbagai pekerjaan/prosedur 14. Perencanaan akan semakin baik dengan terarah dan terpadu 15. Para pengawai akan semakinkompeten, rajin dan disiplin 16. Prsedur menjadi sederhana dan efisien, tepi aman, sehingga pelaksanaan yang lancar 17. Supervisi kinerja para pejabat akan semakinefektif 18. Ketidakkompetenan, ketikberean, pemborosan, ketikefesienan dan kecurangan akan mu dah terdeteksi. Pelaksanaan Audit Kinerja Secara umum, prosedur pelaksanaan audit adalah sebagai berikut: 1. Persiapan Audit Kinerja 2. Pengujian Pengendalian Manajemen 3. Pengukuran dan Pengujian Key Performance Indicator (KPI) atau yang disebut Indikator Kinerja Kunci (IKK). 4. Review Operasional 5. Pembuatan Kertas Kerja Audit (KKA) 6. Pelaporan 7. Pemantauan Tindak Lanjut 1. Perencanaan Audit Kinerja DalamPedoman Pelaksanaan Audit Kinerja, Perencanaan audit merupakan langkah penting yang dilakukan untuk memenuhi standar audit. Dalam perencanaan audit perlu memperhatikan perkiraan waktu dan petugas audit, selain itu juga mempertimbangkan perencanaan lainnya yang meliputi: 1. Sumber dan cara memperoleh informasi yang cukup mengenai auditan
  26. 2. Hasil audit yang diperoleh pada tahap sebelumnya. 2. Prosedur Pelaksanaan Audit Kinerja Pengertian Prosedur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993: 703) adalah tahap- tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Setyawan (1988: 35), prosedur adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan guna mencapai tujuan pemeriksaan. Pelaksanaan Audit Kinerja oleh kantor akan berdasarkan prosedur yang terdiri dari tahapan Audit Kinerja yang menguraikan tentang bagaimana langkah kerja Audit Kinerja itu dilakukan. A. Persiapan Audit Kinerja Dalamtahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan yang merupakan tahap awal dari rangkaian Audit Kinerja sebagai dasar penyusunan Program Kerja Audit Tahap berikutnya. Tahap ini meliputi: a. Pembicaraan pendahuluan dengan auditan b. Pengumpulan informasi umum dalampengenalan terhadap kegiatan yang diaudit c. Pengidentifikasian aspek manajemen atau bidang masalah yang menunjukkan kelemahan dan perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. d. Pembuatan ikhtisar hasil persiapan Audit Kinerja. Dalampengumpulan informasi kegiatan persiapan Audit Kinerja mencakup: 1. Organisasi 2. Peraturan perundangan yang berlaku 3. Tujuan, Visi, Misi, sasaran, strategi dan kegiatan usaha 4. Sistem dan prosedur 5. Data keuangan 6. Informasi lainnya yang relevan Simpulan Hasil Persiapan Audit Kinerja yang disusun setelah kegiatan persiapan Audit Kinerja selesai. Simpulan hasil Audit Kinerja ini antara lain meliputi mengenai kelemahan- kelemahan yang harus dikembangkan lebih lanjut dalam tahap audit berikutnya. Dari simpulan tersebut dibuat program audit tahap pengujian pengendalian manajemen. (Deputi Bidang Akuntan Negara, 2001: 8-15). B. Pengujian Pengendalian Manajemen Pada tahap ini harus dilakukan pengujian atas: 1. Sistem pengendalian manajemen 2. Penerapan good cooperate governance (GCG) oleh manajemen auditan dan jajarannya
  27. Pengendalian manajemen adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain dalam perusahaan yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga kelompok tujuan utama yaitu: a) Efektivitas dan efisiensi operasi b) Keandalan pelaporan keuangan c) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku DalamPengujian penerapan Good Cooperate Governance (GCG) oleh manajemen, Auditor wajib melakukan pengujian penerapan prinsip-prinsip GCG oleh manajemen dengan memperhatikan hal-hal berikut: a. Prinsip dasar GCG yang harus diterapkan oleh manajemen auditan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 adalah sebagai berikut: 1.Transparansi dalam mengemukakan informasi material dan relevan mengenai perusahaan 2. Kemandirian 3. Akuntabilitas 4. Pertanggungjawaban 5. Kewajaran b. Dalammelakukan pengujian penerapan GCG oleh manajemen, auditor minimal perlu memanfaatkan dan mengembangkan indikator/parameter yang relevan. Dan dari hasil pengujian tersebut kemudian dibuat simpulan mengenai penerapan GCG. c. Jika ditemukan kelemahan yang signifikan segera dibuat manajemen letter (ML). (Deputi Bidang Akuntan Negara: 15-18) C. Pengukuran dan Pengujian Indikator Kinerja Kunci Dalamtahap ini dilakukan penilaian atas proses penetapan indikator kinerja, juga membandingan antara pencapaiaan indicator kinerja dengan target. Kesenjangan yang ada harus dianalisis sehinggadiperoleh penyebab sebenarnya. Indikator Kinerja adalah diskripsi kuantitatif dan kualitatif dari kinerja yang dapat digunakan oleh manajemen sebagai salah satu alat untuk menilai dan melihat perkembangan yang dicapai selama ini atau dalam jangka waktu tertentu. Tujuan pengujian atas pengukuran capaian indikator kinerja kunci yaitu untuk menilai efisiensi dan efektifitas beberapa aktivitas utama, guna menyarankan dan mendorong pengembangan rencana aksi untuk peningkatan kinerja. Rencana aksi dikembangkan oleh manajemen auditan (Focus Group), dan kemajuan yang dibuat dalam implementasi rencana akan direview secara periodik. Diharapkan manajemen auditan mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Tujuan akhir tersebut akan dicapai melalui berbagai tujuan setiap kegiatan review yaitu:
  28. 1. Menentukan kekuatan dan kelemahan utama yang dimiliki perusahaan 2. Menentukan implikasi operasional dan strategis dari kekuatan dan kelemahan tersebut diatas 3. Mengidentifikasi area-area yang perlu perbaikan 4. Mengembangkan rencana aksi perbaikan atas area-area tersebut diatas. (Deputi Bidang Akuntan Negara: 20-23) D. Review Operasional Pada tahap ini dilakukan review yang sistematis atas prosedur metode, organisasi, program atau kegiatan-kegiatan dengan tujuan untuk mengevaluasi sejauh mana pencapaiaan suatu tujuan/sasaran secara ekonomis, efisien, dan efektif. Informasi mengenai praktek terbaik (best practice) pada perusahaan sejenis perlu diperoleh sebagai pembanding (benchmark). Selain itu perlu perlu dilakukannya pula penilaian tingkat kesehatan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku dan evaluasi perkembangan usaha perusahaan. Tujuan dari fase ini adalah untuk mendapatkan informasi detail/rinci untuk menguji kinerja dari aktivitas yang direview dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Review operasional dapat mengarah pada beberapa atau seluruh sasaran berikut: 1. kehematan, efisiensi dan/atau efektivitas 2. keandalan dan integritas sistemdan prosedur 3. Pengendalian manajemen dan akuntabilitas 4. Perlindungan terhadap aktiva 5. Kepatuhan pada peraturan, kebijakan dan prosedur, dan/atau 6. Aspek-aspek lingkungan (Brigita Lahutung, 07301541, Manajemen Keuangan) Terdapat dua pendekatan review pokok: a) Review hasil secara langsung Pendekatan ini berfokus pada outcome dan output (berfokus pada penilaian hasil yang ingin dicapai). Pendekatan ini secara khusus layak dimana terdapat data yang tersedia untuk menghitung indikator kinerja kunci bagi aktivitas. Jika hasil memuaskan, resiko karena kesalahan yang serius dalam dan mengimplementasikan aktivitas menjadi minimal. b) Review Sistem pengendalian
  29. Pendekatan ini berfokus pada sistemdan pengendalian. Pendekatan ini dirancang untuk menentukan apakah organisasi telah memiliki sistempengendalian yang cukup untuk menyediakan jaminan yang layak atas pencapaian hasil yang diinginkan. Review dirancang untuk melakukan analisis, review dan pengujian atas komponen kunci dari sistem pengendalian untuk meyakinkan bahwa hal itu telah dirancang dan diterapkan secara layak. Hasil akhir dari review operasional adalah merekomendasikan peningkatan dan solusi praktis yang dapat dimplementasikan manajemen. (Deputi Bidang Akuntan Negara: 30-35) E. Kertas Kerja Audit Kertas Kerja Audit adalah catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan pemeriksa secara sistematis pada saat melaksanakan tugas pemeriksaan. Kertas kerja audit memuat informasi yang memadai dan bukti yang mendukung kesimpulan dan pertimbangan auditor. Manfaat Kertas kerja audit adalah: 1. Memberikan dukungan utama terhadap Laporan Audit Kinerja. 2. Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan para pelaksana audit. 3. Merupakan alat pembuktian yang mendukung kesimpulan dan rekomendasi signifikan dari auditor. 4. Menyajikan data untuk keperluan referensi. Syarat pembuatan Kertas kerja audit: a. Lengkap b.Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung/kalimat maupun kesalahan penyajian informasi. c. Didasarkan pada fakta dan argumentasi yang rasional. d. Sistematis, bersih, mudah diikuti, dan rapi. e. Memuat hal-hal penting yang relevan dengan audit. f. Dalamkertas kerja audit harus mencantumkan kesimpulan hasil audit dan komentar atau catatan dari reviewer. (Deputi Bidang Akuntan Negara: 41-43) F. Pelaporan Hasil Audit Laporan hasil Audit Kinerja merupakan laporan hasil analisis dan interprestasi atas keberhasilan atau kegagalan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya yang dilaporkan oleh auditor. Pelaporan Audit Kinerja meliputi:
  30. 1. Hasil penilaian atas kewajaran IKK 2. Hasil Review Operasional beserta kelemahan yang ditemukan 3. Rekomendasi yang telah disepakati 4. Hasil pengujian atas laporan (hasil) pengujian tingkat kesehatan perusahaan 5. Analisis perkembangan usaha Tujuan pelaporan Audit Kinerja: a. Memberikan informasi yang relevan dan objektif mengenai kinerja auditan kepada pihak terkait b. Menyajikan analisis dan interprestasi atas kondisi kinerja auditan serta memberikan c. Menyediakan informasi untuk penetapan kebijakan dalamrangka penugasan berikutnya. (Deputi Bidang Akuntan Negara: 52-55) G. Pemantauan Tindak Lanjut hasil Audit Kinerja Tindak lanjut adalah pelaksanaan atas rekomendasi hasil Audit Kinerja yang telah disampaikan dan disetujui oleh manajemen auditan. Suatu hasil Audit Kinerja baru dikatakan berhasil apabila rekomendasi praktis yang dikembangkan bersama dilaksanakan oleh manajemen. Pelaksanaan tindak lanjut itu sendiri merupakan tanggung jawab manajemen, akan tetapi auditor berkewajiban memantau pelaksanaan rekomendasi yang telah dikembangkan bersama tersebut, guna mendorong percepatan pelaksanaan tindak lanjut sesuai dengan yang telah rekomendasikan. (Deputi Bidang Akuntan Negara: 63)  Pengendalian Mutu Pengendalian Mutu merupakan metode yang digunakan untuk memastikan bahwa kantor akuntan tersebut dapat memenuhi tanggung jawab jabatannya kepada para klien. Pengendalian Mutu adalah prosedur yang digunakan oleh kantor akuntan tersebut untuk membantunya menaati standarstandar secara konsisten dalam setiap kontrak kerja yang mengikatnya. (Loebbecke, 1995:22) Di Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan suatu ketetapan yang merupakan sarana untuk pengendalian pelaksanaan penugasan berupa formulir kendali mutu (KM). Sarana-sarana pengendalian pelaksanaan pemeriksaan tersebut bertujuan agar dapat dijaga dan ditingkatkan mutu hasil pemeriksaan serta ketepat waktuan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pemeriksaan. Kegunaan formulir kendali mutu ini sangat penting untuk menghasilkan informasi bagi pimpinan suatu organisasi dalamsetiap tingkatan, untuk mengetahui perkembangan kegiatan pemeriksaan agar dapat dilaksanakan dengan lancar, terarah, bermutu, serta koreksi perencanaan atau pelaksanaan pemeriksaan untuk periode berikutnya. Dengan formulir kendali ini akan jelas bagaimana tingkat tanggungjawab masing-masing pejabat/pemeriksa jika terjadi penyimpangan dalam perencanaan pemeriksaan, pengendalian, pelaksanaan dan evaluasi hasil pemeriksaan. (BPKP, 1990: 1-2)
  31. TUGAS UTS NAMA : RIZAL FAUZI NIM : 11140626 KELAS : 7 OMSDM JAAWABAN 1. yang bertujuan Untuk memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi atau perusahaan dengan standart kinerja yang telah ditetapkan. Manfaat dari kompetensi sdm bahwa seorang karyawan di suatu organisasi adalah aset buat organisasi itu sendiri, dimana ia akan lebih optimal apabila perusahaan atau organisasi dapat mendukung kemajuan karir mereka dengan membuat kemajuan karir mereka dengan melihat apa sebenarnya kompetensi mereka. Hal ini tentunya dilihat juga dari profil posisi dan level kompetensi pada pekerjaannya.Para karyawan bisa menyesuaikan level kompetensi yang dimiliki saat ini dengan mengikuti program pengembangan yang diberikan oleh organisasi tempat mereka bekerja. Organisasi akan mendapat kegunaan yang besar karena tenaga kerja mereka menjadi sangatkompeten, meskipun terkadang ada sedikit efek samping dari tuntutan pekerjaan dan organisasi. Biasanya pengembangan kompetensi ini lebih mempertinggi produktifitas karyawan, kualitas kerja yang lebih tinggi juga, lalu pelanggan menjadi puas dan organisasi akan diuntungkan. Karena output dari karyawan yang ingin dicapai oleh semua organisasi adalah yang bermutu tinggi yang mendapat reputasi di pasar. 2. Pengaruh kesejahteraan karyawan terhadap motivasi kerja karyawan Seseorang akan mencapai kesejahteraan minimal apabila kebutuhan pangan, perumahan dan sandang terpenuhi seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan, maka kebutuhan pokok lainnya seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, olah raga, dan rekreasi akan dapat terpenuhi. Kesejahteraan masyarakat mempunyai arti kemampuan, keselamatan, ketentraman, kesenangan hidup. Kesejahteraan karyawan adalah terpenuhinya kabutuhan yang bersifat fisik maupun non-fisik yang diberikan kepada karyawan dengan menganggap karyawan sebagaipribadi yang utuh lahir dan batin. 3. Dapat di ukur dari tingkat emosionalnya, merupakan pengendaliaan emosi diri sendiri, orang lain dan mengambil tindakan yang tepat cara berinteraksinyapun sangan baik. Dengan demikian orang tang cerdas secara emosional adalah orang yang memahmi kondisi dirinya, orang tersebut secara sosial mmpu mengenali dan berempati terhadap apa yang terjadi pada orang lain dan menanggapinya secara propesional. Dapat di ukur dengan pengetahuannya saja dan dalam sekil atau kmampaun yang dia kuasai saja.
  32. 4. Penempatan kerja sesorang tidak bisa langsung ambi leputusan penempatan kerja juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan kaena merupakan paktor penting yang dpat menghasilkan pendayagunaan sumber daya manusia (sdm) yang optimal bagi perusahaan.dan banyak penilian-penilaian tertentu bagi karyawan karena penempatan posisi seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat, seberpa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaannya akan, wewenang serta tanggung jawab. 5. resume makalah Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai. sehingga adanya Karakteristik manusia pada dasarnya sulit dipahami, sulit dikelola, apalagi diukur. Padahal kita tahu, sumber daya manusia adalah asset terpenting yang sangat powerful dan penuh misteri dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu. HR Scorecard mencoba mengukur sumber daya manusia dengan mengkaitkan antara orang-strategi-kinerja untuk menghasilkan perusahaan terbaik, dan juga menjabarkan misi, visi dan strategi, menjadi aksi HR yang dapat diukur kontribusinya. Keduanya menggambarkan hubungan sebab (leading/intangible) dan akibat (lagging/tangible), yang kuncinya adalah disatu sisi ingin menggambarkan manusia dengan segala potensinya, dan disisi lain ada konteribusi yang bisa diberikan dalam pencapaian sasaran perusahaan.untutk mendapatkan suatu tujuan yang memuaskan itu juga harus di imbangi dengan adnya motivasi, motivasi merupakan sutu dorongan untuk para anggota atau karywan agar bekerja dengan baik dan semangat kerja yang tinggi dikarnakan adanya motivasi motivasi itu bukan hanya berbentuk suatu benda penghargaan, uang atau bonus saja motivasi bisa dari perkataan yang bijak dari seorang pemimpin yang baik sehingga karyawan terdorong untuk bekerja dengan baik dan mencapai suatu tujuan. Yang di periksa atau pengauditan maju atau tidaknya suatu perusahaan dan pmeriksaan dalam menjalankan sesuai aturan-aturan perusahaan dan perusahaan pun harus melindungi karyawan sesuai dengan sop itu funsi dari audit kinerja memerikasa adanya kecurangan dalam suatu perusahaan.
Anúncio