O slideshow foi denunciado.
Seu SlideShare está sendo baixado. ×
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Anúncio
Próximos SlideShares
Cerpen dan penokohan
Cerpen dan penokohan
Carregando em…3
×

Confira estes a seguir

1 de 6 Anúncio

Mais Conteúdo rRelacionado

Diapositivos para si (20)

Semelhante a Cerpen (20)

Anúncio

Mais recentes (20)

Cerpen

  1. 1. MATERI CERPEN KELAS XI IPA MEMAHAMI PEMBACAAN CERPEN Kompetensi Dasar: 13.1 Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan 13.2 Menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang dibacakan A. Pengertian Cerpen Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah salah satu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insightsecara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Sedangkan Menurut Sumardjo dan Saini Cerpen atau cerita pendek adalah cerita atau parasi fiktif yang dibuat relatif singkat atau pendek. B. Ciri- Ciri Cerpen Ciri-ciri cerita pendek menurut pendapat Sumarjo dan Saini adalah sebagai berikut : a) Ceritanya pendek ; b) Bersifat rekaan (fiction) ; c) Bersifat naratif ; dan d) Memiliki kesan tunggal. Menurut Morris, ciri-ciri cerita pendek adalah sebagai berikut : a. Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif (brevity, unity, and intensity). b. Unsur-unsur cerita pendek adalah adegan, toko, dan gerak (scena, character, and action). c. Bahasa cerita pendek harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incicive, suggestive, and alert).
  2. 2. C. Unsur Cerpen a. Unsur intrinsik Unsur intrinsik Cerpen adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur– unsur intrinsik cerpen mencakup: 1. Tema Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita. 2. Latar (setting) Latar adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung. a) Latar waktu: Keterangan tentang kapan peristiwa itu terjadi . Misal, pagi, siang, sore, malam. b) Latar tempat: Keterangan tempat peristiwa itu terjadi. Misal di rumah, di sekolah. c) Latar suasana: Latar suasana menggambarkan peristiwa yang terjadi. Misal, gembira, sedih romantis. 3. Alur (plot) Alur adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita. a) Alur Cerpen dibagi menjadi 3 yaitu: b) Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus. c) Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback). d) Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur. Alur Cerpen meliputi beberapa tahap: 1) Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita. 2) Penampilan masalah: bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku cerita. 3) Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak. 4) Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang. 5) Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
  3. 3. 4. Tokoh dan Penokohan Penokohan/ perwatakan yaitu menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui: a) Dialog tokoh b) Penjelasan tokoh c) Penggambaran fisik tokoh 5. Amanat Amanat adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita. 6. Sudut Pandang Sudut pandang adalah posisi pengarang pada sebuah cerita . Terdiri : a) Sudut pandang orang pertama b) Sudut pandang orang ketiga 7. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah gaya penulisan yang digunakan penulis dalam mengarang cerita, baik dari segi diksi (pilihan kata), ragam bahasa, dan permajasan. b. Unsur Ekstrinsik Cerpen Unsur ekstrinsik Cerpen adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi: a) Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi) b) Latar belakang kehidupan pengarang c) Waktu dan tempat penulisan cerita
  4. 4. Subjek:BahasaIndonesia/Materi:Pantun Pengertian Pantun Pantun adalah puisi melayu asli yang sudah mengakar lama di budaya masyarakat. Pantun salah satu jenis karya sastra yang lama. Lazimnya puisi hanya terdiri atas 4 lari (baris) bersajak ab-ab atau aa-aa. Pada awal mulanya pantun merupakan sastra lisan, tapi kini pantun juga ada dalam bentuk tulisan. Keseluruhan bentuk pantun hanyalah berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak pada baris pertama dan kedua dan biasanya tidak berhubungan secara langsung dengan bagian kedua. Baris ketiga dan keempat ialah bagian isi yang merupakan tujuan dari puisi tersebut. Ciri - ciri pantun  Memiliki rima a-a-a-a, a-b-a-b, a-a-b-b, a-b-b-a  Terdiri 4 baris dalam 1 bait  Baris pertama & kedua merupakan sampiran  Baris ketiga & keempat merupakan isi 1. Contoh pantun berima a-b-a-b Kalau ada jarum yang patah Jangan masukkan dalam peti Kalau ada kata-kataku yang salah Jangan masukkan dalam hati 2. Contoh pantun berima a-a-b-b Kura-kura dalam perahu Pura-pura tidak tahu Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu bertanya pula Jenis-jenis Pantun Dilihat Dari Bentuknya 1. Pantun Biasa Contoh : Malam hari main kulintang Ditemani sobat tersayang Bagaimana hati tidak bimbang Kepala botak minta dikepang
  5. 5. 2. Pantun Seloka (pantun berkait) Seloka ialah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja, karena pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait. Ciri-ciri seloka : 1. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait kedua. 2. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait ketiga. 3. Dan seterusnya. Contoh : Bait I Taman melati di rumah-rumah (baris I) Ubur-ubur sampingan dua (baris II) Kalau mati kita bersama (baris III) Satu kubur kita berdua (baris IV) Bait II Ubur-ubur sampingan dua (baris I) Taman melati bersusun tangkai (baris II) Satu kubur kita berdua (baris III) Kalau boleh bersusun bangkai (baris IV) 3. Talibun Talibun adalah pantun yang jumlah barisnya lebih dari 4 baris dan satu bait pantun talibun harus genap tiap barisnya, misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Dengan catatan : a. Jika satu bait berisi 6 baris, maka 3 baris pertama ialah sampiran dan 3 baris sisanya ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-a-b-c. b. Jika satu bait berisi 8 baris, maka 4 baris pertama ialah sampiran dan 4 baris sisanya ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-d-a-b-c-d. Contoh pantun seloka 6 baris: Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak pun beli Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari Induk semang cari dahulu
  6. 6. Ciri-cirinya : 1. Setiap bait terdiri dua baris. 2. Baris pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi. 3. Bersajak a-a. 4. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Contoh: Dahulu parang, sekarang besi Dahulu sayang, sekarang benci Contoh : Elok Rupa kembang jati Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang Contoh: Naik Motor merknya Honda Pergi sebentar kerumah Hanapi Bila cinta mekar di dada Siang terkenang malam termimpi Contoh: Supaya tangan tidak terluka Jangan dikepit hulunya kapak Supaya Tuhan tidak murka Jangan sakiti Ibu dan Bapak Contoh: Ikan gabus di rawa-rawa Ikan sepat nyangkut dijaring Perut sakit menahan tawa Melihat gigi asu loncat ke piring Contoh: Tuan puteri belajar menari Diajari oleh pak Harun Kalau tuan bijak bestari Apa yang naik tapi tak bisa turun

×