7. DAFTAR ISI
• PENGERTIAN HERBARIUM
• FUNGSI HERBARIUM
• MACAM - MACAM HERBARIUM
• HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN
HERBARIUM
• CARA PEMBUATAN HERBARIUM (KERING dan BASAH)
• CONTOH
• MANFAAT HERBARIUM
• KESIMPULAN
8. Herbarium berasal dari kata “ hortus dan botanicus”,
artinya kebun botani yang di keringkan,biasanya
disusun berdasarkan system klasifikasi. Istilah
herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan.
Herbarium adalah material tumbuhan yang telah
diawetkan (disebut juga spesimen herbarium).
Herbarium juga bisa berarti tempat dimana material-
material tumbuhan yang telah diawetkan disimpan.
9. FUNGSI HERBARIUM
1. Bahan peraga pelajaran botani
2. Bahan penelitian
3. Identifikasi tanaman
4. Bukti keanekaragaman
5. Pusat referensi
6. Lembaga dokumentasi
7. Specimen acuan untuk publikasi
spesies baru
11. Hal yang perlu diperhatikan pada saat
proses pembuatan herbarium(Steenis,
1981):
1. TAHAP PENGUMPULAN
2. CARA MENGERINGKAN
3. PENGAWETAN
4. PEMBUATAN HERBARIUM
13. Tumbuhan
Kumpulkan tumbuhan
(akar,batang,daun,bunga)
Semprotkan alkohol 70%
bila perlu agar tidak
terjadi pembusukan
Sediakan kertas koran
dengan ukuran sesuai
yang diinginkan
Atur daletakkan
tumbuhan di atas koran
Ikat dengan benang atau
solasi
Tutup dengan koran,
demikian seterusnya jika
ingin membuat beberapa
lembar
Terakhir tutup lagi
dengan Koran, lalu jepit
kuat-kuat dengan
kayu/bamboo, ikat
dengan tali. Hasil ini
disebut specimen.
Simpan selama 1-2
minggu ditempat kering
dan tidak lembab
14. Kumpulkan bahan tanaman yang akan dibuat Herbarium Bersihkan tanah yang menempel pada akar tanaman
(PAKIS/PTERIS VITTATA)
Pengumpulan tanaman yang sudah ditempel pada kertas koran Siapkan koran dan tempelkan bahan tanaman di atas
koran
15. Penindihan tanaman dengan benda berat dan rata Herbarium Siap Dipindahkan dan Dilengkapi dengan Data
Pendukung
dan keringkan
Herbarium yang baik selalu disertai identitas pengumpul (nama pengumpul atau kolektor
dan nomor koleksi) serta dilengkapi keterangan lokasi asal material dan keterangan
tumbuhan tersebut dari lapangan.
16. Awetan pada Hewan
(TAKSIDERMI)
Alat dan bahan yang diperlukan antara lain:
bak bedah; alat-alat bedah seperti gunting dan pinset; alat-alat dan bahan pembius misal kloroform dan
sungkup; kawat, benang, kapas, dan jarum jahit; zat pengawet seperti boraks atau tepung tawas, formalin;
air.
Cara pembuatan TAKSIDERMI adalah sebagai berikut.
a. Potong otot-otot paha dan pisahkan tulang paha dari persendian dan pangkal paha, keluarkan bagian ini.
b. Potonglah otot-otot pada tumit, keluarkan jaringan lunak pada telapak kaki dengan jalan mengirisnya.
Keluarkan semua bagian kaki lainnya yang masih tertinggal di dalam kulit.
c. Ulangi langkah pertama dan kedua di atas untuk bagian tangan, dan ekor.
d. Untuk bagian kepala, lepaskan kulit secara hati-hati, sertakan telinga, kelopak mata pada kulit. Jaga jangan
sampai robek. Potonglah tulang rawan hidung dan biarkan melekat pada kulit.
e. Potonglah bagian kepala dan leher, bersihkan bekas-bekas otak dengan cara menyemprotkan air.
f. Balikkan kulit dan bersihkan dari sisa daging dan lemak.
g. Basuh bagian permukaan dalam kulit tubuh dengan boraks, demikian pula untuk ekor, kaki, tangan dan
tengkorak kepala.
h. Sebagai pengganti mata, gunakan bola mata tiruan. Bentuk tubuh hewan kembali dengan menggunakan
kapuk dan kawat, lalu jahit dengan rapi.
i. Atur posisi hewan sebagaimana kebiasan hewan sewaktu masih hidup.
Pajang taksidermi pada tempat-tempat yang aman dan terhindar dari serangan serangga, bersih dan kering.
Insektisida, atau kamper (naftalen) dapat ditambahkan untuk mencegah serangan jamur. Ada baiknya
taksidermi disimpan dalam boks kaca.
18. Awetan Pada Tumbuhan
Ambil tumbuhan lumut yang ingin diawetkan
Bersihkan dari kotoran dan tanah yang menempel
Siapkan larutan fiksatif
Selanjutnya untuk mempertahankan warna hijau lumut, dapat pula
ditambahkan ke dalam larutan fiksatif tadi larutan tembaga sulfat
Matikan lumut dengan merendamnya ke dalam larutan (48 jam perendaman)
Masukkan lumut yang telah siap tadi dalam botol penyimpanan berisi alkohol
70%, atur posisinya sehingga mudah diamati.
Buatkan label berupa nama spesies lumut tanpa mengganggu pengamatan.
Awetan basah tumbuhan lumut siap digunakan. Secara berkala atau bila perlu,
misalnya larutan menjadi keruh atau berkurang, gantilah dengan larutan
pengawet yang baru secara hati-hati.
19. Awetan Pada Hewan
Siapkan spesimen yang akan diawetkan.
Sediakan formalin yang telah diencerkan sesuai
dengan keinginan.
Masukkan spesimen pada larutan formalin yang
telah ada dalam botol jam dan telah diencerkan.
Tutup rapat botol dan kemudian diberi label yang
berisi nama spesimen tersebut dan familinya.
20. Manfaat herbarium
Herbarium dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk
mentakrifkan takson tumbuhan, ia mempunyai holotype untuk
tumbuhan tersebut. Herbarium juga dapat digunakan sebagai
bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli taksonomi,
untuk mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi,
studi fitokimia, peng-hitungan kromosom, melakukan analisa
perbandingan biologi dan berperan dalam mengungkap kajian
evolusi. Kebermanfaatan herbarium yang sangat besar ini
menuntut perawatan dan pe-ngelolaan spesimen harus
dilakukan dengan baik dan benar
22. KESIMPULAN
• Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan
dan diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan
data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi,
ekologi, maupun geografinya. Selain itu dalam herbarium juga memuat waktu dan
nama pengkoleksi
• Pembuatan awetan specimen diperlukan untuk tujuan pengamatan specimen secara
praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk specimen-
spesimen yang sulit ditemukan di alam. Awetan specimen dapat berupa awetan
kering dan awetan basah. Untuk awetan kering tanaman di awetkan dalam bentuk
herbarium,sedangkan untuk mengawetkan hewan dengan sebelumnya
mengeluarkan organ-organ di dalamnya. Awetan basah baik untuk hewan maupun
tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh specimen dalam larutan
formalin 4%.
• Terdapat beberapa kelemahan pada herbarium yaitu; spesimen mudah mengalami
kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi
pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara
manual, tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang, biaya besar;
tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh.
• Sedangkan kelebihan dari herbarium adalah sebagai pelengkap bahan praktikum
yang bisa langsung dibawa di dalam kelas atau ruangan. Cara pembutan yang tidak
terlalu sulit,dan memudahkan praktikan meneliti tumbuhannya tanpa harus
mengambil sample yang baru.