Dokumen tersebut membahas tentang pemuda dan sosialisasi. Terdapat definisi pemuda, proses sosialisasi, peran mahasiswa, identitas pemuda, permasalahan pemuda, potensi pemuda, tujuan sosialisasi, cara mengembangkan potensi pemuda melalui pendidikan.
3. Daftar Isi
Definisi Pemuda
Sosialisasi
Peran Mahasiswa
Pemuda Dan Identitas
Permasalahan Pemuda
Sikap Apatis
Potensi Pemuda
Tujuan Pokok Sosialisasi
Mengembangkan Potensi Pemuda
Cara Mengembangkan Potensi Pemuda
Pendidikan
Macam-macam Pendidikan
4. Definisi Pemuda
Definisi yang pertama, Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang
mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga
pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai
calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional, WHO
menyebut sebagai ”young people” dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun
disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985,
mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.
Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan
bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi
masa perubahan sosial maupun kultural.
Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang
berusia antara 18 hingga 35 tahun. Memilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa
perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang
berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang
berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu.
Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda
dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi
beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia
sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel.
5. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau
nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah
kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi
sebagaiteori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi
diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Proses sosialisasi adalah cara-cara berhubungan orang perseorang dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem, serta bentuk-bentuk
hubungan. Atau sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama
yang mencakup berbagai aspek kehidupan.
Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam Pengantar sosiologi, interaksi
sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi
ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama.
Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain tidak dapat menghasilkan
suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat
disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena
tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan-kegiatan antar satu individu dengan yang
lain tidak dapat disebut interaksi.
6. Peran Mahasiswa
Memahami seluk beluk hubungan antara manusia merupakan salah satu
kunci keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat dan setelah menelaah
peran mahasiswa terhadap masyarakat ini maka terlihat bahwa sikap yang
mereka miliki dan sejauh mana mereka dapat dipengaruhi. Perlunya
komunikasi dalam kebutuhan integral dan tidak mungkin dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia.
Dalam kegiatan bermasyarakat perlu adanya partisipasi dan kerja sama dari
para pelaku yang terlibat, artinya kegiatan ini akan berlangsung baik apabila
pihak-pihak yang bermasyarakat (sepuluh orang atau lebih) sama-sama ikut
terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik
pesan yang di komunikasikan.
Ada juga program berbasis alam yang diadakan mahasiswa untuk
mengajak masyarakat dalam aktivitas ramah lingkungan dalam berbagai hal
untuk menginformasikan kepada masyarakat luas mengenai dampak yang
dapat ditimbulkan akibat pemanasan global bersama-sama melakukan
tindakan dalam mencegahnya.
7. Pemuda Dan Identitas
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri
Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978.
Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam
poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga
pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai
sasaran dan tujuan yang dimaiksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun
berlandaskan:
1. Landasan Idiil : Pancasila
2. Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
3. Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
4. Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
5. Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.
8. Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada
pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu
orientasi hidupnya yakni.
1. Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
2. Orientasi dalam dirinya sendiri.
3. Orientasi ke luar hidup di lingkungan.
Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua
pengertian pokok, yaitu:
1. Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah
mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk
mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya
guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
2. Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah
mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah
pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum
dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
9. Permasalahan Pemuda
Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme
Kekurangpastian yang dialami oleh pemuda terhadap masa depannya.
Belum seimbangnya antara jumlah pemuda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang
formal maupun non formal.
Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran /setengah
pengangguran di kalangan pemuda
Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan
pertumbuhan badan di kalangan pemuda
Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dan ada juga masalah lain yaitu:
Kebutuhan Akan Figur Teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang
tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
10. Sikap Apatis
Sikap apatis merupakan kecenderungan
untuk menolak sesuatu dan pada saat yang
bersamaan tidak mau melibatkan diri di
dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam
ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di
masyarakatnya.
Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri
Ketidakmampuan untuk Terlibat
Perasaan Tidak Berdaya
Pemujaan Akan Pengalaman
11. Potensi Pemuda
Idealisme dan daya kritis
Dinamika dan kreativitas
Keberanian Mengambil Resiko
Opimis dan kegairahan semangat
Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan
bertanggung jawab
Keanekaragaman dalam persatuan dan
kesatuan
Patriotisme dan Nasionalisme
Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
12. Tujuan Pokok Sosialisasi
Individu harus diberi ilmu pengetahuan
(keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan
kelak di masyarakat.
Individu harus mampu berkomunikasi secara
efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
Pengendalian fungsi-fungsi organik yang
dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang
tepat.
Bertingkah laku secara selaras dengan norma
atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada
lembaga atau kelompok khususnya dan pada
masyarakat umum.
13. Mengembangkan Potensi
Pemuda
Negara berkembang masih banyak mendapat kesulitan untuk
penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui
pendidikan. Sehubung dengan itu negara yang berkembang
merasakan selalu kekurangan tenga terampil dalam mengisi
lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenag kerja
dengan keterampilan khusus. Kekurangan tenaga terampil itu terasa
manakala negara-negara sedang berkembang merencanakan dan
berambisi untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber
alam yang mereka miliki.
Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada
tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program
studi dalam berbagai ragam pendidikan formal. Mereka
dibina digembleng di laboratorium dan pada kesempatan praktek
lapangan. Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber
bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu,
pembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan
pengembangan potensi mereka.
14. Cara Mengembangkan Potensi
Pemuda
Individu harus diberi ilmu pengetahuan
(keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan
kelak di masyarakat.
Individu harus mampu berkomunikasi secara
efektif dan mengembangkan kemampuannya.
Pengendalian fungsi-fungsi organik yang
dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang
tepat.
Bertingkah laku secara selaras dengan norma
atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada
lembaga atau kelompok khususnya dan pada
masyarakat umumnya.
15. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan juga merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan
bimbingan otentik, agar anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa
bertahan hidup, dan mampu memiliki, melanjutkan mengembangkan
warisan-warisan sosial generasi yang terdahulu.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan
berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk
mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara
cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu
sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
16. Macam-macam Pendidikan
1. Pendidikan umum
2. Pendidikan kejuruan
3. Pendidikan akademik
4. Pendidikan profesi
5. Pendidikan vokasi
6. Pendidikan keagamaan
7. Pendidikan khusus