SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Download to read offline
Presentation1.pptx
Presentation1.pptx
Latar Belakang
Pembangunan gedung merupakan salah satu unsur penting dalam hal
pengembangan suatu daerah. Pembangunan sebuah gedung harus
memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar. Untuk
itu perlu pembangunan gedung yang difungsikan sesuai dengan kebutuhan.
Seiring dengan kebutuhan masyarakat dalam suatu daerah Untuk
mengembangkan kreativitas dan inovasi masyarakat. Pemerintah dapat
membangun sebuah gedung sebagai fasilitas publik, salah satunya dalam
pembangunan Industri yang merupakan salah satu bagian penting untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mengembangkan kreativitas, inovasi,
serta memberdayakan budaya Industri yang bersumber dari kearifan lokal yang
tumbuh di masyarakat setempat.
Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut maka
perlu membangun fasilitas publik salah satu contohnya seperti gedung sentra
ikm budaya. Dengan ini diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan
fasilitas yang baik untuk mengembangkan budaya industry yang bersumber dari
kearifan local.
Salah satu contohnya pemerintah sudah membangun sebuah gedung
centra Industri Kecil Menengah (IKM) di bangkalan yang berada di akses jalan
suramadu, dengan di bukanya Industri Kecil Menengah (IKM) diharapkan dapat
menjadi daya dorong peningkatan ekonomi di Bangkalan. Gedung yang dibangun
pada tahun 2017 ini yang terletak di Kabupaten Bangkalan saat ini berjumlah 46
kelompok yang terbagi dalam tiga golongan. Yakni golongan usaha kecil
menengah sebanyak 15 IKM, golongan usaha menengah 9 IKM, dan sebanyak
22 IKM golongan usaha mikro atau rumah tangga.
Sempat terbengkalai akibat pengaruh dari covid 19, namun sekarang
dinas perindustrian dan ketenagakerjaan kabupaten bangkalan melanjutkan
pembangunan gedung sentra industri kecil menengah (IKM) ini dengan berbagai
fasilitas tambahan, antara lain gedung produksi dan kreatif, musholla, toilet,
pemasangan paving, taman dan pagar.
Dalam penyusuan laporan magang ini tidak semua item pekerjaan
dihitung dikarenakan waktu yang terbatas, sehingga penyusunan hanya
mengambil beberapa pekerjaan saja, seperti pekerjaan kolom dan pondasi beton
bertulang. Maka dari itu penyusun mencoba mengambil judul “Perencanaan Dan
Pelaksanaan Struktur kolom dan pondasi Beton Bertulang Pada
Pembangunan gedung centra ikm bangkalan”. untuk memperhitungkan
perencanaan pembebanan, perencanaan pendimensian agar konstruksi yang
aman, kuat dan ekonomis dari segi biaya.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana perhitungan perencanaan pada struktur kolom?
2. Bagaimana perhitungan perencanaan pada struktur pondasi?
3. Bagaimana metode pelaksanaan yang dilakukan pada proyek
pembangunan gedung produksi di Centra IKM Bangkalan?
Tujuan
1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan laporan magang
2. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan perencanaan pada
struktur kolom?.
3. Untuk mengetahui Bagaimana perhitungan perencanaan pada
struktur pondasi?
4. Untuk mengetahui bagaimana metode pelaksanaan yang dilakukan
pada proyek pembangunan gedung produksi di Centra IKM
Bangkalan?
1. Agar mengetahui bagaimana perhitungan perencanaan pada
struktur kolom?.
2. Agar mengetahui Bagaimana perhitungan perencanaan pada
struktur pondasi?
3. Agar mengetahui bagaimana metode pelaksanaan yang
dilakukan pada proyek pembangunan gedung produksi di Centra
IKM Bangkalan?
Presentation1.pptx
 Bangunan gedung adalah wujud fisik dari hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya,
sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian
(tempat tinggal), kegiatan keagamaan, kegiatan usaha,
kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. (pasal 1
angka 1 UU Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan
gedung).
 Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian
rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan
beserta pengawasan yang mencangkup pekerjaan
arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan
atau bentuk fisik lain. (pasal 1 angka 3 UU Nomor 18
Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi).
 Beban mati adalah berat seluruh bahan
konstruksi bangunan gedung yang terpasang
termasuk dinding, lantai, atap, plafon,
tangga, dinding partisi tetap, finisihing,
klading gedung dan komponen arsitektural
dan struktural lainnya serta peralatan layan
terpasang lain termasuk berat keran. Adapun
beban mati pada struktur seperti Tabel 2.1.
No Material Berat Keterangan
1 Baja 7850 kg/m3
2 Batu alam 2600 kg/m3
3 Batu belah, batu bulat batu
gunung
1500 kg/m3 Berat tumpuk
4 Batu karang 700 kg/m3 Berat tumpuk
5 Batu pecah 1450 kg/m3
6 Besi tuang 7350 kg/m3
7 Beton 2200 kg/m3
8 Beton bertulang 2400 kg/m3
9 Kayu 1000 kg/m3
10 Kerikil, koral 1650 kg/m3 Kering udara sampai
lembab, tanpa diayak
11 Pasangan bata merah 1700 kg/m3
12 Pasangan batu belah, batu bulat,
batu gunung
2200 kg/m3
13 Pasangan batu cetak 2200 kg/m3
14 Pasangan batu karang 1450 kg/m3
15 Pasir 1600 kg/m3 Kering udara sampai
lembab
16 Pasir 1800 kg/m3 Jenuh air
17 Pasir kerikil, koral 1850 kg/m3 Kering udara sampai
lembab
18 Tanah lempung dan lanau 1700 kg/m3 kering udara sampai
lembab
19 Tanah, lempung, dan lanau 2000 kg/m3 Basah
20 Timah hitam/ timbel 11400 kg/m3
Tabel 2.1
Beban Mati Bahan Bangunan
No Material Berat Keterangan
1 Adukan per cm tebal :
 Dari semen
 Dari kapur, semen merah/tras
21 kg/m2
17 kg/m2
2 Aspal per cm tebal: 14 kg/m2
3 Dinding pasangan bata merah :
 Satu batu
 Setengah batu
450 kg/m2
250 kg/m2
4 Dinding pasangan batako :
 Berlubang :
Tebal dinding 20 cm (HB20)
Tebal dinding 10 cm (HB10)
 Tanpa lubang :
Tebal dinding 15 cm
Tebal dinding 10 cm
200 kg/m2
120 kg/m2
300 kg/m2
200 kg/m2
5 Langit-langit & dinding, terdiri:
 Semen asbes (eternit) tebal maks 4mm
 Kaca, tebal 3-5 mm
11 kg/m2
10 kg/m2
Termasuk rusuk-rusuk tanpa
penggantung atau pengaku
6 Lantai kayu sederhana dengan balok kayu 40 kg/m2 Tanpa langit-langit, bentang
maks 5 m, beban hidup maks 200
kg/m2
7 Penggantung langi-langit ( kayu) 7 kg/m2 Bentang maks 5m, jarak s.k.s. min
0.80 m
8 Penutup atap genteng 50 kg/m2 Dengan reng dan usuk/ kaso per
m2 bidang atap
9 Penutup atap sirap 40 kg/m2 Dengan reng dan usuk/ kaso per
m2 bidang atap
10 Penutup atap seng gelombang (BJLS-25) 10 kg/m2 Tanpa usuk
11 Penutup lantai ubin,/cm tebal 24 kg/m2 Ubin semen portland, teraso dan
beton, tanpa adukan
12 Semen asbes gelombang (5mm) 11. g/m2
Tabel 2.2
Beban Mati
Komponen Gedung
 Beban Hidup
Adalah beban yang besar dan letaknya
dapat berubah. Beban hidup meliputi beban
orang, barang-barang gudang, beban
konstruksi, beban, beban peralatan yang
sedang bekerja, dan sebagainya. Pada PPIUG
1983 beban hidup pada struktur dijelaskan
seperti Tabel 3.2.
Penggunaan Berat Keterangan
Lantai dan tangga rumah tinggal 200 kg/m2 Kecuali yang disebut no 2
Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana
Gudang-gudang selain untuk toko, pabrik,
bengkel
125 kg/m2
Sekolah, ruang kuliah
Kantor
Toko, toserba,
Restoran
Hotel
Asrama
Rumah sakit
250 kg/m2
Ruang olahraga 400 kg/m2
Ruang dansa 500 kg/m2
Lantai dan balkon dalam dari ruang
pertemuan
400 kg/m2 Masjid, gerja, ruang pagelaran/ rapat,
bioskop dengan tempat duduk tetap
Panggung penonton 500 kg/m2 Tempat duduk tidak tetap/ penonton
yang berdiri
Tangga, borders tangga dan gang 300 kg/m2 No 3
Tangga, bordes tangga dan gang 500 kg/m2 No 4, 5, 6, 7
Ruang pelengkap 250 kg/m2 No 3, 4, 5,, 6, 7
Pabrik, bengkel, gudang
Perpustakaan, r. Arsip, toko buku
400 kg/m2 Minimum
Gedung parkir bertingkat:
Lantai bawah
Lantai tingkat lainnya
800 kg/m2
400 kg/m2
Balkon menjorok bebas keluar 300 kg/m2 Minimum
Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG) 1983
 Berdasarkan SKSNI SNI 1727:2020 dikatakan
bahwa beban yang bekerja pada struktur
harus dikalikan dengan faktor beban :
a) Untuk beban hidup = 1,6
b) Untuk beban mati = 1,2
a) 1,4D
b) 1,2D +1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
c) 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W)
d) 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
e) 0,9D + 1,0W
Keterangan :
D = beban mati
W = beban angin
R = beban air hujan
S = beban pendamping
L = beban hidup
Lr = beban hidup atap
 Struktur dan komponen struktur didesain agar
mempunyai kekuatan desain di semua
penampang paling sedikit dengan kekuatan perlu
yang dihitung untuk beban dan gaya terfaktor
dalam kombinasi sedemikian rupa seperti di
tetapkan dalam standard ini. Komponen struktur
juga harus memenuhi semua ketentuan standard
yang lainnya untuk menjamin kinerja yang
mencukupi pada tingkat beban layan. Desain
struktur dari komponen struktur menggunakan
kombinasi factor beban dan factor reduksi
kekuatan (SNI 2847-2019 pasal 9.1.1-9.1.3)
No Gaya atau elemen struktur ∅ Pengecualian
1 Momen, gaya aksial atau
kombinasi momen dan gayaaksial
0,65 – 0,90 Didekat ujung komponen
pratarik (pretension) dimana
strand belum
sepenuhnya bekerja,
2 Geser 0,75 Persyaratan tambahan
terhadap struktur tahan
gempa
3 Torsi 0,75 -
4 Tumpu (bearing) 0,65 -
5 Zona angkur pascatarik (post-
tension)
0,85 -
6 Bracket dan korbel 0,75 -
7 Strut, ties, zona nodal, dan daerah
tumpuan yang dirancang dengan
strut-and-
Tie
0,75 -
8 Komponen sambungan beton
pracetak terkontrol leleh oleh
elemen baja dalam Tarik
0,90 -
9 Beton polos 0,60 -
10 Angkur dalam elemen beton 0,45 – 0,75 -
Tabel 2.4
Faktor reduksi kekuatan
Sumber SNI 2847:2019
 Beton merupakan suatu bahan komposit
(campuran) dari beberapa material, yang
bahan utamanya terdiri dari campuran antara
semen, agregat halus, agregat kasar, air dan
atau tanpa bahan tambah lain dengan
perbandingan tertentu. Karena beton
merupakan komposit, maka kualitas beton
sangat tergantung dari kualitas masing-
masing material pembentuk. (Kardiyono
Tjokrodimulyo, 2007)
 Agar dihasilkan kuat desak beton yang sesuai dengan rencana
diperlukan mix design untuk menentukan jumlah masing-
masing bahan susun yang dibutuhkan. Disamping itu, adukan
beton harus diusahakan dalam kondisi yang benar-benar
homogen dengan kelecakan tertentu agar tidak terjadi segregasi.
Selain perbandingan bahan susunnya, kekuatan beton ditentukan
oleh padat tidaknya campuran bahan penyusun beton tersebut.
Semakin kecil rongga yang dihasilkan dalam campuran beton,
maka semakin tinggi kuat desak beton yang dihasilkan.
Beton segar harus dapat dikerjakan atau
dituang.
 Beton yang dikerjakan harus cukup kuat
untuk menahan beban dari yang telah
direncanakan.
 Beton tersebut harus dibuat secara ekonomis.
(Kardiyono Tjokrodimulyo, 2007)
 Semen adalah bahan jadi yang mengeras
dengan adanya air (semen hidrolis) yang
memiliki sifat adhesif dan kohesif yang
memungkinkan melekatnya fragmen-
fragmen mineral menjadi suatu massa yang
padat.
 Semen type I : Untuk konstruksi biasa, dimana
tidak diperlukan sifat khusus
 Semen type II : Untuk konstruksi biasa, dimana
diinginkan perlawanan terhadap sulfat atau
hidrasi sedang.
 Semen type III : Untuk konstruksi dimana
diinginkan cepat mengeras dan kekuatan awal
tinggi.
 Semen type IV : Untuk konstruksi dimana
diinginkan panas hidrasi rendah.
 Semen type V : Untuk konstruksi dimana
diinginkan daya tahan yang tinggi terhadap
sulfat. (Nurlina,2008)
 Agregat biasanya menempati sekitar 60% sampai
80% dari volume total beton, maka sifat-sifat
agregat mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perilaku beton yang sudah mengeras.
 Agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa
sehingga seluruh massa beton dapat berfungsi
sebagai benda yang utuh, homogen, dan rapat,
dimana agregat yang berukuran kecil berfungsi
sebagai pengisi celah yang ada diantara agregat
berukuran besar.
 Agregat kasar, meliputi kerikil dan batu
pecah.
 Agregat halus, meliputi pasir alami. Agregat
halus adalah bahan yang lolos dari ayakan no.
4 (yaitu lebih kecil dari 3/16 inci atau 5 mm).
Sedangkan agregat kasar adalah bahan yang
ukurannya lebih besar dari agregat halus.
Agregat berbutir bulat memerlukan lebih
sedikit mortar daripada agregat yang
bersudut. (Nurlina, 2008)
 Air diperlukan pada pembuatan beton agar terjadi
reaksi kimiawi dengan semen untuk membasahi
agregat dan untuk melumas campuran agar mudah
pengerjaannya. Pada umumnya air minum dapat
dipakai untuk campuran beton.
 Karena pasta semen merupakan hasil reaksi kimiawi
antara semen dengan air, maka yang menentukan
adalah perbandingan antara air dan semen. Air yang
berlebihan dapat menyebabkan banyaknya
gelembung setelah proses hidrasi selesai, sedangkan
air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses
hidrasi tidak seluruhnya selesai. Sebagai akibatnya
beton yang dihasilkan akan kurang kekuatannya.
(Nurlina, 2008)
 Beton bertulang adalah suatu kombinasi antara beton
dan baja dimana tulangan baja berfungsi
menyediakan kuat tarik yang tidak dimilki oleh beton.
Tulangan baja juga dapat menahan gaya tekan
sehingga digunakan pada kolom dan pada berbagai
kondisi lain yang akan dijelaskan kemudian.
 Hasil kombinasi dari material beton dan batangan
baja sebagai tulangan dalam bentuk beton bertulang,
mengkombinasikan banyak keuntungan dari masing-
masing material seperti : harga yang relatif murah,
daya tahan yang baik terhadap api dan cuaca,
kekuatan tekan yang baik, serta kemampuan yang
istimewa dari beton untuk dibentuk dan kekuatan
tarik yang tinggi serta daktilitas dan keliatan yang
jauh lebih besar dari pada baja.
 kekuatan beton bertulang untuk perhitungan struktur beton
bertulang ada beberapa istilah untuk menyatakan kekuatan
suatu penampang sebagai berikut :
 Kuat Nominal
 Kuat nominal (Rn) diartikan sebagai kekuatan suatu
komponen struktur atau penampang yang dihitung
berdasarkan ketentuan dan asumsi metode perencanaan
sebelum dikalikan dengan nilai faktor reduksi kekuatan yang
sesuai. Pada penampang beton bertulang, nilai kuat nominal
bergantung pada dimensi penampang, jumlah dan letak
tulangan, serta mutu beton dan baja tulangan. Jadi pada
dasarnya kuat nominal ini adalah hasil hitungan kekuatan
yang sebenarnya dari keadaan struktur beton bertulang pada
keadaan normal. Jadi pada dasarnya kuat nominal ini adalah
hasil hitungan kekuatan yang sebenarnya dari keadaan
struktur beton bertulang pada keadaan normal.
Keterangan :
M = Momen
V = Gaya geser
T = Torsi (momen puntir)
P = Gaya aksial (diperoleh dari beban
nominal suatu struktur atau komponen
struktur).
 Kuat rencana (Rr), diartikan sebagai kekuatan
suatu komponen struktur atau penampang
yang diperoleh dari hasil perkalian antara
kuat nominal Rn dan faktor reduksi kekuatan.
Kuat rencana ini juga dapat ditulis dapat
ditulis dengan simbol Mr, Vr, Tr, dan Pr.
Keterangan sama seperti diatas kecuali P =
diperoleh dari beban rencana yang boleh
bekerja pada suatu struktur atau komponen
struktur.
 Kuat perlu (Ru), diartikan sebagai kekuatan suatu
komponen struktur atau penampang yang diperlukan
untuk menahan beban terfaktor atau momen dan
gaya dalam yang berkaitan dengan beban tersebut
dalam kombinasi beban U. Kuat perlu juga bisa
ditulis dengan simbol-simbol Mu, Vu, Tu, dan Pu.
dengan subscript u diperoleh dari beban terfaktor U.
Karena pada dasarnya kuat rencana Rr, merupakan
kekuatan gaya dalam (berada di dalam struktur),
sedangkan kuat perlu Ru merupakan kekuatan gaya
luar (di luar struktur) yang bekerja pada struktur,
maka agar perencanaan struktur dapat dijamin
keamanannya harus dipenuhi syarat berikut : Kuat
rencana Rr harus > Kuat perlu Ru.
 Menurut Suharyanto Indra, Sunarta dalam
jurnalnya (2017) Fondasi adalah suatu bagian
dari konstruksi bangunan yang berfungsi
untuk menempatkan bangunan dan
meneruskan beban yang disalurkan dari
struktur atas ke tanah dasar pondasi yang
cukup kuat menahannya tanpa terjadinya
differential settlement pada sistem
strukturnya.
 Sebagai kaki bangunan atau alas bangunan.
 Sebagai penahan bangunan dan meneruskan beban
dari atas ke dasar tanah yang cukup kuat.
 Sebagai penjaga agar kedudukan bangunan tetap stabil
(tetap).
Menurut Khairul F. dalam artikelnya (2020)
Pondasi bangunan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam,
tergantung dari letak tanah kerasnya dan
perbandingan kedalamannya kurang atau sama
dengan lebar pondasi (D≤ 𝐵) dan dapat digunakan
jika lapisan tanah kerasnya terletak dekat dengan
permukaan tanah.
Sedangkan pondasi dalam digunakan jika
lapisan tanah keras berada jauh dari
permukaan tanah. Pondasi dapat digolongkan
berdasarkan kemungkinan besar beban yang
harus dipikul oleh pondasi.
Dangkal Pondasi dangkal adalah pondasi
yang mendukung beban secara langsung.
Pondasi dangkal disebut pondasi langsung,
pondasi ini digunakan apabila lapisan tanah
pada dasar pondasi yang mampu mendukung
beban yang dilimpahkan terletak tidak dalam
(berada relatif dekat dengan permukaan
tanah).
 Pondasi telapak
Pondasi telapak adalah pondasi yang berdiri sendiri dalam
mendukung kolom bangunan. Pondasi ini mendukung secara langsung
pada tanah bilamana terdapat lapisan tanah yang cukup tebal dengan
kualitas baik yang mampu mendukung bangunan itu pada permukaan
tanah atau sedikit dibawah permukaan tanah. Pondasi telapak
umumnya berbentuk bujur sangka atau persegi Panjang seperti pada
Gambar 2.1
 Pondasi menerus atau lajur
Pondasi menerus atau lajur biasa digunakan untuk
pondasi dinding, terutama digunakan pada bangunan atau
rumah tinggal tidak bertingkat. Seluruh beban atap atau beban
bangunan umumnya dipikul oleh dinding dan diteruskan
ketanah melalui pondasi menerus sepanjang dinding bangunan
seperti dalam Gambar 2.2
 Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi menerus
beban bangunan ke tanah keras atau batu yang
terletak jauh dari permukaan muka tanah asli.
Beberapa alas an umum terkait pemilihan pondasi
dalam adalah beban desain sangat besar dan tanah
yang buruk pada kedalaman dangkal
 Pondasi Tiang
Pondasi tiang digunakan bila tanah
pondasi pada kedalaman yang normal tidak
mampu mendukung bebannya dan tanah
kerasnya terletak pada kedalaman yang
sangat dalam. Pada pondasi tiang umumnya
digunakan untuk bangunan bertingkat
 Pondasi strauss
Pondasi strauss atau mini bor pile
merupakan pondasi yang pekerjaan
pembuatannya dengan cara tanah dibor secara
manual atau penggerak mata bornya digerakkan
oleh tenaga manusia. Pondasi ini digunakan bila
tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman
yang relative dalam. Kedalaman berkisar antara 2
– 6 m. Ukurannya berkisar antara diameter 20-
40 cm. Di atasnya terdapat blok beton/poer
untuk mengikat kolom dengan sloof, seperti
dalam Gambar 2.3.
Presentation1.pptx
 Perencanaan dan perhitungan daya dukung pondasi
tiang berdasarkan data sondir Perhitungan pondasi Strauss
pile di lapangan menggunakan data sondir atau cone
penetration test (CPT) seringkali sangat dipertimbangkan
berperan dari geoteknik. CPT atau sondir merupakan tes
yang cepat, sederhana, ekonomis, dan tes sondir dapat
dipercaya dilapangan dengan pengukuran terus-menerus
dari permukaan tanah dasar. CPT atau sondir dapat juga
mengklasifikasikan lapisan tanah dan dapat
memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tanah.
Didalam perencanaan pondasi strauss, data tanah sangat
diperlukan dalam merencanakan kapasitas daya dukung
(bearing capacity) tiang sebelum pembanguan dimulai,
guna menentukan kapasitas daya dukung ultimit dari
pondasi tiang.
 Menentukan dimensi strauss.
 Menetukan daya dukung pondasi (QU) (Buku Meyerhof, 1976)
 Qu =
𝑄𝐶 𝑋 𝐴
3
+ 𝐽𝐻𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑙.𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝐽𝐻𝑃 𝑋 𝐾𝑒𝑙.𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
5
(2.01)
 dengan,
◦ Menentukan daya dukung kelompok tiang
 𝐸𝑔 = 1 – Ø (
(n−1).m+(m−1).m
90.𝑛.𝑚
)
(2.02)
 Kontrol kebutuhan tiang
 QKel Tiang = Ntiang x Qu x Eg
 Qkel Tiang > Pu (Aman)
 Jika dimensi/penampang pondasi
ditentukan oleh gaya aksial/berat bangunan
yang dipikul masing-masing kolom, maka
penulangan pondasi ditentukan oleh gaya
momen dan gaya geser yang bekerja pada
pondasi tersebut.

More Related Content

Similar to Presentation1.pptx

POWER POINT gedung.pptx
POWER POINT gedung.pptxPOWER POINT gedung.pptx
POWER POINT gedung.pptxDyahPriyanti1
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan strukturDevian Tri Andriana
 
Mengidentifikasi ilmu bahan_bangunan
Mengidentifikasi ilmu bahan_bangunanMengidentifikasi ilmu bahan_bangunan
Mengidentifikasi ilmu bahan_bangunanpina mustamin
 
ilmu-bahan-beton-2a.ppt
ilmu-bahan-beton-2a.pptilmu-bahan-beton-2a.ppt
ilmu-bahan-beton-2a.pptAndin60
 
11003 5-konstitusibentukatap
11003 5-konstitusibentukatap11003 5-konstitusibentukatap
11003 5-konstitusibentukatapMeidiana86
 
PPT SIDANG GRAHA PERTAMINA [Autosaved].pptx
PPT SIDANG GRAHA PERTAMINA [Autosaved].pptxPPT SIDANG GRAHA PERTAMINA [Autosaved].pptx
PPT SIDANG GRAHA PERTAMINA [Autosaved].pptxAzharuZainunniam
 
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20Aan Kurniawan
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...Reski Aprilia
 
TUGAS MANDIRI - EFI DHANINGRUM - 5122022.pdf
TUGAS MANDIRI - EFI DHANINGRUM - 5122022.pdfTUGAS MANDIRI - EFI DHANINGRUM - 5122022.pdf
TUGAS MANDIRI - EFI DHANINGRUM - 5122022.pdfLiatngieGideon
 
MJR Permendiknas no-33-tahun-2008-tt-sarpras-slb
MJR Permendiknas no-33-tahun-2008-tt-sarpras-slbMJR Permendiknas no-33-tahun-2008-tt-sarpras-slb
MJR Permendiknas no-33-tahun-2008-tt-sarpras-slbSMK NASYRUL ULUM GEGESIK
 
Pengawasan Pelaksanaan Struktur Konstruksi Masjid Raya Ogan Ilir
Pengawasan Pelaksanaan Struktur Konstruksi Masjid Raya Ogan IlirPengawasan Pelaksanaan Struktur Konstruksi Masjid Raya Ogan Ilir
Pengawasan Pelaksanaan Struktur Konstruksi Masjid Raya Ogan IlirMelissa Soraya
 
14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums
14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums
14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 umssugito afandi
 
No. 1 materi tukang bangunan
No. 1 materi  tukang bangunanNo. 1 materi  tukang bangunan
No. 1 materi tukang bangunandekjon
 
ppt struktur.pptx
ppt struktur.pptxppt struktur.pptx
ppt struktur.pptxDinasKb
 
Presentasi skripsi ujang
Presentasi skripsi ujang  Presentasi skripsi ujang
Presentasi skripsi ujang ujang asf
 

Similar to Presentation1.pptx (20)

POWER POINT gedung.pptx
POWER POINT gedung.pptxPOWER POINT gedung.pptx
POWER POINT gedung.pptx
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
 
Mengidentifikasi ilmu bahan_bangunan
Mengidentifikasi ilmu bahan_bangunanMengidentifikasi ilmu bahan_bangunan
Mengidentifikasi ilmu bahan_bangunan
 
ilmu-bahan-beton-2a.ppt
ilmu-bahan-beton-2a.pptilmu-bahan-beton-2a.ppt
ilmu-bahan-beton-2a.ppt
 
11003 5-konstitusibentukatap
11003 5-konstitusibentukatap11003 5-konstitusibentukatap
11003 5-konstitusibentukatap
 
PPT SIDANG GRAHA PERTAMINA [Autosaved].pptx
PPT SIDANG GRAHA PERTAMINA [Autosaved].pptxPPT SIDANG GRAHA PERTAMINA [Autosaved].pptx
PPT SIDANG GRAHA PERTAMINA [Autosaved].pptx
 
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
 
Buku etabs
Buku etabsBuku etabs
Buku etabs
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
 
KP Gudang.pptx
KP Gudang.pptxKP Gudang.pptx
KP Gudang.pptx
 
TUGAS MANDIRI - EFI DHANINGRUM - 5122022.pdf
TUGAS MANDIRI - EFI DHANINGRUM - 5122022.pdfTUGAS MANDIRI - EFI DHANINGRUM - 5122022.pdf
TUGAS MANDIRI - EFI DHANINGRUM - 5122022.pdf
 
MJR Permendiknas no-33-tahun-2008-tt-sarpras-slb
MJR Permendiknas no-33-tahun-2008-tt-sarpras-slbMJR Permendiknas no-33-tahun-2008-tt-sarpras-slb
MJR Permendiknas no-33-tahun-2008-tt-sarpras-slb
 
ppt.pdf
ppt.pdfppt.pdf
ppt.pdf
 
Pengawasan Pelaksanaan Struktur Konstruksi Masjid Raya Ogan Ilir
Pengawasan Pelaksanaan Struktur Konstruksi Masjid Raya Ogan IlirPengawasan Pelaksanaan Struktur Konstruksi Masjid Raya Ogan Ilir
Pengawasan Pelaksanaan Struktur Konstruksi Masjid Raya Ogan Ilir
 
Presentasi pkl@bnpb
Presentasi pkl@bnpbPresentasi pkl@bnpb
Presentasi pkl@bnpb
 
14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums
14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums
14 konstruksi beton bertulang gedung lantai 4 ums
 
No. 1 materi tukang bangunan
No. 1 materi  tukang bangunanNo. 1 materi  tukang bangunan
No. 1 materi tukang bangunan
 
BENTNG LEBAR
BENTNG LEBARBENTNG LEBAR
BENTNG LEBAR
 
ppt struktur.pptx
ppt struktur.pptxppt struktur.pptx
ppt struktur.pptx
 
Presentasi skripsi ujang
Presentasi skripsi ujang  Presentasi skripsi ujang
Presentasi skripsi ujang
 

Recently uploaded

Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdfKelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf2210130220024
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahkrisdanarahmatullah7
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfatsira1
 
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docxKISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docxrulimustiyawan37
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIwanalifhikmi
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridYusnelMarni
 
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdfPTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdfSMP Hang Kasturi, Batam
 
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKcontoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKTaufik241763
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamabdulhamidalyFKIP
 
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxSuarniSuarni5
 
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranpower point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranapriandanu
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptxanisakhairoza
 
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxMATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxSuarniSuarni5
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxagunk4
 
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxDinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxFritzPieterMichaelNa
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptxSuarniSuarni5
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptxMateri Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptxnursamsi40
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdfKelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
 
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docxKISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
KISI-KISI DAN KARTU SOAL INFORMATIKA PAKET A.docx
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
 
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdfPTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
 
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKcontoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
 
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
 
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranpower point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
 
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptxKOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
 
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxMATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
 
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptxDEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
 
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxDinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptxMateri Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
 

Presentation1.pptx

  • 3. Latar Belakang Pembangunan gedung merupakan salah satu unsur penting dalam hal pengembangan suatu daerah. Pembangunan sebuah gedung harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar. Untuk itu perlu pembangunan gedung yang difungsikan sesuai dengan kebutuhan. Seiring dengan kebutuhan masyarakat dalam suatu daerah Untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi masyarakat. Pemerintah dapat membangun sebuah gedung sebagai fasilitas publik, salah satunya dalam pembangunan Industri yang merupakan salah satu bagian penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mengembangkan kreativitas, inovasi, serta memberdayakan budaya Industri yang bersumber dari kearifan lokal yang tumbuh di masyarakat setempat. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut maka perlu membangun fasilitas publik salah satu contohnya seperti gedung sentra ikm budaya. Dengan ini diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan fasilitas yang baik untuk mengembangkan budaya industry yang bersumber dari kearifan local.
  • 4. Salah satu contohnya pemerintah sudah membangun sebuah gedung centra Industri Kecil Menengah (IKM) di bangkalan yang berada di akses jalan suramadu, dengan di bukanya Industri Kecil Menengah (IKM) diharapkan dapat menjadi daya dorong peningkatan ekonomi di Bangkalan. Gedung yang dibangun pada tahun 2017 ini yang terletak di Kabupaten Bangkalan saat ini berjumlah 46 kelompok yang terbagi dalam tiga golongan. Yakni golongan usaha kecil menengah sebanyak 15 IKM, golongan usaha menengah 9 IKM, dan sebanyak 22 IKM golongan usaha mikro atau rumah tangga. Sempat terbengkalai akibat pengaruh dari covid 19, namun sekarang dinas perindustrian dan ketenagakerjaan kabupaten bangkalan melanjutkan pembangunan gedung sentra industri kecil menengah (IKM) ini dengan berbagai fasilitas tambahan, antara lain gedung produksi dan kreatif, musholla, toilet, pemasangan paving, taman dan pagar. Dalam penyusuan laporan magang ini tidak semua item pekerjaan dihitung dikarenakan waktu yang terbatas, sehingga penyusunan hanya mengambil beberapa pekerjaan saja, seperti pekerjaan kolom dan pondasi beton bertulang. Maka dari itu penyusun mencoba mengambil judul “Perencanaan Dan Pelaksanaan Struktur kolom dan pondasi Beton Bertulang Pada Pembangunan gedung centra ikm bangkalan”. untuk memperhitungkan perencanaan pembebanan, perencanaan pendimensian agar konstruksi yang aman, kuat dan ekonomis dari segi biaya.
  • 5. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perhitungan perencanaan pada struktur kolom? 2. Bagaimana perhitungan perencanaan pada struktur pondasi? 3. Bagaimana metode pelaksanaan yang dilakukan pada proyek pembangunan gedung produksi di Centra IKM Bangkalan?
  • 6. Tujuan 1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan laporan magang 2. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan perencanaan pada struktur kolom?. 3. Untuk mengetahui Bagaimana perhitungan perencanaan pada struktur pondasi? 4. Untuk mengetahui bagaimana metode pelaksanaan yang dilakukan pada proyek pembangunan gedung produksi di Centra IKM Bangkalan?
  • 7. 1. Agar mengetahui bagaimana perhitungan perencanaan pada struktur kolom?. 2. Agar mengetahui Bagaimana perhitungan perencanaan pada struktur pondasi? 3. Agar mengetahui bagaimana metode pelaksanaan yang dilakukan pada proyek pembangunan gedung produksi di Centra IKM Bangkalan?
  • 9.  Bangunan gedung adalah wujud fisik dari hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian (tempat tinggal), kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. (pasal 1 angka 1 UU Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan gedung).  Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencangkup pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan atau bentuk fisik lain. (pasal 1 angka 3 UU Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi).
  • 10.  Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finisihing, klading gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan layan terpasang lain termasuk berat keran. Adapun beban mati pada struktur seperti Tabel 2.1.
  • 11. No Material Berat Keterangan 1 Baja 7850 kg/m3 2 Batu alam 2600 kg/m3 3 Batu belah, batu bulat batu gunung 1500 kg/m3 Berat tumpuk 4 Batu karang 700 kg/m3 Berat tumpuk 5 Batu pecah 1450 kg/m3 6 Besi tuang 7350 kg/m3 7 Beton 2200 kg/m3 8 Beton bertulang 2400 kg/m3 9 Kayu 1000 kg/m3 10 Kerikil, koral 1650 kg/m3 Kering udara sampai lembab, tanpa diayak 11 Pasangan bata merah 1700 kg/m3 12 Pasangan batu belah, batu bulat, batu gunung 2200 kg/m3 13 Pasangan batu cetak 2200 kg/m3 14 Pasangan batu karang 1450 kg/m3 15 Pasir 1600 kg/m3 Kering udara sampai lembab 16 Pasir 1800 kg/m3 Jenuh air 17 Pasir kerikil, koral 1850 kg/m3 Kering udara sampai lembab 18 Tanah lempung dan lanau 1700 kg/m3 kering udara sampai lembab 19 Tanah, lempung, dan lanau 2000 kg/m3 Basah 20 Timah hitam/ timbel 11400 kg/m3 Tabel 2.1 Beban Mati Bahan Bangunan
  • 12. No Material Berat Keterangan 1 Adukan per cm tebal :  Dari semen  Dari kapur, semen merah/tras 21 kg/m2 17 kg/m2 2 Aspal per cm tebal: 14 kg/m2 3 Dinding pasangan bata merah :  Satu batu  Setengah batu 450 kg/m2 250 kg/m2 4 Dinding pasangan batako :  Berlubang : Tebal dinding 20 cm (HB20) Tebal dinding 10 cm (HB10)  Tanpa lubang : Tebal dinding 15 cm Tebal dinding 10 cm 200 kg/m2 120 kg/m2 300 kg/m2 200 kg/m2 5 Langit-langit & dinding, terdiri:  Semen asbes (eternit) tebal maks 4mm  Kaca, tebal 3-5 mm 11 kg/m2 10 kg/m2 Termasuk rusuk-rusuk tanpa penggantung atau pengaku 6 Lantai kayu sederhana dengan balok kayu 40 kg/m2 Tanpa langit-langit, bentang maks 5 m, beban hidup maks 200 kg/m2 7 Penggantung langi-langit ( kayu) 7 kg/m2 Bentang maks 5m, jarak s.k.s. min 0.80 m 8 Penutup atap genteng 50 kg/m2 Dengan reng dan usuk/ kaso per m2 bidang atap 9 Penutup atap sirap 40 kg/m2 Dengan reng dan usuk/ kaso per m2 bidang atap 10 Penutup atap seng gelombang (BJLS-25) 10 kg/m2 Tanpa usuk 11 Penutup lantai ubin,/cm tebal 24 kg/m2 Ubin semen portland, teraso dan beton, tanpa adukan 12 Semen asbes gelombang (5mm) 11. g/m2 Tabel 2.2 Beban Mati Komponen Gedung
  • 13.  Beban Hidup Adalah beban yang besar dan letaknya dapat berubah. Beban hidup meliputi beban orang, barang-barang gudang, beban konstruksi, beban, beban peralatan yang sedang bekerja, dan sebagainya. Pada PPIUG 1983 beban hidup pada struktur dijelaskan seperti Tabel 3.2.
  • 14. Penggunaan Berat Keterangan Lantai dan tangga rumah tinggal 200 kg/m2 Kecuali yang disebut no 2 Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana Gudang-gudang selain untuk toko, pabrik, bengkel 125 kg/m2 Sekolah, ruang kuliah Kantor Toko, toserba, Restoran Hotel Asrama Rumah sakit 250 kg/m2 Ruang olahraga 400 kg/m2 Ruang dansa 500 kg/m2 Lantai dan balkon dalam dari ruang pertemuan 400 kg/m2 Masjid, gerja, ruang pagelaran/ rapat, bioskop dengan tempat duduk tetap Panggung penonton 500 kg/m2 Tempat duduk tidak tetap/ penonton yang berdiri Tangga, borders tangga dan gang 300 kg/m2 No 3 Tangga, bordes tangga dan gang 500 kg/m2 No 4, 5, 6, 7 Ruang pelengkap 250 kg/m2 No 3, 4, 5,, 6, 7 Pabrik, bengkel, gudang Perpustakaan, r. Arsip, toko buku 400 kg/m2 Minimum Gedung parkir bertingkat: Lantai bawah Lantai tingkat lainnya 800 kg/m2 400 kg/m2 Balkon menjorok bebas keluar 300 kg/m2 Minimum Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG) 1983
  • 15.  Berdasarkan SKSNI SNI 1727:2020 dikatakan bahwa beban yang bekerja pada struktur harus dikalikan dengan faktor beban : a) Untuk beban hidup = 1,6 b) Untuk beban mati = 1,2
  • 16. a) 1,4D b) 1,2D +1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R) c) 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W) d) 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R) e) 0,9D + 1,0W Keterangan : D = beban mati W = beban angin R = beban air hujan S = beban pendamping L = beban hidup Lr = beban hidup atap
  • 17.  Struktur dan komponen struktur didesain agar mempunyai kekuatan desain di semua penampang paling sedikit dengan kekuatan perlu yang dihitung untuk beban dan gaya terfaktor dalam kombinasi sedemikian rupa seperti di tetapkan dalam standard ini. Komponen struktur juga harus memenuhi semua ketentuan standard yang lainnya untuk menjamin kinerja yang mencukupi pada tingkat beban layan. Desain struktur dari komponen struktur menggunakan kombinasi factor beban dan factor reduksi kekuatan (SNI 2847-2019 pasal 9.1.1-9.1.3)
  • 18. No Gaya atau elemen struktur ∅ Pengecualian 1 Momen, gaya aksial atau kombinasi momen dan gayaaksial 0,65 – 0,90 Didekat ujung komponen pratarik (pretension) dimana strand belum sepenuhnya bekerja, 2 Geser 0,75 Persyaratan tambahan terhadap struktur tahan gempa 3 Torsi 0,75 - 4 Tumpu (bearing) 0,65 - 5 Zona angkur pascatarik (post- tension) 0,85 - 6 Bracket dan korbel 0,75 - 7 Strut, ties, zona nodal, dan daerah tumpuan yang dirancang dengan strut-and- Tie 0,75 - 8 Komponen sambungan beton pracetak terkontrol leleh oleh elemen baja dalam Tarik 0,90 - 9 Beton polos 0,60 - 10 Angkur dalam elemen beton 0,45 – 0,75 - Tabel 2.4 Faktor reduksi kekuatan Sumber SNI 2847:2019
  • 19.  Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang bahan utamanya terdiri dari campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air dan atau tanpa bahan tambah lain dengan perbandingan tertentu. Karena beton merupakan komposit, maka kualitas beton sangat tergantung dari kualitas masing- masing material pembentuk. (Kardiyono Tjokrodimulyo, 2007)
  • 20.  Agar dihasilkan kuat desak beton yang sesuai dengan rencana diperlukan mix design untuk menentukan jumlah masing- masing bahan susun yang dibutuhkan. Disamping itu, adukan beton harus diusahakan dalam kondisi yang benar-benar homogen dengan kelecakan tertentu agar tidak terjadi segregasi. Selain perbandingan bahan susunnya, kekuatan beton ditentukan oleh padat tidaknya campuran bahan penyusun beton tersebut. Semakin kecil rongga yang dihasilkan dalam campuran beton, maka semakin tinggi kuat desak beton yang dihasilkan.
  • 21. Beton segar harus dapat dikerjakan atau dituang.  Beton yang dikerjakan harus cukup kuat untuk menahan beban dari yang telah direncanakan.  Beton tersebut harus dibuat secara ekonomis. (Kardiyono Tjokrodimulyo, 2007)
  • 22.  Semen adalah bahan jadi yang mengeras dengan adanya air (semen hidrolis) yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen- fragmen mineral menjadi suatu massa yang padat.
  • 23.  Semen type I : Untuk konstruksi biasa, dimana tidak diperlukan sifat khusus  Semen type II : Untuk konstruksi biasa, dimana diinginkan perlawanan terhadap sulfat atau hidrasi sedang.  Semen type III : Untuk konstruksi dimana diinginkan cepat mengeras dan kekuatan awal tinggi.  Semen type IV : Untuk konstruksi dimana diinginkan panas hidrasi rendah.  Semen type V : Untuk konstruksi dimana diinginkan daya tahan yang tinggi terhadap sulfat. (Nurlina,2008)
  • 24.  Agregat biasanya menempati sekitar 60% sampai 80% dari volume total beton, maka sifat-sifat agregat mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku beton yang sudah mengeras.  Agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai benda yang utuh, homogen, dan rapat, dimana agregat yang berukuran kecil berfungsi sebagai pengisi celah yang ada diantara agregat berukuran besar.
  • 25.  Agregat kasar, meliputi kerikil dan batu pecah.  Agregat halus, meliputi pasir alami. Agregat halus adalah bahan yang lolos dari ayakan no. 4 (yaitu lebih kecil dari 3/16 inci atau 5 mm). Sedangkan agregat kasar adalah bahan yang ukurannya lebih besar dari agregat halus. Agregat berbutir bulat memerlukan lebih sedikit mortar daripada agregat yang bersudut. (Nurlina, 2008)
  • 26.  Air diperlukan pada pembuatan beton agar terjadi reaksi kimiawi dengan semen untuk membasahi agregat dan untuk melumas campuran agar mudah pengerjaannya. Pada umumnya air minum dapat dipakai untuk campuran beton.  Karena pasta semen merupakan hasil reaksi kimiawi antara semen dengan air, maka yang menentukan adalah perbandingan antara air dan semen. Air yang berlebihan dapat menyebabkan banyaknya gelembung setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi tidak seluruhnya selesai. Sebagai akibatnya beton yang dihasilkan akan kurang kekuatannya. (Nurlina, 2008)
  • 27.  Beton bertulang adalah suatu kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimilki oleh beton. Tulangan baja juga dapat menahan gaya tekan sehingga digunakan pada kolom dan pada berbagai kondisi lain yang akan dijelaskan kemudian.  Hasil kombinasi dari material beton dan batangan baja sebagai tulangan dalam bentuk beton bertulang, mengkombinasikan banyak keuntungan dari masing- masing material seperti : harga yang relatif murah, daya tahan yang baik terhadap api dan cuaca, kekuatan tekan yang baik, serta kemampuan yang istimewa dari beton untuk dibentuk dan kekuatan tarik yang tinggi serta daktilitas dan keliatan yang jauh lebih besar dari pada baja.
  • 28.  kekuatan beton bertulang untuk perhitungan struktur beton bertulang ada beberapa istilah untuk menyatakan kekuatan suatu penampang sebagai berikut :  Kuat Nominal  Kuat nominal (Rn) diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi metode perencanaan sebelum dikalikan dengan nilai faktor reduksi kekuatan yang sesuai. Pada penampang beton bertulang, nilai kuat nominal bergantung pada dimensi penampang, jumlah dan letak tulangan, serta mutu beton dan baja tulangan. Jadi pada dasarnya kuat nominal ini adalah hasil hitungan kekuatan yang sebenarnya dari keadaan struktur beton bertulang pada keadaan normal. Jadi pada dasarnya kuat nominal ini adalah hasil hitungan kekuatan yang sebenarnya dari keadaan struktur beton bertulang pada keadaan normal.
  • 29. Keterangan : M = Momen V = Gaya geser T = Torsi (momen puntir) P = Gaya aksial (diperoleh dari beban nominal suatu struktur atau komponen struktur).
  • 30.  Kuat rencana (Rr), diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang diperoleh dari hasil perkalian antara kuat nominal Rn dan faktor reduksi kekuatan. Kuat rencana ini juga dapat ditulis dapat ditulis dengan simbol Mr, Vr, Tr, dan Pr. Keterangan sama seperti diatas kecuali P = diperoleh dari beban rencana yang boleh bekerja pada suatu struktur atau komponen struktur.
  • 31.  Kuat perlu (Ru), diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen dan gaya dalam yang berkaitan dengan beban tersebut dalam kombinasi beban U. Kuat perlu juga bisa ditulis dengan simbol-simbol Mu, Vu, Tu, dan Pu. dengan subscript u diperoleh dari beban terfaktor U. Karena pada dasarnya kuat rencana Rr, merupakan kekuatan gaya dalam (berada di dalam struktur), sedangkan kuat perlu Ru merupakan kekuatan gaya luar (di luar struktur) yang bekerja pada struktur, maka agar perencanaan struktur dapat dijamin keamanannya harus dipenuhi syarat berikut : Kuat rencana Rr harus > Kuat perlu Ru.
  • 32.  Menurut Suharyanto Indra, Sunarta dalam jurnalnya (2017) Fondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.
  • 33.  Sebagai kaki bangunan atau alas bangunan.  Sebagai penahan bangunan dan meneruskan beban dari atas ke dasar tanah yang cukup kuat.  Sebagai penjaga agar kedudukan bangunan tetap stabil (tetap).
  • 34. Menurut Khairul F. dalam artikelnya (2020) Pondasi bangunan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam, tergantung dari letak tanah kerasnya dan perbandingan kedalamannya kurang atau sama dengan lebar pondasi (D≤ 𝐵) dan dapat digunakan jika lapisan tanah kerasnya terletak dekat dengan permukaan tanah.
  • 35. Sedangkan pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh dari permukaan tanah. Pondasi dapat digolongkan berdasarkan kemungkinan besar beban yang harus dipikul oleh pondasi.
  • 36. Dangkal Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung. Pondasi dangkal disebut pondasi langsung, pondasi ini digunakan apabila lapisan tanah pada dasar pondasi yang mampu mendukung beban yang dilimpahkan terletak tidak dalam (berada relatif dekat dengan permukaan tanah).
  • 37.  Pondasi telapak Pondasi telapak adalah pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom bangunan. Pondasi ini mendukung secara langsung pada tanah bilamana terdapat lapisan tanah yang cukup tebal dengan kualitas baik yang mampu mendukung bangunan itu pada permukaan tanah atau sedikit dibawah permukaan tanah. Pondasi telapak umumnya berbentuk bujur sangka atau persegi Panjang seperti pada Gambar 2.1
  • 38.  Pondasi menerus atau lajur Pondasi menerus atau lajur biasa digunakan untuk pondasi dinding, terutama digunakan pada bangunan atau rumah tinggal tidak bertingkat. Seluruh beban atap atau beban bangunan umumnya dipikul oleh dinding dan diteruskan ketanah melalui pondasi menerus sepanjang dinding bangunan seperti dalam Gambar 2.2
  • 39.  Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi menerus beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak jauh dari permukaan muka tanah asli. Beberapa alas an umum terkait pemilihan pondasi dalam adalah beban desain sangat besar dan tanah yang buruk pada kedalaman dangkal
  • 40.  Pondasi Tiang Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat dalam. Pada pondasi tiang umumnya digunakan untuk bangunan bertingkat
  • 41.  Pondasi strauss Pondasi strauss atau mini bor pile merupakan pondasi yang pekerjaan pembuatannya dengan cara tanah dibor secara manual atau penggerak mata bornya digerakkan oleh tenaga manusia. Pondasi ini digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relative dalam. Kedalaman berkisar antara 2 – 6 m. Ukurannya berkisar antara diameter 20- 40 cm. Di atasnya terdapat blok beton/poer untuk mengikat kolom dengan sloof, seperti dalam Gambar 2.3.
  • 43.  Perencanaan dan perhitungan daya dukung pondasi tiang berdasarkan data sondir Perhitungan pondasi Strauss pile di lapangan menggunakan data sondir atau cone penetration test (CPT) seringkali sangat dipertimbangkan berperan dari geoteknik. CPT atau sondir merupakan tes yang cepat, sederhana, ekonomis, dan tes sondir dapat dipercaya dilapangan dengan pengukuran terus-menerus dari permukaan tanah dasar. CPT atau sondir dapat juga mengklasifikasikan lapisan tanah dan dapat memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tanah. Didalam perencanaan pondasi strauss, data tanah sangat diperlukan dalam merencanakan kapasitas daya dukung (bearing capacity) tiang sebelum pembanguan dimulai, guna menentukan kapasitas daya dukung ultimit dari pondasi tiang.
  • 44.  Menentukan dimensi strauss.  Menetukan daya dukung pondasi (QU) (Buku Meyerhof, 1976)  Qu = 𝑄𝐶 𝑋 𝐴 3 + 𝐽𝐻𝑃 𝑥 𝑘𝑒𝑙.𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐽𝐻𝑃 𝑋 𝐾𝑒𝑙.𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 5 (2.01)  dengan, ◦ Menentukan daya dukung kelompok tiang  𝐸𝑔 = 1 – Ø ( (n−1).m+(m−1).m 90.𝑛.𝑚 ) (2.02)  Kontrol kebutuhan tiang  QKel Tiang = Ntiang x Qu x Eg  Qkel Tiang > Pu (Aman)
  • 45.  Jika dimensi/penampang pondasi ditentukan oleh gaya aksial/berat bangunan yang dipikul masing-masing kolom, maka penulangan pondasi ditentukan oleh gaya momen dan gaya geser yang bekerja pada pondasi tersebut.