2. Gangguan
perkembangan masa anak adalah
berbagai jenis masalah perkembangan yang
potensial terjadi pada masa, yaitu usia anak
0-12 tahun.
Pada dasarnya, tiap-tiap tahap
perkembangan memiliki potensi gangguan
perkembangan berbeda-beda, tergantung
pada tugas perkembangan yang diemban
masing-masing usia.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
2
3. usia
bayi gangguan pada perkembangan
berbahasa, pertumbuhan , demam tinggi yang
berisiko memunculkan gangguan lainnya.
usia sekolah aktivitas anak mencapai puncaknya
kemungkinan terjadinya kelelahan atau
kecelakaan yang dapat menimbulkan gangguan
perkembangan motorik.
Gangguan perkembangan lain yang banyak muncul
pada masa anak gangguan bicara, gangguan
berbahasa, keterlambatan mental, autism, lambat
belajar, gangguan pemusatan perhatian (attention
deficit disorder)
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
3
4. Pentingnya Deteksi Dini Masa anak masa anak
merupakan dasar pembentukan fisik dan
kepribadian pada masa berikutnya masa anak
merupakan "masa emas" mempersiapkan seorang
individu menghadapi tuntutan zaman sesuai
potensinya.
Jika terjadi gangguan perkembangan, apa pun
bentuknya, deteksi yang dilakukan sedini mungkin
merupakan kunci penting keberhasilan program
intervensi yang dilakukan. Semakin dini gangguan
perkembangan terdeteksi, semakin tinggi pula
kemungkinan tercapainya tujuan intervensi atau
koreksi atas gangguan yang terjadi.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
4
5. Kenali
tugas perkembangan sesuai usia anak tugastugas yang harus dimiliki anak pada usia tertentu.
Penilaian baik-buruknya perkembangan anak tergantung
pada tercapainya tuntutan atau tugas perkembangan
sesuai usianya Misalnya, tugas perkembangan masa
bayi adalah merangkak, berdiri, berjalan (dalam hal
perkembangan motorik), mengoceh,dan mengucapkan
kata (perkembangan bahasa); tugas perkembangan masa
kanak-kanak (3-6 tahun) adalah berkomunikasi dengan
orang lain,belajar kemandirian, dan mempersiapkan diri
masuk sekolah.
Mengenali tugas perkembangan sesuai usia anak
memungkinkan deteksi dini gangguan perkembangan.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
5
6. Kenali pola dan irama perkembangan anak Secara
universal anak memiliki pola (urutan) perkembangan yang
sama.
Meskipun memiliki pola sama, anak bisa memiliki irama
(kecepatan) perkembangan berbeda dari anak lain Anak
mungkin mulai berbicara pada usia 14 bulan, tetapi dia
belum bisa berjalan tanpa bantuan; Sementara anak lain
dengan usia yang sama sudah mampu berjalan sendiri, tapi
tidak mengucapkan kata-kata.
Pemenuhan tugas perkembangan merupakan patokan umum
yang seharusnya dicapai dalam rentang usia tertentu
stimulasi pada anak memang perlu terus-menerus
dilakukan,tapi jangan sampai memaksa anak melakukan apa
yang diharapkan orangtua lebih penting mengenali apakah
anak ybs. memenuhi pola yang normal meskipun
kecepatannya bisa berbeda dengan anak lain.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
6
7. Pihak sekolah juga diharapkan dapat memberi peluang
terjadinya transfer informasi tentang berbagai gangguan
perkembangan anak Lakukan pencatatan serta
pengamatan terhadap perkembangan anak dan perubahan
dalam lingkungannya.
Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan salah satu
sarana memperoleh catatan perkembangan anak, khususnya
anak di bawah usia lima tahun.
Meskipun tidak dimungkiri bahwa perkembangan mental dan
psikologis berpengaruh timbal balik secara erat dengan
perkembangan fisik, perubahan dan gejala lain di luar
perkembangan fisik, kurang mendapat perhatian
(misalnya,perkembangan berbahasa,rentang konsentrasi,
perkembangan motorik halus dan motorik kasar).
Hal-hal yang perlu diamati disesuaikan tugas perkembangan
pada usianya dan kebiasaan masing-masing anak. Carilah
informasi jika Anda mencurigai perubahan, kelambatan, atau
perilaku yang tampaknya kurang wajar.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
7
8. Mengapa
hrs sgr ditangani?
Bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan
menimbulkan berbagai bentuk gangguan
emosional (psikiatrik) yang akan berdampak
buruk bagiperkembangan kualitas hidupnya di
kemudian hari
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
8
9. a. Mudah menangkap pelajaran, petunjuk, atau
instruksi yang diberikan, tetapi cenderung malas
melakukan aktivitas belajar, mudah bosan,
meremehkan, bahkan penolakan.
b. Memiliki pengetahuan yang luas, tetapi cenderung
kurang mampu melakukan tugas-tugas akademik
secara akurat dan memuaskan.
c. Dikenal sebagai siswa yang cukup pandai, tetapi
mengalami kesulitan dalam satu atau lebih bidang
akademik dan tidak mampu memanfaatkan
kepandaiannya tersebut untuk mencapai prestasi
akademik tinggi.
d. Memiliki kesenjangan yang cukup signifikan antara
skor tes kemampuan verbal dan performennya.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
9
10. e. Memiliki daya tangkap yang bagus, tetapi
cenderung hiperaktif dan kurang mampu
menyeuaikan diri.
f. Memiliki daya imaginatif yang tinggi, tetapi
cenderung emosional.
g. Mampu mengambil keputusan dengan cepat,
tetapi cenderung kurang disertai pertimbangan
yang matang, terburu-buru, semaunya.
h. Lebih cepat dalam belajar dan mengerjakan
suatu persoalan, tetapi cenderung malas dan
memiliki toleransi yang rendah terhadap
frustrasi.
i. Lebih percaya diri, tetapi cenderung
meremehkan dan menolak tugas-tugas yang
diberikan dengan berbagai alasan.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
10
11. Anak
yang sulit mengendari sepeda, mengancingkan
baju atau menggunakan gunting, merupakan salah
satu ciri dari gangguan perkembangan koordinasi
motorik (development coordination
disorder/DCD).
DCD diketahui diderita 1 dari 20 anak usia sekolah.
Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan
motorik, terutama motorik halus. Sebenarnya
gangguan ini mengenai motorik kasar dan motorik
halus, tetapi yang sangat berpengaruh pada fungsi
belajar adalah fungsi motorik halusnya.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
11
12. Manifestasinya berupa perkembangan motorik anak sejak
bayi hingga usia tertentu terlambat, misalnya duduk,
tengkurap, merangkak, berlari. Kemampuan olahraga anak
juga kurang. Anak lebih sulit mengatur keseimbangan
setelah melakukan gerakan dan keseimbangan saat berdiri.
Anak DCD biasanya juga mengalami gangguan lain, seperti
gangguan konsentrasi atau masalah keterlambatan bicara
pada anak.
anak dengan fungsi koordinasi yang buruk akan berdampak
pada kemampuannya melakukan aktivitas fisik dan dalam
waktu lama bisa memengaruhi berat badannya.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
12
13. GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK
• GAMBARAN UTAMA ADALAH HENDAYA (gangguan)
BERAT DALAM PERKEMBANGAN KOORDINASI
MOTORIK, YANG TIDAK DISEBABKAN OLEH
RETARDASI MENTAL, GANGGUAN NEUROLOGIS YG
DIDAPAT, MAUPUN KONGENITAL.
• GANGGUAN INI BISA BERSAMAAN DENGAN
KESULITAN BICARA
• ANAK TAMPAK ANEH DALAM BERJALAN, SERING
JATUH, TERSANDUNG, DAN MENABRAK
• LAMBAT BELAJAR BERLARI, MELOMPAT, DAN NAIK
TURUN TANGGA
• KESULITAN MENGIKAT SEPATU
• KESULITAN MEMASANG DAN MELEPASKAN KANCING,
MELEMPAR DAN MENANGKAP BOLA
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
13
14. • ANAK TAMPAK LAMBAN DALAM GERAK HALUS &
KASAR
• BENDA YANG DIPEGANG SERING JATUH
• TIDAK PANDAI MENGGAMBAR, TULISANNYA SANGAT
JELEK
• SULIT MENGERJAKAN PERMAINAN JIGSAW,
MENGGUNAKAN PERMAINAN YANG
KONSTRUKSIONAL
• SERING DISEBUT JUGA : THE CLUMSY CHILD
SYNDROME
• SERING DIJUMPAI KESULITAN BERSEKOLAH, PADA
BEBERAPA KASUS BERSAMAAN DENGAN GANGGUAN
PERKEMBANGAN EMOSIONAL DAN PERILAKU.
• PADA BEBERAPA KASUS , DIJUMPAI ADANYA
RIWAYAT KOMPLIKASI PERINATAL MISALNYA BERAT
BADAN LAHIR RENDAH
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
14
15. II. GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBICARA
DAN BERBAHASA
-POLA NORMAL PENGUASAAN BAHASA TERGANGGU
SEJAK FASE AWAL PERKEMBANGAN
-TIDAK ADA GANGGUAN NEUROLOGIK, TIDAK ADA
KETULIAN, ATAU GANGGUAN DARI RONGGA MULUT
-TIDAK DIDAPATKAN ADANYA MENTAL RETARDASI
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
15
16. MACAM
GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBAHASA
1. GANGGUAN ARTIKULASI BERBICARA :
- PENGGUNAAN SUARA SESUAI DENGAN USIA
MENTALNYA
- TINGKAT KEMAMPUAN BAHASANYA NORMAL
- BERATNYA GANGGUAN ARTIKULASI DILUAR BATAS
VARIASI NORMAL - BAGI USIA MENTAL ANAK
- INTELEGENSIA NORMAL
- KEMAMPUAN BERBAHASA EKSPRESIF DAN RESEPTIF
NORMAL
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
16
17. 2. GANGGUAN BERBICARA EKSPRESIF
KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGEKSPRESIKAN
BAHASA DENGAN BERBICARA , DIBAWAH RATA2
ANAK DALAM USIA MENTALNYA TETAPI PENGERTIAN
BAHASA DALAM BATAS NORMAL
BISA DISERTAI DENGAN GANGGUAN ARTIKULASI
GEJALANYA :
• -KOSA KATA YANG TERBATAS
• -KESULITAN DALAM MEMILIH DAN MENGGANTI
KATA2 YANG TEPAT
• -PENGGUNAAN SECARA BERLEBIHAN BEBERAPA
KATA2
• -MEMENDEKKAN KATA2 YG SEHARUSNYA BERBUNYI
PANJANG
• -KESALAHAN KALIMAT
• -KEHILANGAN AWALAN ATAU AKHIRAN
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
17
18. GANGGUAN BERBICARA EKSPRESIF
• -GAGAL DALAM MENGGUNAKAN ATURAN TATA
BAHASA SEPERTI KATA PENGHUBUNG, KATA GANTI
DSB
• -KESULITAN MENGURUT KEJADIAN YANG TELAH
LEWAT.
• -SERING DISERTAI KELAINAN BUNYI KATA YANG
DIHASILKAN
• -PENGGUNAAN BAHASA NON VERBAL TIDAK
TERGANGGU
• (SEBAGAI PEDOMAN PERKEMBANGAN BAHASA
NORMAL : USIA 2 TAHUN MENGUCAPKAN BEBERAPA
KATA &
• USIA 3 TH MENGERTI BEBERAPA KATA YANG
TERANGKUM DALAM KALIMAT SEDERHANA.)
2.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
18
19. 3. GANGGUAN BERBAHASA RESEPTIF
• PENGERTIAN BAHASA NYA DIBAWAH KEMAMPUAN
RATA2 ANAK SESUAI UMUR MENTALNYA
• TIDAK DIDAPATKAN ADANYA GANGGUAN
PERKEMBANGAN PERVASIF
• BIASANYA DISERTAI GANGGUAN BERBAHASA
EKSPRESIF
• GANGGUAN INI BIASANYA DISERTAI DENGAN
GANGGUAN EMOSIONAL DAN PERILAKU.
• ( PADA USIA 18 BULAN, MAMPU MENGIDENTIFIKASI
BEBERAPA OBYEK & PADA USIA 2 TAHUN BISA
MENGIKUTI INSTRUKSI2 SEDERHANA)
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
19
20. III. GANGGUAN PERKEMBANGAN BELAJAR
• DIMULAI SEJAK AWAL PERKEMBANGAN
• TIDAK DISEBABKAN RETARDASI MENTAL, KELAINAN
NEUROLOGIS, GANGGUAN VISUAL, MAUPUN
PENDENGARAN.
• BIASANYA BERSAMAAN DENGAN SINDROMA KLINIS
YANG LAIN, SEPERTI GANGGUAN PEMUSATAN
PERHATIAN, GANGGUAN TINGKAH LAKU ATAU
GANGGUAN PERKEMBANGAN YANG LAIN.
• ETIOLOGI SECARA PASTI TIDAK DIKETAHUI, DIDUGA
FAKTOR BIOLOGIS YANG BERINTERAKSI DENGAN
KESEMPATAN BELAJAR & KUALITAS PENGAJARAN
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
20
21. 1. GANGGUAN MEMBACA/ DISLEKSIA
• BIASANYA DIDAHULUI OLEH RIWAYAT GANGGUAN
PERKEMBANGAN BERBICARA ATAU BERBAHASA.
• PADA AWALNYA DIDAHULUI KESULITAN MENGUCAPKAN ABJAD,
MEMBERI IRAMA DARI KATA YANG DIUCAPKAN, KEMUDIAN
TERJADI KESALAHAN MEMBACA , DIANTARANYA :
A. ADA KATA2 YANG DIHILANGKAN
B. KECEPATAN MEMBACA YANG LAMBAT
C. SALAH MEMULAI, RAGU2, TIDAK TEPAT MENYUSUN KALIMAT
D. SUSUNAN KATA2 YANG TERBALIK
E. KETIDAK MAMPUAN MENYEBUT KEMBALI ISI BACAAN
F. KETIDAK MAMPUAN MENARIK KESIMPULAN MATERI BACAAN
G. KETIDAK MAMPUAN DALAM MENJAWAB PERTANYAAAN
PERIHAL BACAAN , MENGGUNAKAN PENGETAHUAN UMUM
DARI PADA HASIL BACAANNYA.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
21
22. 2. GANGGUAN BERHITUNG/DISKALKULIA
• KEKURANGANNYA ADALAH PENGUASAAN PADA
KEMAMPUAN DASAR BERHITUNG YAITU : TAMBAH,
KURANG, BAGI & KALI
3. GANGGUAN MENULIS/DYSGRAPHIA
KESULITAN MENULIS TANGAN, MENGEJA,
MENGORGANISIR IDE
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
22
23. IV. AUTISME MASA KANAK
• MUNCUL SEBELUM USIA 3 TAHUN
• TIDAK JELAS ADANYA PERKEMBANGAN YANG
NORMAL SEBELUMNYA
• HENDAYA KUALITATIF DALAM INTERAKSI SOSIAL
YANG BERBENTUK : APRESIASI YG TDK ADEKUAT
TERHADAP ISYARAT SOSIO EMOSIONAL
• KURANGNYA PENGGUNAAN KETRAMPILAN
BERBAHASA
• HENDAYA DALAM PERMAINAN IMAGINATIF
• POLA PERILAKU , MINAT DAN KEGIATAN TERBATAS
BERULANG DAN STEREO TIPIK
• KELEKATAN YANG KHAS TERHADAP BARANG YANG
ANEH, KHUSUSNYA BENDA YANG TIDAK LUNAK
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
23
24. Ginanjar
(2001): autisme adalah gangguan
perkembangan yang kompleks yang disebabkan oleh
adanya kerusakan pada otak, sehingga
mengakibatkan gangguan pada perkembangan
komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi,
sensoris, dan belajar.
Widyawati (1997): gangguan autistik atau autisme
juga sering disebut autisme infantil salah satu
dari kelompok gangguan perkembangan pervasif
yang paling dikenal dan mempunyai ciri khas:
Adanya gangguan yang menetap pada interaksi
sosial, komunikasi yang menyimpang,dan pola
tingkah laku yang terbatas serta stereotip. Fungsi
yang abnormal ini biasanya telah muncul sebelum
usia 3 tahun. Lebih dari dua per tiga mempunyai
fungsi di bawah rata-rata.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
24
25. Interaksi
sosial pada anak autisme dibagi dalam 3
kelompok, yaitu:
Menyendiri (aloof): banyak terlihat pada anak-anak
yang menarik diri, acuh tak acuh, dan akan kesal
bila diadakan pendekatan sosial serta menunjukkan
perilaku serta perhatian yang terbatas (tidak
hangat).
Pasif: dapat menerima pendekatan sosial dan
bermain dengan anak lain jika pola permainannya
disesuaikan dengan dirinya.
Aktif tapi aneh: secara spontan akan mendekati
anak lain, namun interaksi ini sering kali tidak
sesuai dan sering hanya sepihak.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
25
26. Hambatan sosial pada anak autisme akan berubah sesuai
dengan perkembangan usia. Biasanya, dengan
bertambahnya usia maka hambatan tampak semakin
berkurang.
Sejak tahun pertama, anak autisme mungkin telah
menunjukkan adanya gangguan pada interaksi sosial
yang timbal balik, seperti menolak untuk
disayang/dipeluk, tidak menyambut ajakan ketika akan
diangkat dengan mengangkat kedua lengannya, kurang
dapat meniru pembicaraan atau gerakan badan, gagal
menunjukkan suatu objek kepada orang lain, serta
adanya gerakan pandangan mata yang abnormal.
Permainan yang bersifat timbal balik mungkin tidak
akan terjadi.
Sebagian anak autisme tampak acuh tak acuh atau tidak
bereaksi terhadap pendekatan orangtuanya, sebagian
lainnya malahan merasa cemas bila berpisah dan
melekat pada orangtuanya.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
26
27. Anak
autisme gagal dalam mengembangkan
permainan bersama teman-temannya, mereka lebih
suka bermain sendiri. Keinginan untuk menyendiri
akan makin menghilang dengan bertambahnya usia.
Walaupun mereka berminat untuk mengadakan
hubungan dengan teman, sering kali terdapat
hambatan karena ketidakmampuan mereka untuk
memahami aturan-aturan yang berlaku dalam
interaksi sosial. Kesadaran sosial yang kurang
mungkin menyebabkan mereka tidak mampu
memahami ekspresi wajah orang, mengekspresikan
perasaannya dalam bentuk vokal maupun ekspresi
wajah, shg. anak autisme tidak dapat berempati
kepada orang lain yang merupakan kebutuhan
penting dalam interaksi sosial normal.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
27
28. Hambatan
kualitatif dalam komunikasi
verbal/non-verbal dan dalam bermain
Keterlambatan dan abnormalitas dalam berbahasa
serta berbicara merupakan keluhan yang sering
diajukan para orangtua, sekitar 50% mengalami hal
ini:
Bergumam yang biasanya muncul sebelum dapat
mengucapkan kata-kata, mungkin tidak tampak
pada anak autisme.
Sering mereka tidak memahami ucapan yang
ditujukan pada mereka.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
28
29. Biasanya
mereka tidak menunjukkan atau memakai
gerakan tubuh untuk menyampaikan keinginannya,
tetapi dengan mengambil tangan orangtuanya untuk
mengambil objek yang dimaksud.
Mereka mengalami kesukaran dalam memahami arti
kata-kata serta kesukaran dalam menggunakan
bahasa dalam konteks yang sesuai dan benar.
Bahwa satu kata mempunyai banyak arti mungkin
sulit untuk dapat dimengerti oleh mereka. Anak
autisme sering mengulang kata-kata yang baru saja
mereka dengar atau yang pernah mereka dengar
sebelumnya tanpa maksud untuk berkomunikasi.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
29
30. Bila
bertanya sering menggunakan kata ganti orang
dengan terbalik, seperti "saya" menjadi "kamu" dan
menyebut diri sendiri sebagai "kamu".
Mereka sering berbicara pada diri sendiri dan
mengulang potongan kata atau lagu dari iklan
televisi dan mengucapkannya di muka orang lain
dalam suasana yang tidak sesuai.
Penggunaan kata-kata yang aneh atau dalam arti
kiasan, seperti seorang anak berkata "sembilan"
setiap kali ia melihat kereta api.
Anak-anak ini juga mengalami kesukaran dalam
berkomunikasi walaupun mereka dapat berbicara
dengan baik, karena tidak tahu kapan giliran
mereka berbicara, memilih topik pembicaraan, atau
melihat kepada lawan bicaranya.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
30
31. Mereka akan terus mengulang-ulang pertanyaan biarpun
mereka telah mengetahui jawabannya atau
memperpanjang pembicaraan tentang topik yang
mereka sukai tanpa mempedulikan lawan bicaranya.
Bicaranya sering dikatakan monoton, kaku, dan
menjemukan. Mereka juga sukar mengatur volume
suaranya, tIdak tahu kapan mesti merendahkan volume
suaranya, misal di restoran atau sedang membicarakan
hal-hal yang bersifat pribadi.
Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan atau
emosinya melalui nada suara.
Komunikasi non-verbal juga mengalami gangguan.
Mereka sering tidak menggunakan gerakan tubuh dalam
berkomunikasi untuk mengekspresikan perasaannya atau
untuk merabarasakan perasaan orang lain, misalnya
menggelengkan kepala, melambaikan tangan,
mengangkat alis, dan lain sebagainya.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
31
32. Aktivitas dan minat yang terbatas
Abnormalitas dalam bermain terlihat pada anak
autisme, seperti stereotip, diulang-ulang, dan tidak
kreatif.
Beberapa anak tidak menggunakan mainannya dengan
sesuai, juga kemampuannya untuk menggantikan suatu
benda dengan benda lain yang sejenis sering tidak
sesuai.
Anak autisme menolak adanya perubahan lingkungan
dan rutinitas baru. Contohnya seorang anak autisme
akan mengalami kesukaran bila jalan yang biasa ia
tempuh ke sekolah diubah atau piring yang biasa ia
pakai untuk makan diganti.
Mainan baru mungkin akan ditolak berminggu-minggu
sampai kemudian baru bisa ia terima.
Mereka kadang juga memaksakan rutinitas pada orang
lain, contohnya seorang anak laki-laki akan menangis
bila waktu naik tangga sang ibu tidak menggunakan kaki
kanannya terlebih dahulu.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
32
33. Mereka juga sering memaksa orangtua untuk mengulang
suatu kata atau potongan kata.
Dalam hal minat: terbatas, sering aneh, dan diulangulang. Misalnya, mereka sering membuang waktu
berjam-jam hanya untuk memainkan saklar lampu,
memutar-mutar botol, atau mengingat-ingat rute kereta
api.
Mereka mungkin sulit dipisahkan dari suatu benda yang
tidak lazim dan menolak meninggalkan rumah tanpa
benda tersebut. Misalnya, seorang anak laki-laki yang
selalu membawa penghisap debu ke mana pun ia pergi.
Stereotip tampak pada hampir semua anak autisme,
termasuk melompat turun naik, memainkan jari-jari
tangannya di depan mata, menggoyang-goyang
tubuhnya, atau menyeringai.
Mereka juga menyukai objek yang berputar, seperti
mengamati putaran kipas angin atau mesin cuci.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
33
34.
Gangguan kognitif
Hampir 75-80% anak autisme mengalami retardasi mental
dengan derajat rata-rata sedang. Menarik untuk diketahui
bahwa beberapa anak autisme menunjukkan kemampuan
memecahkan masalah yang luar biasa, seperti mempunyai
daya ingat yang sangat baik dan kemampuan membaca yang
di atas batas penampilan intelektualnya.
Sebanyak 50% dari idiot savants, yakni orang dengan
retardasi mental yang menunjukkan kemampuan luar biasa,
seperti menghitung kalender, memainkan satu lagu hanya
dari sekali mendengar, mengingat nomor-nomor telepon yang
ia baca dari buku telepon, adalah seorang penyandang
autisme.
Gangguan perilaku motorik
Kebanyakan anak autisme menunjukkan adanya stereotip,
seperti bertepuk-tepuk tangan dan menggoyang-goyangkan
tubuh. Hiperaktif biasa terjadi terutama pada anak
prasekolah. Namun, sebaliknya, dapat terjadi hipoaktif.
Beberapa anak juga menunjukkan gangguan pemusatan
perhatian dan impulsivitas. Juga didapatkan adanya
koordinasi motorik yang terganggu, tiptoe walking,
clumsiness, kesulitan belajar mengikat tali sepatu, menyikat
gigi, memotong makanan, dan mengancingkan baju.
34
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
35.
Respons abnormal terhadap perangsangan indera
Beberapa anak menunjukkan hipersensitivitas terhadap suara
(hiperakusis) dan menutup telinganya bila mendengar suara yang
keras seperti suara petasan, gonggongan anjing, atau sirine polisi.
Anak yang lain mungkin justru lebih tertarik dengan suara jam
tangan atau remasan kertas. Sinar yang terang, termasuk sinar
lampu sorot di ruang praktik dokter gigi, mungkin membuatnya
tegang walaupun pada beberapa anak malah menyukai sinar.
Mereka mungkin sangat sensitif terhadap sentuhan, memakai baju
yang terbuat dari serat yang kasar, seperti wol, atau baju dengan
label yang masih menempel, atau berganti baju dari lengan pendek
menjadi lengan panjang. Semua itu dapat membuat mereka
tempertantrums.
Di lain pihak, ada juga anak yang tidak peka terhadap rasa sakit
dan tidak menangis saat mengalami luka yang parah. Anak mungkin
tertarik pada rangsangan indera tertentu seperti objek yang
berputar.
Gangguan tidur dan makan
Gangguan tidur berupa terbaliknya pola tidur, terbangun tengah
malam. Gangguan makan berupa keengganan terhadap makanan
tertentu karena tidak menyukai tekstur atau baunya, menuntut
hanya makan jenis makanan yang terbatas, menolak mencoba
makanan baru, dapat sangat menyulitkan para orangtua.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
35
36.
Gangguan afek dan mood
Beberapa anak menunjukkan perubahan mood yang tiba-tiba,
mungkin menangis atau tertawa tanpa alasan yang jelas. Sering
tampak tertawa sendiri, dan beberapa anak tampaknya mudah
menjadi emosional. Rasa takut yang sangat kadang-kadang muncul
terhadap objek yang sebetulnya tidak menakutkan. Cemas
perpisahan yang berat, juga depresi berat mungkin ditemukan pada
anak autisme.
Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan agresivitas
melawan orang lain
Ada kemungkinan mereka menggigit tangan atau jari sendiri sampai
berdarah, membentur-benturkan kepala, mencubit, menarik
rambut sendiri, atau memukul diri sendiri. Tempertantrums,
ledakan agresivitas tanpa pemicu, dan kurang perasaan terhadap
bahaya, dapat terjadi pada anak autisme.
Gangguan kejang
Terdapat kejang epilepsi pada sekitar 10--25% anak autisme. Ada
korelasi yang tinggi antara serangan kejang dengan beratnya
retardasi mental dan derajat disfungsi susunan syaraf pusat.
Kondisi fisik yang khas
Dilaporkan bahwa anak autisme usia 2-7 tahun, tubuhnya lebih
dibanding anak seusianya dan saudaranya.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
36
37. Diagnosis Banding
Gangguan autisme musti dibedakan dengan:
Retardasi mental: ketrampilan sosial dan komunikasi
verbal atau non-verbal pada anak retardasi mental
sesuai dengan usia mental mereka. Tes inteligensi
biasanya menunjukkan suatu penurunan yang
menyeluruh dari berbagai tes. Berbeda dengan anak
autisme yang hasil tesnya tidak menunjukkan hasil yang
rata-rata sama. Kebanyakan anak dengan taraf retardasi
yang berat dan usia mental yang sangat rendah
menunjukkan tanda-tanda autisme yang khas, seperti
gangguan dalam interaksi sosial, stereotip, dan
buruknya kemampuan berkomunikasi.
Skizofrenia: kebanyakan anak dengan skizofrenia secara
umum tampak normal pada saat bayi sampai usia 2-3
tahun, dan baru kemudian muncul halusinasi, gejala
yang tidak terdapat pada autisme. Biasanya anak
dengan skizofrenia tidak retardasi mental, sedangkan
pada autisme sekitar 75-80% adalah retardasi mental.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
37
38. PENANGAN YANG SPESIFIK, YAKNI:
Anak:
Ajari keterampilan berkomunikasi (non-verbal).
Tingkatkan ketrampilan sosial (dengan peragaan).
Medis
Konsultasi endokrinologi: untuk mengatasi
agresivitas seksual. Konnsultasi neurologi: untuk
menyingkirkan adanya kejang lobus temporalis dan
sindrom hipotalamik.
Lingkungan
Lingkungan harus aman, teratur, dan responsif.
Sekolah:
Periksa prestasi akademik yang diharapkan. Catat
reaksi dari teman-teman. Coba kurangi tuntutan
dan perubahan. Konsultasi dengan para ahli.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
38