SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 38
Baixar para ler offline
RATNA WIDIASTUTI, S.Psi., M.A., Psi.
BK-FKIP-UNIVERSITAS LAMPUNG

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

1
 Gangguan

perkembangan masa anak adalah
berbagai jenis masalah perkembangan yang
potensial terjadi pada masa, yaitu usia anak
0-12 tahun.
 Pada dasarnya, tiap-tiap tahap
perkembangan memiliki potensi gangguan
perkembangan berbeda-beda, tergantung
pada tugas perkembangan yang diemban
masing-masing usia.

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

2
 usia

bayi  gangguan pada perkembangan
berbahasa, pertumbuhan , demam tinggi yang
berisiko memunculkan gangguan lainnya.
 usia sekolah  aktivitas anak mencapai puncaknya
 kemungkinan terjadinya kelelahan atau
kecelakaan yang dapat menimbulkan gangguan
perkembangan motorik.
 Gangguan perkembangan lain yang banyak muncul
pada masa anak  gangguan bicara, gangguan
berbahasa, keterlambatan mental, autism, lambat
belajar, gangguan pemusatan perhatian (attention
deficit disorder)

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

3
Pentingnya Deteksi Dini Masa anak  masa anak
merupakan dasar pembentukan fisik dan
kepribadian pada masa berikutnya  masa anak
merupakan "masa emas" mempersiapkan seorang
individu menghadapi tuntutan zaman sesuai
potensinya.
 Jika terjadi gangguan perkembangan, apa pun
bentuknya, deteksi yang dilakukan sedini mungkin
merupakan kunci penting keberhasilan program
intervensi yang dilakukan. Semakin dini gangguan
perkembangan terdeteksi, semakin tinggi pula
kemungkinan tercapainya tujuan intervensi atau
koreksi atas gangguan yang terjadi.


Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

4
 Kenali

tugas perkembangan sesuai usia anak  tugastugas yang harus dimiliki anak pada usia tertentu.
 Penilaian baik-buruknya perkembangan anak tergantung
pada tercapainya tuntutan atau tugas perkembangan
sesuai usianya  Misalnya, tugas perkembangan masa
bayi adalah merangkak, berdiri, berjalan (dalam hal
perkembangan motorik), mengoceh,dan mengucapkan
kata (perkembangan bahasa); tugas perkembangan masa
kanak-kanak (3-6 tahun) adalah berkomunikasi dengan
orang lain,belajar kemandirian, dan mempersiapkan diri
masuk sekolah.
 Mengenali tugas perkembangan sesuai usia anak
memungkinkan deteksi dini gangguan perkembangan.

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

5
Kenali pola dan irama perkembangan anak  Secara
universal anak memiliki pola (urutan) perkembangan yang
sama.
 Meskipun memiliki pola sama, anak bisa memiliki irama
(kecepatan) perkembangan berbeda dari anak lain  Anak
mungkin mulai berbicara pada usia 14 bulan, tetapi dia
belum bisa berjalan tanpa bantuan; Sementara anak lain
dengan usia yang sama sudah mampu berjalan sendiri, tapi
tidak mengucapkan kata-kata.
 Pemenuhan tugas perkembangan merupakan patokan umum
yang seharusnya dicapai dalam rentang usia tertentu 
stimulasi pada anak memang perlu terus-menerus
dilakukan,tapi jangan sampai memaksa anak melakukan apa
yang diharapkan orangtua  lebih penting mengenali apakah
anak ybs. memenuhi pola yang normal meskipun
kecepatannya bisa berbeda dengan anak lain.


Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

6
Pihak sekolah juga diharapkan dapat memberi peluang
terjadinya transfer informasi tentang berbagai gangguan
perkembangan anak  Lakukan pencatatan serta
pengamatan terhadap perkembangan anak dan perubahan
dalam lingkungannya.
 Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan salah satu
sarana memperoleh catatan perkembangan anak, khususnya
anak di bawah usia lima tahun.
 Meskipun tidak dimungkiri bahwa perkembangan mental dan
psikologis berpengaruh timbal balik secara erat dengan
perkembangan fisik, perubahan dan gejala lain di luar
perkembangan fisik, kurang mendapat perhatian
(misalnya,perkembangan berbahasa,rentang konsentrasi,
perkembangan motorik halus dan motorik kasar).
 Hal-hal yang perlu diamati disesuaikan tugas perkembangan
pada usianya dan kebiasaan masing-masing anak. Carilah
informasi jika Anda mencurigai perubahan, kelambatan, atau
perilaku yang tampaknya kurang wajar.


Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

7
 Mengapa

hrs sgr ditangani?
 Bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan
menimbulkan berbagai bentuk gangguan
emosional (psikiatrik) yang akan berdampak
buruk bagiperkembangan kualitas hidupnya di
kemudian hari

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

8
a. Mudah menangkap pelajaran, petunjuk, atau
instruksi yang diberikan, tetapi cenderung malas
melakukan aktivitas belajar, mudah bosan,
meremehkan, bahkan penolakan.
b. Memiliki pengetahuan yang luas, tetapi cenderung
kurang mampu melakukan tugas-tugas akademik
secara akurat dan memuaskan.
c. Dikenal sebagai siswa yang cukup pandai, tetapi
mengalami kesulitan dalam satu atau lebih bidang
akademik dan tidak mampu memanfaatkan
kepandaiannya tersebut untuk mencapai prestasi
akademik tinggi.
d. Memiliki kesenjangan yang cukup signifikan antara
skor tes kemampuan verbal dan performennya.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

9
e. Memiliki daya tangkap yang bagus, tetapi
cenderung hiperaktif dan kurang mampu
menyeuaikan diri.
f. Memiliki daya imaginatif yang tinggi, tetapi
cenderung emosional.
g. Mampu mengambil keputusan dengan cepat,
tetapi cenderung kurang disertai pertimbangan
yang matang, terburu-buru, semaunya.
h. Lebih cepat dalam belajar dan mengerjakan
suatu persoalan, tetapi cenderung malas dan
memiliki toleransi yang rendah terhadap
frustrasi.
i. Lebih percaya diri, tetapi cenderung
meremehkan dan menolak tugas-tugas yang
diberikan dengan berbagai alasan.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

10
 Anak

yang sulit mengendari sepeda, mengancingkan
baju atau menggunakan gunting, merupakan salah
satu ciri dari gangguan perkembangan koordinasi
motorik (development coordination
disorder/DCD).

DCD diketahui diderita 1 dari 20 anak usia sekolah.
 Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan
motorik, terutama motorik halus. Sebenarnya
gangguan ini mengenai motorik kasar dan motorik
halus, tetapi yang sangat berpengaruh pada fungsi
belajar adalah fungsi motorik halusnya.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

11
Manifestasinya berupa perkembangan motorik anak sejak
bayi hingga usia tertentu terlambat, misalnya duduk,
tengkurap, merangkak, berlari. Kemampuan olahraga anak
juga kurang. Anak lebih sulit mengatur keseimbangan
setelah melakukan gerakan dan keseimbangan saat berdiri.
 Anak DCD biasanya juga mengalami gangguan lain, seperti
gangguan konsentrasi atau masalah keterlambatan bicara
pada anak.




anak dengan fungsi koordinasi yang buruk akan berdampak
pada kemampuannya melakukan aktivitas fisik dan dalam
waktu lama bisa memengaruhi berat badannya.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

12
GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK
• GAMBARAN UTAMA ADALAH HENDAYA (gangguan)
BERAT DALAM PERKEMBANGAN KOORDINASI
MOTORIK, YANG TIDAK DISEBABKAN OLEH
RETARDASI MENTAL, GANGGUAN NEUROLOGIS YG
DIDAPAT, MAUPUN KONGENITAL.
• GANGGUAN INI BISA BERSAMAAN DENGAN
KESULITAN BICARA
• ANAK TAMPAK ANEH DALAM BERJALAN, SERING
JATUH, TERSANDUNG, DAN MENABRAK
• LAMBAT BELAJAR BERLARI, MELOMPAT, DAN NAIK
TURUN TANGGA
• KESULITAN MENGIKAT SEPATU
• KESULITAN MEMASANG DAN MELEPASKAN KANCING,
MELEMPAR DAN MENANGKAP BOLA
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

13
• ANAK TAMPAK LAMBAN DALAM GERAK HALUS &
KASAR
• BENDA YANG DIPEGANG SERING JATUH
• TIDAK PANDAI MENGGAMBAR, TULISANNYA SANGAT
JELEK
• SULIT MENGERJAKAN PERMAINAN JIGSAW,
MENGGUNAKAN PERMAINAN YANG
KONSTRUKSIONAL
• SERING DISEBUT JUGA : THE CLUMSY CHILD
SYNDROME
• SERING DIJUMPAI KESULITAN BERSEKOLAH, PADA
BEBERAPA KASUS BERSAMAAN DENGAN GANGGUAN
PERKEMBANGAN EMOSIONAL DAN PERILAKU.
• PADA BEBERAPA KASUS , DIJUMPAI ADANYA
RIWAYAT KOMPLIKASI PERINATAL MISALNYA BERAT
BADAN LAHIR RENDAH
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

14
II. GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBICARA
DAN BERBAHASA
-POLA NORMAL PENGUASAAN BAHASA TERGANGGU
SEJAK FASE AWAL PERKEMBANGAN
-TIDAK ADA GANGGUAN NEUROLOGIK, TIDAK ADA
KETULIAN, ATAU GANGGUAN DARI RONGGA MULUT
-TIDAK DIDAPATKAN ADANYA MENTAL RETARDASI

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

15
 MACAM

GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBAHASA
1. GANGGUAN ARTIKULASI BERBICARA :
 - PENGGUNAAN SUARA SESUAI DENGAN USIA
MENTALNYA
 - TINGKAT KEMAMPUAN BAHASANYA NORMAL
 - BERATNYA GANGGUAN ARTIKULASI DILUAR BATAS
VARIASI NORMAL - BAGI USIA MENTAL ANAK
 - INTELEGENSIA NORMAL
 - KEMAMPUAN BERBAHASA EKSPRESIF DAN RESEPTIF
NORMAL

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

16
2. GANGGUAN BERBICARA EKSPRESIF
 KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGEKSPRESIKAN
BAHASA DENGAN BERBICARA , DIBAWAH RATA2
ANAK DALAM USIA MENTALNYA TETAPI PENGERTIAN
BAHASA DALAM BATAS NORMAL
 BISA DISERTAI DENGAN GANGGUAN ARTIKULASI
 GEJALANYA :
• -KOSA KATA YANG TERBATAS
• -KESULITAN DALAM MEMILIH DAN MENGGANTI
KATA2 YANG TEPAT
• -PENGGUNAAN SECARA BERLEBIHAN BEBERAPA
KATA2
• -MEMENDEKKAN KATA2 YG SEHARUSNYA BERBUNYI
PANJANG
• -KESALAHAN KALIMAT
• -KEHILANGAN AWALAN ATAU AKHIRAN
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

17
GANGGUAN BERBICARA EKSPRESIF
• -GAGAL DALAM MENGGUNAKAN ATURAN TATA
BAHASA SEPERTI KATA PENGHUBUNG, KATA GANTI
DSB
• -KESULITAN MENGURUT KEJADIAN YANG TELAH
LEWAT.
• -SERING DISERTAI KELAINAN BUNYI KATA YANG
DIHASILKAN
• -PENGGUNAAN BAHASA NON VERBAL TIDAK
TERGANGGU
• (SEBAGAI PEDOMAN PERKEMBANGAN BAHASA
NORMAL : USIA 2 TAHUN MENGUCAPKAN BEBERAPA
KATA &
• USIA 3 TH MENGERTI BEBERAPA KATA YANG
TERANGKUM DALAM KALIMAT SEDERHANA.)
2.

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

18
3. GANGGUAN BERBAHASA RESEPTIF
• PENGERTIAN BAHASA NYA DIBAWAH KEMAMPUAN
RATA2 ANAK SESUAI UMUR MENTALNYA
• TIDAK DIDAPATKAN ADANYA GANGGUAN
PERKEMBANGAN PERVASIF
• BIASANYA DISERTAI GANGGUAN BERBAHASA
EKSPRESIF
• GANGGUAN INI BIASANYA DISERTAI DENGAN
GANGGUAN EMOSIONAL DAN PERILAKU.
• ( PADA USIA 18 BULAN, MAMPU MENGIDENTIFIKASI
BEBERAPA OBYEK & PADA USIA 2 TAHUN BISA
MENGIKUTI INSTRUKSI2 SEDERHANA)

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

19
III. GANGGUAN PERKEMBANGAN BELAJAR
• DIMULAI SEJAK AWAL PERKEMBANGAN
• TIDAK DISEBABKAN RETARDASI MENTAL, KELAINAN
NEUROLOGIS, GANGGUAN VISUAL, MAUPUN
PENDENGARAN.
• BIASANYA BERSAMAAN DENGAN SINDROMA KLINIS
YANG LAIN, SEPERTI GANGGUAN PEMUSATAN
PERHATIAN, GANGGUAN TINGKAH LAKU ATAU
GANGGUAN PERKEMBANGAN YANG LAIN.
• ETIOLOGI SECARA PASTI TIDAK DIKETAHUI, DIDUGA
FAKTOR BIOLOGIS YANG BERINTERAKSI DENGAN
KESEMPATAN BELAJAR & KUALITAS PENGAJARAN

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

20
1. GANGGUAN MEMBACA/ DISLEKSIA
• BIASANYA DIDAHULUI OLEH RIWAYAT GANGGUAN
PERKEMBANGAN BERBICARA ATAU BERBAHASA.
• PADA AWALNYA DIDAHULUI KESULITAN MENGUCAPKAN ABJAD,
MEMBERI IRAMA DARI KATA YANG DIUCAPKAN, KEMUDIAN
TERJADI KESALAHAN MEMBACA , DIANTARANYA :
A. ADA KATA2 YANG DIHILANGKAN
B. KECEPATAN MEMBACA YANG LAMBAT
C. SALAH MEMULAI, RAGU2, TIDAK TEPAT MENYUSUN KALIMAT
D. SUSUNAN KATA2 YANG TERBALIK
E. KETIDAK MAMPUAN MENYEBUT KEMBALI ISI BACAAN
F. KETIDAK MAMPUAN MENARIK KESIMPULAN MATERI BACAAN
G. KETIDAK MAMPUAN DALAM MENJAWAB PERTANYAAAN
PERIHAL BACAAN , MENGGUNAKAN PENGETAHUAN UMUM
DARI PADA HASIL BACAANNYA.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

21
2. GANGGUAN BERHITUNG/DISKALKULIA
• KEKURANGANNYA ADALAH PENGUASAAN PADA
KEMAMPUAN DASAR BERHITUNG YAITU : TAMBAH,
KURANG, BAGI & KALI
3. GANGGUAN MENULIS/DYSGRAPHIA
 KESULITAN MENULIS TANGAN, MENGEJA,
MENGORGANISIR IDE

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

22
IV. AUTISME MASA KANAK
• MUNCUL SEBELUM USIA 3 TAHUN
• TIDAK JELAS ADANYA PERKEMBANGAN YANG
NORMAL SEBELUMNYA
• HENDAYA KUALITATIF DALAM INTERAKSI SOSIAL
YANG BERBENTUK : APRESIASI YG TDK ADEKUAT
TERHADAP ISYARAT SOSIO EMOSIONAL
• KURANGNYA PENGGUNAAN KETRAMPILAN
BERBAHASA
• HENDAYA DALAM PERMAINAN IMAGINATIF
• POLA PERILAKU , MINAT DAN KEGIATAN TERBATAS
BERULANG DAN STEREO TIPIK
• KELEKATAN YANG KHAS TERHADAP BARANG YANG
ANEH, KHUSUSNYA BENDA YANG TIDAK LUNAK
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

23
 Ginanjar

(2001): autisme adalah gangguan
perkembangan yang kompleks yang disebabkan oleh
adanya kerusakan pada otak, sehingga
mengakibatkan gangguan pada perkembangan
komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi,
sensoris, dan belajar.
 Widyawati (1997): gangguan autistik atau autisme
juga sering disebut autisme infantil  salah satu
dari kelompok gangguan perkembangan pervasif
yang paling dikenal dan mempunyai ciri khas:
Adanya gangguan yang menetap pada interaksi
sosial, komunikasi yang menyimpang,dan pola
tingkah laku yang terbatas serta stereotip. Fungsi
yang abnormal ini biasanya telah muncul sebelum
usia 3 tahun. Lebih dari dua per tiga mempunyai
fungsi di bawah rata-rata.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

24
 Interaksi

sosial pada anak autisme dibagi dalam 3
kelompok, yaitu:
 Menyendiri (aloof): banyak terlihat pada anak-anak
yang menarik diri, acuh tak acuh, dan akan kesal
bila diadakan pendekatan sosial serta menunjukkan
perilaku serta perhatian yang terbatas (tidak
hangat).
 Pasif: dapat menerima pendekatan sosial dan
bermain dengan anak lain jika pola permainannya
disesuaikan dengan dirinya.
 Aktif tapi aneh: secara spontan akan mendekati
anak lain, namun interaksi ini sering kali tidak
sesuai dan sering hanya sepihak.

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

25
Hambatan sosial pada anak autisme akan berubah sesuai
dengan perkembangan usia. Biasanya, dengan
bertambahnya usia maka hambatan tampak semakin
berkurang.
 Sejak tahun pertama, anak autisme mungkin telah
menunjukkan adanya gangguan pada interaksi sosial
yang timbal balik, seperti menolak untuk
disayang/dipeluk, tidak menyambut ajakan ketika akan
diangkat dengan mengangkat kedua lengannya, kurang
dapat meniru pembicaraan atau gerakan badan, gagal
menunjukkan suatu objek kepada orang lain, serta
adanya gerakan pandangan mata yang abnormal.
Permainan yang bersifat timbal balik mungkin tidak
akan terjadi.
 Sebagian anak autisme tampak acuh tak acuh atau tidak
bereaksi terhadap pendekatan orangtuanya, sebagian
lainnya malahan merasa cemas bila berpisah dan
melekat pada orangtuanya.


Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

26
 Anak

autisme gagal dalam mengembangkan
permainan bersama teman-temannya, mereka lebih
suka bermain sendiri. Keinginan untuk menyendiri
akan makin menghilang dengan bertambahnya usia.
 Walaupun mereka berminat untuk mengadakan
hubungan dengan teman, sering kali terdapat
hambatan karena ketidakmampuan mereka untuk
memahami aturan-aturan yang berlaku dalam
interaksi sosial. Kesadaran sosial yang kurang
mungkin menyebabkan mereka tidak mampu
memahami ekspresi wajah orang, mengekspresikan
perasaannya dalam bentuk vokal maupun ekspresi
wajah, shg. anak autisme tidak dapat berempati
kepada orang lain yang merupakan kebutuhan
penting dalam interaksi sosial normal.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

27
 Hambatan

kualitatif dalam komunikasi
verbal/non-verbal dan dalam bermain
 Keterlambatan dan abnormalitas dalam berbahasa
serta berbicara merupakan keluhan yang sering
diajukan para orangtua, sekitar 50% mengalami hal
ini:
 Bergumam yang biasanya muncul sebelum dapat
mengucapkan kata-kata, mungkin tidak tampak
pada anak autisme.
 Sering mereka tidak memahami ucapan yang
ditujukan pada mereka.

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

28
 Biasanya

mereka tidak menunjukkan atau memakai
gerakan tubuh untuk menyampaikan keinginannya,
tetapi dengan mengambil tangan orangtuanya untuk
mengambil objek yang dimaksud.
 Mereka mengalami kesukaran dalam memahami arti
kata-kata serta kesukaran dalam menggunakan
bahasa dalam konteks yang sesuai dan benar.
 Bahwa satu kata mempunyai banyak arti mungkin
sulit untuk dapat dimengerti oleh mereka. Anak
autisme sering mengulang kata-kata yang baru saja
mereka dengar atau yang pernah mereka dengar
sebelumnya tanpa maksud untuk berkomunikasi.

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

29
 Bila

bertanya sering menggunakan kata ganti orang
dengan terbalik, seperti "saya" menjadi "kamu" dan
menyebut diri sendiri sebagai "kamu".
 Mereka sering berbicara pada diri sendiri dan
mengulang potongan kata atau lagu dari iklan
televisi dan mengucapkannya di muka orang lain
dalam suasana yang tidak sesuai.
 Penggunaan kata-kata yang aneh atau dalam arti
kiasan, seperti seorang anak berkata "sembilan"
setiap kali ia melihat kereta api.
 Anak-anak ini juga mengalami kesukaran dalam
berkomunikasi walaupun mereka dapat berbicara
dengan baik, karena tidak tahu kapan giliran
mereka berbicara, memilih topik pembicaraan, atau
melihat kepada lawan bicaranya.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

30
Mereka akan terus mengulang-ulang pertanyaan biarpun
mereka telah mengetahui jawabannya atau
memperpanjang pembicaraan tentang topik yang
mereka sukai tanpa mempedulikan lawan bicaranya.
 Bicaranya sering dikatakan monoton, kaku, dan
menjemukan. Mereka juga sukar mengatur volume
suaranya, tIdak tahu kapan mesti merendahkan volume
suaranya, misal di restoran atau sedang membicarakan
hal-hal yang bersifat pribadi.
 Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan atau
emosinya melalui nada suara.
 Komunikasi non-verbal juga mengalami gangguan.
Mereka sering tidak menggunakan gerakan tubuh dalam
berkomunikasi untuk mengekspresikan perasaannya atau
untuk merabarasakan perasaan orang lain, misalnya
menggelengkan kepala, melambaikan tangan,
mengangkat alis, dan lain sebagainya.


Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

31
Aktivitas dan minat yang terbatas
 Abnormalitas dalam bermain terlihat pada anak
autisme, seperti stereotip, diulang-ulang, dan tidak
kreatif.
 Beberapa anak tidak menggunakan mainannya dengan
sesuai, juga kemampuannya untuk menggantikan suatu
benda dengan benda lain yang sejenis sering tidak
sesuai.
 Anak autisme menolak adanya perubahan lingkungan
dan rutinitas baru. Contohnya seorang anak autisme
akan mengalami kesukaran bila jalan yang biasa ia
tempuh ke sekolah diubah atau piring yang biasa ia
pakai untuk makan diganti.
 Mainan baru mungkin akan ditolak berminggu-minggu
sampai kemudian baru bisa ia terima.
 Mereka kadang juga memaksakan rutinitas pada orang
lain, contohnya seorang anak laki-laki akan menangis
bila waktu naik tangga sang ibu tidak menggunakan kaki
kanannya terlebih dahulu.


Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

32
Mereka juga sering memaksa orangtua untuk mengulang
suatu kata atau potongan kata.
 Dalam hal minat: terbatas, sering aneh, dan diulangulang. Misalnya, mereka sering membuang waktu
berjam-jam hanya untuk memainkan saklar lampu,
memutar-mutar botol, atau mengingat-ingat rute kereta
api.
 Mereka mungkin sulit dipisahkan dari suatu benda yang
tidak lazim dan menolak meninggalkan rumah tanpa
benda tersebut. Misalnya, seorang anak laki-laki yang
selalu membawa penghisap debu ke mana pun ia pergi.
 Stereotip tampak pada hampir semua anak autisme,
termasuk melompat turun naik, memainkan jari-jari
tangannya di depan mata, menggoyang-goyang
tubuhnya, atau menyeringai.
 Mereka juga menyukai objek yang berputar, seperti
mengamati putaran kipas angin atau mesin cuci.


Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

33








Gangguan kognitif
Hampir 75-80% anak autisme mengalami retardasi mental
dengan derajat rata-rata sedang. Menarik untuk diketahui
bahwa beberapa anak autisme menunjukkan kemampuan
memecahkan masalah yang luar biasa, seperti mempunyai
daya ingat yang sangat baik dan kemampuan membaca yang
di atas batas penampilan intelektualnya.
Sebanyak 50% dari idiot savants, yakni orang dengan
retardasi mental yang menunjukkan kemampuan luar biasa,
seperti menghitung kalender, memainkan satu lagu hanya
dari sekali mendengar, mengingat nomor-nomor telepon yang
ia baca dari buku telepon, adalah seorang penyandang
autisme.
Gangguan perilaku motorik
Kebanyakan anak autisme menunjukkan adanya stereotip,
seperti bertepuk-tepuk tangan dan menggoyang-goyangkan
tubuh. Hiperaktif biasa terjadi terutama pada anak
prasekolah. Namun, sebaliknya, dapat terjadi hipoaktif.
Beberapa anak juga menunjukkan gangguan pemusatan
perhatian dan impulsivitas. Juga didapatkan adanya
koordinasi motorik yang terganggu, tiptoe walking,
clumsiness, kesulitan belajar mengikat tali sepatu, menyikat
gigi, memotong makanan, dan mengancingkan baju.
34
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.








Respons abnormal terhadap perangsangan indera
Beberapa anak menunjukkan hipersensitivitas terhadap suara
(hiperakusis) dan menutup telinganya bila mendengar suara yang
keras seperti suara petasan, gonggongan anjing, atau sirine polisi.
Anak yang lain mungkin justru lebih tertarik dengan suara jam
tangan atau remasan kertas. Sinar yang terang, termasuk sinar
lampu sorot di ruang praktik dokter gigi, mungkin membuatnya
tegang walaupun pada beberapa anak malah menyukai sinar.
Mereka mungkin sangat sensitif terhadap sentuhan, memakai baju
yang terbuat dari serat yang kasar, seperti wol, atau baju dengan
label yang masih menempel, atau berganti baju dari lengan pendek
menjadi lengan panjang. Semua itu dapat membuat mereka
tempertantrums.
Di lain pihak, ada juga anak yang tidak peka terhadap rasa sakit
dan tidak menangis saat mengalami luka yang parah. Anak mungkin
tertarik pada rangsangan indera tertentu seperti objek yang
berputar.
Gangguan tidur dan makan
Gangguan tidur berupa terbaliknya pola tidur, terbangun tengah
malam. Gangguan makan berupa keengganan terhadap makanan
tertentu karena tidak menyukai tekstur atau baunya, menuntut
hanya makan jenis makanan yang terbatas, menolak mencoba
makanan baru, dapat sangat menyulitkan para orangtua.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

35












Gangguan afek dan mood
Beberapa anak menunjukkan perubahan mood yang tiba-tiba,
mungkin menangis atau tertawa tanpa alasan yang jelas. Sering
tampak tertawa sendiri, dan beberapa anak tampaknya mudah
menjadi emosional. Rasa takut yang sangat kadang-kadang muncul
terhadap objek yang sebetulnya tidak menakutkan. Cemas
perpisahan yang berat, juga depresi berat mungkin ditemukan pada
anak autisme.
Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan agresivitas
melawan orang lain
Ada kemungkinan mereka menggigit tangan atau jari sendiri sampai
berdarah, membentur-benturkan kepala, mencubit, menarik
rambut sendiri, atau memukul diri sendiri. Tempertantrums,
ledakan agresivitas tanpa pemicu, dan kurang perasaan terhadap
bahaya, dapat terjadi pada anak autisme.
Gangguan kejang
Terdapat kejang epilepsi pada sekitar 10--25% anak autisme. Ada
korelasi yang tinggi antara serangan kejang dengan beratnya
retardasi mental dan derajat disfungsi susunan syaraf pusat.
Kondisi fisik yang khas
Dilaporkan bahwa anak autisme usia 2-7 tahun, tubuhnya lebih
dibanding anak seusianya dan saudaranya.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

36
Diagnosis Banding
 Gangguan autisme musti dibedakan dengan:
 Retardasi mental: ketrampilan sosial dan komunikasi
verbal atau non-verbal pada anak retardasi mental
sesuai dengan usia mental mereka. Tes inteligensi
biasanya menunjukkan suatu penurunan yang
menyeluruh dari berbagai tes. Berbeda dengan anak
autisme yang hasil tesnya tidak menunjukkan hasil yang
rata-rata sama. Kebanyakan anak dengan taraf retardasi
yang berat dan usia mental yang sangat rendah
menunjukkan tanda-tanda autisme yang khas, seperti
gangguan dalam interaksi sosial, stereotip, dan
buruknya kemampuan berkomunikasi.
 Skizofrenia: kebanyakan anak dengan skizofrenia secara
umum tampak normal pada saat bayi sampai usia 2-3
tahun, dan baru kemudian muncul halusinasi, gejala
yang tidak terdapat pada autisme. Biasanya anak
dengan skizofrenia tidak retardasi mental, sedangkan
pada autisme sekitar 75-80% adalah retardasi mental.


Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

37
PENANGAN YANG SPESIFIK, YAKNI:
Anak:
 Ajari keterampilan berkomunikasi (non-verbal).
Tingkatkan ketrampilan sosial (dengan peragaan).
Medis
 Konsultasi endokrinologi: untuk mengatasi
agresivitas seksual. Konnsultasi neurologi: untuk
menyingkirkan adanya kejang lobus temporalis dan
sindrom hipotalamik.
Lingkungan
 Lingkungan harus aman, teratur, dan responsif.
Sekolah:
 Periksa prestasi akademik yang diharapkan. Catat
reaksi dari teman-teman. Coba kurangi tuntutan
dan perubahan. Konsultasi dengan para ahli.
Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

38

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Klasifikasi Anak Berkebutuhan
Klasifikasi Anak BerkebutuhanKlasifikasi Anak Berkebutuhan
Klasifikasi Anak BerkebutuhanRiska Kurniawan
 
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - Tunalaras
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - TunalarasPendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - Tunalaras
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - TunalarasCindy Loventa
 
anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademik
anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademikanak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademik
anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademikEkta Lifiana
 
Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1
Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1
Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1mochamad heri
 
Perilaku abnormal pada anak dan remaja
Perilaku abnormal pada anak dan remajaPerilaku abnormal pada anak dan remaja
Perilaku abnormal pada anak dan remajaagung faisal
 
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah lakuBuku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah lakudiba96jamal
 
Pendidikan anak dengan keterbatasan
Pendidikan anak dengan keterbatasanPendidikan anak dengan keterbatasan
Pendidikan anak dengan keterbatasanAntary Yuniar Widi
 
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2Muhammad Sollahhuddin
 
Makalah konsep dasar ABK
Makalah konsep dasar ABKMakalah konsep dasar ABK
Makalah konsep dasar ABKUNESA
 
Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)
Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)
Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)Bee_BQ
 

Mais procurados (20)

Terencat akal
Terencat akalTerencat akal
Terencat akal
 
Klasifikasi Anak Berkebutuhan
Klasifikasi Anak BerkebutuhanKlasifikasi Anak Berkebutuhan
Klasifikasi Anak Berkebutuhan
 
ANAK - ANAK LUAR BIASA
ANAK - ANAK LUAR BIASAANAK - ANAK LUAR BIASA
ANAK - ANAK LUAR BIASA
 
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - Tunalaras
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - TunalarasPendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - Tunalaras
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - Tunalaras
 
Askep retardation-mental AKPER PEMKAB MUNA
Askep retardation-mental AKPER PEMKAB MUNA Askep retardation-mental AKPER PEMKAB MUNA
Askep retardation-mental AKPER PEMKAB MUNA
 
anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademik
anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademikanak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademik
anak berkelainan mental emosional dan anak berkelainan akademik
 
Adhd
AdhdAdhd
Adhd
 
Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1
Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1
Abnormalitas pada-anak-autism-retardasi-mental1
 
Makalah permasalahan anak rukia
Makalah permasalahan anak rukiaMakalah permasalahan anak rukia
Makalah permasalahan anak rukia
 
Perilaku abnormal pada anak dan remaja
Perilaku abnormal pada anak dan remajaPerilaku abnormal pada anak dan remaja
Perilaku abnormal pada anak dan remaja
 
Makalah autis
Makalah autisMakalah autis
Makalah autis
 
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah lakuBuku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
 
Abk
AbkAbk
Abk
 
Pendidikan anak dengan keterbatasan
Pendidikan anak dengan keterbatasanPendidikan anak dengan keterbatasan
Pendidikan anak dengan keterbatasan
 
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
Nyatakan dan huraikan punca dan ciri2
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
 
Tunalaras
TunalarasTunalaras
Tunalaras
 
Siswa swn
Siswa swnSiswa swn
Siswa swn
 
Makalah konsep dasar ABK
Makalah konsep dasar ABKMakalah konsep dasar ABK
Makalah konsep dasar ABK
 
Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)
Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)
Slow Learner (Analisis Kasus Deteksi Kesulitan Belajar)
 

Semelhante a Learning disorder

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxJulfiana Mardatillah
 
Materi 1. Hakikat AUD dan PAUD.pptx
Materi 1. Hakikat AUD dan PAUD.pptxMateri 1. Hakikat AUD dan PAUD.pptx
Materi 1. Hakikat AUD dan PAUD.pptxDedeYayan
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxJulfiana Mardatillah
 
Penyuluhan Speech Delay oke.ppt
Penyuluhan Speech Delay oke.pptPenyuluhan Speech Delay oke.ppt
Penyuluhan Speech Delay oke.pptCrashanaSiregar
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptxPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptxloloxmanahati
 
Deteksi dan intervensi anak dengan hambatan belajar
Deteksi  dan intervensi anak dengan hambatan belajarDeteksi  dan intervensi anak dengan hambatan belajar
Deteksi dan intervensi anak dengan hambatan belajarnena mawar sari
 
Psikologi Perkembangan
Psikologi PerkembanganPsikologi Perkembangan
Psikologi PerkembanganEmirita Reta
 
Penyuluhan Speech Delay okew.ppt
Penyuluhan Speech Delay okew.pptPenyuluhan Speech Delay okew.ppt
Penyuluhan Speech Delay okew.pptCrashanaSiregar
 
Sikap orang tua terhadap anaknya yang menyandang
Sikap orang tua terhadap anaknya yang menyandangSikap orang tua terhadap anaknya yang menyandang
Sikap orang tua terhadap anaknya yang menyandanghanafieminence
 
Pwer point bu khoriroh
Pwer point bu khorirohPwer point bu khoriroh
Pwer point bu khorirohRinatun4e
 

Semelhante a Learning disorder (20)

Learning disorder
Learning disorderLearning disorder
Learning disorder
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
 
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docxTugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
 
Perkembangan fisik
Perkembangan fisikPerkembangan fisik
Perkembangan fisik
 
Materi 1. Hakikat AUD dan PAUD.pptx
Materi 1. Hakikat AUD dan PAUD.pptxMateri 1. Hakikat AUD dan PAUD.pptx
Materi 1. Hakikat AUD dan PAUD.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
 
Penyuluhan Speech Delay oke.ppt
Penyuluhan Speech Delay oke.pptPenyuluhan Speech Delay oke.ppt
Penyuluhan Speech Delay oke.ppt
 
Motorik anak
Motorik anakMotorik anak
Motorik anak
 
Motorik anak
Motorik anakMotorik anak
Motorik anak
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptxPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
 
Pendidikan karakter pada paud
Pendidikan karakter pada paudPendidikan karakter pada paud
Pendidikan karakter pada paud
 
Deteksi dan intervensi anak dengan hambatan belajar
Deteksi  dan intervensi anak dengan hambatan belajarDeteksi  dan intervensi anak dengan hambatan belajar
Deteksi dan intervensi anak dengan hambatan belajar
 
Permasalahan tumbuh kembang.pdf
Permasalahan tumbuh kembang.pdfPermasalahan tumbuh kembang.pdf
Permasalahan tumbuh kembang.pdf
 
Permasalahan pgaud 2
Permasalahan pgaud 2Permasalahan pgaud 2
Permasalahan pgaud 2
 
Psikologi Perkembangan
Psikologi PerkembanganPsikologi Perkembangan
Psikologi Perkembangan
 
Makalah permasalahan anak rukia
Makalah permasalahan anak rukiaMakalah permasalahan anak rukia
Makalah permasalahan anak rukia
 
Penyuluhan Speech Delay okew.ppt
Penyuluhan Speech Delay okew.pptPenyuluhan Speech Delay okew.ppt
Penyuluhan Speech Delay okew.ppt
 
Sikap orang tua terhadap anaknya yang menyandang
Sikap orang tua terhadap anaknya yang menyandangSikap orang tua terhadap anaknya yang menyandang
Sikap orang tua terhadap anaknya yang menyandang
 
Pwer point bu khoriroh
Pwer point bu khorirohPwer point bu khoriroh
Pwer point bu khoriroh
 
Askep retardation-mental AKPER PENKAB MUNA
Askep retardation-mental AKPER PENKAB MUNAAskep retardation-mental AKPER PENKAB MUNA
Askep retardation-mental AKPER PENKAB MUNA
 

Mais de Ratna Widiastuti

Hand out kuliah perkembangan emosi
Hand out kuliah perkembangan  emosiHand out kuliah perkembangan  emosi
Hand out kuliah perkembangan emosiRatna Widiastuti
 
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiAbk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiRatna Widiastuti
 
Pelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua ngajar
Pelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua   ngajarPelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua   ngajar
Pelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua ngajarRatna Widiastuti
 
Diskusi remaja sehat, kreatif, gaul dan syar'i
Diskusi remaja sehat, kreatif, gaul dan syar'iDiskusi remaja sehat, kreatif, gaul dan syar'i
Diskusi remaja sehat, kreatif, gaul dan syar'iRatna Widiastuti
 
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiAbk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiRatna Widiastuti
 
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2Ratna Widiastuti
 
Seminar penanganan anak berkebutuhan khusus
Seminar penanganan anak berkebutuhan khususSeminar penanganan anak berkebutuhan khusus
Seminar penanganan anak berkebutuhan khususRatna Widiastuti
 
Perkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anakPerkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anakRatna Widiastuti
 
Pengenalan peserta didik 2013
Pengenalan peserta didik 2013Pengenalan peserta didik 2013
Pengenalan peserta didik 2013Ratna Widiastuti
 
Neurolinguistik Program untuk mengurangi kecemasan tes siswa
Neurolinguistik Program untuk mengurangi kecemasan tes siswaNeurolinguistik Program untuk mengurangi kecemasan tes siswa
Neurolinguistik Program untuk mengurangi kecemasan tes siswaRatna Widiastuti
 
Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Ratna Widiastuti
 
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & KonselingPengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & KonselingRatna Widiastuti
 

Mais de Ratna Widiastuti (17)

Stress dan adaptasi
Stress dan adaptasiStress dan adaptasi
Stress dan adaptasi
 
Hand out kuliah perkembangan emosi
Hand out kuliah perkembangan  emosiHand out kuliah perkembangan  emosi
Hand out kuliah perkembangan emosi
 
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiAbk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
 
Peminatan kurikulum 13
Peminatan kurikulum 13Peminatan kurikulum 13
Peminatan kurikulum 13
 
Pelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua ngajar
Pelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua   ngajarPelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua   ngajar
Pelatihan meningkatkan kreativitas pada anak bagi orang tua ngajar
 
Diskusi remaja sehat, kreatif, gaul dan syar'i
Diskusi remaja sehat, kreatif, gaul dan syar'iDiskusi remaja sehat, kreatif, gaul dan syar'i
Diskusi remaja sehat, kreatif, gaul dan syar'i
 
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiAbk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
 
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2Pendidikan seks  dan bullying untuk ortu dan guru 2
Pendidikan seks dan bullying untuk ortu dan guru 2
 
Seminar penanganan anak berkebutuhan khusus
Seminar penanganan anak berkebutuhan khususSeminar penanganan anak berkebutuhan khusus
Seminar penanganan anak berkebutuhan khusus
 
Perkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anakPerkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anak
 
Mengajarkan membaca
Mengajarkan membacaMengajarkan membaca
Mengajarkan membaca
 
Pengenalan peserta didik 2013
Pengenalan peserta didik 2013Pengenalan peserta didik 2013
Pengenalan peserta didik 2013
 
Neurolinguistik Program untuk mengurangi kecemasan tes siswa
Neurolinguistik Program untuk mengurangi kecemasan tes siswaNeurolinguistik Program untuk mengurangi kecemasan tes siswa
Neurolinguistik Program untuk mengurangi kecemasan tes siswa
 
Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah
 
Psikologi ibu hamil
Psikologi ibu hamilPsikologi ibu hamil
Psikologi ibu hamil
 
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & KonselingPengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
Pengembangan dan pemanfaatan media Bimbingan & Konseling
 
Komunikasi terapiutik
Komunikasi terapiutikKomunikasi terapiutik
Komunikasi terapiutik
 

Último

Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxagunk4
 
Rancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdf
Rancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdfRancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdf
Rancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdfg36337777
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxSuGito15
 
materi geografi kelas x semester genap kurikulum merdeka
materi geografi kelas x semester genap kurikulum merdekamateri geografi kelas x semester genap kurikulum merdeka
materi geografi kelas x semester genap kurikulum merdekaAstriDiniaAgustina1
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxRestiana8
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIsyedharis59
 
PANDUAN MENGISI KAD HIJAU KAD RAWATAN SEKOLAH
PANDUAN MENGISI KAD HIJAU KAD RAWATAN SEKOLAHPANDUAN MENGISI KAD HIJAU KAD RAWATAN SEKOLAH
PANDUAN MENGISI KAD HIJAU KAD RAWATAN SEKOLAHNurul Nuha MS
 
Fungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
Fungsi Manajemen Public Relations dan TerapannyaFungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
Fungsi Manajemen Public Relations dan TerapannyaAdePutraTunggali
 
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranpower point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranapriandanu
 
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxJalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxPutriSoniaAyu
 
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdfJurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdfIndri117648
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridYusnelMarni
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf2210130220024
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptxfurqanridha
 
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKcontoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKTaufik241763
 
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdfKelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf2210130220024
 
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptxUTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptxYusufAmirudin3
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIwanalifhikmi
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptxanisakhairoza
 
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfMakna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfAdindaRizkiThalia
 

Último (20)

Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
 
Rancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdf
Rancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdfRancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdf
Rancangan Pelajaran Tahunan Ekonomi 2&3.pdf
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
 
materi geografi kelas x semester genap kurikulum merdeka
materi geografi kelas x semester genap kurikulum merdekamateri geografi kelas x semester genap kurikulum merdeka
materi geografi kelas x semester genap kurikulum merdeka
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
PANDUAN MENGISI KAD HIJAU KAD RAWATAN SEKOLAH
PANDUAN MENGISI KAD HIJAU KAD RAWATAN SEKOLAHPANDUAN MENGISI KAD HIJAU KAD RAWATAN SEKOLAH
PANDUAN MENGISI KAD HIJAU KAD RAWATAN SEKOLAH
 
Fungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
Fungsi Manajemen Public Relations dan TerapannyaFungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
Fungsi Manajemen Public Relations dan Terapannya
 
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuranpower point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
power point mengenai akhlak remaja: menghindari tawuran
 
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxJalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
 
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdfJurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdf
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul.1.1.pdf
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
 
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIKcontoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
contoh DOKUMEN AKSI NYATA DALAM HAL PENERAPAN COACHING KEPADA PESERTA DIDIK
 
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdfKelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
Kelompok 1_Pengantar Komunikasi Pendidikan.pdf
 
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptxUTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
 
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfMakna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
 

Learning disorder

  • 1. RATNA WIDIASTUTI, S.Psi., M.A., Psi. BK-FKIP-UNIVERSITAS LAMPUNG Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 1
  • 2.  Gangguan perkembangan masa anak adalah berbagai jenis masalah perkembangan yang potensial terjadi pada masa, yaitu usia anak 0-12 tahun.  Pada dasarnya, tiap-tiap tahap perkembangan memiliki potensi gangguan perkembangan berbeda-beda, tergantung pada tugas perkembangan yang diemban masing-masing usia. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 2
  • 3.  usia bayi  gangguan pada perkembangan berbahasa, pertumbuhan , demam tinggi yang berisiko memunculkan gangguan lainnya.  usia sekolah  aktivitas anak mencapai puncaknya  kemungkinan terjadinya kelelahan atau kecelakaan yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan motorik.  Gangguan perkembangan lain yang banyak muncul pada masa anak  gangguan bicara, gangguan berbahasa, keterlambatan mental, autism, lambat belajar, gangguan pemusatan perhatian (attention deficit disorder) Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 3
  • 4. Pentingnya Deteksi Dini Masa anak  masa anak merupakan dasar pembentukan fisik dan kepribadian pada masa berikutnya  masa anak merupakan "masa emas" mempersiapkan seorang individu menghadapi tuntutan zaman sesuai potensinya.  Jika terjadi gangguan perkembangan, apa pun bentuknya, deteksi yang dilakukan sedini mungkin merupakan kunci penting keberhasilan program intervensi yang dilakukan. Semakin dini gangguan perkembangan terdeteksi, semakin tinggi pula kemungkinan tercapainya tujuan intervensi atau koreksi atas gangguan yang terjadi.  Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 4
  • 5.  Kenali tugas perkembangan sesuai usia anak  tugastugas yang harus dimiliki anak pada usia tertentu.  Penilaian baik-buruknya perkembangan anak tergantung pada tercapainya tuntutan atau tugas perkembangan sesuai usianya  Misalnya, tugas perkembangan masa bayi adalah merangkak, berdiri, berjalan (dalam hal perkembangan motorik), mengoceh,dan mengucapkan kata (perkembangan bahasa); tugas perkembangan masa kanak-kanak (3-6 tahun) adalah berkomunikasi dengan orang lain,belajar kemandirian, dan mempersiapkan diri masuk sekolah.  Mengenali tugas perkembangan sesuai usia anak memungkinkan deteksi dini gangguan perkembangan. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 5
  • 6. Kenali pola dan irama perkembangan anak  Secara universal anak memiliki pola (urutan) perkembangan yang sama.  Meskipun memiliki pola sama, anak bisa memiliki irama (kecepatan) perkembangan berbeda dari anak lain  Anak mungkin mulai berbicara pada usia 14 bulan, tetapi dia belum bisa berjalan tanpa bantuan; Sementara anak lain dengan usia yang sama sudah mampu berjalan sendiri, tapi tidak mengucapkan kata-kata.  Pemenuhan tugas perkembangan merupakan patokan umum yang seharusnya dicapai dalam rentang usia tertentu  stimulasi pada anak memang perlu terus-menerus dilakukan,tapi jangan sampai memaksa anak melakukan apa yang diharapkan orangtua  lebih penting mengenali apakah anak ybs. memenuhi pola yang normal meskipun kecepatannya bisa berbeda dengan anak lain.  Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 6
  • 7. Pihak sekolah juga diharapkan dapat memberi peluang terjadinya transfer informasi tentang berbagai gangguan perkembangan anak  Lakukan pencatatan serta pengamatan terhadap perkembangan anak dan perubahan dalam lingkungannya.  Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan salah satu sarana memperoleh catatan perkembangan anak, khususnya anak di bawah usia lima tahun.  Meskipun tidak dimungkiri bahwa perkembangan mental dan psikologis berpengaruh timbal balik secara erat dengan perkembangan fisik, perubahan dan gejala lain di luar perkembangan fisik, kurang mendapat perhatian (misalnya,perkembangan berbahasa,rentang konsentrasi, perkembangan motorik halus dan motorik kasar).  Hal-hal yang perlu diamati disesuaikan tugas perkembangan pada usianya dan kebiasaan masing-masing anak. Carilah informasi jika Anda mencurigai perubahan, kelambatan, atau perilaku yang tampaknya kurang wajar.  Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 7
  • 8.  Mengapa hrs sgr ditangani?  Bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan berbagai bentuk gangguan emosional (psikiatrik) yang akan berdampak buruk bagiperkembangan kualitas hidupnya di kemudian hari Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 8
  • 9. a. Mudah menangkap pelajaran, petunjuk, atau instruksi yang diberikan, tetapi cenderung malas melakukan aktivitas belajar, mudah bosan, meremehkan, bahkan penolakan. b. Memiliki pengetahuan yang luas, tetapi cenderung kurang mampu melakukan tugas-tugas akademik secara akurat dan memuaskan. c. Dikenal sebagai siswa yang cukup pandai, tetapi mengalami kesulitan dalam satu atau lebih bidang akademik dan tidak mampu memanfaatkan kepandaiannya tersebut untuk mencapai prestasi akademik tinggi. d. Memiliki kesenjangan yang cukup signifikan antara skor tes kemampuan verbal dan performennya. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 9
  • 10. e. Memiliki daya tangkap yang bagus, tetapi cenderung hiperaktif dan kurang mampu menyeuaikan diri. f. Memiliki daya imaginatif yang tinggi, tetapi cenderung emosional. g. Mampu mengambil keputusan dengan cepat, tetapi cenderung kurang disertai pertimbangan yang matang, terburu-buru, semaunya. h. Lebih cepat dalam belajar dan mengerjakan suatu persoalan, tetapi cenderung malas dan memiliki toleransi yang rendah terhadap frustrasi. i. Lebih percaya diri, tetapi cenderung meremehkan dan menolak tugas-tugas yang diberikan dengan berbagai alasan. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 10
  • 11.  Anak yang sulit mengendari sepeda, mengancingkan baju atau menggunakan gunting, merupakan salah satu ciri dari gangguan perkembangan koordinasi motorik (development coordination disorder/DCD). DCD diketahui diderita 1 dari 20 anak usia sekolah.  Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan motorik, terutama motorik halus. Sebenarnya gangguan ini mengenai motorik kasar dan motorik halus, tetapi yang sangat berpengaruh pada fungsi belajar adalah fungsi motorik halusnya. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 11
  • 12. Manifestasinya berupa perkembangan motorik anak sejak bayi hingga usia tertentu terlambat, misalnya duduk, tengkurap, merangkak, berlari. Kemampuan olahraga anak juga kurang. Anak lebih sulit mengatur keseimbangan setelah melakukan gerakan dan keseimbangan saat berdiri.  Anak DCD biasanya juga mengalami gangguan lain, seperti gangguan konsentrasi atau masalah keterlambatan bicara pada anak.   anak dengan fungsi koordinasi yang buruk akan berdampak pada kemampuannya melakukan aktivitas fisik dan dalam waktu lama bisa memengaruhi berat badannya. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 12
  • 13. GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK • GAMBARAN UTAMA ADALAH HENDAYA (gangguan) BERAT DALAM PERKEMBANGAN KOORDINASI MOTORIK, YANG TIDAK DISEBABKAN OLEH RETARDASI MENTAL, GANGGUAN NEUROLOGIS YG DIDAPAT, MAUPUN KONGENITAL. • GANGGUAN INI BISA BERSAMAAN DENGAN KESULITAN BICARA • ANAK TAMPAK ANEH DALAM BERJALAN, SERING JATUH, TERSANDUNG, DAN MENABRAK • LAMBAT BELAJAR BERLARI, MELOMPAT, DAN NAIK TURUN TANGGA • KESULITAN MENGIKAT SEPATU • KESULITAN MEMASANG DAN MELEPASKAN KANCING, MELEMPAR DAN MENANGKAP BOLA Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 13
  • 14. • ANAK TAMPAK LAMBAN DALAM GERAK HALUS & KASAR • BENDA YANG DIPEGANG SERING JATUH • TIDAK PANDAI MENGGAMBAR, TULISANNYA SANGAT JELEK • SULIT MENGERJAKAN PERMAINAN JIGSAW, MENGGUNAKAN PERMAINAN YANG KONSTRUKSIONAL • SERING DISEBUT JUGA : THE CLUMSY CHILD SYNDROME • SERING DIJUMPAI KESULITAN BERSEKOLAH, PADA BEBERAPA KASUS BERSAMAAN DENGAN GANGGUAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL DAN PERILAKU. • PADA BEBERAPA KASUS , DIJUMPAI ADANYA RIWAYAT KOMPLIKASI PERINATAL MISALNYA BERAT BADAN LAHIR RENDAH Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 14
  • 15. II. GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBICARA DAN BERBAHASA -POLA NORMAL PENGUASAAN BAHASA TERGANGGU SEJAK FASE AWAL PERKEMBANGAN -TIDAK ADA GANGGUAN NEUROLOGIK, TIDAK ADA KETULIAN, ATAU GANGGUAN DARI RONGGA MULUT -TIDAK DIDAPATKAN ADANYA MENTAL RETARDASI Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 15
  • 16.  MACAM GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBAHASA 1. GANGGUAN ARTIKULASI BERBICARA :  - PENGGUNAAN SUARA SESUAI DENGAN USIA MENTALNYA  - TINGKAT KEMAMPUAN BAHASANYA NORMAL  - BERATNYA GANGGUAN ARTIKULASI DILUAR BATAS VARIASI NORMAL - BAGI USIA MENTAL ANAK  - INTELEGENSIA NORMAL  - KEMAMPUAN BERBAHASA EKSPRESIF DAN RESEPTIF NORMAL Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 16
  • 17. 2. GANGGUAN BERBICARA EKSPRESIF  KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGEKSPRESIKAN BAHASA DENGAN BERBICARA , DIBAWAH RATA2 ANAK DALAM USIA MENTALNYA TETAPI PENGERTIAN BAHASA DALAM BATAS NORMAL  BISA DISERTAI DENGAN GANGGUAN ARTIKULASI  GEJALANYA : • -KOSA KATA YANG TERBATAS • -KESULITAN DALAM MEMILIH DAN MENGGANTI KATA2 YANG TEPAT • -PENGGUNAAN SECARA BERLEBIHAN BEBERAPA KATA2 • -MEMENDEKKAN KATA2 YG SEHARUSNYA BERBUNYI PANJANG • -KESALAHAN KALIMAT • -KEHILANGAN AWALAN ATAU AKHIRAN Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 17
  • 18. GANGGUAN BERBICARA EKSPRESIF • -GAGAL DALAM MENGGUNAKAN ATURAN TATA BAHASA SEPERTI KATA PENGHUBUNG, KATA GANTI DSB • -KESULITAN MENGURUT KEJADIAN YANG TELAH LEWAT. • -SERING DISERTAI KELAINAN BUNYI KATA YANG DIHASILKAN • -PENGGUNAAN BAHASA NON VERBAL TIDAK TERGANGGU • (SEBAGAI PEDOMAN PERKEMBANGAN BAHASA NORMAL : USIA 2 TAHUN MENGUCAPKAN BEBERAPA KATA & • USIA 3 TH MENGERTI BEBERAPA KATA YANG TERANGKUM DALAM KALIMAT SEDERHANA.) 2. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 18
  • 19. 3. GANGGUAN BERBAHASA RESEPTIF • PENGERTIAN BAHASA NYA DIBAWAH KEMAMPUAN RATA2 ANAK SESUAI UMUR MENTALNYA • TIDAK DIDAPATKAN ADANYA GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF • BIASANYA DISERTAI GANGGUAN BERBAHASA EKSPRESIF • GANGGUAN INI BIASANYA DISERTAI DENGAN GANGGUAN EMOSIONAL DAN PERILAKU. • ( PADA USIA 18 BULAN, MAMPU MENGIDENTIFIKASI BEBERAPA OBYEK & PADA USIA 2 TAHUN BISA MENGIKUTI INSTRUKSI2 SEDERHANA) Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 19
  • 20. III. GANGGUAN PERKEMBANGAN BELAJAR • DIMULAI SEJAK AWAL PERKEMBANGAN • TIDAK DISEBABKAN RETARDASI MENTAL, KELAINAN NEUROLOGIS, GANGGUAN VISUAL, MAUPUN PENDENGARAN. • BIASANYA BERSAMAAN DENGAN SINDROMA KLINIS YANG LAIN, SEPERTI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN, GANGGUAN TINGKAH LAKU ATAU GANGGUAN PERKEMBANGAN YANG LAIN. • ETIOLOGI SECARA PASTI TIDAK DIKETAHUI, DIDUGA FAKTOR BIOLOGIS YANG BERINTERAKSI DENGAN KESEMPATAN BELAJAR & KUALITAS PENGAJARAN Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 20
  • 21. 1. GANGGUAN MEMBACA/ DISLEKSIA • BIASANYA DIDAHULUI OLEH RIWAYAT GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBICARA ATAU BERBAHASA. • PADA AWALNYA DIDAHULUI KESULITAN MENGUCAPKAN ABJAD, MEMBERI IRAMA DARI KATA YANG DIUCAPKAN, KEMUDIAN TERJADI KESALAHAN MEMBACA , DIANTARANYA : A. ADA KATA2 YANG DIHILANGKAN B. KECEPATAN MEMBACA YANG LAMBAT C. SALAH MEMULAI, RAGU2, TIDAK TEPAT MENYUSUN KALIMAT D. SUSUNAN KATA2 YANG TERBALIK E. KETIDAK MAMPUAN MENYEBUT KEMBALI ISI BACAAN F. KETIDAK MAMPUAN MENARIK KESIMPULAN MATERI BACAAN G. KETIDAK MAMPUAN DALAM MENJAWAB PERTANYAAAN PERIHAL BACAAN , MENGGUNAKAN PENGETAHUAN UMUM DARI PADA HASIL BACAANNYA. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 21
  • 22. 2. GANGGUAN BERHITUNG/DISKALKULIA • KEKURANGANNYA ADALAH PENGUASAAN PADA KEMAMPUAN DASAR BERHITUNG YAITU : TAMBAH, KURANG, BAGI & KALI 3. GANGGUAN MENULIS/DYSGRAPHIA  KESULITAN MENULIS TANGAN, MENGEJA, MENGORGANISIR IDE Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 22
  • 23. IV. AUTISME MASA KANAK • MUNCUL SEBELUM USIA 3 TAHUN • TIDAK JELAS ADANYA PERKEMBANGAN YANG NORMAL SEBELUMNYA • HENDAYA KUALITATIF DALAM INTERAKSI SOSIAL YANG BERBENTUK : APRESIASI YG TDK ADEKUAT TERHADAP ISYARAT SOSIO EMOSIONAL • KURANGNYA PENGGUNAAN KETRAMPILAN BERBAHASA • HENDAYA DALAM PERMAINAN IMAGINATIF • POLA PERILAKU , MINAT DAN KEGIATAN TERBATAS BERULANG DAN STEREO TIPIK • KELEKATAN YANG KHAS TERHADAP BARANG YANG ANEH, KHUSUSNYA BENDA YANG TIDAK LUNAK Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 23
  • 24.  Ginanjar (2001): autisme adalah gangguan perkembangan yang kompleks yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga mengakibatkan gangguan pada perkembangan komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi, sensoris, dan belajar.  Widyawati (1997): gangguan autistik atau autisme juga sering disebut autisme infantil  salah satu dari kelompok gangguan perkembangan pervasif yang paling dikenal dan mempunyai ciri khas: Adanya gangguan yang menetap pada interaksi sosial, komunikasi yang menyimpang,dan pola tingkah laku yang terbatas serta stereotip. Fungsi yang abnormal ini biasanya telah muncul sebelum usia 3 tahun. Lebih dari dua per tiga mempunyai fungsi di bawah rata-rata. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 24
  • 25.  Interaksi sosial pada anak autisme dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:  Menyendiri (aloof): banyak terlihat pada anak-anak yang menarik diri, acuh tak acuh, dan akan kesal bila diadakan pendekatan sosial serta menunjukkan perilaku serta perhatian yang terbatas (tidak hangat).  Pasif: dapat menerima pendekatan sosial dan bermain dengan anak lain jika pola permainannya disesuaikan dengan dirinya.  Aktif tapi aneh: secara spontan akan mendekati anak lain, namun interaksi ini sering kali tidak sesuai dan sering hanya sepihak. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 25
  • 26. Hambatan sosial pada anak autisme akan berubah sesuai dengan perkembangan usia. Biasanya, dengan bertambahnya usia maka hambatan tampak semakin berkurang.  Sejak tahun pertama, anak autisme mungkin telah menunjukkan adanya gangguan pada interaksi sosial yang timbal balik, seperti menolak untuk disayang/dipeluk, tidak menyambut ajakan ketika akan diangkat dengan mengangkat kedua lengannya, kurang dapat meniru pembicaraan atau gerakan badan, gagal menunjukkan suatu objek kepada orang lain, serta adanya gerakan pandangan mata yang abnormal. Permainan yang bersifat timbal balik mungkin tidak akan terjadi.  Sebagian anak autisme tampak acuh tak acuh atau tidak bereaksi terhadap pendekatan orangtuanya, sebagian lainnya malahan merasa cemas bila berpisah dan melekat pada orangtuanya.  Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 26
  • 27.  Anak autisme gagal dalam mengembangkan permainan bersama teman-temannya, mereka lebih suka bermain sendiri. Keinginan untuk menyendiri akan makin menghilang dengan bertambahnya usia.  Walaupun mereka berminat untuk mengadakan hubungan dengan teman, sering kali terdapat hambatan karena ketidakmampuan mereka untuk memahami aturan-aturan yang berlaku dalam interaksi sosial. Kesadaran sosial yang kurang mungkin menyebabkan mereka tidak mampu memahami ekspresi wajah orang, mengekspresikan perasaannya dalam bentuk vokal maupun ekspresi wajah, shg. anak autisme tidak dapat berempati kepada orang lain yang merupakan kebutuhan penting dalam interaksi sosial normal. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 27
  • 28.  Hambatan kualitatif dalam komunikasi verbal/non-verbal dan dalam bermain  Keterlambatan dan abnormalitas dalam berbahasa serta berbicara merupakan keluhan yang sering diajukan para orangtua, sekitar 50% mengalami hal ini:  Bergumam yang biasanya muncul sebelum dapat mengucapkan kata-kata, mungkin tidak tampak pada anak autisme.  Sering mereka tidak memahami ucapan yang ditujukan pada mereka. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 28
  • 29.  Biasanya mereka tidak menunjukkan atau memakai gerakan tubuh untuk menyampaikan keinginannya, tetapi dengan mengambil tangan orangtuanya untuk mengambil objek yang dimaksud.  Mereka mengalami kesukaran dalam memahami arti kata-kata serta kesukaran dalam menggunakan bahasa dalam konteks yang sesuai dan benar.  Bahwa satu kata mempunyai banyak arti mungkin sulit untuk dapat dimengerti oleh mereka. Anak autisme sering mengulang kata-kata yang baru saja mereka dengar atau yang pernah mereka dengar sebelumnya tanpa maksud untuk berkomunikasi. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 29
  • 30.  Bila bertanya sering menggunakan kata ganti orang dengan terbalik, seperti "saya" menjadi "kamu" dan menyebut diri sendiri sebagai "kamu".  Mereka sering berbicara pada diri sendiri dan mengulang potongan kata atau lagu dari iklan televisi dan mengucapkannya di muka orang lain dalam suasana yang tidak sesuai.  Penggunaan kata-kata yang aneh atau dalam arti kiasan, seperti seorang anak berkata "sembilan" setiap kali ia melihat kereta api.  Anak-anak ini juga mengalami kesukaran dalam berkomunikasi walaupun mereka dapat berbicara dengan baik, karena tidak tahu kapan giliran mereka berbicara, memilih topik pembicaraan, atau melihat kepada lawan bicaranya. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 30
  • 31. Mereka akan terus mengulang-ulang pertanyaan biarpun mereka telah mengetahui jawabannya atau memperpanjang pembicaraan tentang topik yang mereka sukai tanpa mempedulikan lawan bicaranya.  Bicaranya sering dikatakan monoton, kaku, dan menjemukan. Mereka juga sukar mengatur volume suaranya, tIdak tahu kapan mesti merendahkan volume suaranya, misal di restoran atau sedang membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi.  Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan atau emosinya melalui nada suara.  Komunikasi non-verbal juga mengalami gangguan. Mereka sering tidak menggunakan gerakan tubuh dalam berkomunikasi untuk mengekspresikan perasaannya atau untuk merabarasakan perasaan orang lain, misalnya menggelengkan kepala, melambaikan tangan, mengangkat alis, dan lain sebagainya.  Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 31
  • 32. Aktivitas dan minat yang terbatas  Abnormalitas dalam bermain terlihat pada anak autisme, seperti stereotip, diulang-ulang, dan tidak kreatif.  Beberapa anak tidak menggunakan mainannya dengan sesuai, juga kemampuannya untuk menggantikan suatu benda dengan benda lain yang sejenis sering tidak sesuai.  Anak autisme menolak adanya perubahan lingkungan dan rutinitas baru. Contohnya seorang anak autisme akan mengalami kesukaran bila jalan yang biasa ia tempuh ke sekolah diubah atau piring yang biasa ia pakai untuk makan diganti.  Mainan baru mungkin akan ditolak berminggu-minggu sampai kemudian baru bisa ia terima.  Mereka kadang juga memaksakan rutinitas pada orang lain, contohnya seorang anak laki-laki akan menangis bila waktu naik tangga sang ibu tidak menggunakan kaki kanannya terlebih dahulu.  Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 32
  • 33. Mereka juga sering memaksa orangtua untuk mengulang suatu kata atau potongan kata.  Dalam hal minat: terbatas, sering aneh, dan diulangulang. Misalnya, mereka sering membuang waktu berjam-jam hanya untuk memainkan saklar lampu, memutar-mutar botol, atau mengingat-ingat rute kereta api.  Mereka mungkin sulit dipisahkan dari suatu benda yang tidak lazim dan menolak meninggalkan rumah tanpa benda tersebut. Misalnya, seorang anak laki-laki yang selalu membawa penghisap debu ke mana pun ia pergi.  Stereotip tampak pada hampir semua anak autisme, termasuk melompat turun naik, memainkan jari-jari tangannya di depan mata, menggoyang-goyang tubuhnya, atau menyeringai.  Mereka juga menyukai objek yang berputar, seperti mengamati putaran kipas angin atau mesin cuci.  Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 33
  • 34.      Gangguan kognitif Hampir 75-80% anak autisme mengalami retardasi mental dengan derajat rata-rata sedang. Menarik untuk diketahui bahwa beberapa anak autisme menunjukkan kemampuan memecahkan masalah yang luar biasa, seperti mempunyai daya ingat yang sangat baik dan kemampuan membaca yang di atas batas penampilan intelektualnya. Sebanyak 50% dari idiot savants, yakni orang dengan retardasi mental yang menunjukkan kemampuan luar biasa, seperti menghitung kalender, memainkan satu lagu hanya dari sekali mendengar, mengingat nomor-nomor telepon yang ia baca dari buku telepon, adalah seorang penyandang autisme. Gangguan perilaku motorik Kebanyakan anak autisme menunjukkan adanya stereotip, seperti bertepuk-tepuk tangan dan menggoyang-goyangkan tubuh. Hiperaktif biasa terjadi terutama pada anak prasekolah. Namun, sebaliknya, dapat terjadi hipoaktif. Beberapa anak juga menunjukkan gangguan pemusatan perhatian dan impulsivitas. Juga didapatkan adanya koordinasi motorik yang terganggu, tiptoe walking, clumsiness, kesulitan belajar mengikat tali sepatu, menyikat gigi, memotong makanan, dan mengancingkan baju. 34 Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.
  • 35.      Respons abnormal terhadap perangsangan indera Beberapa anak menunjukkan hipersensitivitas terhadap suara (hiperakusis) dan menutup telinganya bila mendengar suara yang keras seperti suara petasan, gonggongan anjing, atau sirine polisi. Anak yang lain mungkin justru lebih tertarik dengan suara jam tangan atau remasan kertas. Sinar yang terang, termasuk sinar lampu sorot di ruang praktik dokter gigi, mungkin membuatnya tegang walaupun pada beberapa anak malah menyukai sinar. Mereka mungkin sangat sensitif terhadap sentuhan, memakai baju yang terbuat dari serat yang kasar, seperti wol, atau baju dengan label yang masih menempel, atau berganti baju dari lengan pendek menjadi lengan panjang. Semua itu dapat membuat mereka tempertantrums. Di lain pihak, ada juga anak yang tidak peka terhadap rasa sakit dan tidak menangis saat mengalami luka yang parah. Anak mungkin tertarik pada rangsangan indera tertentu seperti objek yang berputar. Gangguan tidur dan makan Gangguan tidur berupa terbaliknya pola tidur, terbangun tengah malam. Gangguan makan berupa keengganan terhadap makanan tertentu karena tidak menyukai tekstur atau baunya, menuntut hanya makan jenis makanan yang terbatas, menolak mencoba makanan baru, dapat sangat menyulitkan para orangtua. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 35
  • 36.         Gangguan afek dan mood Beberapa anak menunjukkan perubahan mood yang tiba-tiba, mungkin menangis atau tertawa tanpa alasan yang jelas. Sering tampak tertawa sendiri, dan beberapa anak tampaknya mudah menjadi emosional. Rasa takut yang sangat kadang-kadang muncul terhadap objek yang sebetulnya tidak menakutkan. Cemas perpisahan yang berat, juga depresi berat mungkin ditemukan pada anak autisme. Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan agresivitas melawan orang lain Ada kemungkinan mereka menggigit tangan atau jari sendiri sampai berdarah, membentur-benturkan kepala, mencubit, menarik rambut sendiri, atau memukul diri sendiri. Tempertantrums, ledakan agresivitas tanpa pemicu, dan kurang perasaan terhadap bahaya, dapat terjadi pada anak autisme. Gangguan kejang Terdapat kejang epilepsi pada sekitar 10--25% anak autisme. Ada korelasi yang tinggi antara serangan kejang dengan beratnya retardasi mental dan derajat disfungsi susunan syaraf pusat. Kondisi fisik yang khas Dilaporkan bahwa anak autisme usia 2-7 tahun, tubuhnya lebih dibanding anak seusianya dan saudaranya. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 36
  • 37. Diagnosis Banding  Gangguan autisme musti dibedakan dengan:  Retardasi mental: ketrampilan sosial dan komunikasi verbal atau non-verbal pada anak retardasi mental sesuai dengan usia mental mereka. Tes inteligensi biasanya menunjukkan suatu penurunan yang menyeluruh dari berbagai tes. Berbeda dengan anak autisme yang hasil tesnya tidak menunjukkan hasil yang rata-rata sama. Kebanyakan anak dengan taraf retardasi yang berat dan usia mental yang sangat rendah menunjukkan tanda-tanda autisme yang khas, seperti gangguan dalam interaksi sosial, stereotip, dan buruknya kemampuan berkomunikasi.  Skizofrenia: kebanyakan anak dengan skizofrenia secara umum tampak normal pada saat bayi sampai usia 2-3 tahun, dan baru kemudian muncul halusinasi, gejala yang tidak terdapat pada autisme. Biasanya anak dengan skizofrenia tidak retardasi mental, sedangkan pada autisme sekitar 75-80% adalah retardasi mental.  Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 37
  • 38. PENANGAN YANG SPESIFIK, YAKNI: Anak:  Ajari keterampilan berkomunikasi (non-verbal). Tingkatkan ketrampilan sosial (dengan peragaan). Medis  Konsultasi endokrinologi: untuk mengatasi agresivitas seksual. Konnsultasi neurologi: untuk menyingkirkan adanya kejang lobus temporalis dan sindrom hipotalamik. Lingkungan  Lingkungan harus aman, teratur, dan responsif. Sekolah:  Periksa prestasi akademik yang diharapkan. Catat reaksi dari teman-teman. Coba kurangi tuntutan dan perubahan. Konsultasi dengan para ahli. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 38