SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 17
PENAGIHAN PAJAK

OLEH
RANNE HIDAYATIKA RAMFINELI
NIM. 1201112368

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
ILMU ADMINISTRASI BISNIS
PEKANBARU
2013

Universitas Riau

Page 0
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-NYA saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
saya ucapkan kepada Dosen yang telah membimbing saya agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara kami menyusun Paper ini, Dan juga kepada teman–teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan Paper ini
Paper ini disusun dengan tujuan dapat memperluas ilmu dan wawasan mengenai
PENAGIHAN PAJAK dan bahan masalah disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber baik yang berasal dari bahan yang diterima oleh dosen pengajar maupun yang
diambil dari website online dari Internet yang juga mengupas masalah yang sama dengan
teknik penulisan yang berbeda. Penulis juga bersyukur karena diberikan waktu dan
kesempatan untuk mengkaji masalah ini dan penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan bermaafaat bagi pembaca dan teman- teman,Amin.

Pekanbaru, 16 Oktober 2013

Penyusun

Universitas Riau

Page 1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................1
Daftar isi....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................5
A. Pengertian pajak............................................................................5
B. Pengertian penagihan....................................................................5
C. Pengertian penagihan pajak...........................................................6
D. Jenis-jenis penagihan pajak............................................................6
E. Tahapan penagihan pajak...............................................................7
F. Dasar penagihan pajak...................................................................7
G. Bunga penagihan pajak.................................................................12
H. Biaya penagihan pajak..................................................................13
I. Daluarsa tindakan penagihan pajak..............................................13
J. Jadwal waktu penagihan...............................................................13
K. Penagihan pajak seketika dan sekaligus.......................................14
BAB III PENUTUP......................................................................................15
A. KESIMPULAN.................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................16

Universitas Riau

Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Pajak merupakan suatu iuran wajib bagi wajib pajak. Adanya pajak diharapkan akan
meningkatkan kesejahteraan hidup semua masyarakat. Pajak ini sifatnya tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat. Pajak ini ada bermacam-macam. Dalam
hubungannya dengan adanya suatu wilayah di permukaan bumi dan segala sesuatu yang
bernilai di atasnya, dalam pelaksanaan pemungutan pajak harus memiliki aturan yang jelas.
Beberapa jenis pajak, atau seluruh jenis pajak, baik untuk tahun-tahun yang lalu maupun
untuk tahun berjalan.
Salah satu media perpajakan yang mempunyai kekuatan hukum memaksa untuk
penagihan tunggakan pajak adalah Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (PPSP). Menurut UU
RI Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa pasal 1 ayat (12),
“Penagihan Pajak dengan Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan
biaya penagihan pajak”. Jumlah tagihan pajak yang tidak atau kurang dibayar sampai
dengan tanggal jatuh tempo pembayaran sesuai yang tercantum dalam STP, SKPKB, dan
SKPKBT ditagih dengan menggunakan Surat Paksa.
Peningkatan jumlah wajib pajak adalah tujuan dari upaya ekstensifikasi. Pemeriksaan
dan penagihan pajak adalah upaya intensifikasi penerimaan pajak. Pemeriksaan serta
penagihan pajak juga akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak (tax compliance), jika
kepatuhan dan jumlah wajib pajak meningkat maka akan meningkatkan penerimaan pajak
Negara.Penagihan pajak dilaksanakan terhadap tunggakan pajak yang belum dipenuhi oleh
wajib pajak.wajib pajak biasanya sengaja menghindar dari penagih pajak hal ini disebabkan
wajib pajak sudah tidak mampu lagi membayar hutang pajaknya dikarenakan sudah
bangkrut.

Universitas Riau

Page 3
1.2

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka perumusan masalah
tentang penagihan pajak adalahBagaimana proses penagihan pajak ?

Universitas Riau

Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
A Pengertian pajak
Adapun yang dimaksud dengan pajak adalah iuran kepada negara yang terhitung
oleh yang wajib membayarnya (wajib pajak) berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan prestasi (balas jasa) kebali yang langsung.
Menurut Prof. Dr. MJH. Smeeth, pajak adalah prestasi pemerintah yang terhitung
melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksan.Dari definisi diatas, dapat
disimpulkan istilah wajib pajak mengandung pengertian bahwa wajib pajak itu tidak mau
membayar pajak yang dibebankan kepadanya, maka hutang pajak itu dapat ditagih
secara paksa, misalnya dengan penyitaan.

B. Pengertian Penagihan
Adapun yang dimaksud dengan penagihan adalahmembuat, meminta,
mengingatkan atau menuntut supaya seseorang membayar utang. Menurut beberapa
parah ahli mengemukakan pendapattentang penagihan sebagai berikut :
Prof.Rchmat Soemitro, Penagihan adalah perbuatan yang dilakukan oleh
Direktirat Jendral Pajak karena wajib pajak tidak mematuhi ketentuan undangundang perpajakan khususnya mengenai pembayaran pajak.
Moeljo Hadi Penagihan adalah serangkaian tindakan dari aparatur DJP berhubung
wajib pajak tidak melunasi baik sebagian maupun seluruh kewajiban perpajakan
yang terhutang menurut undang-undang perpajakan yang berlaku.

Adapun tahapan-tahapan penagihan, sebagaiberikut :
a. Tahapan-tahapan penagihan, yaitu
1. Wajib pajak diberi surat teguran
2. Diberitahukan surat paksa
3. Diterbitkan surat perintah melaksakan penyitaan
4. Jadwal eksekusi
Universitas Riau

Page 5
5. Eksekusi

C. Pengertian penagihan pajak
Adapun yang dimaksud dengan penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar
Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur
atau

memperingatkan,

melaksanakan

penagihan

seketika

dan

sekaligus,

memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.

D. Jenis-jenis penagihan pajak
dua jenis penagihan pajak:
a. Penagihan Pajak Pasif
Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak (STP),
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan(SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan pajak terutang
menjadi lebih besar, Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan pajak terutang
menjadi lebih besar, Surat Keputusan Banding yang menyebabkan pajak terutang
menjadi lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi, maka tujuh hari
setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai
dengan menerbitkan surat teguran.
b. Penagihan Pajak Aktif
Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana
dalam upaya penagihan pajak ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim
surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetapi akan diikuti dengan tindakan sita, dan
dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.

Universitas Riau

Page 6
E. Tahapan penagihan pajak
Tahapan penagihan pajak antara lain sebagai berikut:
1. Surat Teguran
Apabila utang pajak yang tercantum dalam surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak
kurang bayar, surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan, tidak dilunasi sampai
melewati 7hari dari batas waktu jatuh tempo(satu bulan sejak tanggal diterbitkan).
2. Surat Paksa
Apabila utang pajak tidak dilunasi setelah 21 hari dari tanggal surat teguran maka
akan diterbitkan surat paksa yang disampaikan oleh juru sita pajak negara dengan
dibebani biaya penagihan sebesar 25.000 (dua puluh ribu rupiah), utang pajak harus
dilunasi dalam waktu 2×24 jam.
Adapaun ciri-ciri surat paksa, yaitu
1. Surat paksa berkepala (Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa)
2. Mempunya kekuatan hukum yang sama dengan putusan hakim dalam pengadilan

perdata (parate Eksekusi).
3. Yang dapat ditagih dengan surat paksa adalah semua jenis pajak baik pajak pusat
maupun pajak daerah.
4. Penagihan pajak dengan surat paksa dilaksanakan oleh juru sita pajak pusat dan
juru sita pajak daerah.
Juru sita adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan pajak
seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, Penyitaan, dan Penyendraan.
Sifat-sifat surat paksa, yaitu
1. Mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Grosse atau salinan putusan
hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat dimintakan banding kepada hakim
atasan.
2. Mempunyai kekuatan hukum yang pasti
3. Mempunyai fungsi ganda :
a. Menagih uatang pajak termasuk (pokok pajak, denda dan kenaikan)
b. Menagih bukan pajak (biaya-biaya penagihan)
4. Surat paksa dapat dilanjutkan dengan penyitaan dan penyenderaan.
Universitas Riau

Page 7
3.

Surat Sita
Apabila utang pajak belum juga dilunasi dalam waktu 2×24 jam dapat dilakukan
tindakan penyitan atas barang-barang Wajib Pajak dengan dibebani biaya
pelaksanaan sita sebesar Rp 75.000 (tujuh puluh lima ribu rupiah).

4.

Lelang
Dalam waktu 14 hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak belum dilunasi maka
akan dilanjtkan dengan tindakan pelelangan melalui kantor lelang negara. Dalam hal
biaya penagihan paaksa dan biaya pelaksanaan sita belum di bayar maka akan
dibebankan bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuan lelang dalam surat
kabar dan biaya pada saat pelelangan.

F. Dasar penagihan pajak
Dasar penagihan pajak, antara lain:
Pasal 18 UU KUP, yaitu :
“Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan
jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan dasar penagihan pajak”.
Pasal 19 UU KUP, yaitu :
Adapun penjelasan hal diatas yaitu:
1. Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi
administrasi berupa bunga dan! denda. (Pasal 1 point 19)
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besamva sanksi administrasi, dan jumlah
yang masih harus dibayar. (Pasal 1 point 15)
3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. (Pasal 1 point 16)
4. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan
kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan

Universitas Riau

Page 8
tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang terdapatdalam
surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat KeputusanKeberatan, Surat
Keputusan Pengurangan atau Penghapusan SanksiAdministrasi, Surat Keputusan
Pengurangan atau Pembatalan KetetapanPajak yang tidak benan, atau Surat
Keputusan Pengembalian PendahuluanKelebihan Pajak.(Pasal 1 point 29)
5. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadapsurat
ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan olehpihak ketiga
yang diajukan oleh Wajib Pajak. (Pasal 1 point 30)
6. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas bandingterhadap
Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleb Wajib Pajak. (Pasal 1 point 31)
(1) “Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan
Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang
masih harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang
dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh masa
yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal
diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan”.
(2) “Dalam hal wajib pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak
juga dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) per bulan dari jumlah
pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)”.
(3) “Dalam hal wajib pajak diperbolehkan menunda penyampaian SPT dan ternyata
perhitungan sementara pajak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 (5)
kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya terutang atas pembayaran pajak tersebut,
dikenai bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari saat berakhirnya
batas waktu penyampaian SPT sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 (3) huruf b dan c,
sampai dengan tanggal dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut dan bagian dari
bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.”

Universitas Riau

Page 9
Pasal 20 UU KUP, yaitu :
(1) “Atas jumlah pajak yang masih harus dibayar, yang berdasarkan STP, SKPKB, serta
SKPKBT, dan SKPembetulan, SKKeberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan
Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar oleh Penanggung
Pajak sesuai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 (3) atau (3a),
dilaksanakan penagihan pajak dengan Surat Paksa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.”
(2) “Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 20 (1), penagihan
seketika dan sekaligus dilakukan apabila; a. Penanggung pajak akan meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu. b. Penaggung pajak
memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka
menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan atau pekerjaan yang
dilakukannya di Indonesia. c. Terdapat tanda-tanda bahwa penanggung pajak akan
membubarkan badan usaha atau menggabungkan atau memekarkan usaha atau
memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya, atau melakukan
perubahan bentuk lainnya. d. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara. e. Terjadi
penyitaan atasbarang penanggung pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda
kepalitan.
(3) “Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan”.
Pasal 21 UU KUP, yaitu :
(1) “Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak atas barang-barang milik
penanggung pajak.”
(2) “Ketentuan tentang hak mendahulu sebagaimana dimaksud pada pasal 21 (1) meliputi
pokok pajak, sanksi administrasi beerupa bunga, denda, kenaikan, dan biaya
penagihan pajak.”

Universitas Riau

Page 10
(3) “Hak mendahulu untuk utang pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya, kecuali;
a. Biaya perkarayang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang
suatu barang bergeerak dan/ataau barang tidak bergerak. b. Biaya yang telah
dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud, dan/atau c. Biaya perkara, yang
hanya disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.”
(4) “Hak mendahulu hilang setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal
diterbitkan STP, SKPKB, SKPKBT, SKPembeulan, SKKeberatan, Putusan Banding,
Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
bertambah.”
(5) “Perhitungan jangka waktu hak mendahulu ditetapkan sebagai berikut; a. Dalam hal
Surat Paksa untuk membayar diberitahukan secara resmi, maka jangka waktu 5 (lima)
tahun sebagaimana dimaksud diatas dihitung sejak pemberitahuan Surat Paksa, atau
b. Dalam hal diberikan penundaan pembayaran atau persetujuan angsuran
pemmbayaran maka jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut dihitung sejak batas akhir
penundaan diberikan.”
Pasal 22 UU KUP, yaitu :
(1) “Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya
penagihan pajak, daluwarsa, setelah melampaui waktu 5 (tahun) terhitung sejak
penerbitan STP, SKPKB, SKPKBT, SKPembetulan, SKKeberatan, Putusan Banding, serta
Putusan Peninjauan Kembali.”
(2) “Daluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud diatas tertangguh apabila; a.
Diterbitkan Surat Paksa. b. Ada pengakuan utang pajak dari WP baik langsung maupun
tidak langsung. c. Diterbitkan SKPKB sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 (5),
SKPKBT sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 (4), atau d. Dilakukan penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan.”

Universitas Riau

Page 11
Pasal 23 UU KUP, yaitu :
(1) dihapus.
(2) “Gugatan WP atau penanggung pajak terhadap; a. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat
Perintah Melaksanakn Penyitaan, atau Pengumuman Lelang. b. Keputusan
pencegahan dalam rangka penagihan pajak. c. Keputusan yang berkaitan dengan
pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam pasal 25 (1) dan 26,
atau d. Penerbitan SKP atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya
tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan
perundang-undangan perpajakan.”
(3) dihapus.
Pasal 24 UU KUP, yaitu :
“Tata cara penghapusan piutang pajak dan penetapan besarnya penghapusan diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.”

G. Bunga penagihan pajak
Menurut pasal 19 ayat 1 UU No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan menyatakan sebagai berikut:
Apabila atas pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan tambahan
jumlah pajak yang harus dibayar berdasarkan Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding, pada saat jatuh tempo pembayaran
tidak atau kurang dibayar, maka atas jumlah pajak yang tidak atau kurang bayar
itu, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen,) sebulan
untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggaljatuh tempo sampai dengan
tanggal pembayaran atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian
dari bulan dihitung penuh 1 (satu,) bulan. (Undang-Undang Pajak Tahun 2000,
2001:15) .

Universitas Riau

Page 12
H. Biaya penagihan pajak
Biaya penagihan pajak adalah biaya pelaksanaa surat paska, surat perintah melaksanakan
penyitaan, pengumuman lelang, pembatalan lelang, jasa penilaian dan biaya penagihan
lainnya yang beruhubungan dengan penagihan pajak.

I. Daluarsa tindakan penagihan pajak
Berdasarkan Pasal 22 UU KUP, hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk
bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan, daluwarsa setelah lampau waktu 10tahun
terhitung sejak terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau
tahun pajak yang bersangkutan.
Penagihan pajak dapat dilakukan setelah melampaui 10 tahun dengan syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Diterbitkan surat teguran dan surat paksa. Kadaluwarsa dihitung sejak tangal
penyampaian surat paksa tersebut.
2. Adanya pengakuan utang dari Wajib Pajak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Hal ini dikarenakan sebagai berikut:
a. Adanya permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak sebelum
jatuh tempo pembayaran. Untuk daluwarsa penagihan pajak dihitung sejak
tanggal surat permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak
diterima.
b.Adanya permohonan keberatan. Untuk daluwarsa ini penagihan pajak dihitung
sejak tanggal surat permohonan keberatan diterima.
Wajib Pajak melaksanakan pembayaran sebagian utang pajaknya. Untuk daluwarsa ini
penagihan pajak dihitung sejak tanggal pembayaran sebagian utang pajak tersebut.

J. Jadwal waktu penagihan
1. Surat Peringatan atau teguran 7 hari setelah jatuh tempo
2. Surat paksa 21 hari setelah peringatan atau teguran
3. Penyitaan (2x24 jam) setelah surat paksa
4. Pengumuman lelang, 14 hari setelah sita
5. Lelang – 14 hari setelah pengumuman lelang.

Universitas Riau

Page 13
K. Penagihan pajak seketika dan sekaligus
Dapat dilakukan apabila :
1. Terjadi suatu peristiwa atau keadaa yang mendesak
2. Untuk menjaga kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan mengakibatkan pajak
yang terulang tidak dapat ditagih
3. Agar penerimaan negara disektor perpajakan dapat diamankan dalam waktu yang
singkat.

Universitas Riau

Page 14
III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tentang penagihan pajak. Penagihan pajak adalah
tindakan Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan
menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus
memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.
Adapun dua jenis penagihan pajak, yaitu
1. Penagihan pajak pasif adalah memberikan surat peringatan seperti Surat Tagihan
Pajak (STP), dll. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi,maka
ditindaklanjuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan
menerbitkan surat teguran.
2. Penagihan pajak aktif adalah kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana
dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetapi
akan diikuti dengan tindakan sita, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.
Tahap penagihan pajak, yaitu
1. Surat teguran
2. Surat paksa
3. Surat sita
4. Lelang

Universitas Riau

Page 15
DAFTAR PUSTAKA

http://fhuiguide.files.wordpress.com/2012/08/hukum-pajak-12-penagihan-pajak-dengan-suratpaksa.ppt
http://harrydjatmiko.dosen.narotama.ac.id/files/2011/06/PENAGIHAN-P-S-PAKSA.ppt
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/539/jbptunikompp-gdl-yuliyulian-26945-7-unikom_y-v.pdf

Universitas Riau

Page 16

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri SaputraPAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri SaputraIndah Mawarni
 
PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMPPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMIcha Icha
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIARIEF DJUNAEDI
 
PPN Pengantar & Karakter
PPN  Pengantar  & KarakterPPN  Pengantar  & Karakter
PPN Pengantar & Karakterkaromah95
 
TPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdf
TPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdfTPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdf
TPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdfLamanPajak
 
1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx
1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx
1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptxLamanPajak
 
PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutangkaromah95
 
Akuntansi keuangan pengakuan pendapatan
Akuntansi keuangan pengakuan pendapatanAkuntansi keuangan pengakuan pendapatan
Akuntansi keuangan pengakuan pendapatanjoni_aprilyanto
 
tata-laksana- pdj-bc-26
 tata-laksana- pdj-bc-26 tata-laksana- pdj-bc-26
tata-laksana- pdj-bc-26ardneh saputra
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMIcha Icha
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajakkaromah95
 
8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan
8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan
8 ketentuan umum dan tatacara perpajakannatal kristiono
 

Mais procurados (20)

Penagihan pajak
Penagihan pajakPenagihan pajak
Penagihan pajak
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri SaputraPAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
 
PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMPPN dan PPnBM
PPN dan PPnBM
 
Surat Ketetapan Pajak
Surat Ketetapan PajakSurat Ketetapan Pajak
Surat Ketetapan Pajak
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
 
PPN Pengantar & Karakter
PPN  Pengantar  & KarakterPPN  Pengantar  & Karakter
PPN Pengantar & Karakter
 
PPh Pasal 22
PPh Pasal 22PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
 
Pph pasal 22
Pph pasal 22Pph pasal 22
Pph pasal 22
 
TPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdf
TPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdfTPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdf
TPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdf
 
1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx
1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx
1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx
 
PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutang
 
Pengantar Bea Cukai
Pengantar Bea CukaiPengantar Bea Cukai
Pengantar Bea Cukai
 
Akuntansi keuangan pengakuan pendapatan
Akuntansi keuangan pengakuan pendapatanAkuntansi keuangan pengakuan pendapatan
Akuntansi keuangan pengakuan pendapatan
 
Ppn dan ppnbm
Ppn dan ppnbmPpn dan ppnbm
Ppn dan ppnbm
 
tata-laksana- pdj-bc-26
 tata-laksana- pdj-bc-26 tata-laksana- pdj-bc-26
tata-laksana- pdj-bc-26
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajak
 
Liabilitas SR
Liabilitas  SRLiabilitas  SR
Liabilitas SR
 
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
 
8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan
8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan
8 ketentuan umum dan tatacara perpajakan
 

Destaque

PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANGPENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANGjohnfreddy75
 
Landasan Hukum Penagihan Pajak
Landasan Hukum Penagihan PajakLandasan Hukum Penagihan Pajak
Landasan Hukum Penagihan PajakLamsiskaRosalina
 
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...Uofa_Unsada
 
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riamaSurat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riamaRiama Desy Sibuea
 
KUP Pasal 18 19 Penagihan Pajak
KUP Pasal 18 19 Penagihan PajakKUP Pasal 18 19 Penagihan Pajak
KUP Pasal 18 19 Penagihan PajakFair Nurfachrizi
 
PENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAK
PENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAKPENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAK
PENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAKLamsiskaRosalina
 
Pertemuan 7: utang pajak, penagihan pajak dan hapusnya utang pajak
Pertemuan 7: utang pajak, penagihan pajak dan hapusnya utang pajakPertemuan 7: utang pajak, penagihan pajak dan hapusnya utang pajak
Pertemuan 7: utang pajak, penagihan pajak dan hapusnya utang pajakMagdalena - Nommensen university
 
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIA
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIAUNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIA
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIARoko Subagya
 
SURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKSURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKYABES HULU
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakanErwin Syah
 
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...Uofa_Unsada
 
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...Uofa_Unsada
 

Destaque (20)

Penagihan pajak
Penagihan pajak Penagihan pajak
Penagihan pajak
 
Penagihan pajak
Penagihan pajakPenagihan pajak
Penagihan pajak
 
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANGPENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
PENAGIHAN PAJAK BY JON P SIHOTANG
 
PENAGIHAN PAJAK
PENAGIHAN PAJAKPENAGIHAN PAJAK
PENAGIHAN PAJAK
 
Landasan Hukum Penagihan Pajak
Landasan Hukum Penagihan PajakLandasan Hukum Penagihan Pajak
Landasan Hukum Penagihan Pajak
 
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM RANGKA PENCAIRAN TUNGGAK...
 
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riamaSurat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama
 
KUP Pasal 18 19 Penagihan Pajak
KUP Pasal 18 19 Penagihan PajakKUP Pasal 18 19 Penagihan Pajak
KUP Pasal 18 19 Penagihan Pajak
 
PENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAK
PENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAKPENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAK
PENAGIHAN DAN LANDASAN HUKUM PENAGIHANPAJAK
 
Pertemuan 7: utang pajak, penagihan pajak dan hapusnya utang pajak
Pertemuan 7: utang pajak, penagihan pajak dan hapusnya utang pajakPertemuan 7: utang pajak, penagihan pajak dan hapusnya utang pajak
Pertemuan 7: utang pajak, penagihan pajak dan hapusnya utang pajak
 
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIA
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIAUNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIA
UNDANG-UNDANG PENGAMPUNAN PAJAK INDONESIA
 
SURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKSURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAK
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Makalah anjak piutang
Makalah anjak piutangMakalah anjak piutang
Makalah anjak piutang
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Pajak Hotel
Pajak HotelPajak Hotel
Pajak Hotel
 
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
 
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
 

Semelhante a Penagihan pajak doc

Penagihanpajak doc-131016095547-phpapp02
Penagihanpajak doc-131016095547-phpapp02Penagihanpajak doc-131016095547-phpapp02
Penagihanpajak doc-131016095547-phpapp02Dayat HRusbrshbar
 
Adm perpajakan
Adm perpajakanAdm perpajakan
Adm perpajakanAntoni93
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKdevieaz
 
Paper Thomi Irvan
Paper Thomi IrvanPaper Thomi Irvan
Paper Thomi Irvandevieaz
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKdevieaz
 
Praktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestari
Praktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestariPraktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestari
Praktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestaridinalestari1995
 
“PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”
     “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”     “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”
“PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”kevinmariofarmapangaribuan
 
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptx
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptxUtang Pajak dan Penagihan Pajak.pptx
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptxKenBintangRafi
 
Pratikum perpajakan gusri ermila ...
Pratikum perpajakan  gusri ermila                                            ...Pratikum perpajakan  gusri ermila                                            ...
Pratikum perpajakan gusri ermila ...Gusri_ermila
 
Pratikum perpajakan gusri ermila ...
Pratikum perpajakan  gusri ermila                                            ...Pratikum perpajakan  gusri ermila                                            ...
Pratikum perpajakan gusri ermila ...afdhillah
 
Paper Thomi Irvan
Paper Thomi IrvanPaper Thomi Irvan
Paper Thomi IrvanThomi26
 
Penyelesaian penagihan pajak
Penyelesaian penagihan pajakPenyelesaian penagihan pajak
Penyelesaian penagihan pajakStevenDavidPontas
 
Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017
Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017
Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017Yulia Ramadiana
 

Semelhante a Penagihan pajak doc (20)

Penagihanpajak doc-131016095547-phpapp02
Penagihanpajak doc-131016095547-phpapp02Penagihanpajak doc-131016095547-phpapp02
Penagihanpajak doc-131016095547-phpapp02
 
Adm perpajakan
Adm perpajakanAdm perpajakan
Adm perpajakan
 
Adm perpajakan
Adm perpajakanAdm perpajakan
Adm perpajakan
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Feby
FebyFeby
Feby
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
 
Paper Thomi Irvan
Paper Thomi IrvanPaper Thomi Irvan
Paper Thomi Irvan
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
 
Praktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestari
Praktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestariPraktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestari
Praktikum komputer dan administrasi perpajakan. dina lestari
 
“PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”
     “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”     “PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”
“PENGELOLAAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”
 
Penagihan pajak
Penagihan pajak Penagihan pajak
Penagihan pajak
 
Pengembalian Pajak
Pengembalian PajakPengembalian Pajak
Pengembalian Pajak
 
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptx
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptxUtang Pajak dan Penagihan Pajak.pptx
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptx
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Pratikum perpajakan gusri ermila ...
Pratikum perpajakan  gusri ermila                                            ...Pratikum perpajakan  gusri ermila                                            ...
Pratikum perpajakan gusri ermila ...
 
Pratikum perpajakan gusri ermila ...
Pratikum perpajakan  gusri ermila                                            ...Pratikum perpajakan  gusri ermila                                            ...
Pratikum perpajakan gusri ermila ...
 
Paper Thomi Irvan
Paper Thomi IrvanPaper Thomi Irvan
Paper Thomi Irvan
 
Jel
JelJel
Jel
 
Penyelesaian penagihan pajak
Penyelesaian penagihan pajakPenyelesaian penagihan pajak
Penyelesaian penagihan pajak
 
Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017
Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017
Yulia ramadiana, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut 2017
 

Penagihan pajak doc

  • 1. PENAGIHAN PAJAK OLEH RANNE HIDAYATIKA RAMFINELI NIM. 1201112368 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU ILMU ADMINISTRASI BISNIS PEKANBARU 2013 Universitas Riau Page 0
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan atas Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-NYA saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada Dosen yang telah membimbing saya agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun Paper ini, Dan juga kepada teman–teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan Paper ini Paper ini disusun dengan tujuan dapat memperluas ilmu dan wawasan mengenai PENAGIHAN PAJAK dan bahan masalah disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber baik yang berasal dari bahan yang diterima oleh dosen pengajar maupun yang diambil dari website online dari Internet yang juga mengupas masalah yang sama dengan teknik penulisan yang berbeda. Penulis juga bersyukur karena diberikan waktu dan kesempatan untuk mengkaji masalah ini dan penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan bermaafaat bagi pembaca dan teman- teman,Amin. Pekanbaru, 16 Oktober 2013 Penyusun Universitas Riau Page 1
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar..........................................................................................1 Daftar isi....................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN................................................................................3 A. Latar Belakang................................................................................3 B. Rumusan Masalah..........................................................................4 BAB II PEMBAHASAN................................................................................5 A. Pengertian pajak............................................................................5 B. Pengertian penagihan....................................................................5 C. Pengertian penagihan pajak...........................................................6 D. Jenis-jenis penagihan pajak............................................................6 E. Tahapan penagihan pajak...............................................................7 F. Dasar penagihan pajak...................................................................7 G. Bunga penagihan pajak.................................................................12 H. Biaya penagihan pajak..................................................................13 I. Daluarsa tindakan penagihan pajak..............................................13 J. Jadwal waktu penagihan...............................................................13 K. Penagihan pajak seketika dan sekaligus.......................................14 BAB III PENUTUP......................................................................................15 A. KESIMPULAN.................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................16 Universitas Riau Page 2
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan suatu iuran wajib bagi wajib pajak. Adanya pajak diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan hidup semua masyarakat. Pajak ini sifatnya tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat. Pajak ini ada bermacam-macam. Dalam hubungannya dengan adanya suatu wilayah di permukaan bumi dan segala sesuatu yang bernilai di atasnya, dalam pelaksanaan pemungutan pajak harus memiliki aturan yang jelas. Beberapa jenis pajak, atau seluruh jenis pajak, baik untuk tahun-tahun yang lalu maupun untuk tahun berjalan. Salah satu media perpajakan yang mempunyai kekuatan hukum memaksa untuk penagihan tunggakan pajak adalah Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (PPSP). Menurut UU RI Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa pasal 1 ayat (12), “Penagihan Pajak dengan Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak”. Jumlah tagihan pajak yang tidak atau kurang dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran sesuai yang tercantum dalam STP, SKPKB, dan SKPKBT ditagih dengan menggunakan Surat Paksa. Peningkatan jumlah wajib pajak adalah tujuan dari upaya ekstensifikasi. Pemeriksaan dan penagihan pajak adalah upaya intensifikasi penerimaan pajak. Pemeriksaan serta penagihan pajak juga akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak (tax compliance), jika kepatuhan dan jumlah wajib pajak meningkat maka akan meningkatkan penerimaan pajak Negara.Penagihan pajak dilaksanakan terhadap tunggakan pajak yang belum dipenuhi oleh wajib pajak.wajib pajak biasanya sengaja menghindar dari penagih pajak hal ini disebabkan wajib pajak sudah tidak mampu lagi membayar hutang pajaknya dikarenakan sudah bangkrut. Universitas Riau Page 3
  • 5. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka perumusan masalah tentang penagihan pajak adalahBagaimana proses penagihan pajak ? Universitas Riau Page 4
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A Pengertian pajak Adapun yang dimaksud dengan pajak adalah iuran kepada negara yang terhitung oleh yang wajib membayarnya (wajib pajak) berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan prestasi (balas jasa) kebali yang langsung. Menurut Prof. Dr. MJH. Smeeth, pajak adalah prestasi pemerintah yang terhitung melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksan.Dari definisi diatas, dapat disimpulkan istilah wajib pajak mengandung pengertian bahwa wajib pajak itu tidak mau membayar pajak yang dibebankan kepadanya, maka hutang pajak itu dapat ditagih secara paksa, misalnya dengan penyitaan. B. Pengertian Penagihan Adapun yang dimaksud dengan penagihan adalahmembuat, meminta, mengingatkan atau menuntut supaya seseorang membayar utang. Menurut beberapa parah ahli mengemukakan pendapattentang penagihan sebagai berikut : Prof.Rchmat Soemitro, Penagihan adalah perbuatan yang dilakukan oleh Direktirat Jendral Pajak karena wajib pajak tidak mematuhi ketentuan undangundang perpajakan khususnya mengenai pembayaran pajak. Moeljo Hadi Penagihan adalah serangkaian tindakan dari aparatur DJP berhubung wajib pajak tidak melunasi baik sebagian maupun seluruh kewajiban perpajakan yang terhutang menurut undang-undang perpajakan yang berlaku. Adapun tahapan-tahapan penagihan, sebagaiberikut : a. Tahapan-tahapan penagihan, yaitu 1. Wajib pajak diberi surat teguran 2. Diberitahukan surat paksa 3. Diterbitkan surat perintah melaksakan penyitaan 4. Jadwal eksekusi Universitas Riau Page 5
  • 7. 5. Eksekusi C. Pengertian penagihan pajak Adapun yang dimaksud dengan penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. D. Jenis-jenis penagihan pajak dua jenis penagihan pajak: a. Penagihan Pajak Pasif Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan(SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Banding yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi, maka tujuh hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan menerbitkan surat teguran. b. Penagihan Pajak Aktif Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan pajak ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetapi akan diikuti dengan tindakan sita, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang. Universitas Riau Page 6
  • 8. E. Tahapan penagihan pajak Tahapan penagihan pajak antara lain sebagai berikut: 1. Surat Teguran Apabila utang pajak yang tercantum dalam surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak kurang bayar, surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan, tidak dilunasi sampai melewati 7hari dari batas waktu jatuh tempo(satu bulan sejak tanggal diterbitkan). 2. Surat Paksa Apabila utang pajak tidak dilunasi setelah 21 hari dari tanggal surat teguran maka akan diterbitkan surat paksa yang disampaikan oleh juru sita pajak negara dengan dibebani biaya penagihan sebesar 25.000 (dua puluh ribu rupiah), utang pajak harus dilunasi dalam waktu 2×24 jam. Adapaun ciri-ciri surat paksa, yaitu 1. Surat paksa berkepala (Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa) 2. Mempunya kekuatan hukum yang sama dengan putusan hakim dalam pengadilan perdata (parate Eksekusi). 3. Yang dapat ditagih dengan surat paksa adalah semua jenis pajak baik pajak pusat maupun pajak daerah. 4. Penagihan pajak dengan surat paksa dilaksanakan oleh juru sita pajak pusat dan juru sita pajak daerah. Juru sita adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan pajak seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, Penyitaan, dan Penyendraan. Sifat-sifat surat paksa, yaitu 1. Mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Grosse atau salinan putusan hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat dimintakan banding kepada hakim atasan. 2. Mempunyai kekuatan hukum yang pasti 3. Mempunyai fungsi ganda : a. Menagih uatang pajak termasuk (pokok pajak, denda dan kenaikan) b. Menagih bukan pajak (biaya-biaya penagihan) 4. Surat paksa dapat dilanjutkan dengan penyitaan dan penyenderaan. Universitas Riau Page 7
  • 9. 3. Surat Sita Apabila utang pajak belum juga dilunasi dalam waktu 2×24 jam dapat dilakukan tindakan penyitan atas barang-barang Wajib Pajak dengan dibebani biaya pelaksanaan sita sebesar Rp 75.000 (tujuh puluh lima ribu rupiah). 4. Lelang Dalam waktu 14 hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak belum dilunasi maka akan dilanjtkan dengan tindakan pelelangan melalui kantor lelang negara. Dalam hal biaya penagihan paaksa dan biaya pelaksanaan sita belum di bayar maka akan dibebankan bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuan lelang dalam surat kabar dan biaya pada saat pelelangan. F. Dasar penagihan pajak Dasar penagihan pajak, antara lain: Pasal 18 UU KUP, yaitu : “Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan dasar penagihan pajak”. Pasal 19 UU KUP, yaitu : Adapun penjelasan hal diatas yaitu: 1. Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan! denda. (Pasal 1 point 19) 2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besamva sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar. (Pasal 1 point 15) 3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. (Pasal 1 point 16) 4. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan Universitas Riau Page 8
  • 10. tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang terdapatdalam surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat KeputusanKeberatan, Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan SanksiAdministrasi, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan KetetapanPajak yang tidak benan, atau Surat Keputusan Pengembalian PendahuluanKelebihan Pajak.(Pasal 1 point 29) 5. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadapsurat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan olehpihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak. (Pasal 1 point 30) 6. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas bandingterhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleb Wajib Pajak. (Pasal 1 point 31) (1) “Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk seluruh masa yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan”. (2) “Dalam hal wajib pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak juga dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) per bulan dari jumlah pajak yang masih harus dibayar dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)”. (3) “Dalam hal wajib pajak diperbolehkan menunda penyampaian SPT dan ternyata perhitungan sementara pajak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 (5) kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya terutang atas pembayaran pajak tersebut, dikenai bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari saat berakhirnya batas waktu penyampaian SPT sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 (3) huruf b dan c, sampai dengan tanggal dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.” Universitas Riau Page 9
  • 11. Pasal 20 UU KUP, yaitu : (1) “Atas jumlah pajak yang masih harus dibayar, yang berdasarkan STP, SKPKB, serta SKPKBT, dan SKPembetulan, SKKeberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar oleh Penanggung Pajak sesuai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 (3) atau (3a), dilaksanakan penagihan pajak dengan Surat Paksa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.” (2) “Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 20 (1), penagihan seketika dan sekaligus dilakukan apabila; a. Penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu. b. Penaggung pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan atau pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia. c. Terdapat tanda-tanda bahwa penanggung pajak akan membubarkan badan usaha atau menggabungkan atau memekarkan usaha atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnya. d. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara. e. Terjadi penyitaan atasbarang penanggung pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda kepalitan. (3) “Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”. Pasal 21 UU KUP, yaitu : (1) “Negara mempunyai hak mendahulu untuk utang pajak atas barang-barang milik penanggung pajak.” (2) “Ketentuan tentang hak mendahulu sebagaimana dimaksud pada pasal 21 (1) meliputi pokok pajak, sanksi administrasi beerupa bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak.” Universitas Riau Page 10
  • 12. (3) “Hak mendahulu untuk utang pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya, kecuali; a. Biaya perkarayang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergeerak dan/ataau barang tidak bergerak. b. Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud, dan/atau c. Biaya perkara, yang hanya disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.” (4) “Hak mendahulu hilang setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan STP, SKPKB, SKPKBT, SKPembeulan, SKKeberatan, Putusan Banding, Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.” (5) “Perhitungan jangka waktu hak mendahulu ditetapkan sebagai berikut; a. Dalam hal Surat Paksa untuk membayar diberitahukan secara resmi, maka jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud diatas dihitung sejak pemberitahuan Surat Paksa, atau b. Dalam hal diberikan penundaan pembayaran atau persetujuan angsuran pemmbayaran maka jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut dihitung sejak batas akhir penundaan diberikan.” Pasal 22 UU KUP, yaitu : (1) “Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa, setelah melampaui waktu 5 (tahun) terhitung sejak penerbitan STP, SKPKB, SKPKBT, SKPembetulan, SKKeberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.” (2) “Daluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud diatas tertangguh apabila; a. Diterbitkan Surat Paksa. b. Ada pengakuan utang pajak dari WP baik langsung maupun tidak langsung. c. Diterbitkan SKPKB sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 (5), SKPKBT sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 (4), atau d. Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.” Universitas Riau Page 11
  • 13. Pasal 23 UU KUP, yaitu : (1) dihapus. (2) “Gugatan WP atau penanggung pajak terhadap; a. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakn Penyitaan, atau Pengumuman Lelang. b. Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak. c. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam pasal 25 (1) dan 26, atau d. Penerbitan SKP atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan perundang-undangan perpajakan.” (3) dihapus. Pasal 24 UU KUP, yaitu : “Tata cara penghapusan piutang pajak dan penetapan besarnya penghapusan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.” G. Bunga penagihan pajak Menurut pasal 19 ayat 1 UU No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan sebagai berikut: Apabila atas pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan tambahan jumlah pajak yang harus dibayar berdasarkan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding, pada saat jatuh tempo pembayaran tidak atau kurang dibayar, maka atas jumlah pajak yang tidak atau kurang bayar itu, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen,) sebulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggaljatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu,) bulan. (Undang-Undang Pajak Tahun 2000, 2001:15) . Universitas Riau Page 12
  • 14. H. Biaya penagihan pajak Biaya penagihan pajak adalah biaya pelaksanaa surat paska, surat perintah melaksanakan penyitaan, pengumuman lelang, pembatalan lelang, jasa penilaian dan biaya penagihan lainnya yang beruhubungan dengan penagihan pajak. I. Daluarsa tindakan penagihan pajak Berdasarkan Pasal 22 UU KUP, hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan, daluwarsa setelah lampau waktu 10tahun terhitung sejak terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak yang bersangkutan. Penagihan pajak dapat dilakukan setelah melampaui 10 tahun dengan syarat-syarat sebagai berikut: 1. Diterbitkan surat teguran dan surat paksa. Kadaluwarsa dihitung sejak tangal penyampaian surat paksa tersebut. 2. Adanya pengakuan utang dari Wajib Pajak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dikarenakan sebagai berikut: a. Adanya permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak sebelum jatuh tempo pembayaran. Untuk daluwarsa penagihan pajak dihitung sejak tanggal surat permohonan angsuran atau penundaan pembayaran utang pajak diterima. b.Adanya permohonan keberatan. Untuk daluwarsa ini penagihan pajak dihitung sejak tanggal surat permohonan keberatan diterima. Wajib Pajak melaksanakan pembayaran sebagian utang pajaknya. Untuk daluwarsa ini penagihan pajak dihitung sejak tanggal pembayaran sebagian utang pajak tersebut. J. Jadwal waktu penagihan 1. Surat Peringatan atau teguran 7 hari setelah jatuh tempo 2. Surat paksa 21 hari setelah peringatan atau teguran 3. Penyitaan (2x24 jam) setelah surat paksa 4. Pengumuman lelang, 14 hari setelah sita 5. Lelang – 14 hari setelah pengumuman lelang. Universitas Riau Page 13
  • 15. K. Penagihan pajak seketika dan sekaligus Dapat dilakukan apabila : 1. Terjadi suatu peristiwa atau keadaa yang mendesak 2. Untuk menjaga kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan mengakibatkan pajak yang terulang tidak dapat ditagih 3. Agar penerimaan negara disektor perpajakan dapat diamankan dalam waktu yang singkat. Universitas Riau Page 14
  • 16. III PENUTUPAN A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan tentang penagihan pajak. Penagihan pajak adalah tindakan Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Adapun dua jenis penagihan pajak, yaitu 1. Penagihan pajak pasif adalah memberikan surat peringatan seperti Surat Tagihan Pajak (STP), dll. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi,maka ditindaklanjuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan menerbitkan surat teguran. 2. Penagihan pajak aktif adalah kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetapi akan diikuti dengan tindakan sita, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang. Tahap penagihan pajak, yaitu 1. Surat teguran 2. Surat paksa 3. Surat sita 4. Lelang Universitas Riau Page 15