SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
LAPORAN KASUS
GLAUKOMA
Ni Made Putri Rahayu Srikandi (1002005006)
Ery Oktadiputra (1002005152)
Hemavalli Ragunathan (1002005199)
PEMBIMBING:
dr. AA Masputrawati T, Sp.M
PENDAHULUAN
GLAUKOMA
Penyebab
Kebutaan no 2
Ditandai dengan
Peningkatan TIO
Defek neuropati
dan gangguan
lapang pandang
Di Amerika Serikat, 80.000
penduduk buta akibat glaukoma
Di Indonesia, Glaukoma
penyebab kebutaan no 2 setelah
katarak
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Glaukoma adalah kerusakan nervus optikus
yang bersifat progresif yang disebabkan karena
peningkatan tekanan intraokular. Sebagai
akibatnya akan terjadi gangguan lapang
pandang dan kebutaan
FAKTOR RESIKO
Tekanan Intraokuler tinggi
Umur
Riwayat Glaukoma dalam Keluarga
Pemakaian steroid secara lama.
Riwayat Trauma pada Mata
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKIKASI GLAUKOMA
Glaukoma
Primer
Sudut
terbuka
Sudut
Tertutup
Sekunder
Kongenital
Absolut
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA (
GLAUKOMA KRONIS)
Peningkatan tekanan
intraokular yang disebabkan
oleh mekanisme sudut
terbuka adalah proses
degeneratif di jalinan
trabekula, termasuk
pengendapan bahan
ekstrasel di dalam jalinan
dan di bawah lapisan
endotel kanalis Schlemm.
Akibatnya adalah penurunan
drainase humor akueus
yang menyebabkan
peningkatan tekanan
intraokular.
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP
(GLAUKOMA AKUT)
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi
karena ruang anterior secara anatomis
menyempit sehingga iris terdorong ke depan,
menempel ke jaringan trabekular dan
menghambat humor akueus mengalir ke
saluran schlemm.
Pergerakan iris ke depan dapat karena
peningkatan tekanan vitreus, penambahan
cairan di ruang posterior atau lensa yang
mengeras karena usia tua.
Peningkatan tekanan intraokuler akan
mendorong perbatasan antara saraf optikus
dan retina di bagian belakang mata.
Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus
berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.
Karena saraf optikus mengalami
kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta
pada lapang pandang mata.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
GLAUKOMA AKUT
 Mata merah
 Pandangan kabur
mendadak,
 Sakit kepala
 Mual dan muntah,
 Melihat halo ( warna-
warni) disekitar bola
lampu dan silau
GLAUKOMA KRONIS
 Pandangan kabur secara
perlahan-lahan,
 sakit kepala,
 Sering menabrak benda
sekitarnya ,
 melihat pelangi atau
cahaya di pinggir objek
yang sedang dilihat (halo)
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
GLAUKOMA AKUT
 visus menurun
 kelopak mata bengkak
 Injeksi pericorneal,
 Kornea oedem
 Tekanan intraokular tinggi
(diatas 50 mmHg),
 COA dangkal,
 pupil melebar
GLAUKOMA KRONIS
 mata tenang,
 tekanan intraocular tinggi (21-
40 mmHg),
 Penggaungan papil saraf optif
yang khas (Ekskavasio),
 CDR >0.4
 Gangguan lapang pandang
yang khas (scotoma
paracentral, arcuata sampai
tunnel vision).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tonometri
• Tonometri digital, tonometri Schiotz, Non contact
tonometri, tonometri aplanasi Goldmann
Gonioskopi
Penilaian Diskus Optikus
Pemeriksaan Lapangan Pandang
PENATALAKSAAN
MEDIKAMENTOSA
 supresi pembentukan
aqueous humor
 beta-adrenergic blocker
 apraclonidine,
 brimonidine,
 Acetazolamide
 Meningkatkan Aliran keluar
Humor Aqueous
 Obat parasimpatomimetik
 Analog Prostaglandin
BEDAH
 Iridektomi
 Trabekuloplasti Laser
 Trabekulotomi
 Goniotomi
PROGNOSIS
 Prognosis sangat bergantung pada penemuan dan
pengobatan dini. Bila tidak mendapat pengobatan yang
tepat dan cepat , maka kebutaan akan terjadi dalam waktu
yang pendek.
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 IDENTITAS PASIEN
 Nama : Simah
 Umur : 42 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Jln. Leda Winda Gg. IV
Buntu, Denpasar
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Agama : Budha
 Suku Bangsa : Bali
3.2 ANAMNESIS
 Keluhan Utama : kabur pada kedua mata
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Kabur pada kedua mata
 Sejak 2 minggu yang lalu
 Perlahan  merasa terganggu
 Seperti ada bayangan yang menutup mata, terutama
mata kanan
 Dirasakan sepanjang hari
 Pasien juga mengeluh merasa silau jika melihat cahaya,
sehingga pasien sering menutupi matanya.
 Pasien juga mengeluh sakit kepala bagian belakang sejak 2
minggu yang lalu.
 Dirasakan kadang-kadang, muncul jika beraktifitas, dan
seperti cekot-cekot.
 Jika beristirahat merasa lebih baik.
 Riwayat mata merah (+) 2 minggu yang lalu, tetapi tidak
diobati.
 Riwayat kacamata (-), mual, muntah, mata berair, ngeres pada
mata disangkal oleh pasien.
 Riwayat penyakit dahulu
 Pasien juga mengatakan tidak pernah sakit mata seperti ini
sebelumnya.
 Riwayat truma dan penggunaan obat tetes mata disangkal.
 Riwayat penyakit sistemik seperti DM dan HT disangkal
 Riwayat penyakit dalam keluarga
 Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang
sama dengan pasien.
 Riwayat penyakit sistemik seperti diabetes melitus dan
hipertensi disangkal.
 Riwayat sosial
 Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga yang sehari-hari
melakukan pekerjaan rumah seperti memasak dan
membersihkan rumah
3.3 PEMERIKSAAN FISIK
 Pemeriksaan Fisik Umum
 Kesadaran : Compos mentis
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 84 kali / menit
 Temperatur aksila: 36,6 °C
 Pemeriksaan Oftalmologi
Okuli Dekstra (OD) Okuli Sinistra (OS)
Visus
Refraksi/Pin Hole
6/7,5
6/6
6/6
-
Supra cilia
Madarosis
Sikatriks
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Palpebra superior
Edema
Hiperemi
Enteropion
Ekteropion
Benjolan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Palpebra inferior
Edema
Hiperemi
Enteropion
Ekteropion
Benjolan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Pungtum lakrimalis
Pungsi
Benjolan
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak dilakukan
Tidak ada
Konjungtiva palpebra superior
Hiperemi
Folikel
Sikatriks
Benjolan
Sekret
Papil
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Konjungtiva palpebra inferior
Hipermi
Folikel
Sikatriks
Benjolan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Konjungtiva bulbi
Kemosis
Hiperemi
- Konjungtiva
- Silier
Perdarahan di bawah konjungtiva
Pterigium
Pingueculae
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sklera
Warna
Pigmentasi
Putih
Tidak ada
Putih
Tidak ada
Limbus
Arkus senilis Tidak ada Tidak ada
Kornea
Odem
Infiltrat
Ulkus
Sikatriks
Keratik presifitat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Kamera okuli anterior
Kejernihan
Kedalaman
Jernih
Dangkal
Jernih
Dangkal
Iris
Warna
Koloboma
Sinekia anterior
Sinekia posterior
Coklat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Coklat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Pupil
Bentuk
Regularitas
Refleks cahaya langsung
Refleks cahaya konsensual
Bulat
Reguler
Ada
Ada
Bulat
Reguler
Ada
Ada
Lensa
Kejernihan
Dislokasi/subluksasi
Jernih
Tidak ada
Jernih
Tidak ada
 Pemeriksaan Lain
OD Pemeriksaan OS
34 Aplanasi 24
𝑺𝑳
𝑻𝑴
𝑺𝑳
𝑺𝑳 Gonioskopi 𝑺𝑳
𝑻𝑴
𝑺𝑳
𝑺𝑳
Tunnel Vision Perimetri Tunnel Vision
Vitreous
Kejernihan Jernih Jernih
Funduskopi
Refleks fundus
Papil N. II
Cupping
aa/vv
CDR
Retina
Positif
Bulat, batas tegas
Positif
2/3
0.8
Baik
Positif
Bulat, batas tegas
Positif
2/3
0.6
Baik
Tonometri
Digital
NCT
Keras, kaku
52,5
Keras, kaku
28,0
3.4 RESUME
Pasien perempuan, 42 tahun mengeluh mata kabur pada kedua
mata sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya keluhan dirasakan perlahan
hingga pasien merasa terganggu yang akhirnya membawa pasien
ke rumah sakit. Kabur pada kedua mata dirasakan seperti ada
bayangan yang menutup terutama pada mata kanan yang paling
keras dirasakan. Keluhan dirasakan sepanjang hari dan membaik
jika pasien beristirahat.
Pasien juga mengeluh jika melihat cahaya yang terang merasa
silau sejak 1 minggu yang lalu, sehingga lebih enak menutup kedua
matanya. Pasien juga mengeluh sakit pada kepala bagian belakang
sejak 2 minggu yang lalu. Sakit kepala dirasakan kadang-kadang
dan muncul jika pasien beraktifitas yang berat. Sakit kepala
dirasakan cekot-cekot seperti diikat oleh tali yang terlalu erat.
Pasien merasa lebih baik jika beristirahat sejenak.
Pemeriksaan lokal
OD Pemeriksaan OS
6/7,5 Visus 6/6
6/6 Pin Hole -
Normal Palpebra Normal
Tenang Konjungtiva Palpebra Tenang
Tenang Konjungtiva Bulbi Tenang
Jernih Kornea Jernih
Dangkal Kamera Okuli Anterior Dangkal
Bulat, regular Iris Bulat, regular
Positif Refleks Pupil Positif
Jernih Lensa Jernih
Jernih Vitreous Jernih
Papil N. II bulat, batas tegas Funduskopi Papil N.II bulat, batas tegas
CDR 0,8 CDR 0,6
Cupping (+) Cupping (+)
aa/vv 2/3 aa/vv 2/3
Retina baik Retina baik
Reflek makula (+) Reflek makula (+)
34 Aplanasi 24
𝑺𝑳
𝑻𝑴
𝑺𝑳
𝑺𝑳 Gonioskopi 𝑺𝑳
𝑻𝑴
𝑺𝑳
𝑺𝑳
Tunnel Vision Perimetri Tunnel Vision
 3.5 Diagnosis Banding
 ODS Glaukoma kronis primer dengan sudut tertutup
 ODS Konjungtivitis
 ODS Uveitis
 3.6 Diagnosis Kerja
 ODS Glaukoma kronis primer dengan sudut tertutup
 3.7 Usulan Pemeriksaan
 OCT ONH dan RNFL
 3.8 Terapi
 KIE
 Xalacom tab 1x1
 3.9 Prognosis
 Dubius ad bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
GEJALA
 Mata Kabur : dirasakan
perlahan hingga pasien
merasa terganggu.
 Terasa seperti bayangan
yang menutup.
 Keluhan dirasakan
sepanjang hari.
 Merasa silau- lebih enak
menutup kedua matanya.
 Sakit pada kepala bagian
belakang -muncul jika
pasien beraktifitas yang
berat.
TEORI
• Tekanan yang tinggi pada
serabut saraf dan iskemia
kronis pada saraf optik-
kerusakan – menghasilkan
kehilangan lapang pandang.
• Kehilangan lapang
penglihatan terjadi sangat
berat (tunnel
vision)/bayangan.
• Jika tekanan meningkat
dengan cepat - kornea
menjadi penuh air,
menimbulkan halo di sekitar
cahaya.
PADA PEMERIKSAAN FISIK DIDAPATKAN
Visus pasien : kurang dari 6/6
Kamera okuli anterior : dangkal
Tonometri NCT :mata kanan adalah 52,5 dan kiri adalah 28,0.
TEORI
VISUS < 6/6
CoA : Dangkal
Pemeriksaan tonometri : 20-30mmhg(tahap awal) & 40-50mmhg
( Kehilangan visus cepat)
TEORI
PADA PEMERIKSAAN GONIOSKOPI, APABILA HANYA SCHWALBE’S LINE ATAU
SEBAGIAN KECIL DARI TRABECULAR MESHWORK YANG DAPAT TERLIHAT,
DINYATAKAN SUDUT SEMPIT.
Pemeriksaan Lain
OD Pemeriksaan OS
34 Aplanasi 24
𝑺𝑳
𝑻𝑴
𝑺𝑳
𝑺𝑳 Gonioskopi 𝑺𝑳
𝑻𝑴
𝑺𝑳
𝑺𝑳
Tunnel Vision Perimetri Tunnel Vision
TEORI
Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama mengenai 30
derajat lapangan pandang bagian sentral. Pengecilan lapangan pandang
cenderung berawal di perifer nasal. – Tunnel Vision
 Usulan Pemeriksaan
OCT ONH dan RNFL
PENATALAKSANAAN
Non-Bedah
-Berfungsi menurunkan produksi maupun
eksresi dari humor aqueous.
-Fasilitasi aliran keluar Humor Aqueous
Pasien diberikan : Xalacom tab 1x1
BAB V
KESIMPULAN
 Glaukoma adalah penyakit yang menyerang saraf mata (optic nerve)
manusia hingga terjadi kerusakan struktur dan fungsional saraf yang
bersesuaian.
 Etiologi dan factor resiko berupa tekanan intraocular yang tinggi, umur,
riwayat dalam keluarga, riwayat trauma dan obat-obatan.
 Ada empat jenis glaukoma yaitu glaukoma primer, sekunder, kongenital dna
absolut.
 Manifestasi klinis berupa pPeningkatan TIO, halo sekitar cahaya dan kornea
yang keruh, nyeri, dan penyempitan lapang pandang.
 Pemeriksaan berupa tonometry, gonioskopi, diskus optikus, dan lapangan
pandang.
 Pengobatan berupa bedah dan non-bedah.

More Related Content

What's hot

uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatNovi Vie Opie
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgarisery putra
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutAriesta Mp
 
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaPPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaGabriella Cereira Angelina
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAnatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAdhita Dwi Aryanti
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPVKharima SD
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutPhil Adit R
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1homeworkping7
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 

What's hot (20)

uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaPPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAnatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
GLAUKOMA
GLAUKOMAGLAUKOMA
GLAUKOMA
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Kuliah mata 2013
Kuliah mata 2013Kuliah mata 2013
Kuliah mata 2013
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 

Similar to GLAUKOMA

CR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptxCR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptxkharismaMr1
 
Askep glaukoma
Askep glaukomaAskep glaukoma
Askep glaukomaKANDA IZUL
 
ujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma noora
ujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma nooraujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma noora
ujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma nooraRFFooraa
 
Presentasi WGW 2023.pptx
Presentasi WGW 2023.pptxPresentasi WGW 2023.pptx
Presentasi WGW 2023.pptxmansyah8
 
Presentasi WGW. 2023.pptx
Presentasi WGW. 2023.pptxPresentasi WGW. 2023.pptx
Presentasi WGW. 2023.pptxmansyah8
 
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...RifkaHumaida1
 
Pleno Skenario A Blok 17.pptx
Pleno Skenario A Blok 17.pptxPleno Skenario A Blok 17.pptx
Pleno Skenario A Blok 17.pptxsparkhsoo
 
219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-matur219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-maturhomeworkping9
 
Ppt case report mata aini
Ppt case report mata ainiPpt case report mata aini
Ppt case report mata ainiAiniHumaira
 

Similar to GLAUKOMA (20)

Cataract presus
Cataract presusCataract presus
Cataract presus
 
CR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptxCR Glaukoma Simpleks.pptx
CR Glaukoma Simpleks.pptx
 
Askep glaukoma
Askep glaukomaAskep glaukoma
Askep glaukoma
 
BST CATARACT FK UNPAD 2013
BST CATARACT FK UNPAD 2013BST CATARACT FK UNPAD 2013
BST CATARACT FK UNPAD 2013
 
ujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma noora
ujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma nooraujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma noora
ujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma noora
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
PKD Safitri.pptx
PKD Safitri.pptxPKD Safitri.pptx
PKD Safitri.pptx
 
Presentasi WGW 2023.pptx
Presentasi WGW 2023.pptxPresentasi WGW 2023.pptx
Presentasi WGW 2023.pptx
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Glaukoma cidera
Glaukoma cideraGlaukoma cidera
Glaukoma cidera
 
Glukoma
GlukomaGlukoma
Glukoma
 
Presentasi WGW. 2023.pptx
Presentasi WGW. 2023.pptxPresentasi WGW. 2023.pptx
Presentasi WGW. 2023.pptx
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
 
syayid ppt.pdf
syayid ppt.pdfsyayid ppt.pdf
syayid ppt.pdf
 
stroke.pdf
stroke.pdfstroke.pdf
stroke.pdf
 
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
 
Pleno Skenario A Blok 17.pptx
Pleno Skenario A Blok 17.pptxPleno Skenario A Blok 17.pptx
Pleno Skenario A Blok 17.pptx
 
219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-matur219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-matur
 
Ppt case report mata aini
Ppt case report mata ainiPpt case report mata aini
Ppt case report mata aini
 

Recently uploaded

Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 

Recently uploaded (20)

Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 

GLAUKOMA

  • 1. LAPORAN KASUS GLAUKOMA Ni Made Putri Rahayu Srikandi (1002005006) Ery Oktadiputra (1002005152) Hemavalli Ragunathan (1002005199) PEMBIMBING: dr. AA Masputrawati T, Sp.M
  • 3. GLAUKOMA Penyebab Kebutaan no 2 Ditandai dengan Peningkatan TIO Defek neuropati dan gangguan lapang pandang
  • 4. Di Amerika Serikat, 80.000 penduduk buta akibat glaukoma Di Indonesia, Glaukoma penyebab kebutaan no 2 setelah katarak
  • 6. DEFINISI Glaukoma adalah kerusakan nervus optikus yang bersifat progresif yang disebabkan karena peningkatan tekanan intraokular. Sebagai akibatnya akan terjadi gangguan lapang pandang dan kebutaan
  • 7. FAKTOR RESIKO Tekanan Intraokuler tinggi Umur Riwayat Glaukoma dalam Keluarga Pemakaian steroid secara lama. Riwayat Trauma pada Mata
  • 10. GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA ( GLAUKOMA KRONIS) Peningkatan tekanan intraokular yang disebabkan oleh mekanisme sudut terbuka adalah proses degeneratif di jalinan trabekula, termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinan dan di bawah lapisan endotel kanalis Schlemm. Akibatnya adalah penurunan drainase humor akueus yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.
  • 11. GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP (GLAUKOMA AKUT) Glaukoma sudut tertutup primer terjadi karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor akueus mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.
  • 12. DIAGNOSIS ANAMNESIS GLAUKOMA AKUT  Mata merah  Pandangan kabur mendadak,  Sakit kepala  Mual dan muntah,  Melihat halo ( warna- warni) disekitar bola lampu dan silau GLAUKOMA KRONIS  Pandangan kabur secara perlahan-lahan,  sakit kepala,  Sering menabrak benda sekitarnya ,  melihat pelangi atau cahaya di pinggir objek yang sedang dilihat (halo)
  • 13. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI GLAUKOMA AKUT  visus menurun  kelopak mata bengkak  Injeksi pericorneal,  Kornea oedem  Tekanan intraokular tinggi (diatas 50 mmHg),  COA dangkal,  pupil melebar GLAUKOMA KRONIS  mata tenang,  tekanan intraocular tinggi (21- 40 mmHg),  Penggaungan papil saraf optif yang khas (Ekskavasio),  CDR >0.4  Gangguan lapang pandang yang khas (scotoma paracentral, arcuata sampai tunnel vision).
  • 14. PEMERIKSAAN PENUNJANG Tonometri • Tonometri digital, tonometri Schiotz, Non contact tonometri, tonometri aplanasi Goldmann Gonioskopi Penilaian Diskus Optikus Pemeriksaan Lapangan Pandang
  • 15. PENATALAKSAAN MEDIKAMENTOSA  supresi pembentukan aqueous humor  beta-adrenergic blocker  apraclonidine,  brimonidine,  Acetazolamide  Meningkatkan Aliran keluar Humor Aqueous  Obat parasimpatomimetik  Analog Prostaglandin BEDAH  Iridektomi  Trabekuloplasti Laser  Trabekulotomi  Goniotomi
  • 16. PROGNOSIS  Prognosis sangat bergantung pada penemuan dan pengobatan dini. Bila tidak mendapat pengobatan yang tepat dan cepat , maka kebutaan akan terjadi dalam waktu yang pendek.
  • 18. 3.1 IDENTITAS PASIEN  Nama : Simah  Umur : 42 tahun  Jenis Kelamin : Perempuan  Alamat : Jln. Leda Winda Gg. IV Buntu, Denpasar  Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga  Agama : Budha  Suku Bangsa : Bali
  • 19. 3.2 ANAMNESIS  Keluhan Utama : kabur pada kedua mata  Riwayat Penyakit Sekarang  Kabur pada kedua mata  Sejak 2 minggu yang lalu  Perlahan  merasa terganggu  Seperti ada bayangan yang menutup mata, terutama mata kanan  Dirasakan sepanjang hari
  • 20.  Pasien juga mengeluh merasa silau jika melihat cahaya, sehingga pasien sering menutupi matanya.  Pasien juga mengeluh sakit kepala bagian belakang sejak 2 minggu yang lalu.  Dirasakan kadang-kadang, muncul jika beraktifitas, dan seperti cekot-cekot.  Jika beristirahat merasa lebih baik.  Riwayat mata merah (+) 2 minggu yang lalu, tetapi tidak diobati.  Riwayat kacamata (-), mual, muntah, mata berair, ngeres pada mata disangkal oleh pasien.
  • 21.  Riwayat penyakit dahulu  Pasien juga mengatakan tidak pernah sakit mata seperti ini sebelumnya.  Riwayat truma dan penggunaan obat tetes mata disangkal.  Riwayat penyakit sistemik seperti DM dan HT disangkal  Riwayat penyakit dalam keluarga  Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.  Riwayat penyakit sistemik seperti diabetes melitus dan hipertensi disangkal.
  • 22.  Riwayat sosial  Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga yang sehari-hari melakukan pekerjaan rumah seperti memasak dan membersihkan rumah
  • 23. 3.3 PEMERIKSAAN FISIK  Pemeriksaan Fisik Umum  Kesadaran : Compos mentis  Tekanan darah : 120/80 mmHg  Nadi : 84 kali / menit  Temperatur aksila: 36,6 °C
  • 24.  Pemeriksaan Oftalmologi Okuli Dekstra (OD) Okuli Sinistra (OS) Visus Refraksi/Pin Hole 6/7,5 6/6 6/6 - Supra cilia Madarosis Sikatriks Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Palpebra superior Edema Hiperemi Enteropion Ekteropion Benjolan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Palpebra inferior Edema Hiperemi Enteropion Ekteropion Benjolan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
  • 25. Pungtum lakrimalis Pungsi Benjolan Tidak dilakukan Tidak ada Tidak dilakukan Tidak ada Konjungtiva palpebra superior Hiperemi Folikel Sikatriks Benjolan Sekret Papil Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Konjungtiva palpebra inferior Hipermi Folikel Sikatriks Benjolan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
  • 26. Konjungtiva bulbi Kemosis Hiperemi - Konjungtiva - Silier Perdarahan di bawah konjungtiva Pterigium Pingueculae Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sklera Warna Pigmentasi Putih Tidak ada Putih Tidak ada Limbus Arkus senilis Tidak ada Tidak ada Kornea Odem Infiltrat Ulkus Sikatriks Keratik presifitat Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
  • 27. Kamera okuli anterior Kejernihan Kedalaman Jernih Dangkal Jernih Dangkal Iris Warna Koloboma Sinekia anterior Sinekia posterior Coklat Tidak ada Tidak ada Tidak ada Coklat Tidak ada Tidak ada Tidak ada Pupil Bentuk Regularitas Refleks cahaya langsung Refleks cahaya konsensual Bulat Reguler Ada Ada Bulat Reguler Ada Ada Lensa Kejernihan Dislokasi/subluksasi Jernih Tidak ada Jernih Tidak ada
  • 28.  Pemeriksaan Lain OD Pemeriksaan OS 34 Aplanasi 24 𝑺𝑳 𝑻𝑴 𝑺𝑳 𝑺𝑳 Gonioskopi 𝑺𝑳 𝑻𝑴 𝑺𝑳 𝑺𝑳 Tunnel Vision Perimetri Tunnel Vision Vitreous Kejernihan Jernih Jernih Funduskopi Refleks fundus Papil N. II Cupping aa/vv CDR Retina Positif Bulat, batas tegas Positif 2/3 0.8 Baik Positif Bulat, batas tegas Positif 2/3 0.6 Baik Tonometri Digital NCT Keras, kaku 52,5 Keras, kaku 28,0
  • 29. 3.4 RESUME Pasien perempuan, 42 tahun mengeluh mata kabur pada kedua mata sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya keluhan dirasakan perlahan hingga pasien merasa terganggu yang akhirnya membawa pasien ke rumah sakit. Kabur pada kedua mata dirasakan seperti ada bayangan yang menutup terutama pada mata kanan yang paling keras dirasakan. Keluhan dirasakan sepanjang hari dan membaik jika pasien beristirahat. Pasien juga mengeluh jika melihat cahaya yang terang merasa silau sejak 1 minggu yang lalu, sehingga lebih enak menutup kedua matanya. Pasien juga mengeluh sakit pada kepala bagian belakang sejak 2 minggu yang lalu. Sakit kepala dirasakan kadang-kadang dan muncul jika pasien beraktifitas yang berat. Sakit kepala dirasakan cekot-cekot seperti diikat oleh tali yang terlalu erat. Pasien merasa lebih baik jika beristirahat sejenak.
  • 30. Pemeriksaan lokal OD Pemeriksaan OS 6/7,5 Visus 6/6 6/6 Pin Hole - Normal Palpebra Normal Tenang Konjungtiva Palpebra Tenang Tenang Konjungtiva Bulbi Tenang Jernih Kornea Jernih Dangkal Kamera Okuli Anterior Dangkal Bulat, regular Iris Bulat, regular Positif Refleks Pupil Positif Jernih Lensa Jernih Jernih Vitreous Jernih Papil N. II bulat, batas tegas Funduskopi Papil N.II bulat, batas tegas CDR 0,8 CDR 0,6 Cupping (+) Cupping (+) aa/vv 2/3 aa/vv 2/3 Retina baik Retina baik Reflek makula (+) Reflek makula (+) 34 Aplanasi 24 𝑺𝑳 𝑻𝑴 𝑺𝑳 𝑺𝑳 Gonioskopi 𝑺𝑳 𝑻𝑴 𝑺𝑳 𝑺𝑳 Tunnel Vision Perimetri Tunnel Vision
  • 31.  3.5 Diagnosis Banding  ODS Glaukoma kronis primer dengan sudut tertutup  ODS Konjungtivitis  ODS Uveitis  3.6 Diagnosis Kerja  ODS Glaukoma kronis primer dengan sudut tertutup
  • 32.  3.7 Usulan Pemeriksaan  OCT ONH dan RNFL  3.8 Terapi  KIE  Xalacom tab 1x1  3.9 Prognosis  Dubius ad bonam
  • 34. GEJALA  Mata Kabur : dirasakan perlahan hingga pasien merasa terganggu.  Terasa seperti bayangan yang menutup.  Keluhan dirasakan sepanjang hari.  Merasa silau- lebih enak menutup kedua matanya.  Sakit pada kepala bagian belakang -muncul jika pasien beraktifitas yang berat. TEORI • Tekanan yang tinggi pada serabut saraf dan iskemia kronis pada saraf optik- kerusakan – menghasilkan kehilangan lapang pandang. • Kehilangan lapang penglihatan terjadi sangat berat (tunnel vision)/bayangan. • Jika tekanan meningkat dengan cepat - kornea menjadi penuh air, menimbulkan halo di sekitar cahaya.
  • 35. PADA PEMERIKSAAN FISIK DIDAPATKAN Visus pasien : kurang dari 6/6 Kamera okuli anterior : dangkal Tonometri NCT :mata kanan adalah 52,5 dan kiri adalah 28,0. TEORI VISUS < 6/6 CoA : Dangkal Pemeriksaan tonometri : 20-30mmhg(tahap awal) & 40-50mmhg ( Kehilangan visus cepat)
  • 36. TEORI PADA PEMERIKSAAN GONIOSKOPI, APABILA HANYA SCHWALBE’S LINE ATAU SEBAGIAN KECIL DARI TRABECULAR MESHWORK YANG DAPAT TERLIHAT, DINYATAKAN SUDUT SEMPIT. Pemeriksaan Lain OD Pemeriksaan OS 34 Aplanasi 24 𝑺𝑳 𝑻𝑴 𝑺𝑳 𝑺𝑳 Gonioskopi 𝑺𝑳 𝑻𝑴 𝑺𝑳 𝑺𝑳 Tunnel Vision Perimetri Tunnel Vision TEORI Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama mengenai 30 derajat lapangan pandang bagian sentral. Pengecilan lapangan pandang cenderung berawal di perifer nasal. – Tunnel Vision
  • 38. PENATALAKSANAAN Non-Bedah -Berfungsi menurunkan produksi maupun eksresi dari humor aqueous. -Fasilitasi aliran keluar Humor Aqueous Pasien diberikan : Xalacom tab 1x1
  • 40.  Glaukoma adalah penyakit yang menyerang saraf mata (optic nerve) manusia hingga terjadi kerusakan struktur dan fungsional saraf yang bersesuaian.  Etiologi dan factor resiko berupa tekanan intraocular yang tinggi, umur, riwayat dalam keluarga, riwayat trauma dan obat-obatan.  Ada empat jenis glaukoma yaitu glaukoma primer, sekunder, kongenital dna absolut.  Manifestasi klinis berupa pPeningkatan TIO, halo sekitar cahaya dan kornea yang keruh, nyeri, dan penyempitan lapang pandang.  Pemeriksaan berupa tonometry, gonioskopi, diskus optikus, dan lapangan pandang.  Pengobatan berupa bedah dan non-bedah.