1. LAPORAN KASUS
GLAUKOMA
Ni Made Putri Rahayu Srikandi (1002005006)
Ery Oktadiputra (1002005152)
Hemavalli Ragunathan (1002005199)
PEMBIMBING:
dr. AA Masputrawati T, Sp.M
6. DEFINISI
Glaukoma adalah kerusakan nervus optikus
yang bersifat progresif yang disebabkan karena
peningkatan tekanan intraokular. Sebagai
akibatnya akan terjadi gangguan lapang
pandang dan kebutaan
7. FAKTOR RESIKO
Tekanan Intraokuler tinggi
Umur
Riwayat Glaukoma dalam Keluarga
Pemakaian steroid secara lama.
Riwayat Trauma pada Mata
10. GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA (
GLAUKOMA KRONIS)
Peningkatan tekanan
intraokular yang disebabkan
oleh mekanisme sudut
terbuka adalah proses
degeneratif di jalinan
trabekula, termasuk
pengendapan bahan
ekstrasel di dalam jalinan
dan di bawah lapisan
endotel kanalis Schlemm.
Akibatnya adalah penurunan
drainase humor akueus
yang menyebabkan
peningkatan tekanan
intraokular.
11. GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP
(GLAUKOMA AKUT)
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi
karena ruang anterior secara anatomis
menyempit sehingga iris terdorong ke depan,
menempel ke jaringan trabekular dan
menghambat humor akueus mengalir ke
saluran schlemm.
Pergerakan iris ke depan dapat karena
peningkatan tekanan vitreus, penambahan
cairan di ruang posterior atau lensa yang
mengeras karena usia tua.
Peningkatan tekanan intraokuler akan
mendorong perbatasan antara saraf optikus
dan retina di bagian belakang mata.
Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus
berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.
Karena saraf optikus mengalami
kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta
pada lapang pandang mata.
12. DIAGNOSIS
ANAMNESIS
GLAUKOMA AKUT
Mata merah
Pandangan kabur
mendadak,
Sakit kepala
Mual dan muntah,
Melihat halo ( warna-
warni) disekitar bola
lampu dan silau
GLAUKOMA KRONIS
Pandangan kabur secara
perlahan-lahan,
sakit kepala,
Sering menabrak benda
sekitarnya ,
melihat pelangi atau
cahaya di pinggir objek
yang sedang dilihat (halo)
13. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
GLAUKOMA AKUT
visus menurun
kelopak mata bengkak
Injeksi pericorneal,
Kornea oedem
Tekanan intraokular tinggi
(diatas 50 mmHg),
COA dangkal,
pupil melebar
GLAUKOMA KRONIS
mata tenang,
tekanan intraocular tinggi (21-
40 mmHg),
Penggaungan papil saraf optif
yang khas (Ekskavasio),
CDR >0.4
Gangguan lapang pandang
yang khas (scotoma
paracentral, arcuata sampai
tunnel vision).
15. PENATALAKSAAN
MEDIKAMENTOSA
supresi pembentukan
aqueous humor
beta-adrenergic blocker
apraclonidine,
brimonidine,
Acetazolamide
Meningkatkan Aliran keluar
Humor Aqueous
Obat parasimpatomimetik
Analog Prostaglandin
BEDAH
Iridektomi
Trabekuloplasti Laser
Trabekulotomi
Goniotomi
16. PROGNOSIS
Prognosis sangat bergantung pada penemuan dan
pengobatan dini. Bila tidak mendapat pengobatan yang
tepat dan cepat , maka kebutaan akan terjadi dalam waktu
yang pendek.
18. 3.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Simah
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Leda Winda Gg. IV
Buntu, Denpasar
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Budha
Suku Bangsa : Bali
19. 3.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama : kabur pada kedua mata
Riwayat Penyakit Sekarang
Kabur pada kedua mata
Sejak 2 minggu yang lalu
Perlahan merasa terganggu
Seperti ada bayangan yang menutup mata, terutama
mata kanan
Dirasakan sepanjang hari
20. Pasien juga mengeluh merasa silau jika melihat cahaya,
sehingga pasien sering menutupi matanya.
Pasien juga mengeluh sakit kepala bagian belakang sejak 2
minggu yang lalu.
Dirasakan kadang-kadang, muncul jika beraktifitas, dan
seperti cekot-cekot.
Jika beristirahat merasa lebih baik.
Riwayat mata merah (+) 2 minggu yang lalu, tetapi tidak
diobati.
Riwayat kacamata (-), mual, muntah, mata berair, ngeres pada
mata disangkal oleh pasien.
21. Riwayat penyakit dahulu
Pasien juga mengatakan tidak pernah sakit mata seperti ini
sebelumnya.
Riwayat truma dan penggunaan obat tetes mata disangkal.
Riwayat penyakit sistemik seperti DM dan HT disangkal
Riwayat penyakit dalam keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang
sama dengan pasien.
Riwayat penyakit sistemik seperti diabetes melitus dan
hipertensi disangkal.
22. Riwayat sosial
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga yang sehari-hari
melakukan pekerjaan rumah seperti memasak dan
membersihkan rumah
23. 3.3 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali / menit
Temperatur aksila: 36,6 °C
24. Pemeriksaan Oftalmologi
Okuli Dekstra (OD) Okuli Sinistra (OS)
Visus
Refraksi/Pin Hole
6/7,5
6/6
6/6
-
Supra cilia
Madarosis
Sikatriks
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Palpebra superior
Edema
Hiperemi
Enteropion
Ekteropion
Benjolan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Palpebra inferior
Edema
Hiperemi
Enteropion
Ekteropion
Benjolan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
25. Pungtum lakrimalis
Pungsi
Benjolan
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak dilakukan
Tidak ada
Konjungtiva palpebra superior
Hiperemi
Folikel
Sikatriks
Benjolan
Sekret
Papil
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Konjungtiva palpebra inferior
Hipermi
Folikel
Sikatriks
Benjolan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
26. Konjungtiva bulbi
Kemosis
Hiperemi
- Konjungtiva
- Silier
Perdarahan di bawah konjungtiva
Pterigium
Pingueculae
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sklera
Warna
Pigmentasi
Putih
Tidak ada
Putih
Tidak ada
Limbus
Arkus senilis Tidak ada Tidak ada
Kornea
Odem
Infiltrat
Ulkus
Sikatriks
Keratik presifitat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
28. Pemeriksaan Lain
OD Pemeriksaan OS
34 Aplanasi 24
𝑺𝑳
𝑻𝑴
𝑺𝑳
𝑺𝑳 Gonioskopi 𝑺𝑳
𝑻𝑴
𝑺𝑳
𝑺𝑳
Tunnel Vision Perimetri Tunnel Vision
Vitreous
Kejernihan Jernih Jernih
Funduskopi
Refleks fundus
Papil N. II
Cupping
aa/vv
CDR
Retina
Positif
Bulat, batas tegas
Positif
2/3
0.8
Baik
Positif
Bulat, batas tegas
Positif
2/3
0.6
Baik
Tonometri
Digital
NCT
Keras, kaku
52,5
Keras, kaku
28,0
29. 3.4 RESUME
Pasien perempuan, 42 tahun mengeluh mata kabur pada kedua
mata sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya keluhan dirasakan perlahan
hingga pasien merasa terganggu yang akhirnya membawa pasien
ke rumah sakit. Kabur pada kedua mata dirasakan seperti ada
bayangan yang menutup terutama pada mata kanan yang paling
keras dirasakan. Keluhan dirasakan sepanjang hari dan membaik
jika pasien beristirahat.
Pasien juga mengeluh jika melihat cahaya yang terang merasa
silau sejak 1 minggu yang lalu, sehingga lebih enak menutup kedua
matanya. Pasien juga mengeluh sakit pada kepala bagian belakang
sejak 2 minggu yang lalu. Sakit kepala dirasakan kadang-kadang
dan muncul jika pasien beraktifitas yang berat. Sakit kepala
dirasakan cekot-cekot seperti diikat oleh tali yang terlalu erat.
Pasien merasa lebih baik jika beristirahat sejenak.
30. Pemeriksaan lokal
OD Pemeriksaan OS
6/7,5 Visus 6/6
6/6 Pin Hole -
Normal Palpebra Normal
Tenang Konjungtiva Palpebra Tenang
Tenang Konjungtiva Bulbi Tenang
Jernih Kornea Jernih
Dangkal Kamera Okuli Anterior Dangkal
Bulat, regular Iris Bulat, regular
Positif Refleks Pupil Positif
Jernih Lensa Jernih
Jernih Vitreous Jernih
Papil N. II bulat, batas tegas Funduskopi Papil N.II bulat, batas tegas
CDR 0,8 CDR 0,6
Cupping (+) Cupping (+)
aa/vv 2/3 aa/vv 2/3
Retina baik Retina baik
Reflek makula (+) Reflek makula (+)
34 Aplanasi 24
𝑺𝑳
𝑻𝑴
𝑺𝑳
𝑺𝑳 Gonioskopi 𝑺𝑳
𝑻𝑴
𝑺𝑳
𝑺𝑳
Tunnel Vision Perimetri Tunnel Vision
31. 3.5 Diagnosis Banding
ODS Glaukoma kronis primer dengan sudut tertutup
ODS Konjungtivitis
ODS Uveitis
3.6 Diagnosis Kerja
ODS Glaukoma kronis primer dengan sudut tertutup
32. 3.7 Usulan Pemeriksaan
OCT ONH dan RNFL
3.8 Terapi
KIE
Xalacom tab 1x1
3.9 Prognosis
Dubius ad bonam
34. GEJALA
Mata Kabur : dirasakan
perlahan hingga pasien
merasa terganggu.
Terasa seperti bayangan
yang menutup.
Keluhan dirasakan
sepanjang hari.
Merasa silau- lebih enak
menutup kedua matanya.
Sakit pada kepala bagian
belakang -muncul jika
pasien beraktifitas yang
berat.
TEORI
• Tekanan yang tinggi pada
serabut saraf dan iskemia
kronis pada saraf optik-
kerusakan – menghasilkan
kehilangan lapang pandang.
• Kehilangan lapang
penglihatan terjadi sangat
berat (tunnel
vision)/bayangan.
• Jika tekanan meningkat
dengan cepat - kornea
menjadi penuh air,
menimbulkan halo di sekitar
cahaya.
35. PADA PEMERIKSAAN FISIK DIDAPATKAN
Visus pasien : kurang dari 6/6
Kamera okuli anterior : dangkal
Tonometri NCT :mata kanan adalah 52,5 dan kiri adalah 28,0.
TEORI
VISUS < 6/6
CoA : Dangkal
Pemeriksaan tonometri : 20-30mmhg(tahap awal) & 40-50mmhg
( Kehilangan visus cepat)
36. TEORI
PADA PEMERIKSAAN GONIOSKOPI, APABILA HANYA SCHWALBE’S LINE ATAU
SEBAGIAN KECIL DARI TRABECULAR MESHWORK YANG DAPAT TERLIHAT,
DINYATAKAN SUDUT SEMPIT.
Pemeriksaan Lain
OD Pemeriksaan OS
34 Aplanasi 24
𝑺𝑳
𝑻𝑴
𝑺𝑳
𝑺𝑳 Gonioskopi 𝑺𝑳
𝑻𝑴
𝑺𝑳
𝑺𝑳
Tunnel Vision Perimetri Tunnel Vision
TEORI
Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama mengenai 30
derajat lapangan pandang bagian sentral. Pengecilan lapangan pandang
cenderung berawal di perifer nasal. – Tunnel Vision
40. Glaukoma adalah penyakit yang menyerang saraf mata (optic nerve)
manusia hingga terjadi kerusakan struktur dan fungsional saraf yang
bersesuaian.
Etiologi dan factor resiko berupa tekanan intraocular yang tinggi, umur,
riwayat dalam keluarga, riwayat trauma dan obat-obatan.
Ada empat jenis glaukoma yaitu glaukoma primer, sekunder, kongenital dna
absolut.
Manifestasi klinis berupa pPeningkatan TIO, halo sekitar cahaya dan kornea
yang keruh, nyeri, dan penyempitan lapang pandang.
Pemeriksaan berupa tonometry, gonioskopi, diskus optikus, dan lapangan
pandang.
Pengobatan berupa bedah dan non-bedah.