SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 8
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PROSA
Unsur Intrinsik Prosa
Sebuah karya sastra mengandung unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik. Keterikatan yang erat
antarunsur tersebut dinamakan struktur pembangun karya sastra. Unsur intrinsik ialah unsur yang
secara langsung membangun cerita dari dalam karya itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik ialah
unsur yang turut membangun cerita dari luar karya sastra. Unsur intrinsik yang terdapat dalam
puisi, prosa, dan drama memiliki perbedaan, sesuai dengan ciri dan hakikat dari ketiga genre
tersebut. Namun unsur ekstrinsik pada semua jenis karya sastra memiliki kesamaan. Unsur
intrinsik sebuah puisi terdiri dari tema, amanat, sikap atau nada, perasaan, tipografi,
enjambemen, akulirik, rima, citraan, dan gaya bahasa. Unsur ekstrinsik yang banyak
mempengaruhi puisi antara lain: unsur biografi, unsur kesejarahan, serta unsur kemasyarakatan.
Yang dimaksud unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur pembangun
karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Untuk karya sastra
dalam bentuk prosa, seperi roman, novel, dan cerpen, unsur-unsur intrinsiknya ada tujuh: 1)
tema, 2) amanat, 3) tokoh, 4) alur (plot), 5) latar (setting), 6) sudut pandang, dan 7) gaya bahasa.
1. Tema
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau
gampangnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau
sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian
cerita. Karena itu, tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal
bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu,
termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain. Tema ada yang dinyatakan secara eksplisit
(disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan secara implisit (tanpa disebutkan tetapi dipahami).
Dalam menentukan tema, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: minat pribadi,
selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa. Dalam sebuah karya sastra, disamping
ada tema sentral, seringkali ada pula tema sampingan. Tema sentral adalah tema yang menjadi
pusat seluruh rangkaian peristiwa dalam cerita. Adapun tema sampingan adalah tema-tema lain
yang mengiringi tema sentral.
2. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang terhadap pembaca melalui
karyanya, yang akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarang dalam keseluruhan cerita.
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui
karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara
memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh
menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan
penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan
dengan gagasan utama cerita.
3. Tokoh
Penokohan adalah: Pemberian watak terhadap pelaku-pelaku cerita dalam sebuah karya sastra.
Tokoh Cerita terdiri atas: Tokoh Protagonis: tokoh dalam karya sastra yang memegang peranan
baik. Tokoh Antagonis: tokoh dalam karya sastra yang merupakan penantang dari tokoh
utama,biasanya memegang peranan jahat. Tokoh Tambahan: tokoh yang tidak memegang
peranan dan tidak mengucapkan sepatah katapun, bahkan dianggap tidak penting sebagai
individu. Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa
atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun
dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh dapat dibedakan menjadi dua
yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami
peristiwa dalam cerita. Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau
menyampaikan nilai-nilai positif.
2. Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan
dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.
Adapun tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral.
Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan tokoh
sentral (baik protagonis ataupun antagonis).
2. Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran
dalam peristiwa cerita.
3. Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai
latar cerita saja.
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada dua metode penyajian
watak tokoh, yaitu:
1. Metode analitis/langsung/diskursif, yaitu penyajian watak tokoh dengan cara
memaparkan watak tokoh secara langsung.
2. Metode dramatik/tak langsung/ragaan, yaitu penyajian watak tokoh melalui pemikiran,
percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari
penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh.
Adapun menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu:
1. Melalui apa yang diperbuatnya, tindakan-tindakannya, terutama bagaimana ia bersikap
dalam situasi kritis.
2. Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut
orang tua, orang berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus.
3. Melalui penggambaran fisik tokoh.
4. Melalui pikiran-pikirannya
5. Melalui penerangan langsung
4. Alur (plot)
Alur: rangkaian peristiwa / jalinan cerita dari awal sampai kimaks serta penyelesaian. Macam-
macam Alur: – Alur mundur: jalinan peristiwa dari masa kini ke masa lalu. – Alur maju: jalinan
peristiwa dari masa lalu ke masa kini – Alur gabungan: gabungan dari alur maju dan alur mundur
secara bersama-sama. Dan secara umum Alur terbagi ke dalam bagian-bagian berikut;
Pengenalan situasi: memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antar tokoh.
Pengungkapan peristiwa: mengungkap peristiwa yang menimbulakan berbagai masalah. Menuju
adanya konflik: terjadi peningkatan perhatian ataupun keterlibatan situasi yang menyebabkan
bertambahnya kesukaran tokoh.
Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga
hal, yaitu:
1. Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear.
2. Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal.
3. Berdasarkan tema cerita. Alur yang demikian disebut alur tematik. Dalam cerita yang
beralur tematik, setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode
dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami.
Adapun struktur alur adalah sebagai berikut:
1. Bagian awal, terdiri atas: 1) paparan (exposition), 2) rangsangan (inciting moment), dan
3) gawatan (rising action).
2. Bagian tengah, terdiri atas: 4) tikaian (conflict), 5) rumitan (complication), dan 6)
klimaks.
3. Bagian akhir, terdiri atas: 7) leraian (falling action), dan 8- selesaian (denouement).
Dalam membangun alur, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar alur menjadi
dinamis. Faktor-faktor penting tersebut adalah:
1. Faktor kebolehjadian. Maksudnya, peristiwa-peristiwa cerita sebaiknya tidak selalu
realistik tetapi masuk akal.
2. Faktor kejutan. Maksudnya, peristiwa-peristiwa sebaiknya tidak dapat secara langsung
ditebak / dikenali oleh pembaca.
3. Faktor kebetulan. Yaitu peristiwa-peristiwa tidak diduga terjadi, secara kebetulan terjadi.
Kombinasi atau variasi ketiga faktor tersebutlah yang menyebabkan alur menjadi dinamis.
Adapun hal yang harus dihindari dalam alur adalah lanturan (digresi). Lanturan adalah peristiwa
atau episode yang tidak berhubungan dengan inti cerita atau menyimpang dari pokok persoalan
yang sedang dihadapi dalam cerita.
5. Latar (setting)
Latar/setting: bagian dari sebuah prosa yang isinya melukiskan tempat cerita terjadi dan
menjeaskan kapan cerita itu berlaku. Macam-macam Setting: – Tempat : di rumah, di sekolah, di
jalan. – Waktu : pagi hari, siang hari, sore hari. – Suasana : sedih, senang, tegang. Latar adalah
segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan
situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok:
a. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya
fiksi.
b. Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
c. Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di
suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial bisa mencakup kebiasaan hidup,
adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta status sosial.
6. Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang : pandangan pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Macam-macam sudut
pandang: – Orang pertama: pengarang menjadi pelaku utama dan memakai istilah “Aku” dan
“Saya”. – Orang ketiga: pengarang yang menceritakan ceritanya atau berperan sebagai pengamat
dan menggunakan itilah “Dia”,”Ia”,atau nama orang. Sudut pandang adalah cara memandang
dan menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam
hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai:
a. Sudut pandang orang pertama (first person point of view)
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, ‘aku’, narator
adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ‘aku’ tokoh yang berkisah,
mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui,
dilihat, didengar, dialami dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada
pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat
dan dirasakan tokoh si ‘aku’ tersebut.
Sudut pandang orang pertama masih bisa dibedakan menjadi dua:
1. ‘Aku’ tokoh utama. Dalam sudut pandang teknik ini, si ‘aku’ mengisahkan berbagai
peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniyah, dalam diri
sendiri, maupun fisik, dan hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ‘aku’
menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ‘aku’,
peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di
samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan.
Dalam cerita yang demikian, si ‘aku’ menjadi tokoh utama (first person central).
2. ‘Aku’ tokoh tambahan. Dalam sudut pandang ini, tokoh ‘aku’ muncul bukan sebagai
tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first pesonal peripheral). Tokoh ‘aku’
hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang
dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai
pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian
menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai
peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh
utama habis, si ‘aku’ tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah. Dengan
demikian si ‘aku’ hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita
yang ditokohi oleh orang lain. Si ‘aku’ pada umumnya tampil sebagai pengantar dan
penutup cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga (third person point of view)
Dalam cerita yang menpergunakan sudut pandang orang ketiga, ‘dia’, narator adalah seorang
yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau
kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus
menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti. Sudut pandang ‘dia’ dapat
dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang
terhadap bahan ceritanya:
1. ‘Dia’ mahatahu. Dalam sudut pandang ini, narator dapat menceritakan apa saja hal-hal
yang menyangkut tokoh ‘dia’ tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat
mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan
tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan
menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari
tokoh ‘dia’ yang satu ke ‘dia’ yang lain, menceritakan atau sebaliknya
”menyembunyikan” ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran,
perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan tindakan
nyata.
2. ‘Dia’ terbatas (‘dia’ sebagai pengamat). Dalam sudut pandang ini, pengarang
mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya, terbatas
pengetahuannya (hanya menceritakan apa yang dilihatnya saja).
7. Gaya bahasa
Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam menulis cerita yang berfungsi untuk
menciptakan hubungan antara sesama tokoh dan dapat menimbulkan suasana yang tepat guna,
adegan seram, cinta ataupun peperangan maupun harapan. Gaya bahasa adalah teknik
pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan
indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi
bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan cara
pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya seorang pengarang tidak akan sama
apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya, karena pengarang tertentu selalu
menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap
segala sesuatu yang ada di sekitamya. Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-
beda: berterus terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat
menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-
lain.
Unsur Extrinsik Prosa
Unsur Ekstrinsik : Unsur yang terdapat di luar karya sastra. Unsur Ekstrinsik Prosa meliputi : –
Norma : aturan yang digunakan si pengarang dalam menulis Prosa. – Biografi Pengarang : daftar
riwayat hidup si pengarang.
Contoh Novel:
Judul : Goosebumps-SELAMAT DATANG DI RUMAH MATI-
Tema : Horor
Amanat : Hati-hati pada surat yang tidak diketahu pengirimnya
Tokoh : Amanda Benson, Josh Benson, Mr. and Mrs. Benson, Compton Dawes,
Ray Thurston, George Carpenter, Jerry Franklin, Karen Somerset, Bill Gregory
Alur : Alur gabungan
Sudut pandang : Sudut pandang orang ketiga (third person point of view)
Gaya bahasa : Normal
Ringkasan cerita
Bermula dari datangnya surat yang menyatakan mereka mendapat warisan dari Paman Charlie
(yang bahkan tak seorangpun ingat tentang dia), sebuah rumah besar di Dark Falls. Amanda, 12
tahun dan adiknya Josh 11 tahun tidak begitu suka akan kepindahan itu, tapi apalah daya.
disinilah mereka sekarang, di Dark Falls. Mereka bertemu dengan Opsir Compton Dawes, polisi
setempat yang menunjukkan mereka ke rumah yang mereka tuju. Sejak awal Petey-anjing
peliharaan mereka- merasakan hal yang ganjil, ia terus menggonggong bahkan kepada Opsir
Dawes, padahal biasanya ia tak pernah begitu. Sampailah mereka pada rumah itu, rumah yang
besar dengan 2 jendela di kanan dan di kiri bagaikan sepasang mata yang memandang lekat pada
Amanda dan Josh yang juga merasakan adanya hal ganjil. Halamannya dipenuhi dedaunan yang
gugur, agak aneh rasanya padahal sekarang baru pertengahan Juli. Dan susasananya terasa begitu
suram dengan ranting pohon menggatung seakan menutupi jalannya cahaya matahari masuk.
Setelah mereka sadari ternyata tidak hanya rumah yang akan mereka tinggali yang suram, tapi
seluruh kota Dark Falls. Setelah selesai melihat-lihat keadaan dalam rumah, ayah dan ibu mereka
menyarankan untuk berkeliling Dark Falls dan menyapa tetangga. Tapi yang mereka temui
hanya suasana kota mati yang begitu sunyi dan bahkan tak satupun lampu hidup dari rumah –
rumah besar itu. Hingga di suatu pertigaan mereka menemui seorang anak seumuran mereka
namanya Ray Thurston, Petey menggonggong ke arahnya hingga Ray agak sedikit mundur.
Mereka bercakap – cakap tentang Dark Falls dan anak – anak sekitar sini, Ray bergabung dengan
Amanda dan Josh berkeliling dan menemui sekelompok anak – anak seumuran mereka, memang
anak -anak itu rasanya agak berbeda dengan anak – anak biasanya tapi perasaan itu cepat – cepat
Amanda dan Josh hilangkan, mereka hanya ingin berteman, itu saja. Kembali Petey
menggonggong tanpa sebab kepada anak – anak itu, Josh agak kesulitan untuk menenangkannya
kali ini hingga akhirnya dia memutuskan untuk memasangkan rantai pada leher Petey. Ada 4
anak, George Carpenter, Jerry Franklin, Karen Somerset dan Bill Gregory. Begitulah awal
perkenalan mereka, semakin hari mereka semakin akrab dan sering bermain bersama namun
anehnya mereka takut akan cahaya matahari, Amanda dan Josh agak merasa aneh juga tentang
hal itu tapi seketika perassan itu langsung hilang. Semenjak di Dark Falls, Amanda merasakan
hal hal aneh, mulai dari gorden yang bergerak – gerak padahal jendela tertutup rapat hingga dia
melihat sesosok wanita sedang memandanginya dari jendela kamarnya, berulang kali dia
mencoba menjelaskan hal itu pada orang tuanya tapi mereka tak pernah serius menanggapi. Di
sisi lain sebenarnya Josh merasakan sebuah mimpi buruk yang terus terulang dalam tidurnya tapi
dia enggan menceritakannya. Suatu malam Petey hilang, kebetulan orang tua mereka sedang
pergi ke suatu acara, jadi Josh dan Amanda memutuskan untuk mencarinya. Di tangah jalan
mereka bertemu dengan Ray, Josh mengatakan bahwa mereka akan mencari Petey di kuburan-
tempat pertama Petey hilang setelah sampai di Dark Falls-. Ray melarang mereka dengan alasan
sudah terlalu larut, namun Josh tetap bersikeras Ray pun tidak tinggal diam dia mengejar Josh.
Sesampainya di kuburan, benar saja Petey ada disana namun keadaannya tidak seperti biasanya,
ia lebih mirip bangkai bahkan baunya pun sangat mirip. Josh segera memeluknya tapi
dilepaskannya lagi karena tak tahan baunya. Amanda yang terburu – buru mengejar Josh tanpa
sengaja kakinya membentur sebuah batu nisan, matanya terbelalak membaca tulisan di batu
nisan yang tepat didepan matanya “KAREN SOMERSET 1960-1972” jantungnya berdegup
begitu kencang, ia menarik Josh, reaksinya pun sama. Amanda mengarahkan senter ke batu nisan
satunya, nama yang juga dia kenal “GEORGE CARPENTER 1975-1988” dia tetap tak dapat
percaya apa yang baru saja dilihatnya, batu nisan satunya “JERRY FRANKLIN” lalu satunya
lagi “BILL GREGORY”. Anak – anak yang biasa bermain bersama, pikirnya. Hingga ia terpaku
pada satu batu nisan terakhir “RAY THURSTON 1977-1988”. Badannya seketikan lemas, Ray
yang biasa bermain dengannya dan kini ada disebelahnya, namanya telah tertulis di batu nisan
tepat didepannya. Pandangan Ray seketika berubah, ia menjelaskan semuanya, ia minta maaf
bahwa tidak seharusnya Amanda melihat ini sekarang, ya, semua yang ada disini telah mati
termasuk Petey, dialah yang dibunuh pertama saat datang ke Dark Falls karena semua tau bahwa
anjing adalah makhluk pertama yang mengetahui adanya hal ganjil ini dan Ray adalah penjaga
yang seharusnya melarang hal ini terungkap sebelum waktunya. Namun terlambat, kini mereka
akan menjadi bagian dari zombie – zombie itu. Terdengar bunyi mesin dari belakang mereka, itu
Opsir Dawes! Itu mobil Opsir Dawes! Mereka segera naik, namun di tengah perjalanan Josh
mengingatkan Amanda bahwa tadi ia melihat batu nisan bertuliskan “COMPTON DAWES R.I.P
1950-1980” segera mereka melompat turun, Amanda berlari dengan pikiran yang berkecambuk,
ia bahkan tak percaya bahwa Opsir Dawes juga salah satu dari mereka. Berlari, terus berlari
tanpa tujuan. Berharap, tapi tak ada yang bisa diharapkan. Saat hampir putus asa mereka ingat
orang tua mereka. Josh dan Amanda saling bertatapan sejenak, nampaknya mereka memikirkan
hal yang sama. Mereka berbalik dan Opsir Dawes sudah berada didepan mereka, dengan
gemetaran Amanda bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Terdiam sejenak, kemudian Opsir
Dawes menjelaskan. Bertahun – tahun yang lalu seluruh kota keracunan gas kuning dari sebuah
pabrik kimia dan semua orang mati kemudian Dark Falls jadi kota zombie. Setiap tahun mereka
selalu membutuhkan 1 darah segar untuk tetap menjaga mereka adalam bentuk zombie, dan surat
wasiat itu, hanyalah akal – akalan anak – anak unutuk memanggil Amanda dan keluarganya
untuk menjadi korban berikutnya. Cukup mengerti akan penjelasan Opsir Dawes, Amanda
menarik Josh dan lari kearah kuburan. Disana mereka menemukan orang tua mereka terbaring
lemas dibawah pohon besar yang daun dan rantingnya begitu lebat sehingga tak satupun cahaya
matahari masuk. Mulai bermunculan tangan – tangan dari dalam tanah menggapai – gapai.
Amanda dan Josh tak dapat pergi tanpa menyelamatkan orang tua mereka, dalam pikiran yang
tertutup kabut, akhirnya mereka ingat zombie – zombie itu tak tahan cahaya matahari. Satu –
satunya cara hanya menyingkap daun dan ranting yang menggantung itu agar cahaya dapat
masuk. Mereka mencoba, mendorong, menahan, namun gagal. Mendorong lagi, semakin kuat..
akhirnya masuk seberkas cahaya. Mereka terus mendorong dan mendorong, akhrinya cahaya
matahari masuk sepenuhnya. Tangan – tangan itu telah menghilang dari permukaan tanah dan
ayah dan ibu mereka sudah mulai sadar. Amanda dan Josh tak dapat menjelaskan apa yang
terjadi, mereka hanya bisa menyuruh untuk pergi dari tempat ini secepatnya. Tak lama kemudian
mereka sudah berkendara meninggalkan Rumah Mati itu. Pada perjalanan pulang, ada 1 keluarga
baru yang datang unutuk pindah ke rumah itu, dan yang mengejutkan adalah Opsir Dawes ada
disana, di tempat pertama mereka menanyakan rumah itu padanya.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Arti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasaArti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasaSiti Zuariyah
 
Sistem Mata Pencaharian
Sistem Mata PencaharianSistem Mata Pencaharian
Sistem Mata PencaharianErna Mariana
 
tahap pelaksanaan karya ilmiah 2017
tahap pelaksanaan karya ilmiah 2017tahap pelaksanaan karya ilmiah 2017
tahap pelaksanaan karya ilmiah 2017Fransiska Oktafiani
 
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika MatematikaHimpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematikasiska sri asali
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRipan Nugraha Harahap
 
Contoh Rangkuman non - fiksi
Contoh Rangkuman non - fiksiContoh Rangkuman non - fiksi
Contoh Rangkuman non - fiksiFelicia Dewi
 
Identitas Nasional
Identitas NasionalIdentitas Nasional
Identitas NasionalHafiza .h
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKTatimatus Solihah
 
Keterkaitan Mipa, Teknologi, dan Masyarakat
Keterkaitan Mipa, Teknologi, dan MasyarakatKeterkaitan Mipa, Teknologi, dan Masyarakat
Keterkaitan Mipa, Teknologi, dan MasyarakatHerry Purwanto Panjaitan
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaDian Kirtley Kristi
 
Sumatera Selatan
Sumatera SelatanSumatera Selatan
Sumatera SelatanAnna Nisa
 
Pengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBES
Pengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBESPengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBES
Pengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBESGita Nur Lintang
 
Prinsip pembelajaran __kelompok 3
Prinsip pembelajaran  __kelompok 3Prinsip pembelajaran  __kelompok 3
Prinsip pembelajaran __kelompok 3Uhthi Solekhah
 
Teori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para AhliTeori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para AhliIslamuddin Syam
 
Makalah masyarakat
Makalah masyarakatMakalah masyarakat
Makalah masyarakatPastime.net
 
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Syaiful Ahdan
 
Bab iii 5.aspek sosial dalam ketahanan nasional
Bab iii  5.aspek sosial dalam ketahanan nasionalBab iii  5.aspek sosial dalam ketahanan nasional
Bab iii 5.aspek sosial dalam ketahanan nasionalnatal kristiono
 

Mais procurados (20)

Makalah Narative Text
Makalah Narative TextMakalah Narative Text
Makalah Narative Text
 
Arti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasaArti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasa
 
Sistem Mata Pencaharian
Sistem Mata PencaharianSistem Mata Pencaharian
Sistem Mata Pencaharian
 
tahap pelaksanaan karya ilmiah 2017
tahap pelaksanaan karya ilmiah 2017tahap pelaksanaan karya ilmiah 2017
tahap pelaksanaan karya ilmiah 2017
 
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika MatematikaHimpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
Himpunan, Relasi & Fungsi, dan Logika Matematika
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
 
Contoh Rangkuman non - fiksi
Contoh Rangkuman non - fiksiContoh Rangkuman non - fiksi
Contoh Rangkuman non - fiksi
 
Identitas Nasional
Identitas NasionalIdentitas Nasional
Identitas Nasional
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Keterkaitan Mipa, Teknologi, dan Masyarakat
Keterkaitan Mipa, Teknologi, dan MasyarakatKeterkaitan Mipa, Teknologi, dan Masyarakat
Keterkaitan Mipa, Teknologi, dan Masyarakat
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
 
Sumatera Selatan
Sumatera SelatanSumatera Selatan
Sumatera Selatan
 
Pengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBES
Pengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBESPengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBES
Pengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBES
 
Prinsip pembelajaran __kelompok 3
Prinsip pembelajaran  __kelompok 3Prinsip pembelajaran  __kelompok 3
Prinsip pembelajaran __kelompok 3
 
Teori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para AhliTeori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para Ahli
 
Presentasi malaysia
Presentasi malaysiaPresentasi malaysia
Presentasi malaysia
 
Makalah masyarakat
Makalah masyarakatMakalah masyarakat
Makalah masyarakat
 
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
 
Bab iii 5.aspek sosial dalam ketahanan nasional
Bab iii  5.aspek sosial dalam ketahanan nasionalBab iii  5.aspek sosial dalam ketahanan nasional
Bab iii 5.aspek sosial dalam ketahanan nasional
 

Destaque

Encuadre; La enseñanza del Español
Encuadre; La enseñanza del EspañolEncuadre; La enseñanza del Español
Encuadre; La enseñanza del Españolwendyjessie
 
Memoria 13 14 ceip seis de diciembre
Memoria 13 14 ceip seis de diciembreMemoria 13 14 ceip seis de diciembre
Memoria 13 14 ceip seis de diciembrelolijose165
 
Cambly: Start Speaking in English Today!
Cambly: Start Speaking in English Today!Cambly: Start Speaking in English Today!
Cambly: Start Speaking in English Today!noreencambly
 
Teacher Assessment: A Formative Path to Teacher Development
Teacher Assessment: A Formative Path to Teacher DevelopmentTeacher Assessment: A Formative Path to Teacher Development
Teacher Assessment: A Formative Path to Teacher DevelopmentJosé Zapata
 
Pedro y cornelio
Pedro y cornelioPedro y cornelio
Pedro y cornelioLuis Kun
 
THE WHEEL Overview of services & Marketing Plan Proposal
THE WHEEL  Overview of services & Marketing Plan ProposalTHE WHEEL  Overview of services & Marketing Plan Proposal
THE WHEEL Overview of services & Marketing Plan ProposalTHE WHEEL
 
Geometria descriptiva 3 para ingenieros
Geometria descriptiva 3 para ingenierosGeometria descriptiva 3 para ingenieros
Geometria descriptiva 3 para ingenierosYonatan Torres Pereira
 
Algebra ii armando rojo - www.freelibros.com
Algebra ii   armando rojo - www.freelibros.comAlgebra ii   armando rojo - www.freelibros.com
Algebra ii armando rojo - www.freelibros.comYonatan Torres Pereira
 

Destaque (13)

Español
EspañolEspañol
Español
 
Convocatoria
ConvocatoriaConvocatoria
Convocatoria
 
Getting started
Getting startedGetting started
Getting started
 
Encuadre; La enseñanza del Español
Encuadre; La enseñanza del EspañolEncuadre; La enseñanza del Español
Encuadre; La enseñanza del Español
 
Español
EspañolEspañol
Español
 
Memoria 13 14 ceip seis de diciembre
Memoria 13 14 ceip seis de diciembreMemoria 13 14 ceip seis de diciembre
Memoria 13 14 ceip seis de diciembre
 
Cambly: Start Speaking in English Today!
Cambly: Start Speaking in English Today!Cambly: Start Speaking in English Today!
Cambly: Start Speaking in English Today!
 
Teacher Assessment: A Formative Path to Teacher Development
Teacher Assessment: A Formative Path to Teacher DevelopmentTeacher Assessment: A Formative Path to Teacher Development
Teacher Assessment: A Formative Path to Teacher Development
 
Pedro y cornelio
Pedro y cornelioPedro y cornelio
Pedro y cornelio
 
THE WHEEL Overview of services & Marketing Plan Proposal
THE WHEEL  Overview of services & Marketing Plan ProposalTHE WHEEL  Overview of services & Marketing Plan Proposal
THE WHEEL Overview of services & Marketing Plan Proposal
 
Geometria descriptiva 3 para ingenieros
Geometria descriptiva 3 para ingenierosGeometria descriptiva 3 para ingenieros
Geometria descriptiva 3 para ingenieros
 
Algebra ii armando rojo - www.freelibros.com
Algebra ii   armando rojo - www.freelibros.comAlgebra ii   armando rojo - www.freelibros.com
Algebra ii armando rojo - www.freelibros.com
 
Definition of prose
Definition of proseDefinition of prose
Definition of prose
 

Semelhante a UNSUR PROSA

Semelhante a UNSUR PROSA (20)

materi_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptxmateri_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptx
 
Ppt prosa
Ppt prosaPpt prosa
Ppt prosa
 
materi_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptxmateri_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptx
 
Unsur unsur intrinsik bahasa indonesia 1
Unsur unsur intrinsik bahasa indonesia 1Unsur unsur intrinsik bahasa indonesia 1
Unsur unsur intrinsik bahasa indonesia 1
 
Bahan ajar kelas xi
Bahan ajar kelas xiBahan ajar kelas xi
Bahan ajar kelas xi
 
cerpen Kelompok 5
cerpen Kelompok  5   cerpen Kelompok  5
cerpen Kelompok 5
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Cerita pendek 2
Cerita pendek 2Cerita pendek 2
Cerita pendek 2
 
Cerita pendek 2
Cerita pendek 2Cerita pendek 2
Cerita pendek 2
 
15 intrinsik cerpen
15 intrinsik cerpen15 intrinsik cerpen
15 intrinsik cerpen
 
Pengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis CerpenPengenalan Menganalisis Cerpen
Pengenalan Menganalisis Cerpen
 
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptx
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptxKARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptx
KARYA SASTRA NOVEygchgghghjghjyuhjL.pptx
 
Komsas pt3
Komsas pt3Komsas pt3
Komsas pt3
 
Apresiasi sastra analisis cerpen -guru
Apresiasi sastra analisis cerpen -guruApresiasi sastra analisis cerpen -guru
Apresiasi sastra analisis cerpen -guru
 
Prosa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan DramaProsa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan Drama
 
Penjelasan Cerita Rakyat
Penjelasan Cerita RakyatPenjelasan Cerita Rakyat
Penjelasan Cerita Rakyat
 
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
 
CERPEN.pptx
CERPEN.pptxCERPEN.pptx
CERPEN.pptx
 
Unsur intrinsik pada cerpen antara lain
Unsur intrinsik pada cerpen antara lainUnsur intrinsik pada cerpen antara lain
Unsur intrinsik pada cerpen antara lain
 
Pengertian karya sastra
Pengertian karya sastraPengertian karya sastra
Pengertian karya sastra
 

Mais de Pungki Ariefin

Manusia, moralitas dan hukum
Manusia, moralitas dan hukumManusia, moralitas dan hukum
Manusia, moralitas dan hukumPungki Ariefin
 
Manusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaManusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaPungki Ariefin
 
Manusia individu (isbd 2)
Manusia individu (isbd 2)Manusia individu (isbd 2)
Manusia individu (isbd 2)Pungki Ariefin
 
Makalah isbd perkembangan teknologi alat tulis tangan
Makalah isbd perkembangan teknologi alat tulis tanganMakalah isbd perkembangan teknologi alat tulis tangan
Makalah isbd perkembangan teknologi alat tulis tanganPungki Ariefin
 
Isbd 3 manusia dan peradaban
Isbd 3 manusia dan peradabanIsbd 3 manusia dan peradaban
Isbd 3 manusia dan peradabanPungki Ariefin
 
Ilmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasarIlmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasarPungki Ariefin
 
Ilmu sosial budaya dasar makalah
Ilmu sosial budaya dasar makalahIlmu sosial budaya dasar makalah
Ilmu sosial budaya dasar makalahPungki Ariefin
 
Teori evolusi keluarga
Teori evolusi keluargaTeori evolusi keluarga
Teori evolusi keluargaPungki Ariefin
 
Teori evolusi keluarga j.j bachoven
Teori evolusi keluarga j.j bachovenTeori evolusi keluarga j.j bachoven
Teori evolusi keluarga j.j bachovenPungki Ariefin
 
Pengelolaansampah 140114013441-phpapp02(1)
Pengelolaansampah 140114013441-phpapp02(1)Pengelolaansampah 140114013441-phpapp02(1)
Pengelolaansampah 140114013441-phpapp02(1)Pungki Ariefin
 
Manusiadanperadaban 131127201047-phpapp02
Manusiadanperadaban 131127201047-phpapp02Manusiadanperadaban 131127201047-phpapp02
Manusiadanperadaban 131127201047-phpapp02Pungki Ariefin
 
Pengertian prosa dan jenis prosa
Pengertian prosa dan jenis prosaPengertian prosa dan jenis prosa
Pengertian prosa dan jenis prosaPungki Ariefin
 

Mais de Pungki Ariefin (20)

Manusia, moralitas dan hukum
Manusia, moralitas dan hukumManusia, moralitas dan hukum
Manusia, moralitas dan hukum
 
Manusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaManusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budaya
 
Manusia individu (isbd 2)
Manusia individu (isbd 2)Manusia individu (isbd 2)
Manusia individu (isbd 2)
 
Makalah isbd perkembangan teknologi alat tulis tangan
Makalah isbd perkembangan teknologi alat tulis tanganMakalah isbd perkembangan teknologi alat tulis tangan
Makalah isbd perkembangan teknologi alat tulis tangan
 
Isbd 3 manusia dan peradaban
Isbd 3 manusia dan peradabanIsbd 3 manusia dan peradaban
Isbd 3 manusia dan peradaban
 
Isbd 1
Isbd 1Isbd 1
Isbd 1
 
Ilmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasarIlmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasar
 
Ilmu sosial budaya dasar makalah
Ilmu sosial budaya dasar makalahIlmu sosial budaya dasar makalah
Ilmu sosial budaya dasar makalah
 
Home
HomeHome
Home
 
183138505 isbd-ppt
183138505 isbd-ppt183138505 isbd-ppt
183138505 isbd-ppt
 
Tugas isbd alat tulis
Tugas isbd alat tulisTugas isbd alat tulis
Tugas isbd alat tulis
 
Teori evolusi keluarga
Teori evolusi keluargaTeori evolusi keluarga
Teori evolusi keluarga
 
Teori evolusi keluarga j.j bachoven
Teori evolusi keluarga j.j bachovenTeori evolusi keluarga j.j bachoven
Teori evolusi keluarga j.j bachoven
 
Rainbow
RainbowRainbow
Rainbow
 
Pengelolaansampah 140114013441-phpapp02(1)
Pengelolaansampah 140114013441-phpapp02(1)Pengelolaansampah 140114013441-phpapp02(1)
Pengelolaansampah 140114013441-phpapp02(1)
 
Manusiadanperadaban 131127201047-phpapp02
Manusiadanperadaban 131127201047-phpapp02Manusiadanperadaban 131127201047-phpapp02
Manusiadanperadaban 131127201047-phpapp02
 
The revolt of
The revolt ofThe revolt of
The revolt of
 
Project presentation
Project presentationProject presentation
Project presentation
 
Pengertian prosa dan jenis prosa
Pengertian prosa dan jenis prosaPengertian prosa dan jenis prosa
Pengertian prosa dan jenis prosa
 
Bhs kls 1
Bhs kls 1Bhs kls 1
Bhs kls 1
 

Último

Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 

Último (20)

Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 

UNSUR PROSA

  • 1. UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PROSA Unsur Intrinsik Prosa Sebuah karya sastra mengandung unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik. Keterikatan yang erat antarunsur tersebut dinamakan struktur pembangun karya sastra. Unsur intrinsik ialah unsur yang secara langsung membangun cerita dari dalam karya itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang turut membangun cerita dari luar karya sastra. Unsur intrinsik yang terdapat dalam puisi, prosa, dan drama memiliki perbedaan, sesuai dengan ciri dan hakikat dari ketiga genre tersebut. Namun unsur ekstrinsik pada semua jenis karya sastra memiliki kesamaan. Unsur intrinsik sebuah puisi terdiri dari tema, amanat, sikap atau nada, perasaan, tipografi, enjambemen, akulirik, rima, citraan, dan gaya bahasa. Unsur ekstrinsik yang banyak mempengaruhi puisi antara lain: unsur biografi, unsur kesejarahan, serta unsur kemasyarakatan. Yang dimaksud unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Untuk karya sastra dalam bentuk prosa, seperi roman, novel, dan cerpen, unsur-unsur intrinsiknya ada tujuh: 1) tema, 2) amanat, 3) tokoh, 4) alur (plot), 5) latar (setting), 6) sudut pandang, dan 7) gaya bahasa. 1. Tema Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau gampangnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Karena itu, tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain. Tema ada yang dinyatakan secara eksplisit (disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan secara implisit (tanpa disebutkan tetapi dipahami). Dalam menentukan tema, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: minat pribadi, selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa. Dalam sebuah karya sastra, disamping ada tema sentral, seringkali ada pula tema sampingan. Tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh rangkaian peristiwa dalam cerita. Adapun tema sampingan adalah tema-tema lain yang mengiringi tema sentral. 2. Amanat Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang terhadap pembaca melalui karyanya, yang akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarang dalam keseluruhan cerita. Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.
  • 2. 3. Tokoh Penokohan adalah: Pemberian watak terhadap pelaku-pelaku cerita dalam sebuah karya sastra. Tokoh Cerita terdiri atas: Tokoh Protagonis: tokoh dalam karya sastra yang memegang peranan baik. Tokoh Antagonis: tokoh dalam karya sastra yang merupakan penantang dari tokoh utama,biasanya memegang peranan jahat. Tokoh Tambahan: tokoh yang tidak memegang peranan dan tidak mengucapkan sepatah katapun, bahkan dianggap tidak penting sebagai individu. Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif. 2. Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif. Adapun tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan tokoh sentral (baik protagonis ataupun antagonis). 2. Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita. 3. Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja. Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada dua metode penyajian watak tokoh, yaitu: 1. Metode analitis/langsung/diskursif, yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung. 2. Metode dramatik/tak langsung/ragaan, yaitu penyajian watak tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh. Adapun menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu: 1. Melalui apa yang diperbuatnya, tindakan-tindakannya, terutama bagaimana ia bersikap dalam situasi kritis. 2. Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus. 3. Melalui penggambaran fisik tokoh.
  • 3. 4. Melalui pikiran-pikirannya 5. Melalui penerangan langsung 4. Alur (plot) Alur: rangkaian peristiwa / jalinan cerita dari awal sampai kimaks serta penyelesaian. Macam- macam Alur: – Alur mundur: jalinan peristiwa dari masa kini ke masa lalu. – Alur maju: jalinan peristiwa dari masa lalu ke masa kini – Alur gabungan: gabungan dari alur maju dan alur mundur secara bersama-sama. Dan secara umum Alur terbagi ke dalam bagian-bagian berikut; Pengenalan situasi: memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antar tokoh. Pengungkapan peristiwa: mengungkap peristiwa yang menimbulakan berbagai masalah. Menuju adanya konflik: terjadi peningkatan perhatian ataupun keterlibatan situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh. Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga hal, yaitu: 1. Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear. 2. Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal. 3. Berdasarkan tema cerita. Alur yang demikian disebut alur tematik. Dalam cerita yang beralur tematik, setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami. Adapun struktur alur adalah sebagai berikut: 1. Bagian awal, terdiri atas: 1) paparan (exposition), 2) rangsangan (inciting moment), dan 3) gawatan (rising action). 2. Bagian tengah, terdiri atas: 4) tikaian (conflict), 5) rumitan (complication), dan 6) klimaks. 3. Bagian akhir, terdiri atas: 7) leraian (falling action), dan 8- selesaian (denouement). Dalam membangun alur, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar alur menjadi dinamis. Faktor-faktor penting tersebut adalah: 1. Faktor kebolehjadian. Maksudnya, peristiwa-peristiwa cerita sebaiknya tidak selalu realistik tetapi masuk akal. 2. Faktor kejutan. Maksudnya, peristiwa-peristiwa sebaiknya tidak dapat secara langsung ditebak / dikenali oleh pembaca. 3. Faktor kebetulan. Yaitu peristiwa-peristiwa tidak diduga terjadi, secara kebetulan terjadi. Kombinasi atau variasi ketiga faktor tersebutlah yang menyebabkan alur menjadi dinamis.
  • 4. Adapun hal yang harus dihindari dalam alur adalah lanturan (digresi). Lanturan adalah peristiwa atau episode yang tidak berhubungan dengan inti cerita atau menyimpang dari pokok persoalan yang sedang dihadapi dalam cerita. 5. Latar (setting) Latar/setting: bagian dari sebuah prosa yang isinya melukiskan tempat cerita terjadi dan menjeaskan kapan cerita itu berlaku. Macam-macam Setting: – Tempat : di rumah, di sekolah, di jalan. – Waktu : pagi hari, siang hari, sore hari. – Suasana : sedih, senang, tegang. Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok: a. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. b. Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. c. Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial bisa mencakup kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta status sosial. 6. Sudut pandang (point of view) Sudut pandang : pandangan pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Macam-macam sudut pandang: – Orang pertama: pengarang menjadi pelaku utama dan memakai istilah “Aku” dan “Saya”. – Orang ketiga: pengarang yang menceritakan ceritanya atau berperan sebagai pengamat dan menggunakan itilah “Dia”,”Ia”,atau nama orang. Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai: a. Sudut pandang orang pertama (first person point of view) Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, ‘aku’, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ‘aku’ tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan tokoh si ‘aku’ tersebut. Sudut pandang orang pertama masih bisa dibedakan menjadi dua:
  • 5. 1. ‘Aku’ tokoh utama. Dalam sudut pandang teknik ini, si ‘aku’ mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniyah, dalam diri sendiri, maupun fisik, dan hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ‘aku’ menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ‘aku’, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian, si ‘aku’ menjadi tokoh utama (first person central). 2. ‘Aku’ tokoh tambahan. Dalam sudut pandang ini, tokoh ‘aku’ muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first pesonal peripheral). Tokoh ‘aku’ hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ‘aku’ tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah. Dengan demikian si ‘aku’ hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ‘aku’ pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita. b. Sudut pandang orang ketiga (third person point of view) Dalam cerita yang menpergunakan sudut pandang orang ketiga, ‘dia’, narator adalah seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti. Sudut pandang ‘dia’ dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya: 1. ‘Dia’ mahatahu. Dalam sudut pandang ini, narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh ‘dia’ tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh ‘dia’ yang satu ke ‘dia’ yang lain, menceritakan atau sebaliknya ”menyembunyikan” ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran, perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan tindakan nyata. 2. ‘Dia’ terbatas (‘dia’ sebagai pengamat). Dalam sudut pandang ini, pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya, terbatas pengetahuannya (hanya menceritakan apa yang dilihatnya saja). 7. Gaya bahasa Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam menulis cerita yang berfungsi untuk menciptakan hubungan antara sesama tokoh dan dapat menimbulkan suasana yang tepat guna, adegan seram, cinta ataupun peperangan maupun harapan. Gaya bahasa adalah teknik
  • 6. pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya, karena pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitamya. Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda- beda: berterus terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain- lain. Unsur Extrinsik Prosa Unsur Ekstrinsik : Unsur yang terdapat di luar karya sastra. Unsur Ekstrinsik Prosa meliputi : – Norma : aturan yang digunakan si pengarang dalam menulis Prosa. – Biografi Pengarang : daftar riwayat hidup si pengarang. Contoh Novel: Judul : Goosebumps-SELAMAT DATANG DI RUMAH MATI- Tema : Horor Amanat : Hati-hati pada surat yang tidak diketahu pengirimnya Tokoh : Amanda Benson, Josh Benson, Mr. and Mrs. Benson, Compton Dawes, Ray Thurston, George Carpenter, Jerry Franklin, Karen Somerset, Bill Gregory Alur : Alur gabungan Sudut pandang : Sudut pandang orang ketiga (third person point of view) Gaya bahasa : Normal Ringkasan cerita Bermula dari datangnya surat yang menyatakan mereka mendapat warisan dari Paman Charlie (yang bahkan tak seorangpun ingat tentang dia), sebuah rumah besar di Dark Falls. Amanda, 12 tahun dan adiknya Josh 11 tahun tidak begitu suka akan kepindahan itu, tapi apalah daya. disinilah mereka sekarang, di Dark Falls. Mereka bertemu dengan Opsir Compton Dawes, polisi setempat yang menunjukkan mereka ke rumah yang mereka tuju. Sejak awal Petey-anjing peliharaan mereka- merasakan hal yang ganjil, ia terus menggonggong bahkan kepada Opsir Dawes, padahal biasanya ia tak pernah begitu. Sampailah mereka pada rumah itu, rumah yang besar dengan 2 jendela di kanan dan di kiri bagaikan sepasang mata yang memandang lekat pada Amanda dan Josh yang juga merasakan adanya hal ganjil. Halamannya dipenuhi dedaunan yang gugur, agak aneh rasanya padahal sekarang baru pertengahan Juli. Dan susasananya terasa begitu
  • 7. suram dengan ranting pohon menggatung seakan menutupi jalannya cahaya matahari masuk. Setelah mereka sadari ternyata tidak hanya rumah yang akan mereka tinggali yang suram, tapi seluruh kota Dark Falls. Setelah selesai melihat-lihat keadaan dalam rumah, ayah dan ibu mereka menyarankan untuk berkeliling Dark Falls dan menyapa tetangga. Tapi yang mereka temui hanya suasana kota mati yang begitu sunyi dan bahkan tak satupun lampu hidup dari rumah – rumah besar itu. Hingga di suatu pertigaan mereka menemui seorang anak seumuran mereka namanya Ray Thurston, Petey menggonggong ke arahnya hingga Ray agak sedikit mundur. Mereka bercakap – cakap tentang Dark Falls dan anak – anak sekitar sini, Ray bergabung dengan Amanda dan Josh berkeliling dan menemui sekelompok anak – anak seumuran mereka, memang anak -anak itu rasanya agak berbeda dengan anak – anak biasanya tapi perasaan itu cepat – cepat Amanda dan Josh hilangkan, mereka hanya ingin berteman, itu saja. Kembali Petey menggonggong tanpa sebab kepada anak – anak itu, Josh agak kesulitan untuk menenangkannya kali ini hingga akhirnya dia memutuskan untuk memasangkan rantai pada leher Petey. Ada 4 anak, George Carpenter, Jerry Franklin, Karen Somerset dan Bill Gregory. Begitulah awal perkenalan mereka, semakin hari mereka semakin akrab dan sering bermain bersama namun anehnya mereka takut akan cahaya matahari, Amanda dan Josh agak merasa aneh juga tentang hal itu tapi seketika perassan itu langsung hilang. Semenjak di Dark Falls, Amanda merasakan hal hal aneh, mulai dari gorden yang bergerak – gerak padahal jendela tertutup rapat hingga dia melihat sesosok wanita sedang memandanginya dari jendela kamarnya, berulang kali dia mencoba menjelaskan hal itu pada orang tuanya tapi mereka tak pernah serius menanggapi. Di sisi lain sebenarnya Josh merasakan sebuah mimpi buruk yang terus terulang dalam tidurnya tapi dia enggan menceritakannya. Suatu malam Petey hilang, kebetulan orang tua mereka sedang pergi ke suatu acara, jadi Josh dan Amanda memutuskan untuk mencarinya. Di tangah jalan mereka bertemu dengan Ray, Josh mengatakan bahwa mereka akan mencari Petey di kuburan- tempat pertama Petey hilang setelah sampai di Dark Falls-. Ray melarang mereka dengan alasan sudah terlalu larut, namun Josh tetap bersikeras Ray pun tidak tinggal diam dia mengejar Josh. Sesampainya di kuburan, benar saja Petey ada disana namun keadaannya tidak seperti biasanya, ia lebih mirip bangkai bahkan baunya pun sangat mirip. Josh segera memeluknya tapi dilepaskannya lagi karena tak tahan baunya. Amanda yang terburu – buru mengejar Josh tanpa sengaja kakinya membentur sebuah batu nisan, matanya terbelalak membaca tulisan di batu nisan yang tepat didepan matanya “KAREN SOMERSET 1960-1972” jantungnya berdegup begitu kencang, ia menarik Josh, reaksinya pun sama. Amanda mengarahkan senter ke batu nisan satunya, nama yang juga dia kenal “GEORGE CARPENTER 1975-1988” dia tetap tak dapat percaya apa yang baru saja dilihatnya, batu nisan satunya “JERRY FRANKLIN” lalu satunya lagi “BILL GREGORY”. Anak – anak yang biasa bermain bersama, pikirnya. Hingga ia terpaku pada satu batu nisan terakhir “RAY THURSTON 1977-1988”. Badannya seketikan lemas, Ray yang biasa bermain dengannya dan kini ada disebelahnya, namanya telah tertulis di batu nisan tepat didepannya. Pandangan Ray seketika berubah, ia menjelaskan semuanya, ia minta maaf bahwa tidak seharusnya Amanda melihat ini sekarang, ya, semua yang ada disini telah mati termasuk Petey, dialah yang dibunuh pertama saat datang ke Dark Falls karena semua tau bahwa anjing adalah makhluk pertama yang mengetahui adanya hal ganjil ini dan Ray adalah penjaga yang seharusnya melarang hal ini terungkap sebelum waktunya. Namun terlambat, kini mereka akan menjadi bagian dari zombie – zombie itu. Terdengar bunyi mesin dari belakang mereka, itu Opsir Dawes! Itu mobil Opsir Dawes! Mereka segera naik, namun di tengah perjalanan Josh mengingatkan Amanda bahwa tadi ia melihat batu nisan bertuliskan “COMPTON DAWES R.I.P 1950-1980” segera mereka melompat turun, Amanda berlari dengan pikiran yang berkecambuk,
  • 8. ia bahkan tak percaya bahwa Opsir Dawes juga salah satu dari mereka. Berlari, terus berlari tanpa tujuan. Berharap, tapi tak ada yang bisa diharapkan. Saat hampir putus asa mereka ingat orang tua mereka. Josh dan Amanda saling bertatapan sejenak, nampaknya mereka memikirkan hal yang sama. Mereka berbalik dan Opsir Dawes sudah berada didepan mereka, dengan gemetaran Amanda bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Terdiam sejenak, kemudian Opsir Dawes menjelaskan. Bertahun – tahun yang lalu seluruh kota keracunan gas kuning dari sebuah pabrik kimia dan semua orang mati kemudian Dark Falls jadi kota zombie. Setiap tahun mereka selalu membutuhkan 1 darah segar untuk tetap menjaga mereka adalam bentuk zombie, dan surat wasiat itu, hanyalah akal – akalan anak – anak unutuk memanggil Amanda dan keluarganya untuk menjadi korban berikutnya. Cukup mengerti akan penjelasan Opsir Dawes, Amanda menarik Josh dan lari kearah kuburan. Disana mereka menemukan orang tua mereka terbaring lemas dibawah pohon besar yang daun dan rantingnya begitu lebat sehingga tak satupun cahaya matahari masuk. Mulai bermunculan tangan – tangan dari dalam tanah menggapai – gapai. Amanda dan Josh tak dapat pergi tanpa menyelamatkan orang tua mereka, dalam pikiran yang tertutup kabut, akhirnya mereka ingat zombie – zombie itu tak tahan cahaya matahari. Satu – satunya cara hanya menyingkap daun dan ranting yang menggantung itu agar cahaya dapat masuk. Mereka mencoba, mendorong, menahan, namun gagal. Mendorong lagi, semakin kuat.. akhirnya masuk seberkas cahaya. Mereka terus mendorong dan mendorong, akhrinya cahaya matahari masuk sepenuhnya. Tangan – tangan itu telah menghilang dari permukaan tanah dan ayah dan ibu mereka sudah mulai sadar. Amanda dan Josh tak dapat menjelaskan apa yang terjadi, mereka hanya bisa menyuruh untuk pergi dari tempat ini secepatnya. Tak lama kemudian mereka sudah berkendara meninggalkan Rumah Mati itu. Pada perjalanan pulang, ada 1 keluarga baru yang datang unutuk pindah ke rumah itu, dan yang mengejutkan adalah Opsir Dawes ada disana, di tempat pertama mereka menanyakan rumah itu padanya.