1. HASIL PENDATAAN KELUARGA SEHAT
5 FEBRUARI 2018
Hasil unduh data dari aplikasi Keluarga Sehat pada tanggal 5 Februari 2018
mendapatkan hasil sebagai berikut.
Jumlah Keluarga Terdata dan Persentase Keluarga Terdata Lengkap
Jumlah keluarga yang terdata di aplikasi Keluarga sehat sebanyak 6.145.260 keluarga
yang tersebar di 34 provinsi. Provinsi dengan keluarga terdata terbanyak adalah Jawa
Timur (1.172.602 keluarga), Jawa Tengah (1.056.048 keluarga), dan Jawa Barat
(770.115 keluarga). Provinsi dengan jumlah keluarga terendah adalah Papua (1.143
keluarga), Papua Barat (4.731 keluarga), dan Maluku (10.251 keluarga).
Persentase keluarga yang telah terdata lengkap di Indonesia sebesar 74,93%. Provinsi
dengan persentase keluarga terdata lengkap tertinggi adalah Sulawesi Tenggara
(92,24%), DKI Jakarta (90,30%), dan Maluku (88,58%). Provinsi dengan persentase
keluarga terdata lengkap terendah adalah Papua (22,05%), Maluku Utara (35,29%),
dan Banten (62,26%). Terlihat bahwa di Provinsi Maluku walaupun jumlah keluarga
terdata cukup rendah, namun persentase kelengkapannya termasuk tiga provinsi
tertinggi di Indonesia.
Grafik jumlah keluarga terdata dan persentase keluarga terdata lengkap yaitu sebagai
berikut.
Gambar 1
Jumlah Keluarga Terdata di Aplikasi Keluarga Sehat Menurut Provinsi di
Indonesia
Per 5 Februari 2018
Jumlah Keluarga Terdata Persentase Keluarga Terdata Lengkap
Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat, per 5 Februari 2018 pukul 11.01 WIB
Persentase Keluarga Sehat
Keluarga Sehat adalah keluarga dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS)>0,8. Indeks
Keluarga Sehat (IKS) suatu wilayah dihitung dari jumlah keluarga dengan IKS>0,8
dibagi jumlah seluruh keluarga di wilayah tersebut. Dengan demikian IKS menunjukkan
proporsi keluarga sehat (keluarga dengan IKS>0,8) di wilayah tersebut.
2. Dalam aplikasi keluarga sehat, IKS wilayah dihitung dari keluarga yang telah terdata
lengkap, yaitu jumlah keluarga terdata lengkap dengan IKS > 0,8 dibagi jumlah seluruh
keluarga terdata lengkap di wilayah tersebut.
Provinsi dengan persentase Keluarga Sehat tertinggi yaitu DKI Jakarta (33,50%), Bali
(26,60%), dan Kalimantan Timur (26,30%), sedangkan yang terendah adalah Maluku
(9,00%), Kalimantan Tengah (9,80%), dan Jambi (9,90%). Selengkapnya dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 2
Persentase Keluarga Sehat di antara Keluarga yang Terdata Lengkap
Per 5 Februari 2018
Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat, per 5 Februari 2018 pukul 11.01 WIB
Cakupan Indikator Keluarga Sehat
Dari 12 indikator keluarga sehat, indikator dengan cakupan tertinggi secara nasional
adalah ‘Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air bersih’ (95,38%) dan
terendah adalah ‘Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan’
(11,83%). Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3
Cakupan Indikator Keluarga Sehat di Indonesia
Per 5 Februari 2018
Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat, per 5 Februari 2018 pukul 11.01 WIB
3. Hasil Pendataan Keluarga Sehat di Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sulawesi Utara memiliki jumlah keluarga terdata yang tergolong rendah
(peringkat 7 dari bawah) dibandingkan provinsi lainnya. Namun demikian, Provinsi
Sulawesi Utara memiliki persentase keluarga yang telah terdata lengkap tertinggi ke
empat di Indonsia, yaitu sebesar 87,49%. Gambaran jumlah keluarga yang terdata
lengkap dan indeks keluarga sehat disajikan pada bagian berikut.
Gambar 4
Jumlah Keluarga Terdata Lengkap di Provinsi Sulawesi Utara
Per 5 Februari 2018
Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat, per 5 Februari 2018 pukul 11.01 WIB
IKS Provinsi Sulawesi Utara sebesar 0,194 yang menunjukkan terdapat 19,4% keluarga
sehat (keluarga dengan IKS>0,8) di antara keluarga terdata lengkap di provinsi
tersebut. IKS tertinggi di Kab. Minahasa Selatan (0,326) dan terendah di Kab. Bolang
Mongondow Timur (0,057). Baik Provinsi Sulawesi Utara maupun seluruh
kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara masih termasuk kategori tidak sehat, karena
IKS<0,5. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 5
Indeks Keluarga Sehat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara
Per 5 Februari 2018
Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat, per 5 Februari 2018 pukul 11.01 WIB
Dari 12 indikator keluarga sehat, indikator dengan cakupan tertinggi di Provinsi
Sulawesi Utara adalah ‘Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air bersih’
(97,73%) dan terendah adalah ‘Penderita hipetensi yang berobat teratur’ (36,30%).
Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.
4. Gambar 6
Cakupan Indikator Keluarga Sehat di Provinsi Sulawesi Utara
Per 5 Februari 2018
Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat, per 5 Februari 2018 pukul 11.01 WIB
Gambaran Tren IKS Indonesia
Secara nasional, sejak September 2017, jumlah keluarga yang terdata mengalami
kenaikan setiap bulannya, yaitu dari sebanyak 2.122.157 keluarga pada September
2017 menjadi 6.145.260 keluarga pada Februari 2018, atau dengan kata lain
jumlahnya meningkat menjadi hampir tiga kali lipatnya. Meski demikian, secara umum,
Indeks Keluarga Sehat (IKS) di Indonesia tidak mengalami kenaikan, yakni berkisar
pada angka 15%. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 7
Tren Jumlah Keluarga Terdata dan Indeks Keluarga Sehat di Indonesia
Per 5 Februari 2018
Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat
Kesimpulan:
1. Dari 6.145.260 keluarga yang terdata di aplikasi keluarga sehat, baru 74,90% yang
terdata lengkap dan bisa dihitung IKS-nya.
2. Persentase Keluarga Sehat (IKS>0,8) di Indonesia sebesar 15,70% di antara
seluruh keluarga yang terdata lengkap. Persentase nasional maupun semua
provinsi di Indonesia masih <50%, sehingga termasuk kategori tidak sehat
(IKS<0,5).
5. 3. Secara umum, persentase keluarga sehat (IKS>0,8) di antara seluruh keluarga yang
terdata lengkap di Indonesia sejak September 2017 hingga Februari 2018 kurang
lebih sebesar 15%.
4. Cakupan indikator keluarga sehat tertinggi adalah ‘Keluarga memiliki
akses/menggunakan sarana air bersih’ (95,38%) dan terendah adalah ‘Penderita
gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan’ (11,80%).
5. Karena cakupan keluarga yang telah terdata masih kecil dan persebarannya belum
merata di semua kabupaten/kota, maka IKS dan cakupan masing-masing indikator
belum dapat menggambarkan kondisi sebenarnya, masih diperlukan peningkatan
cakupan pendataan.
Jakarta, 5 Februari 2018
Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan