1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi
kelangsungan hidup organisasi. Globalisasi telah menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan yang begitu cepat di dalam bisnis, yang menuntut organisasi
untuk lebih mampu beradaptasi, mempunyai ketahanan, mampu melakukan
perubahan arah dengan cepat, dan memusatkan perhatiannya kepada pelanggan.
Globalisasi ini juga dapat memunculkan bahaya, sekaligus kesempatan bagi
organisasi. Menurut pakar perubahan John P. Kotter (1995) dalam bukunya
Leading Change, globalisasi yang terjadi di pasar dan kompetisi telah
menciptakan ancaman, berupa semakin banyaknya kompetisi dan meningkatnya
kecepatan dalam bisnis.
Reformasi di masyarakat memacu polri untuk melaksanakan reformasi di
tubuh polri itu sendiri, hal ini ditandai seiring dengan pengaruh era globalisasi dan
perkembangan teknologi, maka Polri sebagai organisasi pemerintah yang
bersentuhan langsung dengan masyarakat harus menyesuaikan dirinya dengan
perubahan-perubahan nilai yang terjadi di masyarakat. Proses penyesuaian diri ini
dapat dilakukan dengan Reformasi (proses perubahan yang radikal / cepat) atau
melalui Transformasi (proses perubahan yang melalui proses yang panjang seperti
metamorfosa). Transformasi ataupun Reformasi tersebut perlu dilakukan untuk
membuat ”organisasi” selalu siap menghadapi segala perubahan dalam tiap
1
2. elemen lingkungan stratejik (politik & hukum, sosial budaya, ekonomi &
teknologi) dengan cara merubah dirinya sendiri secara terencana dan terkendali.
Biro Sumber Daya Manusia adalah salah satu satker di Polda Jambi yang
mempunyai peran sangat penting dalam membina dan menyelenggarakan fungsi
manajemen bidang SDM. Melalui program Reformasi Birokrasi Reformasi
Birokrasi Polri yang berkaitan dengan sistem dan organisasi Polri, yaitu dari
organisasi yang mekanistik menuju organisasi yang organik, yang lebih adaptif
dalam merespons kompleksitas perkembangan dan ekspektasi masyarakat
Indonesia yang majemuk dan terus berkembang secara dinamis.
Sasaran dari Reformasi Birokrasi itu sendiri adalah mengubah pola pikir,
mengubah budaya kerja dan mengubah tata kelola Pemerintahan. Selama ini
pandangan masyarakat terhadap Polri lebih cenderung menilai Polri arogan, tidak
membela orang kecil, memeras dan pungli, tidak kompeten, tidak profesional,
pelanggar HAM dan masih banyak lagi citra buruk Polri yang sudah benar-benar
tertanam di mata Masyarakat. Untuk itu agar dapat merubah dan menghilangkan
citra buruk Polri yang sudah tertanam di masyarakat, Polri perlu melakukan
Reformasi Birokrasi agar Polri dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan
benar-benar menjadi aparat negara penegak hukum yang melindungi, mengayomi
dan melayani masyarakat.
Reformasi Birokrasi adalah menata ulang, merubah, menyempurnakan dan
memperbaiki birokrasi agar menjadi lebih bersih, efisien, efektif dan produktif
(BEEP). Secara umum tujuan dari Reformasi Birokrasi adalah membangun profil
dan perilaku aparatur negara yang berintegritas tinggi, produktif, dan mampu
2
3. memberikan pelayanan kepada publik / masyarakat. Dengan melihat tujuan
reformasi birokrasi diatas bahwa komitmen menjadi suatu hal sangat penting
seperti yang diungkapan oleh (Muchlas, 2008) tentang Komitmen organisasi
sebagai salah satu sikap dalam pekerjaan didefinisikan sebagai orientasi seseorang
terhadap organisasi dalam arti kesetiaan, identifikasi, dan keterlibatan. Konsep
dari komitmen adalah salah satu aspek penting dari filosofi human resource
management. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Guest (1987) bahwasannya
kebijakan HRM didesain untuk memaksimalkan integrasi organisasi, komitmen
organisasi, komitmen pegawai, fleksibilitas dan kualitas kerja (dalam
Armstrong,1999 : hal 97-98). Sehingga diharapkan dengan komitmen yang kuat
dapat membangun birokrasi yang bersih, efektif, efisien, transparan dan akuntabel
dalam melayani dan memberdayakan masyarakat. Komitmen pegawai lebih dari
sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan
kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan
organisasi demi pencapaian tujuan, (Steers.1985:50). Jadi komitmen pegawai
mencakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan
identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Di samping itu komitmen
pegawai mengandung pengertian sebagai suatu hal yang lebih dari sekedar
kesetiaan yang pasif melainkan menyiratkan hubungan pegawai dengan
perusahaan secara aktif hal ini dapat ditunjukkan rekapitulasi Absensi dimana
penerimaan pegawai terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi seperti
pelaksanaan apel yang dilaksanakan rutin setiap hari kerja, seperti pada tabel di
bawah ini.
3
4. Tabel 1.1.
Rekapitulasi Daftar Absensi
Pegawai Biro SDM Polda Jambi Bulan Januari s/d Apri 2011
BLN BLN BLN BLN
KETERANGAN % % % %
Jan Feb Mar Apr
Ijin 2 2.90 5 7.25 4 5.80 1 1.45
Sakit 3 4.35 2 2.90 3 4.35 1 1.45
Cuti 3 4.35 - - - - - -
Tanpa Keterangan 1 1.45 3 4.35 1 1.45 7 10.14
JUMLAH 9 13.04 10 14.49 8 11.59 9 13.04
Sumber: Unit Provos Bid Propam Polda Jambi 2011
Dari tabel di atas dapat diketahui adanya peningkatan jumlah absensi pada
bulan januari sebanyak 13,04% menjadi 14,49% pada bulan februari dan pada
bulan maret sebayak 11,59% menjadi 13,04% pada bulan april. Meskipun tidak
ada standar yang menunjukkan tingkat absensi dikatakan tinggi atau rendah
namun menurut pengamatan penulis bahwa peningkatan absensi pada tabel di atas
menunjukkan rendahnya komitmen yang ditunjukkan oleh pegawai Biro SDM
Polda Jambi.
Birokrasi Weberian, seperti pola dan system birokrasi saat ini kurang
efektif diera modern, karena tuntutan dan partisipasi masyarakat yang cukup kuat,
birokrasi yang ramping, efektif, efisien, professional, transparan, komunikatif,
akuntabel dan memiliki visi pelayanan masyarakat yang baik serta bebas dari
4
5. praktik praktik KKN yang sangat membebani masyarakat (Max Weber). Salah
satu faktor yang berperan dengan melihat fenomena perkembangan birokrasi dari
jaman pra reformasi dan pasca reformasi adalah budaya, melihat tuntutan
reformasi birokrasi perubahan budaya sangat perlu dilakukan guna mendukung
keberhasilan program reformasi birokrasi yang dicanangkan oleh pemerintah
sehingga organisasi dituntut untuk mempunyai budaya yang membedakan dengan
organisasi lain yang sejenis. Percepatan perubahan lingkungan berakibat pada
perubahan budaya perusahaan, kesuksesan sebuah organisasi tidak hanya
didukung oleh budaya organisasi saja tetapi juga bagaimana organisasi tersebut
menumbuhkan komitmen organisasi yang dipahami sebagai ikatan kejiwaan
individu terhadap organisasi (muchlas, 2008).
Komitmen pegawai tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Ada
hubungan yang signifikan antara budaya kerja dengan komitmen pegawai
(Shadur, Kienzle dan Rodwell, 1999). Budaya dianggap sebagai pemicu
tumbuhnya komitmen pegawai, karena budaya yang dibangun sejalan dengan
nilai-nilai yang dianut pegawai. Atau dengan kata lain pegawai yang komit akan
bersedia memberikan diri mereka dengan suka rela untuk memajukan satuan
kerjanya.
Dilihat dari indikator Budaya Organisasi (Kolb, David et. Al (1999)
sebagai contoh konformitas yaitu sejauh mana para anggota organisasi merasa
bahwa ada peraturan, prosedur dan kebijakan serta praktek yang harus mereka
patuhi sebagai contoh di Biro SDM sendiri dalam hal rekruitmen anggota Polri
harus dilakukan dengan prinsip secara bersih, transparan dan akuntabel namun
5
6. secara diam-diam masih didapati oknum-oknum yang melanggar prinsip tersebut.
Hal ini juga ditunjukkan dengan adanya pelanggaran disiplin anggota di Biro
SDM, pada tahun 2010 terjadi satu kali pelanggaran disiplin anggota dan pada
tahun 2011 meningkat menjadadi dua kali kasus pelanggaran disiplin.
Begitu juga halnya dengan tanggung jawab dimana rasa tanggung pegawai
Biro SDM menurut pengamatan penulis masih dirasa kurang hal ini dapat dilihat
seperti melempar tanggung kepada yunior yang dibawahnya dalam pengerjaan
tugas yang dibebankan kepadanya. Beberapa indikator budaya diatas akan dapat
mempengaruhi komitmen dari pegawai seperti yang diungkapkan oleh Shadur,
Kienzle dan Rodwell diatas.
Kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugasnya merupakan
perwujudan dari pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Hal ini
seperti yang diungkapkan oleh Blanchard : “Kematangan pekerjaan
(kemampuan) dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan sesuatu. Hal
ini berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan” (Kenneth H. Blanchard,
1986 : 187). Berbagai diklat telah diberikan kepada anggota di Biro SDM Polda
Jambi sebagai bekal untuk melaksanakan tugas yang diberikan, secara rinci pada
Tabel 1.2. berikut ini:
6
7. Tabel 1.2.
Rekapitulasi Pegawai Biro SDM Polda Jambi
Yang Telah Mengikuti Diklat Pengetahuan dan Keterampilan
No. Jenis Diklat Jumlah (Orang)
1. Diklat Personel ( Administrasi Kepegawaian) 5
2. Diklat Administrasi Umum 10
3. Operasional Komputer 15
4. Administrasi Keuangan 2
5. Tester PSI 2
Jumlah 34
Sumber: Unit SDM Polda Jambi 2011
Melihat kemampuan kerja pegawai Biro SDM dalam hal ini kemampuan
teknis menurut pengamatan penulis dirasakan sudah cukup artinya di jaman
serba komputer ini seluruh pegawai dapat mengoperasikan komputer dimana
hampir seluruh pekerjaan yang sifatnya administrasi dilakukan dengan
menggunakan komputer, begitu juga dengan kemampuan kerja lainnya baik
kemampuan sosial maupun kemampuan konseptual dirasakan cukup yang
diharapkan dapat mempengaruhi komitmen pegawai pada Biro SDM Polda
Jambi seperti menurut teori person-job-fit, adanya kesesuaian antara
karakteristik tugas pekerjaan dengan kebutuhan individu dalam hal
kemampuan yang dimiliki oleh pegawai untuk melaksanakan tugas tersebut,
akan memperkuat keikatan pegawai pada kerja, yaitu pegawai akan lebih
komitmen terhadap pekerjaan (Allen dan Meyer, 1997 dalam Ozag dan
7
8. Duguma, 2005).
Keterkaitan Budaya Organisasi serta kemampuan secara bersama-sama
diharapkan dapat mempengaruhi komitmen pegawai pada Biro SDM hal ini
sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Mullins (1999) dalam 3 pilar komitmen
yaitu Sense of belonging, sense of excitement dan confidence to manajemen.
sebagai ilustrasi pilar kedua sense of excitemen (perasaan bergairah terhadap
pekerjaan, Perasaan seperti ini bisa dimunculkan dengan cara: mengenali faktor-
faktor motivasi intrinsik dalam mengatur desain pekerjaan (job design) dan
kemauan dari manajer dan supervisor untuk mengenali bahwa motivasi dan
komitmen karyawan bisa meningkat jika ada perhatian terus menerus (salah
satu dimensi budaya organisasi yaitu dukungan dan perhatian (Kolb,David et al
,1999), memberi delegasi atas wewenang serta memberi kesempatan serta
ruang yang cukup bagi karywan untuk menggunakan ketrampilan dan
keahliannya/ kemampuan kerja secara maksimal (Armstrong, 1999: 181-184).
Berdasarkan uraian diatas adalah sangat menarik dan sangat relevan untuk
melakukan kajian lebih lanjut tentang penulisan tesis berjudul: “Pengaruh
budaya organisasi dan kemampuan kerja terhadap komitmen pegawai pada
Biro Sumber Daya Manusia Polda Jambi”.
8
9. 1.2. Perumusan Masalah
Dalam organisasi pemerintah (birokrasi) terkandung budaya organisasi
yang membawa perilaku fungsional dan disfungsional. Perilaku fungsional
memberi dampak positif antara lain berupa pemberian pelayanan sesuai
peraturan, cepat, dan tepat. Sementara itu, perilaku disfungsional mendorong
perilaku menjadi arogan, merasa paling mengetahui, paling berkuasa, meminta
imbalan atas pelayanan yang memang seharusnya diberikan dan
mengistimewakan orang dekat. Dengan perubahan struktur Biro SDM Polda
Jambi yang baru dan program reformasi birokrasi diharapkan dapat
meningkatkan akuntabilitas Biro SDM Polda Jambi ditekankan pada
penanganan masalah budaya organisasi.
Selain memperhatikan budaya organisasi pimpinan perlu mendorong
bawahannya untuk terus mengembangkan kemampuannya dengan
mengidentifikasi kebutuhan ketrampilan/ kemampuan atau kompetensi apa yang
dibutuhkan pegawainya guna mendukung pelaksanaan tugas sesuai bidangnya
masing-masing. Disamping itu, pemimpin diharapkan menjadi panutan para
bawahannya sehingga para bawahan mendapatkan pola yang bisa dijadikan
teladan dalam melaksanakan pekerjaanya.
Dengan demikian komitmen dalam memberikan pelayanan yang serta
komitmen terhadap kemajuan organisasi akan dapat tercapai apabila terjadi
perubahan budaya organisasi yang mencakup perubahan paradigm, nilai-nilai,
sikap dan perilaku serta peningkatan kemampuan seluruh pegawai Biro SDM
9
10. Polda Jambi sehingga dapat memberikan pelayanan yang memuaskan sesuai
dengan harapan masyarakat.
Menurut data yang ada dalam latar belakang mengenai komitmen pegawai
Biro SDM Polda Jambi yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya absensi
dapat disimpulkan bahwa komitmen pegawai masih rendah. Demikian halnya
beberapa indikator mengenai budaya organisasi masih menunjukkan adanya
pelanggaran disiplin, masih adanya praktek KKN secara sembunyi-sembunyi oleh
beberapa oknum, dan masih adanya saling lempar tanggung jawab antar pegawai.
Namun secara kemampuan dari data yang ada pegawai Biro SDM Polda Jambi
telah memiliki kemampuan kerja yang baik, hal ini dapat dilihat dengan telah
diberikannya bekal berupa berbagai diklat sesuai dengan bidang pekerjaan yang
dibebankan.
Dengan melihat kenyataan tersebut diatas, maka pernyataan pokok yang
peneliti munculkan disini adalah “Bagaimana budaya organisasi dan kemampuan
kerja dapat mempengaruhi komitmen pegawai pada Biro SDM Polda Jambi?”,
Secara spesipik, pertanyaan-pernyataan penelitian untuk kajian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran mengenai budaya organisasi, kemampuan kerja dan
komitmen pegawai pada Biro SDM Polda Jambi?
2. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen pegawai pada
Biro SDM Polda Jambi?
10
11. 3. Bagaimana pengaruh kemampuan terhadap komitmen pegawai pada Biro
SDM Polda Jambi?
4. Apakah budaya organisasi dan kemampuan kerja berpengaruh simultan
terhadap komitmen pegawai pada Biro SDM Polda Jambi?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini ingin menyelidiki jalinan hubungan antara faktor-faktor
budaya kerja dan kemampuan dengan komitmen pegawaia dilingkungan Biro
SDM Polda Jambi. Secara spesifik, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui:
1. Mengetahui gambaran mengenai budaya organisasi, kemampuan kerja dan
komitmen pegawai pada Biro SDM Polda Jambi
2. Mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen pegawai pada
Biro SDM Polda Jambi
3. Mengetahui pengaruh kemampuan kerja terhadap komitmen pegawai pada
Biro SDM Polda Jambi
4. Mengetahui pengaruh simultan dari budaya organisasi dan kemampuan
kerja terhadap komitmen pegawai pada Biro SDM Polda Jambi
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dari segi
pengetahuan/ akademis dan manfaat bagi kegunaan praktis manajerial maupun
bagi pengembangan pengetahuan dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
1. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah terutama bagi para pimpinan
organisasi untuk mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan
11
12. guna lebih mengefektifkan pegawai Polri di Polda Jambi, khususnya di
Biro Sumberdaya Manusia.
2. Manfaat pengembangan pengetahuan. Penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya konsep-konsep yang berkaitan dengan komitmen pegawai,
budaya organisasi, dan kemampuan kerja.
12