Babakan dokumen membahas tentang penentuan lokasi perusahaan, termasuk faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan lokasi, metode evaluasi alternatif lokasi, dan strategi lokasi pelayanan jasa.
Dokumen ini juga menjelaskan metode transportasi dalam pembuatan keputusan lokasi pabrik atau gudang.
1. MATA KULIAH
: MGT. PRODUKSI & OPERASI 2
PROGRAM
: OFFICE MANAGEMENT
SKS / SEMESTER : 2 / V
PERTEMUAN KE 5
Dosen : Mr. Wicaksono suprojo ST, MM.
2. Bab. 5. Penentuan Lokasi Perusahaan
I.
Pentingnya Lokasi yang Strategis
II. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Lokasi
III. Metode Evaluasi Alternatif Lokasi
IV. Strategi Lokasi Pelayanan Jasa
3. I. Pentingnya Lokasi yang Strategis
Perusahaan secara terus-menerus membangun berbagai fasilitas baru dan
memperluas yang sudah ada. Kegiatan ini memerlukan sejumlah investasi untuk
membangun gedung, peralatan serta mesin. Penentuan lokasi perusahaan yang tepat
akan menjadi sangat penting, mengingat ketersediaan akan tenaga kerja, transportasi ,
bahan baku, pasar dll akan sangat mempengaruhi biaya operasi perusahaan. Oleh
karena itu pemilihan lokasi perusahaan menjadi sangat penting untuk meminimumkan
biaya-biaya.
Pemilihan lokasi yang tepat selain dapat meminimumkan beban biaya investasi
dan operasional jangka pendek maupun jangka panajang, dan ini akan meningkatkan
daya sassing perusahaan. Dalam sector bisnis jasa, seperti lokasi kantor cabang sebuah
bank, toko-toko eceran, pusat-pusat pelayanan kesehatan masyarakat, unit pemadam
kebakaran, dll bahkan memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih kompleks.
4. II. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Lokasi
Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi masing-masing perusdahaan
berbeda. Bagi suatu perusahaan mungkin faktor terpenting adalah dekat dengan pasar. Tetapi mungkin yang
lebih penting bagi perusahaan lainnya adalah dekat dengasn sumber-sumber penyedia bahan komponen.
Dan perusahaan lannya mungkin menemukan bahwa faktor yang paling penting adalah memilih lokasi di
mana tersedia tenaga kerja yang mencukupi kebutuhan organisasi, ataupun biaya transportasi, yang sangat
tinggi bila produk berat dan besar. Misal : kapal laut, anjungan minyak dll.
Jadi alasan utama terjadinya perbedaan dalam pemilihan lokasi adalah adanya perbedaan kebutuhan
masing-masing perusahaan. Lokasi yang baik adalah suatu persoalan individual. Hal ini sering disebut
pendekatan situasional atau contingency untuk pembuatan keputusan-bila dinyatakan secara sederhana,
semua bergantung secara umum pada faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi
perusahaan :
1. Lingkungan masyarakat. Kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsekwensi, baik
negatif maupun positif didirikannya suatu perusahaan didaerah tersebut merupakan suatu syarat
penting.
2. Kedekatan dengan pasar. Dekat dengan pasar akan membuat perusahaan dapat memberikan pelayanan
yang lebih baik kepada para langganan, dan mengurangi biaya distribusi.
5. 3. Tenaga kerja. Dimanapun lokasi perusahaan, harus mempunyai tenaga kerja, karena itu cukup
tersedianya tenaga kerja merupakan hal yang mendasar.
4. Kedekatan dengan bahan mentah dan supplier. Apabila bahan mentah berat dan susut cukup besar
dalam proses produksi maka perusahaan lebih baik berlokasi dekat dengan sumber bahan mentah.
Misal : perusahaan semen, kayu, kertas, besi/baja, pengalengan ikan, dll.
5. Fasilitas dan biaya transportasi. Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat darat, laut, udara akan
melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk perusahaan. Misal pabrik
semen, jika biaya transportasi besar makan perlu dipindah mendekati sumber bahan mentah, agar biaya
transportasi lebih murah.
6. Sumber-sumber daya alam lainnya. Perusahaan seperti pabrik kertas, baja, karet, kulit, gula, tenun,
pemrosesan makan, aluminium dan sebagainya sangat memerlukan air dlam kuantitas besar. Selain itu
hampir setiap industry memerlukan baik tenaga yang dibangkitkan dari aliran listrik, disel, air, angina,
dll. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tersediannya sumber-sumber daya (alam) dengasn murah dan
mencukupi.
6. III. Metode Evaluasi Alternatif lokasi
1. Pebandingan Bebagai Alternatif Lokasi
Analisa terhadap alternative-alternative lokasi seharusnya mempertimbangkan baik
faktor-faktor obyektif ( seperti tenaga kerja, biaya bahan mentah, transportasi, pajak, dan
pasar potensial) maupun faktor-faktor subyektif ( seperti kegiatan-kegiatan serikat
pekerja, kondisi cuaca, iklim politik, dan bahkan sekolah-sekolah).
Suatu metode sederhana dapat digunakan membantu pemilihan lokasi adalah dengan
memebentuk sebuah team para pembuat keputusan terdiri dari para ahli untuk
mengevaluasi setiap lokasi atas dasar sejumlah faktor dan mengevaluasi derajat relative
pentingnya setiap faktor dalam keputusan lokasi. Sebagai contoh, anggap berbagai lokasi
sedang dipertimbangkan atas dasar 5 faktor, setiap anggota team memberikan penilaian
relative diantara berbagai alternative lokasi ( nilai 1 s/d 10 ). Distribusi berapa nilai ini
kemudian dirata-rata untuk mendapatkan nilai distribusi gabungan. Tabel 3-1 menunjukan
penialaian gabungan sebuah perusahaan untuk lokasi Yogyakarta, Jakarta, dan Surabaya.
7. Tabel 3-1. Skor untuk Yogya, Jkt dan Sby
Alternatif Lokasi
Pasar
Potensial
Biaya Tenaga
Kerja
Tersedianya Air
Biaya
Bahan
Mentah
Pajak
Yogyakarta
2
3
5
4
3
Jakarta
5
3
1
4
2
Surabaya
3
4
4
2
5
Ket. Nilai / skor 1 s/d 10
Kenyataannya, dalam analisa ini perusahaan memutuskan untuk mempergunakan bobot, :
pasar potensi 30%, biaya tenaga kerja 20%, tersedianya air 30%, biaya bahan mentah 10%, dan pajak
10%. Kemudian penilaian dalam tabel 3-1 dikalikan dengan bobot, menghasilkan angka-angka dalam
tabel 3-2.
8. Tabel 3-2. Bobot x Skor untuk Yogya, Jkt dan Sby
Alternatif
Lokasi
Pasar
Potensial
Biaya
Tenaga
Kerja
Tersedianya
Air
Biaya
Bahan
Mentah
Pajak
Total
Yogyakarta
60
60
150
40
30
340
Jakarta
150
60
30
40
20
300
Surabaya
90
80
120
20
50
360
Pendekatan ini sering disebut metoda “Delphi”.
9. 2. Analisa Dan Metode Pemilihan Lokasi Industri (Pabrik)
Fasilitas produksi
sesuatu yang dibangun, diadakan atau diinvestasikan guna, melaksanakan aktivitas produksi.
Proses perancangan pabrik (plant design) dg alasan : sbb :
•
Fasilitas produksi
penuh resiko.
•
Fasilitas produksi memberi batasan dan kerangka kerja dari sistem produksi.
•
Pada saat beroperasi dalam yang sangat sulit dan mahal,
ditetapkan dianggap tidak cocok/layak.
•
Lokasi pabrik akan memiliki unsur strategi
pemasaran.
butuh sejumlah besar modal/ capital harus diinvestasikan dalam jangka panjang serta kondisi yang
lokasi pabrik harus dirubah atau dipindahkan
memperkuat posisi
bilalokasi yang
bersaing terutama didalam rangka penguasaan wilayah
Dasar-Dasar Pemilihan Lokasi Pabrik
Ikut mengambil peranan didalam proses penentuan lokasi pabrik, yaitu :
a. Lokasi dikota besar (city location)
1.
Diperlukan tenaga kerja terampil dalam jumlah yang besar.
2. Proses produksi sangat tergantung pada fasilitas-fasilitas yang umumnya hanya terdapat dikota besar seperti
listrik, gas,, dan lain-lain.
3.
Kontak dengan pemasok dekat dan cepat.
4.
Sarana transportasi dan komunikasi mudah didapatkan.
10. b. Lokasi dipinggir kota (sub-urban location)
1. Semi-skilled atau female labour mudah diperoleh.
2. Menghindari pajak yang berat seperti halnya kalau lokasi terletak dikota besar.
3. Tenaga kerja dapat tinggal berdekatan dengan lokasi pabrik.
4. Populasi tidak begitu besar sehingga masalah lingkungan tidak banyak timbul.
c. Lokasi jauh diluar kota (country location)
1.
Lahan yang luas sangat diperlukan baik untuk keadaan sekarang maupun rencana
akan datang.
2.
Pajak terendah lebih dikehendaki.
3.
Tenaga kerja tidak terampil dalam jumlah besar lebih dikehendaki.
4.
Upah buruh lebih rendah mudah didapatkan.
4.
Baik untuk proses manufacturing produk-produk yang berbahaya.
ekspansi yang
11. Konsep biaya tetap dan biaya variable dapat membantu penetuan
lokasi. Kombinasi biaya tetap dan variable bagi lokasi yang berbeda-beda
dapat menciptakan persamaan biaya yang menunjukan hubungan antara
biaya dan volume produksi, yang berlaku bagi masing-masing lokasi. Agar
lebih jelas, berikut ini akan diberikan contoh permaslahan :
Contoh 3-1. Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan 4 lokasi
alternative sebuah pabrik abru. Perusahaaan telah mengumpulkan data
semua biaya pada berbagai lokasi dan mendapti bahwa jenis biaya-biaya
produksi berikut ini bervariasi dari satu lokasi dengan lokasi yang lain.
Perusahaan akan mendanai pabrik baru dari pengeluaran obligasi dengan
tingkat bunga 10%. Data biaya-biaya dapat diperinci sbb dalam Tabel 3-3.
12. Tabel 3.3 Analisis Biaya Dalam Penentuan Lokasi
Jenis biaya (dalam ribuan rupiah )
A
B
C
D
Tenaga kerja (per unit)
Rp 0,75
Rp 1.10
Rp 0,80
Rp 0,90
Biaya konstruksi pabrik
4.600.000
3.900.000
4.000.000
4.800.000
0,43
0,60
0,40
0,55
30.000
26.000
30.000
28.000
7.000
6.000
7.000
7.000
0,02
0,10
0,10
0,05
33.000
28.000
63.000
35.000
Material dan Peralatan * (per unit)
Listrik (per tahun)
Air (pertahun)
Transportasi (per unit)
Pajak (pertahun)
Biaya ini termasuk biaya depresiasi yang diproyeksikan, tapi tidak termasuk biaya bunga.
13. Penyelesaian :
Langkah pertama adalah menghitung biaya tetap total selama satu tahun untuk keempat lokasi alternatif
(lihat tabel 3-4)
Biaya-biaya tetap (dalam
A
B
C
D
ribuan rupiah)
10% investasi
Listrik
Air
Pajak
Total
Rp 460.000
Rp 390.000
Rp 400.000
Rp 480.000
30.000
26.000
30.000
28.000
7.000
6.000
7.000
7.000
33.000
28.000
63.000
35.000
Rp 530.000
Rp 450.000
Rp 500.000
Rp 550.00
14. Sedangkan biaya variabel per unit untuk masing-masing keempat lokasi alternatif, seperti terlihat dalam
Tabel 3-5.
Biaya-biaya variabel (dalam
A
B
C
D
ribuan rupiah)
Tenaga kerja
Rp 0,75
Rp 1,10
Rp 0,80
Rp 0,90
Material dan peralatan
0,42
0,60
0,40
0,55
Transportasi
0,02
0,10
0,10
0.05
Total
Rp 1,20
Rp 1,80
Rp 1,30
Rp 1,50
Data biaya tetap dan variabel tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan biaya total setiap
lokasi alternatif sebagai berikut :
A = Rp 530.000.000,- + (RP 1.200,-) X
B = Rp 450.000.000,- + (Rp 1.800,-) X
C = Rp 500.000.000,- + (RP 1.300,-) X
D = Rp 550.000.000,- + (Rp 1.500,-) X
15. Gambar 3-1. Analisis biaya dalam penentuan lokasi
J
u
t
a
a
n
R
u
p
i
a
h
550
530
500
450
50
100
(Ribuan Unit)
150
16. Dari Grafik, dapat disimpulkan bahwa bila kapasitas atau volume produksi dibawah 100.000 unit,
sebaiknya pabrik didirikan di lokasi B. Sedangkan bial voleme produksi diatas 100.000 unut, pabrik
sebaiknya didirikan di lokasi C. Pada volume produksi = 100.000 unit, lokasi C dan B mempunyai biaya
total yang sama.
3. Metode Transportasi Dalam Keputusan-Keputusan Lokasi
Metode transportasi adalah suatu teknik riset operasi yang sangat membantu dalam pembuatan
keputusan-keputusan lokasi pabrik atau gudang. Metoda ini digunakan terutama bila perusahaan tsb
memiliki beberapa pabrik dan gudang. Metode yang akan kita pakai yaitu metode matriks (tabel) sudut
sudut kiri atas “northwest corner”. Metode pertama yang dikenal adalah metode sudut barat laut ( northwest
corner rule ).
Contoh:
Suatu perusahaan mempunyai 2 pabrik di Semarang dan Cilacap. Pada suatu waktu perusahaan mempunyai
13 unit produk tersedia di Semarang dan 12 unit di Cilacap. Perusahaan memperoleh 3 pesanan Surakarta
membutuhkan 5 unit, Yogyakarta 10 unit, dan Magelang 10 unit. Biaya transportasi per unit antara kotakota tsb ditunjukan dalam tabel berikut ( dalam ribuan):
17. Bagaimana seharusnya perusahaan mendistribusikan 25 unit produknya ke masing-masing penyalur di 3
kota yang berbeda tsb..?
Tabel biaya :
Ke
Surakarta
Yogyakarta
Magelang
Semarang
Rp. 10
Rp. 15
Rp. 11
Cilacap
Rp. 8
Rp. 12
Rp. 14
Dari
19. Metode Transportasi sudut barat laut dimulai dari kotak X11
Tabel 3-7. Alokasi Pertama dengan metode sudut barat Laut
Ke
Surakarta
Yogyakarta
Magelang
Persediaan
Dari
Semarang
15
10
5
Cilacap
11
13
8
12
8
14
2
10
12
Kebutuhan
5
10
10
25
20. Biaya transportasi total untuk pola alokasi tahap pertama ini adalah sebesar Rp. 334.000,- dengan
perhitungan sbb:
Alokasi
Jumlah unit Biaya per unit Rp.
(dalam Ribuan)
Biaya total Rp.
(dalam Ribuan)
Semarang -->Surakarta
5
10
50
Semarang -->Yogyakarta
8
15
120
Cilacap --> Yogyakarta
2
12
24
Cilacap --> Magelang
10
14
140
Grand Total
Rp. 334
21. Tabel 3-8. Evaluasi sel
Ke
Surakarta
Yogyakarta
Magelang
Persediaan
Dari
Semarang
10
8
5
Cilacap
8
1
15 +
+
11
-6
12
13
-
14
2
10
12
Kebutuhan
5
10
10
25
22. Tabel 3-9. Alokasi kedua
Menghasilkan biaya transportasi total = Rp.286.000,Ke
Surakarta
Yogyakarta
Magelang
Persediaan
Dari
Semarang
5
Cilacap
15
10
8
6
13
12
8
-5
11
14
10
2
12
Kebutuhan
5
10
10
25
23. Tabel 3-9. Alokasi Optimal
Menghasilkan biaya transportasi total = Rp.276.000,Ke
Surakarta
Yogyakarta
Magelang
Persediaan
Dari
Semarang
15
10
3
11
10
1
Cilacap
12
8
2
10
13
14
5
12
Kebutuhan
5
10
10
25
24. Biaya transportasi total untuk pola alokasi optimal adalah sebesar Rp. 276.000,- dengan perhitungan sbb:
Alokasi
Jumlah unit Biaya per unit Rp.
(dalam Ribuan)
Biaya total Rp.
(dalam Ribuan)
Semarang -->Surakarta
3
10
30
Semarang -->Magelang
8
11
110
Cilacap --> Surakarta
2
8
16
Cilacap --> Yogyakarta
10
12
120
Grand Total
Rp. 276
25. IV. Strategi lokasi pelayanan jasa
Analisis lokasi disektor industri terfokus pada minimalisasi biaya, sementara fokus pada sektor jasa
ditujukan untuk memaksimalkan pendapatan. Hal ini disebabkan perusahaan manufaktur mendapati biaya
cenderung sangat berbeda diantar lokasi-lokasi yang berbeda, sementara perusahaan jasa mendapati lokasi sering
lebih berdampak terhadap pendapatan daripada biaya. Oleh karena itu, bagi perusahaan jasa, lokasi yang spesifik
kerap lebih mempengaruhi pendapatan daripada mempengaruhi pendapatan dari pada mempengaruhi biaya. Hal
ini berarti fokus lokasi bagi perusahaan jasa seharusnya adalah pada penetapan volume bisnis dan pendapatannya.
Terdapat delapan komponen utama volume dan pendapatan perusahaan jasa.
1.
Daya beli di wilayah yang dapat menarik pelanggan
2.
Kesesuaian antara jasa dan citra perusahaan dengan demografi wilayah yang dapat menarik pelanggan
3.
Persaingan diwilayah tersebut
4.
Kualitas persaingan
5.
Keunikan lokasi perusahaan dan pesaing
6.
Kualitas fisik fasilitas dan bisnis di sekitarnya
7.
Kebijakan operasional perusahaan
8.
Kualitas manajemen
26. Fokus pada Pendapatan
Fokus pada Biaya
Volume/pendapatan
Lokasi yang menarik pelangan ; daya beli
Biaya Nyata
Biaya pengiriman bahan mentah
Persaingan ; iklan/penentuan harga.
Biaya pengantaran barang jadi
Kualitas Fisik
Biaya energi dan layanan umum : tenaga
kerja;bahan mentah; pajak, dan lain-lain.
Parkir/akses;keamanan/penerangan;
penampilan/citra.
Penentu Biaya
Biaya tidak nyata dan akan segera terjadi
Sewa.
Manajemen yang berkualitas
Kualitas hidup
Biaya pendidikan yang ditanggung oleh
pemerintah negara bagian
Kebijakan operasi (jam kerja, tingkat upah).
upah).
Model regresi untuk menetapkan kepentingan
kepentingan beragam faktor yang ada
Kualitas pemerintahan negara bagian dan lokal
lokal
Metode transportasi
Sikap terhadap serikat pekerja
27. Teknik
Teknik
Metode pemeringkatan faktor
Metode pemeringkatan faktor
Perhitungan lalu lintas
Analisis titik impas lokasi
Analisis demografis lokasi yang menarik
pelanggan
Diagram titik persilangan
Analisis daya beli lokasi
Sistem informasi geografis
Asumsi
Asumsi
Lokasi merupakan penentu utama pendapatan
Lokasi penentu utama biaya
Permasalahan hubungan yang erat dengan
pelanggan sangat penting
Sebagian besar biaya utama dapat
diidentifikasikan secara eksplisit untuk setiap
lokasi
Biaya cenderung konstan pada daerah tertentu. Hubungan rendah dengan pelanggan
tertentu. Oleh karena, fungsi pendapatan sangat memungkinkan perusahaan berfokus pad biaya
sangat penting
biaya yang dapat diidentifikasi
Biaya tidak nyata dapat di evaluasi
28. Rantai Usaha Perhotelan Menyeleksi Lokasi
Salah satu keputusan yang paling penting dalam rantai usaha penginapan adalah menentukan lokasi.
Rantai usaha hotel yang memilih lokasi yang tepat secara lebih akurat dan lebih cepat disbanding pesaingnya
memiliki keuntungan strategis yang menonjol. La Quinta Motor Inns, bermarkas di San Antonio, Texas, adalah
rantai nusaha dengan harga sedang yang terdiri dari 150 penginapan. La Quinta berorientasi pada orang-orang
yang menginap karena perjalanan dinas.
Hotel itu memulai dengan pengujian 35 variabel independen, untuk mencari yang mana dari variable itu
memiliki korelasi terbesar dengan profitabilitas yang diprediksi, dan mana yang menjadi variable dependennya.
Variable independen yang “kompetitif” mencakup kamar hotel pada tingkat harga sewa rata-rata dan daerah
sekitarnya. Yang menjadi variable “penggerak permintaannya” adalah daya tarik local seperti gedung perkantoran
dan rumah sakit yang menarik konsumen potensial dalam wilayah perdagangan sampai radium 4 mil. Variable
“demografi” seperti populasi daerah itu dan tingkat pengangguran, dapat juga mempengaruhi keberhasilan sebuah
hotel.
Faktor-faktor daya tarik pasar (market awareness), seperti jumlah hotel dalam wilayah tersebut
merupakan kategori keempat. Terakhir “karakteristik fisik” dari lokasi itu, seperti kemudahan akses atau
kejelasan tanda-tanda lalu lintas terlihat, merupakan variable independen terakhir dari 35 variabel independen
yang ada.
Pada akhirnya, model regresi yang dipilih, dengan koefisien determinasi (r2) : 51 % mencakup hanya 4
dari variable yang diprediksi. Keempat variable itu adalah : harga hotel, median tingkat pendapatan, populasi
Negara bagian tempat hotel berada, dan lokasi perguruan tinggi yang dekat (yang merupakan wakil dari faktor
penggerak permintaan lainnya).