Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
RIPDinamis
1. ROUTING DINAMIS
(ROUTING INFORMATION PROTOCOL VERSI 1)
1.1 Tujuan
1. Mahasiswa bisa memahami tentang routing dinamis.
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengkonfigurasi router dengan menggukan RIP (Routing
Information Protocol).
2.1 Teori Dasar
Routing dinamis adalah routing protokol yang digunakan untuk memfasilitasi
pertukaran informasi routing antar router. Protokol routing memungkinkan router untuk
secara dinamis berbagi informasi tentang jaringan remote dan secara otomatis menambahkan
informasi ini ke tabel routing mereka sendiri.
Protokol routing menentukan jalur terbaik untuk setiap jaringan yang kemudian
ditambahkan ke tabel routing. Salah satu manfaat utama menggunakan protokol routing
dinamis adalah bahwa router bertukar informasi setiap kali ada perubahan topologi.
Pertukaran ini memungkinkan router untuk secara otomatis mempelajari jaringan baru dan
juga untuk menemukan jalur alternatif ketika terjadi kegagalan link ke suatu jaringan.
Routing protocol dinamis biasanya digunakan dalam jaringan yang lebih besar untuk
mempermudah administrasi dan operasional dibanding hanya menggunakan rute statis.
Biasanya, jaringan menggunakan kombinasi dari kedua protokol routing dinamis dan rute
statis.Pada kebanyakan jaringan, menggunakan satu protokol routing dinamis, namun ada
kasus di mana bagian yang berbeda dari jaringan dapat menggunakan protokol routing yang
berbeda.
Dibandingkan dengan routing statis, protokol routing dinamis memerlukan
administrasi yang kurang. Namun, biaya menggunakan protokol routing dinamis adalah
mendedikasikan bagian dari sumber daya router untuk operasi protokol termasuk proses CPU
dan bandwidth link jaringan. Meskipun manfaat dari routing dinamis, routing statis masih
tetap dibutuhkan. Ada kalanya routing statis lebih tepat dan di lain waktu routing dinamis
adalah pilihan yang lebih baik. Anda akan menemukan kombinasi kedua jenis routing dalam
jaringan yang memiliki tingkat kompleksitas.
2. GambarPrinsipRouting Dinamis
2.1.1 Routing Information Protocol (RIP)
Salah satu protokol routing paling pertama adalah Routing Information
Protocol (RIP). RIP adalah protokol routing dinamik yang berbasis distance
vector(dihitungberdasarkanjarakterpendekantar node). RIP menggunakan protokol
UDP pada port 520 untuk mengirimkan informasi routing antar router dan
menghitung routing terbaik berdasarkan perhitungan hop. RIP mengirim routing table
yang
lengkapkesemuainterface
hanyamenggunakanjumlah
hop
yang
aktifsetiap
30
detik.
untukmenentukancaraterbaikkesebuah
RIP
network
remote.
RIP memiliki beberapa keterbatasan seperti RIP menghitung routing terbaik
berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan
protokol LAN yang bagus dan bisa saja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
Keterbatasan RIP yang lain adalah tidak dapat mengatur hop lebih dari 15 karena hal
ini digunakan untuk mencegah loop pada jaringan.RIP bekerjabaikpadajaringankecil,
tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang
menggunakan banyak router.
Setiap router dengan protokol distance-vector ketika pertama kali dijalankan
hanya mengetahui cara routing kedirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak
3. mengetahui topologi jaringan tempatnya berada. Router kemudian mengirimkan
informasi local tersebut dalam bentuk distance-vector kesemua link yang terhubung
langsung dengannya.Router yang menerima informasi routing menghitung distancevector, menambahkan distance-vector dengan metrik link tempatin formasi tersebut
diterima, dan memasukkannya kedala mentri forwarding table jika dianggap
merupakan jalur terbaik.Informasi routing setelah penambahan metric kemudian
dikirim lagi keseluruh antarmuka router, dan ini dilakukan setiap selang waktu
tertentu.Demikian seterusnya sehingga seluruh router di jaringan mengetahui topologi
jaringan tersebut.
Protokol distance-vector memiliki kelemahan yang dapat terlihat apabila dalam
jaringan ada link yang terputus.Dua kemungkinan kegagalan yang mungkin terjadi
adalah efek bouncing dan menghitung-sampai-tak-hingga (counting to infinity).Efek
bouncing dapat terjadi pada jaringan yang menggunakan metrik yang berbeda pada
minimal sebuah link.Link yang putus dapat menyebabkan routing loop, sehingga
datagram yang melewati link tertentu hanya berputar-putar di antara dua router
(bouncing) sampai umur (time to live) datagram tersebut habis.
Menghitung
sampai
tak
hingga
terjadi
karena
router
terlambat
menginformasikan bahwa suatu link terputus.Keterlambatan ini menyebabkan router
harus mengirim dan menerima distance-vector serta menghitung metric sampai batas
maksimum metrik distance-vector tercapai. Link tersebut dinyatakan putus setelah
distance-vector mencapai batas maksimum metrik. Pada saat menghitung metric ini
juga terjadi routing loop, bahkan untuk waktu yang lebih lama daripada apabila terjadi
efek bouncing.
3.1 Alat&Bahan
1. Sebuah unit komputer
2. Program simulasi Packet Tracer 5.31
4.1 LangkahKerja
1) Struktur / Skemajaringan.
4. 2) Konfigurasipada router 0.
Router>en
Router#config t
Enter configuration commands, one per line.
End with
CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state
to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface
FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#int s0/0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.0.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shutdown
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0, changed state to
down
Router(config-if)#exit
Setelahbeberapa interface di konfigurasi, selanjutnyamembuat routing
dinamisyaitudenganmenggunakn Routing Information Protocol (RIP).
Router>en
Router#config t
5. Enter configuration commands, one per line.
End with
CNTL/Z.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.0.0
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#do sh run
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.0.2
Router(config)#do ship route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA
external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type
2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2,
ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route,
o - ODR
6. P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
C
192.168.0.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
C
192.168.1.0/24 is directly connected,
FastEthernet0/0
S
192.168.2.0/24 [1/0] via 192.168.0.2
Router#debugip rip
RIP protocol debugging is on
RIP: received v1 update from 192.168.1.1 on Serial0/0/1
192.168.0.0 in 1 hops
RIP: sending
v1 update to 255.255.255.255 via
FastEthernet0/0 (192.168.2.1)
RIP: build update entries
network 192.168.0.0 metric 2
network 192.168.1.0 metric 1
RIP: sending
v1 update to 255.255.255.255 via
Serial0/0/1 (192.168.1.2)
RIP: build update entries
network 192.168.2.0 metric 1
RIP: received v1 update from 192.168.1.1 on Serial0/0/1
192.168.0.0 in 1 hops
RIP: sending
v1 update to 255.255.255.255 via
FastEthernet0/0 (192.168.2.1)
RIP: build update entries
network 192.168.0.0 metric 2
Router#ship interface brief
7. Interface IP-Address
FastEthernet0/0
OK? Method Status Protocol
192.168.0.1
YES manual up
unassigned
YES unset
up
FastEthernet0/1
administratively down down
Serial0/0/0
unassigned
YES unset
administratively down down
Serial0/0/1
192.168.1.1
YES manual up
up
Vlan1
unassigned
administratively down down
Setting / berikanalamatippadahost sepertiberikut :
a)
b)
PC0
PC1
YES unset
8. c) PC2
3) Konfigurasipada router1.
Router>enable
Router#config t
Enter configuration commands, one per line.
CNTL/Z.
Router(config)#interface s0/0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.0.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Kemudianbuatkan routing RIP
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#do sh run
Building configuration...
Current configuration : 629 bytes
!
version 12.4
no service timestamps log datetimemsec
no service timestamps debug datetimemsec
End with
9. no service password-encryption
!
hostname Router
interface FastEthernet0/0
ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
duplex auto
speed auto
!
interface FastEthernet0/1
noip address
duplex auto
speed auto
shutdown
!
interface Serial0/0/0
noip address
shutdown
!
interface Serial0/0/1
ip address 192.168.1.2 255.255.255.0
!
interface Vlan1
noip address
shutdown
!
router rip
network 192.168.1.0
network 192.168.2.0
!
ip classless
line con 0
linevty 0 4
!
login
10. end
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.0.1
Router(config)#do ship route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA
external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type
2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2,
ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route,
o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
C
192.168.0.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
S
192.168.1.0/24 [1/0] via 192.168.0.1
C
192.168.2.0/24 is directly connected,
FastEthernet0/0
Router#debugip rip
RIP protocol debugging is on
Setelah router di konfigurasi selanjutnya setting host agar bisa berkomunikasi dengan
jaringan yang telah dibuat.
a) PC3.
11. b) PC4.
c) PC5.
4) Uji Koneksi
a) PC0ke PC4.
PC>ping 192.168.2.3
Pinging 192.168.2.3 with 32 bytes of data:
12. Reply from 192.168.2.3: bytes=32 time=110ms TTL=126
Reply from 192.168.2.3: bytes=32 time=80ms TTL=126
Ping statistics for 192.168.2.3:
Packets: Sent = 4, Received = 2, Lost = 2 (50%
loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 80ms, Maximum = 110ms, Average = 95ms
b) PC0 ke PC2.
PC>ping 192.168.2.1
Pinging 192.168.2.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=40ms TTL=254
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=40ms TTL=254
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=57ms TTL=254
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=60ms TTL=254
Ping statistics for 192.168.2.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0%
loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 40ms, Maximum = 60ms, Average = 49ms
2.1
Analisis dan Kesimpulan
RIP versi 1 memiliki hasil debug ip rip seperti RIP: sending
v1 update to
255.255.255.255 via Serial0/0/1 (192.168.1.2)artinya mengirim dan
menerima update secara classfull karena merupakan classfull distance vector.Pada saat
alamat jaringan dialokasikan berdasarkan kelas – kelas, routing protocol tidak perlu
menyertakan subnet mask dalam update routing karena mask jaringan dapat ditentukan
berdasarkan octet pertama alamat jaringan. Hal tersebut juga disebabkan dari hasil ip route
dimanaisi table router dapat dilihat seperti berikut ini :
Pada Router 0, isi tabelnya seperti berikut :
Gateway of last resort is not set
C
192.168.0.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
C
192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
13. S
192.168.2.0/24 [1/0] via 192.168.0.2
Alamat 192.168.2.0 merupakan alamat yang tidak berhubungan langsung dengan router
tersebut dan untuk menghubungkannya melewati alamat 192.168.0.2
Pada router 1, isitabelnya seperti berikut :
Gateway of last resort is not set
C
192.168.0.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
S
192.168.1.0/24 [1/0] via 192.168.0.1
C
192.168.2.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
RIP:
received
v1
update
from
192.168.1.1
on
Serial0/0/1192.168.0.0 in 1 hops. Artinya dia menerima update hasil update
dari IP 192.168.1.1 pada hop s0/0/1.”Protokol routing menentukan jalur terbaik untuk setiap
jaringan yang kemudian ditambahkan ketabel routing.
Karakteristik RIP versi1 :
a. RipVersi 1 merupakan Classfull Distance Vector.
b. Tidak mendukung subnet yang tidak berhubungan.
c. Tidak mendukung VLSM sehingga protokol routing classful tidak dapat digunakan
ketika jaringan di subnet menggunakan lebih dari satu subnet mask.
d. Tidak mengirimkan subnet mask pada saat update routing table.
e. Routing Table selalu dibroadcast.
Prinsip dasar RIP yaitu didalam table routing terdapat alamat jaringan yang
terhubung langsung dengannya.