Integrasi perencanaan, pengembangan dan pembangunan pelabuhan serta kebutuhan lahan dalam rencana tata ruang wilayah membahas (1) pentingnya pengintegrasian rencana pelabuhan nasional dengan rencana tata ruang, (2) keterkaitan antara rencana induk pelabuhan nasional dengan rencana tata ruang wilayah, dan (3) arahan pengembangan dan pembangunan pelabuhan dalam rencana tata ruang wilayah nasional.
Integrasi pelabuhan dengan tata ruang kemenhub 25 juli 2017 - versi 240717
1. Integrasi Perencanaan, Pengembangan
dan/atau Pembangunan Pelabuhan serta Kebutuhan Lahan
Pengembangan Pelabuhan
dalam Koridor Kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah
Disampaikan dalam:
Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Tahap III
Oleh:
Direktur Pemanfaatan Ruang
Direktorat Pemanfaatan Ruang
Direktorat Jenderal Tata Ruang
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN
2. 2
OUTLINE PAPARAN
1. Penyelenggaraan Penataan Ruang
2. Pelaksanaan Penataan Ruang
3. Integrasi Pengembangan Pelabuhan dalam Rencana Tata Ruang untuk
Mendukung Pengembangan Wilayah
4. Arahan Pengembangan dan Pembangunan Pelabuhan dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional
5. Integrasi Pengembangan dan Pembangunan Pelabuhan dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota
6. 6
2
PELAKSANAAN PENATAAN RUANG
a. Tahap Perencanaan Tata Ruang
b. Tahap Pemanfaatan Tata Ruang
c. Tahap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
7. 7
PELAKSANAAN PENATAAN RUANG2
A. Tahap Perencanaan Tata Ruang
RTRW disusun secara
berjenjang mulai dari tingkat
nasional, provinsi hingga
kabupaten/kota (dan bisa
sebaliknya)
Kesesuaian antar rencana
dikawal melalui proses
persetujuan substansi
Prosedur Penyusunan
RTRW Kabupaten/Kota
8. 8
PELAKSANAAN PENATAAN RUANG2
Sistem Perencanaan dan Skala Peta Rencana Tata Ruang
Skala / Jangka Waktu
Pemberlakuan
RTRW Nasional
Skala 1 : 1.000.000
Jangka Waktu 20 tahun
RTRW Provinsi
Skala 1 : 250.000
Jangka Waktu 20 tahun
RTRW Kabupaten
Skala 1 : 50.000
Jangka Waktu 20 tahun
RTRW Kota
Skala 1 : 25.000Jangka
Waktu 20 tahun
RDTR
Skala 1 : 5.000
Jangka Waktu 20 tahun
RTRW Nasional
RTRW Provinsi
RTR Pulau
RTR Kawasan Strategis Nasional
RTR Kawasan Strategis Provinsi
RTRW Kota
RTRW
Kabupaten
RDTR Kota
RTR Kawasan Strategis Kota
RDTR Kabupaten
RTR Kawasan Strategis
Kabupaten
Rencana Umum Rencana Rinci
RPJP Nasional
RPJM Nasional
RPJP Provinsi
RPJM Provinsi
RPJP
Kabupaten/Kota
RPJM
Kabupaten/Kota
9. 9
PELAKSANAAN PENATAAN RUANG2
Outline dan Muatan Rencana Tata Ruang Berdasarkan UU 26/2007
RENCANA TATA RUANG
Rencana
Sistem Pusat
Permukiman
Rencana
Sistem Jaringan
Prasarana
Peruntukan
Kawasan
Lindung
Peruntukan
Kawasan
Budidaya
Sistem Wilayah
Sistem internal
Perkotaan
Rencana Pola RuangRencana Struktur Ruang
Sistem Jaringan
Transportasi
Sistem Jaringan
Energi
Sistem Jaringan
Telekomunikasi
Sistem
Persampahan &
Sanitasi
Sistem Jaringan
SDA, dll.
Kegiatan
Pelestarian
Lingkungan Hidup
Kegiatan Sosial
Kegiatan Budaya
Kegiatan Ekonomi
Kegiatan
Pertahanan &
Keamanan
Ps. 17 ayat (1)
Ps. 17 ayat (2) Ps. 17 ayat (3)
Ps. 17 ayat (4)
dalam RTRW ditetapkan kawasan hutan
paling sedikit 30 %dari luas DAS
Ps. 17 ayat (5)
18
Tujuan, Kebijakan dan
Strategi Penataan Ruang
Wilayah
RTRW
Rencana Struktur Ruang
Wilayah
Rencana Pola Ruang
Wilayah
Arahan Pemanfaatan
Ruang
Wilayah
Penetapan Kawasan
Strategis Wilayah
Strategi
Sistem Pusat-pusat Permukiman
Jaringan Prasarana
Kaw. Lindung
Kaw. Budi Daya
Kaw. Strategis Ekonomi
Kaw. Strategis Sosial budaya
Kaw. Strategis SDA/teknologi tinggi
Kaw. Strategis Daya Dukung LH
Kaw. Strategis Strategis lainnya
Perwujudan Rencana Struktur Ruang
Perwujudan Rencana Pola Ruang
Perwujudan Kawasan Strategis ....
Peraturan Zonasi
Perizinan
Pemberian Insentif
Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Wilayah
Pemberian Disinsentif
Sanksi
Tujuan
Kebijakan
Muatan Utama
O
u
t
l
i
n
e
R
T
R
W
11. 11
PELAKSANAAN PENATAAN RUANG2
B. Tahap Pemanfaatan Ruang
Dalam tahap pemanfaatan ruang, rencana tata ruang dijadikan
dasar/pedoman untuk:
Pemberian ijin lokasi
Penetapan lokasi (Penlok)
Penyusunan AMDAL
Bagian dari tahapan perencanaan
KETERPADUAN INFRASTRUKTUR -- sekumpulan program
pembangunan infrastruktur yg secara bersama-sama mewujudkan
pengembangan kawasan yg didorong, dan/atau kawasan yg
dikendalikan (sasaran wilayah), dg sinkronisasi pelaksanaan baik
waktu, pelaksana, dan anggaran
12. 12
PELAKSANAAN PENATAAN RUANG2
C. Tahap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Bersifat
Preventif/Antisipatif
PENCEGAHAN terhadap penyimpangan pemanfaatan
ruang
Bersifat
Reaktif/Responsif
Penindakan terhadap
penyimpangan
pemanfaatan ruang
Instrumen Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pengendalian = Pencegahan + Penindakan
Ex-ante factum Post factum
Penetapan
Peraturan Zonasi
Sanksi
Insentif &
Disinsentif
Perizinan
- PPNS -
13. 13
3
INTEGRASI PENGEMBANGAN PELABUHAN DALAM RENCANA TATA RUANG
UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH
a. Penataan Ruang dalam Konteks Pengembangan Wilayah
b. Integrasi Rencana Induk Pelabuhan Nasional dengan RTRW
c. Keterkaitan Rencana Induk Pelabuhan Nasional dengan RTRW
14. 14
INTEGRASI PENGEMBANGAN PELABUHAN DALAM RENCANA TATA RUANG UNTUK
MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH
3
Penataan Ruang dalam Konteks Pengembangan Wilayah
Penataan ruang dalam konteks pengembangan wilayah merupakan suatu rangkaian upaya untuk
mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya, merekatkan dan menyeimbangkan
pembangunan di seluruh wilayah di Indonesia, meningkatkan keserasian antarkawasan, keterpaduan
antarsektor pembangunan melalui proses penataan ruang dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan
yang berkelanjutan.
ESENSI
• Kondisi wilayah yang berbeda-beda (alasan ekonomi)
• Potensi setiap daerah yang berbeda-beda, seperti potensi
SDA
• Alasan-alasan ekologi : planning for habitability
TUJUAN
• Pendayagunaan SDA secara optimal melalui
pengembangan ekonomi lokal
• Mengurangi kesenjangan antarwilayah (regional
imbalances)
• Sustainable development
• Mempertahankan dan meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi
• Mengembangkan daerah-daerah tertinggal sesuai
dengan potensinya
• Merangsang pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan infrastruktur
15. 15
INTEGRASI PENGEMBANGAN PELABUHAN DALAM RENCANA TATA RUANG UNTUK
MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH
3
Integrasi Rencana Induk Pelabuhan Nasional dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
RIPN
Disusun memperhatikan:
- RTRWN, RTRW Provinsi,
RTRW Kab./Kota
- Potensi dan perkembangan
sosial, ekonomi, wilayah
- Potensi SDA
- Perkembangan lingkungan
strategis (nasional dan
internasional)
Merupakan pedoman:
- Penetapan lokasi
- Pembangunan
- Pengoperasian
- Pengembangan
- Penyusunan RIP
Memuat:
- Kebijakan pelabuhan
nasional
- Rencana lokasi dan
hierarki pelabuhan
Dapat ditinjau kembali
< 5 tahun sekali dalam
hal khusus
Dapat ditinjau kembali
5 tahun sekali
Ditetapkan oleh
Menteri untuk jangka
waktu 20 tahun
Pengembangan pelabuhan
merupakan salah satu instrumen
yang dilakukan dalam rangka
pengembangan wilayah, oleh
karena itu rencana pelabuhan
harus terintegrasi dan tertuang
dalam RTRW sebagai acuan
pembangunan di daerah
INTEGRASI RIPN DENGAN RTRW
16. 16
INTEGRASI PENGEMBANGAN PELABUHAN DALAM RENCANA TATA RUANG UNTUK
MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH
3
Keterkaitan Rencana Induk Pelabuhan Nasional dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Metode
Pengelompokan
Penilaian
TKN
- Rencana Tata Ruang
- Potensi dan perkembangan sosial, ekonomi,
wilayah
- Potensi SDA
- Perkembangan lingkungan strategis (nasional
dan internasional)
RIPN
Kegiatan Utama Pelabuhan:
- Arus B/M Barang dan Kontainer
Akses ke Sistem Jaringan Transportasi
Primer:
- Ke Jaringan Arteri
- Ke Jaringan Kolektor, dan
- Ke Jaringan Lokal
Jarak ke Jalur Pelayaran Internasional dan
Nasional:
- Internasional
- Nasional (ALKI)
Kesesuaian dengan Sistem Perundangan:
- Pelabuhan Utama
- Pelabuhan Pengumpul
- Pelabuhan Pengumpan
Pengembangan Spasial:
- Kedekatan dengan Pusat
Pengembangan
- Peran dalam Pengembangan Wilayah
Ketersediaan Prasarana Kepelabuhanan:
- Panjang Kapal yang dapat Dilayani
- Draft (Kedalaman Dermaga)
Kriteria dan VariabelKonsep Tatanan kepelabuhanan Nasional (TKN)
dan Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)
Pengembangan dan pembangunan
pelabuhan harus terintegrasi
dengan sisten jaringan lain dalam
rencana struktur ruang
Hierarki peran dan fungsi
pelabuhan harus memiliki
kesesuaian dan memiliki
keterkaitan dengan hierarki
rencana sistem pusat kegiatan dan
pelayanan yang sudah ditetapkan
dalam RTRW yang akan dcapai
dalam jangka waktu 20 tahun
KETERKAITAN DENGAN RTRW
17. 17
4
PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN PELABUHAN DALAM RENCANA TATA
RUANG WILAYAH NASIONAL
(PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN dan PP No. 13 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN)
a. Muatan Perubahan RTRWN terkait dengan Pelabuhan
b. Arahan Pengembangan dan Pembangunan Pelabuhan dalam RTRWN
c. Keterkaitan Rencana Induk Pelabuhan Nasional dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah
18. 18
4
Muatan Perubahan RTRWN terkait dengan Pelabuhan
PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN PELABUHAN DALAM RENCANA TATA RUANG
WILAYAH NASIONAL
• Penyesuaian nomenklatur pelabuhan umum yang semula pelabuhan internasional hub, pelabuhan
internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan regional, dan pelabuhan lokal menjadi pelabuhan utama,
pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul, pelabuhan pengumpan regional, dan pelabuhan pengumpan
lokal
• Penyesuaian kriteria yang digunakan dalam penetapan pelabuhan untuk pelabuhan sungai dan danau serta
pelabuhan umum
• Integrasi dan penguatan kebijakan kelautan nasional dalam RTRWN dalam mendukung pengembangan
poros maritim dalam perspektif penataan ruang laut nasional Perubahan pada Lampiran IV tentang
Pelabuhan
19. 19
4
PETA PELABUHAN
DALAM RTRWN
PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN PELABUHAN DALAM RENCANA TATA RUANG
WILAYAH NASIONAL
1. Pelabuhan
Utama : 30
2. Pelabuhan
Pengumpul: 200
3. Pelabuhan
Angkutan
Penyeberangan:
446
20. 20
PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN PELABUHAN DALAM RENCANA TATA RUANG
WILAYAH NASIONAL
4
Arahan Pengembangan dan Pembangunan Pelabuhan dalam RTWN (1)
Klasifikasi dan Tujuan Pengembangan Pelabuhan dalam RTRWN
Sistem Jaringan Jaringan
Transportasi
Jenis / Tatanan
Kepelabuhanan
Hierarki Pelabuhan Tujuan Pengembangan dalam RTRWN
Sistem Jaringan
Transportasi Darat
Jaringan
Transportasi
Sungai dan Danau
Pelabuhan Sungai
Pelabuhan Danau
Sistem Jaringan
Transportasi Laut
Jaringan
Transportasi Laut
Pelabuhan Umum
Pelabuhan Utama a. melayani kegiatan pelayaran dan alih muat peti kemas angkutan laut
nasional dan internasional dalam jumlah besar;
b. menjangkau wilayah pelayanan sangat luas; dan
c. menjadi simpul jaringan transportasi laut internasional.
Pelabuhan Pengumpul a. melayani kegiatan pelayaran dan alih muat peti kemas angkutan laut
nasional dan internasional dalam jumlah menengah;
b. menjangkau wilayah pelayanan menengah; dan
c. memiliki fungsi sebagai simpul jaringan transportasi laut nasional.
Pelabuhan Pengumpan
Regional
a. melayani kegiatan pelayaran dan alih muat angkutan laut nasional
dan regional, pelayaran rakyat, angkutan sungai, dan angkutan
perintis dalam jumlah menengah; dan
b. menjangkau wilayah pelayanan menengah.
Pelabuhan Pengumpan
Lokal
a. melayani kegiatan pelayaran dan alih angkutan laut lokal dan
regional, pelayaran rakyat, angkutan sungai, dan angkutan perintis
dalam jumlah kecil; dan
b. menjangkau wilayah pelayanan terbatas.
Pelabuhan Khusus Untuk menunjang pengembangan kegaitan atau fungsi tertentu
21. 21
4
Arahan Pengembangan dan Pembangunan Pelabuhan dalam RTWN (2)
Kriteria Penetapan Pelabuhan dalam RTRWN
Sistem Jaringan Jaringan
Transportasi
Jenis / Tatanan
Kepelabuhanan
Hierarki Pelabuhan Kriteria
Sistem Jaringan
Transportasi Darat
Jaringan
Transportasi
Sungai dan Danau
Pelabuhan Sungai a. berdekatan dengan kawasan permukiman penduduk;
b. terintegrasi dengan sistem jaringan transportasi darat lainnya; dan
c. berada di luar kawasan lindung.
Pelabuhan Danau a. berada di lokasi yang menghubungkan dengan pelabuhan penyeberangan
lain pada jarak terpendek yang memiliki nilai ekonomis; dan
b. berada di luar kawasan lindung.
Sistem Jaringan
Transportasi Laut
Jaringan
Transportasi Laut
Pelabuhan Umum
Pelabuhan Utama a. berhadapan langsung dengan AIur Laut Kepulauan Indonesia dan/atau jalur
pelayaran internasional;
b. bagian dari prasarana penunjang fungsi pelayanan PKN dalam sistem
transportasi antarnegara;
c. berfungsi sebagai simpul utama pendukung pengembangan produksi
kawasan andalan ke pasar internasional;
d. berada di luar kawasan lindung; dan
Pelabuhan Pengumpul (....... slide selanjutnya)
Pelabuhan Pengumpan Regional (....... slide selanjutnya)
Pelabuhan Pengumpan Lokal (....... slide selanjutnya)
Pelabuhan Khusus
PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN PELABUHAN DALAM RENCANA TATA RUANG
WILAYAH NASIONAL
* Kriteria Teknis ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang transportasi
22. 22
4
Arahan Pengembangan dan Pembangunan Pelabuhan dalam RTWN (3)
Kriteria Penetapan Pelabuhan dalam RTRWN
Sistem Jaringan Jaringan
Transportasi
Jenis / Tatanan
Kepelabuhanan
Hierarki Pelabuhan Kriteria
Sistem Jaringan
Transportasi Laut
Jaringan
Transportasi Laut
Pelabuhan Umum
Pelabuhan Utama a. Berhadapan ........... (slide sebelumnya)
Pelabuhan Pengumpul a. merupakan bagian dari prasarana penunjang fungsi pelayanan PKN dalam sistem
transportasi antarprovinsi;
b. berfungsi sebagai simpul pendukung pemasaran produk kawasan andalan ke
pasar nasional;
c. memberikan akses lagi pengembangan pulau-pulau kecil dan kawasan andalan
laut, termasuk pengembangan kawasan tertinggal;
d. berada di luar kawasan lindung.
Pelabuhan Pengumpan
Regional
a. merupakan bagian dari prasarana penunjang fungsi pelayanan PKN atau PKW
dalam sistem transportasi antarprovinsi;
b. berfungsi sebagai simpul pendukung pemasaran produk kawasan andalan ke
pasar regional;
c. memberikan akses bag pengembangan kawasan andalan laut, kawasan
pedalaman sungai, dan pulau-pulau kecil, termasuk pengembangan kawasan
tertinggal;
d. berada di luar kawasan lindung.
Pelabuhan Pengumpan
Lokal
a. merupakan bagian dari prasarana penunjang fungsi pelayanan PKW atau PKL
dalam sistem transportasi antarkabupaten / kota dalam satu provinsi;
b. berfungsi sebagai simpul pendukung pemasaran produk kawasan budi daya di
sekitarnya ke pasar lokal;
c. berada di luar kawasan lindung; dan
d. dapat melayani pelayaran rakyat.
Pelabuhan Khusus
Lanjutan...
PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN PELABUHAN DALAM RENCANA TATA RUANG
WILAYAH NASIONAL
* Kriteria Teknis ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang transportasi
23. 23
4
Hierarki Pusat-Pusat Kegiatan Hierarki Pelabuhan
Keterkaitan Rencana Induk Pelabuhan Nasional dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Pusat Kegiatan Definisi dan Skala Pelayanan Kesesuaian dan
Keterkaitan dengan
Hierarki Pelabuhan
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kawasan perkotaan yang berfungsi melayani kegiatan skala internasional, nasional,
atau beberapa provinsi
Pelabuhan Utama
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau
beberapa kabupaten/kota
Pelabuhan Pengumpul
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau
beberapa kecamatan
Pelabuhan Pengumpan
Regional
Pusat Kegiatan Strategis Nasional
(PKSN)
Kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan
perbatasan negara
Pelabuhan Utama /
Pelabuhan Pengumpul
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau
beberapa desa
Pelabuhan Pengumpan
Lokal
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala desa Pelabuhan Pengumpan
Lokal
PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN PELABUHAN DALAM RENCANA TATA RUANG
WILAYAH NASIONAL
25. 25
5
Integrasi Rencana Pelabuhan dalam RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota
INTEGRASI PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN PELABUHAN DALAM RENCANA TATA
RUANG DI DAERAH
Dalam hal rencana pelabuhan belum
tercantum dalam Rencana Struktur
Ruang RTRW maka dilakukan
pengecekan sesuai dengan metode
dalam flowchart di samping
Pengecekan
status
RTRW
Kab/Kota
Pengecekan
status
RTRWP
Pengecekan pencantuman
dan kesesuaian lokasi dalam
batang tubuh dan Peta RTRW
Kab/Kota (RTRW Kab ->
kecamatan, RTRW Kota ->
kelurahan)
Perda Ya
Pengecekan pencantuman
dan kesesuaian lokasi
kabupaten (atau kecamatan)
dalam batang tubuh dan peta
Perda RTRWP
Perda Ya
Pengecekan pencantuman
dan kesesuaian lokasi dalam
batang tubuh dan peta
Perpres RTR Pulau dan KSN
Perbatasan
Belum Perda
Pengecekan pencantuman
dan kesesuaian lokasi dalam
batang tubuh dan peta PP
RTRWN
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Belum
Perda
Pengumpulan Data
• RTRWP/K/K
• RTRWN
• Matriks lokasi
rencana
pelabuhan
(sumber dari
Ditjen
Perhubungan
Laut, Kemenhub)
CATATAN:
1) Pengecekan dilakukan dengan melihat pencantuman rencana
pelabuhan dan kesesuaian lokasinya, baik di batang tubuh
maupun peta.
2) Hasil Pengecekan :
a) Hasil pengecekan disebut “YA” jika rencana pelabuhan
tercantum di batang tubuh atau peta RTR dan lokasinya
sesuai
b) Hasil pengecekan disebut “TIDAK” jika rencana pelabuhan
tidak tercantum di batang tubuh maupun peta RTR; atau
tercantum di batang tubuh atau peta RTR namun lokasinya
tidak sesuai.
3) Pengecekan kesesuaian lokasi dilakukan dengan
memperhatikan skala ketelitian masing-masing RTR, misal:
RTRW Provinsi mengatur penetapan lokasi sampai level
kabupaten, RTRW Kabupaten mengatur penetapan lokasi
sampai level kecamatan, sedangkan RTRW Kota mengatur
penetapan lokasi sampai level kelurahan.
SESUAI
TERAKOMODIR
DI PERDA RTR
TERAKOMODIR
DI REVISI PERDA
RTR
TERAKOMODIR
DI RANPERDA
RTR
BELUM
SESUAI
26. 26
5
Contoh Integrasi Rencana Pelabuhan dalam RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota
INTEGRASI PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN PELABUHAN DALAM RENCANA TATA
RUANG DI DAERAH
PROVINSI PAPUA BARAT
INTEGRASI PENGEMBANGAN PELABUHAN
SORONG DENGAN RTRW PROVINSI
No Pelabuhan
RTRWK
Sorong
(Perda No.
5 Tahun
2014)
RTRWP
Papua Barat
(Perda No. 2
Tahun 2013)
BT P BT P
1 Sorong*
Terakomodir dalam Perda RTR
Terakomodir dalam Ranperda RTR
Terakomodir dalam Revisi RTR
Pelabuhan Sorong
BP : Belum memiliki perda RTR
BT : Batang Tubuh
P : Peta
Keterangan: