1. MAKALAH
TUGAS KIMIA
DISUSUN OLEH : DIVA PRASETIO RAHARJO
: NUR HAIDA ANJAR WATI
: NOVITA ENNY PASARIBU
SMA N 1 KURIK
TAHUN AJARAN 2014/2015
1
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat dan penyertaanya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan dengan kerja sama
yang baik. Tujuan kami adakan makalah ini untuk
menyelesaikan tugas kami, dan untuk mempermudah
pemahaman. Kami berharap makalah kami ini akan beguna ke
depannya dan dapat menjadi contoh untuk tugas selanjutnya.
Dan makalah ini tidak luput dari kekurangan.
Kurik 01, oktober 2014
penyusun
II
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………1
3. Kata pengantar …………………………………………………11
Dafatar isi ………………………………………………111
Pertanyaan ………………………………………………IV
Prinsip kerja pengosongan aki ……………………………V
Prinsip kerja pengisian aki …………………………………VI
Baterai biasa ……………………………………………VII
Baterai alkalin&litium …………………………………………VIII
Pencegahan Korosi …………………………………………… X-XI
Daftar isi …………………………………………… XI
III
4. PERTANYAAN
1. Jelaskan prinsip kerja pengisian dan pengosongan aki
2. Jelaskan perbedaan dari baterai biasa, baterai alkalin, dan baterai litium
3. Jelaskan bagaimana cara mencegah korosi
IV
5. 1. Jelaskan prinsip kerja pengisian dan pengosongan aki
Pengertian
Istilah akumulator berasal dari istilah asing “ Accumuleren” yang mempunyai arti
mengumpulkan atau menyimpan akumulator (accuaki) adalah sebuah alat yang dapat
menyimpan energy (umumnya energy listrik) dalam bentuk energy kimia. Pada umumnya,
kususnya di Indonesia, akkumulator hanya dimengerti sebagai “ baterai atau akku atau aki “
yang biasa di gunakan pada kendaraan bermotor. Sedangkan dalam bahasa inggris, kata
akkmulator dapat mengacu kepada baterai, kapasitor, atau lainnya yang berkaitan dengan suatu
benda yang dapat menyimpan muatan listrik dan dapat di lakukan pengisian ulang setelah
muatan listrik tersebut habis setelah pemakaian.
Akkumulator sering juga di sebut aki. Electrode akumulator baik anode dan katode terbuat dari
timbale berpori. Bagian utama akumulator, yaitu
1. Kutub + (anode) terbuat dari timbale di oksida (PbO2)
2. Kutub – (katode) terbuat dari timbale murni (Pb)
3. Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan sekitar 30%
A. PENGOSONGAN
Pada saat akumulator digunakan, terjadi perubahan energy kimia menjadi energy listrik dan
terjadi perubahan anode, katode, dan elektrolitnya. Pada anode, secara perlahan terjadi
perubahan yaitu timbal dioksida (PbO2). Menjadi timbale sulfat (PbSO4). Begitu pula yang
terjadi pada katode adalah secara perlahan – lahan timbale murni (Pb) menjadi timbale
sulfat (PbSO4). Adapun pada larutan elektrolit terjadi perubahan, yaitu asam sulfat pekat
menjadi encer, karena pada pengosongan akumulator terbentuk air (H2o) reaksi kimia pada
akkumulator yang di kosongkan (dipakai) adalah sebagai berikut :
Pada elektrolit : H2SO4 → 2H+ + SO4 2-
Pada anode : PbO2 + 2H+ + 2e + H2SO4 →PbSO4+2H2O
Pada katode : Pb + SO4 2 → PbSO4
Terbentuknya air pada reaksi kimia diatas menyebabkan kepekatan asam sulfat
berkurang, sehingga mengurangi massa jenisnya. Jika hal itu terjadi, maka kedua
kutub akan memiliki potensial sama dan arus listrik berhenti mengalir. Keadaan ini
dikatakan akkumulator kosong (Habis).
V
6. A. PENGISIAN
Akkumulator yang telah habis ( kosong ) dapat diisi kembali, karena itulah akkumulator disebut dengan
element sekunder. Untuk melakukan pengisian diperlukan sumber tenaga listrik arus searah lain yang
memiliki beda potensial sedikit lebih besar. Misalnya akku 6volt kosong harus di setrum dengan sumber
arus yang tenaganya sedikit lebih besar dari 6volt. Kutub positive sumber tegangan di hubungkan
dengan kutub negative akumulator. Dengan cara tersebut electron – electron pada akkumulator di
paksa kembali ke electrode akkumulator semula, sehingga dapat membalik reaksi kimia pada
elektrodenya.
Proses pengisian dapat berjalan dengan baik apabila arus searah yang di berikan memiliki ripel yang
cukup tinggi untuk mempermudah proses kimia (pelepasan electron) dan kepingan – kepingan
elektroda. Selain itu, penggunaan arus pengisian yang relative kecil dengan waktu pengisian lama dapat
diperoleh hasil pengisian yang lebih baik dan memperpanjang umur pake akumulator. Besarnya arus
pengisian dapat diatur dengan reostad. Pada saat pengisian terjadi penguapan asam sulfat, sehingga
menambah kepekatan asam sulfat dan permukaan asam sulfat turun. Oleh sebab itu, pada akkumulator
perlu ditambahkan air murni (H2O) kembali. Reaksi kimia yang terjadi pada saat akkumulator di isi
adalah :
Pada elektrolit : H2SO4 → 2H+ + SO4 2-
Pada anode : PbSO4 + SO4 2- + 2H20 →PbO2 + 2H2SO4
Pada katode : PbSO4 + 2H+ → Pb + H2SO4
Jadi pada pengisian akkumulator, pada prinsipnya mengubah kembali anode dan katode yang berupa
timbale sulfat (PbSO4) menjadi timbale dioksida (PbO2) dan timbale murni ( Pb) atau terjadi proses
tenaga listrik dari luar berubah menjadi tenaga kimia listrik di dalam akkumulator dan kemudian di
simpan di dalamnya. VI
7. 2. Jelaskan perbedaan dari baterai biasa, baterai alkalin, dan baterai litium
A. Baterai biasa
Di temukan oleh Leclanche pada tahun 1866. Sel Leclanche terdiri atas suatau silinder zink
yang berisi pasta dan campuran batu kawi (MnO2). Samiak (NH4CI), karbon (C), dan sedikit
air ( jadi sel ini tidak 100% kering). Zink berfungsi sebagai anode, sedangkan sebagai katode
digunakan electrode inert , yaitu grafit, yang di celubkan di tengah – tengah pasta. Pasta itu
sendiri berfungsi sebgai oksidator. Reaksi – reaksi yang terjadi dalam baterai biasa
sebenarnya lebih rumit, tetapi pada garis besarnya dapat dinyatakan sbb :
Anode : Zn(s)→Zn2+(aq) + 2e
Katode : 2MnO2(s) + 2NH4
+(aq) + 2e → Mn 2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(I) +
Zn(s) + 2NH4
+ (aq) + 2MnO2(s) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s)+ 2NH3(aq)+ H2O(I)
Zn2+ dapat bergabung dengan NH3 pembentuk ion Zn(NH3)4
2+
VII
8. A. Baterai alkalin
Baterai alkalin pada dasarnya sama dengan sel Leclanche, tetapi bersifat basah karena
menggunakan KOH menggantikan NH4CI dalam pasta. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Anode : Zn(s)+ 2OH-(aq) → Zn (OH)2(s) + 2e
Katode : 2MnO2(s) + 2H2O(I) + 2e → 2MnO(OH) (S)+ 2OH-(aq) +
Zn(s) + 2MnO2 (s) + H2O(I) → Zn(OH)2(s) + Mn2O3(s)
Potensi dare baterai alkalin juga sebesar 1,5 volt.
Baterai alkalin dapat menghasilkan arus lebih besar dan total muatan yang lebih banyak dari
pada baterai kering biasa. Oleh karena itu, cocok di gunakan untuk peralatan yang
memerlukan arus lebih besar, misalnya kamera dan tape recorder.
B. Baterai Litium
Baterai litium yang kini banyak di gunakan adalah baterai litium – ion. Baterai litium ion
tidak menggunakan logam litium, tetapi ion litium. Ketika di gunakan, ion litium berpindah
dari satu electrode ke electrode lainnya melalui suatu elektrolit. Ketika di – charger, arah
aliran ion litium di balik titik baterai litium – ion di perdagangkan dalam bentuk kosong.
VIII
9. 3. Jelaskan bagaimana cara mencegah korosi
Diketahui bahwa korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, diketahui pula bahwa
berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara – cara pencegahan korosi
besi yang akan di bahas berikut ini berdasarkan pada 2 sifat tersebut
1. Mengecat: jembatan, pagar, dan realing biasanya di cat, cat menghindarkan kontak besi
dengan udara dan air.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk : cara ini di terapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk memecah kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik : berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang
sepeda di balut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
4. Tim plating (pelapisan dengan timah). Kaleng – kaleng kemasan terbuat dari besi yang di
lapisi dengan timah. Pelapisan di lakukan dengan cara elektrolisis, yang disebut
electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Lapisan timah hanya
melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang
rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong korosi besi. Hal itu terjadi karna
potensial reduksi besi lebih negative dari pada timah (E0 Fe = -0,44volt ; E0 (Sn=-0,4volt).
Oleh karena itu besi yang di lapisi dengan timah akan membentuk suatu sel alektro
kimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikia, timah mendorong korosi besi, akan
tetapi, hal itu justru yang di harapkan sehingga kaleng – kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink ). Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai
barang lain di lapisi dengan zink. Berbeda dengan timah.
X
10. Melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu
mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih
positif dari pada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektro
kimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang
mengalami oksidasi.
6. Chromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat melapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilat, misalnya untuk
bumper mobil. Kromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink,
kromium dapat memberi perlindungan sekali pun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial protecition (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih
aktif (berarti lebih mudah berkarat) dari pada besi jika logam magnesium di kontakan
dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini di gunakan
untuk melindungi pipa baja yang di tanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara
periodik, batang magnesium haus diganti.
XI
DAFTAR PUSTAKA
11. Burns, Ralph A. 1995. Fundamental of Chemistry. New
Jersey: Prentice Hall, Inc.
Hill, Graham C.,et. Al. 1998. Chemistry. Massachusets:
D.C Heath Company.
XI