SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 91
SKENARIO I
Pasien pria umur 45 tahun dibawa ke rumah sakit karena mengeluh sejak 3
hari yang lalu perut terasa mual dan muntah terus setiap kali diberi makan dan
minum, perut semakin lama semakin kembung. Nafsu makan berkurang, urin
menjadi sedikit. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum penderita tampak
lemah, muka pucat, mata cekung. Tensi: 100/70 mmHg, nadi 90 x/mnt, adanya
distensi abdomen, tampak masa pada daerah inguinal kanan seperti sosis,
perabaan lunak, nyeri tekan, sejak 2 hari penderita tidak defekasi dan tidak flatus.

1.

Klarifikasi Istilah-Istilah Penting
 Mual , adalah sensasi tidak menyenangkan ingin muntah, dan sering
berkaitan dan keringat dingin , pucat, air liur, byeri lambung, kontraksi
duodenum, dan refluks isi usus halus ke dalam lambung
 Muntah, suatu refluks kompleks yang di perantarai oleh pusat muntah di
medulla oblongata otak . muntah juga merupakan pengeluaran isi lambung
secara eksklusif melalui mulut dengan bantuan kontraksi otot-otot perut .
 Anorexia, atau turunnya nafsu makan . tidak ada keinginan untuk makan
walaupun ada rasa lapar.
 Urine, adalah cairan berwarna kekuningan yang di ekresikan dari dalam
ginjal dengan kecepatan 1500ml/24jam pada orang dewasa,.
 Lemah , tidak bertenaga atau tidak kuat
 Mata cekung , mata berlekuk atau melengkung kedalam
 Distensi aabdomen dalah penggelembungan atau pembesaran pada perut.
 Defekasi , pengeluaran feses dari anus dan rectum .
 Flatus , gas dalam lambung atau intestenum / kentut
 Daerah Inguinal, daereh yang berada di dekat selangkangan.

2.

Kata/Problem Kunci
 Distensi abdomen
 Tampak masa pada daerah inguinal kanan seperti sosis
 Nyeri tekan
 tidak defekasi dan tidak flatus.
4.

Pertanyaan-Pertanyaan Penting
a. Mengapa klien merasakan perut terasa mual dan muntah setiap kali diberi
makan dan minum ?
b. Mengapa klien merasakan perutnya semakin lama semakin kembung ?
c. Apa hubungan antara tekanan darah, urin menjadi pekat dan nafsu makan
berkurang ?
d. Mengapa pada pemeriksaan fisik klien mengalami mata cekung.
e. Mengapa pada pemeriksaan fisik tampak adanya distensi abdomen,
tampak masa pada daerah inguinal kanan seperti sosis, peraban lunak,
nyeri tekan, sejak 2 hari penderita tidak defekasi dan tidak flatus.

5.

Jawaban Pertanyaan
a. Klien merasakan perut terasa mual dan muntah setiap kali diberi makan
dan minum karena muntah merupakan cara traktus gastrointestinal
memproteksi diri dari isisnya ketika hampir semua bagian atas traktus
pencernaan teriritasi secara luas, sangat mengembang, atau terlalu
terangsang (misal: distensi atau iritasi berlebih dari duodenum). Muntah,
dengan peringatan berupa mual bisa menjadi gejala penting. Muntah
kronis menyebabkan gangguan berat. Sinyal sensoris yang mencetuskan
muntah berasl dari faring, esophagus, lambung, dan bagian atas usus halus,
impuls ditransmisi oleh serabut saraf aferen vagal, saraf simpatis ke
berbagai nukleus yang tersebar di batang otak/medulla oblongata (pusat
muntah). Pusat muntah terletak di medulla oblongata, diantaranya dicapai
melalui kemoreseptor pada area postrema dibawah ventrikel keempat
(zona pencetus kemoreseptor, CTZ), tempat sawar darah kurang rapat.
Dari pusat muntah, impuls motorik mentransmisikan melalui jalur saraf
kranialis V, VII, IX, X, XII ke GIT (Gastrointestinal Tractus) bagian atas
melalui saraf vagus dan simpatis ke GIT yang lebih bawah, dan melalui
saraf spinalis ke diafragma dan otot abdomen. Aksi muntah dimulai
dengan gerakan antiperistaltik (lihat bawah). CTZ diaktivasi oleh agonis
dopamine

(apomorfin;

pengobatan

muntah),

obat/toksin

(digitalis

glikosida, nikotin, enterotoksin stafilokokus), hipoksia, uremia, dan DM.
Muntah bisa juga diaktivasi tanpa perantara CTZ, seperti:
1) Perangsangan nonfisiologis di organ keseimbangan (kinesia/motion
sickness), penyakit telinga dalam (vestibular) pada penyakit ménière;
2) Saluran pencernaan melalui aferen n. vagus karena:
o Peregangan lambung berlebih atau kerusakan mukosa lambung,
misal akibat alcohol.
o Pengosongan lambung yang terlambat, misal pencernaan makanan
yang sukar dicerna, penghambatan saluran keluar lambung
(stenosis pylorus, tumor), atau usus (atresia, penyakit hirschsprung,
ileus)
o Distensi berlebih atau inflamasi pada peritoneum, saluran empedu,
pancreas dan usus.
3) Jantung, melalui serabut aferan visera, misal iskemia koroner;
4) Kehamilan selama trimester pertama (vomitus matutinus);
5) Psikogenik
6) Pajananradiasi (pengobatankeganasan), tekanan intracranial
(perdarahan intracranial, tumor);
7) Muntah secara sengaja, dengan meletakkan satu jari dikerongkongan
(saraf aferen dari sensor raba di faring. (Silbernagl, 2007; Guyton,
2008). Tanda peringatan muntah seperti mual, rasa enek, pucat, aliran
saliva, dan keringat berlebih.
Muntah kronis mengakibatkan berkurangnya asupan makanan (malnutrisi)
dan hilangnya getah lambung, bersama dengan hilangnya saliva yang
tertelan, minuman, dan sekresi usus halus (jarang). Komplikasinya
menyebabkan ruptur lambung, robekan dinding esophagus (sindrom
Mallory-Weiss), karies gigi (akibat asam), inflamasi mukosa mulut,
pneumonia aspirasi. Mual sendiri adalah pengenalan secara sadar terhadap
eksitasi bawah sadar pada daerah medulla yang secara erat berhubungan
atau merupakan bagian dari pusat muntah.
Mual dapat disebabkan adanya:
o Impuls iritatif GIT,
o impuls otak bawah yang berhubungan dengan motion-sickness.
o impuls korteks serebri untuk mencetuskan muntah.
Muntah dapat tanpa didahului mual, yang menunjukkan hanya bagian
tertentu dari pusat muntah yang berhubungan dengan perangsangan mual
(Silbernagl, 2007; Guyton, 2008). Mual umumnya disertai hipersalivasi.
Selama ada rasa mual, tonus lambung menurun, begitu juga peristaltic
dalam lambung berkurang atau bahkan menghilang. Sebaliknya tonus
duodenum dan jejunum bagian proksimal menaik, sehingga timbul refluks
isi duodenum ke lambung. Dari sini bisa kita perhatikan penyebab muntah
pasien akibat saluran pencernaan yang terganggu bisa dari kerusakan
lambung, distensi organ pencernaan sehingga pencernaan makanan
terhambat begitu juga absorbsi zat-zat makanan. Ketika makanan masuk,
organ pencernaan “menolak” dan akhirnya dimuntahkan.
Bila timbul muntah > 1jam bisa dipastikan adanya gangguan motilitas
lambung atau karena obstruksi. Gerakan antiperistaltik terjadi beberapa
menit sebelum muntah ketika terdapat iritasi/ distensi berlebih GIT.
Gerakan ini bergerak mundur naik ke atas dengan kecepatan 2-3 cm/mnt
ini bisa sejauh ileum, bisa membawa sebagian isi duodenum kembali ke
lambung dalam 3-5 menit. Saat mencapai duodenum, otot intrinsic
duodenum dan lambung meregang dan bersamaan relaksasi sfingter
cardiac mencetuskan muntah yang sebenarnya. (Guyton, 2008)
b. Klien merasakan perutnya semakin lama semakin kembung karena pada
lambung berupa isian zat makanan atau udara yang berlebih. Dalam
pemeriksaan fisik terlihat adanya distensi abdomen.
c. Hubungan antara tekanan darah, urin menjadi pekat dan nafsu makan
berkurang

karena tekanan darah pasien 100/70 mmHg menunjukkan

tekanan darah rendah (dibawah 120/80 mmHg). Tekanan darah rendah
mungkin disebabkan pasien banyak kehilangan cairan akibat muntah yang
dialaminya, dan juga berakibat urin menjadi sedikit (oligouria). Klien juga
mengalami penurunan nafsu makan atau bisa disebut anoreksia merupakan
gejala yang menonjol pada kelainan GIT atau diluar GIT, dan bisa karena
muntah kronis. Asupan makanan diatur hipotalamus di pusat makan
bagian lateral dan pusat kenyang di bagian ventromedial. Senyawa peptide
kolesistokinin otak-usus yang memberi efek kenyang dan mungkin terlihat
dalam pengaturan perilaku makan.
d. Pada pemeriksaan fisik klien mengalami mata cekung karena pada
kekurangan cairan akan menyebabkan gangguan sirkulasi darah, yang
secara signifikan dapat mempengaruhi pembuluh darah dibawah mata
sehingga mata terligat cekung.
e. Pada pemeriksaan fisik tampak masa pada daerah inguinal kanan seperti
sosis, peraban lunak, nyeri tekan, sejak 2 hari penderita tidak defekasi dan
tidak flatus karena konstipasi merupakan jarang/sulit mengeluarkan feses
(Dorland, 2002). Keluhan yang paling sering ditemukan, dan sulit untuk
didefinisikan dengan tepat. Kebanyakan terdapat sedikitnya 3 gerakan
usus perminggu, dan konstipasi didefinisikan frekuensi defekasi kerang
darii tiga kali perminggu, namun frekuensi feses bukan merupakan criteria
yang cukup digunakan, karena banyak pasien konstipasi menunjukkan
frekuensi defekasi normal, tapi keluhan subjektif mengenai feses keras,
mengejan, rasa penuh pada abdomen bawah dan rasa evakuasi tak lengkap.
Sehingga kombinasi subjektif dan objektif harus digunakan dalam
konstipasi (Lawrence S. Friedman dan Kurt J. Isselbacher, 1999).
Konstipasi (pelannya gerak tinja melalui usus besar)gejala konstipasi
sering tidak berbahaya, tergantung pada apa yang dianggap normal (feses
terlalu sedikit, terlalu keras, jarang, kesulitan defekasi, sensasi
pengosongan yang tidak tuntas). Namun bisa juga tanda penyakit.
Penyebabnya :
1) Diet rendah serat; tinja menjadi kering, keras karena absorbsi cairan
berlebih.
2) Gangguan reflex dan/atau psikogenik, termasuk:
o Fisura ani terasa nyeri dan secara reflex meningkatkan tonus
sfingter ani sehingga meningkatkan nyeri
o Obstruksi pintu bawah (anismus) yaitu kontraksi (normalnya
relaksasi) dasar pelvis saat rectum teregang
o Ileus paralitik (pseudo-obstruksi akut), yang disebabkan secara
reflex setelah operasi (terutama abdomen), trauma, atau peritonitis,
dan dapat menetap selama beberapa hari;
3) Gangguan transpor fungsional, dapat terjadi karena kelainan
neurogenik (karena tidak adanya sel ganglion di dekat anus), kelainan
miogenik (distrofi otot), reflex (lihat atas), obat (mis: opiat), penyebab
iskemik (mis: trauma, arteriosklerosis a. Mesenterika). Obstruksi usus
fungsional disebut juga pseudo-obstruksi
4) Obstruksi mekanis di lumen usus (benda asing, ascaris, batu
empedu); di dinding usus (tumor, divertikulum, stenosis, striktir,
hematoma, infeksi); berasal dari luar (kehamilan, perlekatan, hernia,
volvulus, tumor, kista) akibatnya penyumbatan usus secara mekanis
(obstruksi).
Selain itu, penyebab fungsional konstipasi tersering disebabkan kebiasaan
BAB tidak teratur, yang berkembang semasa hidup akibat penghambatan
defekasi normal (Silbernagl, 2007; Guyton, 2008). Dan apabila konstipasi
terjadi baru-baru saja, kemungkinan adanya lesi obstruktif, neoplasma
kolon, striktur (akibat iskemia kolon), inflamasi, benda asing, spasme ani
atau stirktur ani (Lawrence S. Friedman dan Kurt J. Isselbacher, 1999).
Adanya konstipasi pada kasus diatas, penulis berpikir kearah obstruksi
pada usus sehingga mengganggu pasase. Terlihat masa pada daerah
inguinal kanan seperti sosis, perabaan lunak, nyeri tekan yang bisa
dipastikan berupa hernia dan berakhir ileus obstruksi.
6.

Tujuan pembelajaran Selanjutnya
Bagaimana mekanisme penyakit Hernia dapat menyebabkan ileus obstruksi ?

7.

Informasi Tambahan
Pada dasarnya hernia adalah penonjolan suatu organ atau otot dinding
organ melalui rongga yang biasanya berisi itu. Hernia mungkin atau mungkin
tidak hadir baik dengan nyeri di lokasi, terlihat benjolan atau teraba, atau
dalam beberapa kasus dengan gejala yang samar-samar lebih yang dihasilkan
dari tekanan pada organ yang telah menjadi "terjebak" dalam hernia, kadangkadang menyebabkan disfungsi organ. Jaringan lemak biasanya memasuki
hernia pertama, tapi mungkin bisa diikuti oleh atau disertai dengan organ.
Menurut sifatnya hernia terdiri atas beberapa bagian, salah satunya
incarserata. Incarserata terdapat tanda obstruktif, sperti : tidak bisa buang air
besar, tidak bisa buang angin dan terdapat nyeri. Gejala lokal lain dari hernia
benjolan yang bervariasi ukurannya, dapat hilang saat berbaring, dan timbul
saat adanya tahanan. Secara khas, kantung hernia dengan isinya membesar
dan mengirimkan impuls yang dapat teraba jika pasien mengedan atau batuk
sedangkan obstruksi usus dapat menyebabkan colic, muntah, distensi dan
konstipasi.
Untuk tanda hernia pertama kali pasien diperiksa dalam keadaan
berbaring, kemudian berdiri untuk semua hernia abdominal eksterna, tidak
mungkin meraba suatu hernia lipat paha yang bereduksi pada saat pasien
berbaring. Area pembengkakan di palpasi untuk menentukan posisi yang
tepat dan karakteristiknya. Benjolan dapat dikembalikan ke atau dapat
semakin membesar saat batuk merupakan suatu yang khas. Semakin nyata
saat pasien berdiri. Sedangkan untuk tanda dari obstruksi yakni hernia tegang,
lunak, dan iredusibel. Mungkin ada distensi abdomen, dan gejala lain dari
obstruksi usus.
8.

Klarifikasi Informasi
Pada dasarnya hernia obstruksi (incarserata) berisi usus, dimana lumennya
tertutup. Biasanya obstruksi terjadi pada leher kantong hernia. Jika obstruksi
terjadi pada kedua tepi usus, cairan berakumulasi di dalamnya dan terjadi
distensi (closed loop obstruction). Biasanya suplai darah masih baik, tetapi
lama kelamaan dapat terjadi strangulasi. Istilah ’inkarserata’terkadang dipakai
untuk

menggambarkan

hernia

yang ireponibel

tetapi

tidak

terjadi

strangulasi. Oleh sebab itu, hernia ireponibel yang mengalami obstruksi dapat
juga disebut dengan inkarserata. Operasi darurat untuk hernia inkarserata
merupakan operasi terbanyak nomor dua operasi darurat untuk apendisitis.
Selain itu, hernia inkarserata merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu
di Indonesia.
9.

Analisa Dan Sintesis Informasi

 Jelaskan anatomi, fisiologi dan biomedik usus halus !
Anatomi,

fisiologi dan biomedik usus halus adalah bagian dari saluran

pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus
kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati
melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus)
dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa (sebelah
dalam), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M
Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus terdiri dari tiga
bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum).
a) Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus
yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari
usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum
Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang
berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang
bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan
sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
b) Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum)
adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari
(duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian
usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam
tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan
terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara
histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.
Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti
“lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa
Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.
c) Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m
dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
 Jelaskan penyebab terjadinya mual dan muntah !
Penyebab terjadinya mual dan muntah antara lain :
a) Kandungan makanan
Kandungan makanan dapat juga menjadi penyebab, beberapa bahan
makanan yang tidak sesuai untuk beberapa orang dan menyebabkan
pencernaan makanan yang tidak berjalan baik.
b) Pola makan
Mengkonsumsi makanan dengan cepat-cepat dapat menyebabkan rasa
mual setelah makan. Makanan berat dan berlemak juga cenderung
membuat orang mual sehabis makan. Pada beberapa orang, mual juga
dapat terjadi karena makan terlalu sering.
c) Keracunan makanan
Mual bisa disebabkan karena keracunan makanan, alergi makanan atau,
dalam kasus tersebut, penderita juga mungkin mengalami sakit kepala,
tubuh sakit, demam, diare, sakit perut atau kram dan muntah. Orang tua
dan anak-anak sangat rentan mengalaminya.
d) Gerd (gastroesophageal reflux disease)
Gastroesophageal reflux disease (gerd) kondisi yang dapat menyebabkan
kondisi dimana berlebihannya tingkat dari asam lambung yang
menyebabkan mual setelah makan. Beberapa gejala-gejala tersebut dapat
dikontrol oleh antasida.
e) Penyumbatan Di Usus Kecil
Sebuah penyumbatan di usus kecil adalah penyebab paling serius merasa
mual setelah makan dan biasanya segera membutuhkan perhatian medis.
Karena dapat menyebabkan penumpukan racun dalam aliran darah.
f)

Sakit Kandung Empedu
Orang-orang, yang menderita penyakit kandung empedu, terutama pada
tahap awal, mungkin mengalami mual setelah makan. Biasanya, gejala
awal tampak saat orang tersebut makan makanan yang berminyak atau
lemak tinggi.

g) Penyakit Crohn (Pengikisan Pada Usus)
Pada beberapa individu, penyakit crohn atau penyakit mangkuk mungkin
akan rentan terhadap mual setelah makan, gejala yang lebih umum
lainnya dari kondisi peradangan usus termasuk diare kronis dan kram
perut.
h) Gejala hamil
Pada semester pertama kehamilan, rasa mual setelah makan adalah
sangat umum. Bisa dikatakan salah satu tanda kehamilan adalah rasa
mual setelah makan.
 Sebutkan penyakit-penyakit yang dapat berkaitan dengan mual dan muntah!
Penyakit-penyakit yang dapat berkaitan dengan mual dan muntah antara lain :
o

Ileus obstruksi

o

Hernia

o

Gastritis

 Jelaskan patofisiologi mual dan muntah !
Patofisiologi mual dan muntah
a) Mual
Dapat dijelaskan sebagai perasan yang tidak enak dibelakang
tenggorokan danepigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat
berbagai perubahan aktifitas salurancerna yang berkaitan dengan mual,
seperti meningkatnya salvias, menurunnya tonuslambung, dan peistaltik.
Peningkatan tonus duodenum dan jejunum menyebabkan terjadinya
reflux isi duodenum ke lambung.
Namun demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan bahwa
hal ini menyebabkan mual. Gejala dan tand mualseringkali adalahpucat,
meningkatnya salvias, hendak muntah, hendak pingsan, berkeringat, dan
takikardia.
b) Retching
Merupakan suatu usaha involunter untuk muntah, seringkali
menyertai mualdan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakn
pernapasan spasmodic melawan glottis dangerakan inspirasi dinding dada
dan diaphragma. Kontraksi otot abdomen saat ekspirasimengendalikan
gerakan inspirasi. Pylorus dan antrum distal berkontraksi saat
fundusberelaksasi.
c) Muntah
Didefinisikam sebagai suatu reflex yang menyebabkan dorongan
ekspulsiisi lambung atau usus atau keduanya ke mulut. Pusat muntah
menerim masukan dari kortexcerebral, organ vestibular, daerah pemacu
kemoreseptor (chemoreceptor trigger zone ,CTZ), dan serabut afferent,
termasuk dari sistem gastrointestinal.
Muntah terjadi akibatrangsangan pada pusat muntah, yang terletak
didaerah postrema medulla oblongata didasarventrikel keempat. Muntah
dapat diransang melalui jalur saraf eferen oleh rangsangannervus vagus
dan simpatis atau oleh rangsangan emetic yang menimbulkan muntah
denganaktivasi CTZ. Jalur eferen menerima sinyal yang menyebabkan
terjadinya

gerakanekspulsif

otot

abdomen,

gastrointestinal,

dan

prnapasan yang terkoordinasi denganepifenomena emetic yang menyertai
disebut muntah. Pusat muntah secara anatomis beradadi dekat pusat
salvasi

dan

pernapasan,

sehingga

pada

waktu

muntah

sering

terjadihipersalivasi dan gerakan pernapasan.
Factor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah waktu mual dan
muntah, kaitan denganmakanan, isi dan bau muntah, dan gejala yang
terkait seperti nyeri, penurunan berat badan,demam, menstruasi, massa
abdomen,

ikterik,

sakit

kepala,

dan

factor-faktor

lain

yang

dapatmempengaruhipenegakan diagnosis dan pengobatannya. Muntah
juga dapat menyebabkan timbulnya penyulit yang mengancam jiwa
karena berkitan dengan sistem saraf simpatis danotonom. Mual dan
muntah juga berpengaruh pada cairan dan elektrolit tubuh.
 Jelaskan pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang dibutuhkan untuk mendiagnosis klien dengan mual dan
muntah !
Pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
dibutuhkan untuk mendiagnosis klien dengan mual dan muntah antara lain :
a) Pengkajian/pengumpulan data
o Episode mual dan muntah
o Kondisi medis
o Obat yang dikonsumsi
o Pengobatan yang sedang dilakukan
b) Tanda kehilangan cairan awal:
o Kelemahan
o Sakit kepala
o Tidak mampu untuk berkonsentrasi
o Postural hypotensi
c) Tanda kehilangan ciran lanjut:
o Bingunng
o Oliguria
o Kulit dingin dan lembab
o Nyeri dada dan perut
 Uraikan pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis dan
non farmakologis pada klien mual dan muntah !
Pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis dan non
farmakologis pada klien mual dan muntah
a) Pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis
Mual dan muntah seringkali dibuat memburuk ketika pasien terdehidrasi, berakibat pada siklus yang ganas. Mual membuatnya lebih
sulit untuk meminum cairan, membuat dehidrasi memburuk, yang
kemudian meningkatkan mual. Cairan-cairan intravena mungkin
disediakan untuk mengkoreksi persoalan ini. Ada keragaman dari obatobat anti-mual (antiemetics) yang mungkin diresepkan. Mereka dapat
dimasukan dalam cara-cara yang berbeda tergantung pada kemampuan
pasien untuk memasukan mereka. Obat-obat tersedia dalam pil, cairan,
atau tablet-tablet yang larut pada atau dibawah lidah, suntikan intravena
atau intramuskular, atau rectal suppository (obat yang dimasukan
kedalam dubur).
Obat-obat umum yang digunakan untuk mengontrol mual dan
muntah

termasuk

promethazine

(Phenergan),

prochlorperazine

(Compazine), droperidol (Inapsine), metoclopramide (Reglan), dan
ondansetron (Zofran). Keputusan untuk menggunakan obat yang mana
tergantung pada situasi yang spesifik.
b) Pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis
Penting untuk mengistirahatkan lambung namun tetap menhindari
dehidrasi. Cairan-cairan yang bersih harus dicoba untuk 24 jam pertama
penyakit, dan kemudian diet harus dilanjutkan seperti yang ditolerir.
Cairan-cairan yang bersih adalah mudah untuk diserap lambung
dan termasuk:
o

Air,

o

Minuman-minuman olahraga,

o

Kaldu-kaldu yang bersih,

o

Es-es loli, dan

o

Jelly (makanan agar-agar diberi bau buah-buahan).
Selain itu, penting untuk tidak meminum cairan terlalu banyak pada

seketika karena meregangkan lambung mungkin menyebabkan mual
memburuk. Satu sampai dua ons cairan setiap saat, yang diminum setiap
10-15 menit, mungkin adalah segalanya yang mampu ditolerir oleh
lambung.
Produk-produk susu harus dihindari untuk 24-48 jam pertama
selama episode mual dan muntah. Enzim yang membantu mencerna susu
berlokasi pada sel-sel yang melapisi lambung. Dengan muntah, tubuh
dapat menjadi relatif tidak toleran terhadap lactose. Nyeri perut,
kembung, muntah, dan diare mungkin terjadi.
 Berikan pendidikan kesehatan pada klien !
Pendidikan kesehatan pada klien yakni, dimana memberikan perawatan
dirumah untuk mengistirahatkan lambung namun tetap menhindari dehidrasi.
Cairan-cairan yang bersih harus dicoba untuk 24 jam pertama penyakit, dan
kemudian diet harus dilanjutkan seperti yang ditolerir. Cairan-cairan yang
bersih adalah mudah untuk diserap lambung antara lain :
o

Air

o

Minuman-minuman olahraga,

o

Kaldu-kaldu yang bersih,

o

Es-es loli, dan

o

Jello (makanan agar-agar diberi bau buah-buahan).

Cairan terlalu banyak pada seketika karena meregangkan lambung mungkin
menyebabkan mual memburuk. Satu sampai dua ons cairan setiap saat, yang
diminum setiap 10-15 menit, mungkin adalah segalanya yang mampu
ditolerir oleh lambung. Produk-produk susu harus dihindari untuk 24-48 jam
pertama selama episode mual dan muntah. Enzim yang membantu mencerna
susu berlokasi pada sel-sel yang melapisi lambung. Dengan muntah, tubuh
dapat menjadi relatif tidak toleran terhadap lactose. Nyeri perut, kembung,
muntah, dan diare mungkin terjadi.
10. Laporan Diskusi
Dalam skenario diatas, seorang pasien pria mengeluh mual muntah
setiap kali makan dan minum. Muntah yang dibarengi dengan mual
merupakan suatu gejala penting untuk menggambarkan adanya gangguan
pada organ tubuh terutama pada bagian pencernaan. Adanya gangguan ini
akan menyebabkan pencernaan makanan terhambat begitu juga absorbsi zatzat makanan. Ketika makanan masuk, organ pencernaan “menolak” dan
akhirnya dimuntahkan. Bila timbul muntah >1jam bisa dipastikan adanya
gangguan motilitas lambung atau karena obstruksi. Pasien juga mengeluhkan
perutnya semakin lama semakin kembung dan dalam pemeriksaan fisikpun
terdapat distensi abdomen. Distensi abdomen yang disertai dengan mual dan
muntah menyebabkan pasien merasa kurang nafsu makan atau biasa disebut
anoreksia yang merupakan gejala yang menonjol pada kelainan GIT atau
diluar GIT.
Pada kasus diatas pasien juga mengatakan bahwa sejak 2 hari
penderita tidak defekasi dan tidak flatus. Tidak adanya defekasi (konstipasi)
kemungkinan disebabkan oleh kurangnya intake makanan atau adanya
penyumbatan (obstruksi) dalam lumen usus sehingga mengganggu pasase.
Terlihatnya masa pada daerah inguinal kanan seperti sosis, perabaan lunak,
dan nyeri tekan dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut menderita ileus
obstruktif yang pada awalnya adalah penyakit hernia.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PENYAKIT ILEUS OBSTRUKSI
A. Konsep Medis
1. Definisi
Obstruksi ileus adalah kerusakan total atau parsial aliran dari usus.
Kebanyakan terjadi pada usus halus khususnya di ileum, segmen paling
sempit.
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya
obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus
terbagi dua yaitu ileus obstruksi dan ileus paralitik.2 Hambatan pasase usus
dapat disebabkan oleh adanya obstruksi lumen usus atau oleh adanya
gangguan peristaltik.
2. Etiologi
a.

Mekanis

: Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat
diatasi oleh peristaltic. Contohnya : intussusepsi, tumor
dan neoplasma, stenosis, striktur, perlekatan, hernia dan
abses.

b.

Fungsional : Muskulator usus tidak mampu mendorong isi sepanjang
usus.

3. Patofisiologi
Pada saat intestinal tidak mampu mengabsorpsi dan mendorong isi ke
bagian bawah saluran cerna, maka pada daerah tersebut akan mengalami
distensi. Pada keadaan demikian, maka intestinal berupaya mendorong isi ke
bagian bawah sehingga terjadi peristaltik usus yang berlebihan. Kemudian
oleh karena peristaltik usus yang berlebihan tersebut maka akan merangsang
sekresi intestinal yang berlebihan sehingga terjadilah distensi. Hal ini akan
menyebabkan

oedema

pada

daerah

bowel

dengan

meningkatnya

permeabilitas kapiler, lalu plasma masuk ke dalam cavum peritoneal sehingga
cairan terjebak dalam lumen intestinal akhirnya terjadi penurunan absorpsi
cairan elektrolit di dalam vaskuler. Dan dengan peningkatan distensi maka
tekanan intralumen meningkat, menyebabkan penurunan tekanan vena dan
kapiler arteri sehingga terjadi iskemia dinding usus dan kehilangan cairan
menuju ruang peritonium akibatnya terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari
usus, bakteri yang berlangsung cepat menimbulkan peritonitis septik ketika
terjadi kehilangan cairan yang akut maka kemungkinan terjadi syok
hipovolemik. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi
stranggulasi akan menyebabkan kematian.
4. Manifestasi klinis
a. Nyeri tekan pada abdomen
b. Mual dan muntah
c. Konstipasi (sulit BAB).
d. Distensi abdomen.
e. BAB darah dan lendir tapi tidak ada feces dan flatus
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan sinar x: Untuk menunjukan kuantitas abnormal dari gas atau
cairan dalam usus.
b. Pemeriksaan laboratorium (misalnya pemeriksaan elektrolit dan jumlah
darah lengkap) akan menunjukan gambaran dehidrasi dan kehilangan
volume plasma dan kemungkinan infeksi.
c. Pemeriksaan radiogram abdomen sangat penting untuk menegakkan
diagnosa obstruksi usus. Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh udara
dalam usus halus, tetapi tidak ada gas dalam usus.
d. Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen.
e. Rontgen abdomen dalam posisi telentang: mencari penyebab (batu
empedu, volvulus, hernia).
6. Komplikasi
a. Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehinnga
terjadi peradangan atau infeksi yang hebat pada intra abdomen.
b. Perforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi selalu lama pada organ
intra abdomen.
c. Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik
dan cepat.
d. Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.
7. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan
dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah dengan intubasi dan
kompresi, memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan
obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
a. Perawatan
Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, menghilangkan peregangan
dan muntah dengan intubasi dan kompresi, memperbaiki peritonitis dan
syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki
kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
b. Farmakologi
Obat antibiotik dapat diberikan untuk membantu mengobati atau
mencegah infeksi dalam perut, obat analgesic untuk mengurangi rasa
nyeri.
c. Parasintesis
Prosedur ini juga disebut tekan perut atau peritoneum atau dimasukkan
obat khusus di dalam perut. Menghapus cairan tambahan dapat membantu
bernafas lebih mudah dan merasa lebih nyaman. Cairan dapat dikirim ke
laboratorium dan diperiksa untuk tanda-tanda infeksi atau masalah lainnya
d. Pembedahan
1) Kolostomi: kolostomi adalah prosedur untuk membuat stoma
(pembukaan) antara usus dan dinding perut. Ini mungkin dilakukan
sebelum memiliki operasi untuk menghapus usus yang tersumbat.
2) Stent: stent adalah suatu tabung logam kecil yang memperluas daerah
usus yang tersumbat. Dengan Menyisipkan stent ke dalam usus
menggunakan ruang lingkup (tabung, panjang ditekuk tipis).
B. Konsep keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku dan gaya hidup.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien
pada saat dikaji. Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan
nyeri pada abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan
lepas, abdomen tegang dan kaku.
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Mengungkapkan

hal-hal

yang

menyebabkan

klien

mencari

pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST:
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q : Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul
atau terus- menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala
numeric 1 s/d 10.
T : Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan
memperingan keluhan.
4) Riwayat kesehatan masa lalu : Perlu dikaji apakah klien pernah
menderita penyakit yang sama, riwayat ketergantungan terhadap
makanan/minuman, zat dan obat-obatan.
5) Riwayat kesehatan keluarga : Apakah ada anggota keluarga yang
mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
c. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelelahan dan ngantuk.
Tanda : Kesulitan ambulasi
2) Sirkulasi
Gejala : Takikardia, pucat, hipotensi ( tanda syok).
3) Eliminasi
Gejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus
Tanda : Perubahan warna urine dan feces
4) Makanan/cairan
Gejala :anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.
Tanda : muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecahpecah. Kulit buruk.
5) Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.
Tanda : Distensi abdomen dan nyeri tekan.
6) Pernapasan
Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,
Tanda : Napas pendek dan dangkal
d. Diagnostik Test
1) Pemeriksaan sinar X: akan menunjukkan kuantitas abnormal dari gas
dan cairan dalam usus dan pemeriksaan simtologi.
2) Hb dan PCV: meningkat akibat dehidrasi
3) Leukosit: normal atau sedikit meningkat
4) Ureum dan eletrolit: ureum meningkat, Na+ dan Cl- rendah
5) Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen
6) Rontgen abdomen dalam posisi telentang, penyebab (batu empedu,
volvulus, hernia).
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output cairan berlebihan,
mual dan muntah.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi nutrisi, anoreksia.
d. Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemanjanan/mengingat,
kesalahan interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi,
keterbatasan kognitif.
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN KELUHAN MUAL DAN MUNTAH
1.

Pengkajian

A. Data Demografi
Biodata
1) Nama

:-

2) Umur

: 45 tahun

3) Jenis Kelamin

: Laki-laki

4) Agama

:-

5) Alamat

:-

6) Suku/Bangsa

:-

7) Pekerjaan

:-

8) Pendidikan

:-

9) Status kawin

:-

10) Diagnosa Medis

: Ileus Obstruktif

B. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan Masuk Rumah Sakit : Klien mengeluh sejak 3 hari yang lalu
perut terasa mual dan muntah.
2) Keluhan Utama

: Klien mengeluh mual dan muntah.

3) Riwayat Keluhan Utama

: Klien mengatakan perutnya semakin
lama semakin kembung. Nafsu makan
berkurang, urin menjadi sedikit.

C. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

:-

D. Riwayat Kesehatan Keluarga

:-

E. Pola Kehidupan Sehari-hari

:-

F. Keadaan Umum
1) Tanda-tanda vital
 TD

: 100/70 mmHg

 SB

:-

 N

: 90x/mnt
2) Kesadaran : 3) GCS
 Eye

:-

 Motorik :  Verbal : 4) Pemeriksaan Fisik : Menunjukkan keadaan umum penderita tampak
lemah, muka pucat, mata cekung. Tensi: 100/70
mmHg, nadi 90 x/mnt, adanya distensi abdomen,
tampak masa pada daerah inguinal kanan seperti
sosis, perabaan lunak, nyeri tekan, sejak 2 hari
penderita tidak defekasi dan tidak flatus.
G. Pemerisaan Penunjang : -

Data Fokus
Data Subjektif

Data Objektif

1. Klien mengeluh sejak 3 hari

 Pemeriksaan fisik menunjukkan

yang lalu perut terasa mual dan

keadaan

muntah terus setiap kali diberi

tampak lemah,

makan

dan

semakin

minum,
lama

perut
semakin

kembung.
2. Klien mengatakan nafsu makan
berkurang,
3. Klien mengatakan urin sedikit.
4. Klien mengatakan sejak 2 hari
tidak defekasi dan tidak flatus.

umum

penderita

 Muka klien tampak pucat.
 Mata klien tampak cekung.
 Hasil Tensi : 100/70 mmHg,
 N : 90x/mnt.
 Saat dipalpasi adanya distensi
abdomen.
 Saat pemeriksaan tampak masa
pada daerah inguinal kanan
seperti sosis dengan perabaan
lunak.
 Terdapat nyeri tekan.
Analisa Data
No
1.

Data

Penyebab

DS :
 Klien mengeluh sejak

Tumor/Neoplasma

3 hari yang lalu perut
terasa

mual

dan

muntah terus setiap
kali diberi makan dan

(mekanis) dan
ketidakmampuan
muskulator usus untuk
mendorong
(fungsional)

minum, perut semakin
lama

semakin

kembung.

Obstruksi lumen
saluran cerna

 Klien mengatakan urin
Peningkatan tahanan
saluran cerna

sedikit.
DO :
 Pemeriksaan

TTV

didapatkan hasil TD:

Peningkatan
peristaltik

100/70 mmHg, N :
80x/mnt.

Intermiten hingga
menghilang

 Muka klien tampak
pucat.

Distensi saluran cerna

 Mata klien tampak
cekung.

Peningkatan tekanan
pada lumen saluran
cerna
Perasaan penuh pada
saluran cerna
Ransangan ke nervus
vagus
Pengaktifan pusat
muntah (medula
oblongata)
Mual disertai muntah
yang berlebihan

Masalah
Resiko

devisit

volume cairan
Output cairan yang
berlebihan
Devisit volume cairan
2.

DS :

Tumor/Neoplasma

 Klien

mengatakan

nafsu

makan

berkurang.

(mekanis) dan

ketidakseimbangan

ketidakmampuan

nutrisi kurang dari

muskulator usus untuk kebutuhan tubuh

 Klien mengeluh sejak

mendorong

3 hari yang lalu perut

(fungsional)

terasa

mual

dan

muntah terus setiap
kali diberi makan dan
minum, perut semakin
lama

semakin

Obstruksi lumen
saluran cerna
Peningkatan tahanan
saluran cerna

kembung.
Peningkatan
peristaltik

DO :
 Saat dipalpasi adanya
distensi abdomen.
 Saat
tampak

Resiko

pemeriksaan
masa

pada

Intermiten hingga
menghilang
Distensi saluran cerna

daerah inguinal kanan
seperti sosis dengan
perabaan lunak.

Peningkatan tekanan
pada lumen saluran
cerna

 Terdapat nyeri tekan.
Perasaan penuh pada
saluran cerna
Ransangan ke nervus
vagus
Pengaktifan pusat
muntah (medula
oblongata)
Mual disertai muntah
yang berlebihan
Anoreksia
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
DS :
 Klien

Tumor/Neoplasma
mengatakan

(mekanis) dan

dan

defekasi:

ketidakmampuan

sejak 2 hari tidak
defekasi

Gangguan pola

konstipasi

tidak muskulator usus untuk

flatus.

mendorong

DO :

(fungsional)

 Saat dipalpasi adanya
Obstruksi lumen
saluran cerna

distensi abdomen.

Peningkatan tahanan
saluran cerna
Penurunan kapasitas
distribusi makanan
dalam sal. cerna
Susah BAB
Gangguan eliminasi :
konstipasi
2. Daftar Diagnosa Keperawatan
a. Resiko devisit volume cairan
b. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Gangguan pola defekasi: konstipasi
SKENARIO II
Seorang perempuan masuk Rumah Sakit dengan keluhan, muntah coklat
kehitaman, nyeri epigastrium, lemah, pucat, konjungtiva anemis, diaforesis, BAB
hitam, agak encer. TD : 100/PP, nadi lemah > 120x/mnt, RR > 30x/mnt.
Anoreksia sudah 1 hari, bibir kering, tremor, klien kencing agak sedikit dan warna
pekat.
1.

Klarifikasi Istilah-Istilah Penting
 Nyeri epigastrium, Suatu sensasi tidak nyaman yang terjadi dibawah
sternum, apabila terdapat refluks kandungan asam dari lambung ke dalam
esofagus.
 Konjungtiva, membran mukosa dibawah mata.
 Lemah , tidak bertenaga atau tidak kuat
 Anemis, suatu tanda yang disebabkan oleh penurunan suplai oksigen.
 Anorexia, atau turunnya nafsu makan . tidak ada keinginan untuk makan
walaupun ada rasa lapar.
 Diaforesis, keringat dingin
 Tremor, tubuh gemetar yang disebabkan oleh gerakan otot ritmis bolakbalik yang tidak disengaja.

2.

Kata/Problem kunci
 Muntah coklat kehitaman
 Nyeri epigastrium
 BAB hitam
 TD 100/PP
4.

Pertanyaan-Pertanyaan Penting
a. Apakah yang menyebabkan penderita muntah coklat kehitaman ?
b. Apakah yang menyebabkan penderita mengalami nyeri epigastrium ?
c. Apakah yang menyebabkan BAB penderita hitam ?
d. Apakah yang menyebabkan konjungtiva penderita anemis ?
e. Apakah yang menyebabkan klien kencing sedikit dan warna pekat ?
f. Mengapa klien mengalami tremor ?

5.

Jawaban Pertanyaan
a. Muntah yang berwarna coklat kehitaman disebabkan oleh adanya
perdarahan

yang

kemudian teroksidasi oleh HCl dan bakteri yang

terdapat pada organ pencernaan.
b. Penyebab penderita mengalami nyeri epigastrium karena nyeri pada
epigastrium merupakan nyeri yang dirasakan pada perut bagian atas
tengah, nyeri ini akan menggambarkan adanya gangguan pada beberapa
organ pencernaan seperti lambung, duodenum, hati, pankreas, dan
empedu.
c. Penyebab BAB penderita hitam (melena) karena melena terjadi, jika darah
berada dalam usus besar dalam jangka waktu lama sehingga bakteri akan
mengurainya menjadi senyawa kimia (hematin) yang berwarna hitam.
Oleh karena itu, melena biasanya menandakan perdarahan dari saluran
cerna bagian atas (misalnya, perdarahan dari ulkus lambung atau
duodenum).
d. Penyebab konjungtiva penderita anemis karena konjungtiva anemis
merupakan salah satu tanda dari penyakit anemia (kekurangan darah).
Pada kasus tersebut konjungtiva anemis disebabkan oleh kemungkinan
terjadinya perdarahan di organ pencernaan yang dibuktikan oleh BAB
hitam dan muntah yang berwarna cokelat kehitaman.
e. Urine yang sedikit dan berwarna kuning pekat disebabkan oleh adanya
gangguan pada organ hati , ginjal, dehidrasi, dan gangguan pada organ
tubuh lainnya.
f. Klien mengalami tremor karena adanya perubahan status kesehatan yang
serius.
6.

Tujuan Pembelajaran Selanjutnya
 Bagaimana mekanisme penyakit hematemesis melena ?

7.

Informasi Tambahan
Pada dasarnya hematemesis adalah muntah darah hitam, sedankan
melena adalah pengeluaran kotoran atau fecess yang hitam yang umumnya
berasal dari saluran cerna bagian atas. Warna hematemsis tergantung pada
lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan asam lambung dan besar
kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi, kemerah-merahan
dan bergumpal-gumpal.
Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal
dan menimbulkan bau yang khas yang menunjukan perdarahan saluran cerna
bagian atas serta dicernanya darah pada usus halus. Warna gelap atau hitam
berasal dari konversi hemoglobin menjadi hematin oleh bakteri setelah 14
jam.
Biasanya terjadi hematemesis bila ada pendarahan di daerah proksimal
jejenum dan melena dapat terjadi tersendiri atau bersama – sama dengan
hematemesis. Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 50 – 100 ml, baru
dijumpai keadaan melena. Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis
atau melena sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya
pendarahan saluran makanan bagian atas. Hematemesis dan melena
merupakan keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera di rumah
sakit.

8.

Klarifikasi Informasi
Pada dasarnya hematemesis dan melena merupakan suatu keadaan yang
terjadi pada penyakit gastritis karena berhubungan erat dengan erosi atau
perlukaan mukosa lambung, sehingga memberikan komplikasi yang besar
pad gastritis yaitu perdarahan.

9.

Analisa Dan Sintesis Informasi

a. Jelaskan anatomi, fisiologi dan biomedik system digestive !
Anatomi, fisiologi dan biomedik system digestive antara lain :
a) Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang
dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses
peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.
Menurut histology e sofagus dibagi menjadi tiga bagian:
o

Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

o

Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

o

Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

b) Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti
kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu: Kardia, fundus dan antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi
secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel
yang melapisi lambung menghasilkan zat penting yaitu :
o

Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan
yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
o

Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan
oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga
berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh
berbagai bakteri.
c)

Usus halus
Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di

antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah
yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa
(sebelah dalam), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot
memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus
halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
o Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus
yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari
usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum
Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang
berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang
bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan
sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

o Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum)
adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari
(duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian
usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam
tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan
terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara
histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.
Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti
“lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa
Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.
o Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m
dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
b. Jelaskan penyebab terjadinya BAB hitam !
BAB hitam disebabkan oleh adanya perdarahan. Terjadinya pendarahan
karena disebabkan oleh satu atau banyak penyebab diantaranya:
a) Kelainan pada esofagus
o

Varises osefagus
Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai dengan pembesaran
abnormal pembuluh darah vena di esofagus bagian bawah, Varises
esophagus biasanya tidak bergejala, kecuali jika sudah robek dan
berdarah. Varises esofagus terjadi jika aliran darah menuju hati
terhalang. Penyebab utama varises esophagus biasanya merupakan
komplikasi sirosis dimana sirosis adalah gangguan serius dari hepar,
yang merupakan bekas luka ireversibel dari jaringan hepar, sering
hasil dari penyakit hati alkoholik atau hepatitis B atau infeksi heptitis
C. Penderita dengan hematemesis melena yang di sebabkan oleh
pecahnya varises osefagus tidak pernah mengeluh perih dan rasa sakit
di epigastrium. Pada umumnya sifat pendarahan timbul spontan dan
masif. Darah yang di muntahkan berwarna kehitam hitaman dan tidak
membeku karena telah bercampur dengan asam lambung.
o

Karsinoma osefagus
Gejala utama karsinoma esofagus ialah disfagia (kesulitan menelan)
progresif yang berangsur-angsur menjadi berat. Keluhan ini dapat
berlangsung beberapa minggu sampai berbulan-bulan. Mula-mula
disfagia timbul bila makan makanan padat, sampai akhirnya makanan
cair ataupun air liurpun sangat mengganggu. Semua ini menyebabkan
penderita menjadi kurus dengan keadaan gizi kurang.
Karsinoma osefagus sering memberikan keluhan berupa melena di
bandingkan hematemesis. Disamping mengeluh disfagia, badan
cenderung menurun dan anemia, hanya sesekali penderita muntah
darah, itupun tidak masif.

o

Sindroma Mallory-Weiss
Mallory-Weiss sindrom atau sindrom laserasi gastro-esofagus adalah
luka robek atau lecet pada bagian bawah kerongkongan dan bagian
atas lambung selama muntah-muntah atau cekukan yang kuat.
Penyebab penyakit ini sering berhubungan dengan alkoholisme dan
gangguan makanan, selain itu faktor predisposisi syndrome ini
berhubungan dengan adanya henia hiatus, mual, muntah,batuk,trauma
tumpul

abdomen,dan

resusitasi

cardiopulmoner.

Hematemesis

biasanya timbul di dahului muntah- muntah hebat tanpa isi yang
kemudian akan mengerosi atau menyebabkan luka robek pada bagian
bawah kerongkongan dan bagian atas lambung sehingga menimbulkan
pendarahan.
o

Esofangitis dan Tukak esofagus
Esofagus bila sampai menimbulkan pendarahan lebih sering
intermiten atau kronis dan biasanya ringan sehingga lebih sering
timbul melena di bandingkan hematemesis. Tukak di osefagus jarang
sekali menimbulkan pendarahan, jika di bandingkan dengan tukak
lambung dan duodenum.
b) Kelainan pada lambung
o

Gastritis erosiva hemoragika
Hematemesis bersifat tidak masif dan timbul setelah penderita minum
obat-obatan yang menyebabkan iritasi lambung. Sebelum muntah
penderita mengeluh nyeri ulu hati. Perlu ditanyakan apakah penderita
sedang atau sering menggunakan obat artitis (NSAID dan steroid)
ataukah sering minum alkohol atau jamu-jamuan, sebab obat- obataan
diatas dapat menyebabkan erosi pada lambung sehingga dapat
menimbulkan pendarahan.

o

Tukak lambung
Tukak lambung adalah gejala penyakit yang menyerang lambung
dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada lambung yang
menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada perut. Penderita mengalami
dispepsi berupa mual, muntah, nyeri ulu hati dan sebelum
hematemesis didahului rasa nyeri atau pedih di epigastrum yang
berhubungan dengan makanan. Sesaat sebelum timbul hematemesis
karena rasa nyeri dan pedih dirasakan semakin hebat. Setelah muntah
darah rasa nyeri dan pedih berkurang. Sifat hematemesis tidak begitu
masif dan melene lebih dominan dari hematemesis.

o

Karsinoma lambung
Insidensi karsinoma lambung di negara kita tergolong sangat jarang
dan pada umumnya datang berobat sudah dalam fase lanjut, dan sering
mengeluh rasa pedih, nyeri di daerah ulu hati sering mengeluh merasa
lekas kenyang dan badan menjadi lemah , adanya penuruna berat
badan dan bial kanker lambung bertambah besar maka akan teraba
masa pada dinding perut. kadang penderita mengeluh adanya
hematemesis, walaupun Lebih sering mengeluh karena melena.

c. Sebutkan penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan BAB hitam !
Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan BAB hitam yaitu :
o Ulkus peptikum
o Gastrititis
o Hematemesis melena
d. Jelaskan patofisiologi terjadinya BAB hitam !
Patofisiologi terjadinya BAB hitam yaitu :
Pada gagal hepar sirosis kronis, kematian sel dalam hepar
mengakibatkan peningkatan tekanan vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk
saluran kolateral dalam submukosa esopagus dan rektum serta pada dinding
abdomen anterior untuk mengalihkan darah dari sirkulasi splenik menjauhi
hepar. Dengan meningkatnya teklanan dalam vena ini, maka vena tsb menjadi
mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah (disebut varises). Varises
dapat pecah, mengakibatkan perdarahan gastrointestinal masif. Selanjutnya
dapat mengakibatkan kehilangan darah tiba-tiba, penurunan arus balik vena
ke jantung, dan penurunan curah jantung. Jika perdarahan menjadi
berlebihan, maka akan mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.
Dalam berespon terhadap penurunan curah jantung, tubuh melakukan
mekanisme kompensasi untuk mencoba mempertahankan perfusi. Mekanisme
ini merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala utama yang terlihat pada saat
pengkajian awal. Jika volume darah tidak digantikan , penurunan perfusi
jaringan mengakibatkan disfungsi seluler. Sel-sel akan berubah menjadi
metabolsime anaerobi, dan terbentuk asam laktat. Penurunan aliran darah
akan memberikan efek pada seluruh sistem tubuh, dan tanpa suplai oksigen
yang mencukupi sistem tersebut akan mengalami kegagalan.
e. Jelaskan pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yang dibutuhkan untuk mendiagnosis klien dengan kasus BAB hitam !
Pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang dibutuhkan untuk mendiagnosis klien dengan kasus BAB
hitam yaitu :
o Anamnesis
Dilakukan anmnesis yang teliti dan bila keadaan umum penderita lamah
atau kesadaran menurun maka dapat diambil aloanamnesis. Perlu
ditanyakan riwayat penyakit dahulu, misalnya hepatitis, penyakit hati
menahun,

alkoholisme,

penyakit

lambung,

pemakaian

obat-obat
ulserogenik dan penyakit darah seperti: leukemia dan lain-lain. Biasanya
pada perdarahan saluran makan bagian atas yang disebabkan pecahnya
varises esofagus tidak dijumpai adanya keluhan rasa nyeri atau pedih di
daerah epigastrium dan gejala.
o Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik penderita perdarahan saluran makan bagian atas yang
perlu diperhatikan adalah keadaan umum, kesadaran, nadi, tekanan darah,
tanda-tanda anemia dan gejala-gejala hipovolemik agar dengan segera
diketahui keadaan yang lebih serius seperti adanya rejatan atau kegagalan
fungsi hati. Disamping itu dicari tanda-tanda hipertensi portal dan sirosis
hepatis, seperti spider naevi, ginekomasti, eritema palmaris, caput
medusae, adanya kolateral, asites, hepatosplenomegali dan edema tungkai.
o Pemeriksaan Penunjang
Untuk pemeriksaan penunjang

BAB hitam dengan cara pemeriksaan

endoskopi, ultrasonografi dan scanning hati.
f. Uraikan pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis dan
nonfarmakologis pada klien dengan kasus BAB hitam !
Pengkajian

penatalaksanaan

medis

berupa

terapi

farmakologis

dan

nonfarmakologis pada klien dengan kasus BAB hitam dilakukan ddngan cara
mengobati perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini mungkin dan
sebaiknya diraat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan yang teliti
dan pertolongan yang lebih baik. Pengobatan penderita perdarahan saluran
makan bagian atas meliputi :
o

Penderita harus diistirahatkan mutlak, obat-obat yang menimbulkan efek
sedatif morfin, meperidin dan paraldehid sebaiknya dihindarkan.

o

Penderita dipuasakan selama perdarahan masih berlangsung dan bila
perdarahan berhenti dapat diberikan makanan cair.

o

Infus cairan langsung dipasang dan diberilan larutan garam fisiologis
selama belum tersedia darah.

o

Pengawasan terhadap tekanan darah, nadi, kesadaran penderita dan bila
perlu dipasang CVP monitor.
o

Pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit perlu dilakukan untuk
mengikuti keadaan perdarahan.

o

Transfusi darah diperlukan untuk menggati darah yang hilang dan
mempertahankan kadar hemoglobin 50-70 % harga normal.

o

Pemberian obat-obatan hemostatik seperti vitamin K, 4 x 10 mg/hari,
karbasokrom (Adona AC), antasida dan golongan H2 reseptor antagonis
(simetidin atau ranitidin) berguna untuk menanggulangi perdarahan.

o

Dilakukan klisma atau lavemen dengan air biasa disertai pemberian
antibiotika yang tidak diserap oleh usus, sebagai tindadakan sterilisasi
usus. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan
produksi amoniak oleh bakteri usus, dan ini dapat menimbulkan
ensefalopati hepatik.

g. Berikan pendidikan kesehatan pada klien !
Pendidikan kesehatan pada klien antara lain :
o Perbanyak makan daging.
Dengan mengkonsumsi daging, pasokan zat besi yang masuk ke tubuh
akan terjaga. Dengan demikian, produksi hemoglobin kembali normal.
Hanya saja, Anda perlu mencermati kualitas daging yang Anda konsumsi.
o Perbanyak makan buah dan sayur.
Makanan penambah darah lainnya adalah buah-buahan. Jenis yang paling
baik adalah anggur, buah plum, apel, anggur kering atau kismis, melon dan
masih banyak lagi lainnya. Buah sebenranya tidak mengandung zat besi,
namun konsumsi buah-buahan bisa membantu proses pengangkutan zat
besi di dalam tubuh sehingga proses produksi hemoglobin atau sel darah
merah bisa lebih baik. Selain buah, sayuran tertentu juga merupakan
makanan penambah darah yang baik. Sebut saja lobak, sawi, brokoli,
kentang, kacang polong hijau, bayam, ubi dan masih banyak lagi jenis
sayuran lainnya. Di antara semua deretan sayuran yang disebutkan, boleh
jadi ubi menempati urutan paling penting sebab ia tak hanya mengandung
zat besi yang sangat penting dalam pembentukan darah, tetapi ia juga
mampu mengaktifkan sel darah merah dan juga menambah oksigen di
dalam darah.
10. Laporan Diskusi
Dalam skenario tersebut, seorang perempuan mengeluh mengalami
muntah coklat kehitaman. Muntah yang berwarna coklat kehitaman ini
biasanya merupakan tanda dari adanya perdarahan. Hematemesis merupakan
muntah darah yang bersumber dari arteri atau vena. Warna hematemesis
tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan asam
lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi
atau kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal. Perdarahan yang terjadi ini
kemungkinan disebabkan oleh adanya perlukaan pada lapisan dinding organ
pencernaan atas misalnya pada lambung dan esofagus, hal ini semakin
diperkuat dengan adanya nyeri di daerah epigastrium. Kondisi pasien yang
pucat dengan konjungtiva anemis menandakan bahwa pasien mengalami
kekurangan darah (anemia) akibat dari perdarahan yang terjadi.
Anoreksia yang sudah 1 hari dialami pasien kemungkinan disebabkan
oleh adanya muntah. Hal ini mengakibatkan kurangnya asupan nutrisi yang
cukup untuk pasien. Sehingga pasien merasa lemah, TD rendah yaitu 100/PP,
nadi lemah dan mengalami tremor. Selain itu klien kencing agak sedikit dan
berwarna pekat yang biasanya menandakan adanya dehidrasi atau adanya
gangguan pada beberapa organ tubuh yang penting.
BAB hitam, agak encer atau bisa disebut melena adalah keluarnya
tinja yang lengket dan hitam seperti aspal dan menimbulkan bau yang khas
yang menunjukan pendarahan saluran cerna bagian atas serta di cernanya
darah pada usus halus. Warna merah gelap atau hitam berasal dari konversi
hemoglobin menjadi hematin oleh bakteri.

Dan dari gejala-gejala yang

dialami klien tersebut dapat dipastikan bahwa klien menderita gastritis.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PENYAKIT GASTRITIS
A.
1.

KONSEP MEDIS
Definisi
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani
yaitu

gastro,

yang

berarti

perut/lambung

dan

itis

yang

berarti

inflamasi/peradangan. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung
(Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492).
Gastritis adalah segala radang mukosa lambung( Buku Ajar
Keperawatan Medikal

Bedah ,Edisi

Kedelapan

hal 1062). Gastritis

merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung
yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local(Patofisiologi, Sylvia A
Price hal 422).
Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga
diartikan sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan merupakan
penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya
itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan
tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan
bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter
pylori.Peradangan ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding
lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut.
2.

Etiologi
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan
dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Beberapa
penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinyagastritis antara lain :
a)

Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri
H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi
dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana
bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan
tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering
terjadi pada masa kanak – kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika
tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui
sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering
terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan
perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu
perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana
kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak.
Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat
mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat
dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga
meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi
sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak
mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini
mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian
orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.
b) Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.
c)

Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin,
ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung
dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi
dinding lambung. Jika pemakaian obat – obat tersebut hanya sesekali
maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika
pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang
berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.

d) Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan
mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding
lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi
normal.
e)

Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan
pendarahan dan gastritis.
f)

Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka
bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok
serta pendarahan pada lambung.

g) Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika
sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam
dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara
bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjarkelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor
intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin
B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious
anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat
mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic
gastritis terjadi terutama pada orang tua.
h) Radiasi and kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi
dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung
yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer.
Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi
biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan
kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding
lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.
3.

Patofisiologi
a)

Gastritis akut
Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal
Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan
gastritis.Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti
aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada
lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat – obat tersebut
hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan
kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau
pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkangastritis dan peptic
ulcer.Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan
mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.
Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang
mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein
seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu
terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu sering
kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung
berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.
Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat
menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma
menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung
mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya terjadi
difusi balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan
asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak.
b) Gastritis kronik
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A
(sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan
sel parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini
dihubungkan dengan penyakit otoimun, seperti anemia pernisiosa dan
terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.Tipe B (kadang disebut
sebagai gastritis H. pylory) Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylory,
faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan
dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung. H. Pylori
termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat
mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung. Keberadaan
bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung
melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan
tersebut. Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri
menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan tubuh akan merespon
infeksi bakteri H. Pyloritersebut dengan mengirimkan butir-butir
leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi lainnya.
Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H.
Pylori tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan
tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus
meningkat dan tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa
perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra
dikirim untuk menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga
merupakan sumber nutrisi bagi H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel
lambung semakin rusak sehingga terbentuk ulserasi superfisial dan bisa
menyebabkan hemoragi (perdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan
bahkan tukak lambung akan terbentuk.
4.

Manifestasi Klinis
Gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan
asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada
kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :
a)

Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai
terjadi renjatan karena kehilangan darah. Pada sebagian besar kasus,
gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan – keluhan itu
misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat
ditunjuk dengan tepat lokasinya. Kadang – kadang disertai dengan
mual- mual dan muntah.

b) Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
c)

Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah
samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia
defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.

d) Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali
mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan
tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi,
pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.
5.

Komplikasi
a)

Gastritis akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah
perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan
melena, dapat berakhir sebagai syock hemoragik. Khusus untuk
perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran
klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik
penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak
duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat
ditegakkan dengan endoskopi.

b) Gastritis kronis
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan
vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum
pylorus. Gastritis Kronis juka dibiarkan dibiarkan tidak terawat,
gastritis akan dapat menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan pada
lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko
kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus
pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.
6.

Pemeriksaan Penunjang
Menurut Brunner dan Suddart (2000) pemeriksaan pada penyakit gastritis
terdiri dari :
a)

Gastritis akut
o Gastroskopi : mukosa lambung erosi
o Gastroskopi : mukosa lambung erosi
o Barium kontras : erosi superfisial

b) Gastritis Kronik
o Gastrin serum
o Schilling test
o Barium swallow
7.

Penatalaksanaan
Obat yang dipergunakan untuk gastritis adalah Obat yang mengandung
bahan-bahan yang efektif menetralkan asam dilambung dan tidak diserap ke
dalam tubuh sehingga cukup aman digunakan (sesuai anjuran pakai
tentunya). Semakin banyak kadar antasida di dalam obat maag maka
semakin banyak asam yang dapat dinetralkan sehingga lebih efektif
mengatasi gejala sakit gastritis dengan baik. Pengobatan gastritis tergantung
pada penyebabnya. Gastritis akut akibat konsumsi alkohol dan kopi
berlebihan, obat-obat NSAID dan kebiasaan merokok dapat sembuh dengan
menghentikan konsumsi bahan tersebut.
Gastritis kronis akibat infeksi bakteri H. pylori dapat diobati dengan
terapi eradikasi H. pylori. Terapi eradikasi ini terdiri dari pemberian 2
macam antibiotik dan 1 macam penghambat produksi asam lambung, yaitu
PPI (proton pump inhibitor). Untuk mengurangi gejala iritasi dinding
lambung oleh asam lambung, penderita gastritis lazim diberi obat yang
menetralkan atau mengurangi asam lambung, misalnya :
c)

Antasid : Obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan
merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan.
Antasida menetralkan asam lambung sehingga cepat mengobati gejala
antara lain promag, mylanta, dll.

d) Penghambat asam (acid blocker) : Jika antasid tidak cukup untuk
mengobati gejala, dokter biasanya meresepkan obat penghambat asam
antara lain simetidin, ranitidin, atau famotidin.
e)

Proton pump inhibitor (penghambat pompa proton) : Obat ini bekerja
mengurangi asam lambung dengan cara menghambat pompa kecil
dalam sel penghasil asam. Jenis obat yang tergolong dalam kelompok
ini adalah omeprazole, lanzoprazole, esomeparazol, rabeprazole, dll.
Untuk mengatasi infeksi bakteri H. pylori, biasanya digunakan obat dari
golongan
antibiotika.

penghambat

pompa

proton,

dikombinasikan

dengan
B.
1.

KONSEP KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Aktifitas/Istirahat
Gejala: Kelemahan, kelelahan.
Tanda: Takikardia,

takipnea/hiperventilasi

(respons

terhadap

takikardia,

disritmia(hi

aktivitas).
b. Sirkulasi
Gejala: Hipotensi

(termasuk

postural),

povolemia, hipoksemia), kelemahan/nadi perifer lemah, pengisian
kapilerlambat/perlahan(vasokontriksi),warna kulit: Pucat, sianosis,
terrgantung padda jumlah
kelembaban

kehilangan

kulit/membrane

darah,

mukosa : berkeringat (menunjukkan

status syok, nyeri akut, respon psikologik).
c. Integritas Ego
Gejala: Faktor stress akut atau kronis (keuangan, keluarga, kerja),
perasaan tidak berdaya.
Tanda :Tanda ansietas, misalnya

gelisah, pucat,

berkeringat,perh

atian menyempit, gemetar, suara gemetar.
d. Eliminasi
Gejala : Riwayat perawatan di rumah sakit
perdarahan GI

atau masalah

yang

sebelumnya karena

berhubungan

dengan

GI

misalnya luka peptic/gaster, gastritis, bedah gaster, radiasi area gaster,
perubahan
Tanda: Nyeri

pola
tekan

hiperaktif selama

defekasi/

karakteristik

abdomen;

distensi, bunyi

perdarahan,

hipoaktif

usus:

feses.
sering

setelah perdarahan,

karakter feses: diare, darah warna gelap, kecoklatan, atau kadangkadang merah

cerah; berbusa, bau busuk (steatore),

konstipasi dapat terjadi

(perubahan

haluaran urine: menurun, pekat.

diet,

penggunaan

antasida),
e. Makanan dan cairan
Gejala: Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga
obstruksi pilorik bagian luar sehubungan

dengan luka duodenal),

masalah menelan; cegukan, nyeri ulu hati, sendawa bau asam,
mual/muntah, tidak toleran terhadap makanan, contoh makanan
pedas, coklat; diet khusus untuk penyakit ulkus sebelumnya, penurunan
berat badan.
Tanda: Muntah: Warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa
bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa,
turgor kulit buruk (perdarahan kronis), berat jenis urin meningkat.
f. Neurosensori
Gejala: Rasa berdenyut,

pusing/sakit

kepala

karena

sinar,

kelemahan, status mental: tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang
dari agak cenderung tidur, disorientasi/bingung, sampai pingsan dan
koma (tergantung pada volume sirkulasi/oksigenasi).
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala: Nyeri,

digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa

perih;

hebat

nyeri

tiba-tiba

dapat

disertai

terbakar,

perforasi,

rasa

ketidaknyamanan/distress samar-samar setelah makan banyak dan hilang
dengan makan (gastritis akut).
Tanda: Wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit.
2.

Daftar Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peradangan mukosa
lambung akibat peningkatan atau penurunan HCL.
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat.
c) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output cairan yang
berlebihan (muntah, pendarahan) dan asupan cairan yang tidak memadai.
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN KELUHAN BAB HITAM
1.

Pengkajian

A. Data Demografi
Biodata
1.

Nama

:-

2.

Umur

:-

3.

Jenis Kelamin

: Perempuan

4.

Agama

:-

5.

Alamat

:-

6.

Suku/Bangsa

:-

7.

Pekerjaan

:-

8.

Pendidikan

:-

9.

Status kawin

:-

10. Diagnosa Medis

: Gastritis

B. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan Masuk Rumah Sakit

: Klien mengeluh muntah coklat
kehitaman .

2) Keluhan Utama

: Klien mengeluh BAB hitam.

3) Riwayat Keluhan Utama

: Klien mengeluh nyeri epigastrium,
lemah, pucat, konjungtiva anemis,
diaforesis, BAB agak encer, anoreksia
sudah 1 hari, bibir kering tremor, klien
kencing agak sedikit dan warna pekat.

C. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

:-

D. Riwayat Kesehatan Keluarga

:-

E. Pola Kehidupan Sehari-hari

:-
F. Keadaan Umum
1) Tanda-tanda vital
 TD

: 100/PP

 SB

:-

 N

: > 120x/mnt

 RR

: > 30x/mnt

1) Kesadaran : 2) GCS
 Eye

:-

 Motorik :  Verbal : 3) Pemeriksaan Fisik : Menunjukkan keadaan umum penderita tampak
pucat, konjungtiva anemis, nadi lemah dan bibir
kering, tremor dan klien kencing agak sedikit dan
warna pekat.
4) Pemerisaan Penunjang : -
Data Fokus
Data Subjektif
1. Klien

mengeluh

Data Objektif
muntah

berwarna coklat kehitaman.
2. Klien

mengeluh

Nyeri

 Klien tampak pucat
 Konjungtiva anemis.
 TD : 100/PP
 Nadi lemah > 120x/mnt

epigastrium.
3. Klien mengeluh lemah.

 RR > 30x/mnt.

4. Klien

 Bibir kering

mengeluh

berkeringat

dingin (diaforesis).
5. Klien mengatakan tidak nafsu
makan (anoreksia) sudah 1 hari.
6. Klien mengeluh BAB hitam,
agak encer.

 Tremor.
 Kencing agak sedikit dan warna
pekat.
Analisa Data
No
1.

Data
DS :
 Klien
muntah

Etiologi
mengeluh
berwarna

Infeksi bakteri,
obat-obatan,
alkohol, kokain,
stress

Problem
Devisit voleme
cairan

coklat kehitaman.
 Klien mengeluh BAB
hitam, agak encer.
DO :
 Kencing agak sedikit
dan warna pekat.
 Bibir kering.

Produksi HCL
berlebih
Penurunan
pertahanan
mukosa sal.cerna
Iritasi/ peradangan
mukosa lambung

 Tremor.

Penghantaran
ransangan dari
nervus vagus ke
medula oblongata
(pusat muntah)
Mual disertai
muntah yang
berlebihan
Output cairan
yang berlebihan
Devisit volume
cairan
2.

DS :
 Klien mengeluh lemah.
 Klien

mengeluh

berkeringat

Infeksi bakteri,
obat-obatan,
alkohol, kokain,
stress

dingin

(diaforesis)

Produksi HCL
berlebih

DO :
 Klien tampak pucat.
 RR > 30x/mnt.

Penurunan
pertahanan
mukosa sal.cerna

Resti gangguan
perfusi jaring
Iritasi/ peradangan
mukosa lambung
Pendarahan pada
sal. cerna
Hipovolemik
Resiko gangguan
perfusi
3.

DS :
 Klien mengeluh Nyeri
epigastrium.

Infeksi bakteri,
obat-obatan,
alkohol, kokain,
stress

DO :
 TD : 100/PP

Produksi HCL
berlebih

 Nadi lemah > 120x/mnt
 RR > 30x/mnt.

Penurunan
pertahanan
mukosa sal.cerna
Iritasi/ peradangan
mukosa lambung

Perasaan tidak
nyaman pada area
epigastrium
Pelepasan
mediator kimia
(bradikinin,
progstaglandin)
Sensasi nyeri
Nyeri

Gangguan rasa
nyaman (nyeri)
4.

DS :
 Klien mengatakan tidak
nafsu
(anoreksia)

makan
sudah

1

muntah

mengeluh
berwarna

coklat kehitaman.

Penurunan
pertahanan
mukosa sal.cerna

 Klien mengeluh BAB
hitam, agak encer.
DO :
 Bibir kering.

Iritasi/ peradangan
mukosa lambung
Pendarahan pada
sal. cerna
Hematemesis
Melena
Intake nutrisi
berkurang
Perubahan Nutrisi
Kurang dari
kebutuhan tubuh

2.

Perubahan
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh

Produksi HCL
berlebih

hari.
 Klien

Infeksi bakteri,
obat-obatan,
alkohol, kokain,
stress

Daftar Diagnosa Keperawatan
a. Defisit volume cairan
b. Resti gangguan perfusi jaringan
c. Gangguan rasa nyaman nyeri
d. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
SKENARIO III
Seorang wanita berusia 17 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit dengan
keluhan utama sakit perut di daerah kanan bawah. Rasa sakit ini datang tiba-tiba
yang membuat ia terbangun dari tidur tadi malam karena kesakitan. Keluhan
utama diatas disertai rasa mual dan beberapa kali muntah. Pasien pasien juga
mengeluh mengalami menggigil.

1.

Klarifikasi Istilah-Istilah Penting

 Sakit perut , sakit yang dirasakan dimana saja antara dada dan
pangkal paha
 Mual , adalah sensasi tidak menyenangkan ingin muntah, dan
sering berkaitan dan keringat dingin , pucat, air liur, byeri lambung,
kontraksi duodenum, dan refluks isi usus halus ke dalam lambung
 Muntah, suatu refluks kompleks yang di perantarai oleh pusat
muntah di medulla oblongata otak . muntah juga merupakan
pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut dengan
bantuan kontraksi otot-otot perut .
 Menggigil, adalah perasaan dingin disertai dengan getaran tubuh.
2. Kata/Problem kunci
 Sakit perut di daerah kanan bawah
 terbangun dari tidur tadi malam karena kesakitan
4.

Pertanyaan-Pertanyaan Penting
a. Mengapa penderita merasakan sakit perut di daerah kana bawah ?
b. Mengapa penderita sering mengalami kesakitan yang datang secara tibatiba
c. Mengapa sakit perut yang dirasakan penderita disertai rasa mual dan
beberapa kali muntah ?
d. Mengapa penderita mengalami menggigil ?

5.

Jawaban Pertanyaan
a. Penderita merasakan sakit perut di daerah kana bawah karena penyebab
yang paling sering adalah radang dari usus buntu atau Appendicitis,
kemudian penyebab lain yang cukup sering adalah infeksi saluran kencing,
atau pada wanita patut dicurigai adanya radang saluran indung telur,
infeksi usus halus atau usus besar. Untuk membedakan antara usus buntu
dengan infeksi saluran kencing yaitu : Pada usus buntu gejala yang
menyertai adalah demam, bisa juga disertai rasa mual sampai muntah dan
kadang bisa juga disertai diare, biasanya nyeri yang timbul kuat sekali
sampai si penderita selalu membungkukkan badannya karena menahan
nyeri di bagian perut kanan bawah. Sedangkan pada infeksi saluran
kencing biasanya adalah sering kencing, rasa nyeri bila kencing, juga rasa
perih pada waktu kencing, juga bisa disertai demam tinggi dan rasa mual
muntah juga. Nyeri kolon tampilannya kadang kadang nyeri dapat
berkurang sementara oleh defekasi atau flatus.
b. Penderita sering mengalami kesakitan yang datang secara tiba-tiba karena
rasa sakit yang datang tiba-tiba yang membuat terbangun pada malam hari
menunjukkan bahwa nyeri yang dirasakan sangat luar biasa. Kemudian
pada malam hari, aktifitas pencernaan lebih aktif daripada siang hari
sehingga dapat dikatakan aktifitas usus meningkat, jika hal ini
meningkatkan frekuensi gesekan appendix yang meradang dengan benda
asing sehingga penderita sering merasa kesakitan.
c. Sakit perut yang dirasakan penderita disertai rasa mual dan beberapa kali
muntah disebabkan oleh adanya rangsangan parasimpatis yang mendorong
terjadinya refluks isi usus dan lambung.
d. Penderita mengalami menggigil karena adanya peradangan yang dapat
menyebabkan terjadinya demam yang membuat penderita menjadi
menggigil. Menggigil merupakan kontraksi otot-otot rangka untuk
menghasilkan panas tubuh sebagai kompensasi dari pengeluaran panas
tubuh melebihi pemasukan panas
6.

Tujuan Pembelajaran Selanjutnya
Bagaimana mekanisme apendisitis sehingga dapat mengakibatkan peritonitis?

7.

Informasi Tambahan
Pada dasarnya peritonitis adalah peradangan peritoneum (membrane
serosa yang melapisi rongga abdomen dan menutup visera abdomen)
merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun
kronik. Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ
abdomen (misal apendisitis, salpingitis), perforasi saluran cerna, atau dari
luka tembus abdomen.
Sedangkan mekanisme terjadinya peritonitis diawali dari apendisiti.
Pada apendisitis biasanya biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen
apendiks oleh hiperplasi folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena
fibrosis dan neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang
diproduksi mukosa mengalami bendungan,makin lama mukus tersebut makin
banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen dan menghambat
aliran limfe yang mengakibatkan oedem, diapedesis bakteri, ulserasi mukosa,
dan obstruksi vena sehingga udem bertambah kemudian aliran arteri
terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan nekrosis
atau ganggren dinding apendiks sehingga menimbulkan perforasi dan
akhirnya mengakibatkan peritonitis baik lokal maupun general.

8.

Klarifikasi Informasi
Pada dasarnya peritonitis merupakan komplikasi dari apendisitis, dimana
pada apendisitis terjadi penyumbatan sehingga menyebabkan obstruksi dan
dapat menyebabkan bendungan mucus sehinnga terjadi peningkatan tekanan
intra lumen yang dapat mengakibatkan odema. Kerana adanya odema
sehingga terjadi perforasi abdominal (perforasi lambung dan duodenum)
sehinnga terjadi peradangan pada peritonium yang mengakibatkan peritonits.
9.

Analisa Dan Sintesis Informasi

a. Jelaskan anatomi, fisiologi dan biomedik system digestive !
Anatomi, fisiologi dan biomedik system digestive terdiri dari umbai cacing
atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini
disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat
menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga
abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). Dalam anatomi manusia,
umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya
appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang
dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2
sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai
cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas
tetap terletak di peritoneum. Banyak orang percaya umbai cacing tidak
berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa
apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
b. Jelaskan penyebab terjadinya sakit perut !
Penyebab terjadinya sakit perut nyeri perut yang hebat dan mendadak
kadang merupakan gejala yang sering membawa pasien datang ke unit gawat
darurat dan merupakan keluhan utama yang paling sering ditemukan pada
pasien dengan kasus pembedahan pada gangguan perut, Dalam kondisi
tertentu dan jarang nyeri perut yang menyebabkan dapat menyebabkan
komplikasi yang serius bahkan hingga kematian jika diagnosis dan terapi
yang tepat terlambat diberikan.

Nyeri perut dapat berupa nyeri visceral

maupun nyeri somatik, dan dapat berasal dari berbagai proses pada berbagai
organ di rongga perut atau diluar rongga perut, misalnya dirongga dada. Para
klinisi sebaiknya telah memahami patofisiologi dan tanda-tanda khas
penyebab akut abdomen. Lokasi, karakteristik, derajat nyeri dan ada atau
tidaknya gejala-gejala sistemik dapat membantu dalam membedakan
penyebab-penyebab akut abdomen yang membutuhkan pembedahan segera
dengan kondisi medis biasa. Sifat, derajat, dan lamanya nyeri akan sangat
membantu dalam mencari penyebab utama akut abdomen. Nyeri superfisial,
tajam dan menetap biasanya terjadi pada iritasi peritoneal akibat perforasi
ulkus atau ruptur appendiks, ovarian abses atau kehamilan ektopik. Nyeri
kolik terjadi akibat adanya kontraksi intermiten otot polos, seperti kolik
ureter, dengan ciri khas adanya interval bebas nyeri. Tetapi istilah kolik bilier
sebenarnya tidak sesuai dengan pengertian nyeri kolik karena kandung
empedu dan ductus biliaris tidak memiliki gerakan peristalsis seperti pada
usus atau ureter. Nyeri kolik biasanya dapat reda dengan analgetik biasa.
Sedangkan nyeri strangulata akibat nyeri iskemia pada strangulasi usus atau
trombosis vena mesenterik biasanya hanya sedikit mereda meskipun dengan
analgetik narkotik. Faktor-faktor yang memicu atau meredakan nyeri penting
untuk diketahui. Pada nyeri abdomen akibat peritonitis, terutama jika
mengenai organ-organ pada abdomen bagian atas, nyeri dapat dipicu akibat
gerakan atau nafas yang dalam.
c. Sebutkan penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan sakit perut!
Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan sakit perut antara lain :
o

Saluran Cerna : Nyeri abdomen nonspesifik, Appendicitis, Obstruksi usus
halus dan kolon, Perforasi pada peptic ulser, Hernia inkarserata, Perforasi
usus atau Diverticulitis

o

Hati, Limpa dan empedu: Akut kolesistisis, Akut kholangitis, Abses hepar,
Hepatitis akut, Limpa yang trauma atau rusak

o

Pancreas: Akut pancreatitis

o

Saluran Kemih: Kolik ginjal, kut pyelonefritis

o

Ginekologi: Akut salpingitis, Kehamilan ektopik yang ruptur

o

Pembuluh darah: Acute ischemic colitis, Mesenteric thrombosis

o

Peritoneum: Abses intra abdominal, Peritonitis tuberkulosis

d. Jelaskan patofisiologi terjadinya sakit perut!
Patofisiologi terjadinya sakit perut antara lain:
o Inflamasi Peritoneum Parietalis
Nyeri akibat inflamasi peritoneum parietalis menetap dan bersifat
aching. Nyeri berlokasi di daerah inflamasi.Tempat peralihan nyeri dapat
ditunjuk dengan tepat, karena nyeri ditransmisikan melalui saraf somatik
yang mempersarafi peritoneum parietalis. Intensitas nyeri tergantung dari
tipe dan jumlah material yang memapari permukaan peritoneal pada
periode tersebut. Sebagai contoh, pelepasan tiba-tiba asam lambung steril
dalam jumlah kecil ke kavitas peritoneum menyebabkan nyeri yang lebih
hebat daripada feses netral terkontaminasi dalam jumlah yang sama.
Cairan pankreas yang mengandung enzim aktif menyebabkan nyeri dan
inflamasi yang lebih berat dibandingkan dengan empedu steril (tidak
mengandung enzim poten) dalam jumlah yang sama. Darah dan urine
seringkali begitu lumat sehingga tidak terdeteksi pada paparan peritoneum
yang tidak mendadak dan tidak masif. Pada kasus kontaminasi bakteri,
seperti pada penyakit inflamasi panggul, nyeri seringkali berintensitas
rendah pada awal penyakit, sampai terjadi multiplikasi bakteri yang
menyebabkan perluasan substansi iritan.
Sejauh mana peritoneum terpapar meterial iritan merupakan hal
yang penting. Perforasi ulkus peptikum mungkin disertai dengan gambaran
klinis yang sepenuhnya berbeda, tergantung hanya pada kecepatan cairan
gaster memasuki kavitas periteneum.
Nyeri akibat inflamasi peritoneum bervariasi, diperberat oleh
tekanan atau perubahan ketegangan dari peritoneum, yang dapat
ditimbulkan dengan palpasi atau gerakan, seperti batuk atau bersin. Pasien
dengan peritonitis akan berbaring diam di tempat tidur, memilih untuk
menghindari gerakan. Hal ini kontras dengan penderita kolik, yang tak
henti-henti menggeliat kesakitan.
Karakteristik lain dari iritasi peritoneum adalah spasme akibat
refleks tonus dari otot-otot abdomen, baik terlokalisir maupun melibatkan
segmen tubuh. Intensitas dari spasme tonus otot tergantung dari lokasi
proses inflamasi, tingkat perkembangan, dan integritas sisterm saraf. Pada
perforasi appendiks retrosekal atau perforasi ulkus ke dalam kantung
peritoneum, spasme terjadi minimal atau tidak ada sama sekali, karena
adanya efek protektif dari visera di atasnya. Proses yang berkembang
lambat seringkali melemahkan derajat spasme otot. Keadaan emergensi
pada abdomen yang sangat berbahaya seperti perforasi ulkus dapat disertai
dengan nyeri atau spasme otot yang minimal atau tidak terdeteksi, tampak
sakit berat, dan sangat lemah (pada orang tua atau pasien psikotik).
o Obstuksi Visera Berlumen
Nyeri pada obstruksi visera berlumen secara klasik digambarkan
sebagai nyeri yang intermiten atau kolik. Walaupun begitu, tidak adanya
kram tidak boleh sampai menyebabkan kekeliruan, karena distensi dari
visera berlumen menimbulkan nyeri yang stabil dan sangat jarang terjadi
eksaserbasi. Nyeri ini tidak mendekati sedikit pun nyeri inflamasi
peritoneu parietalis yang bersifat terlokalisir.
Nyeri kolik akibat obstruksi usus halus biasanya periumbilikal atau
supraumbilikal dan lokasinya tidak jelas. Dengan semakin progerisifnya
dilatasi usus halus, yang menyebabkan hilangnya tonus otot, sifat kolik
dari nyeri mungkin semakin berkurang. Adanya strangulasi yan menyertai
obstruksi, menyebabkan nyeri menyebar ke bagian bawah regio lumbar
jika terdapat traksi pada serabut mesenterium. Obstruksi kolon
menimbulkan nyeri kolik yang intensitasnya lebih rendah daripada
obstruksi usus halus, dan seringkali berlokasi di area infraumbilikal.
Biasanya nyeri beradiasi ke lumbal pada obstruksi kolon.
Distensi

tiba-tiba

pada

percabangan

bilier

lebih

sering

menimbulkan nyeri stabil daripada kolik. Karena itu kolik bilier
merupakan istilah yang keliru. Distensi akut dari kandung empedu
biasanya menyebabkan nyeri di kuadran kanan atas dengan radiasi ke regio
posterior kanan toraks atau ke ujung bawah skapula kanan. Sedangkan
distensi dari duktu biliarais komunis biasanya disertai dengan nyeri
epigastrium yang beradiasi ke regio lumbsar bagian atas. Bagaimanapun
juga, variasi nyeri seringkali terjadi, yang menyebabkan kelainan-kelainan
di atas tidak dapat dibedakan satu sama lain. Nyeri subskapula yang khas
atau radiasi lumbal seringkali tidak ada. Dilatasi bertahap dari percabangan
bilier, seperti pada karsinoma kaput pankreas mungkin tidak menimbulkan
nyeri atau hanya terjadi sensasi nyeri yang minimal di epigastrium atau
kuadran kanan atas. Nyeri yang disebabkan distensi duktus pankreatikus
menyerupai nyeri pada distensi duktus biliaris komunis, tetapi sering sekali
diperberat dengan posisi telentang dan hilang dengan posisi tegak lurus.
Obstruksi kandung kemih menyebabkan nyeri tumpul pada
suprapubis, biasanya berintensitas rendah. Pasien gelisah tanpa keluhan
nyeri yang spesifik, mungkin satu-satunya tanda dari distensi kandung
kemih. Hal tersebut bertentangan dengan obstruksi pada ureter pars
intravesikular yang ditandai dengan nyeri suprapubik dan panggul yang
hebat, kemudian menjalar ke penis, skrotum, atau paha atas bagian dalam.
Obstruksi dari ureteropelvic junction dirasakan sebagai nyeri pada
angulus costoverterbralis. Sedangkan obstruksi ureter sisanya disertai
dengan nyeri panggul yang seringkali menyebar ke abdomen di daerah
yang sama.
o Gangguan Vaskuler
Nyeri yang menyertai gangguan vaskuler intraabdominal bersifat
tiba-tiba dan sangat hebat. Nyeri akibat emboli atau trombosis arteri
mesenterikus superior atau impending ruptur pada aneurisma aorta
abdominal memang hebat dan difus. Tetapi, pada keadaan lain yang sama
seringnya, yaitu oklusi arteri mesetium superior, nyeri yang terjadi ringan,
difus, dan kontinyu, berlangsung 2 – 3 hari sebelum vaskuler kolaps atau
munculnya tanda-tanda inflamasi peritoneum.
Rasa tidak nyaman pada fase awal, yang tampaknya kurang
signifikan lebih mungkin disebabkan oleh hiperperistaltik daripada
inflamasi peritoneum. Tidak adanya tenderness dan rigiditas yang
menyertai nyeri kontinyu dan difus pada pasien dengan kecenderungan
menderita penyakit vaskuler, merupakan karakteristik dari oklusi arteri
mesenterikus superior. Nyeri abdomen yang menjalar ke regio sakral,
panggul, atau genitalia, merupakan tanda kemungkinan terjadinya ruptur
aneurisma aorta abdominal. Nyeri ini mungkin menetap selama beberapa
hari sebelum timbulnya ruptur dan kolaps.
o Dinding Abdomen
Nyeri yang timbul dari dinding abdomen biasanya konstan/menetap
dan menusuk. Pergerakan, berdiri terlalu lama, dan tekanan memperberat
rasa tidak nyaman dan spasme otot. Pada kasus hematoma selubung
rektum, yang saati ini sering terjadi akibat terapi antikoagulan, dapat
timbul massa pada kuadran bawah abdomen. Keterlibatan yang simultan
otot-otot bagian tubuh lain, biasanya dapat membedakan myositis dinding
abdomen dengan proses intraabdomen yang mungkin menyebabkan nyeri
di regio yang sama.
e. Jelaskan pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang dibutuhkan untuk mendiagnosis klien dengan kasus sakit
perut !
Pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
dibutuhkan untuk mendiagnosis klien dengan kasus sakit perut antara lain :
a) Gejala appendicitis ditegakkan dengan anamnesa, ada 4 hal yang penting
adalah :
o Nyeri mula – mula di epeigastrium (nyeri visceral) yang beberapa
waktu kemudian menjalar keperut kanan bawah.
o Muntah oleh karena nyeri visceral
o Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus)
o Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita
nampak sakit,
b) Pemriksaan yang lain
o Lokalisasi
Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh
perut,tetapi paling terasa nyeri pada titik Mc Burney. Jika sudah
infiltrat, insfeksi juga terjadi jika orang dapat menahan sakit, dan kita
akan merasakan seperti ada tumor di titik Mc. Burney.
o Test Rectal
Pada pemeriksaan rectal toucher akan teraba benjolan dan penderita
merasa nyeri pada daerah prolitotomi.
c) Pemeriksaan Laboratorium
o Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh
terhadap mikroorganisme yang menyerang pada appendicitis akut dan
perforasi akan terjadi leukositosis yang lebih tinggi lagi.
o Hb (hemoglobin) nampak normal
o Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan appendicitis
infiltrate
o Urine penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.
d) Pemeriksaan Radiologi
Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosaappendicitis
akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan
gambaran sebagai berikut :
o Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan
o Kadang ada fekolit (sumbatan)
o Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam
diafragma
f. Uraikan pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis dan
nonfarmakologis pada klien dengan kasus sakit perut!
Pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis dan
nonfarmakologis pada klien dengan kasus sakit perut antara lain :
a) Perawatan prabedah perhatikan tanda – tanda khas dari nyeri
Kuadran kanan bawah abdomen dengan rebound tenderness (nyeri tekan
lepas), peninggian laju endap darah, tanda psoas yang positif, nyeri tekan
rectal pada sisi kanan. Pasien disuruh istirahat di tempat tidur, tidak
diberikan apapun juga per orang. Cairan intravena mulai diberikan, obat –
obatan seperti laksatif dan antibiotik harus dihindari jika mungkin.
b) Terapi bedah : appendicitis tanpa komplikasi, appendiktomi segera
dilakukan setelah keseimbangan cairan dan gangguan sistemik penting.
c) Terapi antibiotik, tetapi anti intravena harus diberikan selama 5 – 7 hari
jika appendicitis telah mengalami perforasi.
g. Berikan pendidikan kesehatan pada klien !
Pendidikan kesehatan pada klien
o Menjaga kebersihan tangan, alat makan dan lingkungan (termasuk air.
o Minum banyak air putih (air mineral)
o Makan makanan yang bersih, berbahan sehat dan dimasak dengan matan
o Kurangi makanan pedas dan asam
o Istirahat yang cukup
o Bila sudah terserang sakit perut, minum obat dengan dosis yang tepat
(konsultasi dengan dokter)
10. Laporan Diskusi
Pada skenario tersebut dapat dikatakan bahwa pasien menderita
penyakit apendicitis. Hal ini ditandai dengan beberapa gejala yang ada seperti
klien mengeluh sakit perut di daerah kanan bawah. Organ yang mungkin
terletak di daerah itu adalah caecum, appendix, colon ascendens. Yang paling
sering mangalami peradangan di daerah itu adalah appendiks. Rasa sakit yang
datang tiba-tiba yang membuat terbangun pada malam hari menunjukkan
bahwa nyeri yang dirasakan sangat luar biasa. Kemudian pada malam hari,
aktifitas pencernaan lebih aktif daripada siang hari sehingga dapat dikatakan
aktifitas usus meningkat.
Sehingga hal ini akan meningkatkan frekuensi gesekan appendiks
yang meradang dengan benda asing. Rasa mual dan beberapa kali muntah
disebabkan

oleh

rangsangan

parasimpatisnya.

Sedangkan

menggigil

menunjukkan abnormalitas pada suhu tubuh dalam hal ini, pasien sebenarnya
menderita gejala demam. Demam yang dialami klien merupakan salah satu
tanda dari terjadinya peradangan.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PENYAKIT APENDISITIS
1.
1.

KONSEP MEDIK
Definisi
Appendicitis adalah peradangan apendiks yang mengenai semua
lapisan dinding organ. Appendicitis merupakan penyakit bedah mayor yang
paling sering terjadi. (Sylvia, 2005) Appendicitis adalah peradangan dari
appendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang
paling sering. (Arif, 2000)
Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing.
Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus
memerlukan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi.
Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh
peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur. (Anonim,
2010).
Jadi apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau
umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila
infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan
saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar
atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan
terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya.
Namun,

lendirnya

banyak

mengandung

kelenjar

yang

senantiasa

mengeluarkan lendir. (Anonim, 2011)
2.

Klasifikasi
Klasifikasi appendicitis terbagi atas :
a)

Apendisitis akut
Apendisitis akut adalah peradangan yang terjadi pada umbai cacing
secara mendadak dan meluas melalui peritoneum parietal sehingga
timbul rasa sakit yang mendadak. Apendisitis akut pada dasarnya
adalah obstruksi lumen yang selanjutnya akan diikuti oleh proses
infeksi dari apendiks. Adanya obstruksi mengakibatkan mucin / cairan
mukosa yang diproduksi tidak dapat keluar dari apendiks, hal ini
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL
DIAGNOSA AWAL

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (20)

Laporan tutorial gastritis
Laporan tutorial gastritisLaporan tutorial gastritis
Laporan tutorial gastritis
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
 
Makalah ulkus peptikum
Makalah ulkus peptikumMakalah ulkus peptikum
Makalah ulkus peptikum
 
Asuhan keperawatan anak dengan gastritis
Asuhan keperawatan anak dengan gastritisAsuhan keperawatan anak dengan gastritis
Asuhan keperawatan anak dengan gastritis
 
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcerPEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Colic abdomen
Colic abdomenColic abdomen
Colic abdomen
 
Askep ulkus peptikum 1
Askep ulkus peptikum 1Askep ulkus peptikum 1
Askep ulkus peptikum 1
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien dengan
 
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritisAsuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
 
Askep vomitus
Askep  vomitusAskep  vomitus
Askep vomitus
 
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan PeritonitisAskep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
Askep Cholitis ulseratif dan Peritonitis
 
Asuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritisAsuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritis
 
Presentation1 kel
Presentation1 kelPresentation1 kel
Presentation1 kel
 
Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileus
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
 
Askep dispepsia 1
Askep dispepsia 1Askep dispepsia 1
Askep dispepsia 1
 

Destaque (20)

Syndrom chusing AKPER PEMKAB MUNA
Syndrom chusing AKPER PEMKAB MUNA Syndrom chusing AKPER PEMKAB MUNA
Syndrom chusing AKPER PEMKAB MUNA
 
Patofisiologi muntah copy
Patofisiologi muntah   copyPatofisiologi muntah   copy
Patofisiologi muntah copy
 
Latihan soal uji kompetensi perawat
Latihan soal uji kompetensi perawatLatihan soal uji kompetensi perawat
Latihan soal uji kompetensi perawat
 
Trauma abdomen
Trauma abdomenTrauma abdomen
Trauma abdomen
 
Diagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusDiagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasus
 
Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2
 
Bab iii.ikhsan baru
Bab iii.ikhsan baruBab iii.ikhsan baru
Bab iii.ikhsan baru
 
Askep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintisAskep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintis
 
Woc sirosis hati
Woc sirosis hatiWoc sirosis hati
Woc sirosis hati
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
Dengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic FeverDengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic Fever
 
Ginjal dan hipertensi
Ginjal dan hipertensiGinjal dan hipertensi
Ginjal dan hipertensi
 
Abses paru Akper pemkab muna
Abses paru Akper pemkab munaAbses paru Akper pemkab muna
Abses paru Akper pemkab muna
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Case Report Session Obstructive Ileus
Case Report Session Obstructive IleusCase Report Session Obstructive Ileus
Case Report Session Obstructive Ileus
 
Modul batuk
Modul batuk Modul batuk
Modul batuk
 
Perlemakan hat ifix
Perlemakan hat ifixPerlemakan hat ifix
Perlemakan hat ifix
 
PBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit KuningPBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit Kuning
 
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
 
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
 

Semelhante a DIAGNOSA AWAL (20)

tugas dr.Kukuh SpB skenario 2-2.pptx
tugas dr.Kukuh SpB skenario 2-2.pptxtugas dr.Kukuh SpB skenario 2-2.pptx
tugas dr.Kukuh SpB skenario 2-2.pptx
 
Uji gea AKPER PEMKAB MUNA
Uji gea AKPER PEMKAB MUNA Uji gea AKPER PEMKAB MUNA
Uji gea AKPER PEMKAB MUNA
 
kelainan pada Usus besar
kelainan pada Usus besarkelainan pada Usus besar
kelainan pada Usus besar
 
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatankebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
kebutuhan eliminasi fekal pada pasien di pelayanan kesehatan
 
ELIMINASI_FEKAL.pptx
ELIMINASI_FEKAL.pptxELIMINASI_FEKAL.pptx
ELIMINASI_FEKAL.pptx
 
Makalah konstipasi
Makalah konstipasiMakalah konstipasi
Makalah konstipasi
 
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
 
Obstipasi
ObstipasiObstipasi
Obstipasi
 
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Konstipasi
 
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecalKonsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
 
CR Naura - Intususepsi.pptx
CR Naura - Intususepsi.pptxCR Naura - Intususepsi.pptx
CR Naura - Intususepsi.pptx
 
Eliminasi fekal
Eliminasi fekalEliminasi fekal
Eliminasi fekal
 
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RNEliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
 
Lp dispepsia
Lp dispepsiaLp dispepsia
Lp dispepsia
 
Asuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsiaAsuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsia
 
Ileus
IleusIleus
Ileus
 
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
 
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
Kolelitiasis AKPER PEMKAB MUNA
 
Kolelitiasis
KolelitiasisKolelitiasis
Kolelitiasis
 
COLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptxCOLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptx
 

Último

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 

Último (20)

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 

DIAGNOSA AWAL

  • 1. SKENARIO I Pasien pria umur 45 tahun dibawa ke rumah sakit karena mengeluh sejak 3 hari yang lalu perut terasa mual dan muntah terus setiap kali diberi makan dan minum, perut semakin lama semakin kembung. Nafsu makan berkurang, urin menjadi sedikit. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum penderita tampak lemah, muka pucat, mata cekung. Tensi: 100/70 mmHg, nadi 90 x/mnt, adanya distensi abdomen, tampak masa pada daerah inguinal kanan seperti sosis, perabaan lunak, nyeri tekan, sejak 2 hari penderita tidak defekasi dan tidak flatus. 1. Klarifikasi Istilah-Istilah Penting  Mual , adalah sensasi tidak menyenangkan ingin muntah, dan sering berkaitan dan keringat dingin , pucat, air liur, byeri lambung, kontraksi duodenum, dan refluks isi usus halus ke dalam lambung  Muntah, suatu refluks kompleks yang di perantarai oleh pusat muntah di medulla oblongata otak . muntah juga merupakan pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut dengan bantuan kontraksi otot-otot perut .  Anorexia, atau turunnya nafsu makan . tidak ada keinginan untuk makan walaupun ada rasa lapar.  Urine, adalah cairan berwarna kekuningan yang di ekresikan dari dalam ginjal dengan kecepatan 1500ml/24jam pada orang dewasa,.  Lemah , tidak bertenaga atau tidak kuat  Mata cekung , mata berlekuk atau melengkung kedalam  Distensi aabdomen dalah penggelembungan atau pembesaran pada perut.  Defekasi , pengeluaran feses dari anus dan rectum .  Flatus , gas dalam lambung atau intestenum / kentut  Daerah Inguinal, daereh yang berada di dekat selangkangan. 2. Kata/Problem Kunci  Distensi abdomen  Tampak masa pada daerah inguinal kanan seperti sosis  Nyeri tekan  tidak defekasi dan tidak flatus.
  • 2. 4. Pertanyaan-Pertanyaan Penting a. Mengapa klien merasakan perut terasa mual dan muntah setiap kali diberi makan dan minum ? b. Mengapa klien merasakan perutnya semakin lama semakin kembung ? c. Apa hubungan antara tekanan darah, urin menjadi pekat dan nafsu makan berkurang ? d. Mengapa pada pemeriksaan fisik klien mengalami mata cekung. e. Mengapa pada pemeriksaan fisik tampak adanya distensi abdomen, tampak masa pada daerah inguinal kanan seperti sosis, peraban lunak, nyeri tekan, sejak 2 hari penderita tidak defekasi dan tidak flatus. 5. Jawaban Pertanyaan a. Klien merasakan perut terasa mual dan muntah setiap kali diberi makan dan minum karena muntah merupakan cara traktus gastrointestinal memproteksi diri dari isisnya ketika hampir semua bagian atas traktus pencernaan teriritasi secara luas, sangat mengembang, atau terlalu terangsang (misal: distensi atau iritasi berlebih dari duodenum). Muntah, dengan peringatan berupa mual bisa menjadi gejala penting. Muntah kronis menyebabkan gangguan berat. Sinyal sensoris yang mencetuskan muntah berasl dari faring, esophagus, lambung, dan bagian atas usus halus, impuls ditransmisi oleh serabut saraf aferen vagal, saraf simpatis ke berbagai nukleus yang tersebar di batang otak/medulla oblongata (pusat muntah). Pusat muntah terletak di medulla oblongata, diantaranya dicapai melalui kemoreseptor pada area postrema dibawah ventrikel keempat (zona pencetus kemoreseptor, CTZ), tempat sawar darah kurang rapat. Dari pusat muntah, impuls motorik mentransmisikan melalui jalur saraf kranialis V, VII, IX, X, XII ke GIT (Gastrointestinal Tractus) bagian atas melalui saraf vagus dan simpatis ke GIT yang lebih bawah, dan melalui saraf spinalis ke diafragma dan otot abdomen. Aksi muntah dimulai dengan gerakan antiperistaltik (lihat bawah). CTZ diaktivasi oleh agonis dopamine (apomorfin; pengobatan muntah), obat/toksin (digitalis glikosida, nikotin, enterotoksin stafilokokus), hipoksia, uremia, dan DM.
  • 3. Muntah bisa juga diaktivasi tanpa perantara CTZ, seperti: 1) Perangsangan nonfisiologis di organ keseimbangan (kinesia/motion sickness), penyakit telinga dalam (vestibular) pada penyakit ménière; 2) Saluran pencernaan melalui aferen n. vagus karena: o Peregangan lambung berlebih atau kerusakan mukosa lambung, misal akibat alcohol. o Pengosongan lambung yang terlambat, misal pencernaan makanan yang sukar dicerna, penghambatan saluran keluar lambung (stenosis pylorus, tumor), atau usus (atresia, penyakit hirschsprung, ileus) o Distensi berlebih atau inflamasi pada peritoneum, saluran empedu, pancreas dan usus. 3) Jantung, melalui serabut aferan visera, misal iskemia koroner; 4) Kehamilan selama trimester pertama (vomitus matutinus); 5) Psikogenik 6) Pajananradiasi (pengobatankeganasan), tekanan intracranial (perdarahan intracranial, tumor); 7) Muntah secara sengaja, dengan meletakkan satu jari dikerongkongan (saraf aferen dari sensor raba di faring. (Silbernagl, 2007; Guyton, 2008). Tanda peringatan muntah seperti mual, rasa enek, pucat, aliran saliva, dan keringat berlebih. Muntah kronis mengakibatkan berkurangnya asupan makanan (malnutrisi) dan hilangnya getah lambung, bersama dengan hilangnya saliva yang tertelan, minuman, dan sekresi usus halus (jarang). Komplikasinya menyebabkan ruptur lambung, robekan dinding esophagus (sindrom Mallory-Weiss), karies gigi (akibat asam), inflamasi mukosa mulut, pneumonia aspirasi. Mual sendiri adalah pengenalan secara sadar terhadap eksitasi bawah sadar pada daerah medulla yang secara erat berhubungan atau merupakan bagian dari pusat muntah.
  • 4. Mual dapat disebabkan adanya: o Impuls iritatif GIT, o impuls otak bawah yang berhubungan dengan motion-sickness. o impuls korteks serebri untuk mencetuskan muntah. Muntah dapat tanpa didahului mual, yang menunjukkan hanya bagian tertentu dari pusat muntah yang berhubungan dengan perangsangan mual (Silbernagl, 2007; Guyton, 2008). Mual umumnya disertai hipersalivasi. Selama ada rasa mual, tonus lambung menurun, begitu juga peristaltic dalam lambung berkurang atau bahkan menghilang. Sebaliknya tonus duodenum dan jejunum bagian proksimal menaik, sehingga timbul refluks isi duodenum ke lambung. Dari sini bisa kita perhatikan penyebab muntah pasien akibat saluran pencernaan yang terganggu bisa dari kerusakan lambung, distensi organ pencernaan sehingga pencernaan makanan terhambat begitu juga absorbsi zat-zat makanan. Ketika makanan masuk, organ pencernaan “menolak” dan akhirnya dimuntahkan. Bila timbul muntah > 1jam bisa dipastikan adanya gangguan motilitas lambung atau karena obstruksi. Gerakan antiperistaltik terjadi beberapa menit sebelum muntah ketika terdapat iritasi/ distensi berlebih GIT. Gerakan ini bergerak mundur naik ke atas dengan kecepatan 2-3 cm/mnt ini bisa sejauh ileum, bisa membawa sebagian isi duodenum kembali ke lambung dalam 3-5 menit. Saat mencapai duodenum, otot intrinsic duodenum dan lambung meregang dan bersamaan relaksasi sfingter cardiac mencetuskan muntah yang sebenarnya. (Guyton, 2008) b. Klien merasakan perutnya semakin lama semakin kembung karena pada lambung berupa isian zat makanan atau udara yang berlebih. Dalam pemeriksaan fisik terlihat adanya distensi abdomen. c. Hubungan antara tekanan darah, urin menjadi pekat dan nafsu makan berkurang karena tekanan darah pasien 100/70 mmHg menunjukkan tekanan darah rendah (dibawah 120/80 mmHg). Tekanan darah rendah mungkin disebabkan pasien banyak kehilangan cairan akibat muntah yang dialaminya, dan juga berakibat urin menjadi sedikit (oligouria). Klien juga mengalami penurunan nafsu makan atau bisa disebut anoreksia merupakan
  • 5. gejala yang menonjol pada kelainan GIT atau diluar GIT, dan bisa karena muntah kronis. Asupan makanan diatur hipotalamus di pusat makan bagian lateral dan pusat kenyang di bagian ventromedial. Senyawa peptide kolesistokinin otak-usus yang memberi efek kenyang dan mungkin terlihat dalam pengaturan perilaku makan. d. Pada pemeriksaan fisik klien mengalami mata cekung karena pada kekurangan cairan akan menyebabkan gangguan sirkulasi darah, yang secara signifikan dapat mempengaruhi pembuluh darah dibawah mata sehingga mata terligat cekung. e. Pada pemeriksaan fisik tampak masa pada daerah inguinal kanan seperti sosis, peraban lunak, nyeri tekan, sejak 2 hari penderita tidak defekasi dan tidak flatus karena konstipasi merupakan jarang/sulit mengeluarkan feses (Dorland, 2002). Keluhan yang paling sering ditemukan, dan sulit untuk didefinisikan dengan tepat. Kebanyakan terdapat sedikitnya 3 gerakan usus perminggu, dan konstipasi didefinisikan frekuensi defekasi kerang darii tiga kali perminggu, namun frekuensi feses bukan merupakan criteria yang cukup digunakan, karena banyak pasien konstipasi menunjukkan frekuensi defekasi normal, tapi keluhan subjektif mengenai feses keras, mengejan, rasa penuh pada abdomen bawah dan rasa evakuasi tak lengkap. Sehingga kombinasi subjektif dan objektif harus digunakan dalam konstipasi (Lawrence S. Friedman dan Kurt J. Isselbacher, 1999). Konstipasi (pelannya gerak tinja melalui usus besar)gejala konstipasi sering tidak berbahaya, tergantung pada apa yang dianggap normal (feses terlalu sedikit, terlalu keras, jarang, kesulitan defekasi, sensasi pengosongan yang tidak tuntas). Namun bisa juga tanda penyakit. Penyebabnya : 1) Diet rendah serat; tinja menjadi kering, keras karena absorbsi cairan berlebih. 2) Gangguan reflex dan/atau psikogenik, termasuk: o Fisura ani terasa nyeri dan secara reflex meningkatkan tonus sfingter ani sehingga meningkatkan nyeri
  • 6. o Obstruksi pintu bawah (anismus) yaitu kontraksi (normalnya relaksasi) dasar pelvis saat rectum teregang o Ileus paralitik (pseudo-obstruksi akut), yang disebabkan secara reflex setelah operasi (terutama abdomen), trauma, atau peritonitis, dan dapat menetap selama beberapa hari; 3) Gangguan transpor fungsional, dapat terjadi karena kelainan neurogenik (karena tidak adanya sel ganglion di dekat anus), kelainan miogenik (distrofi otot), reflex (lihat atas), obat (mis: opiat), penyebab iskemik (mis: trauma, arteriosklerosis a. Mesenterika). Obstruksi usus fungsional disebut juga pseudo-obstruksi 4) Obstruksi mekanis di lumen usus (benda asing, ascaris, batu empedu); di dinding usus (tumor, divertikulum, stenosis, striktir, hematoma, infeksi); berasal dari luar (kehamilan, perlekatan, hernia, volvulus, tumor, kista) akibatnya penyumbatan usus secara mekanis (obstruksi). Selain itu, penyebab fungsional konstipasi tersering disebabkan kebiasaan BAB tidak teratur, yang berkembang semasa hidup akibat penghambatan defekasi normal (Silbernagl, 2007; Guyton, 2008). Dan apabila konstipasi terjadi baru-baru saja, kemungkinan adanya lesi obstruktif, neoplasma kolon, striktur (akibat iskemia kolon), inflamasi, benda asing, spasme ani atau stirktur ani (Lawrence S. Friedman dan Kurt J. Isselbacher, 1999). Adanya konstipasi pada kasus diatas, penulis berpikir kearah obstruksi pada usus sehingga mengganggu pasase. Terlihat masa pada daerah inguinal kanan seperti sosis, perabaan lunak, nyeri tekan yang bisa dipastikan berupa hernia dan berakhir ileus obstruksi. 6. Tujuan pembelajaran Selanjutnya Bagaimana mekanisme penyakit Hernia dapat menyebabkan ileus obstruksi ? 7. Informasi Tambahan Pada dasarnya hernia adalah penonjolan suatu organ atau otot dinding organ melalui rongga yang biasanya berisi itu. Hernia mungkin atau mungkin tidak hadir baik dengan nyeri di lokasi, terlihat benjolan atau teraba, atau dalam beberapa kasus dengan gejala yang samar-samar lebih yang dihasilkan
  • 7. dari tekanan pada organ yang telah menjadi "terjebak" dalam hernia, kadangkadang menyebabkan disfungsi organ. Jaringan lemak biasanya memasuki hernia pertama, tapi mungkin bisa diikuti oleh atau disertai dengan organ. Menurut sifatnya hernia terdiri atas beberapa bagian, salah satunya incarserata. Incarserata terdapat tanda obstruktif, sperti : tidak bisa buang air besar, tidak bisa buang angin dan terdapat nyeri. Gejala lokal lain dari hernia benjolan yang bervariasi ukurannya, dapat hilang saat berbaring, dan timbul saat adanya tahanan. Secara khas, kantung hernia dengan isinya membesar dan mengirimkan impuls yang dapat teraba jika pasien mengedan atau batuk sedangkan obstruksi usus dapat menyebabkan colic, muntah, distensi dan konstipasi. Untuk tanda hernia pertama kali pasien diperiksa dalam keadaan berbaring, kemudian berdiri untuk semua hernia abdominal eksterna, tidak mungkin meraba suatu hernia lipat paha yang bereduksi pada saat pasien berbaring. Area pembengkakan di palpasi untuk menentukan posisi yang tepat dan karakteristiknya. Benjolan dapat dikembalikan ke atau dapat semakin membesar saat batuk merupakan suatu yang khas. Semakin nyata saat pasien berdiri. Sedangkan untuk tanda dari obstruksi yakni hernia tegang, lunak, dan iredusibel. Mungkin ada distensi abdomen, dan gejala lain dari obstruksi usus. 8. Klarifikasi Informasi Pada dasarnya hernia obstruksi (incarserata) berisi usus, dimana lumennya tertutup. Biasanya obstruksi terjadi pada leher kantong hernia. Jika obstruksi terjadi pada kedua tepi usus, cairan berakumulasi di dalamnya dan terjadi distensi (closed loop obstruction). Biasanya suplai darah masih baik, tetapi lama kelamaan dapat terjadi strangulasi. Istilah ’inkarserata’terkadang dipakai untuk menggambarkan hernia yang ireponibel tetapi tidak terjadi strangulasi. Oleh sebab itu, hernia ireponibel yang mengalami obstruksi dapat juga disebut dengan inkarserata. Operasi darurat untuk hernia inkarserata merupakan operasi terbanyak nomor dua operasi darurat untuk apendisitis. Selain itu, hernia inkarserata merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu di Indonesia.
  • 8. 9. Analisa Dan Sintesis Informasi  Jelaskan anatomi, fisiologi dan biomedik usus halus ! Anatomi, fisiologi dan biomedik usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). a) Usus dua belas jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
  • 9. b) Usus Kosong (jejenum) Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”. c) Usus Penyerapan (illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.  Jelaskan penyebab terjadinya mual dan muntah ! Penyebab terjadinya mual dan muntah antara lain : a) Kandungan makanan Kandungan makanan dapat juga menjadi penyebab, beberapa bahan makanan yang tidak sesuai untuk beberapa orang dan menyebabkan pencernaan makanan yang tidak berjalan baik. b) Pola makan Mengkonsumsi makanan dengan cepat-cepat dapat menyebabkan rasa mual setelah makan. Makanan berat dan berlemak juga cenderung
  • 10. membuat orang mual sehabis makan. Pada beberapa orang, mual juga dapat terjadi karena makan terlalu sering. c) Keracunan makanan Mual bisa disebabkan karena keracunan makanan, alergi makanan atau, dalam kasus tersebut, penderita juga mungkin mengalami sakit kepala, tubuh sakit, demam, diare, sakit perut atau kram dan muntah. Orang tua dan anak-anak sangat rentan mengalaminya. d) Gerd (gastroesophageal reflux disease) Gastroesophageal reflux disease (gerd) kondisi yang dapat menyebabkan kondisi dimana berlebihannya tingkat dari asam lambung yang menyebabkan mual setelah makan. Beberapa gejala-gejala tersebut dapat dikontrol oleh antasida. e) Penyumbatan Di Usus Kecil Sebuah penyumbatan di usus kecil adalah penyebab paling serius merasa mual setelah makan dan biasanya segera membutuhkan perhatian medis. Karena dapat menyebabkan penumpukan racun dalam aliran darah. f) Sakit Kandung Empedu Orang-orang, yang menderita penyakit kandung empedu, terutama pada tahap awal, mungkin mengalami mual setelah makan. Biasanya, gejala awal tampak saat orang tersebut makan makanan yang berminyak atau lemak tinggi. g) Penyakit Crohn (Pengikisan Pada Usus) Pada beberapa individu, penyakit crohn atau penyakit mangkuk mungkin akan rentan terhadap mual setelah makan, gejala yang lebih umum lainnya dari kondisi peradangan usus termasuk diare kronis dan kram perut. h) Gejala hamil Pada semester pertama kehamilan, rasa mual setelah makan adalah sangat umum. Bisa dikatakan salah satu tanda kehamilan adalah rasa mual setelah makan.
  • 11.  Sebutkan penyakit-penyakit yang dapat berkaitan dengan mual dan muntah! Penyakit-penyakit yang dapat berkaitan dengan mual dan muntah antara lain : o Ileus obstruksi o Hernia o Gastritis  Jelaskan patofisiologi mual dan muntah ! Patofisiologi mual dan muntah a) Mual Dapat dijelaskan sebagai perasan yang tidak enak dibelakang tenggorokan danepigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai perubahan aktifitas salurancerna yang berkaitan dengan mual, seperti meningkatnya salvias, menurunnya tonuslambung, dan peistaltik. Peningkatan tonus duodenum dan jejunum menyebabkan terjadinya reflux isi duodenum ke lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan bahwa hal ini menyebabkan mual. Gejala dan tand mualseringkali adalahpucat, meningkatnya salvias, hendak muntah, hendak pingsan, berkeringat, dan takikardia. b) Retching Merupakan suatu usaha involunter untuk muntah, seringkali menyertai mualdan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakn pernapasan spasmodic melawan glottis dangerakan inspirasi dinding dada dan diaphragma. Kontraksi otot abdomen saat ekspirasimengendalikan gerakan inspirasi. Pylorus dan antrum distal berkontraksi saat fundusberelaksasi. c) Muntah Didefinisikam sebagai suatu reflex yang menyebabkan dorongan ekspulsiisi lambung atau usus atau keduanya ke mulut. Pusat muntah menerim masukan dari kortexcerebral, organ vestibular, daerah pemacu kemoreseptor (chemoreceptor trigger zone ,CTZ), dan serabut afferent, termasuk dari sistem gastrointestinal.
  • 12. Muntah terjadi akibatrangsangan pada pusat muntah, yang terletak didaerah postrema medulla oblongata didasarventrikel keempat. Muntah dapat diransang melalui jalur saraf eferen oleh rangsangannervus vagus dan simpatis atau oleh rangsangan emetic yang menimbulkan muntah denganaktivasi CTZ. Jalur eferen menerima sinyal yang menyebabkan terjadinya gerakanekspulsif otot abdomen, gastrointestinal, dan prnapasan yang terkoordinasi denganepifenomena emetic yang menyertai disebut muntah. Pusat muntah secara anatomis beradadi dekat pusat salvasi dan pernapasan, sehingga pada waktu muntah sering terjadihipersalivasi dan gerakan pernapasan. Factor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah waktu mual dan muntah, kaitan denganmakanan, isi dan bau muntah, dan gejala yang terkait seperti nyeri, penurunan berat badan,demam, menstruasi, massa abdomen, ikterik, sakit kepala, dan factor-faktor lain yang dapatmempengaruhipenegakan diagnosis dan pengobatannya. Muntah juga dapat menyebabkan timbulnya penyulit yang mengancam jiwa karena berkitan dengan sistem saraf simpatis danotonom. Mual dan muntah juga berpengaruh pada cairan dan elektrolit tubuh.  Jelaskan pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk mendiagnosis klien dengan mual dan muntah ! Pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk mendiagnosis klien dengan mual dan muntah antara lain : a) Pengkajian/pengumpulan data o Episode mual dan muntah o Kondisi medis o Obat yang dikonsumsi o Pengobatan yang sedang dilakukan b) Tanda kehilangan cairan awal: o Kelemahan o Sakit kepala o Tidak mampu untuk berkonsentrasi
  • 13. o Postural hypotensi c) Tanda kehilangan ciran lanjut: o Bingunng o Oliguria o Kulit dingin dan lembab o Nyeri dada dan perut  Uraikan pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis dan non farmakologis pada klien mual dan muntah ! Pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis dan non farmakologis pada klien mual dan muntah a) Pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis Mual dan muntah seringkali dibuat memburuk ketika pasien terdehidrasi, berakibat pada siklus yang ganas. Mual membuatnya lebih sulit untuk meminum cairan, membuat dehidrasi memburuk, yang kemudian meningkatkan mual. Cairan-cairan intravena mungkin disediakan untuk mengkoreksi persoalan ini. Ada keragaman dari obatobat anti-mual (antiemetics) yang mungkin diresepkan. Mereka dapat dimasukan dalam cara-cara yang berbeda tergantung pada kemampuan pasien untuk memasukan mereka. Obat-obat tersedia dalam pil, cairan, atau tablet-tablet yang larut pada atau dibawah lidah, suntikan intravena atau intramuskular, atau rectal suppository (obat yang dimasukan kedalam dubur). Obat-obat umum yang digunakan untuk mengontrol mual dan muntah termasuk promethazine (Phenergan), prochlorperazine (Compazine), droperidol (Inapsine), metoclopramide (Reglan), dan ondansetron (Zofran). Keputusan untuk menggunakan obat yang mana tergantung pada situasi yang spesifik. b) Pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis Penting untuk mengistirahatkan lambung namun tetap menhindari dehidrasi. Cairan-cairan yang bersih harus dicoba untuk 24 jam pertama penyakit, dan kemudian diet harus dilanjutkan seperti yang ditolerir.
  • 14. Cairan-cairan yang bersih adalah mudah untuk diserap lambung dan termasuk: o Air, o Minuman-minuman olahraga, o Kaldu-kaldu yang bersih, o Es-es loli, dan o Jelly (makanan agar-agar diberi bau buah-buahan). Selain itu, penting untuk tidak meminum cairan terlalu banyak pada seketika karena meregangkan lambung mungkin menyebabkan mual memburuk. Satu sampai dua ons cairan setiap saat, yang diminum setiap 10-15 menit, mungkin adalah segalanya yang mampu ditolerir oleh lambung. Produk-produk susu harus dihindari untuk 24-48 jam pertama selama episode mual dan muntah. Enzim yang membantu mencerna susu berlokasi pada sel-sel yang melapisi lambung. Dengan muntah, tubuh dapat menjadi relatif tidak toleran terhadap lactose. Nyeri perut, kembung, muntah, dan diare mungkin terjadi.  Berikan pendidikan kesehatan pada klien ! Pendidikan kesehatan pada klien yakni, dimana memberikan perawatan dirumah untuk mengistirahatkan lambung namun tetap menhindari dehidrasi. Cairan-cairan yang bersih harus dicoba untuk 24 jam pertama penyakit, dan kemudian diet harus dilanjutkan seperti yang ditolerir. Cairan-cairan yang bersih adalah mudah untuk diserap lambung antara lain : o Air o Minuman-minuman olahraga, o Kaldu-kaldu yang bersih, o Es-es loli, dan o Jello (makanan agar-agar diberi bau buah-buahan). Cairan terlalu banyak pada seketika karena meregangkan lambung mungkin menyebabkan mual memburuk. Satu sampai dua ons cairan setiap saat, yang diminum setiap 10-15 menit, mungkin adalah segalanya yang mampu ditolerir oleh lambung. Produk-produk susu harus dihindari untuk 24-48 jam
  • 15. pertama selama episode mual dan muntah. Enzim yang membantu mencerna susu berlokasi pada sel-sel yang melapisi lambung. Dengan muntah, tubuh dapat menjadi relatif tidak toleran terhadap lactose. Nyeri perut, kembung, muntah, dan diare mungkin terjadi. 10. Laporan Diskusi Dalam skenario diatas, seorang pasien pria mengeluh mual muntah setiap kali makan dan minum. Muntah yang dibarengi dengan mual merupakan suatu gejala penting untuk menggambarkan adanya gangguan pada organ tubuh terutama pada bagian pencernaan. Adanya gangguan ini akan menyebabkan pencernaan makanan terhambat begitu juga absorbsi zatzat makanan. Ketika makanan masuk, organ pencernaan “menolak” dan akhirnya dimuntahkan. Bila timbul muntah >1jam bisa dipastikan adanya gangguan motilitas lambung atau karena obstruksi. Pasien juga mengeluhkan perutnya semakin lama semakin kembung dan dalam pemeriksaan fisikpun terdapat distensi abdomen. Distensi abdomen yang disertai dengan mual dan muntah menyebabkan pasien merasa kurang nafsu makan atau biasa disebut anoreksia yang merupakan gejala yang menonjol pada kelainan GIT atau diluar GIT. Pada kasus diatas pasien juga mengatakan bahwa sejak 2 hari penderita tidak defekasi dan tidak flatus. Tidak adanya defekasi (konstipasi) kemungkinan disebabkan oleh kurangnya intake makanan atau adanya penyumbatan (obstruksi) dalam lumen usus sehingga mengganggu pasase. Terlihatnya masa pada daerah inguinal kanan seperti sosis, perabaan lunak, dan nyeri tekan dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut menderita ileus obstruktif yang pada awalnya adalah penyakit hernia.
  • 16. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT ILEUS OBSTRUKSI A. Konsep Medis 1. Definisi Obstruksi ileus adalah kerusakan total atau parsial aliran dari usus. Kebanyakan terjadi pada usus halus khususnya di ileum, segmen paling sempit. Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus terbagi dua yaitu ileus obstruksi dan ileus paralitik.2 Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh adanya obstruksi lumen usus atau oleh adanya gangguan peristaltik. 2. Etiologi a. Mekanis : Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltic. Contohnya : intussusepsi, tumor dan neoplasma, stenosis, striktur, perlekatan, hernia dan abses. b. Fungsional : Muskulator usus tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. 3. Patofisiologi Pada saat intestinal tidak mampu mengabsorpsi dan mendorong isi ke bagian bawah saluran cerna, maka pada daerah tersebut akan mengalami distensi. Pada keadaan demikian, maka intestinal berupaya mendorong isi ke bagian bawah sehingga terjadi peristaltik usus yang berlebihan. Kemudian oleh karena peristaltik usus yang berlebihan tersebut maka akan merangsang sekresi intestinal yang berlebihan sehingga terjadilah distensi. Hal ini akan menyebabkan oedema pada daerah bowel dengan meningkatnya permeabilitas kapiler, lalu plasma masuk ke dalam cavum peritoneal sehingga cairan terjebak dalam lumen intestinal akhirnya terjadi penurunan absorpsi cairan elektrolit di dalam vaskuler. Dan dengan peningkatan distensi maka tekanan intralumen meningkat, menyebabkan penurunan tekanan vena dan kapiler arteri sehingga terjadi iskemia dinding usus dan kehilangan cairan
  • 17. menuju ruang peritonium akibatnya terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari usus, bakteri yang berlangsung cepat menimbulkan peritonitis septik ketika terjadi kehilangan cairan yang akut maka kemungkinan terjadi syok hipovolemik. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi stranggulasi akan menyebabkan kematian. 4. Manifestasi klinis a. Nyeri tekan pada abdomen b. Mual dan muntah c. Konstipasi (sulit BAB). d. Distensi abdomen. e. BAB darah dan lendir tapi tidak ada feces dan flatus 5. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan sinar x: Untuk menunjukan kuantitas abnormal dari gas atau cairan dalam usus. b. Pemeriksaan laboratorium (misalnya pemeriksaan elektrolit dan jumlah darah lengkap) akan menunjukan gambaran dehidrasi dan kehilangan volume plasma dan kemungkinan infeksi. c. Pemeriksaan radiogram abdomen sangat penting untuk menegakkan diagnosa obstruksi usus. Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh udara dalam usus halus, tetapi tidak ada gas dalam usus. d. Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen. e. Rontgen abdomen dalam posisi telentang: mencari penyebab (batu empedu, volvulus, hernia). 6. Komplikasi a. Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehinnga terjadi peradangan atau infeksi yang hebat pada intra abdomen. b. Perforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi selalu lama pada organ intra abdomen. c. Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik dan cepat. d. Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.
  • 18. 7. Penatalaksanaan Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah dengan intubasi dan kompresi, memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal. a. Perawatan Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah dengan intubasi dan kompresi, memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal. b. Farmakologi Obat antibiotik dapat diberikan untuk membantu mengobati atau mencegah infeksi dalam perut, obat analgesic untuk mengurangi rasa nyeri. c. Parasintesis Prosedur ini juga disebut tekan perut atau peritoneum atau dimasukkan obat khusus di dalam perut. Menghapus cairan tambahan dapat membantu bernafas lebih mudah dan merasa lebih nyaman. Cairan dapat dikirim ke laboratorium dan diperiksa untuk tanda-tanda infeksi atau masalah lainnya d. Pembedahan 1) Kolostomi: kolostomi adalah prosedur untuk membuat stoma (pembukaan) antara usus dan dinding perut. Ini mungkin dilakukan sebelum memiliki operasi untuk menghapus usus yang tersumbat. 2) Stent: stent adalah suatu tabung logam kecil yang memperluas daerah usus yang tersumbat. Dengan Menyisipkan stent ke dalam usus menggunakan ruang lingkup (tabung, panjang ditekuk tipis).
  • 19. B. Konsep keperawatan 1. Pengkajian a. Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dan gaya hidup. b. Riwayat kesehatan 1) Keluhan utama : Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan lepas, abdomen tegang dan kaku. 2) Riwayat kesehatan sekarang 3) Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST: P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan. Q : Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atau terus- menerus (menetap). R : Di daerah mana gejala dirasakan S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala numeric 1 s/d 10. T : Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan memperingan keluhan. 4) Riwayat kesehatan masa lalu : Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-obatan. 5) Riwayat kesehatan keluarga : Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien. c. Pemeriksaan fisik 1) Aktivitas/istirahat Gejala : Kelelahan dan ngantuk. Tanda : Kesulitan ambulasi 2) Sirkulasi Gejala : Takikardia, pucat, hipotensi ( tanda syok).
  • 20. 3) Eliminasi Gejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus Tanda : Perubahan warna urine dan feces 4) Makanan/cairan Gejala :anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus. Tanda : muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecahpecah. Kulit buruk. 5) Nyeri/Kenyamanan Gejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik. Tanda : Distensi abdomen dan nyeri tekan. 6) Pernapasan Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan, Tanda : Napas pendek dan dangkal d. Diagnostik Test 1) Pemeriksaan sinar X: akan menunjukkan kuantitas abnormal dari gas dan cairan dalam usus dan pemeriksaan simtologi. 2) Hb dan PCV: meningkat akibat dehidrasi 3) Leukosit: normal atau sedikit meningkat 4) Ureum dan eletrolit: ureum meningkat, Na+ dan Cl- rendah 5) Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen 6) Rontgen abdomen dalam posisi telentang, penyebab (batu empedu, volvulus, hernia). 2. Diagnosa keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output cairan berlebihan, mual dan muntah. c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrisi, anoreksia. d. Kurang pengetahuan tentang kondisi/situasi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemanjanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi, keterbatasan kognitif.
  • 21. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN MUAL DAN MUNTAH 1. Pengkajian A. Data Demografi Biodata 1) Nama :- 2) Umur : 45 tahun 3) Jenis Kelamin : Laki-laki 4) Agama :- 5) Alamat :- 6) Suku/Bangsa :- 7) Pekerjaan :- 8) Pendidikan :- 9) Status kawin :- 10) Diagnosa Medis : Ileus Obstruktif B. Riwayat Kesehatan Sekarang 1) Alasan Masuk Rumah Sakit : Klien mengeluh sejak 3 hari yang lalu perut terasa mual dan muntah. 2) Keluhan Utama : Klien mengeluh mual dan muntah. 3) Riwayat Keluhan Utama : Klien mengatakan perutnya semakin lama semakin kembung. Nafsu makan berkurang, urin menjadi sedikit. C. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :- D. Riwayat Kesehatan Keluarga :- E. Pola Kehidupan Sehari-hari :- F. Keadaan Umum 1) Tanda-tanda vital  TD : 100/70 mmHg  SB :-  N : 90x/mnt
  • 22. 2) Kesadaran : 3) GCS  Eye :-  Motorik :  Verbal : 4) Pemeriksaan Fisik : Menunjukkan keadaan umum penderita tampak lemah, muka pucat, mata cekung. Tensi: 100/70 mmHg, nadi 90 x/mnt, adanya distensi abdomen, tampak masa pada daerah inguinal kanan seperti sosis, perabaan lunak, nyeri tekan, sejak 2 hari penderita tidak defekasi dan tidak flatus. G. Pemerisaan Penunjang : - Data Fokus Data Subjektif Data Objektif 1. Klien mengeluh sejak 3 hari  Pemeriksaan fisik menunjukkan yang lalu perut terasa mual dan keadaan muntah terus setiap kali diberi tampak lemah, makan dan semakin minum, lama perut semakin kembung. 2. Klien mengatakan nafsu makan berkurang, 3. Klien mengatakan urin sedikit. 4. Klien mengatakan sejak 2 hari tidak defekasi dan tidak flatus. umum penderita  Muka klien tampak pucat.  Mata klien tampak cekung.  Hasil Tensi : 100/70 mmHg,  N : 90x/mnt.  Saat dipalpasi adanya distensi abdomen.  Saat pemeriksaan tampak masa pada daerah inguinal kanan seperti sosis dengan perabaan lunak.  Terdapat nyeri tekan.
  • 23. Analisa Data No 1. Data Penyebab DS :  Klien mengeluh sejak Tumor/Neoplasma 3 hari yang lalu perut terasa mual dan muntah terus setiap kali diberi makan dan (mekanis) dan ketidakmampuan muskulator usus untuk mendorong (fungsional) minum, perut semakin lama semakin kembung. Obstruksi lumen saluran cerna  Klien mengatakan urin Peningkatan tahanan saluran cerna sedikit. DO :  Pemeriksaan TTV didapatkan hasil TD: Peningkatan peristaltik 100/70 mmHg, N : 80x/mnt. Intermiten hingga menghilang  Muka klien tampak pucat. Distensi saluran cerna  Mata klien tampak cekung. Peningkatan tekanan pada lumen saluran cerna Perasaan penuh pada saluran cerna Ransangan ke nervus vagus Pengaktifan pusat muntah (medula oblongata) Mual disertai muntah yang berlebihan Masalah Resiko devisit volume cairan
  • 24. Output cairan yang berlebihan Devisit volume cairan 2. DS : Tumor/Neoplasma  Klien mengatakan nafsu makan berkurang. (mekanis) dan ketidakseimbangan ketidakmampuan nutrisi kurang dari muskulator usus untuk kebutuhan tubuh  Klien mengeluh sejak mendorong 3 hari yang lalu perut (fungsional) terasa mual dan muntah terus setiap kali diberi makan dan minum, perut semakin lama semakin Obstruksi lumen saluran cerna Peningkatan tahanan saluran cerna kembung. Peningkatan peristaltik DO :  Saat dipalpasi adanya distensi abdomen.  Saat tampak Resiko pemeriksaan masa pada Intermiten hingga menghilang Distensi saluran cerna daerah inguinal kanan seperti sosis dengan perabaan lunak. Peningkatan tekanan pada lumen saluran cerna  Terdapat nyeri tekan. Perasaan penuh pada saluran cerna Ransangan ke nervus vagus Pengaktifan pusat muntah (medula
  • 25. oblongata) Mual disertai muntah yang berlebihan Anoreksia Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh DS :  Klien Tumor/Neoplasma mengatakan (mekanis) dan dan defekasi: ketidakmampuan sejak 2 hari tidak defekasi Gangguan pola konstipasi tidak muskulator usus untuk flatus. mendorong DO : (fungsional)  Saat dipalpasi adanya Obstruksi lumen saluran cerna distensi abdomen. Peningkatan tahanan saluran cerna Penurunan kapasitas distribusi makanan dalam sal. cerna Susah BAB Gangguan eliminasi : konstipasi 2. Daftar Diagnosa Keperawatan a. Resiko devisit volume cairan b. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh c. Gangguan pola defekasi: konstipasi
  • 26. SKENARIO II Seorang perempuan masuk Rumah Sakit dengan keluhan, muntah coklat kehitaman, nyeri epigastrium, lemah, pucat, konjungtiva anemis, diaforesis, BAB hitam, agak encer. TD : 100/PP, nadi lemah > 120x/mnt, RR > 30x/mnt. Anoreksia sudah 1 hari, bibir kering, tremor, klien kencing agak sedikit dan warna pekat. 1. Klarifikasi Istilah-Istilah Penting  Nyeri epigastrium, Suatu sensasi tidak nyaman yang terjadi dibawah sternum, apabila terdapat refluks kandungan asam dari lambung ke dalam esofagus.  Konjungtiva, membran mukosa dibawah mata.  Lemah , tidak bertenaga atau tidak kuat  Anemis, suatu tanda yang disebabkan oleh penurunan suplai oksigen.  Anorexia, atau turunnya nafsu makan . tidak ada keinginan untuk makan walaupun ada rasa lapar.  Diaforesis, keringat dingin  Tremor, tubuh gemetar yang disebabkan oleh gerakan otot ritmis bolakbalik yang tidak disengaja. 2. Kata/Problem kunci  Muntah coklat kehitaman  Nyeri epigastrium  BAB hitam  TD 100/PP
  • 27. 4. Pertanyaan-Pertanyaan Penting a. Apakah yang menyebabkan penderita muntah coklat kehitaman ? b. Apakah yang menyebabkan penderita mengalami nyeri epigastrium ? c. Apakah yang menyebabkan BAB penderita hitam ? d. Apakah yang menyebabkan konjungtiva penderita anemis ? e. Apakah yang menyebabkan klien kencing sedikit dan warna pekat ? f. Mengapa klien mengalami tremor ? 5. Jawaban Pertanyaan a. Muntah yang berwarna coklat kehitaman disebabkan oleh adanya perdarahan yang kemudian teroksidasi oleh HCl dan bakteri yang terdapat pada organ pencernaan. b. Penyebab penderita mengalami nyeri epigastrium karena nyeri pada epigastrium merupakan nyeri yang dirasakan pada perut bagian atas tengah, nyeri ini akan menggambarkan adanya gangguan pada beberapa organ pencernaan seperti lambung, duodenum, hati, pankreas, dan empedu. c. Penyebab BAB penderita hitam (melena) karena melena terjadi, jika darah berada dalam usus besar dalam jangka waktu lama sehingga bakteri akan mengurainya menjadi senyawa kimia (hematin) yang berwarna hitam. Oleh karena itu, melena biasanya menandakan perdarahan dari saluran cerna bagian atas (misalnya, perdarahan dari ulkus lambung atau duodenum). d. Penyebab konjungtiva penderita anemis karena konjungtiva anemis merupakan salah satu tanda dari penyakit anemia (kekurangan darah). Pada kasus tersebut konjungtiva anemis disebabkan oleh kemungkinan terjadinya perdarahan di organ pencernaan yang dibuktikan oleh BAB hitam dan muntah yang berwarna cokelat kehitaman. e. Urine yang sedikit dan berwarna kuning pekat disebabkan oleh adanya gangguan pada organ hati , ginjal, dehidrasi, dan gangguan pada organ tubuh lainnya.
  • 28. f. Klien mengalami tremor karena adanya perubahan status kesehatan yang serius. 6. Tujuan Pembelajaran Selanjutnya  Bagaimana mekanisme penyakit hematemesis melena ? 7. Informasi Tambahan Pada dasarnya hematemesis adalah muntah darah hitam, sedankan melena adalah pengeluaran kotoran atau fecess yang hitam yang umumnya berasal dari saluran cerna bagian atas. Warna hematemsis tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi, kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal. Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal dan menimbulkan bau yang khas yang menunjukan perdarahan saluran cerna bagian atas serta dicernanya darah pada usus halus. Warna gelap atau hitam berasal dari konversi hemoglobin menjadi hematin oleh bakteri setelah 14 jam. Biasanya terjadi hematemesis bila ada pendarahan di daerah proksimal jejenum dan melena dapat terjadi tersendiri atau bersama – sama dengan hematemesis. Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 50 – 100 ml, baru dijumpai keadaan melena. Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis atau melena sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya pendarahan saluran makanan bagian atas. Hematemesis dan melena merupakan keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera di rumah sakit. 8. Klarifikasi Informasi Pada dasarnya hematemesis dan melena merupakan suatu keadaan yang terjadi pada penyakit gastritis karena berhubungan erat dengan erosi atau perlukaan mukosa lambung, sehingga memberikan komplikasi yang besar pad gastritis yaitu perdarahan. 9. Analisa Dan Sintesis Informasi a. Jelaskan anatomi, fisiologi dan biomedik system digestive ! Anatomi, fisiologi dan biomedik system digestive antara lain :
  • 29. a) Kerongkongan (Esofagus) Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histology e sofagus dibagi menjadi tiga bagian: o Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka) o Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus) o Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus). b) Lambung Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu: Kardia, fundus dan antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan zat penting yaitu : o Lendir Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung. o Asam klorida (HCl) Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. c) Usus halus Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.
  • 30. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). o Usus dua belas jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. o Usus Kosong (jejenum) Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa,
  • 31. panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”. o Usus Penyerapan (illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. b. Jelaskan penyebab terjadinya BAB hitam ! BAB hitam disebabkan oleh adanya perdarahan. Terjadinya pendarahan karena disebabkan oleh satu atau banyak penyebab diantaranya: a) Kelainan pada esofagus o Varises osefagus Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai dengan pembesaran abnormal pembuluh darah vena di esofagus bagian bawah, Varises esophagus biasanya tidak bergejala, kecuali jika sudah robek dan berdarah. Varises esofagus terjadi jika aliran darah menuju hati terhalang. Penyebab utama varises esophagus biasanya merupakan komplikasi sirosis dimana sirosis adalah gangguan serius dari hepar, yang merupakan bekas luka ireversibel dari jaringan hepar, sering hasil dari penyakit hati alkoholik atau hepatitis B atau infeksi heptitis C. Penderita dengan hematemesis melena yang di sebabkan oleh
  • 32. pecahnya varises osefagus tidak pernah mengeluh perih dan rasa sakit di epigastrium. Pada umumnya sifat pendarahan timbul spontan dan masif. Darah yang di muntahkan berwarna kehitam hitaman dan tidak membeku karena telah bercampur dengan asam lambung. o Karsinoma osefagus Gejala utama karsinoma esofagus ialah disfagia (kesulitan menelan) progresif yang berangsur-angsur menjadi berat. Keluhan ini dapat berlangsung beberapa minggu sampai berbulan-bulan. Mula-mula disfagia timbul bila makan makanan padat, sampai akhirnya makanan cair ataupun air liurpun sangat mengganggu. Semua ini menyebabkan penderita menjadi kurus dengan keadaan gizi kurang. Karsinoma osefagus sering memberikan keluhan berupa melena di bandingkan hematemesis. Disamping mengeluh disfagia, badan cenderung menurun dan anemia, hanya sesekali penderita muntah darah, itupun tidak masif. o Sindroma Mallory-Weiss Mallory-Weiss sindrom atau sindrom laserasi gastro-esofagus adalah luka robek atau lecet pada bagian bawah kerongkongan dan bagian atas lambung selama muntah-muntah atau cekukan yang kuat. Penyebab penyakit ini sering berhubungan dengan alkoholisme dan gangguan makanan, selain itu faktor predisposisi syndrome ini berhubungan dengan adanya henia hiatus, mual, muntah,batuk,trauma tumpul abdomen,dan resusitasi cardiopulmoner. Hematemesis biasanya timbul di dahului muntah- muntah hebat tanpa isi yang kemudian akan mengerosi atau menyebabkan luka robek pada bagian bawah kerongkongan dan bagian atas lambung sehingga menimbulkan pendarahan. o Esofangitis dan Tukak esofagus Esofagus bila sampai menimbulkan pendarahan lebih sering intermiten atau kronis dan biasanya ringan sehingga lebih sering timbul melena di bandingkan hematemesis. Tukak di osefagus jarang
  • 33. sekali menimbulkan pendarahan, jika di bandingkan dengan tukak lambung dan duodenum. b) Kelainan pada lambung o Gastritis erosiva hemoragika Hematemesis bersifat tidak masif dan timbul setelah penderita minum obat-obatan yang menyebabkan iritasi lambung. Sebelum muntah penderita mengeluh nyeri ulu hati. Perlu ditanyakan apakah penderita sedang atau sering menggunakan obat artitis (NSAID dan steroid) ataukah sering minum alkohol atau jamu-jamuan, sebab obat- obataan diatas dapat menyebabkan erosi pada lambung sehingga dapat menimbulkan pendarahan. o Tukak lambung Tukak lambung adalah gejala penyakit yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada perut. Penderita mengalami dispepsi berupa mual, muntah, nyeri ulu hati dan sebelum hematemesis didahului rasa nyeri atau pedih di epigastrum yang berhubungan dengan makanan. Sesaat sebelum timbul hematemesis karena rasa nyeri dan pedih dirasakan semakin hebat. Setelah muntah darah rasa nyeri dan pedih berkurang. Sifat hematemesis tidak begitu masif dan melene lebih dominan dari hematemesis. o Karsinoma lambung Insidensi karsinoma lambung di negara kita tergolong sangat jarang dan pada umumnya datang berobat sudah dalam fase lanjut, dan sering mengeluh rasa pedih, nyeri di daerah ulu hati sering mengeluh merasa lekas kenyang dan badan menjadi lemah , adanya penuruna berat badan dan bial kanker lambung bertambah besar maka akan teraba masa pada dinding perut. kadang penderita mengeluh adanya hematemesis, walaupun Lebih sering mengeluh karena melena. c. Sebutkan penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan BAB hitam ! Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan BAB hitam yaitu : o Ulkus peptikum
  • 34. o Gastrititis o Hematemesis melena d. Jelaskan patofisiologi terjadinya BAB hitam ! Patofisiologi terjadinya BAB hitam yaitu : Pada gagal hepar sirosis kronis, kematian sel dalam hepar mengakibatkan peningkatan tekanan vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral dalam submukosa esopagus dan rektum serta pada dinding abdomen anterior untuk mengalihkan darah dari sirkulasi splenik menjauhi hepar. Dengan meningkatnya teklanan dalam vena ini, maka vena tsb menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah (disebut varises). Varises dapat pecah, mengakibatkan perdarahan gastrointestinal masif. Selanjutnya dapat mengakibatkan kehilangan darah tiba-tiba, penurunan arus balik vena ke jantung, dan penurunan curah jantung. Jika perdarahan menjadi berlebihan, maka akan mengakibatkan penurunan perfusi jaringan. Dalam berespon terhadap penurunan curah jantung, tubuh melakukan mekanisme kompensasi untuk mencoba mempertahankan perfusi. Mekanisme ini merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala utama yang terlihat pada saat pengkajian awal. Jika volume darah tidak digantikan , penurunan perfusi jaringan mengakibatkan disfungsi seluler. Sel-sel akan berubah menjadi metabolsime anaerobi, dan terbentuk asam laktat. Penurunan aliran darah akan memberikan efek pada seluruh sistem tubuh, dan tanpa suplai oksigen yang mencukupi sistem tersebut akan mengalami kegagalan. e. Jelaskan pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk mendiagnosis klien dengan kasus BAB hitam ! Pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk mendiagnosis klien dengan kasus BAB hitam yaitu : o Anamnesis Dilakukan anmnesis yang teliti dan bila keadaan umum penderita lamah atau kesadaran menurun maka dapat diambil aloanamnesis. Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu, misalnya hepatitis, penyakit hati menahun, alkoholisme, penyakit lambung, pemakaian obat-obat
  • 35. ulserogenik dan penyakit darah seperti: leukemia dan lain-lain. Biasanya pada perdarahan saluran makan bagian atas yang disebabkan pecahnya varises esofagus tidak dijumpai adanya keluhan rasa nyeri atau pedih di daerah epigastrium dan gejala. o Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik penderita perdarahan saluran makan bagian atas yang perlu diperhatikan adalah keadaan umum, kesadaran, nadi, tekanan darah, tanda-tanda anemia dan gejala-gejala hipovolemik agar dengan segera diketahui keadaan yang lebih serius seperti adanya rejatan atau kegagalan fungsi hati. Disamping itu dicari tanda-tanda hipertensi portal dan sirosis hepatis, seperti spider naevi, ginekomasti, eritema palmaris, caput medusae, adanya kolateral, asites, hepatosplenomegali dan edema tungkai. o Pemeriksaan Penunjang Untuk pemeriksaan penunjang BAB hitam dengan cara pemeriksaan endoskopi, ultrasonografi dan scanning hati. f. Uraikan pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis dan nonfarmakologis pada klien dengan kasus BAB hitam ! Pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis dan nonfarmakologis pada klien dengan kasus BAB hitam dilakukan ddngan cara mengobati perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini mungkin dan sebaiknya diraat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan yang teliti dan pertolongan yang lebih baik. Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas meliputi : o Penderita harus diistirahatkan mutlak, obat-obat yang menimbulkan efek sedatif morfin, meperidin dan paraldehid sebaiknya dihindarkan. o Penderita dipuasakan selama perdarahan masih berlangsung dan bila perdarahan berhenti dapat diberikan makanan cair. o Infus cairan langsung dipasang dan diberilan larutan garam fisiologis selama belum tersedia darah. o Pengawasan terhadap tekanan darah, nadi, kesadaran penderita dan bila perlu dipasang CVP monitor.
  • 36. o Pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit perlu dilakukan untuk mengikuti keadaan perdarahan. o Transfusi darah diperlukan untuk menggati darah yang hilang dan mempertahankan kadar hemoglobin 50-70 % harga normal. o Pemberian obat-obatan hemostatik seperti vitamin K, 4 x 10 mg/hari, karbasokrom (Adona AC), antasida dan golongan H2 reseptor antagonis (simetidin atau ranitidin) berguna untuk menanggulangi perdarahan. o Dilakukan klisma atau lavemen dengan air biasa disertai pemberian antibiotika yang tidak diserap oleh usus, sebagai tindadakan sterilisasi usus. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan produksi amoniak oleh bakteri usus, dan ini dapat menimbulkan ensefalopati hepatik. g. Berikan pendidikan kesehatan pada klien ! Pendidikan kesehatan pada klien antara lain : o Perbanyak makan daging. Dengan mengkonsumsi daging, pasokan zat besi yang masuk ke tubuh akan terjaga. Dengan demikian, produksi hemoglobin kembali normal. Hanya saja, Anda perlu mencermati kualitas daging yang Anda konsumsi. o Perbanyak makan buah dan sayur. Makanan penambah darah lainnya adalah buah-buahan. Jenis yang paling baik adalah anggur, buah plum, apel, anggur kering atau kismis, melon dan masih banyak lagi lainnya. Buah sebenranya tidak mengandung zat besi, namun konsumsi buah-buahan bisa membantu proses pengangkutan zat besi di dalam tubuh sehingga proses produksi hemoglobin atau sel darah merah bisa lebih baik. Selain buah, sayuran tertentu juga merupakan makanan penambah darah yang baik. Sebut saja lobak, sawi, brokoli, kentang, kacang polong hijau, bayam, ubi dan masih banyak lagi jenis sayuran lainnya. Di antara semua deretan sayuran yang disebutkan, boleh jadi ubi menempati urutan paling penting sebab ia tak hanya mengandung zat besi yang sangat penting dalam pembentukan darah, tetapi ia juga mampu mengaktifkan sel darah merah dan juga menambah oksigen di dalam darah.
  • 37. 10. Laporan Diskusi Dalam skenario tersebut, seorang perempuan mengeluh mengalami muntah coklat kehitaman. Muntah yang berwarna coklat kehitaman ini biasanya merupakan tanda dari adanya perdarahan. Hematemesis merupakan muntah darah yang bersumber dari arteri atau vena. Warna hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal. Perdarahan yang terjadi ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perlukaan pada lapisan dinding organ pencernaan atas misalnya pada lambung dan esofagus, hal ini semakin diperkuat dengan adanya nyeri di daerah epigastrium. Kondisi pasien yang pucat dengan konjungtiva anemis menandakan bahwa pasien mengalami kekurangan darah (anemia) akibat dari perdarahan yang terjadi. Anoreksia yang sudah 1 hari dialami pasien kemungkinan disebabkan oleh adanya muntah. Hal ini mengakibatkan kurangnya asupan nutrisi yang cukup untuk pasien. Sehingga pasien merasa lemah, TD rendah yaitu 100/PP, nadi lemah dan mengalami tremor. Selain itu klien kencing agak sedikit dan berwarna pekat yang biasanya menandakan adanya dehidrasi atau adanya gangguan pada beberapa organ tubuh yang penting. BAB hitam, agak encer atau bisa disebut melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal dan menimbulkan bau yang khas yang menunjukan pendarahan saluran cerna bagian atas serta di cernanya darah pada usus halus. Warna merah gelap atau hitam berasal dari konversi hemoglobin menjadi hematin oleh bakteri. Dan dari gejala-gejala yang dialami klien tersebut dapat dipastikan bahwa klien menderita gastritis.
  • 38. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GASTRITIS A. 1. KONSEP MEDIS Definisi Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung( Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ,Edisi Kedelapan hal 1062). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local(Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422). Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori.Peradangan ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. 2. Etiologi Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinyagastritis antara lain : a) Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan
  • 39. tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak – kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak. b) Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. c) Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat – obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer. d) Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal. e) Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan gastritis.
  • 40. f) Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung. g) Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjarkelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua. h) Radiasi and kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung. 3. Patofisiologi a) Gastritis akut Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis.Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat – obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkangastritis dan peptic
  • 41. ulcer.Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu. Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung. Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya terjadi difusi balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak. b) Gastritis kronik Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung. H. Pylori termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung. Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri H. Pyloritersebut dengan mengirimkan butir-butir leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi lainnya.
  • 42. Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H. Pylori tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk. 4. Manifestasi Klinis Gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah : a) Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya. Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah. b) Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala. c) Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas. d) Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.
  • 43. 5. Komplikasi a) Gastritis akut Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi. b) Gastritis kronis Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis Kronis juka dibiarkan dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung. 6. Pemeriksaan Penunjang Menurut Brunner dan Suddart (2000) pemeriksaan pada penyakit gastritis terdiri dari : a) Gastritis akut o Gastroskopi : mukosa lambung erosi o Gastroskopi : mukosa lambung erosi o Barium kontras : erosi superfisial b) Gastritis Kronik o Gastrin serum o Schilling test o Barium swallow
  • 44. 7. Penatalaksanaan Obat yang dipergunakan untuk gastritis adalah Obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif menetralkan asam dilambung dan tidak diserap ke dalam tubuh sehingga cukup aman digunakan (sesuai anjuran pakai tentunya). Semakin banyak kadar antasida di dalam obat maag maka semakin banyak asam yang dapat dinetralkan sehingga lebih efektif mengatasi gejala sakit gastritis dengan baik. Pengobatan gastritis tergantung pada penyebabnya. Gastritis akut akibat konsumsi alkohol dan kopi berlebihan, obat-obat NSAID dan kebiasaan merokok dapat sembuh dengan menghentikan konsumsi bahan tersebut. Gastritis kronis akibat infeksi bakteri H. pylori dapat diobati dengan terapi eradikasi H. pylori. Terapi eradikasi ini terdiri dari pemberian 2 macam antibiotik dan 1 macam penghambat produksi asam lambung, yaitu PPI (proton pump inhibitor). Untuk mengurangi gejala iritasi dinding lambung oleh asam lambung, penderita gastritis lazim diberi obat yang menetralkan atau mengurangi asam lambung, misalnya : c) Antasid : Obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralkan asam lambung sehingga cepat mengobati gejala antara lain promag, mylanta, dll. d) Penghambat asam (acid blocker) : Jika antasid tidak cukup untuk mengobati gejala, dokter biasanya meresepkan obat penghambat asam antara lain simetidin, ranitidin, atau famotidin. e) Proton pump inhibitor (penghambat pompa proton) : Obat ini bekerja mengurangi asam lambung dengan cara menghambat pompa kecil dalam sel penghasil asam. Jenis obat yang tergolong dalam kelompok ini adalah omeprazole, lanzoprazole, esomeparazol, rabeprazole, dll. Untuk mengatasi infeksi bakteri H. pylori, biasanya digunakan obat dari golongan antibiotika. penghambat pompa proton, dikombinasikan dengan
  • 45. B. 1. KONSEP KEPERAWATAN Pengkajian a. Aktifitas/Istirahat Gejala: Kelemahan, kelelahan. Tanda: Takikardia, takipnea/hiperventilasi (respons terhadap takikardia, disritmia(hi aktivitas). b. Sirkulasi Gejala: Hipotensi (termasuk postural), povolemia, hipoksemia), kelemahan/nadi perifer lemah, pengisian kapilerlambat/perlahan(vasokontriksi),warna kulit: Pucat, sianosis, terrgantung padda jumlah kelembaban kehilangan kulit/membrane darah, mukosa : berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respon psikologik). c. Integritas Ego Gejala: Faktor stress akut atau kronis (keuangan, keluarga, kerja), perasaan tidak berdaya. Tanda :Tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat,perh atian menyempit, gemetar, suara gemetar. d. Eliminasi Gejala : Riwayat perawatan di rumah sakit perdarahan GI atau masalah yang sebelumnya karena berhubungan dengan GI misalnya luka peptic/gaster, gastritis, bedah gaster, radiasi area gaster, perubahan Tanda: Nyeri pola tekan hiperaktif selama defekasi/ karakteristik abdomen; distensi, bunyi perdarahan, hipoaktif usus: feses. sering setelah perdarahan, karakter feses: diare, darah warna gelap, kecoklatan, atau kadangkadang merah cerah; berbusa, bau busuk (steatore), konstipasi dapat terjadi (perubahan haluaran urine: menurun, pekat. diet, penggunaan antasida),
  • 46. e. Makanan dan cairan Gejala: Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal), masalah menelan; cegukan, nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual/muntah, tidak toleran terhadap makanan, contoh makanan pedas, coklat; diet khusus untuk penyakit ulkus sebelumnya, penurunan berat badan. Tanda: Muntah: Warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis), berat jenis urin meningkat. f. Neurosensori Gejala: Rasa berdenyut, pusing/sakit kepala karena sinar, kelemahan, status mental: tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur, disorientasi/bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi/oksigenasi). g. Nyeri/kenyamanan Gejala: Nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa perih; hebat nyeri tiba-tiba dapat disertai terbakar, perforasi, rasa ketidaknyamanan/distress samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut). Tanda: Wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit. 2. Daftar Diagnosa Keperawatan a) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peradangan mukosa lambung akibat peningkatan atau penurunan HCL. b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. c) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output cairan yang berlebihan (muntah, pendarahan) dan asupan cairan yang tidak memadai.
  • 47. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KELUHAN BAB HITAM 1. Pengkajian A. Data Demografi Biodata 1. Nama :- 2. Umur :- 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Agama :- 5. Alamat :- 6. Suku/Bangsa :- 7. Pekerjaan :- 8. Pendidikan :- 9. Status kawin :- 10. Diagnosa Medis : Gastritis B. Riwayat Kesehatan Sekarang 1) Alasan Masuk Rumah Sakit : Klien mengeluh muntah coklat kehitaman . 2) Keluhan Utama : Klien mengeluh BAB hitam. 3) Riwayat Keluhan Utama : Klien mengeluh nyeri epigastrium, lemah, pucat, konjungtiva anemis, diaforesis, BAB agak encer, anoreksia sudah 1 hari, bibir kering tremor, klien kencing agak sedikit dan warna pekat. C. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :- D. Riwayat Kesehatan Keluarga :- E. Pola Kehidupan Sehari-hari :-
  • 48. F. Keadaan Umum 1) Tanda-tanda vital  TD : 100/PP  SB :-  N : > 120x/mnt  RR : > 30x/mnt 1) Kesadaran : 2) GCS  Eye :-  Motorik :  Verbal : 3) Pemeriksaan Fisik : Menunjukkan keadaan umum penderita tampak pucat, konjungtiva anemis, nadi lemah dan bibir kering, tremor dan klien kencing agak sedikit dan warna pekat. 4) Pemerisaan Penunjang : -
  • 49. Data Fokus Data Subjektif 1. Klien mengeluh Data Objektif muntah berwarna coklat kehitaman. 2. Klien mengeluh Nyeri  Klien tampak pucat  Konjungtiva anemis.  TD : 100/PP  Nadi lemah > 120x/mnt epigastrium. 3. Klien mengeluh lemah.  RR > 30x/mnt. 4. Klien  Bibir kering mengeluh berkeringat dingin (diaforesis). 5. Klien mengatakan tidak nafsu makan (anoreksia) sudah 1 hari. 6. Klien mengeluh BAB hitam, agak encer.  Tremor.  Kencing agak sedikit dan warna pekat.
  • 50. Analisa Data No 1. Data DS :  Klien muntah Etiologi mengeluh berwarna Infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, kokain, stress Problem Devisit voleme cairan coklat kehitaman.  Klien mengeluh BAB hitam, agak encer. DO :  Kencing agak sedikit dan warna pekat.  Bibir kering. Produksi HCL berlebih Penurunan pertahanan mukosa sal.cerna Iritasi/ peradangan mukosa lambung  Tremor. Penghantaran ransangan dari nervus vagus ke medula oblongata (pusat muntah) Mual disertai muntah yang berlebihan Output cairan yang berlebihan Devisit volume cairan 2. DS :  Klien mengeluh lemah.  Klien mengeluh berkeringat Infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, kokain, stress dingin (diaforesis) Produksi HCL berlebih DO :  Klien tampak pucat.  RR > 30x/mnt. Penurunan pertahanan mukosa sal.cerna Resti gangguan perfusi jaring
  • 51. Iritasi/ peradangan mukosa lambung Pendarahan pada sal. cerna Hipovolemik Resiko gangguan perfusi 3. DS :  Klien mengeluh Nyeri epigastrium. Infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, kokain, stress DO :  TD : 100/PP Produksi HCL berlebih  Nadi lemah > 120x/mnt  RR > 30x/mnt. Penurunan pertahanan mukosa sal.cerna Iritasi/ peradangan mukosa lambung Perasaan tidak nyaman pada area epigastrium Pelepasan mediator kimia (bradikinin, progstaglandin) Sensasi nyeri Nyeri Gangguan rasa nyaman (nyeri)
  • 52. 4. DS :  Klien mengatakan tidak nafsu (anoreksia) makan sudah 1 muntah mengeluh berwarna coklat kehitaman. Penurunan pertahanan mukosa sal.cerna  Klien mengeluh BAB hitam, agak encer. DO :  Bibir kering. Iritasi/ peradangan mukosa lambung Pendarahan pada sal. cerna Hematemesis Melena Intake nutrisi berkurang Perubahan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh 2. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Produksi HCL berlebih hari.  Klien Infeksi bakteri, obat-obatan, alkohol, kokain, stress Daftar Diagnosa Keperawatan a. Defisit volume cairan b. Resti gangguan perfusi jaringan c. Gangguan rasa nyaman nyeri d. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
  • 53. SKENARIO III Seorang wanita berusia 17 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan utama sakit perut di daerah kanan bawah. Rasa sakit ini datang tiba-tiba yang membuat ia terbangun dari tidur tadi malam karena kesakitan. Keluhan utama diatas disertai rasa mual dan beberapa kali muntah. Pasien pasien juga mengeluh mengalami menggigil. 1. Klarifikasi Istilah-Istilah Penting  Sakit perut , sakit yang dirasakan dimana saja antara dada dan pangkal paha  Mual , adalah sensasi tidak menyenangkan ingin muntah, dan sering berkaitan dan keringat dingin , pucat, air liur, byeri lambung, kontraksi duodenum, dan refluks isi usus halus ke dalam lambung  Muntah, suatu refluks kompleks yang di perantarai oleh pusat muntah di medulla oblongata otak . muntah juga merupakan pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut dengan bantuan kontraksi otot-otot perut .  Menggigil, adalah perasaan dingin disertai dengan getaran tubuh. 2. Kata/Problem kunci  Sakit perut di daerah kanan bawah  terbangun dari tidur tadi malam karena kesakitan
  • 54. 4. Pertanyaan-Pertanyaan Penting a. Mengapa penderita merasakan sakit perut di daerah kana bawah ? b. Mengapa penderita sering mengalami kesakitan yang datang secara tibatiba c. Mengapa sakit perut yang dirasakan penderita disertai rasa mual dan beberapa kali muntah ? d. Mengapa penderita mengalami menggigil ? 5. Jawaban Pertanyaan a. Penderita merasakan sakit perut di daerah kana bawah karena penyebab yang paling sering adalah radang dari usus buntu atau Appendicitis, kemudian penyebab lain yang cukup sering adalah infeksi saluran kencing, atau pada wanita patut dicurigai adanya radang saluran indung telur, infeksi usus halus atau usus besar. Untuk membedakan antara usus buntu dengan infeksi saluran kencing yaitu : Pada usus buntu gejala yang menyertai adalah demam, bisa juga disertai rasa mual sampai muntah dan kadang bisa juga disertai diare, biasanya nyeri yang timbul kuat sekali sampai si penderita selalu membungkukkan badannya karena menahan nyeri di bagian perut kanan bawah. Sedangkan pada infeksi saluran kencing biasanya adalah sering kencing, rasa nyeri bila kencing, juga rasa perih pada waktu kencing, juga bisa disertai demam tinggi dan rasa mual muntah juga. Nyeri kolon tampilannya kadang kadang nyeri dapat berkurang sementara oleh defekasi atau flatus. b. Penderita sering mengalami kesakitan yang datang secara tiba-tiba karena rasa sakit yang datang tiba-tiba yang membuat terbangun pada malam hari menunjukkan bahwa nyeri yang dirasakan sangat luar biasa. Kemudian pada malam hari, aktifitas pencernaan lebih aktif daripada siang hari sehingga dapat dikatakan aktifitas usus meningkat, jika hal ini meningkatkan frekuensi gesekan appendix yang meradang dengan benda asing sehingga penderita sering merasa kesakitan. c. Sakit perut yang dirasakan penderita disertai rasa mual dan beberapa kali muntah disebabkan oleh adanya rangsangan parasimpatis yang mendorong terjadinya refluks isi usus dan lambung.
  • 55. d. Penderita mengalami menggigil karena adanya peradangan yang dapat menyebabkan terjadinya demam yang membuat penderita menjadi menggigil. Menggigil merupakan kontraksi otot-otot rangka untuk menghasilkan panas tubuh sebagai kompensasi dari pengeluaran panas tubuh melebihi pemasukan panas 6. Tujuan Pembelajaran Selanjutnya Bagaimana mekanisme apendisitis sehingga dapat mengakibatkan peritonitis? 7. Informasi Tambahan Pada dasarnya peritonitis adalah peradangan peritoneum (membrane serosa yang melapisi rongga abdomen dan menutup visera abdomen) merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronik. Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ abdomen (misal apendisitis, salpingitis), perforasi saluran cerna, atau dari luka tembus abdomen. Sedangkan mekanisme terjadinya peritonitis diawali dari apendisiti. Pada apendisitis biasanya biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasi folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis dan neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan,makin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen dan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan oedem, diapedesis bakteri, ulserasi mukosa, dan obstruksi vena sehingga udem bertambah kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan nekrosis atau ganggren dinding apendiks sehingga menimbulkan perforasi dan akhirnya mengakibatkan peritonitis baik lokal maupun general. 8. Klarifikasi Informasi Pada dasarnya peritonitis merupakan komplikasi dari apendisitis, dimana pada apendisitis terjadi penyumbatan sehingga menyebabkan obstruksi dan dapat menyebabkan bendungan mucus sehinnga terjadi peningkatan tekanan intra lumen yang dapat mengakibatkan odema. Kerana adanya odema
  • 56. sehingga terjadi perforasi abdominal (perforasi lambung dan duodenum) sehinnga terjadi peradangan pada peritonium yang mengakibatkan peritonits. 9. Analisa Dan Sintesis Informasi a. Jelaskan anatomi, fisiologi dan biomedik system digestive ! Anatomi, fisiologi dan biomedik system digestive terdiri dari umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik. b. Jelaskan penyebab terjadinya sakit perut ! Penyebab terjadinya sakit perut nyeri perut yang hebat dan mendadak kadang merupakan gejala yang sering membawa pasien datang ke unit gawat darurat dan merupakan keluhan utama yang paling sering ditemukan pada pasien dengan kasus pembedahan pada gangguan perut, Dalam kondisi tertentu dan jarang nyeri perut yang menyebabkan dapat menyebabkan komplikasi yang serius bahkan hingga kematian jika diagnosis dan terapi yang tepat terlambat diberikan. Nyeri perut dapat berupa nyeri visceral maupun nyeri somatik, dan dapat berasal dari berbagai proses pada berbagai organ di rongga perut atau diluar rongga perut, misalnya dirongga dada. Para klinisi sebaiknya telah memahami patofisiologi dan tanda-tanda khas penyebab akut abdomen. Lokasi, karakteristik, derajat nyeri dan ada atau tidaknya gejala-gejala sistemik dapat membantu dalam membedakan penyebab-penyebab akut abdomen yang membutuhkan pembedahan segera
  • 57. dengan kondisi medis biasa. Sifat, derajat, dan lamanya nyeri akan sangat membantu dalam mencari penyebab utama akut abdomen. Nyeri superfisial, tajam dan menetap biasanya terjadi pada iritasi peritoneal akibat perforasi ulkus atau ruptur appendiks, ovarian abses atau kehamilan ektopik. Nyeri kolik terjadi akibat adanya kontraksi intermiten otot polos, seperti kolik ureter, dengan ciri khas adanya interval bebas nyeri. Tetapi istilah kolik bilier sebenarnya tidak sesuai dengan pengertian nyeri kolik karena kandung empedu dan ductus biliaris tidak memiliki gerakan peristalsis seperti pada usus atau ureter. Nyeri kolik biasanya dapat reda dengan analgetik biasa. Sedangkan nyeri strangulata akibat nyeri iskemia pada strangulasi usus atau trombosis vena mesenterik biasanya hanya sedikit mereda meskipun dengan analgetik narkotik. Faktor-faktor yang memicu atau meredakan nyeri penting untuk diketahui. Pada nyeri abdomen akibat peritonitis, terutama jika mengenai organ-organ pada abdomen bagian atas, nyeri dapat dipicu akibat gerakan atau nafas yang dalam. c. Sebutkan penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan sakit perut! Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan sakit perut antara lain : o Saluran Cerna : Nyeri abdomen nonspesifik, Appendicitis, Obstruksi usus halus dan kolon, Perforasi pada peptic ulser, Hernia inkarserata, Perforasi usus atau Diverticulitis o Hati, Limpa dan empedu: Akut kolesistisis, Akut kholangitis, Abses hepar, Hepatitis akut, Limpa yang trauma atau rusak o Pancreas: Akut pancreatitis o Saluran Kemih: Kolik ginjal, kut pyelonefritis o Ginekologi: Akut salpingitis, Kehamilan ektopik yang ruptur o Pembuluh darah: Acute ischemic colitis, Mesenteric thrombosis o Peritoneum: Abses intra abdominal, Peritonitis tuberkulosis d. Jelaskan patofisiologi terjadinya sakit perut! Patofisiologi terjadinya sakit perut antara lain: o Inflamasi Peritoneum Parietalis Nyeri akibat inflamasi peritoneum parietalis menetap dan bersifat aching. Nyeri berlokasi di daerah inflamasi.Tempat peralihan nyeri dapat
  • 58. ditunjuk dengan tepat, karena nyeri ditransmisikan melalui saraf somatik yang mempersarafi peritoneum parietalis. Intensitas nyeri tergantung dari tipe dan jumlah material yang memapari permukaan peritoneal pada periode tersebut. Sebagai contoh, pelepasan tiba-tiba asam lambung steril dalam jumlah kecil ke kavitas peritoneum menyebabkan nyeri yang lebih hebat daripada feses netral terkontaminasi dalam jumlah yang sama. Cairan pankreas yang mengandung enzim aktif menyebabkan nyeri dan inflamasi yang lebih berat dibandingkan dengan empedu steril (tidak mengandung enzim poten) dalam jumlah yang sama. Darah dan urine seringkali begitu lumat sehingga tidak terdeteksi pada paparan peritoneum yang tidak mendadak dan tidak masif. Pada kasus kontaminasi bakteri, seperti pada penyakit inflamasi panggul, nyeri seringkali berintensitas rendah pada awal penyakit, sampai terjadi multiplikasi bakteri yang menyebabkan perluasan substansi iritan. Sejauh mana peritoneum terpapar meterial iritan merupakan hal yang penting. Perforasi ulkus peptikum mungkin disertai dengan gambaran klinis yang sepenuhnya berbeda, tergantung hanya pada kecepatan cairan gaster memasuki kavitas periteneum. Nyeri akibat inflamasi peritoneum bervariasi, diperberat oleh tekanan atau perubahan ketegangan dari peritoneum, yang dapat ditimbulkan dengan palpasi atau gerakan, seperti batuk atau bersin. Pasien dengan peritonitis akan berbaring diam di tempat tidur, memilih untuk menghindari gerakan. Hal ini kontras dengan penderita kolik, yang tak henti-henti menggeliat kesakitan. Karakteristik lain dari iritasi peritoneum adalah spasme akibat refleks tonus dari otot-otot abdomen, baik terlokalisir maupun melibatkan segmen tubuh. Intensitas dari spasme tonus otot tergantung dari lokasi proses inflamasi, tingkat perkembangan, dan integritas sisterm saraf. Pada perforasi appendiks retrosekal atau perforasi ulkus ke dalam kantung peritoneum, spasme terjadi minimal atau tidak ada sama sekali, karena adanya efek protektif dari visera di atasnya. Proses yang berkembang lambat seringkali melemahkan derajat spasme otot. Keadaan emergensi
  • 59. pada abdomen yang sangat berbahaya seperti perforasi ulkus dapat disertai dengan nyeri atau spasme otot yang minimal atau tidak terdeteksi, tampak sakit berat, dan sangat lemah (pada orang tua atau pasien psikotik). o Obstuksi Visera Berlumen Nyeri pada obstruksi visera berlumen secara klasik digambarkan sebagai nyeri yang intermiten atau kolik. Walaupun begitu, tidak adanya kram tidak boleh sampai menyebabkan kekeliruan, karena distensi dari visera berlumen menimbulkan nyeri yang stabil dan sangat jarang terjadi eksaserbasi. Nyeri ini tidak mendekati sedikit pun nyeri inflamasi peritoneu parietalis yang bersifat terlokalisir. Nyeri kolik akibat obstruksi usus halus biasanya periumbilikal atau supraumbilikal dan lokasinya tidak jelas. Dengan semakin progerisifnya dilatasi usus halus, yang menyebabkan hilangnya tonus otot, sifat kolik dari nyeri mungkin semakin berkurang. Adanya strangulasi yan menyertai obstruksi, menyebabkan nyeri menyebar ke bagian bawah regio lumbar jika terdapat traksi pada serabut mesenterium. Obstruksi kolon menimbulkan nyeri kolik yang intensitasnya lebih rendah daripada obstruksi usus halus, dan seringkali berlokasi di area infraumbilikal. Biasanya nyeri beradiasi ke lumbal pada obstruksi kolon. Distensi tiba-tiba pada percabangan bilier lebih sering menimbulkan nyeri stabil daripada kolik. Karena itu kolik bilier merupakan istilah yang keliru. Distensi akut dari kandung empedu biasanya menyebabkan nyeri di kuadran kanan atas dengan radiasi ke regio posterior kanan toraks atau ke ujung bawah skapula kanan. Sedangkan distensi dari duktu biliarais komunis biasanya disertai dengan nyeri epigastrium yang beradiasi ke regio lumbsar bagian atas. Bagaimanapun juga, variasi nyeri seringkali terjadi, yang menyebabkan kelainan-kelainan di atas tidak dapat dibedakan satu sama lain. Nyeri subskapula yang khas atau radiasi lumbal seringkali tidak ada. Dilatasi bertahap dari percabangan bilier, seperti pada karsinoma kaput pankreas mungkin tidak menimbulkan nyeri atau hanya terjadi sensasi nyeri yang minimal di epigastrium atau kuadran kanan atas. Nyeri yang disebabkan distensi duktus pankreatikus
  • 60. menyerupai nyeri pada distensi duktus biliaris komunis, tetapi sering sekali diperberat dengan posisi telentang dan hilang dengan posisi tegak lurus. Obstruksi kandung kemih menyebabkan nyeri tumpul pada suprapubis, biasanya berintensitas rendah. Pasien gelisah tanpa keluhan nyeri yang spesifik, mungkin satu-satunya tanda dari distensi kandung kemih. Hal tersebut bertentangan dengan obstruksi pada ureter pars intravesikular yang ditandai dengan nyeri suprapubik dan panggul yang hebat, kemudian menjalar ke penis, skrotum, atau paha atas bagian dalam. Obstruksi dari ureteropelvic junction dirasakan sebagai nyeri pada angulus costoverterbralis. Sedangkan obstruksi ureter sisanya disertai dengan nyeri panggul yang seringkali menyebar ke abdomen di daerah yang sama. o Gangguan Vaskuler Nyeri yang menyertai gangguan vaskuler intraabdominal bersifat tiba-tiba dan sangat hebat. Nyeri akibat emboli atau trombosis arteri mesenterikus superior atau impending ruptur pada aneurisma aorta abdominal memang hebat dan difus. Tetapi, pada keadaan lain yang sama seringnya, yaitu oklusi arteri mesetium superior, nyeri yang terjadi ringan, difus, dan kontinyu, berlangsung 2 – 3 hari sebelum vaskuler kolaps atau munculnya tanda-tanda inflamasi peritoneum. Rasa tidak nyaman pada fase awal, yang tampaknya kurang signifikan lebih mungkin disebabkan oleh hiperperistaltik daripada inflamasi peritoneum. Tidak adanya tenderness dan rigiditas yang menyertai nyeri kontinyu dan difus pada pasien dengan kecenderungan menderita penyakit vaskuler, merupakan karakteristik dari oklusi arteri mesenterikus superior. Nyeri abdomen yang menjalar ke regio sakral, panggul, atau genitalia, merupakan tanda kemungkinan terjadinya ruptur aneurisma aorta abdominal. Nyeri ini mungkin menetap selama beberapa hari sebelum timbulnya ruptur dan kolaps. o Dinding Abdomen Nyeri yang timbul dari dinding abdomen biasanya konstan/menetap dan menusuk. Pergerakan, berdiri terlalu lama, dan tekanan memperberat
  • 61. rasa tidak nyaman dan spasme otot. Pada kasus hematoma selubung rektum, yang saati ini sering terjadi akibat terapi antikoagulan, dapat timbul massa pada kuadran bawah abdomen. Keterlibatan yang simultan otot-otot bagian tubuh lain, biasanya dapat membedakan myositis dinding abdomen dengan proses intraabdomen yang mungkin menyebabkan nyeri di regio yang sama. e. Jelaskan pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk mendiagnosis klien dengan kasus sakit perut ! Pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk mendiagnosis klien dengan kasus sakit perut antara lain : a) Gejala appendicitis ditegakkan dengan anamnesa, ada 4 hal yang penting adalah : o Nyeri mula – mula di epeigastrium (nyeri visceral) yang beberapa waktu kemudian menjalar keperut kanan bawah. o Muntah oleh karena nyeri visceral o Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus) o Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, b) Pemriksaan yang lain o Lokalisasi Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut,tetapi paling terasa nyeri pada titik Mc Burney. Jika sudah infiltrat, insfeksi juga terjadi jika orang dapat menahan sakit, dan kita akan merasakan seperti ada tumor di titik Mc. Burney. o Test Rectal Pada pemeriksaan rectal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa nyeri pada daerah prolitotomi. c) Pemeriksaan Laboratorium o Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang pada appendicitis akut dan perforasi akan terjadi leukositosis yang lebih tinggi lagi.
  • 62. o Hb (hemoglobin) nampak normal o Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan appendicitis infiltrate o Urine penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal. d) Pemeriksaan Radiologi Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosaappendicitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut : o Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan o Kadang ada fekolit (sumbatan) o Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma f. Uraikan pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis dan nonfarmakologis pada klien dengan kasus sakit perut! Pengkajian penatalaksanaan medis berupa terapi farmakologis dan nonfarmakologis pada klien dengan kasus sakit perut antara lain : a) Perawatan prabedah perhatikan tanda – tanda khas dari nyeri Kuadran kanan bawah abdomen dengan rebound tenderness (nyeri tekan lepas), peninggian laju endap darah, tanda psoas yang positif, nyeri tekan rectal pada sisi kanan. Pasien disuruh istirahat di tempat tidur, tidak diberikan apapun juga per orang. Cairan intravena mulai diberikan, obat – obatan seperti laksatif dan antibiotik harus dihindari jika mungkin. b) Terapi bedah : appendicitis tanpa komplikasi, appendiktomi segera dilakukan setelah keseimbangan cairan dan gangguan sistemik penting. c) Terapi antibiotik, tetapi anti intravena harus diberikan selama 5 – 7 hari jika appendicitis telah mengalami perforasi. g. Berikan pendidikan kesehatan pada klien ! Pendidikan kesehatan pada klien o Menjaga kebersihan tangan, alat makan dan lingkungan (termasuk air. o Minum banyak air putih (air mineral) o Makan makanan yang bersih, berbahan sehat dan dimasak dengan matan o Kurangi makanan pedas dan asam
  • 63. o Istirahat yang cukup o Bila sudah terserang sakit perut, minum obat dengan dosis yang tepat (konsultasi dengan dokter) 10. Laporan Diskusi Pada skenario tersebut dapat dikatakan bahwa pasien menderita penyakit apendicitis. Hal ini ditandai dengan beberapa gejala yang ada seperti klien mengeluh sakit perut di daerah kanan bawah. Organ yang mungkin terletak di daerah itu adalah caecum, appendix, colon ascendens. Yang paling sering mangalami peradangan di daerah itu adalah appendiks. Rasa sakit yang datang tiba-tiba yang membuat terbangun pada malam hari menunjukkan bahwa nyeri yang dirasakan sangat luar biasa. Kemudian pada malam hari, aktifitas pencernaan lebih aktif daripada siang hari sehingga dapat dikatakan aktifitas usus meningkat. Sehingga hal ini akan meningkatkan frekuensi gesekan appendiks yang meradang dengan benda asing. Rasa mual dan beberapa kali muntah disebabkan oleh rangsangan parasimpatisnya. Sedangkan menggigil menunjukkan abnormalitas pada suhu tubuh dalam hal ini, pasien sebenarnya menderita gejala demam. Demam yang dialami klien merupakan salah satu tanda dari terjadinya peradangan.
  • 64. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT APENDISITIS 1. 1. KONSEP MEDIK Definisi Appendicitis adalah peradangan apendiks yang mengenai semua lapisan dinding organ. Appendicitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi. (Sylvia, 2005) Appendicitis adalah peradangan dari appendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. (Arif, 2000) Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur. (Anonim, 2010). Jadi apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim, 2011) 2. Klasifikasi Klasifikasi appendicitis terbagi atas : a) Apendisitis akut Apendisitis akut adalah peradangan yang terjadi pada umbai cacing secara mendadak dan meluas melalui peritoneum parietal sehingga timbul rasa sakit yang mendadak. Apendisitis akut pada dasarnya adalah obstruksi lumen yang selanjutnya akan diikuti oleh proses infeksi dari apendiks. Adanya obstruksi mengakibatkan mucin / cairan mukosa yang diproduksi tidak dapat keluar dari apendiks, hal ini