1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia dari masa ke masa menunjukkan suatu perubahan dan
perkembangan atas suatu hal. Perubahan dan perkembangan yang dimaksud
terlihat dalam cara berfikir, pandangan, karya budaya, serta kemampuannya.
Berbagai perubahan dan perkembangan tadi dimungkinkan oleh karena
kemampuan jiwa manusia itu sendiri.
Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki
manusia. Sifat tersebut akan mendorong manusia bertanya untuk
mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti
memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur
tentang suatu obyek. Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya pengalaman
atau melalui interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penyusun merumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Apa pengertian penelitian?
2. Apa tujuan diadakannya penelitian?
3. Bagaimana karakteristik penelitian?
4. Apa manfaat diadakannya penelitian?
5. Apa pengertian paradigma penelitian?
6. Apa prinsip-prinsip dalam memilih paradigma penelitian?
2. 2
C. TUJUAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penyusun menunjukkan tujuan
masalah sebagai berikut.
1. Mengetahui arti dari penelitian.
2. Mengetahui tujuan diadakannya penelitian.
3. Mengetahui karakteristik penelitian.
4. Mengetahui manfaat diadakannya penelitian.
5. Mengetahui arti paradigma penelitian.
6. Mengatahui prinsip-prinsip pemilihan paradigma penelitian.
3. 3
BAB II
ISI
A. HAKIKAT PENELITIAN
Penelitian adalah terjemahan dari kata bahasa inggris, research. Kata
reseach berasal dari kata re, yang berarti “kembali” dan to search yang
berarti “mencari”. Dengan demikian arti yang sebenarnya dari research
adalah mencari kembali. (Abdurrahmad Fathoni)
Menurut kamus Webster’s New International dalam Abdurahmad
Fathoni adalah.
Reseach adalah penelitian yang hati-hati dan kritis dalam mencari
fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cermat untuk
menetapkan sesuatu.
Menurut ilmuwan Hillway (1956) dalam Abdurahmad Fathoni;
Research tidak lain suatu metode studi yang dilakukan seeorang
melalui penyeleidikan yang hati-hati dan sempurna terhdap suatu
masalah, sehingga di peroleh pemecahan yang tepat terhadap masalah-
masalah tersebut.
Whitney (1960) dalam Abdurrahmad Fathoni menyatakan, disamping
untuk memperoleh kebenaran, kerja menyelidiki harus pula dilakukan
secara sungguh-sungguh dalam waktu yang lama. Dengan demikian,
penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran, sehingga
penelitian juga merupakan metode berfikir secara kritis.
Whitney dalam Abdurrahmad Fathoni mengutip beberapa definisi
tentang penelitian:
1. Penelitian adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan
penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah
yang dapat di pecahkan(Parson, 1946)
4. 4
2. Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang
jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil
atau hukum. (John, 1949)
Penelitian merupakan upaya untuk mendapatkan nilai kebenaran,
tetapi bukan satu-satu nya cara untuk mendapatkannya. Beberapa teori
tentang cara yang dapat ditempuh untuk mencapai nilai kebenarannya
diantaranya adalah:
1. Teori empirisme dikembangkan oleh John Lock dari Inggris (1632-
1704). Teorinya menyatakan bahwa nilai kebenaran dapat dicapai
melalui pengalaman empiris, pengalaman yang diperoleh secara
indrawi, pengalaman melalui suatu pengamatan.
2. Teori rasionalisme dikembangkan antara lain oleh Leibniz (1946-
1716) dari Jerman. Teorinya menyatakan bahwa nilai kebenaran dapat
dicapai melalui proses berfikir yang menghasilkan kesimpulan
rasional, kesimpulan berdasarkan pertimbangan akal.
3. Pragmatisme dikembangkan antara lain oleh Charles Sander Peirce
(1839-1914) dari Amerika. Teorinya menyatakan bahwa nilai
kebenaran dapat dicapai melalui penyelidikan yang berorientasi pada
kepentingan masa kini dan masa datang. Oleh sebab itu, nilai
kebenarannya akan berkembang sesuai dengan kondisi tempat dan
proses waktu.
4. Instrumentalisme dikembangkan antara lain oleh John Dewey pada
tahun 1859-1952 dari Amerika. Teorinya menyatakan bahwa nilai
kebenaran dapat dicapai melalui penyelidikan ilmiah, penyelidikan
yang menggunakan metode dan teknik rasional, berdasarkan
pertimbangan akal. Selanjutnya menurut Dewey penyelidikan ilmiah
dapat ditempuh melalui lima tahap yaitu.
a. Kebutuhan yang dirasakan, tahap merasakan dan menyadari
adanya kebutuhan untuk mempelajari dan mengatasi masalah.
b. Permasalahan, tahap menyadari adanya masalah dan perlunya
perumusan masalah.
5. 5
c. Hipotesis, tahap perumusan hipotesis berupa dugaan sementara
yang bersifat tentatif, dugaan yang masih perlu diuji terlebih
dahulu kebenarannya .
d. Pengumpulan data sebagai alat uji, tahap pengumpulan data atau
informasi untuk pengujian hipotesis.
e. Kesimpulan terpercaya, tahap penyimpulan yang meyakinkan
berdasarkan hasil pengujian hipotesis .
(Sumber: Fathoni, Abdurrahmad)
Untuk lebih jelasnya pemahaman tentang penelitian itu sendiri dengan
memperhatikan beberapa ciri suatu kerja penelitian antara lain sebagai
berikut.
a. Penelitian dirancang dan diarahkan guna memecahkan suatu masalah
tertentu sebagai jawaban terhadap suatu masalah yang menjadi fokus
penelitian.
b. Penelitian memiliki nilai deskripsi dan prediksi serta hasil temuannya
terhadap sampel yang berfokus pada suatu kelompok atau situasi
objek tertentu yang spesifik pang penekanannya pada pengembangan
generalisasi, prinsip-prinsip, serta teori-teori.
c. Penelitian memerlukan instrumen dan prosedur pengumpulan data
yang valid sehingga membuahkan hasil analisis/ penemuan yang
akurat dan terpercaya.
d. Penelitian berkepentingan bukan sekedar mensintesa atau
mereorganisasi hal-hal yang telah diketahui sebelumnya tetapi lebih
diarahkan untuk penemuan baru.
e. Penelitian dirancang dengan prosedur- prosedurnya secara teliti dan
rasional.
f. Penelitian menuntut keahlian untuk mengetahui secara mamadai
permasalahan yang diselidikinya.
g. Penelitian yang menggunakan hipotesis, tekanannya pada pengajuan
hipotesis, bukan pada pembuktian hipotesis.
h. Penelitian menuntut kesabaran dan tak dilakukan secara tergesa-gesa.
6. 6
i. Penelitian memerlukan pencatatan dan pelaporannya dilakukan secara
teliti dan cermat, baik terhadap prosedurnya maupun hasil-hasil dan
kesimpulannya disajikan atas dasar bukti- bukti yang ada secara
obyektif, hati- hati, dan cermat sehingga dapat dijadikan bahan yang
berharga.
Dalam dunia pendidikan, dengan penelitian bisa membawa pengertian
yang semakin baik terhadap perilaku orang perseorangan, termasuk subyek
didik atau pendidik, proses belajar mengajar serta situasi atau kondisi yang
bisa membuat lebih berhasilnya proses pendidikan. Pada ilmu-ilmu tingkah
laku, penelitian mengarah pada pengembangan dan pengujian teori- teori
tingkah laku. Pemahaman terhadap tingkah laku peserta didik atau pun
pendidik semakin di perlakukan dari hasil- hasil penelitian dalam bidang
pendidikan, baik dari segi ilmu maupun prakteknya.
Pada umumnya penelitian- penelitian pendidikan tergolong penelitian
jenis terapan guna mengembangkan generalisasi- generalisasi yang
berkenaan dengan proses belajar mengajar dan bahan- bahan mengajar.
Karena itu, penelitian pendidikan memberikan perhatiannya pada
pengembangan dan pengujian teori- teori tentang bagaimana peserta didik
berperilaku dalam setting pendidikan.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan
pengertian penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan untuk
mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan
dalam upaya memahami proses kependidikan dalam lingkungan pendidikan
melalui pendekatan ilmiah, baik di lingkungan pendidikan formal,
pendidikan informal, maupun pendidikan nonformal. Menemukan prinsip-
prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk
menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian- kejadian dalam
lingkungan pendidikan merupakan tujuan dari suatu kerja penelitian
pendidikan.
7. 7
Tujuan Penelitian Pendidikan
Pada dasarnya tujuan penelitian pendidikan ialah menemukan prinsip-
prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk
menenrangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian – kejadian dalam
lingkungan pendidikan, baik pendidikan formal, nonformal, maupun
informal.
Secara umum beberapa tujuan penelitian yang hendak dicapai,
termasuk penelitian pendidikan antara lain: (1) memperoleh informasi baru,
(2) mengembangkan dan menjelaskan, dan (3) menerangkan, memprediksi,
dan mengontrol suatu ubahan.
Tujuan- tujuan penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut.
1) Memperoleh informasi baru
Untuk menemukan sesuatu yang baru bidang pendidikan
dilakukan melalui penelitian pendidikan. Artinya, dalam
perkembangan pengetahuan, termasuk juga ilmu atau
pengetahuan di bidang pendidikan, penemuan sesuatu yang baru
mengenai berbagai persoalan pendidikan dapat dilakukan
dengan metode atau cara penelitian yang hasilnya berupa
temuan-temuan baru. Karena itu, kegiatan penelitian harus
dilakukan dengan cara- cara yang benar, dalam arti dilakukan
secara sistematis dengan menggunakan metode- metode ilmiah.
2) Mengembangkan dan menjelaskan
Mengembangkan hasil kajian dari suatu kegiatan
penelitian pendidikan berarti mengembangkan perubahan-
perubahan dan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh individu,
kelompok ataupun organisasi dalam kurun waktu tertentu.
3) Menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan
Ubahan yang didalam istilah penelitian disebut variabel.
Variabel adalah gejala yang sedang diteliti. Variabel atau
ubahan adalah simbol yang digunakan untuk mentransfer gejala
8. 8
ke dalam data penelitian. Biasanya variabel muncul pada tingkat
intensitas yang berbeda sehingga variabel itu adalah variabel
lebel. Ada beberapa varibel yang biasa digunakan dalam suatu
penelitian, yaitu: variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas (independent variable) adalah variabel yang memberi
pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel lain, disebut
juga variabel perlakuan, variabel eksperimen atau variabel
intervensi. Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas, disebut juga variabel
hasil, variabel pos tes, atau variabel kriteria.
Karakteristik Penelitian
Penelitian memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan
aktivitas pada umumnya. Karena itu dalam membuat proposal maupun
laporan penelitian, peneliti hendaknya memperhatikan karakteristik yang
terkandung di dalamnya.
1) Penelitian harus Sistematis
Proposal maupun laporan penelitian merupakan suatu aktivitas
yang terstruktur, mengandung unsur-unsur yang merupakan butir-butir
pemikiran dan aktivitas. Unsur-unsur tersebut harus diungkapkan
secara runtun dan dilakukan secara bertahap, dipaparkan secara
berurutan, sehingga terlihat dan terasa jelas alur pikirannya dan mudah
dipahami oleh pembaca (transferable).
2) Penelitian harus Logis dan Rasional
Penelitian harus logis artinya penelitian tersebut memiliki alur
pikir yang benar dalam arti adanya kesesuaian antara instrumen,
prosedur penelitian yang digunakan dengan hasil penelitian yang
diperoleh, sehingga memiliki alur pikir yang benar dan bisa dinalar.
Setiap pilihan dan keputusan harus logis dan rasional. Proposal atau
laporan penelitian harus mengandung penjelasan yang logis atau alas
an yang kuat dalam menetapkan pilihan, langkah, dan prosedur
penelitian.
9. 9
3) Penelitian harus Empirik
Proposal atau laporan penelitian harus mengungkapkan atau
berkenaan dengan dunia nyata yakni dunia yang dapat diobservasi
dengan indra, sehingga setiap orang dapat mengindranya. Konsep-
konsep atau istilah-istilah penelitian harus sudah secara tegas
diaplikasikan ke dunia penelitian, jangan masih bersifat umum atau
mengambang.
4) Penelitian Bersifat Redukatif
Aktivitas penelitian harus dapat mereduksi (mengurangi) bahkan
menghilangkan keraguan menjadi kepastian, dari ketidaktahuan atau
ketidakjelasan suatu objek pengamatan menjadi jelas. Hal ini
dikarenakan aktivitas penelitian yang sistematis untuk memperoleh
data sehingga mampu memberi pernyataan yang logis dan rasional.
5) Penelitian Bersifat Replicable dan Transmitable
Replicable maksudnya dapat diteliti ulang dan transmitable
dapat dipahami untuk dapat digunakan hasil penelitiannya. Untuk itu
laporan penelitian harus dapat dan mudah dipahami oleh para
pembaca. Sehingga penelitian harus bersifat terbuka dan dibuat
laporannya untuk dipublikasikan.
6) Penelitian harus Memiliki Kegunaan
Pengungkapan tentang kegunaan suatu penelitian harus secara
jelas dinyatakan baik dalam proposal maupun laporan penelitian.
Minimal suatu penelitian harus memiliki kegunaan praktis dalam arti
mampu memberi rekomendasi, saran kepada komunitas, kelompok
atau institusi dalam meningkatkan kualitas hubungan atau pelayanan
publiknya. Di samping itu penelitian bisa mempunyai manfaat
akademik atau teoritik untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
(Sumber: https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/konsep-
dasar-dan-hakikat-penelitian/)
10. 10
Selain ketentuan di atas, pihak peneliti juga harus mengacu kepada
beberapa hal dalam melakukan aktivitas penelitian yaitu sebagai berikut:
1) Objektif dalam penyajian yang deskriptif, sistematis, dan analisis.
2) Serba relatif, bahwa kebenaran ilmiah yang diajukan bukanlah hal
mutlak dan hasilnya dimungkinkan dapat dibantah atau diuji
kebenarannya.
3) Netral, dalam pengungkapan fakta yang sesungguhnya tidak berkaitan
dengan nilai-nilai baik atau buruk.
4) Skeptis, adanya keraguan atas pernyataan-pernyataan yang belum
memiliki kekuatan dasar-dasar pembuktian.
5) Sederhana, tidak terlalu rumit dalam kerangka berpikir, perumusan
pernyataan dan pembuktiannya tetap berdasarkan kebenaran ilmiah
yang baku.
(Sumber: https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/konsep-
dasar-dan-hakikat-penelitian/)
Manfaat Penelitian
Manfaat atau Kegunaan hasil penelitian dapat diklasifikasikan
menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis artinya hasil
penelitian bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan obyek penelitian. Manfaat praktis bermanfaat bagi
berbagai pihak yang memerlukannya untuk memperbaiki kinerja, terutama
bagi sekolah, guru, dan siswa serta seseorang untuk melakukan penelitian
lebih lanjut.
Contoh Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung antara
lain:
1) Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat
berharga pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada
penerapan model-model pembelajaran untuk meningkatkan hasil
proses pembelajaran dan hasil belajar di kelas.
11. 11
2) Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki
praktik-praktik pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan
efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa
meningkat.
3) Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar dan solidaritas siswa untuk
menemukan pengetahuan dan mengembangkan wawasan,
meningkatkan kemampuan menganalisis suatu masalah melalui
pembelajaran dengan model pembelajaran inovatif.
4) Bagi Guru atau Calon Peneliti
Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan
penelitian tindakan kelas dan menumbuhkan budaya meneliti agar
terjadi inovasi pembelajaran.
5) Bagi Peneliti
Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat,
merasakan, dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang
dilakukan selama ini sudah efektif dan efisien.
B. PARADIGMA PENELITIAN
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan
bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan
perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga
menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria
pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian.
Paradigma penelitian diabdikan untuk menjawab masalah dan
menjelaskan pencapaian tujuan penelitian sesuai dengan karakteristik data
yang akan dikumpulkan, dan bukan sebaliknya. Oleh karena itu,
pemahaman peneliti mengenai masalah penelitian apa yang akan
dipecahkan melalui penelitian, tujuan apa yang akan dicapai, dan bagaimana
karakteristik data yang akan dikumpulkan sangat penting sebelum
12. 12
menetapkan paradigma tertentu yang akan dipilih. Ibaratnya, paradigma
penelitian merupakan alat potong atau pisau bedah yang akan digunakan
peneliti untuk membedah “hutan masalah” penelitian. Itu berarti, jenis dan
karakteristik “hutan masalah” akan mengarahkan peneliti dalam memilih
alat potong atau pisau bedah tertentu.
Dalam referensi penelitian, istilah yang digunakan itu menyebut
paradigma beragam, ada yang menggunakan paradigma, tipe, atau desain.
Belum lagi dikacaukan dengan metodologi dan metode. Paradigma
(paradigm) bersifat perspektif atau berisi pandangan-pandangan penelitian
sejalan dengan paradigma yang dipilih.
Dalam penjelasan yang lain, seperti tulisan Fahri dalam
http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-masalah-
variabel-paradigma-penelitian/, mengungkapkan bahwa paradigma
penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara
pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti
terhadap ilmu atau teori.
Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami
suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab
masalah penelitian. Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan
dalam 2 kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif
(Indiantoro & Supomo, 1999: 12-13 dalam sumber http://dunia-
penelitian.blogspot.com/2011/10/pengertian-paradigma-penelitian.html).
Masing-masing paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelebihan
dan juga kelemahan, sehingga untuk menentukan pendekatan atau
paradigma yang akan digunakan dalam melakukan penelitian tergantung
pada beberapa hal di antaranya (1) jika ingin melakukan suatu penelitian
yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis dan
menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai
adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat
kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara
empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif, dan (2) jika
penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan
13. 13
obyek penelitian yang banyak, maka paradigma kuantitaif yang lebih tepat,
dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail
khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih
baik digunakan. Hasil penelitian akan memberi kontribusi yang lebih besar
jika peneliti dapat menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan
tersebut.
Penggabungan paradigma tersebut dikenal istilah triangulation.
Penggabungan kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberi nilai
tambah atau sinergi tersendiri karena pada hakikatnya kedua paradigma
mempunyai keunggulan-keunggulan.
Sedangkan dalam tulisan Sambas Ali M pada
http://sambasalim.com/metode-penelitian/paradigma-penelitian.html.
Paradigma Penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan
bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan
perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori, yang dikonstruksi sebagai suatu
pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi
pokok persoalan yang semestinya dipelajari.
Prinsip-Prinsip Pemilihan Paradigma Penelitian
Prinsip umum pemilihan paradigma penelitian adalah pilihlah
paradigma penelitian sesuai dengan kebutuhan, yakni sesuaikan dengan
tujuan penelitian yang akan dicapai, masalah yang akan dipecahkan, dan
karakteristik data yang akan dikumpulkan. Paradigma yang dipilih
diabdikan kepada pencapaian tujuan penelitian, pemecahan masalah, dan
karakteristik data yang akan dikumpulkan.
Paradigma penelitian kualitatif dipilih bila penelitian bertujuan
menjelaskan apa dan mengapa suatu fenomena terjadi, datanya verbal,
interpretatif, multirealitas dan multitafsir, bergantung konteks, dan untuk
mengembangkan teori.
Paradigma penelitian kuantitatif dipilih bila penelitian bertujuan
menjelaskan berapa banyak suatu fenomena, bagaimana hubungan
antaraspek, datanya bersifat numerikal, dapat diukur, ”bebas” konteks, dan
14. 14
untuk menguji teori. Paradigma penelitian kualitatif-kuantitatif dipilih bila
penelitian itu membutuhkan cara-cara kualitatif dan kuantitatif sekaligus
untuk menjelaskan fenomena dan tujuan penelitian.
15. 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan
informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya
memahami proses kependidikan dalam lingkungan pendidikan melalui
pendekatan ilmiah, baik di lingkungan pendidikan formal, pendidikan
informal, maupun pendidikan nonformal. Menemukan prinsip- prinsip
umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan,
meramalkan, dan mengendalikan kejadian- kejadian dalam lingkungan
pendidikan merupakan tujuan dari suatu kerja penelitian pendidikan.
Ada dua pendekatan penelitian yang biasa dipakai dalam penelitian,
yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
bersandar pada pandangan positivis. Sedangkan pendekatan kualitatif
bersandar pada pandangan fenomenologis. Penemuan dari hasil kerja
penelitian berupa temuan sesuatu yang memang sebetulnya sudah ada
disebut discovery. Sedangkan penelitian hasil penelitian yang betul-betul
baru dengan dukungan fakta disebut invention.
B. Saran