Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
1. MODEL PEMANFAATAN E-LEARNING BAGI
PENGEMBANGAN PROFSI GURU PAI
OLEH :
NAHROWI NPM : 1422010101
SYAMSUL HADI : NPM 1422010100
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Media dan
Teknologi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Dr. Deden Makbullah, M.Ag
2. BAB I
PENDAHULUAN
• Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
pada semua kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya
dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan aplikasi ilmu pengetahuan
dan teknologi. Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia, perubahan
tersebut juga telah membawa manusia ke era persaingan global yang
semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka kita
perlu terus mengembangkan dan meningkatan kualitas sumber daya
manusia. Oleh karena itu, peningkatan sumber daya manusia merupakan
kenyataan yang harus dihadapi dalam menjalani era globalisasi tersebut.
• Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang
peran yang sangat penting dalam proses peningkatan mutu pendidikan
khususnya dan kualitas sumber daya manusia pada umumnya. Hal ini
senada dengan tujuan pendidikan nasional: “untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab” (Pasal 3, UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional).1
• Undang-undang Sisdiknas 2003
•
•
3. B. PEMBAHASAN
• 1. KUALITAS PENDIDIKAN
• Menurut Umeidi: dalam rangka umum mutu pendidikan mengandung makna
derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja / upaya) baik berupa barang
maupun jasa.
• Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada proses pendidikan dan
hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input,
seperti : bahan ajar (kognitif, psikomotorik, afektif), metodologi yang bervariatif
sesuai dengan kemampuan guru, sarana dan prasarana sekolah, dukungan
administrasi, sumber daya dan dukungan lingkungan yang kondusif. Manajemen
sekolah, dukungan berfungsi mensikronkan berbagai input tersebut atau
mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik
antara guru, siswa dan saran pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik dalam
konteks intrakurikuler maupun dalam konteks ekstrakurikuler, baik dalam substansi
akademis maupun non-akademis dalam suasana yang mendukung proses
pembelajaran.
• Mutu dalam konteks “hasil belajar” mengacu pada prestasi yang dicapai oleh
sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap waktu cawu, akhir semester,
akhir tahun, 5 tahun bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan
(studens achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis (misalnya
ulangan umum, Ebta, Ebtanas). Dapat pula prestasi di suatu cabang olah raga, seni
atau keterampilan tambahan tertentu misalnya: computer, beragam jenis teknik,
jasa. Bahkan seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan,
dsb (Depdiknas, 2003)
4. 2. TEKNOLOGI SAAT INI
• Walaupun jumlah pengguna internet maupun jumlah Internet domains di Indonesia naik
secara tajam, namun pemanfaatan internet untuk pembelajaran masih terbatas. Padahal di
negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia, internet dan fasilitas ICT sudah dimanfaatkan
di sekolah sekolah lanjutan. Ini artinya tiap sekolah lanjutan sudah disedikan fasilitas
komputer. Di Malaysia dikenal dengan istilah SMART School. Sekolah ini bekerjasama
dengan Telekom Malaysia di mana dalam pelaksanaannya bukan saja sekolah memanfaatkan
IT dan internet untuk keperluan proses belajar dan mengajar, tetapi juga dipakai untuk tujuan
efisiensi manajemen pengelolaan pendidikan. Pejabat yang membidangi pendidikan baik di
tingkat distrik, maupun di tingkat nasional dapat memonitor pelaksanaan dari proses belajar
dan mengajar di sekolah secara lebih mudah.
• Pemanfaatan internet di Indonesia pada tahap ‘baru mulai’. Sebenarnya pemanfatan internet
untuk pendidikan di Indonesia bisa ditingkatkan kalau fasilitas yang mendukungnya memadai,
baik fasilitas yang berupa infrastruktur maupun fasilitas yang bersifat kebijakan. Pengguna
internet bukan saja dari kalangan pelajar dan mahasiswa, namun juga dari kalangan
masyarakat yang lain. Hal ini bisa dipakai sebagai indikasi bahwa internet memang
diperlukan untuk membantu kelancaranan pekerjaan atau tugas-tugas pengguna internet.
• Karena berbagai keterbatasan, fasilitas berkembangnya internet di Indonesia belum seperti
yang diharapkan. Namun perlu diakui bahwa pemerintah telah memfasilitasi tumbuh dan
berkembangnya internet di Indonesia, dengan membangun berbagai fasilitas, apakah itu
jaringan telepon, listrik dan fasilitas lainnya.
5. 3. PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI
• Aplikasi teknologi dalam peningkatan mutu pendidikan adalah penerapan teknologi
sebagai suatu disiplin ilmu yang membahas proses mendidik atau membelajarkan
kemungkinan menggunakan teknologi sebagai upaya peningkatan keunggulan hasil
kerja dalam bidang pendidikan baik yang berupa proses pendidikan maupun berupa
hasil pendidikan.
• Menurut Miarso adalah beberapa pedoman umum dalam aplikasi teknologi dan
implementasinya:
• Memadukan berbabagi macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi,
manajemen, rekayasa dan lain-lain
• Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serampak,
dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling kaitan di antaranya.
• Digunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan
masalah belajar.
• Tumbuhnya daya lipat atau efek sinergi, dimana penggabungan pendekatan dan
atau unsure mempunyai nilai-nilai lebih dari sekedar penjumlahan. Demikian pula
pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai lebih daripada
memecahkan masalah secara terpisah (Miarso: 2007, 78).
6. 1. E-Learning
• E-Learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai
salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-
negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak
orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning,
namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang
menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. E-Learning
memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif
baru di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic
learning disingkat menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua
bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan
‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti
pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat
elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan
jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari
ketiganya.
7. DEFINISI E-LEARNING
e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning
tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more
recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses
• Dengan demikian maka e-learning adalah pembelajaran yang
pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon,
audio, vidiotape, transmisi satellite atau komputer.
• Teknologi merupakan alat yang diharapkan dapat mempermudah
proses transfer of learning terhadap peserta didik. Dalam
perkembangannya menuru Soekartawi (2007, 198) perkembangan
teknologi e-learning yang didukung oleh computer dikenal sebagai
Computer Base Learning (CBL) atau computer assisted learning
(CAL) yang dapat dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu:
• Technology-based learning dan
• • Technology-based web-learning
• Technology-based learning pada prinsipnya terdiri atas Audio
Information Technologies (radio, audio tape, voice mail, telephone)
dan Video Information Technologies (misalnya video tape, video
text, videa massaging).
8. Pengertian E-learning
• Melakukan penyesuaian kurikulum, kurikulum harus berifat
holistic dimana pengetahuan, keterampilan dan nilai
(values) diintegrasikan dalam kebutuhan di era informasi
(competency-based curriculum)
• Melakukan variasi cara mengajar untuk mencapai dasar
kompetensi yang ingin dicapai dengan bantuan komputer
• Melakukan penilaian dengan memanfaatkan teknologi yang
ada menggunakan computer, online assessment system
• Menyediakan material pembelajaran seperti buku,
computer, multimedia, studio, dan lain-lain yang memadai
Jika ke-4 hal di atas dapat dicapai maka proses pembelajaran
dapat melibatkan peserta didik (siswa) secara aktif dan
mandiri (active learners) dapat diwujudkan
9. Karakteristik dari e-learning
• Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana guru dan siswa atau
sesame guru dan juga sesama siswa dapat saling berkomunikasi dengan
relative mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler.
• Memanfaatkan keunggulan computer (digital media computer network)
• Menggunakan bahan ajar mandiri (self learning materials) disimpan di
computer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan
dimana saja pada saat yang bersangkutan memerlukannya
• Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, dan hasil kemajuan
belajar dan berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat setiap saat
dilihat dikomputer.
• Pemanfaatan e-learning tidak dapat lepas dari internet, pada zaman
dahulu pembelajaran masih didominasi oleh peran guru (the era of
teacher), kemudian bergeser menjadi guru dan buku (the era teacher and
book) dan saat ini telah mengalami pergeseran peran guru, buku dan
teknologi (the era of teacher, book and technology).
• Elangoan dan Soekartawi dalam Mozaik Teknologi Pendidikan (2007, 201)
10. a. Analisis Kebutuhan (Need Analysis)
• Apakah secara teknis dapat dilaksanakan (technically
feasible). Misalnya apakah jaringan Internet bisa
dipasang, apakah infrastruktur pendukungnya, seperti
telepon, listrik, komputer, tersedia, apakah ada tenaga
teknis yang bisa mengoperasikannya tersedia;
• Apakah secara ekonomis menguntungkan
(economically profitable); misalnya apakah dengan e-
learning kegiatan yang dilakukan menguntungkan atau
apakah retrun on investment (ROI)-nya lebih besar dari
satu; dan
• Apakah secara sosial penggunaan e-learning tersebut
diterima oleh masyarakat (socially acceptable).
11. b. Rancangan Instruksional
• Course content and learning unit analysis, seperti isi pelajaran, cakupan,
topik yang relevan dan satuan kredit semester.
• Learner analysis, seperti latar belakang pendidikan siswa, usia, seks, status
pekerjaan, dsb-nya.
• Learning context analysis, seperti kompetisi pembelajaran apa yang
diinginkan hendaknya dibahas secara mendalam di bagian ini.
• Instructional analysis, seperti bahan ajar apa yang dikelompokan menurut
kepentingannya, menyusun tugas-tugas dari yang mudah hingga yang sulit,
dsb-nya.
• State instructional objectives. Tujuan instruksional ini dapat disusun
berdasarkan hasil dari analisis instruksional.
• Construct criterion test items. Penyusunan test ini dapat didasarkan dari
tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
• Select instructional strategy. Strategi instruksional dapat ditetapkan
berdasarkan fasilitas yang ada.
12. c. Tahap Pengembangan
• Berbagai upaya dalam rangka pengembangan
e-learning bisa dilakukan mengikuti
perkembangan fasilitas ICT yang tersedia. Hal
ini terjadi karena kadang-kadang fasilitas ICT
tidak dilengkapi dalam waktu yang
bersamaan. Begitu pula halnya dengan
prototype bahan ajar dan rancangan
instruksional yang akan dipergunakan terus
dikembangkan dan dievaluasi secara kontinue.
13. d. Pelaksanaan
• Prototype yang lengkap bisa dipindahkan ke
komputer (LAN) dengan menggunakan format
tertentu misalnya format HTML. Uji terhadap
prototype hendaknya terus menerus
dilakukan. Dalam tahapan ini seringkali
ditemukan berbagai hambatan, misalnya
bagaimana menggunakan management
course tool secara baik, apakah bahan ajarnya
benar-benar memenuhi standar bahan ajar
mandiri
14. e. Evaluasi
• Sebelum program dimulai, ada baiknya dicobakan dengan mengambil
beberapa sampel orang yang dimintai tolong untuk ikut mengevaluasi.
• Proses dari kelima tahapan diatas diperlukan waktu yang relatif lama,
karena prototype perlu dievaluasi secara terus menerus. Masukan dari
orang lain atau dari siswa perlu diperhatikan secara serius. Proses dari
tahapan satu sampai lima dapat dilakukan berulang kali, karena prosesnya
terjadi terus menerus.
• Akhirnya harus pula diperhatikan masalah-masalah yang sering dihadapi
sebagai berikut:
• • Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-learning seperti ketersediaan
jaringan internet, listrik, telepon dan infrastruktur yang lain.
• • Masalah ketersediaan software (piranti lunak). Bagaimana
mengusahakan piranti lunak yang tidak mahal.
• • Masalah dampaknya terhadap kurikulum yang ada.
• • Masalah skill and knowledge.
• • Attitude terhadap ICT
15. 2. E-dukasi.net
• Salah satu program yang ditelurkan Depdiknas sebagai wajud nyata adalah
pembentukan Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas), pada tahap-tahap awal
memang jardiknas hanyadi prioritasnya untuk sekolah-sekolah kejuruan pada
akhirnya semua semua diharapkan memiliki jaringan internet yang dapat
digunakan untuk proses belajar mengajar.
• Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan komputer satu dengan
komputer lainnya dalam bentuk LAN atau WAN maupun hubungan personal
komputer terhadap jaringan internet.
• Hal ini menjadikan halaman internet merupakan bagian yang sangat strategis
dalam media pembelajaran sehingga dapat meningkatan pengetahuan dan
kemampuan siswa dan guru dalam menguasai teknologi pendidikan khususkan
teknologi komputer dan internet.
• Pembelajaran berbasis internet yang dikeluarkan oleh Depdiknasi di beri nama
EdukasiNet, yang beralamat pada e-dukasi.net.
• Kedepan situs ini dapat terus dikembangkan dan dilengkapi dengan seluruh mata
pelajaran dan seluruh jalur pendidikan, bimbingan belajar, bimbingan dan
penyuluhan/konsultasi, tutorial, remedial, e-mail, forum diskusi, mailing list, ujian
kemampuan, bank soal, pengetahuan populer dan lain-lain.
16. Dalam penggunakan e-learning ada 4
hal yang perlu dipersiapkan
• Melakukan penyesuaian kurikulum, kurikulum harus berifat
holistic dimana pengetahuan, keterampilan dan nilai
(values) diintegrasikan dalam kebutuhan di era informasi
(competency-based curriculum)
• Melakukan variasi cara mengajar untuk mencapai dasar
kompetensi yang ingin dicapai dengan bantuan komputer
• Melakukan penilaian dengan memanfaatkan teknologi yang
ada menggunakan computer, online assessment system
• Menyediakan material pembelajaran seperti buku,
computer, multimedia, studio, dan lain-lain yang memadai
17. 5. Jenis E-learning
• 1. Computer Based Training (CBT)
Sistem CBT ini mulai berkembang di tahun 80-an dan masih berkembang terus sampai
sekarang. Hal ini ditunjang antara lain oleh perkembangan sistem animasi yang kian menarik
dan realistis (misalnya aiatem animasi 3 Dimension).
•
2. Web Based Training (WBT)
Sistem ini merupakan perkembangan lanjutan dari CBT dan berbasis teknologi internet.
Sehingga dengan menggunakan konsep ini, dapat terjadi komunikasi dua arah antar
pengguna. Namun lancarnya proses belajar dengan menggunakan sistem ini bergantung
kepada infrastruktur jaringan kecepatan tinggi. Kendala penerapan konsep ini terletak pada
kenyataan bahwa jaringan internet di negara kita masih belum merata. Pada
dasarnya,terdapat 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih, yakni:
a. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional)
b. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet
c. Sepenuhnya melalui internet.
Salah satu komponen WBT yang sangat digemari adalah video-conferencing, yaitu dimana
siswa dan guru dapat langsung mendiskusikan semua hal tanpa harus bertemu muka secara
langsung. Sistem ini berkembang pesat di negara-negara maju dan dapat dimanfaatkan
sebagai alat belajar mengajar di virtual classes ataupun virtual universities.
18. Pemanfaatan E-learning dalam
Pembelajaran
• 1. Media berbasis komputer
Teknologi komputer mengalami kemajuan pesat dan luar biasa, baik dari
segi hardware maupu softwarenya. Seiring berkembanganya program-
program serta aplikasi yang dapat dipasang, komputer memberikan
kelebihan dalam berbagai bidang kegiatan pembelajaran seperti untuk
produksi media slide, media gerak dan media audio visual. Kiranya dalam
era sekarang ini seorang pendidik haruslah mampu menguasai teknologi
komputer, meski masih dalam taraf sederhana. Teknologi komputer sangat
membantu dalam menciptakan berbagai kreatifitas produksi media
pembelajaran, baik berupa gerak, audio maupun visual. Berbagai macam
software yang dapat digunakan antara lain Power Point, Macromedia
Flash, Movie dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat digunakan
dalam berbagai materi pembelajaran baik eksak, sosial maupun materi
agama selama seorang pendidik bisa menyusunnya sesuai kebutuhan dan
target-target materi dan pembelajaran yang hendak dicapai, dan tentu
tetap didasarkan pada pencapaian tiga ranah peserta didik
19. tiga ranah peserta didik berikut ini:
• a. Ranah Kognitif
Dalam pencapaian ranah kognitif komputer dapat digunakan untuk mengajarkan
konsep-konsep, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks.
Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan
penggabungan visual dan audio yang dianimasikan.
•
b. Ranah Afektif
Ranah afektif bisa dicapai dengan menggunakan clip, film, suara atau video yang
isinya menggugah perasaan. Peserta didik diajak untuk menghayati desain yang
dibuat serta mengenalisis baik gambar atau suara.
•
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik dapat dicapai dengan komputer dengan bentuk pembelajaran
yang dikemas dalam bentuk games & simulasi sangat bagus digunakan untuk
menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi
pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan
sebagainya
20. 2. Media berbasis internet
• a. E-Mail
Elekktronic Mail atau yang lebih dikenal dengan E-Mail yang dapat diartikan “Surat Elektronik”,
merupakan surat yang pengirimannya menggunakan sarana elektronik yakni dengan menggunakan
jaringan internet. Perlu diketahui bahwa pesan yang dikirim berbentuk suatu dokumen atau teks
bahkan gambar, tentunya yang dapat diterima oleh komputer lain dengan sarana internet. Peserta
didik dapat menggunakan e-mail untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan tugas,
dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pendidik di luar kegiatan belajar mengajar, dan
dapat berkomunikasi lewat e-mail dengan teman-teman, guru, maupun yang lainnya.
•
b. Blog
Istilah blog merupakan kependekan dari web blog. Jika diidentifikasi dari penggalan katanya web
dan log dapat diartikan sebagai “catatan perjalanan” yang tersimpan dalam website. Blog dapat
dijadikan website yang berisikan materi pelajaran yang dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar,
bahkan foto, maupun coretan warna warni yang membuatnya lebih menarik. Blog sebagai media
pembelajaran setidaknya ada tiga metode yang bisa diupayakan yaitu:
1) Blog guru sebagai pusat pembelajaran. Guru dapat menulis materi belajar, tugas,maupun
bahan diskusi di blognya kemudian murid bisa berdiskusi dan belajar bersama-sama di blog gurunya
tersebut.
2) Blog guru dan murid yang saling berinteraksi. Guru dan murid harus memiliki blog masing-
masing sebagai sarana mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya.
3) Komunitas bloger pembelajar. Sebuah blog sebagai pusat pembelajaran dengan guru-guru dan
siswa dari berbagai sekolah bisa tergabung dalam komunitas blogger pembelajar tersebut.
•
21. 2. Media berbasis internet
• . Mesin Pencarian (Search Engine)
• Search Engine adalah sebuah program yang dapat diakses melalui internet yang
berfungsi untuk membantu para pengguna dalam mencari apa yang
diinginkan, dengan kata lain search engine dirancang khusus untuk menyimpan
katalog dan menyusun daftar alamat berdasarkan topik tertentu. Mesin pencarian
ini dapat digunakan untuk mengakses berbagai bahan belajar dan informasi
melalui media internet. Telah tersedia banyak situs search engine yang dapat
digunakan untuk mencari informasi di internet, diantaranya Yahoo, bing,
amazon.com, eBay, Wikipedia, Babylon, dan google. Tetapi yang sering kita
gunakan adalah google, yang dapat diakses melalui
http://www.google.com. Untuk melakukan pencarian informasi yang diinginkan,
kita harus memasukkan kata kunci (keyword) pada kotak pencarian. Misalnya
untuk mencari materi Sejarah Kebudayaan Islam tentang Khalifah Umar bin
Khattab, maka kata kunci yang kita tuliskan adalah Umar bin Khattab, lalu tekan
tombol enter pada keyboard, maka google akan mencari halaman web yang
mengandung kata Umar bin Khattab.
22. Kelebihan E-learning
• Kelebihan e-learning, diantaranya:
1. E-learning dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat
studi lebih ekonomis (dalam kasus tertentu).
2. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan
bahan/materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik.
3. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses
bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang
demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya
terhadap materi pembelajaran.
4. Dapat menyajikan variasi media.
5. Memperoleh informasi mutakhir (up date).
6. Mudah dan cepat dalam mengakses.
7. Komunikasi yang luwes.
8. Biaya ringan.
•
23. Kelemahan E-learning
• kelamahan, diantaranya:
1. Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan
memerlukan investasi yang mahal untuk membangun e-learning ini.
2. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi
cenderung gagal.
3. Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah akan
menghambat pelaksanaan e-learning.
4. Bagi orang yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk
diterapkan.
5. Materi tidak sesuai dengan umur pebelajar.
6. Pemanfaatan hak cipta untuk tugas-tugas sekolah.
7. Perkembangan yang tidak terprediksikan.
8. Pengaksesan yang memerlukan sarana tambahan.
9. Kecepatan mengakses yang tidak stabil.
10. Kurangnya pengontrolan kualitas.