Konflik merupakan bagian dari kehidupan. Sejak manusia ada di dunia sudah melakukan konflik. Yang bisa dilakukan adalah mengeliminir supaya konflik tidak meluas dan membahayakan masyarakat.
2. PENGANTAR
• Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya. Ada juga yang megatakan bahwa
konflik berasal dari bahasa Inggris “conflict.”
• Adapun sinonim atau persamaan arti daripada
konflik adalah:
9. • Dari pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa
konflik sangat luas maknanya. Ia telah menjadi
bagian dari kehidupan manusia sejak manusia ada
di dunia. Dalam sejarah umat manusia, konflik
pertama terjadi antara dua putera Nabi Adam yaitu
Kabil dan Habil, ketika keduanya berkurban. Akan
tetapi, kurban Habil yang dilandasi takwa diterima
oleh Allah, sementara kurban Kabil ditolak,
kemudian dia melampiaskan kemarahan dengan
membunuh Habil, walaupun Habil sudah
menasehatinya bahwa yang bersalah adalah Kabil
karena berkurban tanpa dilandasi ikhlas dan takwa.
10. Penyebab, Jenis dan akibat Konflik
Konflik bisa timbul kapan saja dengan berbagai
macam penyebab yang kadang-kadang bisa sepele.
Penyebab konflik bisa disebabkan macam-macam:
1. Perbedaan pendirian dan perasaan,
2. Perbedaan latar belakang budaya,
3. Perbedaan kepentingan individu dan kelompok,
4. Perubahan nilai yang cepat dan mendadak
5. Lingkungan sosial ekonomi dan lingkungan hidup
6. Kepentingan politik dan ekonomi.
13. Adapun jenis-jenis konflik
menurut Dahrendorft yaitu:
1) Konflik antara atau dalam peran sosial,
2) Konflik antar kelompok-kelompok sosial
3) Konflik kelompok terorganisasi dan tidak
terorganisasi
4) Konflik antar satuan nasional (kampanye dan
perang saudara)
5) Konflik antar atau tidak antar agama
15. Akibat konflik
(1) Meningkatkan solidaritas sesama (ingroup)
(2) Keretakan hubunagn antar kelompok yang
bertikai
(3) Perubahan kepribadian pada individu misalnya
timbul rasa dendam, benci dan saling curiga
(4) Kerusakan harta benda dan kehilangan nyawa
(5) Dominasi bahkan penaklukan salah satu fihak
yang terlibat dalam konflik.
17. Strategi Mengatasi Konflik
1. Intra-individual conflict Strategy (mengatasi konflik
dlm diri indvidu
Menurut Wijono (1993 : 42-66), untuk mengatasi konflik
dalam diri individu diperlukan paling tidak tujuh
strategi yaitu:
1) Menciptakan kontak dan membina hubungan
2) Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan
3) Menumbuhkan kemampuan /kekuatan diri
sendiri
4) Menentukan tujuan
5) Mencari beberapa alternatif
6) Memilih alternatif
7) Merencanakan pelaksanaan jalan keluar
20. Lose-lose Strategy (Strategi kalah-kalah)
Menurut Wijono (1993 : 66-112),
Biasanya individu atau kelompok yang bertikai mengambil jalan tengah
(berkompromi) atau membayar sekelompok orang yang terlibat dalam
konflik atau menggunakan jasa orang atau kelompok ketiga sebagai
penengah. Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa diselesaikan dengan
cara melibatkan pihak ketiga bila perundingan mengalami jalan buntu.
Maka pihak ketiga diundang untuk campur tangan oleh pihak-pihak yang
berselisih atau barangkali bertindak atas kemauannya sendiri. Ada dua tipe
utama dalam campur tangan pihak ketiga yaitu:
a. Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi merupakan prosedur di mana pihak ketiga mendengarkan kedua
belah pihak yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan
penengah dalam menentukan penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian
yang mengikat.
b. Mediasi (Mediation)
Mediasi dipergunakan oleh Mediator untuk menyelesaikan konflik tidak
seperti yang diselesaikan oleh abriator, karena seorang mediator tidak
mempunyai wewenang secara langsung terhadap pihak-pihak yang bertikai
dan rekomendasi yang diberikan tidak mengikat.
21. Win-Lose Strategy
(Strategi menang-kalah)
Dalam strategi ini menekankan adanya salah satu pihak yang
sedang konflik kalah tetapi yang lain menang.
Beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik
dengan win-lose strategy (Wijono, 1993 : 44), dapat melalui:
a. Penarikan diri,
b. Penghalusan dan damai, yaitu dengan melakukan tindakan
perdamaian dengan pihak lawan untuk menghindari terjadinya
konfrontasi
Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah
posisinya untuk mempertimbangkan informasi-informasi faktual
yang relevan dengan konflik,
Paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal
dengan menunjukkan kekuatan (power) Tawar-menawar dan
pertukaran persetujuan sehingga tercapai suatu kompromi yang
dapat diterima oleh dua belah pihak, untuk menyelesaikan konflik
yang berkaitan dengan persaingan terhadap sumber-sumber
(competition for resources) secara optimal bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
22. Win-Win Strategy
(Strategi Menang-Menang)
Penyelesaian dengan strategi menang-menang memerlukan sikap
dan ketrampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi yang
dapat membuat pihak-pihak yang konflik saling merasa aman dari
ancaman, merasa dihargai, menciptakan suasana kondusif dan
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi masing-
masing dalam upaya penyelesaian konflik. Strategi ini menolong
memecahkan konflik, bukan hanya sekedar memojokkan orang.
Ada 2 cara didalam strategi ini yang dapat dipergunakan sebagai
alternatif pemecahan konflik interpersonal yaitu:
a. Pemecahan masalah terpadu (Integrative Problema Solving)
secara mufakat atau memadukan kepentingan kedua belah pihak.
b. Konsultasi proses antar pihak (Inter-Party Process
Consultation). Biasanya ditangani oleh konsultan proses, dimana
keduanya tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan
konflik dengan kekuasaan atau menghakimi salah satu atau kedua
belah pihak yang berkonflik
23. Strategi Mengelola dan Mengatasi Konflik
Organisasi (Organizational Conflict)
Menurut Stevanim (2000, hlm 134-135) setidaknya
ada 5 (lima) langkah menyelesaikan masalah:
1. Pengenalan
2. Diagnosis, siapa, apa, mengapa, di mana dan
bagaimana?
3. Menyepakati suatu solusi
4. Pelakasanaan
5. Evaluasi.
25. Kesimpulan
Konflik merupakan bagian dari dinamika partai politik dan organisasi
kemasyarakatan, karena perbedaan kepentingan dan persaingan untuk
merebut kekuasaan politik dan kepentingan ekonomi.
Yang harus dilakukan ialah mengelola konflik supaya tidak memecah partai
politik dan organisasi kemasyarakatan. Persatuan dan kesatuan harus dijaga
dan dipelihara dengan menjaga keseimbangan berbagai kepentingan yang
ada dalam partai politik dan ormas di semua tingkatan.
Untuk bisa memelihara soliditas dan dinamika internal partai politik dan
ormas, maka harus ada kekuatan di luar partai dan ormas yang dijadikan
sparing partner (teman bertanding) atau lawan. China maju seperti
sekarang karena menjadikan Amerika Serikat sebagai lawan dalam
kekuatan global yang harus dikalahkan. Korea Selatan, bisa maju dan
menyaingi Jepang karena menjadikan Jepang sebagai lawan dalam ekonomi
yang harus dikalahkan atau paling tidak menyamai.
Akan tetapi yang baik ialah setiap partai politik dan ormas berlomba
berbuat kebaikan yang berarti bersaing untuk berbuat yang lebih baik
untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan negara, jangan konflik terbuka
yang menciptakan kerusakan dan ketakutan masyarakat.
Cipanas, 20 Desember 2011