1. Mulyati SMP 25 Surakarta
LAPORAN
KEGIATAN ON THE JOB LEARNING (OJL)
PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH LPPKS SURAKARTA
KAJIAN PRODUKSI DAN JASA
A. Rasional
Sekolah merupakan komunitas ekonomi yang diharapkan mampu
mencukupi kebutuhan sendiri. Hal ini menuntut warga sekolah belajar cara
menghasilkan barang/jasa yang bernilai ekonomis sehingga laku dijual di
dalam sekolah maupun di pasaran luar sekolah. Bagi siswa yang pernah
mendapatkan pengalaman dalam berinteraksi melalui produksi barang dan
jasa kemudian bertransaksi jual beli, maka hal tersebut memberikan rasa
percaya diri. Di samping itu siswa juga mendapatkan media untuk belajar
serta berlatih wirausaha. Agar unit produksi/jasa di sekolah dapat menjadi
sumber pembelajaran dan pendanaan pendidikan maka perlu dikelola
secara profesional.
Oleh karena itu menuntut calon kepala sekolah yang profesional
untuk pengembangan program kegiatan produksi dan jasa di sekolah. Unit
produksi dan jasa di sekolah adalah suatu proses kegiatan usaha yang
dilakukan sekolah/madrasah secara berkesinambungan, bersifat akademis
dan bisnis dengan memberdayakan warga sekolah/madrasah dan
lingkungan dalam bentuk unit usaha produksi/jasa yang dikelola secara
profesional Kompetensi kewirausahaan yang diharapkan dicapai oleh
calon/kepala sekolah berdasarkan hasil revisi atas masukan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomoor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah adalah: (1) menciptakan inovasi
yang berguna bagi pengembangan sekolah, (2) bekerja keras untuk
mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif,
memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai pemimpin satuan pendidikan, (3) pantang menyerah
dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi
sekolah, (4) memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar siswa.
2. Mulyati SMP 25 Surakarta
Kepala sekolah yang memiliki jiwa wirausaha pada umumnya
mempunyai tujuan dan pengharapan tertentu yang dijabarkan dalam visi,
misi, tujuan dan rencana strategis yang realistik. Realistik berarti tujuan
disesuaikan dengan sumber daya pendukung yang dimiliki. Semakin jelas
tujuan yang ditetapkan semakin besar peluang untuk dapat meraihnya.
Dengan demikian, kepala sekolah yang berjiwa wirausaha harus memiliki
tujuan yang jelas dan terukur dalam mengembangkan sekolah. Untuk
mengetahui apakah tujuan tersebut dapat dicapai maka visi, misi, tujuan
dan sasarannya dikembangkan ke dalam indikator yang lebih terinci dan
terukur untuk masing-masing aspek atau dimensi. Dari indikator tersebut
juga dapat dikembangkan menjadi program dan sub-program yang lebih
memudahkan implementasinya dalam pengembangan sekolah.
Keberhasilan unit produksi dan jasa di sekolah sangat tergantung
kepada manajemen yang diterapkan sekolah tersebut. Unit produksi dapat
menjadi wadah yang menampung produk siswa, menjadi tim pemasaran,
menjadi agen penjualan yang dapat memberikan kontribusi langsung siswa
memperoleh hasil penjualan. Dalam upaya mengembangkan kesadaran ini,
diperlukan iklim manajemen yang transparan sehingga seluruh warga
sekolah dapat melihat secara langsung berbagai keuntungan yang
diperoleh. Program kegiatan produksi dan jasa di sekolah perlu
menciptakan iklim “market” yang diikuti oleh pengkondisian lingkungan
sekolah yang bersih, tertib, disiplin, serta ramah terhadap konsumen. Dalam
pengelolaan unit produksi perlu adanya pengendalian untuk melakukan
pengaturan atau pengarahan dalam organisasi agar tujuan pengelolaan
unit produksi dan jasa tercapai.
B. Tujuan
Tujuan kajian produksi dan jasa bagi calon kepala sekolah adalah
agar calon kepala sekolah dapat:
1). Mengetahui Unit produksi dan jasa di sekolah
2). Membuat rencana program kegiatan produksi dan jasa
3. Mulyati SMP 25 Surakarta
C. Hasil yang diharapkan
Calon Kepala Sekolah memahami
1. Mengetahui Unit produksi dan jasa di sekolah yang meliputi:
potensi/keunggulan sekolah, jenis usaha yang dilaksanakan, nama
usaha dan atau badan usaha, lokasi usaha, organisasi kegiatan unit
produksi, tenaga kerja/karyawan, pengelolaan SDM, jadwal kegiatan
usaha, permodalan, analisis pasar (peluang/tantangan),
kapasitas/kemampuan produksi, kemitraan dengan stake holder, target
pelanggan , strategi promosi, dan sistem pengendalian usaha
2. Membuat rencana program kegiatan produksi dan jasa yang meliputi
tahapan PLAN (rancangan pengembangan), DO (pelaksanaan
rancangan), CHECK (pengawasan terhadap prosesnya), dan ACTION
(Rencana tindak lanjutnya)
D. Langkah-langkah Kegiatan
Langkah-langkah dalam pelaksanaan Kajian Produksi dan Jasa
adalah:
1. Mempelajari sumber materi/referensi tentang kegiatan unit produksi jasa
yang bisa dilaksanakan di sekolah,
2. Menyusun instrumen kajian produksi dan jasa
3. Melakukan survey ke sekolah dan berkoordinasi dengan pihak sekolah
untuk menentukan jadwal kajian
4. Meminjam dokumen perencanaan dan pelaporan program kegiatan
produksi dan jasa di sekolah
5. Melakukan kajian melalui wawancara dengan tim sekolah berkaitan unit
produksi dan jasa di sekolah
6. Melakukan analisis terhadap hasil kajian unit produksi dan jasa di
sekolah
7. Melakukan diskusi dengan pihak sekolah (pengelola unit produksi dan
jasa) tentang hasil analisis dan menyampaikan tentang
potensi/keunggulan sekolah yang perlu dikembangkan lebih lanjut.
4. Mulyati SMP 25 Surakarta
E. Hasil Kajian
Berdasarkan hasil kajian menunjukkan hal sebagai berikut:
1. Ketiga sekolah magang mempunyai potensi dan keunggulan masing-
masing. Di SMP 25, dan SMP 24 potensi keunggulan yang dimilik
adalah letak sekolah yang strategis, karena di pusat kota, sedangkan
SMP N 2 potensi keunggulannya adalah pangsa pasar dari lingkungan
keluarga dengan ekonomi menengah ke atas, sehingga uang saku siswa
banyak
2. Mayoritas usaha yang dilakukan adalah kantin sekolah, koperasi sekolah
dan wartel. Untuk wartel hanya dilakukan di SMP N 25. Pengelolaan
kantin di SMP 24 dan 25 disetorkan ke Dharma Wanita untuk menunjang
kegiatan sekolah. Pengelolaan kantin di SMP 25 dengan model lelang
(per hari Rp 41.000,00), sedangkan di SMP N 2 mengelola 5 buah kantin
yang disewakan, dengan rata-rata per bulan pemasukan ke sekoah Rp
500.000,00.
3. Untuk kegiatan koperasi sekolah di SMP 25 dan SMP 24 belum berjalan
maksimal karena target pelanggan (siswa) dari kalangan ekonomi
menengah ke bawah. Sedangkan di SMP N 2 sangat pesat dengan
variasi kebutuhan yang banyak.
F. Refleksi
Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa sekolah magang mempunyai
keunggulan masing-masing dan kegiatan produksi dan jasa di sekolah magang
sudah berjalan, meski di dua sekolah magang pertama dan kedua belum optimal.
G. Penutup
Berdasarkan hasil kajian dan refleksi, maka diberikan saran tindak
lanjut sebagai berikut:
a. Pada SMP 24 dan SMP 25 Surakarta, sekolah perlu merintis usaha jasa
fotokopi atau warnet karena letak sekolah yang strategis
b. Pada SMP 2 perlu dirintis usaha jasa fotokopi dan produk usaha yang
lain karena target pelanggan dari kalangan ekonomi menengah atas
5. Mulyati SMP 25 Surakarta
DAFTAR PUSTAKA
LPPKS, 2011. Bahan Pembelajaran Pengelolaan Produksi dan Jasa. Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah Surakarta.